Anda di halaman 1dari 15

“ANALISIS WIRAUSAHA GORENGAN MUARA BANGKA HULU”

Disusun Oleh:
Kelompok 15
1. Milzen Adriataspen (A1M021011)
2. Rapi Apriansyah (A1M021030)
3. Anton Panjaitan (A1M021048)

Dosen Pengampu:
Dra. Ariefa Primair Yani, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2023

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Industri kuliner di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, dengan


kekayaan ragam cita rasa yang menjadi daya tarik utama. Dalam konteks ini, kami
memperhatikan tren meningkatnya minat konsumen terhadap produk gorengan sebagai
camilan populer. Perubahan gaya hidup yang serba cepat dan kebutuhan makanan praktis
telah menciptakan peluang bisnis yang menjanjikan di sektor gorengan.
Dalam beberapa tahun terakhir, konsumen semakin mencari variasi lebih banyak
dalam jenis dan rasa gorengan. Analisis pasar kami menunjukkan bahwa ada potensi
pertumbuhan yang dapat dimanfaatkan melalui inovasi dalam penyajian, bahan baku
berkualitas tinggi, dan strategi pemasaran yang efektif. Oleh karena itu, laporan
kewirausahaan ini bertujuan untuk menggali peluang di pasar gorengan dengan
menawarkan produk berkualitas dan menciptakan pengalaman konsumen yang unik.
Melalui pemahaman mendalam terhadap preferensi konsumen dan perubahan pola
konsumsi, kami percaya bahwa proyek kewirausahaan ini akan memberikan kontribusi
positif terhadap pertumbuhan bisnis

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara untuk mengetahui asal berwirausaha?


2. Bagaimana cara mendeskripsikan suatu wirausaha?
3. Bagaimana cara mengetahui dampak dari berwirausaha?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui asal berwirausaha

2. mendeskripsikan wirausaha

3. Untuk mengetahui dampak dari wirausaha


BAB II

STUDI PUSTAKA

Kewirausahaan dalam pendidikan merupakan kerja keras yang terusmenerus yang


dilakukan pihak sekolah terutama kepala sekolah dalam menjadikan sekolahnya lebih
bermutu. Konsep kewirausahaan ini meliputi usaha membaca dengan cermat peluang-
peluang, melihat setiap unsur institusi sekolah adanya sesuatu yang baru atau inovatif,
menggali sumber daya secara realistic dan dapat dimanfaatkan, mengendalikan resiko,
mewujudkan kesejahteraan (benefit) dan mendatangkan keuntungan financial (profit).
Benefits dan profits ini terutama dilihat untuk kepentingan peserta didik, guru-guru, kepala
sekolah (Isrososiawan, 2013).

Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai


kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan
untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan
kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam
rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan. Intinya, seorang wirausaha adalah orang-
orang yang memiliki karakter wirausaha dan mengaplikasikan hakikat kewirausahaan dalam
hidupnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah orang-orang yang memiliki jiwa kreativitas dan
inovatif yang tinggi dalam hidupnya. Dari beberapa konsep di atas menunjukkan seolaholah
kewirausahaan identik dengan kemampuan para wirausaha dalam dunia usaha (business),
padahal dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan karakter wirausaha
semata, karena karakter wirausaha kemungkinan juga dimiliki Edisi ix, April 2013 Safroni
Isrososiawan | 29 oleh seorang yang bukan wirausaha. Wirausaha mencakup semua aspek
pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan. Wirausaha adalah mereka yang
melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu
sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup.
Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan
usaha-usaha dan ide-ide barunya (Isrososiawan, 2013).

Mereka yang menjadi wirausaha adalah orang-orang yang mengenal potensi dan
belajar mengembangkannya untuk menangkap peluang serta mengorganisasi usaha dalam
mewujudkan cita-citanya. Kewirausahaan merupakan kemampuan kreatif dan inovatif, jeli
melihat peluang dan selalu terbuka untuk setiap masukan dan perubahan yang positif yang
mampu membawa bisnis terus bertumbuh serta memiliki nilai. Salah satu pendorong
terciptanya inovasi selain perubahan dan keharusan untuk beradaptasi adalah kesadaran akan
adanya celah antara apa yang ada dan apa yang seharunya ada, dan antara apa yang
diinginkan oleh masyarakat dengan apa yang sudah ditawarkan ataupun dilakukan oleh
pemerintah, sektor swasta maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) (Saragih, 2017).

Bisnis sebaiknya memiliki nilai dan bermanfaat. Hal ini bisa dicapai melalui kegiatan
bisnis yang dilakukan dengan menerapkan konsep kewirausahaan sosial. Konsep
kewirausahaan sosial telah menjadi konsep yang popular di berbagai Negara. Berbagai
kalangan mulai memperbincangkan konsep kewirausahaan sosial sebagai solusi inovatif
dalam menyelesaikan permasalahan sosial. Permasalahan sosial sendiri sudah menjadi
permasalahan bersama sehingga penanggulangannya membutuhkan sinergi dari semua pihak
(Saragih, 2017)

Kewirausahaan tertuang dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi dan


UKM, Nomor: 06/Per/M.KUKM/VIII/ 2012 dengan harapan untuk mendorong dan
mengakselerasi pemberdayaan Koperasi dan UMKM serta meningkatkan daya saing.
Usaha kecil merupakan tumpuan yang diharapkan untuk mengambil strategi dengan
menjadikan usaha yang mandiri, sehat, kuat, berdaya saing serta mengembangkan
diri untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta mendukung perluasan kesempatan
kerja dalam mewujudkan demokrasi ekonomi. Peningkatkan kualitas kelembagaan
dilakukan secara berjenjang melalui upaya membangunkan (awakening), pemberdayaan
(empowering), pengembangan (developing), penguatan (strengthening) (Sukirman, 2017).

Perilaku kewirausahaan memperlihatkan kemampuan pengusaha untuk


melihat ke depan, berfikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai
alternatif masalah dan pemecahannya masih kurang Suseno (2008). Pelaku usaha kecil
sudah memiliki sikap proaktif dan inisiatif yang bagus dalam mengembangkan usaha.
Pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, kemandirian pribadi mempunyai daya
dukung secara signifikan terhadap kemandirian usaha (Qamariyah &Dalimunthe 2012).
Pelaku usaha kecil dalam aspek orientasi prestasi dan komitmen dengan pihak lain
masih kurang baik, hal ini ditunjukkan dari tidak munculnya kemauan untuk
mengembangkan produk baru serta ketergantungan pada pihak-pihak yang
berkepentingan termasuk pemerintah (Suseno 2008). Ketidakmampuan dalam
persaingan serta rendahnya tingkat pengelolaan perilaku kewirausahaan merupakan
tantangan bagi pelaku usaha kecil untuk mampu tumbuh dan berkembang menuju
kemandirian usaha. Pada sisi lain diperlukan adanya pertumbuhan usaha kecil yang
didasari pada nilai-nilai kewirausahaan dan jiwa kewirausahaan dengan harapan mampu
membentuk perilaku usaha kecil dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Oleh karena itu perlu adanya strategi pemberdayaan usaha kecil menuju kemandirian
usaha dengan pendekatan jiwa kewirausahaan, nilai kewirausahaan dan perilaku
kewirausahaan (Sukirman, 2017).

Kompetensi menjadi salah satu faktor penting yang menjadi daya saing yang dimiliki
oleh UMKM. Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, para pengusaha dibutuhkan untuk
menjadi baik kompeten di bidang yang berbeda seperti sikap, intelektual, perilaku dan
manajerial sejak proses bisnis dianggap sangat penting hari ini (Wichramaratne, Kiminami, &
Yagi, 2014). Kesuksesan sebuah bisnis ditentukan oleh kompetensi yang ada di dalam bisnis
tersebut (Mitchelmore & Rowley, 2010). Kompetensi yang dimiliki oleh wirausaha
(entrepreneurial competency) pada dasarnya merupakan hubungan antara kompetensi dan
daur hidup bisnis (Baum, Locke, & Smith, 2001; Bird, 1995). Kompetensi akan mampu
meningkatkan peningkatan inovasi, keunggulan bersaing (Adryan, dkk, 2019)

Sifat kepribadian seorang wirausaha mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi


perusahaan, sebaliknya seseorang yang tidak mempunyai nilai kewirausahaan terdapat
pengaruh negatif terhadap kinerja usaha. Selain itu membuktikan bahwa sifat kepribadian
seorang wirausaha mampu mempengaruhi variasi prestasi perusahaan (Alma 2001). Sifat
kepribadian yang tinggi seperti pengawasan internal yang tinggi, kesediaan menanggung
risiko yang tinggi, keperluan berprestasi yang tinggi, selalu berusaha untuk memperbaiki diri
ke arah yang lebih baik dengan merubah tata cara mengelola usaha. Prestasi usaha yang
dikelola oleh wirausaha yang memiliki sifat wirausaha tinggi akan lebih baik dibandingkan
dengan usaha yang dikelola oleh wirausaha yang memiliki sifat kepribadian wirausaha rendah
(Sukirman, 2017).
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan diarea unib belakang muara bangka hulu kota Bengkulu
pada hari kamis 17 november 2023.

3.2 Cara pengambilan sampel

Pengambilan sampel pada kegiatan ini dengan mendatangi penjual gorengan dengan
jumlah sampel 5 tempat usaha.

3.3 Analisis data

Tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh data maka metode pengumpulan data
merupakan langkah yang paling vital dalam suatu penelitian. Peneliti yang melakukan
penelitian tidak akan mendapatkan data yang diinginkan jika tidak mengetahui metode dalam
pengumpulan data.

Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder. Selanjutnya bila dilihat
dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan
dengan observasi (pengamatan), wawancara (interview), kuisioner (angket), dokumentasi dan
gabungan keempatnya.

Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

i. Observasi.
Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui atau menyelidiki
tingkah laku non verbal yakni dengan menggunakan teknik observasi. observasi
merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain. Observasi juga tidak terbatas pada orang, tetapi
juga objek-objek alam yang lain. Melalui kegiatan observasi peneliti dapat belajar
tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.
ii. Wawancara.
Wawancara menjadi salah satu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian. Wawancara merupakan komunikasi dua arah untuk memperoleh
informasi dari informan yang terkait. Wawancara adalah suatu kejadian atau proses
interaksi antara pewawancara dan sumber informasi atau orang yang diwawancarai
melalui komunikasi secara langsung atau bertanya secara langsung mengenai suatu
objek yang diteliti. Wawancara yang dipilih oleh peneliti adalah wawancara bebas
terpimpin. Wawancara bebas terpimpin adalah wawancara yang dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan secara bebas namun masih tetap berada pada pedoman
wawancara yang sudah dibuat. Pertanyaan akan berkembang pada saat melakukan
wawancara. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk memperoleh informasi yang
relevan dengan penelitian.
iii. Dokumentasi.
dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan
informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa
laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. Studi dokumen
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi atau wawancara akan lebih
dapat dipercaya atau mempunyai kredibilitas yang tinggi jika didukung oleh foto-foto
atau karya tulis 36 STIE INDONESIA akademik yang sudah ada. Tetapi tidak semua
dokumen memilih tingkat kredibilitas yang tinggi. Sebagai contoh banyak foto yang
tidak mencerminkan keadaan aslinya, karena foto bisa saja dibuat untuk kepentingan
tertentu
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
4.1.1 Tabel penjual gorengan 1 ibu halimah
No Pertanyaan Jawaban
1 Berapa lama usaha berjalan 11 tahun
2 Mengapa memilih usaha tersebut Karena usaha ini salah satu usaha yang
memiliki banyak peminat dan mudah
untuk di buat.
3 Apakah tokoh dibukan setiap Ya, kecuali jika ada halangan
harinya
4 Dari jam berapa dan sampai jam Dari jam 06:30-20:00 wib
berapa toko tersebut buka
5 Gorengan apa yang paling laris Bakwan goreng dan tahu goreng
dibeli

Gambar 1.1 Foto Bersama dengan buk Halimah


4.1.2 Tabel penjual gorengan 2 buk rita
No Pertanyaan Jawaban
1 Berapa lama usaha berjalan 20 tahun
2 Mengapa memilih usaha tersebut Karena usaha ini adalah usaha turun
temurun dari bapak, dan juga memiliki
banyak peminat
3 Apakah tokoh dibukan setiap Iya.
harinya
4 Dari jam berapa dan sampai jam Dari jam 07:00-23:00 wib
berapa toko tersebut buka
5 Gorengan apa yang paling laris Bakwan goreng dan tempe goreng
dibeli

Gambar 1.2 gorengan buk rita


4.1.3 tabel penjual gorengan 3 al hikmah
No Pertanyaan Jawaban
1 Berapa lama usaha berjalan Kurang lebiih 1/5 tahun
2 Mengapa memilih usaha tersebut Karena banyak pelangan yang membeli
lauk, ataupun makan ditempat yang
sering menanyakan gorengan, jadi
dengan adanya kesempatan dan peluang
makanya diadakan gorengan,
sebenarnya kalau jualan gorengan itu
dari awal buka warteg ini tapi kalua
untuk bukak grobak di depan itu kurang
lebih 1/5 tahun
3 Apakah tokoh dibukan setiap Iya.
harinya
4 Dari jam berapa dan sampai jam Dari jam 07:00-23:00 wib
berapa toko tersebut buka
5 Gorengan apa yang paling laris Bakwan goreng dan tahu goreng
dibeli
Gambar 1.3 foto grobak gorengan hikmah
4.1.4 tabel penjual gorengan 4 buk bintang
No Pertanyaan Jawaban
1 Berapa lama usaha berjalan Kurang lebiih 18 tahun
2 Mengapa memilih usaha tersebut Karena tempat yang strategis, memiliki
peluang pasar, memiliki modal yang pas
pasan
3 Apakah tokoh dibukan setiap Iya.
harinya
4 Dari jam berapa dan sampai jam Dari jam 07:00-21:00 wib
berapa toko tersebut buka
5 Gorengan apa yang paling laris Bakwan goreng
dibeli

Gambar 1.4 foto bersama penjual gorengan buk bintang


4.1.5 tabel penjual gorengan 5 pak amin
No Pertanyaan Jawaban
1 Berapa lama usaha berjalan Kurang lebiih 7 tahun
2 Mengapa memilih usaha tersebut Karena tempat yang strategis, memiliki
peluang pasar, memiliki modal yang pas
pasan
3 Apakah tokoh dibukan setiap Iya.
harinya
4 Dari jam berapa dan sampai jam Dari jam 07:00-23:00 wib
berapa toko tersebut buka
5 Gorengan apa yang paling laris Bakwan dan tempe goreng
dibeli

Gambar 1.5 foto pak amin si penjual gorengan


4.2 PEMBAHASAN
Dari hasil kegiatan observasi, Kewirausahaan adalah proses menciptakan,
mengembangkan, dan mengelola suatu usaha atau bisnis dengan tujuan untuk
menghasilkan keuntungan. Ini melibatkan pengambilan risiko, inovasi, dan kemampuan
untuk melihat peluang bisnis serta mengelola sumber daya dengan efisien. Untuk
mengetahui asal mula berwirausaha, pertama-tama, mengidentifikasi minat, keterampilan,
dan pengetahuan yang Anda miliki. Selanjutnya, pelajari pasar dan temukan peluang
bisnis yang sesuai dengan passion Anda. Jangan ragu untuk mencari inspirasi dari
pengalaman pribadi, keahlian unik, atau tren pasar yang berkembang. Selain itu, jaringan

dengan orang-orang dalam industri yang relevan dapat memberikan wawasan dan
dukungan yang berharga untuk memulai perjalanan berwirausaha Anda.

Mendeskripsikan suatu wirausaha dengan memuat informasi mengenai:

 Jenis Usaha: Deskripsikan jenis produk atau jasa yang ditawarkan oleh wirausaha
tersebut.
 Visi dan Misi: Ceritakan visi jangka panjang dan misi sehari-hari perusahaan untuk
memberikan gambaran mengenai tujuan dan arahnya.
 Nilai-nilai Perusahaan: refleksi nilai-nilai inti yang dipegang teguh oleh wirausaha
tersebut, yang mungkin mencakup etika bisnis, keinginan, atau pelayanan pelanggan.
 Target Pasar: menjelaskan siapa target pasar utama perusahaan, dan bagaimana mereka
mencoba memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan.
 Inovasi atau Keunggulan Bersaing: Tidak adanya cara wirausaha tersebut berinovasi
atau memiliki keunggulan yang membedakannya dari pesaing.
 Sejarah dan Perjalanan: Ceritakan tentang awal mula berdirinya perusahaan dan
perjalanan perkembangannya.
 Pencapaian dan Prestasi: Sertakan informasi mengenai pencapaian dan prestasi yang
telah diraih oleh wirausaha tersebut.

Untuk mengetahui dampak dari wirausaha, bisa melakukan langkah-langkah berikut:

 Analisis Keuangan: Tinjau laporan keuangan untuk melihat pertumbuhan


pendapatan, keuntungan bersih, dan arus kas. Ini memberikan gambaran tentang
kesehatan finansial perusahaan.
 Pengukuran Kinerja Operasional : Evaluasi kinerja operasional, seperti efisiensi
operasional, tingkat produksi, dan manajemen rantai pasok. Ini membantu
mengidentifikasi efisiensi dan potensi perbaikan.
 Pengaruh pada Pekerjaan dan Ekonomi Lokal: Periksa dampak wirausaha terhadap
penciptaan lapangan kerja dan kontribusi terhadap ekonomi lokal. Hal ini dapat
merangkul pemberdayaan masyarakat dan memberikan kontribusi positif.
 Inovasi dan Dampak Sosial: mengecualikan inovasi yang dihasilkan oleh
wirausaha dan dampaknya pada masyarakat atau industri tertentu. Misalnya,
pengembangan produk baru atau solusi yang meningkatkan kualitas hidup.
 Survei dan Umpan Balik Pelanggan: Dapatkan umpan balik dari pelanggan untuk
menilai kepuasan mereka dan bagaimana produk atau layanan wirausaha tersebut
mempengaruhi kehidupan mereka.
 Analisis Risiko dan Keberlanjutan: Tinjauan dampak wirausaha terhadap
lingkungan dan masyarakat sekitar. Mengambil upaya untuk bunuh diri dan
mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak negatif.
 Keterlibatan Komunitas: Periksa keterlibatan dan dukungan

BAB V

KESIMPULAN
Ardyan, dkk,. 2019.Dampak positif seorang wirausaha yang memiliki kompetensi kewirausahaan
pada kesuksesan inovasi produk dan kinerja bisnis. Jurnal kewirausahaan dan usaha kecil
menengah , 1(1), 11-15.
Imamah, N. (2012). Peningkatan hasil belajar IPA melalui pembelajaran kooperatif berbasis
konstruktivisme dipadukan dengan video animasi materi sistem kehidupan tumbuhan. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia, 1(1), 32–36. https://doi.org/10.15294/jpii.v1i1.2010
Isrososiawan, S. (2013). Peran Kewirausahaan Dalam Pendidikan. Society, 4(1), 26–49.
https://doi.org/10.20414/society.v4i1.329
Saragih, R. (2017). Membangun Usaha Kreatif , inovatif. Jurnal Kewirausahaan, 3, 27.
Sukirman, S. (2017). Jiwa Kewirausahaan dan Nilai Kewirausahaan Meningkatkan Kemandirian Usaha
melalui Perilaku Kewirausahaan. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 20(1), 117.
https://doi.org/10.24914/jeb.v20i1.318

Anda mungkin juga menyukai