Anda di halaman 1dari 12

TUGAS FINAL KEWIRAUSAHAAN

“REVIEW JURNAL”

OLEH

DEWI MARS WANAL DARI


(E1G120024)

PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
Judul Jurnal: Membangun Usaha Kreatif, Iovatif Dan Bermanfaat Melalui
Penerapan Kewirausahaan Sosial
Nama Jurnal: Jurnal Kewirausahaan
Volume: VOL 3 NO. 2
Halaman: ISSN: 2301-6264
Tahun: DESEMBER 2017
Penulis: Rintan Saragih
Pendahuluan
Mereka yang menjadi wirausaha adalah orang-orang yang mengenal potensi dan
belajar mengembangkannya untuk menangkap peluang serta mengorganisasi
usaha dalam mewujudkan cita-citanya. Kewirausahaan merupakan kemampuan
kreatif dan inovatif, jeli melihat peluang dan selalu terbuka untuk setiap masukan
dan perubahan yang positif yang mampu membawa bisnis terus bertumbuh serta
memiliki nilai. Salah satu pendorong terciptanya inovasi selain perubahan dan dan
keharusan untuk beradaptasi adalah kesadaran akan adanya celah antara apa yang
ada dan apa yang seharunya ada, dan antara apa yang diinginkan oleh masyarakat
dengan apa yang sudah ditawarkan ataupun dilakukan oleh pemerintah, sektor
swasta maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Bisnis sebaiknya memiliki nilai dan bermanfaat. Hal ini bisa dicapai melalui
kegiatan bisnis yang dilakukan dengan menerapkan konsep kewirausahaan sosial.
Konsep kewirausahaan sosial telah menjadi konsep yang popular di berbagai
Negara. Berbagai kalangan mulai memperbincangkan konsep kewirausahaan
sosial sebagai solusi inovatif dalam menyelesaikan permasalahan sosial.
Permasalahan sosial sendiri sudah menjadi permasalahan bersama sehingga
penanggulangannya membutuhkan sinergi dari semua pihak.
Tujuan
Tujuan kewirausahaan sosial adalah terwujudnya perubahan sosial ke arah yang
lebih baik atau positif dan memecahkan masalah sosial untuk kepentingan
masyarakat,
Permasalahan
Dibutuhkan individu-individu atau Lembaga lembaga yang dapat melihat peluang
dan mengeluarkan ide-ide inovatif untuk menyeleaikan permasalahan
permasalahan sosial.
Hasil Penelitian
Salah satu manfaat dari kewirausahaan sosial adalah untuk membangun sebuah
bisnis sebagai solusi untuk permasalahan sosial ekonomi, pendidikan, lingkungan
dan berbagai permasalahan yang telah menjadi tantangan dunia. Seperti yang
diungkapkan Bill Drayton, seorang innovator publik yang mendirikan Ashoka
Foundation menulis bahwa cara yang paling efektif untuk mempromosikan dapat
merumuskan solusi inovatif yang berkelanjutan dan dapat ditiru baik nasional
maupun global.
Menjadi wirausaha sosial tidaklah mudah. Wirausaha sosial melihat permasalahan
sosial sebagai peluang usaha serta memiliki keberanian dan mengambil risiko
untuk menyelesaikannya. Hal inilah yang dilakukan oleh Purba Plastik. Simpati
Anas Agusta Purba pria Batak Karo adalah pemilik nama wirausaha tersebut.
Usaha yang bergerak dibidang produksi biji plastik ini berdiri pada bulan Pebruari
2012 dengan mengusung merek “Purba Plastik” yang berlokasi di Jl Djamin
Ginting, Lau Cih, Medan
Pada usaha ini penyortiran dilakukan oleh ibu-ibu yang berdomisili di sekitar
lokasi produksi. Sebelum bekerja di usaha Purba Plastik, ibu-ibu ini
kesehariannya adalah seorang pemulung (nyeker). Ternyata bisnis yang dijalankan
tersebut memberikan peluang kerja bagi masyarakat di lingkungan sekitar yang
tentunya membawa dampak positif serta mampu mengurangi gundukan-gundukan
sampah yang berada di tempat pembuangan akhir.
Wirausahawan sosial cenderung beroperasi dengan tujuan menciptakan nilai bagi
masyarakat dan juga menghasilkan pendapatan. Kewirausahaan sosial sangat
bermanfaat bagi masyarakat miskin, umumnya dengan menyediakan sarana mata
pencaharian serta alternative untuk bekerja berdasarkan misi sosial dan semangat
melayani.
Seorang wirausaha sosial berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para
pencari kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja diharapkan mampu mengurangi
tingkat pengangguran serta memberikan pengaruh positif pada peningkatan
pendapatan perkapita.
Kelebihan Jurnal
Memaparkan secara jelas isi jurnal mulai dari pendahuluan hingga akhir
Kekurangan Jurnal
Kekurangan dari jurnal ini adalah menyajian data-data yang masi kurang seperti
daerah mana yang di jadikan tempat meneliti.
Kesimpulan
Kewirausahaan sosial adalah tindakan berinovasi dan mengenali masalah sosial
dengan menggunakan prinsip kewirausahaan. Modal dasar yang dibutuhkan untuk
menjadi wirausahawan sosial adalah lebih kepada komitmen untuk membuat
perubahan sosial berdasarkan tujuan mulia. Penguaha sosial harus memiliki trategi
berdaarkan kekuatan sosial untuk menyebarkan pengaruhnya, penggunaan media
sosial akan membantu organisasi maupun individu untuk menyebarkan
permaalahan yang dialami masyarakat. Untuk itu pengusaha sosial berfokus pada
pengalaman yang dialami masyarakat, sehingga sangat perlu untuk menjalin
komunikasi serta mambangun empati melalui peritiwa yang dialami oleh
masyarakat.
Judul Jurnal: Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan
Usaha Kecil
Nama Jurnal: JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN
Volume: VOL.13, NO. 1
Halaman: 8-16
Tahun: MARET 2011
Penulis: Ernani Hadiyati
Latar Belakang
Peranan UMKM dalam perekonomian nasional dari berbagai aspek melibatkan
pihak pemerintah dalam menyusun Program Pembangunan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). RPJMN tahun 2004-2009
menekankan program pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM dan
program pengembangan kewirausahaan dan kemampuan bersaing. Hal ini
menyangkut pembentukan perilaku usaha untuk mencapai kinerja dan struktur
usaha mikro kecil menengah yang lebih berhasil atau sukses.
Upaya pemerintah dalam mempertahankan pertumbuhan UMKM telah
menghasilkan dua program strategis, yakni program kewirausahaan dan program
kemitraan. Program kewirausahaan akan menjadi basis dalam pengembangan
sumber daya manusia. Hal ini dipandang penting dan strategis karena sumber
daya manusia adalah elemen dasar yang menjadi subyek atau pelaku
pembangunan. Semakin langkanya sumber daya alam dapat diatasi bila sumber
daya manusia berkualitas. Ternyata dalam kalkulus pembangunan ekonomi,
kewirausahaan menjadi faktor penting yang selama ini agak terlupakan.
Kewirausahaan merupakan karekteristik kemanusiaan yang berfungsi besar dalam
mengelola suatu bisnis, karena pengusaha yang memiliki jiwa kewirausahaan
akan memperlihatkan sifat pembaharu yang dinamis, inovatif dan adaptif terhadap
perubahan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kewirausahaan
yang tinggi maka manajemen akan dapat diperbaiki secara terus menerus.
Tujuan
Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan pengaruh kreativitas dan inovasi baik
secara parsial maupun simultan terhadap kewirausahaan.
Metode Penelitian
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: pertama,
observasi, yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara
langsung aktivitas obyek (responden) yang akan diteliti. kedua, kuesioner
(angket), merupakan bentuk pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau penyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Ketiga, wawancara (interview), merupakan bentuk pengumpulan data
berupa wawancara atau tanya jawab (komunikasi) secara langsung dengan
responden.
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada 53 responden dalam
hal ini adalah pemilik usaha kecil bengkel las, maka dapat diuraikan profil usaha
kecil bengkel las di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang meliputi tingkat
pendidikan, modal usaha, lama berdirinya usaha, dan usia.
Tingkat pendidikan pemilik/pengelola usaha terdiri dari (46,6%) adalah
merupakan lulusan pendidikan SMA/STM, (20%) merupakan lulusan SLTP dan
(33,4%) adalah merupakan lulusan SD, dengan demikian dapat diketahui bahwa
mayoritas responden dalam penelitian ini adalah merupakan lulusan pendidikan
SMA/STM sebesar 46,6%.
Jumlah modal usaha yang dimiliki oleh pemilik/ pengelola usaha terdiri: modal
usaha antara 15-10 juta berjumlah (13,30%), modal usaha antara 9-5 juta
berjumlah (26,7%), dan (60%), modal usaha antara 4- 1 juta berjumlah 21 orang.
Jumlah modal usaha antara 1-4 juta dengan persentase yang paling besar sebesar
60%.
Lama usaha pemilik/pengelola usaha terdiri: (13,3%) lama usaha antara 1–5
tahun, (26,8%) lama usaha antara 6-10 tahun, (34,1%) lama usaha 11-15 tahun,
dan sisanya (22,0%) lama usahanya lebih dari 15 tahun. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini dengan lama usaha
antara 11-15 tahun dengan persentase sebesar 34,1%.
Usia pemilik/pengelola usaha terdiri: (20%) berusia antara 21-30 tahun, (26,7%)
berusia antara 31-40 tahun, (40%) berusia antara 41-50 tahun, dan sisanya
(13,3%) berusia diatas 50 tahun. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
mayoritas responden dalam penelitian ini berusia antara 41-50 tahun dengan
persentase sebesar 40%.
Dari hasil perhitungan analisis regresi linier berganda pada Tabel 1 menunjukkan
bahwa pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent adalah besar,
hal tersebut dapat dilihat pada nilai koefisien determinasi (R2) yaitu sebesar
0,702. Hasil perhitungan tersebut dapat dijelaskan bahwa pengaruh kreativitas dan
inovasi terhadap kewirausahaan dapat dijelaskan sebesar 70,20% sedangkan
sisanya sebesar 29,80% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk
dalam model penelitian ini. Koefisien korelasi berganda R (multiple correlation)
menggambarkan kuatnya hubungan antara variabel independent yang meliputi
variabel kreativitas dan inovasi secara bersama-sama terhadap variabel dependent
yaitu kewirausahaan sebesar 0,838.
Objek Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada Usaha Kecil Bengkel Las di Kecamatan
Pujon Kabupaten Malang, dengan alas an: pertama, usaha Kecil Bengkel Las
memiliki jumlah yang paling banyak diantara usaha kecil dari berbagai bidang
yang terdapat yang terdapat di kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Kedua,
Memiliki persentase jumlah pertumbuhan dalam setahun rata-rata 20%.
Kelebihan Jurnal
Kelebihan jurnal ini adalah penyajian data yang lengkap sengga muda di pahami
Kekurangan Jurnal
Tidak ada tabel atau grafik untuk mengmambarkan data-data.
Kesimpulan
Kreativitas meliputi terbuka terhadap pengalaman, suka memperhatikan melihat
sesuatu dengan cara yang tidak biasa, kesungguhan, menerima dan merekonsiliasi
sesuatu yang bertentangan, toleransi terhadap sesuatu yang tidak jelas, independen
dalam mengambil keputusan, berpikir dan bertindak, memerlukan dan
mengasumsikan otonomi, percaya diri, tidak menjadi subjek dari standar dan
kendali kelompok, rela mengambil resiko yang diperhitungkan, gigih, sensitif
terhadap permasalahan, lancar-kemampuan untuk men-generik ide-ide yang
banyak, fleksibel keaslian, responsif terhadap perasaan, terbuka terhadap
penomena yang belum jelas, motivasi, bebas dari rasa takut gagal, berpikir dalam
imajinasi, selektif dan inovasi meliputi: menganalisi peluang, apa yang harus
dilakukan untuk memuaskan peluang, sederhana dan terarah dimulai dari yang
kecil, berpengaruh secara parsial terhadap variabel kewirausahaan.
Inovasi yang meliputi menganalisi peluang, apa yang harus dilakukan untuk
memuaskan peluang, sederhana dan terarah dimulai dari yang kecil, berpengaruh
secara parsial terhadap variabel kewirausahaan.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, kreatifitas dan inovasi berpengaruh secara
simultan terhadap kewirausahaan dengan variabel inovasi memiliki pengaruh
yang lebih besar terhadap kewira usahaan.
Saran
Kebijakan pemerintah dalam pemberdayaan usaha kecil harus mempertimbangkan
kreativitas dan inovasi dari seorang pengelelola/pemilik usaha, hal ini akan
mengefektifkan program kewira usahaan.
Kebijakan kredit perbankan terhadap usaha kecil harus memperhatikan tingkat
kreativitas dan inovasi seorang pengelelola/pemilik usaha sehu bungan dengan
realisasi kredit usaha kecil sebagai upaya program pengembangan usaha.
Judul Jurnal: Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan Di Pendidikan Tinggi
Nama Jurnal: Pendidikan dan Kebudayaan,
Volume: vol. 18, nomor 4
Tahun: Desember 2012
Penulis: Siswo Wiratno
Pendahuluan
Secara nasional, implementasi pelak sanaan pendidikan kewirausahaan di
lingkungan perguruan tinggi dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Dalam
perjalanannya, pendidikan kewirausahaan di lingkungan perguruan tinggi akhir-
akhir ini men jadi kajian di berbagai kesempa tan, baik melalui diskusi, seminar,
lokakarya, dan bahkan dijadikan lesson learn dengan menghadirkan sosok
keberhasilan “alumni” dalam berwirausaha dan sekaligus sebagai bench marking.
Dalam penyelenggaraan pendidikan kewirausahaan di lingkungan perguruan
tinggi, permasalahan yang dihadapi antara lain adanya isu pengangguran. Hal
tersebut diasumsikan ada faktor yang mempengaruhinya, yaitu: kompetensi
keahlian lulusan perguruan tinggi belum memenuhi kebutuhan pasar kerja, lulusan
perguruan tinggi (prodi ilmu-ilmu sosial) kalah bersaing dengan lulusan dari
program studi bidang keteknikan di dunia kerja. Sementara itu, lulusan program
studi teknik banyak dibutuhkan namun kompetensi keahliannya masih belum
memadai (Hendarman, 2011).
Di samping itu, keragaman kesiapan masing-masing perguruan tinggi dalam
mengelola kewirusahaan seperti Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM), pelaksanaan Kuliah Kerja Usaha (PKU), Program
Magang Kewirausahhaan (MKU), dan Inkubator Bisnis (INBIS) masih belum
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Selanjutnya, hasil survei Litbang Media
Group yang ditulis dalam Editorial Media Indonesia tanggal 30 April 2007
berjudul “Minimnya Minat menjadi Pengusaha” menunjukkan bahwa motivasi
masyarakat Indonesia (termasuk lulusan perguruan tinggi) untuk menjadi
pengusaha masih sangat rendah. Hasil survei tersebut sejalan dengan hasil Survei
Tenaga Kerja Nasional 2001 hingga 2006 (dalam Balitbang, 2010a) menyatakan
bahwa profil tenaga kerja Indonesia memang dikuasai pekerja. Dari total pekerja
25 juta orang, jumlah yang menjadi pengusaha kurang dari seperlimanya.
Terhadap pertanyaan dalam survei yang sama yaitu “mayoritas orang Indonesia
ingin menjadi apa?” diperoleh jawaban bahwa 70% ingin menjadi pegawai negeri
sipil (PNS), hanya 20% ingin menjadi pengusaha.
Permasalahan
Permasalahan yang diasumsikan terjadi berkaitan dengan penyelenggaraan
program pendidikan kewirausahaan, yaitu beragamnya perguruan tinggi dalam:
per siapan dan pelaksanaan program kewirausahaan dan peran unit baru yang
berfungsi dan bertugas sebagai pengelola program kewirausahaan belum optimal
penyediaan sarana dan prasarana untuk penyelenggaraan kewirausahaan masih
terbatas (sarana dan prasarana, mitra kerja, dana, dan tenaga dosen yang
berkompetensi dalam memberi bekal keterampilan kewirausahaan, sehingga bekal
berbagai kompetensi belum memadai. Berkaitan dengan masalah tersebut, kajian
ini dimaksudkan untuk menganalisis pelaksanaan pendidikan kewirausahaan di
perguruan tinggi kaitannya dengan kompetensi lulusan dan kompetensi
pendukung lainnya sesuai dengan yang diharapkan oleh dunia kerja.
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
kompetensi lulusan perguruan tinggi masih belum sepenuhnya memenuhi harapan
dunia kerja. Agar kebutuhan dunia kerja dapat terpenuhi, maka para lulusan
perguruan tinggi diharapkan memiliki beberapa kompetensi sesuai dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta seni (Ipteks) yaitu berupa kompetensi akademik,
kompetensi berpikir, kompetensi manajemen dan kompetensi berkomunikasi. Di
samping itu, lulusan hendaknya dibekali dengan keterampilan hidup (live skill),
kompetensi beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungan kerja serta kemauan
belajar sepanjang hayat (life-long education).
endarman, 2011). Dalam mengatisipasi kebutuhan kompetensi yang dibutuhkan
tenaga kerja, perlu dilakukan update analisis kebutuhan dunia ker ja yang
mencakup dimensi kualitas/kompetensi dan kuantitas lulusan terhadap proyeksi
kebutuhan DUDI. Proyeksi kebutuhan harus mengacu pada karakteristik khusus
dan potensi yang dimiliki oleh potensi masing-masing daerah dan kebutuhannya.
Untuk menjawab persoalan tersebut salah satunya diperlukan program penguatan
relevansi antara dunia pendidikan dan kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan
pasokan (supply driven) maupun permintaan (demand driven).
Pelaksanaan kewirausahaan akan lebih sempurna manakala perguruan tinggi
memiliki jejaring kerja sama dengan DUDI untuk membentuk para lulusannya
memiliki pengalaman langsung jenis bisnis yang akan dikembangkan. Untuk
mewujudkan hal tersebut, antara lain dapat dilakukan melalui jejaring kerja
dengan paraalumni di mana mereka bekerja. Hal ini sebagai salah satu wujud
kepedulian alumni terhadap almameter yang secara p sikologis memiliki
hubungan emosional yang lebih dekat dengan sesama alumni.
Dalam mengatisipasi kebutuhan kompetensi yang dibutuhkan tenaga kerja, perlu
dilakukan update analisis kebutuhan dunia ker ja yang mencakup dimensi
kualitas/kompetensi dan kuantitas lulusan terhadap proyeksi kebutuhan DUDI.
Proyeksi kebutuhan harus mengacu pada karakteristik khusus dan potensi yang
dimiliki oleh potensi masing-masing daerah dan kebutuhannya. Untuk menjawab
persoalan tersebut salah satunya diperlukan program penguatan relevansi antara
dunia pendidikan dan kebutuhan tenaga,
Kelebihan
Kelebihan jurnal adalah penyajian data yang mendukung untuk menunjukan data
yang lebih akurat
Kekurangan Jurnal
Tidak ada tabel atau grafik untuk mengmambarkan data-data.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. kompetensi lulusan perguruan tinggi yang dibutuhkan oleh para pemangku
kepentingan (stakeholders) belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan dunia
kerja. Diharapkan para lulusan perguruan tinggi memiliki berbagai
kompetensi , antara lain academic knowledge, skill of thinking,
management skill dan communication skill.
2. para lulusan perguruan tinggi diharapkan pula memiliki keterampilan hidup
(live skill) dan kemampuan beradaptasi serta kemampuan bersosialisasi
(soft skill) terhadap lingkungan kerja dan memiliki kemauan belajar
sepanjang hayat (life-long education).
3. pelaksanaan pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi masih belum
berhasil sesuai dengan yang diharapkan, di mana masing-masing perguruan
tinggi belum memiliki standar minimal pelayanan yang sama dalam
melayani mahasiswanya yang mengikuti program pendidikan
kewirausahaan.
4. beberapa perguruan tinggi telah berhasil dalam melaksanakan dan
mengembangkan program pendidikan kewirausahaan, misalnya Universitas
Brawijaya Malang di mana dalam pelaksanaan tersebut berbagai sarana dan
prasarana telah cukup memadai termasuk jejaring kerja dengan mitra kerja
bagi mahasiswa serta dosen pengampu program Pendidikan Kewirausahaan.
Perguruan tinggi swasta seperti Universitas Ciputra Surabaya juga telah
dinilai berhasil karena sarana dan prasarana lebih memadai, terutama mi tra
ker ja universitasnya sebagian besar berada dalam kawasan industri pemilik
universitas Ciputra (perusahaan milik Ciputra) sehingga sekaligus dapat
menerima lulusan universitas tersebut secara bertahap dan
berkesinambungan. Bagi perguruan tinggi yang telah dan sedang
menyelenggarakan program kewirausahaan pada umumnya memiliki
kendala belum optimalnya unit baru yang khusus bertugas dan berfungsi
sebagai pengelola kewirausahaan, serta masih belum efektifnya
pemberdayaan unit konsultasi bisnis dan penempatan kerja (KBPK).
Saran
Atas dasar simpulan, maka disarankan agar perguruan tinggi:
memberikan materi Kewirausahaan lebih banyak praktik lapangan (learning by
doing) dibandingkan pemberian materi yang sifatnya simulasi dalam kondisi yang
tidak riil. Di samping itu, dalam membekali berbagai kompetensi, perguruan
tinggi melakukan update kurikulum yang berorientasi pada kebutuhan dunia kerja
(demand driven) seperti academic knowledge, analitical skil, managerial skill dan
communication skill
memberikan keterampilan tambahan seperti keterampilan hidup (live skill) dan
kemampuan beradaptasi serta kemampuan bersosialisasi (soft skill) terhadap
lingkungan kerja dan memiliki kemauan belajar sepanjang hayat (life-long
education)
mengusahakan standar pelayanan minimal dalam menyelenggarakan program
pendidikan kewirausahaan sehingga pola penyelenggaraan kewirausahaan dapat
mencapai sasaran secara optimal

Anda mungkin juga menyukai