Anda di halaman 1dari 53

PROPOSAL PENELITIAN MSDM

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


ENTREPRENEUR DALAM BERWIRAUSAHA

Diajukan untuk disetujui oleh


Program Magister Manajemen

Oleh
SAM KOERNIADI FIVBRIANTORO
150. 1026. 159

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2017

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia

menimbulkan banyak permasalahan, salah satunya adalah minimnya

lapangan pekerjaan. Jumlah lapangan pekerjaan yang ada dengan orang

yang mencari kerja menunjukan lebih banyak orang yang mencari kerja,

sehingga banyak yang tidak memiliki kesempatan untuk bekerja,

akibatnya jumlah pengangguran semakin besar yang berdampak pada

kondisi perekonomian di Indonesia khususnya di Kalimantan Timur.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik Provinsi

Kalimantan Timur (2016) menunjukkan, jumlah angkatan kerja khususnya

di Kalimantan Timur mencapai 1.717.892 orang, meningkat sebesar

178.401 orang dibanding angkatan kerja pada Agustus 2015 sebanyak

1.539.491 orang. Penduduk yang bekerja pada Agustus 2016 tercatat

sebanyak 1.581.239 orang. Sedangkan jumlah pengangguran dibulan

Agustus 2016 tercatat sebanyak 136.653 orang dengan Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 7,95 persen. Berikut ini adalah data

yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur (2016)

No. 96/11/64/Th. XIX, 7 November 2016.

2
Keadaan ketenagakerjaan hasil Sakernas Agustus 2016 juga dapat

dilihat menurut tingkat pendidikan. Dari jumlah angkatan kerja keadaan

Agustus 2016 di Kalimantan Timur, proporsi yang bekerja terbesar adalah

tamatan SLTA sebanyak 600.455 orang (37,97 persen), dan yang terendah

tamatan Perguruan Tinggi sebanyak 231.374 orang atau sekitar 14,63

persen. Lebih dari setengah jumlah pengangguran adalah tamatan SLTA yaitu

sebanyak 78.079 orang (57,14 persen) dan yang terendah tamatan

Perguruan Tinggi sebanyak 15.641 orang (11,45 persen). Masih tingginya

proporsi penduduk yang bekerja dengan tingkat pendidikan SD ke bawah

perlu menjadi perhatian serius oleh pemerintah dalam upaya pembangunan

di bidang pendidikan, guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia di

Kalimantan Timur.

3
Dari data tersebut, dimana masih tingginya tingkat pengangguran di

Kalimantan Timur, pemerintah harus memikirkan cara atau program yang

dapat mengurangi pengangguran, salah satunya dengan menumbuhkan

dan meningkatkan wirausaha yang berkualitas.

Berkaitan dengan hal tersebut, kewirausahaan saat ini sudah dipercaya

sebagai kekuatan penting dalam pertumbuhan ekonomi global yang dapat

menciptakan usaha baru dan pertumbuhan ekonomi (Minniti, Bygrave dan

Autio, 2006). Namun tidak hanya sebagai kekuatan penting dalam

pertumbuhan ekonomi global, kewirausahaan pun menjadi salah satu

upaya untuk mengurangi masalah pengangguran, dilihat dari

kontribusinya dalam penyerapan tenaga kerja yang ada. Karena

4
pembangunan akan lebih berhasil jika didukung dengan hadirnya

entrepreneur yang dapat membuka lapangan kerja mengingat kemampuan

pemerintah sangat terbatas. Dalam hal ini, tidak dapat dipungkiri lagi

bahwasanya keberadaan wirausaha dapat membantu tersedianya begitu

banyak lapangan pekerjaan, tersedianya jasa dan pemenuhan kebutuhan

konsumen serta dapat menyerap angkatan kerja yang belum

mendapatkan pekerjaan yang layak.

Sedangkan menurut data, jumlah wirausaha di Indonesia hanya

sekitar 1,65 persen dari jumlah penduduk di Indonesia, yaitu 1,95 juta jiwa

yang menjadi wirausaha. Idealnya jumlah wirausaha suatu Negara yakni 2

persen dari jumlah populasai penduduk. Jumlah itu lebih rendah

dibandingkan dengan jumlah wirausaha di beberapa negara luar yang

tingkat pertumbuhan ekonominya tinggi. Jumlah wirausaha di luar negeri,

seperti Amerika Serikat yang merupakan negara maju di dunia, mencapai

sekitar 11 persen. Jumlah wirausaha di Singapura juga tinggi, mencapai 7

persen, dan di Malaysia mencapai 5 persen. Sedangkan untuk di

Kalimantan Timur sendiri, dari hasil Sensus Ekonomi (SE 2006) Kaltim,

dilihat bahwa jumlah pengusaha tumbuh lambat. Jumlah pebisnis pada SE

2006 sebanyak 242.000 pelaku usaha. Berkembang hanya 29 persen saat

SE 2016 sebesar 313.000 pelaku. (procal.co). Hal ini menunjukan bahwa,

masih banyak yang harus disiapkan oleh entrepreneur khususnya

generasi muda untuk menambah dan meningkatkan kualitas dan kesiapan

5
diri sebagai pelaku usaha. Untuk menumbuhkan wirausaha baru tersebut

diperlukan adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Dalam era globalisasi ekonomi yang yang semakin nyata dan

kompleks diberbagai belahan dunia, menunjukan adanya tuntutan

kemampuan dalam membentuk kompetisi yang sangat ketat. Kemampuan

dan keunggulan bersaing dalam era global, biasanya merupakan sifat

yang sementara atau sebagai alat untuk mencapai keberhasilan dalam

berbisnis. Oleh karena itu pelaku bisnis dituntut untuk terus secara kontinu

mentransformasi dan mengembangkan seluruh kemampuan yang ada

pada dirinya, dengan mengimplementasikan jiwa wirausahanya melalui

aspek manajemen internal perusahaan agar selalu relevan mengikuti

perubahan lingkungan dan situasi persaingan.

Dengan memiliki jiwa kewirausahaan yang seutuhnya, diharapkan

pelaku usaha akan mampu untuk dapt terus menerus meningkatkan

efisiensi, produktifitas, kreativitas dan inovasi dalam melaksanakan

usahanya guna meningkatkan kemampuan berbisnis dan memiliki

keunggulan untuk bersaing di berbagai situasi maupun kondisi dengan

tetap memperhatikan etika bisnis agar dapat menumbuhkan kepercayaan

bagi semua pihak.

Memperhatikan perkembangannya, kewirausahaan dapat dipelajari

dari berbagai sudut pandangaya. Beberapa studi menunjukan bahwa

karakteristik personal, perspektif lingkungan, sosial network, sosial capital,

human capital, finacial capital, strategi menghadapi dinamika bisnis dan

6
penggunaan infrastruktur pengetahuan yang tepat merupakan elemen

penting dalam kewirausahaan. Dilain pihak elemen penting dalam

kewirausahaan adalah kreatifitas dan inovasi. Kreatifitas dan inovasi

merupakan salah satu faktor kunci untuk kewirausahaan yang berhasil.

Pada dasarnya pembentukan jiwa kewirausahaan dipengaruhi oleh

faktor internal dan eksternal (Priyanto, 2008). Faktor internal yang berasal

dari dalam diri wirausahawan dapat berupa sifat-sifat personal, sikap,

kemauan dan kemampuan individu yang dapat memberi kekuatan individu

untuk berwirausaha. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri pelaku

entrepreneur yang dapat berupa unsur dari lingkungan sekitar seperti

lingkungan keluarga, lingkungan dunia usaha, lingkungan fisik, lingkungan

sosial ekonomi dan lain-lain.

Berdasarkan uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa

membentuk jiwa dan budaya kewirausahaan dalam lingkungan

masyarakat kita sangatlah penting. Budaya dan jiwa kewirausahaan ini

biasanya dapat tumbuh alami dalam suatu keluarga atau kelompok

masyarakat. Dalam kaitan ini, sangatlah tepat peneliti mengangkat tema

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Entrepreneur Dalam Berwirausaha

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka rumusan

masalah yang diangkat dalam penelitian adalah sebagai berikut.

1. Faktor faktor yang mempengaruhi pelaku usaha terhadap

keputusannya dalam berwirausaha?

7
2. Bagaimana karakteristik entrepreneur yang ideal dalam

menentukan keberhasilan usahanya?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mendeskripsikan sekaligus dan mengetahui:

1. Mengetahui pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap

pelaku usaha dalam berwirausaha.

2. Mengetahui bagaimana karakteristik seorang entrepreneur yang

ideal dalam menentukan keberhasilan usahanya.

1.4. Manfaat Peneltian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai

pihak dalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dibidang

manajemen sumber daya manusia mengenai kewirausahaan. Hasil yang

diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat menjadikan bahan acuan

kepada masyarakat terutama generasi muda khususnya untuk

mengetahui faktor dan karakteristik seorang entrepreneur dalam

berwirausahaan serta memotivasi masyarakat untuk menjadi seorang

wirausaha handal.

Selain itu, penelitian ini pun diharapkan dapat memberikan

masukan mengenai teori-teori mengenai kewirausaan, sehingga bisa

dijadikan acuan atau dasar bagi penelitian selanjutnya yang akan

dilakukan.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kewirausahaan

Istilah kewirausahaan merupakan padanan kata dari

entrepreneurship dalam bahasa inggris. Kata enterepreneurship sendiri

sebenarnya berwal dari bahasa Prancis yaitu entreprende yang berarti

petualang, pencipta, dan pengelola usaha. Istilah ini diperkenalkan

pertama kali oleh Richard Cantillon (1755). Istilah ini makin populer

setelah digunakan oleh pakar ekonomi J.B. Say (1803) untuk

menggambarkan para pengusaha yang mampu memindahkan sumber

daya ekonomis dari tingkat produktivitas rendah ke tingkat yang lebih

tinggi serta menghasilkan lebih banyak lagi (Rambat Lupiyoadi, 2004;1).

Ada lagi pendapat bahwa wirausha adalah pelaku utama dalam

pembangunan ekonomi dan fungsinya adalah melakukan inovasi atau

kombinasi yang baru untuk sebuah inovasi.

Menurut Peggy A. Lambing dan Charles R. Kuehl dalam buku

Entrepreneurship (1999), kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif

yang membangun suatu value dari yang belum ada menjadi ada dan

biasa dinikmati oleh orang banyak.

Kewirausahaan tidak identik dengan watak/ciri wirausahaan

semata, karena sifat-sifat wirausahawanpun dimiliki oleh seseorang

wirausahaan. Kewirausahaan seolah identik dengan kemampuan para

9
wirausahawan dalam dunia usaha (business). Banyak literatur

mengungkapkan bahwa esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan

nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya

dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing (Setiawan, 2012:

132).

Setiawan (2012: 133-134) mengatakan ada beberapa hakekat

mengenai kewirausahaan yang dikemukakan oleh banyak pakar dengan

sudut pandang yang berbeda-beda:

1. Ahmad Sanusi mengatakan kewirausahaan adalah suatu nilai yang

diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga,

pengerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis.

2. Soeharto Prawiro mengatakan kewirausahaan adalah suatu nilai

yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan

mengembangkan usaha

3. Drucker mengatakan kewirausahaan adalh kemampun untuk

menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda

4. Zimmerer mengatakan kewirausahaan adalh proses penerapan

kreatifitas dan keinovasiaan dalam memecahkan persoalan dan

menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha

Berdasarkan pendapat para pakar di atas maka kesimpulan yaitu

kewirausahaan adalah usaha menenangkan kompetisi dengan

meningkatkan keungulan dari hasil pencipta nilai tambah dengan jalan

mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda.

10
Drucker (dalam Suryana, 2011: 2) mengatakan inti dari

kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru

dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi

terciptanya peluang. Banyak orang baik pengusaha maupun tidak

pengusaha, meraih sukses karena memiliki kemampuan berpikir kreatif

dan inovatif. Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan

nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan

cara-cara baru dan berbeda.

Proses kewirausahaan diawali dengan suatu aksioma, yaitu adanya

tantangan. Dari tantangan tersebut timbul gagasan, kemauan, dan

dorongan untuk berinisiatif, yang tidak lain adalah berpikir kreatif dan

bertindak inovatif, sehingga tantangan awal tadi teratasi dan terpecahkan

(Suryana, 2011: 3).

Kewirausahaan dapat juga diartikan keberanian menghadapi risiko

dimasa yang akan datang, untuk tumbuh dan berkembang serta

mendapatkan keuntungan dengan menggunakan secara optimal. Seorang

wirausaha merupakan orang yang berani untuk menghadapi masa depan

adalah dengan memperbesar inovasi yang dia lakukan (Munandar, 2009:

5)

Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang-orang yang

memiliki kepribadian kreatif dan inovatif, yaitu orang-orang yang memiliki

jiwa, sikap, dan perilaku kewirausahaan, dengan ciri-ciri: (1) penuh

percaya diri, indikatornya adalah penuh keyakinan, optimis, berkomitmen,

11
displin, bertanggung jawab, (2) memiliki inisiatif, indikatornya adalah

penuh energi, cekatan dalam bertindak, dan aktif, (3) memiliki motif

berprestasi indikatornya terdiri dari orientasi pada hasil dan wawasan ke

depan, (4) memiliki jiwa kepemimpinan indikatornya adalah berani tampil

beda, dapat dipercaya, dan tangguh dalam bertindak, dan (5) berani

mengambil resiko dengan penuh perhitungan (Suryana, 2011: 3).

Manfaat wirausaha sebagai berikut.

1. Mengurangi jumlah pengangguran

2. Berusaha berarti membuka lapangan kerja baru

3. Penggerak pembangunan (produk, distribusi, pemasaran barang dan

jasa)

4. Menjadi contoh bagi orang lain

5. Mendidik karyawan agar bias berubah secara mandiri, jujur dan tekun

(krisdiyanti, 2010: 56).

Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat di pengaruhi oleh

berbagai faktor baik eksternal maupun internal. Berpengaruh adalah

kemampuan, kemauan, dan kelemahan, sedangkan faktor dari eksternal

diri perilaku adalah kesempatan atau peluang.

Casson (dalam Setiawan, 2012: 136-137) mengatakan tentang beberapa

kemampuan yang harus dimiliki seorang wirausaha yaitu:

12
1) Self knowledge, yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan

ditekuninya

2) Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide, dan prespektif serta tidak

mengandalkan pada sukses di masa lalu

3) Pratical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis misalnya

pengetahuan teknik, desain, prosesing, pembukuan dan pemasaran

4) Search skill, yaitu kemampuan untuk menemukan, berkreasi dan

berimajinasi

5) Foresight, yaitu berpandangan jauh kedepan

6) Computation, yaitu kemampuan berhitung dan kemampuan

memprediksi keadaan yang akan dating

7) Communication skill, yaitu kemampuan

Landasan pengembangan kewirausahaan

1. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

memberikan landasan filosofis serta berbagai prinsip dasar dalam

pembangunan pendidikan. Berdasarkan landasan filosofis tersebut, sistem

pendidikan nasional menempatkan peserta didik sebagai makhluk yang

diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan segala fitrahnya dengan

tugas memimpin kehidupan yang berbakat dan bermartabat dan menjadi

13
manusia yang bermoral, berbudi luhur, mandiri, kreatif, inovatif dan

berakhlak mulia.

2. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang System Pendidikan

Nasional, pasal 3 ditegaskan bahwa: pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bnagsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peseta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia,

21

14
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
derta bertanggung jawab. Dan pasal 13 ayat 1 bahwa jalur pendidikan terdiri atas
pendidikan formal, non-formal dan informal, yang masing-masing dapat saling
melengkapi dan memperkaya.

3. Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan


dan Membudayakan kewirausahaan. Ini memberikan arah dalam melaksanakan
gerakan memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan di sektor masing-
masing sesuai dengan tugas, kewenangan dan tanggung jawabnya di bawah
koordinasi Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil. Melalui gerakan ini
diharapkan budaya kewirausahaan akan menjadi bagian dari etos kerja masyarakat
dan bangsa sehingga dapat melahirkan wirausahawan-wirausahawan baru yang
handal, tangguh dan mandiri.

4. Nota Kesepahaman Antara Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Menegah
Republik Indonesia Dan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.
01/NK/M.KUKM/X/2007 tentang Peningkatan Peran Perguruan Tinggi Dalam
Percepatan Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (KUMKM).
Dalam pasal 1 Nota Kesepahaman mengatakan kewirausahaan adalah semangat,
sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan/atau kegiatan
yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja teknologi
dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam
22

15
rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan/atau memperoleh keuntungan
yang lebih besar.

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 63 Tahun 2009 tentang Penjaminaan


Mutu Pendidikan, pasal 4 butir (d) kreativitas dan inovasi dalam menjalani
kehidupan, butir (e) tingkat kemandirian serta daya saing, dan butir (f) kemampuan
untuk menjamin keberlanjutan diri dan lingkungannya.

2.1.2 Tujuan Perencaan Manajemen Sumber Daya Manusia

Perencanaan Sumber Daya Manusia dapat memenuhi banyak

tujuan organisasi. Menurut Thomas H. Stone (1982,hal85) tujuan yang

pokok ada dua yaitu:

1. Untuk membantu menentukan tujuan organisasi, termasuk

perencanaan pencatatan kesempatan kerja yang sama dan tujuan

tindakan yang disetujui

2. Untuk melihat pengaruh kebijaksanaan-kebijaksanaan dan program-

program sumber daya manusia dan menyarankan pelaksanaan

alternatif yang menunjang paling banyak kepada keefektifan

organisasi

2.2.3 Perencanaan Sumber Daya Manusia

Menurut, T.Hani Handoko (1987,hal53) ialah merupakan serangkaian

kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi permintaan-permintaan

bisnis dan lingkungan pada organisai di waktu yang akan datang dan

untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tenaga kerja yang ditimbulkan

oleh kondisi-kondisi tersebut.

16
Adanya klasifikasi semua kegiatan sumber daya manusia,

pengorganisasian, pekerjaan sesuai bidangnya, pembagian kerja,

wewenang, integrasi dan koordinasinya dalam organisai. Dan organisai itu

sendiri hanya suatu alat untuk mencapai tujuan, dengan organisai yang

baik dan membantu terwujudnya tujuan organisasi secara efektif.

2.2 Pengertian Kesejahteraan Karyawan

Setiap orang yang hidup selalu menginginkan kesejahteraan hidup

sebab dengan sejahtera hidupnya akan menjadi tenang dan tentram.

Menurut WJS Poerwodarminto (1984;492), Kesejahteraan adalah suatu

kondisi aman sentosa dan makmur terhindar dari berbagai ancaman dan

kesulitan yang dirasakan seseorang yang telah melakukan suatu

pekerjaan di suatu tempat atau perusahaan.

1. Cara mengklasifikasi kesejahteraan karyawan

Program kesejahteraan karyawan telah menjadi bagian integral dari

kebanyakan paket kompensasi. Program asuransi jiwa dan kesehatan dan

cuti yang dibayar adalah sedikit dari banyak tipe kesejahteraan karyawan

yang biasa ditemui dalam organisasi pemerintah maupun swasta. Ini

dapat terlihat dari atau dalam Undang-undang ketenagakerjaan yang telah

ditetapkan oleh pemerintah serta ketentuan tentang upah minimum

regional yang setiap kali sesuai dengan kondisi.

17
Dengan memberikan sederetan kesejahteraan untuk karyawan akan

membantu organisasi untuk menarik karyawan yang berkualitas tinggi,

disamping sebagai usaha untuk mempertinggi moral, dan kepuasan kerja

karyawan. Dengan demikian terjaminnya kesejahteraan karyawan itu

sangat menguntungkan bagi karyawan itu sendiri maupun perusahaan

tersebut.

Menurut Moekijat (1989;167), ada beberapa cara untuk

mengklasifikasikan kesejahteraan karyawan yaitu:

a. Pelayanan karyawan

b. Pembayaran untuk waktu tidak bekerja

c. Keamanan pegawai atau karyawan

2. Usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhan karyawan atau program

kesejahteraan ekonomi karyawan.

Usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhan karyawan atau pegawai

merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan

atau pegawai adalah sebagai berikut:

a. Pemberian gaji atau upah yang adil.

Dalam pemberian gaji ini disesuaikan dengan tugas yang telah

dikerjakan dengan hasil yang memuaskan dengan waktu tertentu.

Sedangkan untuk tercapainya keadilan tersebut, maka ada beberapa

factor penting yang perlu diperhatikan dalam penetapan tingkat upah

seorang pegawai atau karyawan adalah pendidikan, pengalaman,

18
tanggungan keluarga, kemampuan perusahaan, daan kondisi

pekerja.

b. Asuransi

Dalam lingkungan kerja dimanapun pasti menginginkan

keselamatan, keamanan dan kesehatan kerja. Karena

bagaimanapun juga manusia menginginkan ketiga hal itu dan

sanggup mengorbankan apa saja asal dapat sehat, aman dan

selamat.

Sedangkan program asuransi ini bisa berbentuk Asuransi Jiwa,

Asuransi Kesehatan dan Asuransi Kecelakaan. Disini perusahaan

bias melakukan kerja sama dengan Perusahaan Asuransi untuk

menanggung asuransi karyawannya.

Lingkungan kerja yang aman dan sehat sangat diperlukan oleh

semua orang karena ditempat kerja yang demikian seseorang

dapat bekerja dengan tenang sehingga dapat memperoleh seperti

yang diharapkan oleh perusahaan atau organisasi tersebut.

b. Melalui promosi atau kenaikan jenjang


Pihak perusahaan atau suatu organisasi biasanya menyenangi

dasarpromosi adalah kecakapan kerja, karena kecakapan kerja

atau kinerja yang baik adalah merupakan dasar kemajuan.

Sedangkan pihak karyawan menghendaki unsure seniorisasi lebih

ditekankan dalam promosi, karena dengan makin lama masa kerja,

19
maka makin berpengalaman seseorang, sehingga kecakapan kerja

mereka makin baik.


Tetapi pada umumnya didalam menentukan dasar untuk

promosi sering digunakan keduanya yaitu dasar kecakapan kerja

dan senioritas jadi apabila ada karyawan atau pegawai yang

mempunyai kecakapan yang sama, maka karyawan atau pegawai

yang lebih seniorlah yang akan dipromosikan. Sebagai salah satu

pengembangan, promosi sangat diharapkan oleh setiap karyawan

atau pegawai dimanapun berada. Oleh karena itu dia akan

mendapatkan hak-hak yang lebih baik daripada yang diperoleh

sebelum promosi baik material maupun non material. Hak-hak yang

bersifat material misalnya kenaikan pendapatan, perbaikan fasilitas

sedangkan hak yang bersifat non material misalnya status sosial,

dan rasa bangga.

d. Program Rekreasi

Dengan adanya kesempatan rekreasi itu diharapkan para

pegawai atau karyawan selalu bergairah atau mempunyai

semangat dalam bekerja. Salah satu program rekreasi adalah

mengadakan tour ke tempattempat wisata bersama keluarga.

e. Pemberian Fasilitas

Yang dimaksud dengan fasilitas adalah segala sesuatu yang

digunakan, dipakai, ditempati dan dinikmati oleh pegawai baik

dalam hubungan langsung dengan pekerjaan seperti termasuk

didalamnya semua alat kerja di perusahaan dan secara tidak

20
langsung untuk kelancaran pekerjaan seperti gedung, alat

komunikasi, ruangan kerja yang memadai dan lain sebagainya.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan karyawan.

a. Faktor kesejahteraan karyawan yang mempengaruhi hubungan

antara karyawan dengan karyawan meliputi :


1. Gaji dan upah yang baik
Gaji bisa dipakai untuk kebutuhan psikologis dan social
2. Rekan kerja yang kompak.
Keinginan ini merupakan cermin dari kebutuhan sosial. Seorang

karyawan mungkin berkeberatan untuk dipromosikan, hanya

karena tidak menginginkan kehilangan rekan kerja yang kompak.


3. Kondisi kerja yang aman, nyaman dan menarik.
Kondisi kerja yang aman berasal dari kebutuhan akan rasa aman

disamping itu juga tempat kerja yang nyaman dan menarik


b. Faktor kesejahteraan karyawan yang mempengaruhi hubungan

antara karyawan dengan pimpinan :


1. Pimpinan yang adil dan bijaksana.
Pimpinan yang baik menjamin bahwa pekerjaan akan tetap bias

dipertahankan, demikian juga pimpinan yang tidak berat sebelah

akan menjadi ketenangan kerja.


2. Melengkapi para karyawan dengan sumber dana yang diperlukan

untuk menjalankan tugasnya.


3. Mengkomunikasikan kepada karyawan tentang apa yang

diharapkan dari mereka.


4. Memberikan penghargaan untuk mendorong kinerja.

Dari uraian tentang teori kesejahteraan karyawan di atas, maka

dalam peneliti ini, kesejahteraan karyawan yang dimaksud adalah:

1. Keamanan

21
Meliputi rasa aman terhadap suasana kerja, pemberian jaminan

asuransi dan pelayanan usaha kesehatan.


2. Kesenangan
Meliputi pemberian waktu rekreasi bersama, pemberian cuti dan

sebagainya.
3. Kemakmuran
Meliputi pemberian gaji yang sesuai, pemberian tunjangan kepada

karyawan, atau kantin bagi karyawan, pemberian seragam kerja

kepada karyawan.

Penulis mencoba mengartikan dari kesejahteraan karyawan,

adalah upaya perusahaan dalam memberikan motivasi untuk

meningkatkan produktivitas kerja. Setiap karyawan yang bekerja selalu

ingin mendapat kesejahteraan yang layak, sehingga bila telah terpenuhi

memungkinkan karyawan itu bekerja semaksimal mungkin.

Program kesejahteraan mengandung pengertian memberikan

rangsangan kepada karyawan untuk meningkatkan Produktipitas kerja

sehingga produktivitas akan bertambah.

2.3 Kepemimpinan

Dikalangan para ahli terdapat bermacam-macam pendapat

tentang kepemimpinan, ada yang berpendapat kepemimpinan adalah

fungsi leadership, fungsi motivating atau fungsi modelling.

(Muhammad A.M. dan Imam H.S., Pengantar Manajemen Umum, hal.

165)

22
Menurut storer kepemimpinan adalah sebagai proses

mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan

dengan tugas. Ada tiga implikasi penting, pertama, kepemimpinan

melibatkan orang lain, kualitas seorang pemimpin ditentukan oleh

bawahan. Kedua, kepemimpinan merupakan pembagian kekuasaan

yang tidak seimbang antara pimpinan dan anggota kelompok. Ketiga,

kepemimpinan dapat mempengaruhi dan mempunyai pengaruh.

2.3.1Pendekatan Studi Kepemimpinan

Ada tiga pendekatan kepimpinan, pendekatan pertama bahwa

kepemimpinan itu tumbuh dari bakat, kedua kepemimpinan tumbuh

dari perilaku, pendekatan ketiga bersandar pada pandangan situasi.

Efektifitas pemimpin bervariasi menurut situasi tugas yang harus

diselesaikan, keterampilan dan pengharapan bawahan, lingkungan

organisasi dan pengalaman masa lalu pemimpin dan bawahan.

(Muhammad A.M. dan Imam H.S., Pengantar Manajemen Umum, hal.

166)

2.3.2 Pendekatan Sifat-sifat Kepemimpinan

Aspek kepemimpinan yaitu para teoritis kesifatan, bahwa pemimpin

mempunyai sifat dan ciri tertentu. Secara alamiah bahwa orang yang

23
mempunyai sifat kepemimpinan adalah orang yang lebih agresip, lebih

tegas, dan lebih pandai berbicara dengan orang lain serta lebih

mampu dan cepat mengambil keputusan yang akurat. Ukuran dalam

pencarian ciri kepemimpinan menggunakan dua pendekatan :

1. Membandingkan bawahan dengan pemimpin.

2. Membandingkan ciri pemimpin yang efektif dengan yang tidak

efektif (T. Hani Handoko, Manajemen, hal. 296)

Sehingga para peneliti beranggapan bahwa seorang pemimpin

dilahirkan, bukan dibuat artinya seseorang yang dilahirkan membawa

atau tidak membawa sifat-sifat yang diperlukan seorang pemimpin.

2.3.4Perilaku Pemimpin

Peneliti mengemukakan bahwa yang dilakukan pemimpin yang

efektif adalah bagaimana mendelegasikan tugas, berkomunikasi dan

memotivasi dengan bawahan, dan bagaimana menjalankan tugas

dan sebagainya.

2.3.5Fungsi-fungsi Kepemimpinan

Perilaku kepemimpinan mempunyai dua aspek fungsi

kepemimpinan. Aspek yang pertama yaitu fungsi-fungsi

kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan

pemimpin dalam kelompoknya. Agar berjalan efektif, seseorang

harus melakukan dua fungsi utama yaitu :

24
1. Fungsi yang berkaitan dengan pemecahan masalah.

2. Fungsi-fungsi pemeliharaan (pemecahan masalah sosial)

(Muhammad A.M. dan Imam H.S., Pengantar Manajemen Umum,

hal. 167)

Pada fungsi yang pertama meliputi pemberian saran

pemecahan dan menawarkan informasi dan pendapat. Sedangkan

pada fungsi pemeliharaan kelompok meliputi menyetujui atau memuji

orang lain dalam kelompok atau membantu kelompok beroperasi

lebih lancar.

2.3.6Tipe dan Gaya Kepemimpinan

Seorang pemimpin tidak bekerja sendiri tanpa dibantu oleh

seorng bawahan. Karena antara pemimpin dan bawahan merupajkan

bagian yang terkait dan tidak dapat dipisahkan. Menurut katini

(2006:81) ada beberapa tipe kepemimpinan yaitu :

c. Tipe karismatik

Tipe ini memiliki kekuatan energy daya tarik dan pembawaan

yang luar biasa untukmempengaruhi orang lain sehingga mempunyai

pengikut yang sangat besar jumlahnya. Totalitas kepribadian

pemimpin ini memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat

besar.

d. Tipe Paternalis

25
Yaitu tipe kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat

sebagai berikut :

1. Menganggap bawahannya belom dewasa atau anak kecil

yang masih perlu dikembangkan.

2. Bersikap terlalu melindungi

3. Nersikap maha tahu dan maha besar

e. Tipe Militeristik

Tipe ini sifatnya sosok kemiliteran, hanya gaya luarnya saja

yang mencontohkan gaya militer. Adapun sifat-sifat pemimpin yang

militeristis adalah sebagai berikut:

1) Lebih banyak menggunakan system komando/perintah terhadap

bawahan.

2) Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahannya.

3) Sangat menyenangi formalitas upacara-upacara ritual dan tanda-

tanda kebesaran yang berlebihan.

4) Menuntut adanya disiplin keras dan kaku dari bawahannya.

5) Tidak menghendaki saran, usul, sugesti dan kritikan-kritikan dari

bawahannya.

6) Komunikasi hanya berlangsung searah saja.

f.Tipe popularistik

26
Kepemimpinan otokratis ini mendasarkan diri pada kekuasaan dan

paksaan yang mutlak harus dipenuhi. Pemimpin otokratis ini selalu

ingin berkuasa dan berambisi sekali untuk merajai keadaan.

2.4 Produktivitas kerja

Suatu perusahaan yang ingin tumbuh dan berkembang selalu

berupaya meningkatkan produktivitas kerja sebagai sistem organisasi

tersebut, termasuk sistem manajemen, sistem fungsional dan sistem

operasional. Bukan merupakan hal yang baru apabila dikatakan bahwa

yang dimaksud dengan produktivitas ialah terdapatnya korelasi

terbalik antara masukan dan luaran. Artinya, suatu sistem dapat

dikatakan produktif apabila masukan yang diproses semakin sedikit

untuk menghasilkan luaran yang semakin besar. Tentu banyak cara

yang digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya produktivitas suatu

sistem.

Produktivitas sering pula dikaitkan dengan cara dan sistem yang

efisien, sehingga proses produksi berlangsung tepat waktu dan

dengan demikian tidak diperlukan kerja lembur dengan segala

implikasinya, terutama implikasi biaya. Dan kiranya jelas bahwa yang

merupakan hal yang logis dan tepat apabila peningkatan produktivitas

dijadikan salah satu sasaran jangka panjang perusahaan dalam langka

pelaksanaan strateginya.

27
Produktivitas berasal dari kata produktiv artinya sesuatu yang

mengandung potensi untuk digali, sehingga produktivitas dapatlah

dikatakan sesuatu proses kegitan yang terstruktur guna menggali

potensi yang ada dalam sebuah komoditi/objek. Filosofi produktivitas

sebenarnya dapat mengandung arti keinginan dan usaha dari setiap

manusia (individu atau kelompok) untuk selalu meningkatkan mutu

kehidupannya dan penghidupannya.

Secara umum produktivitas diartikan atau dirumuskan sebagai

perbandingan antara keluaran (output) dengan pemasukan (input),

sedangkan menurut Ambar Teguh Sulistiani dan Rosidah (2003:126)

mengemukakan bahwa produktivitas adalah Menyangkut masalah

hasil akhir, yakni seberapa besar hasil akhir yang diperoleh didalam

proses produksi, dalam hal ini adalah efisiensi dan efektivitas.

Sedangkan menurut Malayu S.P Hasibuan (2003:126)

produktivitas adalah : Perbandingan antara output (hasil) dengan input

(masukan). Jika produktivitas naik ini hanya dimungkinkan oleh adanya

peningkatan efesiensi (waktu,bahan,tenaga) dan sistem kerja, teknik

produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya.

Sedangkan, menurut Faustino Cardoso (1995,hal2) produktivitas

adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dalam periode waktu

tertentu dengan jumlah karyawan yang dimiliki oleh perusahaan.

Dengan kata lain, produktivitas merupakan ukuran seberapa besar

28
keefektifan perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya untuk

menghasilkan suatu produk

Anto Dajan (1975,hal1) mendefinisikan ukuran produktivitas kerja

adalah hasil dari output dengan jumlah jam kerja perorangan (man

hour of work). Produktivitas kerja tiap karyawan berbeda satu dengan

yang lainnya.

Dari beberapa pendapat tersebut diatas sebenernya produktivitas

memiliki dua dimensi, pertama efektivitas yang mengarah kepada

pencapaian untuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang

berkaitan dengan berkualitas, kuantitas, dan waktu. Kedua yaitu

efesiensi yang berkaitan dengan upaya membandingakan input

dengan realisasi penggunaanya atau bagaimana pekerjaan tersebut

dilaksanakan.

Produktivitas dapat dinyatakan sebagai perangkat prosedur dan

kegiatan yang terjadi dalam penciptaan produk. Produksi adalah

proses penggunaan sumber daya untuk menghasilkan barang atau

jasa dan dapat menggunakan salah satu atau ketiga faktor produksi,

yaitu: tenaga kerja, modal, dan bahan baku dengan kopmbinasi yang

berdaya guna menghasilkan satu atau banyak produk.

29
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Pada penelitian ini yang akan diteliti oleh penulis adalah terdiri

atas tiga objek yang diteliti yaitu Program Kesejahteraan Karyawan

yang dideskripsikan sebagai variabel X1, Gaya Kepemimpinan yang

dideskripsikan sebagai variabel X2 dan Produktipitas karyawan yang

dideskripsikan sebagai variabel Y, dengan lokasi penelitian yaitu pada

PT. PLN Persero Cabang Sepatan Tangerang .

3.2 Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini termasuk dalam


kategori penelitian
kualitatif yang menurut Bodgan dan Taylor (1975; 5) yang dikutip
oleh Lexy J.Moleong,
bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan
data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati. Menurut mereka,

30
pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara
holistic

Penelitian dilaksanakan dengan metode kualitatif, yaitu menggunakan in-


depth interview dan
observasi terhadap pengusaha muda yang kreatif (creativepreneur) yang
telah dipilih
mewakili beberapa sektor usaha kreatif. Wawancara dilakukan terhadap
para entrepreneur
muda terpilih untuk mengetahui profil usaha, alasan melakukan bisnis
kreatif, serta faktorfaktor
dominan yang menjadi pendorong dan penghambat dalam proses kreatif.

Pendekatan dan jenis penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, atau dinamakan penelitian
kualitatif. Kirk dan miller (dalam Moleong, 2011: 4) mengatakan penelitian
kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam
kawasannya maupun dari pengamatannya.
Denzin dan linchon (dalam Moleong, 2011: 5) mengatakan bahwa penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud
menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan
berbagai metode yang ada. Latar alamiah ini dengan maksud agar hasilnya
dapat digunakan untuk menafsirkan fenomena dan yang dimanfaatkan untuk
penelitian kualitatif adalah berbagai macam metode penelitian.
Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh

melalui prosedur statistika atau bentuk hitungan lainnya. Selanjutnya penelitian

kualitatif dipilih karena kemantapan peneliti berdasarkan pengalaman penelitiannya

dan metode kualitatif dapat memberikan rincian yang lebih kompleks tentang

fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kualitatif (Afifudin, 2012: 56-57).

B. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PKPU (Pos
Keadilan Peduli Umat) di Semarang.

C. Fokus penelitian

Penentuan fokus penelitian memiliki 2 (dua) tujuan. Pertama, penetapan


fokus dapat membatasi studi. Jadi, dalam fokus akan membatasi bidang
inkuiri. Kedua, penetapan fokus berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi-

31
eklusi atau kriteria masuk-keluar suatu informan yang baru diperoleh di
lapangan (Moleong, 2011: 94). Tatkala luasnya masalah maka perlu
membatasi masalah agar tujuan dan penelitian tercapai.
Penelitian ini akan memfokuskan tentang pengembangan keterampilan

kewirausahaan melalui PROSMART (Program Sekolah Mustahik Entrepreneur

Terpadu) di PKPU Semarang dengan indikator pemberian pelatihan secara teori dan

praktik. Faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan pelatihan

keterampilan kewirausahaan melalui PROSMART (Program Sekolah Mustahik

Entrepreneur Terpadu) dengan indikator yaitu faktor secara internal maupun

eksternal. Faktor secara internal, dalam hal ini faktor yang dirasakan oleh peserta.

faktor eksternal, dalam hal ini pelaksanaan pelatihan keterampilan kewirausahaan

melalui PROSMART (Program Sekolah Mustahik Entrepreneur Terpadu).

Kebermanfaatan dari pelaksanaan keterampilan kewirausahaan melalui PROSMART

(Program Sekolah Mustahik Entrepreneur Terpadu) di PKPU Semarang untuk peserta

didik

dengan indikator manfaat yang diperoleh peserta pelatihan keterampilan

kewirausahaan untuk masa sekarang dan untuk masa depan nantinya.

D. Sumber Data Penelitian

Lofland (dalam Moleong, 2011: 157) mengatakan sumber data utama

dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya

adalah data tambahan. Sumber data penelitian ini adalah:

32
1. informan yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah PKPU di

Semarang yaitu Kepala Cabang PKPU Semarang, divisi ekonomi bidang

pendayagunaan, dan peserta PROSMART (Program Sekolah Mustahik

Entrepreneur Terpadu)

2. responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Kepala Cabang

PKPU Semarang, divisi ekonomi bidang pendayagunaan dan peserta

PROSMART (Program Sekolah Mustahik Entrepreneur Terpadu).

E. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan

sistematika terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian

(Rachman, 1999: 77-80). Dalam penelitian ini menggunakan teknik

observasi sistematik faktor-faktor yang akan observasi lengkap dengan

kategorinya. Dengan kata lain wilayah

3.2.1 Desain Penelitian

33
Desain penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan desain deskriptif.

Desain Deskriptif

Desain deskriptif adalah suatu desain yang bertujuan untuk

menguraikan sifat atau karakteristik dari suatu fenomena tertentu dan

hanya mengumpulkan data dan menguraikannya secara menyeluruh

dan teliti sesuai dengan persoalan yang akan dipecahkan, dan

mengetahui fakta tentang teori atau konsep variabel dilokasi

penelitian.

3.2.2 Operasional Variabel

Berdasarkan indentifikasi masalah, maka harus dibuat

operasionalisasi permasalahan yang dihubungkan untuk membantu

pengindentifikasian terhadap indikator-indikator yang berkaitan

dengan variabel-variabel tersebut.

Operasional Variabel tersebut adalah:

1. Program Kesejahteraan karyawan sebagai variabel X1

(Independent Variabel) atau variabel tidak terikat yang hasil

permasalahannya mempengaruhi variabel Y (Dependent

Variabel)

34
2. Gaya Kepemimpinan X2 (Independent Variabel) atau variabel

tidak terikat yang hasil permasalahannya mempengaruhi

variabel Y (Dependent Variabel).

3. Produktipitas Karyawan sebagai variabel Y (Dependent

Variabel) atau variabel terikat yang dipengaruhi oleh Variabel X1

dan X2 (Independent Variabel)

35
Operasional Variabel

Konsep
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Variabel

Upaya
1. Gaji
perusahaan
Unsur unsur 2. Tunjangan
dalam
untuk 3. Asuransi
Kesejahteraan memberikan
mencapai kerja
Karyawan motivasi untuk
suatu 4. Pemberian Ordinal
meningkatkan
kedisiplinan Fasilitas
produktivitas
5. Program
kerja
Rekreasi

Sebagai

proses

mengarahkan Faktor-Faktor 1. Paternalistis


Gaya
dan Gaya 2. Karismatik
Kepemimpina Ordinal
mempengaruh Memimpim 3. Militeristis
n
i kegiatan Seorang 4. Popularities

yang Pimpinan

berhubungan

dengan tugas
Produktipitas Ordinal

36
1. Sikap Kerja

2. Tingkat
Sebagai
keterampilan
perbandingan
3. Disiplin Kerja
antara
4. Hubungan
Produktipitas keluaran
karyawan di antar
Karyawan (output)
saat bekerja pegawai dan
dengan
pimpinan
pemasukan
5. Manajemen
(input)
kinerja

6. Efisiensi

tenaga kerja

3.2.3 Metode Penarikan Sampel

Ukuran sampel yang digunakan oleh penulis ditentukan

berdasarkan pertimbangan menggunakan rumus slovin sebagaimana

yang dikutip oleh Husein Umar (2003:108). Jika diketahui jumlah populasi

Karyawan PT PLN Persero Cabang Sepatan 90 karyawan, maka

perhitungan kelayakan sampel yang digunakan dalam penelitian yaitu :

n=

1 + Ne2

37
Dimana: n = Jumlah sample/responden penelitian

N = Jumlah populasi responden

e = Kelonggaran sample misal 10 %

1 = Konstanta

Jika diketahui populasi Karyawan PT PLN Persero Cabang

Sepatan 90 karyawan, maka ukuran kelayakan sampel yang digunakan

adalah :

90

n =

1 + 90(0,1)2

= 47,36 = 47 (dibulatkan)

Dari perhitungan diatas maka dapat diketahui bahwa ukuran

sampel yang layak digunakan dalam penelitian ini adalah kurang lebih 47

responden.

3.2.3 Prosedur Pengumpulan Data

a) Teknik Pengumpulan Data

Teknik atau metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini

adalah sebagai berikut:

1. Library Research atau studi kepustakaan, yaitu metode

pengumpulan data dari literature yang secara langsung

38
berhubungan dengan topik permasalahan yang sedang diteliti,

baik literature yang bersumber dari referensi perusahaan,

maupun dari buku-buku yang relevan.

2. Field Research, yaitu penelitian yang dilakukan berdasarkan

pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti, dengan

melakukan :

a. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan

secara langsung terhadap objek yang diteliti..

b. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab

langsung dalam hal ini staf dan pegawai

b) Jenis dan Sumber Data

Jenis data dan sumber data yang diperlukan untuk melaksanakan

dan melengkapi penelitian ini yaitu:

1. Data Primer, yaitu suatu data yang diperoleh langsung dari

perusahaan, dengan cara:

a. Wawancara

Mengadakan wawancara langsung dengan bagian kepegawaian

yang mempunyai wewenang untuk memberikan data yang

dibutuhkan oleh peneliti tentang Progrm kesejahteraan

39
karyawan DanGaya kepemimpinan Terhadap Produktipitas

karyawan di PT PLN Persero Cabang Sepatan Tangerang

b. Observasi

Penelitian yang dilakukan secara langsung terhadap kegiatan-

kegiatan yang dilakukan pada PT PLN Persero Cabang Sepatan

Tangerang

2. Data Sekunder, yaitu suatu data yang diperoleh dari berbagai

literature yang berhubungan dengan manajemen sumber daya

manusia sebagai landasan untuk dasar analisis. Data ini didapat

dengan cara:

a. Dokumen perusahaan yang berhubungan dengan obyek

penelitian.

b. Buku-buku perpustakaan

c. Buku-buku karangan dari beberapa ahli manajemen Sumber

daya manusia yang berhubungan dengan permasalahan yang

dibahas.

3.2.4 Metode Pengolahan Data

Adapun menurut sifatnya, metode pengolahan data dapat

dikelompokan menjadi 2 bagian:

1 Data Kuantitatif

40
Data yang berbentuk numeric, dapat digunakan untuk menjawab

hipotesa yang diajukan.

2 Data Kualitatif

Data yang berbentuk kategorikal, dapat digunakan untuk

mendukung penelitian sehingga dapat menyatakan kebenaran dari

hipotesanya.

Data yang terkumpul diproses dan dianalisa. Analisa dapat

dilakukan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Analisa menurut

Kualitatif dilakukan dengan cara mendeskripsikan jawaban

responden yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel sedangkan

analisis dalam bentuk kuantitatif dilakukan dengan cara

menggunakan analisis statistik.

Tabel

Skala Likert

Alternatif Bobot
Sangat Setuju 5

Setuju 4

Cukup setuju 3

Tidak setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1


Sumber : Sugiyono (2004:87)

41
Untuk pengolahan dapat menggunakan alat bantu statistik

dimana dengan alat tersebut dapat memudahkan penafsiran untuk

menganalisa apakah ada hubungan antar variabel X dan variabel Y

dan seberapa besar pengaruhnya yang akhirnya akan diperoleh

suatu pedoman untuk menarik kesimpulan.

Pengambilan data tidak akan mencapai tujuannya apabila

alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian tersebut

tidak memilki validitas dan reliabilitas yang tinggi.

Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu

mengukur apa yang ingin diukur. Sedangkan reliabilitas adalah

istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauh mana hasil

pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali

atau lebih. Dalam penelitian ini dilakukan uji validitas dan

reliabilitas terhadap konsumen.

1. Kriteria pengujian validitas

Keputusan pada sebuah variabel dikatakan valid apabila :

a. Jika koefisien korelasi rank spearman > 0,3.

b. Atau jika koefisien korelasi rank spearman positif > R table ( ;

n-2) n = jumlah sampel.

2. Kriteria pengujian reliabilitas

Keputusan dalam sebuah butir pertanyaan diangap reliabel apabila

r alpha positif > r table ( ; n-2) n = jumlah sampel.

42
Sedangkan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua

variabel yang diteliti adalah dengan melihat tabel interpretasi nilai r

sebagai berikut :

Tabel 3.2

Tabel Interprestasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0.00 - 0,199 Sangat lemah

0,20 0,399 Lemah

0,40 0,599 Sedang

0,60 0,799 Kuat

0,80 1.000 Sangat kuat


Sumber : Sugiyono (2004:183)

3.2.5 Metode Analisis Data

Proses pengolahan dan analisa data untuk menguji hipotesis dilakukan

dengan prosedur sebagai berikut :

Mencari keeratan hubungan antar variabel

Untuk mengetahui keeratan hubungan antar variabel yang diteliti,

penulis menggunakan analisis Koefisien Korelasi dengan

menggunakan rumus rank spearman yang dikutip oleh Sugiyono

(2004:213) sebagai berikut :

43
Menentukan persamaan

Bentuk persamaan regresi dengan dua variabel independent adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2

Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan (disiplin

kerja)

a = Harga konstan

b1,2 = angka yang menunjukan angka peningkatan atau penurunan

variabel dependen yang didasarkan pada perubahan pada

variabel independent 1 dan 2 (X1 dan X2)

X1 = disiplin kerja

X2 = motivasi

Pengujian asumsi klasik model regresi

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah apakah

residual yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. nilai residual

berdistribusi normal merupakan suatu kurva berbentuk lonceng

yang kedua sisinya melebar sampai tidak terhingga. distribusi data

tidak normal, terjadi karena terdapat nilai ekstrim dalam data yang

diambil.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah diantara variable

tersebut linier atau tidak. Untuk mengetahui linieritas, salah satunya

44
adalah menggunakan metode MWD (Mac Kinnon White Davidson)

dimana bila t-test variable Z1 < t-tabel atau sig.Z1 > (0,05).

3. Uji Multikolinieritas

Jika pada model persamaan regresi mengandung gejala

multikolinieritas, berarti terjadi korelasi (mendekati sempurna) antar

variabel bebas. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas

antar variabel, salah satunya adalah dengan cara melihat dari nilai

Variance Infaltion Factor (VIF) dari masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikatnya. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10, maka

model tidak terdapat multikolinieritas

4. Uji Heterokedastisitas

Adanya heterokedastisitas artinya adanya varian variabel dalam

model yang tidak sama (konstan). Untuk mendeteksi gejala

heterokedastisitas ada atau tidaknya pola yang terjadi pada nilai

residu pada model, penulis menggunaka metode Grafik

(Scatterplot), dengan metode ini gejala heterokedastisitas akan

ditunjukan oleh titik-titik yang ada dalam grafik (Scatterplot) yang

menyebar secara acak disekitar angka nol pada sumbu Y, maka

dapat dipastikan unsur tidak mengandung gejala

heterokedastisitas.

3.2.6 Rancangan Uji Hipotesis

45
Suatu koefisien korelasi harus mempunyai nilai yang berarti

(signifikan) untuk menguji kebenaran koefisien korelasi, untuk pengujian

hipotesis dari pengaruh masing-masing variabel independent (X1 dan X2)

terhadap variabel dependennya (Y), maka digunakan uji t dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Uji hipotesis pengaruh Program kesejahteraan Karyawan terhadap

Produkti[itas karyawan.

- Ho ; b1 = 0, artinya tidak ada pengaruh antara Program

kesejahteraan Karyawan terhadap. Produktivitas karyawan.


- Ha ; b1 0, terdapat pengaruh antara Program

kesejahteraan Karyawan terhadap Produktivitas karyawan.

Penentuan nilai thitung dan ttabel

a. Statistik uji thitung :

b1
t = , atau dengan melihat tabel coefficient pada hasil
S b1

perhitungan SPSS

b. Statistik uji ttabel :

Taraf signifikan () = 5%, yaitu 0,05 derajat kebebasan (df) = (n-2)

Kriteria penerimaan hipotesis

Daerah penolakan Daerah penolakan


Ho (5%) Daerah penerimaan Ho (5%)
Ho

46

-t tabel t tabel
Kurva Signifikansi Uji Dua Pihak
-ttabel < thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak

ada pengaruh Program Kesejahteraan Karyawan terhadap

Produktipitas kerja..

a) thitung ttabel, atau -thitung < -ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

artinya ada pengaruh antara Program Kesejahteraan Karyawan

terhadap Produktipitas Karyawan

Uji hipotesis pengaruh Gaya kepemimpinan terhadap

Produktipitas Ho ; b2 = 0, artinya tidak ada pengaruh antara

Gaya Kepemimpinan terhadap Produktipitas karyawan

Ha ; b2 0, artinya terdapat pengaruh antara Gaya

Kepemimpinan terhadap Produktipitas karyawan Penentuan

nilai thitung dan ttabel

Statistik uji Thitung :

b2
t = , atau dengan melihat tabel coefficient pada hasil
Sb 2

perhitungan SPSS

47
Statistik uji Ttabel :

Taraf signifikan () = 5%, yaitu 0,05 derajat kebebasan (df) = (n-2)

Kriteria penerimaan hipotesis

Daerah penolakan Daerah penolakan


Ho (5%) Daerah penerimaan Ho (5%)
Ho

-t tabel t tabel

Kurva Signifikansi Uji Dua Pihak

-ttabel < thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak

ada pengaruh Gaya Kepememimpan terhadap Produktipitas

karyawan

thitung ttabel, atau -thitung < -ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

artinya ada pengaruh antara Gaya Kepemimpinan terhadap

Produktipitas karyawan

2. Uji hipotesis pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja

Karyawan

Ho ; b2 = 0, artinya tidak ada pengaruh antara Gaya

Pemimpinan terhadap Produktipitas karyawan

48
Ha ; b2 0, artinya terdapat pengaruh antara Gaya

Kepemimpinan terhadap Produktifitas karyawan

Penentuan nilai thitung dan ttabel

Statistik uji Thitung :

b2
t = , atau dengan melihat tabel coefficient pada hasil
Sb 2

perhitungan SPSS

Statistik uji Ttabel :

Taraf signifikan () = 5%, yaitu 0,05 derajat kebebasan (df) = (n-2)

Kriteria penerimaan hipotesis

Daerah penolakan Daerah penolakan


Ho (5%) Daerah penerimaan Ho (5%)
Ho

-t tabel t tabel

Kurva Signifikansi Uji Dua Pihak

49
-ttabel < thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak

ada pengaruh antara Gaya Kepemimpinan dengan Kinerja

karyawan.

thitung ttabel, atau -thitung < -ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

artinya ada pengaruh antara Gaya Kepemimpinan dengan

Kinerja Karyawan.

3. Uji hipotesis pengaruh Program Kesejahteraan Karyawan dan Gaya

Kepemimpinan terhadap Produktipitas Karyawan pada PT. PLN

Persero Cabang Sepatan Tanggerang.

Sedangkan untuk pengujian hipotesis dari pengaruh variabel

independent (X1 dan X2) terhadap variabel dependennya (Y) secara

bersama-sama, maka digunakan uji F dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

- Mencari F hitung dan F tabel

Rumus untuk mencari F hitung adalah sebagai berikut ;

R2 (k-1)

F hitung =

(1-R2) (n-3)

Atau dengan melihat tabel hasil perhitungan SPSS

F tabel = Taraf signifikan () = 5%, yaitu 0,05 derajat kebebasan (df)

= (n- K-1) dimana K adalah jumlah variabel independen

- Kriteria penerimaan hipotesis

50
Daerah penolakan Daerah penolakan
Ho (5%) Daerah penerimaan Ho (5%)
Ho

-F tabel F tabel

Kurva Signifikansi Uji Dua Pihak

-Ftabel < Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak

ada pengaruh antara Program Kesejahteran dan Gaya

Kepempinan terhadap Produktifitas karyawan.

Fhitung Ftabel, atau -Fhitung < -Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

artinya ada pengaruh antara Program Kesejahteran dan Gaya

Kepempinan terhadap Produktifitas karyawan.

51
DAFTAR PUSTAKA

Hariandja, M.T.E, 2002,Manajemen Sumber Daya Manusia,Grasindo,

Jakarta.

Kartono K., 2001, Pemimpin dan Kepemimpinan, PT. Raja Grafindo

Persada,

Jakarta.

52
http://www.google.co.id/

53

Anda mungkin juga menyukai