Anda di halaman 1dari 18

Pengaruh Strategi Inovasi Terhadap Keunggulan Bersaing di

Industri Kreatif (Studi Kasus UMKM Bidang Kerajinan Tangan


di Kota Bandung)

Tintin Suhaeni1*

1
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Bandung, Indonesia

Abstract:
Creative industry is one of sector that has rapid development in Indonesia, especially in
Bandung. The part of this sector that tends to decrease every year or have smallest
development level is Handycrafts. Although the number of businessman in this part is less
than in food and beverage part, the competition between them is also fierce. The businessman
should be the one who can decide the proper competitive strategy to survive in this
competition. The other way to do to win the competition is applying innovation strategy
towards the product so that it can be different from our competitor products and attract more
customers. This research determined the relationship between innovation strategy and
competitive advantage in the UKM handycraft business in Bandung. Linear regression will
be used for determine this relationship.

Keywords: competitive strategy, innovation, linear regression, UKM

Abstrak:
Industri kreatif adalah salah satu sektor yang memiliki perkembangan pesat di Indonesia,
khususnya di Bandung. Bagian dari sektor ini yang cenderung menurun setiap tahun atau
memiliki tingkat pengembangan terkecil adalah kerajinan tangan. Meskipun jumlah
pengusaha di bagian ini lebih sedikit daripada di bagian makanan dan minuman, persaingan
di antara mereka juga sengit. Pengusaha harus menjadi orang yang dapat memutuskan
strategi bersaing yang tepat untuk bertahan dalam kompetisi ini. Cara lain yang dilakukan
untuk memenangkan persaingan adalah menerapkan strategi inovasi terhadap produk
sehingga dapat berbeda dari produk pesaing kami dan menarik lebih banyak pelanggan.
Penelitian ini menentukan hubungan antara strategi inovasi dan keunggulan kompetitif dalam
bisnis kerajinan tangan UKM di Bandung. Regresi linear akan digunakan untuk menentukan
hubungan ini.

Kata Kunci: strategi bersaing, inovasi, regresi linier, UKM

PENDAHULUAN
*Email korespondensi:
Tintin Suhaeni Latar Belakang
tintin.suhaeni@polban.ac.id Industri kreatif merupakan salah satu
bidang usaha yang sedang banyak diminati

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 57
ISSN 2460-8211
oleh masyarakat Indonesia saat ini. memikirkan strategi terbaik yang akan
Kementrian Perdagangan Indonesia diterapkan pada usahanya agar mampu
mendefinisikan industri kreatif sebagai bertahan dari para pesaingnya.
industri yang bersumber dari pemanfaatan Strategi bersaing adalah salah satu
kreativitas, keterampilan dan bakat individu strategi yang dapat digunakan oleh para
untuk menciptakan kesejahteraan serta pelaku usaha dalam menghadapi persaingan.
lapangan pekerjaan dengan mengeksploitasi Strategi ini secara umum dapat diartikan
daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. sebagai sebuah proses dimana perusahaan
Bidang usaha ini banyak diminati karena membangun dan mengembangkan berbagai
memiliki pasar dan keuntungan yang cukup sumber daya stratejik yang memiliki potensi
besar. Berdasarkan data Kementrian untuk menghasilkan keunggulan bersaing.
Perindustrian RI tahun 2016, industri ini Keunggulan tersebut memiliki dua peran,
telah menyumbang Rp yaitu sebagai alat untuk menghasilkan
642.000.000.000.000,00 atau 7,05% dari kinerja dan sebagai alat untuk menetralisir
total produk domestik bruto (PDB) asset dan kompetensi bersaing yang dimiliki
Indonesia. oleh pihak pesaing.
Usaha mikro kecil menengah Salah satu hal yang dapat dilakukan
(UMKM) termasuk pihak yang terlibat oleh para pelaku usaha UKM adalah dengan
dalam industri kreatif. Berdasarkan lembaga melakukan inovasi. Charan et al. (2008)
pengembangan perbankan Indonesia dan menyatakan bahwa inovasi tidak hanya
Bank Indonesia (BI) mengidentifikasi mendorong pertumbuhan keuntungan, tetapi
karakteristik usaha kecil adalah jenis juga meningkatkan berbagai kamampuan
komoditi yang dihasilkan sudah tetap, lokasi seperti kemampuan untuk mamasuki pasar
tidak berpindah-pindah, sudah melakukan dan menarik pelanggan. Strategi inovasi ini
administrasi keuangan, memiliki izin usaha, nampaknya masih belum diterapkan di
dan memiliki sumber daya yang UKM dengan tipe bisnis kerajinan tangan.
berpengalaman dalam berwirausaha. Hal ini dapat terlihat dari jumlah UKM di
Sedangkan usaha menengah memiliki bidang tersebut yang menurun setiap
kondisi organisasi yang lebih baik karena tahunnya, berbeda cukup jauh dengan tipe
sudah memiliki organisasi perburuhan, usaha makanan, minuman, dan fashion.
menerapkan sistem akuntansi dengan baik, Berdasarkan data dinas KUMKM dan
dan memiliki akses pada sumber dana Perindag Kota Bandung tecatat banyaknya
perbankan. pelaku UKM di tipe industry kreatif hanya
Kota Bandung menjadi salah satu meningkat sebanyak 170 dari tahun 2010
kota di Indonesia yang memiliki hingga 2017, sedangkan UKM dengan tipe
perkembangan cukup pesat bagi UKM di makanan dan minuman serta fashion berada
bidang industri kreatif. Menurut data dari diangka 676 dan 329.
Dinas KUMKM dan Perindag Kota Beberapa penelitian menyatakan
Bandung pada tahun 2016, jumlah UKM di adanya hubungan anatara keunggulan
kota Bandung menjadi 5.365 usaha atau bersaing dan inovasi. Martim de Conto et al.
meningkat sebanyak 21,323% dari tahun (2016), pelaku usaha yang memiliki
2010. Banyakya UKM di Kota Bandung keunggulan bersaing dan harus memiliki
membuat para pelaku usaha harus kemampuan berpikir kreatif dan inovatif.

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 58
ISSN 2460-8211
Hasil penelitian mendukung hasil penelitian atau jasa yang sudah ada di pasar saat ini,
sebelumnya, bahwa perusahaan tanpa atau menciptakan produk atau jasa yang
kreativitas dan inovasi tidak akan bersaing sekiranya dapat menciptakan potensi pasar
dan bertahan di era persaingan yang yang baru (Datta, et.al,2011 dalam
semakin tajam (Larsen et al., 2007). Selain (Dhewanto et al., 2015).
itu, Gronhaug dan Kaufmann dalam Han et
al. (1998) menyatakan bahwa inovasi Pengertian Inovasi
menjadi semakin penting sebagai sarana Thornhill (2006) dalam Rosli et al.
bertahan, bukan hanya pertumbuhan dalam (2013) mendefinisikan inovasi sebagai suatu
menghadapi ketidakpastian lingkungan dan proses penciptaan gagasan, pengembangan
kondisi persaingan bisnis yang semakin dari suatu keterbaruan, dan pengenalan
meningkat. Studi yang dilakukan oleh suatu produk baru, proses atau pelayanan
Hurley et al. (1998) juga menyimpulkan kepada masyarakat. Selain itu, Pearce et al.
bahwa perusahaan dengan kemampuan (2013) juga berpendapat inovasi merupakan
berinovasi tinggi akan lebih berhasil dalam komersialisasi awal penemuan dengan
merespon lingkungannya dan menghasilkan dan menjual suatu produk,
mengembangkan kemampuan baru yang jasa, atau proses baru. Menurut Sukmadi
menyebabkan keunggulan kompetitif dan (2016), inovasi berarti suatu ide, produk,
kinerja yang superior. Hasil penelitian informasi teknologi, kelembagaan, perilaku,
Muthami Kising et al. (2016) juga nilai-nilai, dan praktik-praktik baru yang
menunjukkan bahwa inovasi organisasi, belum banyak diketahui, diterima, dan
inovasi produk, inovasi administrasi, dan digunakan atau diterapkan oleh sebagian
inovasi proses memainkan peran penting besar warga masyarakat dalam suatu
secara berkelanjutan keunggulan kompetitif lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau
universitas di Kenya. mendorong terjadinya perubahan-perubahan
Berdasarkan beberapa penelitian di di segala aspek kehidupan masyarakat.
atas, dapat disimpulkan inovasi memiliki
pengaruh terhadap keunggulan bersaing. Jenis-Jenis Inovasi
Maka perlu dilakukan penelitian untuk Roberts et al. (2003) menyatakan
mengetahui pengaruh strategi inovasi inovasi dapat dilakukan dengan dua cara,
terhadap keunggulan bersaing untuk kasus yaitu secara radikal dan incremental. Inovasi
usaha kecil dan menengah di bidang industri secara radikal berarti menciptakan produk
kreatif kerajinan tangan di kota Bandung. yang benar-benar baru, yang umumnya
dilakukan dengan adanya dorongan
TINJAUAN PUSTAKA teknologi (technology push), sedangkan
Inovasi inovasi yang dilakukan secara incremental
Inti dari sebuah kegiatan inovasi dilakukan melalui perbaikan atau
adalah bagaimana melakukan sebuah menyempurnakan produk yang sudah ada
kegiatan yang bisa menaingkatkan nilai pada waktu sebelumnya, yang biasanya
(added value) dan keunggulan dari kondisi dikaitkan dengan tarikan pasar (market
saat ini. Cara-cara yang bisa dilakukan pull). Pendapat yang sama dikemukakan
antara lain dengan cara menciptakan oleh Pearce et al. (2013), bahwa jenis
pengembangan yang berbeda dari produk inovasi terdiri dari inovasi incremental dan

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 59
ISSN 2460-8211
inovasi terobosan. Jenis inovasi terobosan teknologi. Gambar 1 memperlihatkan
ini sama dengan inovasi radikal, hanya struktur ke empat jenis inovasi tersebut.
istilahnya saja yang berbeda.
Sementara itu, Hendro (2011)
menerangkan jenis-jenis inovasi terdiri dari
inovasi produk, inovasi pemasaran, inovasi
proses, inovasi teknikal, dan inovasi
administrasi. Inovasi produk menjelaskan
mengenai produk yakni bagaimana isi
produk tersebut, seperti apa rasanya, Gambar 1 Jenis-Jenis Inovasi Menurut Oslo
kualitasnya, dan yang lainnya. Inovasi Manual (2005)
produk juga melihat bagaimana kemasan
dari produk tersebut, seperti apa Strategi Inovasi
pembungkusnya, tulisan, warna, sistem Hittmár et al. (2014) mendefinisikan
untuk membuka tutup, bentuknya, dan lain strategi inovasi sebagai suatu alat dasar yang
sebagainya. Selanjutnya, inovasi pemasaran menentukan arah inovasi bisnis berdasarkan
membahas mengenai bagaimana cara strategi bisnis dan tujuan strategis.
seorang pengusaha dalam menjual Kazinguvu (2016) berpendapat bahwa
produknya, seperti bagaimana ia inovasi strategis adalah ciptaan dari strategi
mendistribusikannya, memasarkannya, pertumbuhan, teknologi baru, pelayanan
mengiklankannya, dan bagaimana cara baru, cara baru dalam melakukan sesuatu
menciptakan permintaan. Kemudian atau suatu bisnis model yang merubah
selanjutnya adalah inovasi proses. Dapat permainan dan menghasilkan nilai baru yang
dilihat dari bagaimana proses pengusaha signifikan untuk konsumen, dan pelanggan.
menciptakan produk, proses produksi, Strategi inovasi dibutuhkan dalam
proses teknologi pengemasannya, riset dan UMKM karena dalam banyak industri, akan
pengembangan, menciptakan mesin baru, semakin berisiko jika perusahaan tidak
dan lain lain. Inovasi teknikal terdiri dari berinovasi. Baik konsumen maupun industri
teknik desain, teknik pengawasan, dan telah mengalami perubahan dan perbaikan
teknik pengerjaannya. Yang terakhir, berkala terhadap produk yang ditawarkan.
inovasi administrasi berisi mengenai Akibatnya, beberapa perusahaan merasa
bagaimana seorang pengusaha menyimpan beruntung bisa melakukan inovasi strategi
data, membuat dan mengumpulkan data. (Kazinguvu, 2016). Strategi inovasi juga
Oslo OECD (2005) juga membantu bisnis menemukan tantangan
mengidentifikasi dan membedakan empat baru bagi perkembangan dan pertumbuhan
jenis utama dari inovasi, yaitu : produk, mereka. Strategi inovasi merupakan konsep
proses, pemasaran, dan organisasi. Dimana manajemen, terdiri dari banyak kegiatan
inovasi pada produk dan proses terkait erat internal dan eksternal yang meningkatkan
dengan inovasi teknologi. Sementara potensi inovasi bisnis. Hal ini diperlukan
cakupan inovasi pada pemasaran dan untuk menekankan pentingnya dan peranan
organisasi lebih luas lagi, berhubungan yang mempengaruhi pembentukan strategi
dengan berbagai inovasi yang tidak berbasis inovasi. Peranan tersebut berasal dari

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 60
ISSN 2460-8211
karyawan bisnis, manajer, dan juga suatu kreasi suatu produk baru dari bahan
pelanggan (Hittmár et al., 2014). baku baru (benar-benar produk baru) atau
pembaruan dari produk yang telah ada
Dimensi Inovasi sebelumnya untuk memenuhi kepuasan
Inovasi merupakan suatu konsep pelanggan (versi perbaikan dari produk
multi dimensional yang terdiri dari empat sebelumnya). Briones (2014) juga
dimensi (Zahra & Das, 1939; Ellitan dan menyebutkan bahwa inovasi produk bukan
Anatan, 2009; Perwiranegara, 2015). hanya sekedar menemukan hal atau produk
Konsep mutidimensi inovasi di atas akan yang baru, namun hal baru tersebut harus
menghasilkan pengukuran yang lebih baik berpotongan dengan added value atau nilai
dibandingkan dengan hanya pada satu tambah dalam barang. Jadi jika tercipta
dimensi saja (Hadjimanolis et al., 2000). produk baru atau penemuam baru yang tidak
Zahra et al. (1993) dalam Anatan et al. menawarkan nilai tambah di dalamnya,
(2009) menyatakan empat dimensi inovasi maka belum bisa disebut inovasi produk.
terdiri dari orientasi kepemimpinan, inovasi Value merupakan ukuran yang terdiri dari
‘followership’, sumber inovasi, dan tingkat dua aspek. Aspek yang pertama adalah
investasi. keinginan atau desirability, dan aspek yang
Orientasi kepemimpinan pasar kedua adalah functionality. menurut OECD
menurut Maidique & Patch (1988) dalam Oslo Manual (2010), sebuah proses inovasi
Perwiranegara (2015) menunjukkan bahwa adalah implementasi yang baru atau secara
kepemimpinan pasar dapat dilihat dari signifikan ditingkatkan produksi atau
orientasi perusahaan dalam rangka metode pengiriman. Ini termasuk perubahan
memasuki pasar, yaitu (Alstermark et al., teknik, peralatan yang signifikan dan / atau
2006): Perusahaan yang mengadopsi a first- perangkat lunak. Inovasi proses dapat
to-market biasanya menggunakan inovasi dimaksudkan untuk mengurangi biaya
produk dan proses sebagai ujung tombak produksi unit atau pengiriman, untuk
operasionalnya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas, atau menghasilkan
melestarikan dan meningkatkan pangsa atau mengirimkan produk baru atau
pasar. Second-to-market atau strategi meningkat secara signifikan. Menurut Elitan
follower cepat adalah strategi dimana & Anatan (2009) inovasi proses
perusahaan masuk awal dalam tahap menekankan pada metode-metode baru
pertumbuhan siklus hidup produk dan dalam pengoperasian dengan cara membuat
dengan cepat meniru inovasi perusahaan teknologi baru atau mengembangkan
perintis. Perusahaan yang mengadopsi teknologi yang telah ada.
second-to-market biasanya memonitor Dimensi ketiga yaitu sumber inovasi
inovasi-inovasi yang diperkenalkan oleh yang menjelaskan pelaksanaan aktivitas
pesaing-pesaing yang terkenal, dan secara inovasi, apakah ide inovasi berasal dari
cepat meniru inovasi tersebut. internal perusahaan, eksternal perusahaan
Tipe inovasi terbagi menjadi dua, atau keduanya (Ellitan & Anatan, 2009).
yaitu inovasi produk dan inovasi proses Sumber inovasi internal memliki makna
(Ellitan & Anatan, 2009). Langley et al. bahwa perusahaan mempercayakan untuk
(2005) dalam Rosli et al. (2013) melakukan inovasi baik pada proses atau
mendefinisikan inovasi produk sebagai produk pada usaha bagian riset dan

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 61
ISSN 2460-8211
pengembangan. Sedangkan sumber inovasi pembelian satu inovasi pada produk yang
eksternal memliki makna perusahaan akan telah dikembangkan di tempat lain. Investasi
melakukan inovasi dengan cara membeli, teknologi adalah pengeluaran untuk
persetujuan lisensi, akuisisi perusahaan lain peralatan, infrastruktur, fasilitas dasar yang
atau kerjasama dengan suplier, pelanggan dibutuhkan untuk melakukan inovasi.
atau perusahaan lain. Menurut Hendro Investasi di bidang sumber daya manusia
(2011), ada beberapa sumber yang bisa termasuk diantaranya gaji, pelatihan, dan
mendorong terjadinya inovasi. Sumber yang biaya-biaya lain yang berhubungan dengan
pertama adalah perbedaan (gap) antara pengembangan staf. (Ellitan & Anatan,
permintaan (demand) dan penawaran 2009).
(supply). Dalam sebuah wilayah/negara
yang memiliki kebudayaan tertentu, Faktor Pendukung Keberhasilan Inovasi
biasanya penawaran produk yang tidak Quinn dalam Hendro (2011)
sesuai dengan permintaann yang ada akan menjelaskan faktor-faktor pendukung untuk
memunculkan sebuah inovasi. Kemudian tercapainya keberhasilan penerapan
sumber selanjunya adalah penciptaan kemampuan inovatif yang pertama adalah
permintaan karena kecenderungan (trend). harus berorientasi pasar. Banyak inovasi
Adanya kecenderungan pola hidup yang dilakukan hanya sekedar memecahkan
masyarakat Indonesia yang menyukai masalah kreatif tetapi tidak bersifat dan
produk yang instan, maka munculah produk- mempunyai keunggulan bersaing di pasar.
produk lain yang mengikuti tren tersebut. Hubungan inovasi dengan pasar yang
Sumber yang lainnya adalah perubahan didalamnya ada 5C, yaitu Competitior
(change). Perubahan-perubahan itu seperti (pesaing), Competition (persaingan),
perubahan ekonomi, perubahan teknologi, Change of Competition (perubahan
perubahan sosial, dan lain lain. Selanjutnya persaingan), Change Driver (penentu arah
adalah masalah yang belum terpecahkan perubahan), dan Customer Behavior
dalam jangka waktu lama. Terkadang (perilaku konsumen). Selanjutnya adalah
masalah dalam jangka waktu yang lama mampu meningkatkan nilai tambah
belum tentu dapat terselesaikan dengan cara perusahaan. Adanya nilai tambah (value
pemecahan masalah kreatif. Sumber inovasi added) bisa menjadi pendongkrak
yang terakhir adalah inovasi yang ditujukan pertumbuhan dan perkembangan
untuk mengganti inovasi produknya sendiri. perusahaan.Faktor lainnya adalah memiliki
Hampir sebagian besar industri berteknologi unsur efisiensi dan efektivitas. Tanpa 2E
menggunakan prinsip ini agar produknya yaitu faktor efisiensi dan faktor efektivitas
bisa diganti dengan produk yang baru dari sebuah inovasi yang ditemukan maka
diluncurkan sehingga masih bisa menjadi inovasi tersebut tidak mempunyai arti atau
pimpinan pasar. dampak yang berarti bagi kemajuan
Dimensi yang terakhir adalah tingkat perusahaan. Faktor yang lain adalah harus
investasi mencakup investasi baik dalam hal sejalan dengan visi dan misi perusahaan.
investasi keuangan, teknologi maupun Inovasi harus sejalan dengan visi dan misi
investasi sumber daya manusia. Investasi perusahaan agar tidak menyimpang dari arah
keuangan meliputi pengeluaran untuk pertumbuhan usaha. Lalu yang terakhir
proyek riset dan pengembangan, dan adalah perusahaan harus bisa meningkatkan

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 62
ISSN 2460-8211
inovasi terus menerus. Inovasi harus bisa ditiru (inimitability), dan tidak mudah
diinovasikan lagi sehingga terjadi inovasi digantikan (nonsubstitutability). Kompetensi
yang berkelanjutan hingga menumbuhkan bernilai (valuable competencies) adalah
perusahaan menjadi lebih baik dan lebih kompetensi yang menciptakan nilai bagi
berkembang. suatu perusahaan dengan mengeksploitasi
peluang-peluang atau menetralisir ancaman-
ancaman dalam lingkungan eksternal
Keunggulan Bersaing perusahaan. Kompetensi dikatakan bernilai
Pengertian Keunggulan Bersaing ketika kompetensi tersebut menyebabkan
Porter (1993) mendefinisikan perusahaan mampu menyusun dan
keunggulan bersaing sebagai strategi benefit mengiplementasikan strategi-strategi yang
dari perusahaan yang melakukan kerjasama dapat meningkatkan nilai bagi pelanggan
untuk berkompetisi lebih efektif dalam khususnya. Kompetensi langka adalah
market place. Strategi harus didisain untuk kompetensi yang dimiliki oleh sedikit, jika
mewujudkan keunggulan bersaing yang ada, pesaing saat ini atau potensial.
terus menerus, sehingga perusahaan dapat Kompetensi perusahaan yang bernilai
mendominasi pasar lama maupun pasar namun dimiliki oleh sebagian besar pesaing
baru. Hal terpenting dalam mencapai yang ada atau pesaing potensial tidak dapat
kesuksesan strategi yang diterapkan adalah menjadi sumber keunggulan bersaing yang
dengan mengidentifikasi asset perusahaan berkesinambungan. Kompetensi dapat
yang sesungguhnya, dalam hal ini adalah dikatakan sulit ditiru karena satu atau
tangible dan intangible resources yang kombinasi dari tiga alasan, yaitu
membuat organisasi itu unik. kemampuan perusahaan untuk memperoleh
Keunggulan bersaing menurut Jap kompetensi tergantung pada kondisi historis
(1991) dapat terpenuhi jika pelanggan yang unik, hubungan antara kompetensi
memperoleh perbedaan yang konsisten yang dimiliki oleh perusahaan dengan
dalam atribut yang terpenting dari produk keunggulan bersaing yang
yang dihasilkan dibandingkan pesaingnya berkesinambungan bersifat ambigu (causally
dimana perbedaan tersebut merupakan ambiguous), dan kompetensi yang
dampak langsung dari kesenjangan / menghasilkan keunggulan perusahaan
kemampuan antara produsen dan tersebut bersifat kompleksitas sosial
pesaingnya. Menurut Gana (2003) (socially complex). Kompetensi yang sulit
perusahaan yang melakukan inovasi digantikan adalah kompetensi yang tidak
berkelanjutan dipandang sebagai sumber memiliki ekuivalen strategis. Dua
keunggulan bersaing. sumberdaya perusahaan yang bernilai (atau
Barney (1991) mengutarakan empat dua kumpulan sumberdaya perusahaan)
indikator sehingga kompetensi yang dimiliki ekuivalen secara strategis ketika tiap
perusahaan dapat menjadi sumber sumberdaya itu dapat dieksploitasi secara
keunggulan bersaing yang terpisah untuk mengimplementasikan
berkesinambungan, yakni: bernilai strategi-strategi yang sama.
(valuable), merupakan kompetensi langka
diantara perusahaan-perusahaan yang ada
dan pesaing potensial (rare), tidak mudah

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 63
ISSN 2460-8211
Meningkatkan Keunggulan Bersaing Fleksibilitas diartikan sebagai
Menurut Porter (2008) mekanisme kemampuan organisasi untuk menyediakan
yang memungkinkan perusahaan variasi dan tingkat yang berbeda di pasar
meningkatkan keunggulan bersaing. yaitu sasaran melalui kemampuannya untuk
meredam fluktuasi permintaan pesaing mengimbangi perkembangan teknologi, dan
sehingga dapat meredam fluktuasi yang merancang produk dan layanan sesuai
timbul karena adanya pola siklus, pola dengan harapan pelanggan (Russel dalam
musiman, dan penyebab lainnya; Diab ,2013). Organisasi harus dapat bekerja
meningkatkan kemampuan diferensiasi dengan waktu sesingkat mungkin dan
pesaing; melayani segmen pasar yang memiliki fleksibilitas dalam proses
kurang menarik bagi para pesaing; menjadi produksi. Efektivitas dan efisiensi suatu
pelindung biaya (cost umbrella) pesaing; organisasi dapat dicapai dengan
meningkatkan posisi tawar tenaga kerja dan menciptakan lingkungan yang memberi arti
pembuat undang-undang; memperkecil penting bagi kedekatan pekerjaan yang
resiko anti-monopoli; dan meningkatkan terjadi di dalam organisasi tersebut
motivasi pesaing. (Tiengtavaj et al., 2017). Zhang et al. (2003)
dalam taksonomi, mengidentifikasi dua
Dimensi Keunggulan Bersaing kelas fleksibilitas: fleksibilitas kerja adalah
Dranove & White dalam Diab (2014) kemampuan dari Sistem untuk mengatasi
membagi dimensi keunggulan bersaing perubahan pekerjaan yang akan diproses
menjadi empat, yaitu biaya, fleksibilitas oleh suatu sistem, sedangkan fleksibilitas
(flexibility), pengantaran (delivery), dan mesin adalah kemampuan suatu sistem
kualitas (quality). Fokus pada pengurangan untuk mengatasi perubahan dan gangguan
biaya adalah dimensi yang paling umum pada mesin dan workstation. Di sisi lain,
digunakan oleh organisasi, terutama di pasar Gupta et al. (1996) mengklasifikasikan
dimana pelanggan sensitif terhadap harga. fleksibilitas ke dalam tiga kategori:
Menurut Tiengtavaj et al. (2017), biaya fleksibilitas yang diperlukan (fleksibilitas
merupakan faktor yang perlu diperhatikan mesin, fleksibilitas produk, fleksibilitas
baik di lingkungan internal maupun tenaga kerja, fleksibilitas penanganan
eksternal. Secara khusus, bisnis dapat material, fleksibilitas perutean, fleksibilitas
mengurangi biaya pengelolaan internal serta volume), fleksibilitas yang memadai
mengurangi dan memperpendek proses (fleksibilitas proses, fleksibilitas
pengembangan dan manufaktur. Manajemen operasional, fleksibilitas program ,
sumber daya dalam organisasi adalah teknik fleksibilitas material) dan fleksibilitas
yang murah dan efektif untuk mencapai hal kompetitif (fleksibilitas produksi,
tersebut. Secara umum, sebagian besar fleksibilitas ekspansi, pasar fleksibilitas).
organisasi memilih untuk memotong total Pengantaran (delivery) merupakan
biaya dengan menghilangkan biaya tetap prioritas yang kompetitif karena pelanggan
dan menerapkan kontrol terus menerus tertarik untuk memuaskan kebutuhan dan
terhadap bahan baku, mengurangi tingkat keinginan mereka dalam jumlah yang tepat
kompensasi karyawan, dan dengan pada waktu yang tepat. Li (2000)
mencapai tingkat produktivitas yang lebih berpendapat bahwa kemampuan delivery
tinggi (Moghli et al., 2012). adalah masalah waktu di mana ia

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 64
ISSN 2460-8211
mencerminkan konsep berikut: jumlah aspek Cooper (2000) bahwa keunggulan produk
operasi perusahaan; seberapa cepat suatu baru sangat penting dalam lingkaran pasar
produk atau layanan dikirimkan ke global yang sangat bersaing. Keunggulan
pelanggan; seberapa andal produk atau tersebut tidak lepas dari pengembangan
layanan tersebut dikembangkan dan dibawa produk inovasi yang dihasilkan sehingga
ke pasar; dan tingkat di mana perbaikan akan mempunyai keunggulan dipasar yang
dalam produk dan proses dibuat. Bakri selanjutnya akan menang dalam persaingan.
(2005) menyatakan kecepatan pelayanan dan Lalu menurut Wahyono (2002) menjelaskan
respons terhadap permintaan pelanggan bahwa inovasi yang berkelanjutan dalam
telah menjadi salah satu faktor persaingan suatu perusahaan merupakan kebutuhan
antar organisasi, hal ini terkait dengan dasar yang pada gilirannya akan mengarah
kemauan pelanggan untuk membayar biaya pada terciptanya keunggulan kompetitif.
lebih tinggi untuk layanan atau produk yang
dia butuhkan secara tepat waktu. Strategi Inovasi Keunggulan
Kualitas adalah senjata kompetitif di 1. Orientasi Bersaing
Kepemimpinan 1. Cost
pasar. Kualitas menghasilkan keunggulan
2. Tipe Inovasi 2. Flexibility
bersaing dengan menyediakan produk yang 3. Sumber Inovasi 3. Delivery
memenuhi atau melampaui kebutuhan dan 4. Tingkat Investasi 4. Quality
(Kazinguvu, 2016) (Dranove & White
harapan pelanggan (Lee et al., 2000).
dalam Diab, 2013)
Tiengtavaj (2017) juga menyatakan kualitas
adalah faktor yang perlu merespon harapan
Gambar 2 Hubungan Strategi dan
pelanggan dengan menghasilkan produk Keunggulan Bersaing
yang lebih berharga atau menghasilkan
layanan yang lebih tinggi daripada Hal tersebut juga dikemukakan oleh
persaingan dan bertujuan untuk Chen et al. dalam Costa et al. (2010) yang
mendapatkan kepuasan pelanggan yang menyatakan bahwa inovasi adalah sumber
lebih tinggi yang memenuhi atau melampaui utama keunggulan kompetitif dalam era
harapan. Garvin dalam Awwad et al. (2013) ekonomi pengetahuan, karena melalui
mengidentifikasi delapan dimensi untuk diferensiasi dibuat memungkinkan
kualitas sebagai: kinerja, fitur, keandalan, perusahaan untuk mempertahankan
kesesuaian, daya tahan, kemampuan servis, keunggulan mereka lebih baik. Selain itu
kualitas dan kualitas yang dirasakan. Kuczmarski (2003) juga menyatakan bahwa
untuk mencapai keunggulan bersaing, maka
inovasi itu harus selalu fokus untuk
Hubungan Strategi Inovasi dan
menciptakan sesuatu yang baru dalam dunia.
Keunggulan Bersaing
Hubungan tersebut dapat dilihat dari
Song et al. (1997) menjelaskan
dimensi-dimensi yang dimiliki. Pada studi
bahwa keunggulan bersaing suatu produk
kasus UKM kerjinan tangan di kota
merupakan salah satu faktor penentu dari
Bandung ini meggunakan dimensi yang
kesuksesan produk baru (hingga suatu
dikemukakan oleh Zahra & Das (1993) dan
produk inovasi harus mempunyai
Dranove & White dalam Diab (2013).
keunggulan dibanding dengan produk lain
Startegi inovasi memiliki dimensi yang
sejenis). Sesuai pula dengan pendapat

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 65
ISSN 2460-8211
terdiri dari orientasi kepemimpinan, tipe efektif tergantung pada tipe desain
inovasi, sumber inovasi, dan tingkat pengambilan sampel yang dipakai dan
investasi. Sedangkan dimensi keunggulan pertanyaan penelitian yang diteliti.
bersaing teridiri dari biaya, fleksibilitas,
pengantaran, dan kualitas. Hal ini dapat Operasional Variabel
dilihat pada gambar 2. Sehingga hipotesis Variabel yang digunakan dalam
yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian ini terdiri dari variabel bebas
sebagai berikut: (independent variable) yaitu inovasi dan
Ho: Tidak ada pengaruh strategi inovasi variabel terikat (dependent variable) yaitu
terhadap keunggulan bersaing pada keunggulan bersaing. Keseluruhan indikator
UMKM sektor kerajinan tangan di baik itu pada variabel inovasi maupun pada
kota Bandung variabel keunggulan bersaing diukur dengan
skala ordinal.
H1: Ada pengaruh strategi inovasi terhadap
keunggulan bersaing pada UMKM Analisis Data
sektor kerajinan tangan di kota
Sebelum dilakukan analisis data,
Bandung.
terlebih dahulu harus dilakukan uji validitas
METODE PENELITIAN dan reliabilitas terhadap alat ukur penelitian
Populasi dan Metode Penarikan Sampel yang digunakan pada penelitian ini. Uji
Jumlah populasi UMKM industri asumsi klasik dilakukan pada tahap awal
kreatif sektor kerajinan tangan di Kota analisis data. Hal ini dilakukan sebagai
Bandung yang terdaftar di Perindag Kota persyaratan agar data yang dikumpulkan
Bandung adalah sebesar 187. Penulis hanya memenuhi syarat untuk analisis regresi
akan mengambil sebaian kecil dari populasi linear. Pengujian dilakukan dengan cara uji
mengingat banyaknya populasi UMKM normalitas untuk mengetahui apakah data
kerajinan tangan di kota Bandung. berdistribusi normal atau tidak. Data
Teknik sampling yang digunakan dikatakan berdistribusi normal jika data
dalam penelitian ini adalah nonprobability menyebar disekitar garis diagonal atau
sampling dengan cara pengambilan sampel grafik histogram yang dibentuk dari data
menggunakan quota sampling. Quota menunjukan pola distribusi normal. Uji
sampling menurut Indrawati (2015) adalah linearitas digunakan untuk mengkonfirmasi
pegambilan anggota sampel secara apakah sifat linear antara dua variabel yang
convenience dari populasi yang terbatas diidenfitikasi secara teori sesuai atau tidak
dengan jumlah sampel telah ditentukan dengan hasil observasi yang telah dilakukan.
terlebih dahulu. Sampel yang diambil adalah Pengujian pada penelitian ini menggunakan
UMKM dibidang kerajinan tangan Test for Linearity dengan taraf signifikansi
(handycraft) di Kota Bandung dan jumlah 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai
sampel yang ditetapkan adalah 51 UMKM, hubungan linear apabila signifikansi
dengan 153 responden. Dari total UMKM di (linearity) kurang dari 0,05. Pengujian awal
bidang kerajinan tangan sebanyak 187. selanjutnya adalah uji heteroskedastisitas
Menurut Sekaran (2011), sebagai aturan yang bertujuan untuk menguji apakah dalam
umum ukuran sampel antara 30 dan 500 bisa model regresi terjadi ketidaksamaan varians
residual atau suatu pengamatan ke

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 66
ISSN 2460-8211
pengamatan yang lain adalah tetap, maka hampir semua informasi yang dibutuhkan
disebut homoskedasititas atau tidak terjadi untuk memprediksi variabel independen.
heteroskedastisitas. Pengujuian hipotesis dilakukan
Teknik analisis deskriptif yang untuk pengambilan kesimpulan. Uji statistik
digunakan pada penelitian ini antara lain F dan uji statistic t-student dilakukan pada
adalah distribusi frekuensi, mean dan tahap ini. Pada penelitian ini, penulis
standar deviasi. Frekuensi mengacu pada menggunakan ≥ 5 % atau tingkat
berapa kali suatu fenomena terjadi, yang kepercayaan 95%. Jika signifikansi < 0,05
mana presentase dan presentase kumulatif maka Ho ditolak, dan jika signifikansi >
jumlah kejadiannya dapat dihitung dengan 0,05 maka H0 tidak cukup bukti untuk
mudah (Sekaran, 2003). Mean atau dikenal menolak H0.
dengan rata-rata hitung (average) digunakan Tabel 1 Demografi Responden
untuk memberikan gambaran umum Persentase
Kategori Frekuensi
mengenai data tanpa membanjiri seseorang (%)
dengan data yang tidak perlu. Sementara Jenis Kelamin
Pria 57 37
standar deviasi adalah ukuran untuk data Wanita 96 63
berskala interval dan rasio yang memberikan Usia
indeks penyebaran distribusi atau 20-35 tahun 81 53
36-50 tahun 51 33
variabilitasa dalam data. Standar deviasi
51-65 tahun 21 14
yang tidak lebih dari 20% dari mean Pendidikan
menunjukkan adanya variasi yang rendah. Terakhir
Analisis regresi linier sederhana SMA/Sederajat 42 27
D1/D2/D3 18 12
dilakukan setelah hasil dari pengujian awal
D4/S1 87 57
menyatakan bahwa data yang digunakan S2/S3 6 4
memenuhi syarat dilakukannya regresi Jumlah Karyawan
linear. Menurut Sunyoto (2011) ananlisis 1-5 orang 93 60
6-10 orang 42 27
regresi adalah suatu analisis yang mengukur
11-20 orang 18 13
pengaruh antara variabel bebas terhadap Lama Berdirinya
variabel terikat. Jika pengukuran pengaruh Usaha
ini melibatkan satu variabel bebas (X) dan 1-5 tahun 93 60
6-10 tahun 36 24
variabel terikat (Y) dinamakan analisis
11-20 tahun 6 4
regresi linear sederhana. Analisis ini > 20 tahun 18 12
digunakan untuk mengukur perubahan Omzet per Tahun
variabel terikat berdasarkan perubahan- Rp 50-300 juta 81 53
Rp 300-2.500 juta 63 41
perubahan variabel bebas. Rp 2.500-50.000 9 6
Salah satu indikator yang harus juta
diperhatikan dari regresi linier adalah nilai
koefisien determinasi yang bernilai 0 hingga HASIL PENELITIAN
1. Nilai yang kecil menunjukan kemampuan Deskripsi Responden
variabel-variabel independen dalam Penyebaran kuesioner dilakukan
mempengaruhi variabel dependen sangat kepada 51 organisasi (UMKM) kerajinan
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti tangan di kota Bandung, dan 153 sebagai
variabel-variabel independen memberikan responden yang terdiri dari pelaku usaha

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 67
ISSN 2460-8211
(manajer/owner/karyawan). Demografi
responden secara lengkap dapat dilihat pada
tabel 1.

Pengujian Validitas dan Reliabilitas


Pengukuran validitas dan reliabilitas
ini diujikan pada semua responden, yaitu
153 responden, baik itu untuk variabel
strategi inovasi maupun keunggulan
bersaing. Berdasarkan hasil pengolahan
dengan menggunakan SPSS, 17 pernyataan
dinyatakan valid, karena pada kolom
corrected item-total correlation, (a) (b)
menunjukkan angka ≥0,300. Selanjutnya Gambar 3 (a) Grafik normal probability
adalah uji validitas dari variabel Y atau plot, (b) Scatterplot uji heteroskedastisitas
keunggulan bersaing menunjukan bahwa
sebanyak 13 pernyataan dinyatakan valid, Hasil kurva normal P-Plot di atas
karena pada kolom corrected item-total membuktikan bahwa titik-titik pada grafik
correlation, menunjukkan angka ≥0,300. berhimpit dan mengikuti garis diagonalnya.
Hasil reliabilitas untuk variabel Titik-titik (sebaran data) mendekati atau
inovasi dapat dilihat dari cronbach’s alpha berkonsentrasi di sekitar uji yang mengarah
yang menunjukkan hasil 0,867. Nilai ke pojok kanan atas. Tidak ada data yang
tersebut lebih dari 0,600, sehingga indikator- letaknya jauh dari garis sebaran data. Hal ini
indikator strategi inovasi tersebut dapat berarti sebaran data membentuk distribusi
dikatakan reliabel atau memiliki reliabilitas normal. Oleh karena itu dapat disimpulkan
yang baik. Hasil dari cronbach’s alpha untuk bahwa model regresi antara strategi inovasi
variabel keunggulan bersaing yaitu 0,829, dan keunggulan bersaing dalam penelitian
nilai tersebut lebih besar dari 0,600, ini berdistribusi normal. Sedangkan untuk
sehingga indikator-indikator keunggulan hasil uji heteroskedastitas dapat dilihat pada
bersaing tersebut memiliki reliablilitas yang gambar 4(b). Kurva scatterplot di atas
cukup tinggi atau dapat dikatakan bahwa memperlihatkan semua titik tidak
indikator variabel keunggulan bersaing membentuk suatu pola dan menyebar di atas
memiliki reliabilitas yang baik. dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Maka
dapat diambil kesimpulan bahwa pada
Pengujian Awal model ini tidak terjadi heterokedastisitas.
Uji Normalitas yang digunakan Pengujian liniearitas pada penelitian
dalam penelitian ini adalah dengan metode ini dilakukan dengan membandingkan rata-
Grafik normal Probability plot (P-Plot). rata kedua variabel. Pada pengujian ini,
Hasil uji normalitas antara variabel strategi kedua variabel dikatakan mempunyai
inovasi dan keunggulan bersaing dapat hubungan yang linear jika memiliki
dilihat pada gambar 4. signifikansi (linearity) kurang dari 0,05.
Pada penelitian ini dapat dilihat linearity
variabel strategi inovasi dan keunggulan

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 68
ISSN 2460-8211
bersaing adalah 0.000. Dengan demilian, “Tinggi”. Sedangkan dimensi dengan mean
maka terbukti bahwa hubungan pada terendah yaitu dimensi Cost atau sebesar
pasangan variabel strategi inovasi dan 3,3, yang termasuk dalam kategori “Cukup
keunggulan bersaing memenuhi asumsi Tinggi”. Secara keseluruhan, nilai standar
linearitas. Hal ini juga menggambarkan deviasi pada dimensi tingkat investasi
bahwa pertambahan nilai dari satu variabel adalah sebesar 0.41354atau 11,6%. Hal ini
diikuti oleh pertambahan nilai dari variabel berarti responden memiliki variasi jawaban
lainnya. yang rendah.

Analisis Deskriptif Strategi Inovasi Analisis Korelasi


Strategi inovasi UMKM kerajinan Metode yang digunakan untuk
tangan berada dalam kategori tinggi jika analisis korelasi antara variabel strategi
mengacu pada nilai interval rata-rata untuk inovasi dan keunggulan bersaing pada
setiap indikator. Berdasarkan hasil dari penelitian ini adalah korelasi Pearson. Hasil
SPSS, dimensi variabel inovasi mempunyai output dari analisis ini ditunjukan oleh tabel
nilai mean 3,41 yang berarti strategi inovasi 2. nilai korelasi antara variabel strategi
yang dihasilkan oleh pelaku usaha UMKM inovasi dengan keunggulan bersaing adalah
Kerajinan Tangan di Kota Bandung sebesar 0.734. Angka ini terdapat pada
tergolong pada kategori “Tinggi”. Dimensi interval 0,60-0,799 yang berarti strategi
yang memiliki mean terbesar adalah inovasi dengan keunggulan bersaing
Orientasi Kepemimpinan 3,51 yang memiliki hubungan positif yang kuat. Nilai
tergolong tinggi. Sedangkan dimensi yang korelasi pearson pada tabel diatas
memiliki mean terendah adalah Sumber menunjukkan nilai positif, maka hubungan
Inovasi, yaitu 3.29 yang tergolong pada antara strategi inovasi dengan keunggulan
kategori “Cukup Tinggi”. Dimensi tingkat bersaing adalah searah, yang berarti jika
investasi juga termasuk dalam kategori strategi inovasi meningkat maka akan
“Cukup Tinggi” yaitu 3,28. Nilai standard diikuti oleh peningkatan keunggulan
deviation dari variabel ini berada di bawah bersaing. Untuk mengetahui apakah
20% dari rata-rata, yaitu sebesar 14,9%, hubungan antara strategi inovasi (x) dan
yang menunjukan bahwa jawaban responden keunggulan bersaing (y) signifikan atau
memiliki tingkat variasi yang rendah atau tidak, maka dapat dilakukan uji signifikansi
rata-rata yang sama. dengan uji hipotesis. nilai signifikasi hasil
korelasi antara strategi inovasi denga
Analisis Deskriptif Keunggulan Bersaing keunggulan bersaing menunjukkan angka
Berdasarkan hasil analisis mean 0,000. Tingkat signifikansi dapat digunakan
dengan menggunakan SPSS, secara umum untuk menguji apakah angka korelasi yang
keunggulan bersaing memiliki mean sebesar diperoleh benar-benar signifikan dan dapat
3,55. Angka tersebut menunjukan bahwa digunakan untuk menjelaska hubungan
keunggulan bersaing pada UMKM kerajinan kedua variabel tersebut. Menurut Sugiama
tangan di kota Bandung termasuk dalam (2008), jika sig <0.05 maka korelasi tersebut
kategori “Tinggi”. Dimensi dengan nilai sigifikan. Sebaliknya korelasi tidak
mean tertinggi adalah dimensi Quality yaitu signifikan jika sig >0.05. Maka, dapat
sebesar 3,66 dan termasuk dalam kategori disimpulkan inovasi memiliki hubungan

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 69
ISSN 2460-8211
yang signifikan dengan keunggulan koefisien regresi linear sebesar 0,453. Ini
bersaing. berarti setiap penambahan satu angka
strategi inovasi dengan koefisien bernilai
Tabel 2 Hasil Analisis Korelasi positif, maka keunggulan bersaing akan
mengalami peningkatan sebear 0,453.
Strategi Keunggulan
Inovasi Bersaing
Hasil koefisien determinasi antara
Strategi Pearson strategi inovasi terhadap keunggulan
1 .734**
Inovasi Correlation bersaing menunjukan nilai 0,538, seperti
Sig. (2-tailed) .000 terlihat pada tabel 4. Dengan demikian
N 153 153 inovasi mampu mempengaruhi keunggulan
Keunggulan Pearson bersaing sebesar 53,8%. Sementara sisanya
.734** 1
Bersaing Correlation
46,2% dipengaruhi faktor-faktor lain yang
Sig. (2-tailed) .000
tidak dijelaskan dalam penelitian ini.
N 153 153
**. Correlation is significant at the 0.01
level (2-tailed). Tabel 4 Hasil Koefisien Determinasi

Tabel 3 Hasil Analisis Regresi Linear Change Statistics


Adju Std.
R sted Error R Sig.
Unstandar Standar Collinea
R Squa R of the Squa F F
dized dized rity
re Squa Estim re Change df1 df2 Cha
Coefficien Coeffici Statistic
re ate Chan nge
Model ts ents t Sig. s ge
Std. Tol .734 .538 .535 3.665 .538 175.907 1 151 .000
VI
B Erro Beta era
F
r nce
(Constant)
1 19.9 2.00 .00
Tabel 5 Hasil Uji -F
9.908
03 9 0
Sum of Mean
Strategi_I 13.26 .00 1.0 1.0 Model df F Sig.
.453 .034 .734 Squares Square
novasi 3 0 00 00
a. Dependent Variable: Keunggulan_Bersaing Regression
1 2363.884 1 2363.88 175.90 .00
Residual 2029.175 151 13.43
Analisis Regresi Linear Total 4393.059 152
Analisis regresi linear digunakan
untuk memprediksi bagaimana perubahan Uji Hipotesis
nilai strategi inovasi jika nilai keunggulan Uji -F
bersaing pada UMKM kerajinan tangan di Nilai F hitung dapat dilihat pada
Kota Bandung dinaikkan atau diturunkan. regresi dan dilihat F tabel didapat melalui
Hasil dari analisis regresi linear dapat dilihat signifikansi. α : 0,05 dengan df1 : k dan df2
pada tabel 3. Berdasarkan tabel tersebut : n-1-k. Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa
dapat diketahui konstanta (a) bernilai 19,903 nilai F hitung adalah 175.907. Sementara itu
dengan koefisien regresi (b) sebesar 0,453. dengan df1 : 1 dan df2 : 153-1-1 = 151,
Konstanta sebesar 19,903 dapat diartikan maka didapat F tabel 3,90. Dengan
jika inovasi bernilai (X=0) maka keunggulan demikian, nilai F hitung lebih besar dibandig
bersaing yang tercapai hanya sebesar nilai F tabel. Maka model regresi dalam
19,903. Strategi inovasi memiliki nilai penelitian ini dapat diterima. Hal ini dapat

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 70
ISSN 2460-8211
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 memiliki mean tertinggi, sedangkan dimensi
diterima. Ini menunjukkan adanya pengaruh yang memiliki mean terendah adalah tingkat
yang signifikan antara strategi inovasi investasi. Indikator dengan mean tertinggi
terhadap keunggulan bersaing. yang berada dalam kategori tinggi terdapat
pada dimensi tipe inovasi yang ditunjukkan
Uji –t oleh indikator perusahaan menghasilkan
Berdasarkan hasil uji –t yang dapat produk dengan beragam jenis/desain.
diliat pada tabel 6, diperoleh nilai t hitung Sedangkan indikator dengan mean terendah
sebesar 9,908, sementara untuk t tabel ditunjukkan oleh pernyataan perusahaan
dengan signifikansi α :0,05, dan df sebesar menggunakan alat-alat produksi yang
152 didapat t tabel sebesar 1,65. berteknologi dalam menjalankan usaha,
Berdasarkan data tersebut, nilai t hitung yang termasuk dalam dimensi tipe inovasi.
lebih besar dibandingkan dengan t tabel, dan Keunggulan bersaing UMKM
dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan kerajinan tangan di kota Bandung berada
Ho ditolak. Hal ini juga menunjukkan pada kategori tinggi, yang diukur oleh empat
adanya pengaruh positif dan signifikan antra dimensi, yaitu cost, flexibility, delivery, dan
strategi inovasi dengan keunggulan bersaing quality. Dimensi yang memiliki mean
pada UMKM kerajinan tangan di kota tertinggi yaitu dimensi Quality. Sedangkan
Bandung. Nilai probabilitas yang dimensi yang memiliki mean terendah
ditampilkan pada tabel menunjukkan angka adalah dimensi Cost. Hal ini menunjukkan
yang lebih kecil dari 0,000, yaitu 0,05. UMKM kerajinan tangan di kota Bandung
Dengan demikan, model regresi dapat menyadari akan pentingnya kualitas.
digunakan untuk memprediksi keunggulan Indikator dengan nilai mean terendah yang
bersaing UMKM kerajinan tangan di kota berada pada kategori cukup tinggi terdapat
Bandung. pada dimensi flexibility yang ditunjukkan
dengan indikator penyesuaian UMKM
Tabel 6 Hasil Uji -t dalam teknologi yang ada. Sedangkan
indikator dengan nilai mean tertinggi yang
Model t berada pada kategori tinggi terdapat pada
(Constant)
1 9.908 .000 dimensi quality yang ditunjukkan oleh
Strategi Inovasi 13.263 .000 indikator kualitas layanan yang selalu
ditingkatkan.
KESIMPULAN Hasil dari penelitian ini menunjukan
Berdasarkan hasil pengumpulan dan adanya hubungan yang positif dan kuat
pengolahan data, dan pembahasan yang antara variabel strategi inovasi dengan
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan keunggulan bersaing. Besarnya pengaruh
bahwa strategi inovasi UMKM kerajinan strategi inovasi terhadap keunggulan
tangan di kota Bandung termasuk dalam bersaing pada UMKM kerajinan tangan di
kategori tinggi, yang diukur melalui empat kota Bandung yaitu sebesar 53,8%.
dimensi, yaitu orientasi kepemimpinan, tipe Sementara sisanya, 46,2 % dipengaruhi oleh
inovasi, sumber inovasi, dan tingkat faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan
investasi. Dimensi orientasi kepemimpinan dalam penelitian ini. Inovasi juga

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 71
ISSN 2460-8211
berpegaruh secara signifikan terhadap Retrieved Mei 30, 2017, from
keunggulan bersaing. http://www.fastcompany.com/87279
Saran yang dapat diberikan untuk 8/why-innovation-matters
penelitian selanjutnya yaitu diharapkan Cooper , R. G. (2000). Product Inovation
dapat menggunakan variabel bebas lainnya and Technology Strategy. Journal
seperti praktek total quality management, Research Technology Management,
implementasi system ERP, Branding, 38 -41.
Sumberdaya Perusahaan, Kemampuan Costa, M. d. P. B., & Cabral, J. E. d. O.
Manajemen, Moral Awareness, atau (2010). The Relationship
knowledge transfer. Knowledge, Learning, Innovation
and Competitive Advantages: A
DAFTAR PUSTAKA Conceptual Model By and
Alstermark, L., & Hegefjärd, S. (2006). (Embrapa). The International
Espoused Corporate and Business Journal of Technology, Knowledge
Level Strategies An Analysis of and Society.
Annual Reports in the Heavy Dhewanto, W., Indradewa, R., Ulfa, W. N.,
Electrical Engineering Linköping Rahmawati, S., Yoshanti, G., &
university. Lumanga, C. Z. (2015). Manajemen
Anatan, L., & Ellitan, L. (2009). Manajemen Inovasi untuk Usaha Kecil dan
Inovasi (Transformasi Menuju Mikro. Bandung: ALFABETA.
Organisasi Kelas Dunia). Bandung: Diab, S. M. (2014). Using the Competitive
CV. Alfabeta. Dimensions to Achieve Competitive
Awwad, A. S., & Adel A. Al Khattab, J. R. Advantage: A Study on Jordanian
(2013). Competitive Priorities and Private Hospitals. International
Competitive Advantage in Jordanian Journal of Academic Research in
Manufacturing. Journal of Service Business and Social Sciences, 4.
Science and Management, 69-79. Gana, F. (2003). Inovasi Organisasi Sebagai
Bakri, T. (2005). The Marketing of Health Basis Daya Saing Bisnis. Usahawan,
Services. Amman - Jordan: Alyazoori 10, 9-20.
for Puplishers. Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis
Barney, J. B. (1991). Firm resources and Multivariate dengan Program IBM
sustained competitive advantage. SPSS 19. Semarang: Universitas
Journal of Management, 17, 99-120. Dipenogoro.
Briones, J. (2014). Using Value-Based Gupta, Y., & Somers, T. (1996). Business
Innovation for New Product Strategy, Manufacturing Flexibility,
Intorductions. from and Organisational Performance
http://www.slideshare.net/Brioneja/v Relationships: A Path Analysis
alue-in-use-analysis-and-strategy- Approach. Production and
for-product-introductions-jose-a- Operations Management, 5, 204-
briones-product-camp-autin-tx- 233.
03272010a Hadjimanolis, A., & Dickson, K. (2000).
Charan, R., & Lafley, A. G. (2008). Why Innovation Strategies of SMEs in
Innovation Matters Fast Company. Cyprus, A Small Developing

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 72
ISSN 2460-8211
Country. International Small Strategies in China. International
Business Journal, 18(2), 62-79. Journal of Quality and Reliability
Han, J. K., Kim, N., & Srivastava, R. K. Management, 17(8), 876-898.
(1998). Market Orientation and Li, L. (2000). Manufacturing Capability
Organizational Performance: Is Development in a Changing
Innovation a Missing Link? Journal Business Environment. Industrial
of Marketing, 62. Management and Data Systems, 100,
Hendro. (2011). Dasar-dasar 261- 270.
Kewirausahaan Panduan bagi Martim de Conto, S., Junior, J. A. V. A., &
Mahasiswa untuk Mengenai, Vaccaro, G. L. R. (2016). Innovation
Memahami, dan Memasuki Dunia as a Competitive Advantage Issue: A
Bisnis. Jakarta: Erlangga. Cooperative Study on an Organic
Hittmár, Š., Varmus, M., & Lendel, V. Juice and Wine Producer. Gest. Prod,
(2014). Proposal of model for 23(2), 397-407.
effective implementation of Moghli, A., Azmi, A., Al Abdallah, G. M., &
innovation strategy to business. Al Muala, A. (2012). Impact of
Procedia - Social and Behavioral Innovation on Realizing Competitive
Sciences, 109, 1194 – 1198. Advantage in Banking Sector in
Hurley, R. F., & Hult, G. T. (1998). Jordan. American Academic &
Innovation, Market Orientation, and Scholarly Research Journal, 4.
Organizational Learning: An Muthami Kising, T. u., Namusonge, G. S., &
Integration and Empirical Mwirigi, F. M. (2016). The Role of
Examination. Journal of Marketing. Organizational Innovation in
Indrawati. (2015). Metode Penelitian Sustainable Competitive Advantage
Manajemen dan Bisnis Konvergensi in Universities in Kenya. The
Teknologi KOmunikasi dan International Journal of Social
Informasi. Bandung: PT. Refika Science and HUmanities Invention,
Aditama. 3(9), 2762-2768.
Jap, S. D. (1991). Pie-expansion Efforts: OECD. (2005). Oslo Manual: Guidelines for
Collaboration Process in Buyer- Collecting and Interpreting
Supplier Relationship. Journal of Innovation Data. Paris: OECD
Marketing Research, 36(4), 461-475. Publishing & Eurostat.
Kuczmarski, T. D. (2003). What is Pearce, J., & Robinson, R. (2013). Strategic
innovation? And why aren’t Management Planning for Domestic
companies doing more of it? Journal & Global Competition. London:
of Consumer Marketing, 20, 536- McGraw-Hill Education.
541. Perwiranegara, A. H. (2015). Pengaruh
Larsen, P., & Lewis, A. (2007). How Award Orientasi Kepemimpinan Pasar dan
Winning SMEs The Barrires to Strategi Inovasi terhadap Kinerja
Innovation. Journal of Creativity and UKM (Studi pada UKM Kerajinan
Innovation Management, 141-151. Bubut Kayu Kota Blitar). Jurnal
Lee, C., & Zhou, X. (2000). Quality Aplikasi Manajemen, 13(1), 77-89.
Management and Manu- facturing Porter, M. E. (1993). Keunggulan Bersaing :

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 73
ISSN 2460-8211
Menciptakan dan Mempertahankan Ladkrabang (Kmitl), Faculty Of
Kinerja Unggul. Jakarta: Erlangga. Administrative and Management.
Roberts, P., & Amit, R. (2003). The dynamic Thailand Management and
of innovative activity and Production Engineering Review, 8,
competitive advantage : The case of 89–100.
Australian retail banking, 1981 to Wahyono. (2002). Orientasi Pasar dan
1995. Organization Science, 14(2), Inovasi: Pengaruhnya Terhadap
107-122. Kinerja Pemasaran. Jurnal Sains
Rosli, & Sidek. (2013). The impact of Pemasaran Indonesia, 1.
Innovationon the Performance of Zahra, S. A., & Das, S. R. (1993).
Small and Medium Manufacturing Innovation Strategy and Financial
Enterprises:Evidence from Malaysia. Performance in Manufacturing
Entrepreneurship Vision 2020: Companies: An Empirical Study.
Innovation, Development Production and Operations
Sustainability, and Economic Management, 2, 15-37.
Growth, 794-809. Zhang, Q., Vonderembse, M., & Lim, J.
Sekaran, U. (2003). Metodologi Penelitian (2003). Manufacturing Flexibility:
untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Defining and Analysing
Empat. Relationships among Competence,
Sekaran, U. (2011). Research Methods for Capability, and Customer
Business. Jakarta: Salemba Empat. Satisfaction. Journal of Operations
Song, X. M., & Parry, M. E. (1997). The Management, 21, 173-191.
Determinants of Japanese New
Product Successes. Journal of
Marketing Research, 64-76.
Sugiama, A. G. (2008). Metode Riset Bisnis
dan Manajemen. Bandung:
Guardaya Intimarta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kulaitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sukmadi. (2016). Inovasi &
Kewirausahaan. Bandung:
Humaniora Utama Press.
Sunyoto, D. (2011). Analisis Regresi dan Uji
Hipotesis. Yogyakarta: CAPS.
Tiengtavaj, S. T. P., & FongsuwanKing, W.
(2017). Ensuring Competitive
Advantage Through
Innovationcapability And Clustering
In The Thai Automotiveparts
Molding Industry: A Sem Approach
Mongkut’s Institute Of Technology

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 74
ISSN 2460-8211

Anda mungkin juga menyukai