Dosen Pengampu:
Dr. Taharuddin, S.Sos., MM
Disusun Oleh:
ADMINISTRASI BISNIS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2023
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dr. Taharuddin, S.Sos, MM, selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Pemasaran
yang telah membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan ide,
pikiran maupun materinya untuk pembuatan makalah ini.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan
dalam menjalankan bisnisnya.Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Banjarmasin, 31 Mei 2023
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui keberadaan komunitas (intermediary side) terhadap inovasi pelaku ekonomi
kreatif (supply side) dan pemenuhan kebutuhan konsumen (demand side) memiliki korelasi
Bab II
Pembahasan
2.1 Pengertian
Tingkat Kesiapan Inovasi (Innovation Readiness Level) selanjutnya disingkat dengan Katsinov
adalah suatu alat ukur atau metode untuk estimasi kesiapan inovasi suatu teknologi dari suatu
program inovasi teknologi di perusahaan,lembaga penelitian dan pengembangan, serta perguruan
tinggi yang ditinjau dari aspek,teknologi, pasar, organisasi, kemitraan, resiko, manufaktur, dan
investasi.
Tingkat Kesiapan lnovasi Meter selanjutnya disingkat dengan Katsinov-Meter adalah sebuah
perangkat lunak (software) yang menghimpun beberapa pernyataan standar untuk setiap tingkatan
dan menampilkan Katsinov yang
dicapai secara grafis.
Untuk mewujudkan transformasi ekonomi lokal dan memperbaiki kondisi bagi sektor masyarakat
yang lebih luas, pengembalian pembangunan ke komunitas diperlukan sehingga akan ada
partisipasi masyarakat yang lebih besar dalam semua tahap perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan. Konsep inilah yang dinamakan Community Economic Development (CED).
Pendekatan CED bersifat ‘bottom up’. Gagasan CED memprioritaskan keterlibatan komunitas
dalam kemitraan pembangunan ekonomi antara pemerintah dan sektor swasta dalam membangun
komunitas lokal (local community) atau lingkungan sekitarnya (neighborhood). Program CED
dapat meningkatkan kualitas kehidupan ekonomi dalam hal: (a) Memperluas akses terhadap modal
dan menstimulasi akumulasi aset; (b) Meningkatkan akses lokal terhadap barang dan jasa
konsumen; (c) Memperluas basis wirausaha lokal; (d) Memperluas kesempatan kerja lokal;
(e) Memberi lingkungan lebih banyak kendali atas kepemilikan sumber daya lokal; dan
(f) Menghubungkan penghuni dan bisnis ke ekonomi daerah (Cordero-Guzmán & Auspos, 2006).