PENGANTAR
(Putra, 2018). UMKM mampu menyerap tenaga kerja serta berperan dalam
kemiskinan.
wawancara yang telah dilakukan pada salah satu staf bagian pengembangan
UMKM Dinas Koperasi dan UMKM DIY (EDH, Perempuan, 36 tahun) diketahui
pada akhir tahun 2018 telah terjadi peningkatan jumlah UMKM sebesar 4,5%
dari tahun 2017. Pada tahun 2018, Dinas Koperasi dan UMKM DIY mencatat
1
2
Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa kasus dimana terdapat 62 UMKM di
inovasi yang dilakukan untuk menjadikan produk tetap berdaya saing dengan
kompetitor baru. Kegagalan yang dialami UMKM disebabkan oleh berbagai hal
yang sulit, semakin banyaknya kompetitor yang berdaya saing, dan minimnya
yang berkualitas. Sumber daya manusia yang dimiliki UMKM sering kali tidak
UMKM kesulitan untuk berinovasi karena sumber daya manusia yang dimiliki
masih jarang memunculkan perilaku inovatif. Hal ini yang menjadikan perilaku
inovatif lebih sering muncul pada pemilik usaha daripada karyawan seperti
yang dimiliki. Hal ini didukung dengan pernyataan Van dan Ven (Etikariena &
pengembang, perespon dan pemodifikasi dari pada ide yang telah dihasilkan.
Revolusi Industri 4.0. Oleh sebab itu, perilaku inovatif perlu dikembangkan di
dan bermanfaat bagi inividu maupun kelompok. Perilaku inovasi dapat berupa
Acona dan Caldwell (Damirch, Rahimi, & Seyyedi, 2011) menjelaskan bahwa
di dalam perusahaan.
memunculkannya sehingga penting untuk memahami hal apa saja yang dapat
4
atau perusahaan, tetapi perilaku inovatif juga dapat dilakukan pada proses
yang berkaitan dengan cara diciptakan atau dikirimkan. Selain itu juga dapat
serta inovasi pada paradigma yang melekat dalam organisasi (Bessant & Tidd,
2015).
memilih untuk tetap berada pada zona nyaman dengan tetap melakukan
kebiasaan yang sudah menjadi budaya dalam UMKM itu sendiri (Hartono &
Hartomo, 2014). Selain itu, inovasi yang dilakukan UMKM biasanya masih
memiliki etos kerja yang kurang baik, serta perilaku kewirausahaannya kurang
terkait budaya kerja yang berlaku di dalam UMKM sehingga berdampak pada
UMKM. Hal ini menyebabkan rendahnya inovasi yang ada di dalam UMKM.
tonggak UMKM agar tetap berdaya saing. Oleh karena itu, diperlukan sumber
itu,juga diperlukan sumber daya manusia yang tidak mudah menyerah dalam
yang terjadi di dalam perusahaan atau organisasi. Oleh sebab itu, karyawan
perlu memiliki modal psikologis yang baik agar dapat mengarahkan dirinya
efikasi diri, sikap optimis, pengharapan, serta resiliensi yang baik (Luthans,
Youssef, & Avolio, 2007). Efikasi diri menjadikan karyawan melihat tantangan
ide untuk mengatasi tantangan yang ada (Rulevy & Parahyanti, 2016). Selain
itu, sikap optimis juga dapat mendorong karyawan untuk melakukan perilaku
munculnya perilaku inovatif adalah harapan. Hal ini dikarenakan individu yang
Resiliensi merupakan bagian dari modal psikologis yang juga diperlukan untuk
menjelaskan bahwa individu yang memiliki resiliensi yang lebih tinggi akan
Munawaroh & Meiyanto, 2017). Oleh sebab itu, setiap sumber daya manusia
yang ada di dalam UMKM perlu memiliki modal psikologis yang cukup guna
B. Tujuan Penelitian
modal psikologis dan perilaku inovatif pada pelaku usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM).
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
perilaku inovatif.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Subjek
perilaku inovatif yang terjadi di dalam UMKM Selain itu, hasil penelitian
depan.
8
b. Bagi UMKM
D. Keaslian Penelitian
negeri maupun luar negeri dengan berbagai subjek, lokasi, serta variabel
independen yang berbeda. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan El-
karyawan PT PLN Persero Distribusi Jawa Barat APJ Bogor sebagai subjek
Hsu & Chen (2015) juga melakukan penelitian yang melibatkan 922
modal psikologis dan 6 aitem skala perilaku inovatif. Pada hasil penelitian ini
Taiwan. Pada penelitian tersebut, perilaku inovatif diukur melalui 14 item yang
pasar tradisional. Penelitian Dewi (2013) merupakan sebuah studi kasus pada
inovatif. Partisipan dalam penelitian ini sebanyak 237 karyawan yang terdiri
alat ukur yaitu modal psikologis yang terdiri dari 24 aitem, performa inovatif
yang terdiri dari 6 aitem, dan stres kerja yang terdiri dari 9 aitem. Hasil
10
performa inovatif.
inovatif juga pernah dilakukan oleh Etikariena dan Muluk (2014). Penelitian
tersebut mengambil sampel sebanyak 100 karyawan dari berbagai level dan
elektronik berbasis tenaga surya. Hasil penelitian Etikariena dan Muluk (2014)
perilaku inovatif.
dilakukan oleh Maitri dan Purba (2018) terhadap 150 karyawan di kantor pusat
penelitian ini terdiri dari 7 aitem skala fleksibilitas SDM, 24 aitem skala modal
psikologis, dan 9 aitem skala perilaku inovatif di tempat kerja. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara fleksibilitas SDM dan
perilaku inovatif. Selain itu juga ditemukan bahwa flesibilitas SDM dan modal
899 pekerja dewasa dari berbagai organisasi, level, dan pekerjaan dengan
1. Keaslian topik
Topik ini berbeda dengan topik penelitian yang dilakukan oleh El-
Yogyakarta.
12
2. Keaslian Teori
asuransi di Jakarta.
Yogyakarta.
subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah pelaku usaha mikro kecil
Progo, dan Kabupaten Gunung Kidul. Hal ini menjadikan penelitian ini dapat
dipastikan keasliannya.