Nim : 210407500035
Kelas : M21.5
Indonesia saat ini dalam periode bonus demografi, yaitu proporsi individu
usia produktif mencapai maksimum. Pemberdayaan potensi sumber daya
manusia ini dapat menjadi pendorong daya saing nasional pada tataran global.
Salah satu pemanfaatan potensi tersebut adalah dengan pengembangan
kewirausahaan muda. Perguruan tinggi sebagai lembaga pemberdayaan individu
usia produktif tersebut, memiliki peran sentral untuk mewujudkan
pengembangan kewirausahaan muda tersebut.
Indonesia tidak hanya memiliki potensi alam yang luar biasa, tapi juga
potensi sumber daya manuasianya. Argumen ini merupakan paparan deskriptif
potensi bonus demografi melalui penumbuhan semangat kewirausahaan.
Bonus Demografi
Laporan Bank Dunia tahun 2009 menyebut Indonesia sebagai salah satu
negara middle-income economy, dengan karakteristik perekonomian yang kuat
dan kehidupan politik yang stabil. Krisis ekonomi pada tahun 1998 membawa
perubahan yang signifikan terutama transformasi sistem politik dan fiskal.
Selain transformasi tersebut, Indonesia pun sedang menghadapi
pergeseran mendasar dalam aspek demografi dan geografi. Saat ini Indonesia
termasuk kategori urban country, yaitu mencapai 60% penduduknya tinggal di
perkotaan. Karakteristik lainnya adalah tingkat kelahiran yang menurun,
perbaikan fasilitas kesehatan, serta meningkatnya proporsi individu usia
produktif.
Namun keuntungan terjadi pada kondisi meningkatnya individu kelompok
usia 15-64 tahun, serta menurunnya tingkat kelahiran (fertilitas). Kelompok ini
menggambarkan kekuatan usia produktif, dan di kenal sebagai bonus demografi,
yang pertama kali dikemukakan oleh Bloom, Canning, and Sevilla (2003).Gambar
1 di atas mendeskripsikan komposisi individu pada kelompok usia 0-4 tahun, 5-14
tahun, 15-64 tahun, dan 65 tahun ke atas. Dengan meningkatnya angka harapan
hidup, tampak bahwa proporsi individu di atas 65 tahun terus meningkat.
Bonus demografi Indonesia diprediksi mulai tahun 2010, dan berlangsung
hanya 30 tahun. Bonus demografi menunjukkan peningkatan proporsi usia
produktif dan menurunnya dependency ratio. Fenomena ini tentu memunculkan
kesempatan untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi, dan mengambil
keuntungan yang semaksimalnya. Sebelum kesempatan ini berlalu dalam dekade
berikutnya. Tentu kebijakan yang menekankan pada perbaikan kesehatan
berdampak positif pula terhadap peningkatan life expectancy , yang pada tahap
berikutnya akan memperpanjang periode bonus demografi. Namun yang
terpenting adalah bagaimana memanfaatkan bonus demografi ini secara
maksimal, walaupun mungkin saat ini sudah terlambat. Sebagai ilustrasi,
Malaysia diprediksi akan mengalami bonus demografi mulai tahun 2015, namun
Malaysia sudah mengantisipasi sejak jauh-jauh hari dengan peningkatan
kapasitas sumber daya manusianya.
Referensi
perspective on the economic consequences of population change: RAND
Corportion.
Pawitan, G. (2009). Eksplorasi Keterkaitan Semangat Entrepreneurial dan Indeks
Daya Saing Global. Jurnal Administrasi Bisnis, 9(2), 144-158.
Petrova, K. (2013). The E ects of Globalization on Entrepreneurship.
International Advances in Economic Research, 19(2), 205-206. doi:
10.1007/s11294-013-9400-9.
Dr. Gandhi Pawitan, dosen tetap Program Studi Administrasi Bisnis, mengampu
matakuliah Metode Penelitian Sosial, Statistika Soal Ekonomi, dan
Teori Pengambilan Keputusan. Anggota tim Glibal Entrepreneurship
Monitor, Indonesia (http://www.gemconsortium.org/country-
profile/70)