Anda di halaman 1dari 13

LATAR BELAKANG DAN ESENSI KEWIRAUSAHAAN

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

AGNALIKA(141901074)

HARSADIAN(141901008)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU DAN ANAK USIA

DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

BAUBAU

2022
A. Latar Belakang

Kewirausahaan mengalami perkembangan yang cukup pesat di

berbagai negara. Kewirausahaan tidak hanya berperan dalam

meningkatkan output dan pendapatan per kapita, namun melibatkan

pengenalan atau penerapan perubahan dalam struktur bisnis maupun

masyarakat. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan ikut memiliki andil

dalam mendorong praktik-praktik kewirausahaan yang pada akhirnya

memunculkan berbagai penemuan-penemuan produk dan jasa baru bagi

konsumen. Hal ini tentunya membuka peluang kerja baru, membuka

pasar baru, dan dalam jangka panjang akan mampu menciptakan

pertumbuhan usaha di berbagai sektor.

Di negara yang sedang berkembang, usaha-usaha yang banyak

tumbuh di masyarakat umumnya tergolong sebagai usaha kecil. Fakta ini

menunjukkan bahwa usaha kecil merupakan mayoritas kegiatan

masyarakat yang memberikan kontribusi signifikan terhadap penciptaan

pendapatan penduduknya. Beberapa fakta tersebut antara lain: 40% dari

volume bisnis di banyak negara dilakukan oleh usaha kecil, 75% dari

perkerjaan baru dihasilkan oleh sektor usaha kecil, usaha kecil

menyumbang bagian tersebar dari penjualan di sektor manufaktur, dan

hampir di semua negara usaha kecil adalah tempat lahirnya kewirausahaan.

Namun demikian, terdapat juga fakta bahwa 50% dari usaha kecil gagal
pada dua tahun pertama dan manajemen yang buruk adalah penyebab

tersebar kegagalan usaha kecil.

kewirausahaan merupakan dunia usaha atau bisnis yang berkaitan

dengan pemanfaatan peluang usaha, dan pengelolaan sumber daya demi

memperoleh keuntungan. Usaha atau bisnis tersebut merupakan upaya

yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan melalui penjualan barang

atau penyediaan jasa. Berdasarkan pendapat para ahli, maka dapat

disimpulkan bahwa pengertian kewirausahaan adalah usaha atau bisnis

yang dijalani dengan sikap dan jiwa yang aktif serta kreatif dalam

mengelola sumber daya dan memanfaatkan peluang untukmeningkatkan

pendapatan dan berkembangnya usaha.Berwirausaha adalah profesi

yang terus berkembang seiring waktu, hal iniditandai dengan

meningkatnya kesadaran kalangan muda untuk bekerja sebagai

wirausaha. Hal ini sangat berdampak positif dan turut membantu

meringankan program pemerintah dalam mengurangi jumlah

pengangguran.Namun, untuk menciptakan lapangan kerja tidak mudah

karena dalam menciptakan lapangan kerja memerlukan sifat-sifat tertentu

agar usaha yang dipilih mampu bertahan dan dapat berkembang.

Adapun sifat-sifat yang perlu dimiliki wirausaha yaitu:

1. percaya diri,

2. berorientasi pada tugas dan hasil,

3. pengambil risiko,

4. kepemimpinan,
5. keorisinilan, dan

6. berorientasi ke masa depan .

Keenam sifat tersebut harus dipahami dan diterapkan sebagai

bekal wirausaha baru dalam memperoleh kesuksesan. Menurut Toni

Setiawan (2012) bahwa untuk menjadi wirausaha yang berhasil harus

memiliki karakteristik sikap dan perilaku yang baik serta berpandangan

pada kemajuan dan selalu positif. Oleh karena itu, sikap dan perilaku yang

baik sangat penting diterapkan dalam menjalani wirausaha. Dalam

penelitian ini menggunakan Theory of Planned Behavior untuk meneliti

sikap kewirausahaan, niat dan perilaku wirausaha, yang dimana teori ini

menjelaskan sikap, niat dan perilaku secara umum karena merujuk pada

penelitian Novita Nurul Islami , teori ini digunakan dalam penelitiannya

bahwa dikatakan lebih baik dan kompleks dalam menjelaskan perilaku

berwirausaha. Menurut Ajzen sikap adalah pengevaluasian positif dan

negative seseorang terhadap objek yang berkaitan dengan tindakan yang

disenangi. Secara umum, pembentukan sikap dalam kerangka teori

perilaku terencana menunjukkan bahwa evaluasi dari setiap objek

mengikuti secara wajar dan dipegang teguh. Sikap ini terhadap perilaku

ditemukan berkorelasi baik dengan perilaku yang sesuai, dan karena

dinilai sebelumnya dapat digunakan untuk memprediksi kinerja perilaku.

Selain itu, sikap terhadap konsep perilaku juga dapat meningkatkan

pemahaman tentang alasan mengapa orang berhasil atau gagal dalam

menunjukkan kecenderungan perilaku tertentu.


Kewirausahaan merupakan sikap dan jiwa yang selalu aktif serta

kreatif yang berdaya, bercipta, berkarsa, dan bersahaja dalam berusaha

untuk meningkatkan pendapatan melalui kegiatan usaha . Seseorang

yang memiliki sikap dan jiwa wirausaha tidak akan pernah merasa puas

dengan sesuatu yang telah dicapai, melainkan akan terus berusaha

mencari peluang untuk meningkatkan usaha dan kehidupannya. Peluang

akan dapat diperolehnya dengan cara berinovasi dan berkreasi, kemudian

memanfaatkan peluang tersebut untuk mengembangkan usaha yang

dijalani. Sedangkan menurut Muchson (2017) UMKM (Usaha Mikro Kecil

dan Menengah) ialah bentuk usaha yang keberadaannya mampu

memberikan kesempatan pada pengangguran untuk dapat berkarya dan

menghasilkan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan hidup.

Teori ini mengatakan sejumlah besar penelitian telah memberikan

dukungan kuat untuk proposisi bahwa niat untuk melakukan perilaku

dapat diprediksi dari sikap terhadap perilaku.

Menurut Hendro (2011) sikap kewirausahaan merupakan cara pandang

dan pola pikir (mindset) atas hal-hal yang dihadapi seperti rasa takut,

kesulitan, kritikan dan cobaan yang mendasari sebuah tindakan

wirausaha. Hal-hal tersebut umum dirasakan setiap wirausaha, apabila

mampu menyikapinya dengan baik dan positif tentu akan memperoleh

hasil yang diharapkan. Meskipun setiap proses tidak dapat diperoleh

secara instan, tetapi dengan kemauan untuk bekerja keras dan

bersungguh-sungguh pasti akan ada perubahan. Sedangkan sikap

kewirausahaan
menurut Muchson (2017) adalah pandangan dan nilai-nilai mengenai

objek seorang entrepreneur, pandangan ini berupa bentuk evaluasi

tentang objek. Dari pengertian kedua pendapat diatas memiliki makna

yang sama dan dapat disimpulkan sikap kewirausahaan merupakan

bentuk penilaian atau pandangan mengenai sesuatu ketika akan

melakukan suatu perilaku wirausaha.

Menurut Hendro (2011) perilaku wirausaha sebagai tindakan (action) yang

telah dilakukan dan menjadi kebiasaan yang dipegang teguh. Sedangkan

Muchson(2017) mengemukakan perilaku wirausaha adalah wujud

implementasi atau penerapan yang diperoleh dari pandangan mengenai

sesuatu seorang entrepreneur. Dari penjelasan di atas terbentuknya

perilaku wirausaha ini akan didahului oleh munculnya sikap

kewirausahaan individu.

Hal ini sejalan dengan penelitian Bainil Yuliana dan Pridson

Mandiangan (2012) bahwa variabel sikap wirausaha merupakan variabel

yang dominan berpengaruh terhadap perilaku kewirausahaan daripada

variabel karakteristik wirausaha. Shobikin Amin (2015) juga

mengungkapkan hal yang sama dalam penelitiannya bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel sikap terhadap perilaku

kewirausahaan. Menurut Ajzen (2005) dalam Theory of Planned Behavior

terdapat tiga determinan dasar (faktor yang menentukan) perilaku

seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan. Ketiga

determinan dasar tersebut adalah personal attitude (sikap individu),


subjective norm (norma subjektif), dan perceived behavioral control

(kontrol perilaku yang dirasakan). Dalam penelitian ini difokuskan pada

Personal Attitude (sikap individu) yang merupakan determinan pertama

perilaku yang meliputi evaluasi positif atau negatif individu terhadap

lembaga, orang, atau objek dari melakukan perilaku tertentu. Dalam hal

ini seseorang akan melakukan suatu tindakan apabila memandang

tindakan tersebut akan berdampak positif pada dirinya, begitupun

sebaliknya tidak akan melakukan apabila berdampak negatif. Determinan

sikap ini sebagai faktor yang memberikan stimulus (rangsangan) pada

individu mengenai suatu objek. Dan apabila individu memiliki maksud

atau tujuan terhadap objek tersebut, maka dirinya akan membentuk

intensi (niat) untuk berperilaku. Intensi (niat) disini sebagai faktor yang

turut mempengaruhi antara sikap dan perilaku yang dapat memperlemah

dan memperkuat keduanya. Oleh sebab itu, sebuah perilaku tidak terjadi

begitu saja, melainkan terjadi dengan proses yang nantinya akan terwujud

dalam perilaku faktual (tindakan nyata).

A. Esensi Kewirausahaan

Dalam menjalankan sebuah wirausaha mereka para wirausaha

memiliki atau wajib memiliki kepercaan yang sangat tinggi dan dibarengi

dengan pengetahuan yang sangat-sangat mumpuni dengan

pengetahuannya.Agar kepercayaan diri tersebut sinkron dan betul-betul

berjalan dengan sangat baik,begitupun usahanya berjalan lancar.


esensi kewirausahaan dapat diartikan juga sebagai hakikat dari

kewirausahaan, esensi kewirausahaan dapat diartikan sebegai

kemampuan atau sifat untuk melihat peluang yang ada di sekitar kita

untuk dijadikan sebagai suatu usaha yang bertujuan untuk menyelesaikan

masalah tersebut dan mendapatkan keuntungan. Menjadi seorang

wirausaha memang harus jeli melihat pasar, dengan jeli melihat pasar kita

bisa menentukan usaha apa yang akan kita jalankan Selain jeli melihat

peluang, dalam esensi kewirausahaan juga harus memiliki beberapa nilai

tambah, nilai tambah dalam esensi kewirausahaan adalah menciptakan

nilai tamba di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya

dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing

Demikian pembahasan mengenai esensi kewirausahaan, untuk menjadi

seorang wirasusaha, kita harus jeli melihat peluang. Selain itu dalam esensi

kewirausahaan juga harus memiliki nilai tambah yang telah disebutkan di

atas.

Selain itu ada beberapa yang mendasari seseorang menjadi seorang

wirausaha:

1. Kurangnya Lowongan Pekerjaan

Dengan kurangnya lowongan pekerjaan dinegeri in dapat mendorong

seseorang untuk menjadi seorang wirausaha.

2. Menambah Penghasilan

Adapula mereka yang sudah mempunyai pekerjaan namun dengan

kurangnya penghasilan yang didapat dari bekerja menimbulkan


pemikiran untuk bisa menambah penghasilan salah satunya dengan

membuka sebuah usaha.

3. Menikmati Hobi

Sebagian orang mempunyai sebuah hobi dan pada dasarnya siapa

yang tidak mau sih jika hobi menjadi uang,nah dari situ biasanya

seseorang juga mengawali sebuah usaha,dari hobi yang bisa

menghasilkan.

4. Rasa Bosan Saat Bekerja

Pekerjaan memang menjadikan sebagian orang menjadi merasa

bosan,bagaimana tidak rutinitas yang harus dijalani,seperti jam

kerja,tugas kerja,dan pertemuan itu-itu saja dapat menimbulkan rasa

bosan,berbeda dengan mereka yang membuka sebuah usaha memiliki

waktu bebas dan tidak dalam tekanan,bebas berkreasi bebas

berpendapat menjadi kelebihan seorang wirusaha.

Ada empat subkategori menjadi wirausahawan:

1. Penemu, mendefinisikan konsep, unik, baru, penemuan atau

metodologi

2. Inovator, menerapkan sebuah teknologi baru atau metodologi untuk

memecahkan masalah baru.

3. Marketer, mengidentifikasi kebutuhan di pasar dan memenuhinya

dengan produk baru atau produk substitusi yang lebih efisien.

4. Oportunis, pada dasarnya sebuah broker, pialang, yang

menyesuaikan antara kebutuhan dengan jasa diberikan dan komisi.


. Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:

- Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.

- Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba,

memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka

bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.

- Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.

- Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang

lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.

- Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan

memiliki jaringan bisnis yang luas.

- Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa

depan.

- Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.

2. Sikap wirausaha

Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita

identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari

kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:

1) Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki

kedisiplinan yang tinggi Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan

komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya\ Ketepatan

yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu,

kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainyaKetepatan terhadap

waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha

menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan Sifat

sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah

kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih

keberhasilan Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan

dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut

Wirausahawan harus taat azas Hal tersebut akan dapat tercapai jika

wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja

yang telah ditetapkan Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-

kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas

pekerjaan dan sistem kerja

2) Komitmen Tinggi

Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh

seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lainDalam

melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki

komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada

kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan

identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam

hidupnya Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain


terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada

kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk

yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan

sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya

terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang

akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari

konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada

akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang

diharapkan

3) Jujur

Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh

seorang wirausahawanKejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks

Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan,

kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai

pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala

kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan

olehwirausahawan Kreatif dan Inovatif

Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus

memiliki daya kreativitas yang tinggi Daya kreativitas tersebut sebaiknya

dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan

baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di

pasar Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh

ruang, bentuk ataupun waktuJustru seringkali ide-ide jenius


yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya

adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil

4) Mandiri

Seseorang dikatakan “ mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan

keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain

dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi

kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak

lainKemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang

wirausahawan Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki

sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya

5) Realistis

Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan

fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap

pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya]Banyak seorang

calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya

mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak

realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya

Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap

masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan

tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis

Anda mungkin juga menyukai