Anda di halaman 1dari 13

Pengaruh Efikasi Diri, Pendidikan Kewirausahaan, Literasi Keuangan, dan Literasi Digital terhadap Perilaku

Berwirausaha Siswa SMK Negeri 10 Surabaya

PENGARUH EFIKASI DIRI, PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN, LITERASI KEUANGAN, DAN


LITERASI DIGITAL TERHADAP PERILAKU BERWIRAUSAHA SISWA SMK NEGERI 10
SURABAYA

Sukma Prabawati
Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, e-mail
sukmaprabawati@mhs.unesa.ac.id

Susanti
Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, e-mail susanti@unesa.ac.id

Abstrak
Perilaku berwirausaha merupakan salah satu kunci kesuksesan usaha yang dijalankan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh efikasi diri, pendidikan kewirausahaan, literasi
keuangan, dan literasi digital terhadap perilaku berwirausaha siswa SMK Negeri 10 Surabaya. Adapun
jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI
akuntansi SMK Negeri 10 Surabaya yang sudah pernah dan/atau sedang menjalankan usaha. Pengambilan
sampel menggunakan teknik sampling jenuh dimana seluruh anggota populasi dijadikan sampel penelitian.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan angket. Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS versi 22.0. Berdasarkan hasil
analisis data, didapatkan hasil yaitu: (1) efikasi diri, pendidikan kewirausahaan, literasi keuangan, dan
literasi digital secara signifikan berpengaruh terhadap perilaku berwirausaha, (2) efikasi diri berpengaruh
signifikan terhadap perilaku berwirausaha, (3) pendidikan kewirausahaan tidak berpengaruh signifikan
terhadap perilaku berwirausaha, (4) literasi keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku
berwirausaha, (5) literasi digital berpengaruh signifikan terhadap perilaku berwirausaha.
Kata Kunci: efikasi diri, pendidikan kewirausahaan, literasi keuangan, literasi digital, perilaku
berwirausaha.

Abstract
Entrepreneurial behavior is one of the keys to the success of the business being run. This study aims to
determine and to analyze the influence of self-efficacy, entrepreneurship education, financial literacy, and
digital literacy on entrepreneurial behavior of accounting students in Vocational High School Negeri 10
Surabaya simultaneously and partially. This type of research is quantitative research. The population of this
study was 38 accounting students of XI class in Vocational High School Negeri 10 Surabaya who had and /
or had already run a business. Sampling uses a saturated sample technique where all members of the
population are used as research samples. The technique of collecting data used is tests and questionnaires.
The data analysis technique in this study used multiple linear regression analysis and was done using SPSS
version 22.0. Based on the results of data analysis, the results are: (1) self-efficacy, entrepreneurship
education, financial literacy, and digital literacy significantly influence entrepreneurial behavior, (2) self-
efficacy has a significant effect on entrepreneurial behavior, (3) entrepreneurship education has no
significant effect towards entrepreneurial behavior, (4) financial literacy has no significant effect on
entrepreneurial behavior, (5) digital literacy has a significant effect on entrepreneurial behavior.
Keywords: self-efficacy, entrepreneurship education, financial literacy, digital literacy, entrepreneurial
behavior.

Indonesia masih kurang dari 5% dari populasi


PENDAHULUAN penduduk.
Indonesia merupakan salah satu dari negara Seorang wirausaha dituntut untuk dapat merubah
berkembang. Suatu negara dapat diklasifikasikan hambatan menjadi peluang dan menghadirkan solusi
sebagai negara berkembang maupun negara maju atas problematika yang terjadi di sekitarnya. Untuk
dilihat dari pertumbuhan ekonominya. Menurut itulah Kemampuan dan keunggulan diri harus
Suryana (2013: 4), pertumbuhan ekonomi suatu dipersiapkan untuk dapat bersaing di era globalisasi
negara dipengaruhi oleh wirausaha. Secara makro, ini (Suryana, 2013: 6). Sekolah Menengah Kejuruan
wirausaha untuk mendongkrak pertumbukan ekonomi (SMK) menjadi salah satu institusi pendidikan yang
suatu Negara. Adapun rasio wirausaha saat ini di ikut berpartisipasi aktif dan berperan serta dalam

64
Jurnal Pendidikan Akuntansi: Volume 07 Nomor 01 Tahun 2019, 64-76

peningkatankualitas sumber daya manusia (SDM) adanya peraturan tersebut diharapkan mampu
yang kompeten dan mempersiapkan lulusannya untuk merevitalisasi SMK dan meningkatkan SDM para
siap bersaing di dunia kerja (Kemdikbud, 2018). siswa SMK melalui program kewirausahaan yang
Persaingan di dunia kerja semakin ketat. Jumlah dicanangkan. pendidikan kewirausahaan yang
lapangan pekerjaan dinilai masih sedikit diberikan pada mata pelajaran Produk Kreatif dan
dibandingkan dengan jumlah penduduk dan hal ini Kewirausahaan (PKK) merupakan salah satu
mengakibatkan tingginya jumlah pengangguran. implementasi dari peraturan tersebut. Mata pelajaran
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), latar kewirausahaan yang diberikan di sekolah mulai
belakang pendidikan pengangguran terbuka mengalami perubahan dari yang semula menekankan
didominasi penduduk berpendidikan SMK dengan pada teori, kini juga ditujukan agar siswa bisa
prosentase sebesar 7,58% pada tahun 2018. Lulusan melakukan praktek nyata dalam berwirausaha.
SMK yang dipersiapkan untuk kerja justru membuat Mulyani (2014), pembelajaran kewirausahaan yang
mereka menjadi pencari kerja, bukan sebagai hanya menggunakan metode ceramah dan
wirausaha yang mampu membuat lapangan pekerjaan menekankan pada aspek kognitif saja menghasilkan
minimal untuk diri sendiri. Padahal keberadaan penilaian yang belum mampu menilai perilaku
wirausaha sangat penting bagi sebuah negara. Jika berwirausaha siswa.
jumlah wirausaha sedikit maka hal ini dapat Hasil penelitian Rauch dan Hulsink (2015)
menghambat sebuah negara untuk menjadi negara menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan
maju mengingat bahwa wirausaha mampu mendorong mampu meningkatkan perilaku berwirausaha. Hal ini
penguatan struktur ekonomi negara. diperkuat pula dengan hasil penelitian Mohlasin dan
Aina, dkk (2018) menyatakan bahwa perilaku Krisnawati (2016) yang menunjukkan bahwa
wirausaha menjadi salah satu faktor utama yang pendidikan kewirausahaan memiliki pengaruh yang
mempengaruhi keberhasilan suatu usaha yang signifikan terhadap perilaku kewirausahaan
dijalankan oleh wirausahawan. Dengan memiliki mahasiswa, adapun mahasiswa yang diteliti berasal
perilaku wirausaha yang baik maka seorang dari Jurusan Perbankan Syariah IAIN Salatiga.
wirausaha mampu menjaga keberlangsungan Pengetahuan tentang pengelolaan keuangan dapat
usahanya. Sebaliknya, jika perilaku wirausaha yang disebut juga sebagai literasi keuangan (Latifiana,
dimiliki seseorang tidak baik maka orang tersebut 2013). Pengetahuan pengelolaan keuangan yang baik
tidak mampu menjaga keberlangsungan usahanya. diperlukan agar keputusan yang diambil oleh pelaku
Baron (2007: 168) mengemukakan bahwa variabel usaha dapat menciptakan efektifitas dan efisiensi pada
kognitif dan perilaku terbukti kuat dan konsisten usaha yang dikelola. Bryce dan Jyoti (2010:3)
terhadap kegiatan kewirausahaan utama saat ini. mendefinisikan literasi keuangan merupakan
Wijaya (2008) memberikan definisi perilaku hubungan dari tiga konsep, yaitu: pengetahuan
berwirausaha sebagai tindakan atau pernyataan keuangan, sikap keuangan, dan perilaku keuangan.
mengenai keputusan wirausaha, tindakan yang telah Zimmerer dan Scarborough (2008:34)
dilakukan untuk usaha, dan perencanaan mengemukakan bahwa faktor ekonomi merupakan
pengembangan usaha di masa depan yang diukur salah satu pendorong seseorang untuk berwirausaha.
dengan skala perilaku berwirausaha. Dengan berwirausaha, seseorang bisa mendapatkan
Dalam menjalankan usahanya, wirausahawan akan keuntungan yang dapat ia gunakan untuk
dihadapkan pada berbagai tugas yang harus ia meningkatkan kehidupannya. Sedangkan orang yang
selesaikan, sehingga ia mampu mencapai tujuan yang memiliki kemampuan mengelola keuangan pribadi
dikehendakinya. Sehingga seseorang yang dengan baik, tentunya dapat mengelola keuangan
berwirausaha perlu memiliki karakteristik kepribadian untuk usahanya pula.
wirausaha. Salah satu karakteristik wirausaha adalah Humaira dan Sagoro (2018) menemukan bahwa
efikasi diri. Keyakinan individu terhadap pengetahuan (literasi) keuangan ternyata memiliki
kemampuannya untuk menjalankan dan pengaruh yang positif terhadap perilaku manajemen
menyelesaikan beragam tugas atau tanggung jawab keuangan usaha, hal ini dibuktikan dengan koefisien
yang diembannya sehingga dapat mengatasi segala regresi sebesar 0,452, dimana nilai thitung tersebut lebih
rintangan serta mencapai tujuan yang diharapkan besar dari ttabel. Manajemen keuangan yang dilakukan
dengan hasil yang memuaskan dapat disebut sebagai di dalam usaha dapat menentukan pertumbuhan usaha
efikasi diri (Wardani,2015). Dari penelitian Novita tersebut. Sehingga dengan manajemen keuangan yang
Nurul Islami (2015) diketahui bahwa efikasi diri baik, sebuah usaha dapat bertahan dan bahkan
memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.
berwirausaha. Hal ini menjadikan efikasi diri sebagai Perkembangan dunia digital yang pesat memacu
faktor yang turut serta mempengaruhi tingkat perilaku munulnya ekonomi kreatif dan usaha-usaha baru
berwirausaha dalam diri seseorang. (start up) yang berperan dalam penciptaan lapangan
Pengembangan kewirausahaan di kalangan siswa kerja untuk diri sendiri dan/atau untuk orang lain.
SMK juga diupayakan pemerintah. Revitalisasi SMK Anak-anak usia sekolah pun mulai menjajaki dunia
dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing usaha. Beberapa dari mereka bahkan bisa
SDM di Indonesia dituangkan melalui Instruksi menghasilkan omset hingga puluhan juta di usia
Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016. Dengan belasan. Jenis lapangan pekerjaan yang ada saat ini

65
Pengaruh Efikasi Diri, Pendidikan Kewirausahaan, Literasi Keuangan, dan Literasi Digital terhadap Perilaku
Berwirausaha Siswa SMK Negeri 10 Surabaya

juga semakin beragam. Pemanfaatan teknologi digital pada mompreneur (ibu-ibu yang berwirausaha) dan
dalam pemasaran produk dan jasa juga sangat didapatkan hasil bahwa presepsi responden terhadap
membantu pelaku-pelaku bisnis. Dengan kemampuan pendidikan (formal) cenderung netral (49%).
menggunakan perangkat digital, seseorang mampu Desiyanti (2016) juga mendapatkan hasil bahwa
menjadi wirausaha. Hal ini terlihat dari menjamurnya sekalipun telah diedukasi, perilaku pengelolaan
online shop, meningkatnya jumlah penjual di keuangan pada UMKM masih belum baik sehingga
marketplace dan bisnis e-commerce lainnya. Dari diperlukan edukasi literasi keuangan yang
studi pendahuluan dan observasi yang dilakukan oleh berkesinambungan.
peneliti di SMK Negeri 10 Surabaya, sebanyak Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang
36,89% siswa kelas XI jurusan akuntansi sudah menunjukkan perbedaan antar hasil penelitian, maka
pernah mencoba untuk berwirausaha. Usaha yang penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul
mereka jalankan pun bervariasi, mulai dari online “Pengaruh Efikasi Diri, Pendidikan Kewirausahaan,
maupun offline. Perilaku berwirausaha yang baik Literasi Keuangan, dan Literasi Digital terhadap
perlu dibina di dalam diri mereka agar di masa depan Perilaku Berwirausaha Siswa SMK Negeri 10
mereka mampu mempertahankan usaha yang telah Surabaya”. Penulis memilih siswa kelas XI Jurusan
dirintisnya tersebut. Akuntansi di SMK Negeri Surabaya sebagai
Dalam beberapa tahun terakhir internet memiliki responden penelitian karena mereka telah
hubungan yang erat dengan kewirausahaan yang mendapatkan mata pelajaran PKK yang berisi teori
sering dibahas dalam berbagai literatur bisnis. Dengan maupun praktek berwirausaha.
literasi digital yang baik, seorang wirausaha mampu
menangkap peluang dengan menggunakan media Perilaku Berwirausaha
digital, teknologi komunikasi, dan informasi lainnya Wijandi dalam Setiawan (2003) mendefinisikan
(Bayrakdaroglu & Bayrakdaroglu, 2017:27). Literasi bahwa perilaku wirausaha sebagai pengetahuan, sikap
digital giat dikampanyekan pemerintah melalui mental, dan keterampilan serta kewaspadaan yang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun terpadu pada pengetahuan dan sikap mental terhadap
2014 lalu karena literasi digital digadang sebagai masa depan. Perilaku wirausaha adalah inti dalam proses
salah satu komponen dari enam literasi dasar yang kewirausahaan (Khalid,dkk, 2016: 46).
harus dikuasai setiap orang di zaman teknologi
informasi seperti sekarang ini karena literasi digital Efikasi Diri
dianggap sebagai salah satu faktor penting bagi Alwisol (2009: 5), menyatakan bahwa efikasi diri
seseorang agar dapat berpartisipasi di dunia modern merupakan persepsi pada diri individu mengenai
seperti disiplin ilmu lainnya (Kemdikbud, 2017:1-3). seberapa bagus dirinya dapat berfungsi pada situasi
Memperoleh kompetensi literasi digital adalah tertentu, serta keperayaan bahwa dirinya memiliki
prasyarat untuk memperluas akses ke teknologi kemampuan untuk melakukan tindakan-tindakan yang
informasi dan komunikasi untuk meningkatkan daya diperlukan. Wardani (2015) mendefinisikan efikasi diri
saing pada diri kaum muda di pasar tenaga kerja sebagai keyakinan individu terhadap keakapannya dalam
(Shapova, 2014). Gilster (Kemdikbud, 2017:7) melaksanakan dan menyelesaikan tugas atau tanggung
mendefinisikan literasi digital sebagai kemampuan jawab yang diembannya sehingga dirinya dapat
seseorang untuk memahami dan menggunakan mengatasi rintangan yang ada dan mencapai tujuan yang
informasi dari piranti digital secara efektif dan efisien diharapkan dengan mendapat hasil yang diharapkan.
di dalam kesehariannya.
Son, dkk (2017) dalam penelitiannya menemukan Pendidikan Kewirausahaan
bahwa semua peserta menyadari mengenai teknologi Gerba (2015) mendefinisikan pendidikan
digital dan tertarik untuk menggunakannya, serta kewirausahaan sebagai usaha sadar yang dilakukan
perkembangan teknologi digital dinilai dapat individu untuk menambah wawasannya mengenai
memudahkan seseorang dalam mempelajari atau kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan juga
mencari informasi mengenai suatu hal. Diperkuat pula didefinisikan sebagai transmisi kompetensi
dengan hasil penelitian dari Bayrakdaroglu & kewirausahaan yang terstruktur dan formal yang
Bayrakdaroglu (2017) yang menunjukkan bahwa mengacu pada pemberian keterampilan, konsep, dan
literasi digital memiliki pengaruh positif dan kesadaran mental individu (Alberti & Poli, 2004).
signifikan terhadap intensi wirausaha internet.
Namun demikian, tidak semua penelitian Literasi Keuangan
mendapatkan hasil yang sejalan dan mendukung Literasi keuangan didefinisikan sebagai kemampuan
faktor-faktor di atas sebagai faktor yang seseorang untuk membuat keputusan yang tepat dalam
mempengaruhi perilaku berwirausaha. Beberapa pengelolaan keuangan mereka (Deng, dkk, 2013: 68).
penelitian menunjukkan hasil yang berbeda. Pada Blue, dkk (2014: 52) mendefinisikan literasi keuangan
penelitian Tony Wijaya (2008) pengaruh langsung sebagai penerapan pengetahuan, pemahaman,
dari efikasi diri terhadap perilaku berwirausaha keterampilan dan nilai-nilai di konsumen dan konteks
ternyata hanya sebesar -0,033 atau tidak signifikan. keuangan dan keputusan terkait yang berdampak pada
Aina,dkk (2018) melakukan penelitian tentang faktor- diri, orang lain, masyarakat dan lingkungan.
faktor yang berpengaruh terhadap perilaku wirausaha

66
Jurnal Pendidikan Akuntansi: Volume 07 Nomor 01 Tahun 2019, 64-76

sebagai sampel adalah keseluruhan populasi yaitu


Literasi Digital sebanyak 38 orang siswa yang berasal dari kelas XI
Gilster (Kemdikbud, 2017:7) mengemukakan literasi jurusan akuntansi di SMK Negeri 10 Surabaya. Adapun
digital sebagai kemampuan individu dalam memahami
kriteria sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:
dan menggunakan informasi yang berasal dari berbagai
sumber atau perangkat digital dalam berbagai konteks, - Sampel dibatasi pada responden yang sudah
seperti akademik, karier, dan kehidupan sehari-hari menempuh mata pelajaran Akuntansi Dasar,
dengan efektif dan efisien. Literasi digital adalah Akuntansi Perbankan, Akuntansi Keuangan,
keakapan seseorang untuk menggunakan teknologi digital Akuntansi Perpajakan, Spredsheet, Komputer
pada tingkat yang memadai untuk penciptaan, Akuntansi, Simulasi Digital, serta Produk Kreatif dan
komunikasi, kolaborasi, dan pencarian informasi dan Kewirausahaan.
evaluasi dalam masyarakat digital (Son, 2015).
- Sampel dibatasi pada responden yang pernah atau
METODE sedang menjalankan usaha (berwirausaha).
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini Instrumen penelitian yang dipergunakan dalam
adalah metode penelitian kuantitatif. Lusi dan Nggili penelitian ini berupa tes dan angket. Teknik pengumpulan
(2013:40) menjelaskan penelitian ilmiah yang sistematis data adalah dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan
terhadap bagian-bagian, fenomena, dan hubungannya dan/atau pernyataan tertulis kepada para responden agar
yang bersifat objektif yang didapatkan melalui responden dapat memberikan jawaban atas pertanyaan
perhitungan secara ilmiah dari sampel atau populasi yang dan/atau pernyataan yang diajukan (Suliyanto, 2016:140).
dipilih sebagai responden penelitian disebut sebagai Seluruh angket yang dipergunakan di dalam penelitian ini
penelitian kuantitatif. diukur menggunakan skala likert empat poin. Skala likert
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui empat poin merupakan hasil modifikasi adari skala likert
pengaruh efikasi diri, pendidikan kewirausahaan, literasi lima poin. Skala likert yang telah dimodifikasi atau
keuangan, dan literasi digital terhadap perilaku selanjutnya disebut skala likert 4 poin bertujuan untuk
berwirausaha siswa jurusan akuntansi SMK Negeri 10 menghindari jawaban bias yang bisa saja diberikan oleh
Surabaya. Variabel bebas(independent) dalam penelitian responden nantinya. Adapun tujuan memodifikasi skala
ini adalah efikasi diri (X1), pendidikan kewirausahaan likert dimaksudkan untuk menghilangkan atau
(X2), literasi keuangan (X3), dan literasi digital (X4) mengurangi kelemahan yang dapat ditimbulkan dari
sedangkan variabel terikat(dependent) adalah perilaku penggunaan skala likert lima poin (Sutrisno Hadi dalam
berwirausaha (Y). Berdasarkan penjelasan tersebut, maka Erfayliana, 2018: 267).
model penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: Instrumen penelitian variabel efikasi diri berupa
Gambar 3.1 Metode Penelitian Pengaruh Variabel angket yang terdiri atas tiga indikator, yaitu:
terhadap Variabel Y level/magnitude, generalisasi/generality, dan
kekuatan/strength. Ketiga indikator tersebut dipecah
Efikasi Diri (X1) menjadi 18 butir pernyataan. Butir pernyataan dalam
angket ini berisi pernyataan positif dan pernyataan negatif.
Angket efikasi diri diukur menggunakan skala likert 4
poin.
Pendidikan Instrumen penelitian variabel pendidikan
Kewirausahaan (X2)
Perilaku kewirausahaan berupa angket yang terdiri dari tiga
Berwirausaha indikator, yaitu: menumbuhkan keinginan berwirausaha,
(Y) menambah ilmu dan wawasan di bidang wirausaha serta
Literasi Keuangan
(X3) menumbuhkan kesadaran adanya peluang usaha. Setiap
satu indikator akan diwakili oleh 1 butir pernyataan
sehingga dalam angket ini akan ada 3 butir pernyataan
Literasi Digital (X4) yang harus dinilai oleh responden. Angket pendidikan
kewirausahaan ini diukur menggunakan skala likert 4
Sumber: diolah peneliti (2019) poin.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini Instrumen penelitian variabel literasi keuangan berupa
menggunakan teknik sampling jenuh. Sugiyono (2011) tes yang terdiri dari empat indikator, yaitu: penganggaran,
mendefinisikan teknik sampling jenuh sebagai teknik pinjaman, tabungan, dan investasi. Bentuk tes yang
dalam mementukan sampel penelitian apabila keseluruhan dipergunakan di dalam penelitian ini adalah soal pilihan
anggota populasi yang ada dalam penelitian dipergunakan gand. Skor untuk tiap butir soal yang benar adalah 5,
sebagai sampel. Jadi dalam penelitian ini yang diambil sedangkan jika jawaban yang diberikan responden

67
Pengaruh Efikasi Diri, Pendidikan Kewirausahaan, Literasi Keuangan, dan Literasi Digital terhadap Perilaku
Berwirausaha Siswa SMK Negeri 10 Surabaya

ternyata salah akan diberi skor 0. Tes literasi keuangan


yang diberikan terdiri atas 20 butir soal pilihan ganda
dengan 4 pilhan jawaban di setiap butir soal.
Instrumen penelitian variabel literasi digital berupa
angket yang terdiri atas lima indikator, yaitu: membuat
konten, membagikan konten, mengunggah file, kata kunci
pencarian, dan mengunduh aplikasi. Setiap satu indikator
akan diwakili oleh 1 butir pernyataan sehingga dalam
angket ini akan ada 5 butir pernyataan yang harus dinilai
oleh responden. Angket literasi digital ini diukur
menggunakan skala likert 4 poin.
Instrumen penelitian variabel perilaku berwirausaha Sumber: diolah peneliti (2019)
berupa angket yang terdiri atas 4 indikator, yaitu:
memilih jalur usaha, memilih karir sebagai wirausahawan, 2. Uji Linearitas
menyiapkan diri menjadi wirausaha, perencanaan untuk Berdasarkan uji linearitas, didapatkan hasil berupa
memulai usaha. Variabel perilaku berwirausaha diukur nilai Deviation from Linearity Sig (X1) sebesar 0,535
menggunakan 5 butir pernyataan yang harus dijawab oleh > 0,05. Selain itu Fhitung < Ftabel, yaitu 0,393 < 4,12. Hal
responden dan pengukurannya menggunakan skala likert demikian itu mengindikasikan terdapat hubungan
4 poin. linier yang signifikan diantara variabel efikasi diri (X1)
dengan variabel perilaku berwirausaha (Y).
HASIL PENELITIAN Kemudian, nilai Deviation from Linearity Sig
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah sebesar 0,892 > 0,05. Selain itu Fhitung < Ftabel, yaitu
Kejuruan (SMK) Negeri 10 Surabaya yang beralamat di 0,019 < 4,12. Hal demikian itu mengindikasikan
Jl. Keputih Tegal, Keputih, Sukolilo, Surabaya. Adapun terdapat hubungan linier yang signifikan diantara
hasil penelitian adalah sebagai berikut. variabel pendidikan kewirausahaan (X2) dengan
variabel perilaku berwirausaha (Y).
Uji Asumsi Klasik Yang ketiga, nilai Deviation from Linearity Sig
Sebelum dilakukan analisis regresi linier berganda, model sebesar 0,847 > 0,05. Selain itu Fhitung < Ftabel, yaitu
regresi perlu untuk diuji untuk menilai apakah pada model 0,038 < 4,12. Hal demikian itu mengindikasikan
yang dipergunakan terdapat masalah-masalah asumsi terdapat hubungan linier yang signifikan diantara
klasik. Jika model telah terbebas dari asumsi klasik maka variabel literasi keuangan (X3) dengan variabel
model regresi tersebut dapat dipergunakan selanjutnya perilaku berwirausaha (Y).
dalam penelitian. Terakhir, nilai Deviation from Linearity Sig
1. Uji Normalitas sebesar 1.000 > 0,05. Selain itu Fhitung < Ftabel, yaitu
Seperti terlihat pada gambar, Histogram yang 0,000 < 4,12. Hal demikian itu mengindikasikan
dihasilkan membentuk garis yang menyerupai terdapat hubungan linier yang signifikan diantara
lonceng. Pada gambar P-Plot juga menunjukkan titik- variabel literasi digital (X4) dan variabel perilaku
titik yang tersebar merata di sepanjang garis. Oleh berwirausaha (Y).
karenanya, data yang digunakan berdistribusi normal.
3. Uji Multikolinearitas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model regresi
pada variabel efikasi diri, pendidikan kewirausahaan,
literasi keuangan, dan literasi digital bebas dari
multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas
menunjukkan nilai VIF (Variance Inflation Factor)
pada tiap-tiap variabel kurang dari sepuluh (VIF < 10)
dan nilai toleransi menunjukkan nilai lebih dari 0,1.
Dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa
variabel efikasi diri, pendidikan kewirausahaan,
literasi keuangan, dan literasi digital yang
dipergunakan tidak memiliki hubungan jadi dapat
Sumber: diolah peneliti (2019) dipergunakan lebih lanjut di dalam penelitian.

68
Jurnal Pendidikan Akuntansi: Volume 07 Nomor 01 Tahun 2019, 64-76

Coefficientsa kewirausahaan (X2), literasi keuangan (X3), dan


literasi digital (X4) sama dengan 0 maka tingkat
Collinearity Statistics
perilaku berwirausaha siswa SMK Negeri 10 Surabaya
Model Tolerance VIF adalah sebesar 0,484.
1 (Constant) b. Besarnya nilai koefisien regresi pada variabel efikasi
Efikasi Diri 0,796 1,256 diri (b1X1) adalah 0,563 dan memiliki nilai positif. Hal
Pendidikan ini memperlihatkan bahwa efikasi diri memiliki
Kewirausahaan 0,808 1,238 hubungan yang searah dengan perilaku berwirausaha
Literasi Keuangan 0,960 1,042 siswa SMK Negeri 10 Surabaya. Sehingga jika efikasi
Literasi Digital 0,967 1,034 diri ditingkatkan sebesar satu satuan maka akan
a. Dependent Variable: Perilaku Berwirausaha mampu menambah tingkat perilaku berwirausaha
siswa SMK Negeri 10 Surabaya sebesar 0,563, dengan
4. Uji Heteroskedastisitas diasumsikan bahwa variabel lain di luar penelitian
Nilai signifikansi (Sig.) yang didapatkan dari uji bernilai konstan.
glejser untuk pengujian variabel efikasi diri sebesar c. Besarnya nilai koefisien regresi pada variabel
0,279, variabel pendidikan kewirausahaan sebesar pendidikan kewirausahaan (b2X2) adalah 0,026 dan
0,459, variabel literasi keuangan 0,196, dan variabel memiliki nilai positif. Hal ini memperlihatkan bahwa
literasi digital sebesar 0,565. Sesuai dasar pendidikan kewirausahaan memiliki hubungan yang
pengambilan keputusan pada uji glejser, sehingga searah dengan perilaku berwirausaha siswa SMK
kesimpulan yang dapat diambil yaitu model regresi ini Negeri 10 Surabaya. Sehingga jika pendidikan
terbebas dari gejala heteroskedastisitas karena nilai kewirausahaan ditingkatkan maka dapat meningkatkan
signifikansi yang didapatkan lebih dari 5% atau 0,05. tingkat perilaku berwirausaha siswa SMK Negeri 10
Surabaya sebesar 0,563, dengan diasumsikan bahwa
5. Uji Autokorelasi variabel lain di luar penelitian bernilai konstan.
Pada pengujian ini diperoleh nilai Durbin-Watson d. Besarnya nilai koefisien regresi pada variabel literasi
sebesar 2,072. Nilai Durbin Low (dL) sebesar 1,2614 keuangan (b3X3) adalah 0,128 dan memiliki nilai
dan nilai Durbin Upper (dU) sebesar 1,722 yang negatif. Hal tersebut mengindikasikan hubungan
diperoleh dari tabel Durbin-Watson. antara literasi keuangan dengan perilaku berwirausaha
4 – dU = 4 - 1,7223 = 2,2777 siswa SMK Negeri 10 Surabaya yang tidak searah.
4 – dL = 4 - 1,2614 = 2,7386 Sehingga penambahan satu satuan pada literasi
Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa dU < keuangan dapat menurunkan tingkat perilaku
DW < 4-dU yaitu 1,7223 < 2,072 < 2,2777 sehingga berwirausaha siswa SMK Negeri 10 Surabaya sebesar
H0 diterima. Selain itu nilai DW > dL yaitu 2,072 > 0,128, dengan diasumsikan bahwa variabel lain yang
1,2614 dan DW < 4-dL yaitu 2,072 < 2,7386. Hasil tidak diteliti bernilai konstan.
pengujian tersebut menunjukkan bahwa pada model e. Besarnya nilai koefisien regresi pada variabel literasi
regresi tersebut tidak terdapat autokorelasi, jadi model digital (b4X4) adalah 0,399 dan memiliki nilai positif.
regresi tersebut dapat dipergunakan lebih lanjut di Hal ini menunjukkan hubungan yang searah diantara
dalam penelitian. literasi digital dengan perilaku berwirausaha siswa
SMK Negeri 10 Surabaya. Sehingga jika literasi
Analisis Regresi Linier Berganda digital ditingkatkan maka akan dapat meningkatkan
Pada pengujian ini diperoleh nilai koefisien sebagai tingkat perilaku berwirausaha siswa SMK Negeri 10
berikut. Surabaya sebesar 0,399, dengan diasumsikan bahwa
Y= 0,484 + 0,563X1 + 0,026X2 + (-0,128)X3 + 0,399X4 + e variabel lain yang tidak diteliti bernilai konstan.
Keterangan: f. Standart error pengganggu (e) merupakan variabel
Y = Perilaku Berwirausaha error sebagai faktor lain yang mempengaruhi variabel
X1 = Efikasi Diri perilaku berwirausaha (Y).
X2 = Pengetahuan Kewirausahaan
X3 = Literasi Keuangan Koefisien Determinasi
X4 = Literasi Digital Pada tabel model summary terlihat nilai R2 sebesar
Berdasarkan hasil persamaan tersebut dapat dijabarkan
0,384. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel perilaku
sebagai berikut.
berwirausaha (Y) siswa SMK Negeri 10 Surabaya
a. Nilai konstanta (a) adalah 0,484 yang menunjukkan
dipengaruhi oleh keempat variabel bebas secara simultan
bahwa variabel efikasi diri (X1), pendidikan
sebesar 38,4%, adapun variabel bebas tersebut yakni

69
Pengaruh Efikasi Diri, Pendidikan Kewirausahaan, Literasi Keuangan, dan Literasi Digital terhadap Perilaku
Berwirausaha Siswa SMK Negeri 10 Surabaya

efikasi diri (X1), pendidikan kewirausahaan (X2), literasi 0,021 < 0,05. Adapun pengaruh variabel literasi digital
keuangan (X3), dan literasi digital (X4). Sedangkan terhadap variabel perilaku berwirausaha secara parsial
sisanya yaitu sebesar 61,6% (100% - 38,4%) dipengaruhi terlihat dari nilai thitung yang lebih besar dari nilai ttabel
oleh variabel lain di luar persamaan regresi ini. yaitu 2,431 > 1,69092. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa literasi digital secara parsial berpengaruh
Uji F terhadap perilaku berwirausaha siswa SMK Negeri 10
Pada pengujian secara simultan atau uji F didapatkan Surabaya.
hasil bahwa efikasi diri (X1), pendidikan kewirausahaan
(X2), literasi keuangan (X3), dan literasi digital (X4) PEMBAHASAN
memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku Pengaruh Efikasi Diri (X1), Pendidikan
berwirausaha (Y) siswa SMK Negeri 10 Surabaya. Hal Kewirausahaan (X2), Literasi Keuangan (X3), dan
tersebut terlihat dari tabel ANOVA yang menunjukkan Literasi Digital (X4) secara Simultan terhadap
nilai signifikansi adalah sebesar 0,002 atau Sig < 0,05 Perilaku Berwirausaha (Y) Siswa SMK Negeri 10
sehingga pada penelitian ini H0 ditolak dan Ha diterima. Surabaya
Diketahui pula bahwa nilai Fhitung > Ftabel yaitu 5,137 > Hasil dari analisis regresi linear berganda
2,66. memperlihatkan nilai signifikansi sebesar 0,002 atau Sig <
0,05 disamping itu nilai Fhitung > Ftabel yaitu 5,137 > 2,66,
Uji t maka dapat ditarik kesimpulan bahwa H0 ditolak dan Ha
Hasil uji t diperoleh hasil sebagai berikut. diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa seluruh variabel
a. Efikasi Diri bebas yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu efikasi
Berdasarkan hasil pengujian, nilai signifkansi variabel diri (X1), pendidikan kewirausahaan (X2), literasi
efikasi diri diketahui senilai 0,003, nilai ini lebih keil keuangan (X3), dan literasi digital (X4) secara simultan
dari 5% atau 0,05. Adapun pengaruh variabel efikasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
diri pada variabel perilaku berwirausaha secara parsial perilaku berwirausaha (Y) siswa SMK Negeri 10
terlihat dari nilai thitung yang ternyata lebih besar dari Surabaya yang mana merupakan variabel terikat.
ttabel yaitu 3,189 > 1,69092. Sehingga kesimpulan yang Besarnya pengaruh keempat variabel bebas yaitu
dapat diambil yaitu efikasi diri berpengaruh signifikan efikasi diri (X1), pendidikan kewirausahaan (X2), literasi
terhadap perilaku berwirausaha siswa SMK Negeri 10 keuangan (X3), dan literasi digital (X4) terhadap perilaku
Surabaya secara parsial. Berwirausaha (Y) secara simultan dapat dikategorikan
b. Pendidikan Kewirausahaan sedang. Hal ini yang terlihat dari besarnya nilai koefisien
Dari hasil pengujian yang dilakukan, nilai signifikansi determinasi yang menunjukkan nilai 0.384 atau dapat
dari variabel pendidikan kewirausahaan adalah sebesar disebut bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel
0,883 > 0,05. Adapun pengaruh variabel pendidikan terikat secara keseluruhan dalam penelitian ini adalah
kewirausahaan secara parsial terhadap variabel sebesar 38,4%. Adapun sisanya yaitu sebesar 61,6%
perilaku berwirausaha terlihat dari nilai thitung yang (100%-38,4%) dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain
lebih kecil dari ttabel yaitu 0,148 < 1,69092. Sehingga di luar model regresi yang dipergunakan pada penelitian
dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan ini.
kewirausahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Seorang wirausaha perlu memiliki karakteristik
perilaku berwirausaha siswa SMK Negeri 10 Surabaya wirausahawan, salah satu karakteristik wirausahawan
secara parsial. adalah efikasi diri. Dalam menjalankan usahanya, seorang
c. Literasi Keuangan wirausaha pengorganisasian, pengontrolan, dan
Berdasarkan hasil pengujian, nilai signifikansi variabel melakukan berbagai keputusan. Putri & Aditya (2012),
literasi keuangan adalah sebesar 0,439 > 0,05. Adapun efikasi diri adalah kepercayaan yang dimiliki oleh
pengaruh variabel literasi keuangan terhadap variabel seseorang mengenai kemampuan dirinya untuk
perilaku berwirausaha secara parsial terlihat dari nilai mengorganisasikan, mengontrol dan melaksanakan
thitung yang lebih kecil dari nilai ttabel yaitu -0,784 < berbagai maam tindakan yang diperlukan dengan
1,69092. Sehingga dapat ditarik kesimpulam bahwa memanfaatkan keterampilan yang dimiliki untuk
literasi keuangan secara parsial tidak berpengaruh melaksanakan tugas atau tanggung jawab yang
terhadap perilaku berwirausaha siswa SMK Negeri 10 diembannya secara efektif, sehingga ia dapat mencapai
Surabaya. hasil yang diharapkannya. Kepercayaan seseorang
d. Literasi Digital terhadap kemampuan dirinya untuk melaksanakan
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, nilai berbagai tindakan yang diperlukan pada situasi yang
signifikansi variabel literasi digital adalah sebesar beragam sangat diperlukan untuk membangun jiwa

70
Jurnal Pendidikan Akuntansi: Volume 07 Nomor 01 Tahun 2019, 64-76

wirausaha. Hasil penelitian Islami (2015) memperlihatkan bertindak dan meraih kesusksesan dibandingkan individu
bahwa efikasi diri memiliki pengaruh yang signifikan yang tidak memiliki keyakinan tersebut atau bisa
terhadap perilaku berwirausaha. dikatakan efikasi dirinya rendah. Seorang wirausahawan
Sebelum dan saat menjalankan usaha, seorang perlu memiliki karakter, sikap dan perilaku wirausaha
wirausahawan perlu berbekal diri dengan pengetahuan yang baik untuk mencapai kesuksesan yang
kewirausahaan agar ia dapat mempelajari dan diharapkannya. Seorang wirausahawan harus memiliki
menghindari resiko-resiko usaha yang mungkin dapat keyakinan atas kemampuan dirinya untuk
terjadi selama menjalankan usaha. Pengetahuan mengorganisasikan, mengontrol dan melaksanakan
kewirausahaan diperoleh melalui pendidikan berbagai tindakan yang diperlukan untuk kelangsungan
kewirausahaan yang diberikan (Suryana, 2013). Lembaga usahanya. Seseorang yang memiliki keyakinan bahwa
pendidikan melalui penyelenggaraan pendidikan usaha/bisnis yang digelutinya dapat memberikan
kewirausahaan menjadi salah satu faktor pendorong keuntungan bagi dirinya, maka orang tersebut akan
pertumbuhan kewirausahaan pada suatu negara berusaha lebih keras untuk sukses (Rusdiana, 2018:57).
(Cimucheka, 2013). Pendidikan kewirausahaan di SMK Individu dengan efikasi diri yang tinggi akan dapat
Negeri 10 Surabaya diberikan melalui mata pelajaran menuangkan seluruh kemampuannya untuk bisa mencapai
Produk Kreatif dan Kewirausahaan. Pada mata pelajaran sesuatu yang diharapkannya. Sedangkan individu yang
ini siswa diberikan teori mengenai wirausaha dan efikasi dirinya rendah akan menghindar dari semua tugas,
diberikan tugas untuk membuat prakarya atau menambah usaha yang dirasa sulit untuk dilakukannya atau menyerah
nilai guna suatu produk. Dalam penelitian yang dilakukan dengan mudah ketika ada permasalahan yang muncul
oleh Mochlasin dan Wahyu Krisnawati (2016) ditemukan ketika individu tersebut melaksanakan tugas atau
adanya pengaruh yang signifikan antara pendidikan tanggung jawabnya. Padahal kita ketahui bersama bahwa
kewirausahaan terhadap perilaku berwirausaha. berwirausaha merupakan proses mengubah masalah
Di samping itu literasi (pengetahuan keuangan dan menjadi peluang dengan menghadirkan solusi yang dapat
pengetahuan digital juga turut menyumbang peningkatan diterima oleh masyarakat. Hal tersebut menunjukkan pada
pada perilaku berwirausaha siswa SMK Negeri 10 kita bahwa efikasi diri ternyata dapat membuat siswa
Surabaya. Dengan pengetahuan keuangan yang baik dan lebih yakin akan kemampuan dirinya untuk
kemampuan mengakses teknologi, para siswa ini bisa menyelesaikan, tidak membuang waktu dan segera
mendapatkan informasi baik keuangan, inovasi, dan menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya khususnya
kreatifitas yang bisa mereka pelajari dan terapkan di dalam berwirausaha serta mengubah permasalahan yang
dalam berwirausaha. Pengetahuan yang baik mengenai ada menjadi sebuah peluang usaha.
pengelolaan keuangan dibutuhkan oleh pelaku bisnis agar Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu
ia dapat mengambil keputusan keuangan yang efektif dan yang pernah dilakukan oleh Islami (2015) dimana
efisien di dalam usahanya (Latifiana, 2013:2). Hasil penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa efikasi diri
penelitian yang dilakukan oleh Bayrakdaroğlu & memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku
Bayrakdaroğlu (2017) menunjukkan bahwa literasi berwirausaha pada mahasiswa. Hasil tersebut dapat
keuangan dan literasi digital memiliki efek yang positif terlihat dari besarnya nilai koefisien jalur efikasi diri yang
dan signifikan terhadap intensi berwirausaha. menunjukkan nilai 0,553 terhadap perilaku berwirausaha,
sehingga dapat diartikan bahwa efikasi diri mahasiswa
Pengaruh Efikasi Diri (X1) terhadap Perilaku dapat mempengaruhi tingkat perilaku berwirausahanya.
Berwirausaha (Y) Siswa SMK Negeri 10 Surabaya Hasil penelitian ini juga dipertegas dari penelitian
Hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan Saepudin, dkk (2015:97) yang mendapatkan hasil bahwa
nilai signifikansi variabel efikasi diri lebih besar dari 5% efikasi diri memiliki hubungan fungsional dengan
yaitu sebesar 0,003 < 0,05. Adapun pengaruh variabel perilaku berwirausaha peserta pasa pelatihan pada
efikasi diri secara parsial terhadap variabel perilaku program PKM di PKMB Jelita Masa yang berda di
berwirausaha terlihat dari nilai thitung yang mana lebih Kabupaten Bandung.
besar dari ttabel yaitu 3,189 > 1,69092. Sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa efikasi diri secara parsial Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan (X2) terhadap
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku Perilaku Berwirausaha (Y) Siswa SMK Negeri 10
berwirausaha siswa SMK Negeri 10 Surabaya. Surabaya
Feist & Feist (2014) beranggapan bahwa individu Dari hasil analisis regresi linier berganda didapatkan
yang memiliki keyakinan bahwa dirinya mempunyai nilai signifikansi untuk variabel pendidikan
potensi untuk melakukan sesuatu yang bisa mengubah kewirausahaan yang lebih besar dari 5% atau sebesar
kejadian di lingkungannya, akan lebih mungkin untuk 0,883 > 0,05. Adapun pengaruh variabel pendidikan

71
Pengaruh Efikasi Diri, Pendidikan Kewirausahaan, Literasi Keuangan, dan Literasi Digital terhadap Perilaku
Berwirausaha Siswa SMK Negeri 10 Surabaya

kewirausahaan terhadap variabel perilaku berwirausaha adalah sebesar -0,784 < 1,69092. Sehingga dapat
secara parsial terlihat dari besarnya nilai thitung yang lebih disimpulkan bahwa literasi keuangan secara parsial tidak
kecil dari nilai ttabel yaitu sebesar 0,148 < 1,69092. berpengaruh terhadap perilaku berwirausaha siswa SMK
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan Negeri 10 Surabaya.
kewirausahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap Hendrati & Muchson (2010) mendefiniskan bahwa
perilaku berwirausaha siswa SMK Negeri 10 Surabaya. Entrepreneur (wirausaha) adalah seseorang yang dapat
Pendidikan kewirausahaan adalah seperangkat mengkombinasikan berbagai sumber daya yang ada untuk
program pembelajaran yang diberikan untuk memberikan menghasilkan suatu produk/jasa yang baru,
pengetahuan kepada siswa melalui proses pembelajaran mengembangkan produk, teknologi baru, serta jalur
kewirausahaan yang berisi mengenai hal-hal seperti pemasaran atau distribusi baru sehingga ia dapat
pemanfaatan peluang usaha menjadi kesempatan usaha meningkatkan kekayaannya dengan menanggung berbagai
yang bernilai ekonomis, tahapan untuk merintis atau macam resiko yang mungkin terjadi seperti modal
membuka usaha baru, menghasilkan nilai tambah baru (keuangan), waktu dan/atau komitmen. Membangun
dan menghasilkan produk serta jasa baru sebagai modal sebuah usaha tentu harus siap dengan resiko usaha yang
untuk berwirausaha (Khoirunisah, 2015:3) ditimbulkan selama menjalankan usaha. Salah satu resiko
Siswa yang dijadikan responden penelitian telah yang harus dihadapi seorang wirausaha adalah resiko
menempuh pendidikan kewirausahaan atau tang dikenal keuangan.
dengan nama mata pelajaran Produk Kretif dan Resiko keuangan ini dapat berupa keuntungan maupun
Kewirausahaan sekurang-kurangnya selama 1 semester. kerugian yang timbul dalam menjalankan usaha.
Berdasarkan observasi di SMK Negeri 10 Surabaya Seseorang dengan pengetahuan(literasi) keuangan yang
memang diketahui bahwa guru masih kesulitan untuk tinggi tentu lebih dapat memahami resiko-resiko
mengajarkan mata pelajaran ini. Proses pembelajaran keuangan apa saja yang bisa terjadi. Literasi keuangan
yang berlangsung selama 6 jam pelajaran biasanya dapat dikatakan sebagai sebuah pemahaman yang
digunakan untuk membuat prakarya yang dipandu oleh komprehensif tentang berbagai macam resiko yang akan
guru yang mengajar mata pelajaran Produk Kreatif dan terjadi ketika seseorang mengambil sebuah keputusan
Kewirausahaan. Adapun produk-produk yang dihasilkan keuangan tertentu (Desiyanti, 2016). Dengan mengetahui
oleh siswa pada pembelajaran satu semester tersebut resiko-resiko dalam berwirausaha tersebut, terdapat
belum mampu untuk diperjual-belikan sehingga teori kecenderungan dalam diri responden untuk lebih memilih
kewirausahaan mengenai pemanfaatan peluang usaha jalur aman yaitu sebagai pekerja dan mereka menjadi
menjadi kesempatan usaha agar bernilai ekonomis yang tidak terlalu yakin bahwa pilihan karir sebagai wirausaha
diajarkan belum sejalan dengan praktek berwirausaha dapat membuat mereka mencapai kesejahteraan yang
yang dilakukan oleh siswa. diharapkan. Tingkat literasi keuangan para responden juga
Aina,dkk (2018) yang meneliti mengenai faktor-faktor masih berada pada level cukup sehingga pengetahuan
yang mempengaruhi perilaku wirausaha pada mereka terhadap produk keuangan, fungsi dan resikonya
mompreneur mendapatkan hasil bahwa ternyata juga belum baik. Hal ini menyebabkan bahwa literasi
pendidikan (formal) tidak tidak memiliki pengaruh yang keuangan belum mampu menjadi prediktor untuk
signifikan terhadap perilaku berwirausaha. Pernyataan mengetyahui tingginya perilaku berwirausaha siswa SMK
tersebut juga diperkuat oleh hasil penelitian Mulyani Negeri 10 Surabaya.
(2014) yang menyatakan bahwa pembelajaran Hasil penelitian Desiyanti (2016) memperoleh hasil
kewirausahaan di SMKN 1 Depok masih cenderung bahwa masih diperlukan upaya yang keras untuk
menggunakan metode ceramah dan berarah ke kognitif mengedukasi literasi keuangan dan inklusi keuangan
saja. Sehingga model penilaian yang digunakan belum kepada para pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan
mampu menilai keberhasilan tujuan pembelajaran yang Menengah) sekalipun telah dilakukan edukasi
mampu menilai perilaku berwirausaha siswa secara utuh. sebelumnya, edukasi yang diberikan harus
berkesinambungan agar mampu memperbaiki perilaku
Pengaruh Literasi Keuangan (X3) terhadap Perilaku UMKM di Kota Padang. Hal tersebut tercermin dari
Berwirausaha (Y) Siswa SMK Negeri 10 Surabaya masih banyaknya pelaku UMKM yang masih takut
Dari hasil pengujian dengan regresi linier berganda mengambil hutang untuk keberlangsungan usaha karena
dapat diketahui bahwa nilai signifikansi variabel literasi mereka takut membayar cicilan dan bunganya, selain itu
keuangan lebih dari 5% atau sebesar 0,439 > 0,05. sebagian besar UMKM yaitui sebesar 71% ternyata tidak
Adapun pengaruh variabel literasi keuangan terhadap menyusun dan memperhitungkan anggaran secara ideal.
variabel perilaku berwirausaha secara parsial terlihat dari Survei yang dilakukan terhadap 100 responden
nilai thitung yang lebih kecil dari nilai ttabel, adapun nilainya menunjukkan hasil bahwa hanya sebesar 29 % saja

72
Jurnal Pendidikan Akuntansi: Volume 07 Nomor 01 Tahun 2019, 64-76

UMKM yang melakukan penyusunan alokasi anggaran Dengan literasi digital yang tinggi, seseorang lebih
secara ideal. Dengan melakukan edukasi yang mudah mencari dan mempelajari resiko-resiko usaha agar
berkesinambungan, diharapkan para wirausahawan bukan dapat dihindari, membangun perencanaan usaha di masa
hanya mengetahui (memiliki literasi keuangan yang mendatang, maupun mencari cara untuk mengatasi
tinggi) namun juga dapat menggunakan produk-produk masalah usaha yang dialaminya atau dalam kata lain
keuangan secara bijak dalam menjalankan usahanya meningkatkan perilaku berwirausaha pada diri seseorang.
sehingga tercapai hasil yang diharapkan. Hasil penelitian Kecakapan seseorang dalam memahami dan menerapkan
Indriayu & Renol (2017) mendapati bahwa di Indonesia keterampilan fungsional pada perangkat digital juga dapat
telah ada edukasi literasi keuangan dikalangan siswa membantunya mengembangkan usaha misalnya melalui
SMA(sederajat), namun pelaksanaannya dirasa belum digital marketing. Siswa SMK Negeri 10 juga telah
optimal sehingga diperlukan pelatihan bagi guru sebagai mendapatkan mata pelajaran simulasi digital yang
pendidik dan fasilitator mengenai literasi keuangan serta diberikan agar siswa mampu memahami dan menerapkan
pengembangan rancangan pembelajaran yang terintegrasi keterampilan fungsionalitas pada perangkat digital.
Strategi Nasional dan tidak menghilangkan ketiga dimensi Beier (2016) pun memberikan pernyataan bahwa
yakni pengetahuan dan pemahaman, keterampilan, serta pemilik start up digital harus memahami teknik
sikap. pemasaran di dalam dunia digital, digital marketing secara
umum dapat didefinisikan sebagai penggunaan teknologi
Pengaruh Literasi Digital (X4) terhadap Perilaku digital yang terintegrasi untuk memasarkan sebuah produk
Berwirausaha (Y) Siswa SMK Negeri 10 Surabaya atau jasa yang ditawarkan kepada masyarakat. Hasil
Dari hasil pengujian regresi linier berganda diperoleh penelitian Son, dkk (2017) menunjukkan bahwa
nilai signifikansi variabel literasi digital kurang dari 5% perkembangan teknologi digital dinilai dapat
atau sebesar 0,021 < 0,05. Adapun pengaruh variabel memudahkan seseorang dalam mempelajari atau mencari
literasi digital terhadap variabel perilaku berwirausaha informasi mengenai suatu hal. Dalam hal ini misalnya
secara parsial terlihat dari nilai thitung yang lebih besar dari karir sebagai wirausaha.
nilai ttabel yaitu 2,431 > 1,69092. Jadi dapat disimpulkan Hasil penelitian Santoso dan Oetomo (2016) Studi pada
bahwa literasi digital secara parsial berpengaruh mahasiswa Duta Wacana Christian University,
signifikan terhadap perilaku berwirausaha siswa SMK Yogyakarta, Indonesia menunjukkan bahwa sebesar 78%
Negeri 10 Surabaya. responden awalnya ingin menjadi karyawan, namun
Payton & Hague (2010) mendefinisikan literasi digital setelah mendapatkan pengetahuan tentang wirausaha dan
sebagai kemampuan dari individu untuk memahami dan pemanfaatan teknologi digital, mereka tertarik untuk
menerapkan keterampilan fungsional pada perangkat memulai sebuah usaha Diperkuat pula dengan hasil
digital sehingga dirinya mampu menemukan dan memilah penelitian Bayrakdaroğlu & Bayrakdaroğlu (2017) yang
informasi, berpikir kritis dan kreatif, melakukan menunjukkan literasi digital memiliki efek positif yang
kolaborasi bersama dengan orang lain, menciptakan signifikan terhadap intensi berwirausaha.
komunikasi yang efektif, dan tetap memperhatikan
keamanan elektronik serta konteks sosial-budaya yang PENUTUP
berkembang di masyarakat. Son (2015) memberikan Simpulan
definisi literasi digital sebagai keakapan seseorang dalam Hal-hal pokok yang dapat disimpulkan dari penelitian
menggunakan digital teknologi pada tingkat yang yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Variabel
memadai untuk penciptaan, komunikasi, kolaborasi, dan perilaku berwirausaha (Y) siswa SMK Negeri 10
pencarian informasi dan evaluasi dalam masyarakat Surabaya dipengaruhi oleh keempat variabel bebas secara
digital. Nugraha & Wahyuhastuti (2017) memberikan simultan sebesar 38,4%, adapun variabel bebas tersebut
pernyataan bahwa perkembangan teknologi yang terus- yakni efikasi diri (X1), pendidikan kewirausahaan (X2),
menerus dapat memunulkan dampak positif, salah satunya literasi keuangan (X3), dan literasi digital (X4), dan
adalah ketika seseorang mendapatkan peluang yang bisa keempat variabel tersebut secara simultan berpengaruh
digunakannya dalam berbisnis. Lebih lanjut menurut signifikan terhadap perilaku berwirausaha siswa SMK
Nugraha & Wahyuhastuti (2017), tiap menit start up Negeri 10 Surabaya; 2) Variabel efikasi diri berpengaruh
digital baru tumbuh dan berkembang di sekitar kita positif dan signifikan terhadap perilaku berwirausaha
dengan menawarkan fitur yang hampir sama diantara satu siswa SMK Negeri 10 Surabaya. Signifikansi variabel
dengan yang lain, sehingga keterampilan, inovasi dan efikasi diri terhadap perilaku berwirausaha menunjukkan
kreativtas yang cenderung dimiliki oleh kaum muda bahwa besar kecilnya efikasi diri dapat mempengaruhi
mampu diaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari tingkat perilaku berwirausaha siswa SMK Negeri 10
maupun dalam usaha. Surabaya; 3) Variabel pendidikan kewirausahaan tidak

73
Pengaruh Efikasi Diri, Pendidikan Kewirausahaan, Literasi Keuangan, dan Literasi Digital terhadap Perilaku
Berwirausaha Siswa SMK Negeri 10 Surabaya

berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku Proceedings of 14th Annual IntEnt Conference
berwirausaha siswa SMK Negeri 10 Surabaya. University of Napoli Federio II, 4-7 Juli 2004.
Signifikansi variabel pendidikan kewirausahaan terhadap Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM
perilaku berwirausaha menunjukkan bahwa besar kecilnya Pres.
pendidikan kewirausahaan yang ditempuh siswa tidak
Badan Pusat Statistik. 2018. Tingkat Pengangguran
atau belum dapat mempengaruhi tingkat perilaku Terbuka Berdasarkan Tingkat Pendidikan, 2015-2018.
berwirausaha siswa SMK Negeri 10 Surabaya; 4) Variabel (https://bps.go.id), diakses pada 2 Maret 2019.
literasi keuangan tidak berpengaruh positif dan signifikan
Baron, Robert A. 2007. Behavioral And Cognitive
terhadap perilaku berwirausaha siswa SMK Negeri 10 Factors In Entrepreneurship: Entrepreneurs As The
Surabaya. Signifikansi variabel literasi keuangan terhadap Active Element In New Venture Creation. Strategic
perilaku berwirausaha menunjukkan bahwa besar kecilnya Entrepreneurship Journal, Vol.1, hal.167–182. Wiley
literasi keuangan tidak atau belum dapat mempengaruhi InterScience (www.interscience.wiley.com)
tingkat perilaku berwirausaha siswa SMK Negeri 10 Bayrakdaroglu, Funda dan Ali Bayrakdaroglu. 2017. A
Surabaya; 5) Variabel literasi digital berpengaruh positif Comparative Analysis Regarding The Effect of
dan signifikan terhadap perilaku berwirausaha siswa SMK Financial Literacy and Digital Literay on Internet
Negeri 10 Surabaya. Signifikansi variabel literasi digital Entrepreneurship Intention. Journal of
terhadap perilaku berwirausaha menunjukkan bahwa besar Entrepreneurship and Development, Vol.12, No.2,
Hal.27-38.
kecilnya literasi digital dapat mempengaruhi tingkat
perilaku berwirausaha siswa SMK Negeri 10 Surabaya. Beier, Michael. 2016. Startups’ Experimental
Development of Digital Marketing Activities: A Case
Saran of Online-Videos. Social Science Research Network
(SSRN) Electronic Journal, Paper: 2868449.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat
diajukan saran sebagai berikut: 1) Diharapkan agar orang Blue,L., Grootenboer, P., & Brimble, M. 2014.
tua dan guru turut membantu dalam meningkatkan rasa Financial Literacy Education in the Curriculum:
Making the Grade or Missing the Mark?.
kepercayaan diri siswa sehingga perilaku berwirausahanya
International Review of Economics Education, 16,
dapat meningkat; 2) Diharapkan agar sekolah juga pp.51-62.
menunjang ketersediaan sarana, prasarana dan
pembelajaran yang dikaitkan dengan dunia digital Bryce L. Jorgensen dan Savla Jyoti. 2010. Financial
literacy of young adults: The importance of parental
sehingga perilaku berwirausaha siswa dapat ditingkatkan;
socialization. Family Relations Interdiciplinary
3) Diharapkan sekolah dapat melakukan perbaikan dalam Journal of Applied Family Science, Vol.59 Issue.4,
metode pembelajaran, bahan ajar dan hal lain terkait pada Hal 465-478.
pemberian mata pelajaran kewirausahaan dan mata
Chimucheka, Tendai. 2013. The Impact of
pelajaran lain yang terkait dengan keuangan; 4) Untuk Entrepreneurship Education on the Establishment
peneliti berikutnya diharapkan untuk menambah variabel- and Survival of Small, Micro, and Medium
variabel lain misalnya adversity quotien, komunitas, Enterprises (SMMEs). Journal Economics, Vol.4,(2),
praktek kerja lapangan, kunjungan industri, dll sehingga Hal 157-168.
dapat ditemukan faktor-faktor lain yang dapat Deng, H.,dkk. 2013. Influence of Financial Literacy of
mempengaruhi tingkat perilaku berwirausaha di dalam Teachers on Financial Education Teaching in
diri seseorang, serta meneliti responden yang telah Elementary School. International Journal of
mendapatkan pendidikan kewirausahaan minimal selama eEducation, e-Business, e-Management and e-
3 semester atau 75% dari keseluhan mata pelajaran Learning, 3(1), pp. 68-73.
produk kreatif dan kewirausahaan yang diajarkan di Desiyanti, Rika. 2016. Literasi Dan Inklusi Keuangan
sekolah. Serta Indeks Utilitas UMKM Di Padang. BISMAN
Jurnal Bisnis & Manajemen Vol.2 No.2 Hal.122-134.
DAFTAR PUSTAKA Feist & Feist. 2014. Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba
Humanika.
Aina, Arifah Q., dkk. 2018. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Wirausaha Mompreneur Gerba, Dugassa Tessema. 2012. Impact of
(Studi Kasus : Komunitas Bunda Online). Jurnal Entrepreneurship Education on Entrepreneurial
Forum Agribisnis Vol.8, No.1, Hal 17-34. Intentions of Business and Engineering Students in
Ethiopia. Journal of Economics and Management
Alberti F. Sciasia dan Poli. 2004. Entrepreneurship Studies, Vol.35(2), Hal.258-277.
Education: Notes On An Ongoing Debate.
Hendrati, Ignatia Martha dan Mochamad Muchson. 2010.
Latar Belakang Pendidikan, Pelatihan dan Jiwa

74
Jurnal Pendidikan Akuntansi: Volume 07 Nomor 01 Tahun 2019, 64-76

Kewirausahaan Terkait Kinerja Keuangan UKM: Mulyani, Endang. 2014. Pengembangan Model
Studi di Sentra Industri Tenun Ikat Kelurahan Bandar Pembelajaan Berbasis Projek Pendidikan
Kidul Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Jurnal Riset Kewirausahaan Untuk Meningkatkan Sikap, Minat,
Ekonomi dan Bisnis Vol.10 No. 1 Hal.27-36. Perilaku Wirausaha, Dan Prestasi Belajar Siswa
SMK. Cakrawala Pendidikan Jurnal Ilmiah
Humaira, Iklima dan Endra Murti Sagoro. 2018.
Pendidikan, vol.33, No.1
Pengaruh Pengetahuan Keuangan, Sikap Keuangan,
dan Kepribadian Terhadap Perilaku Manajemen Payton, S. dan C. Hague, C. 2010. Digital literacy
Keuangan pada Pelaku UMKM Sentra Kerajinan across the curriculum (Online),
Batik Kabupaten Bantul. Jurnal Nominal, Vol.VII, (www.futurelab.org.uk), diakses pada 27 Februari
No.1, Hal.98-110 2019.
Indriayu, Mintarsih & Sehat Renol HS. 2017. Kajian Putri, Wiyanti dan Priyatama Aditya. 2012. Hubungan
Literasi Keuangan pada Siswa Menengah Atas antara Self Efficacy dengan Prokastinasi Akademik
(SMA): Sebuah Pemikiran. Prosiding Seminar pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi Kepribadian,
Nasional Pendidikan Ekonomi, Bisnis dan Keuangan, Vol.1(2), hal.1-5.
Vol.3, No.1, Hal.1-9.
Rauch, Andreas dan Willem Hulsink. 2015. Putting
Islami, Novita Nurul. 2015. Pengaruh Sikap Entrepreneurship Education Where the Intention to
Kewirausahaan, Norma Subjektif, dan Efikasi diri Act Lies: An Investigation Into the Impact of
Terhadap Perilaku Berwirausaha melalui Intensi Entrepreneurship Education on Entrepreneurial
Berwirausaha Mahasiswa. Jurnal Ekonomi dan Behavior. Journal Academy of Management Learning
Kewirausahaan Vol.3, No.1, Hal.5-21. & Education Vol.14, No.2.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Rusdiana, A. 2018. Kewirausahaan Teori dan Praktik.
Indonesia. 2017. Materi Pendukung Literasi Digital. Bandung: Pustaka Setia.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Saepudin, Asep, dkk. 2015. Efektivitas Pelatihan dan
Republik Indonesia.
Efikasi Diri Dalam Meningkatkan Perilaku
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Berwirausaha pada Masyarakat Transisi. Mimbar
Indonesia. 2018. Kemendikbud Dorong SMK Jurnal Sosial dan Pembangunan Vol.31, No.1
Ciptakan Wirausaha Muda,
Santoso, Singgih dan Budi Sutedjo Dharma Oetomo.
(https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2018/06/ke
2017. Pengaruh Karakteristik Psikologis, Sikap
mendikbud-dorong-smk-ciptakan-wirausaha-muda),
Berwirausaha, dan Norma Subyektif terhadap Niat
diakses pada 18 Februari 2019.
Berwirausaha. Jurnal Manajemen Vol.20 No.3 Tahun
Khalid, Billow, dkk. 2016. Entrepreneurial Behaviour, 2017.
Institutional Context and Performance of Micro and
Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. 2016. Instruksi
Small Livestock Enterprises in North Eastern Region
Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016
of Kenya. Global Journal of Management and
tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan
Business Research: A Administration and
dalam Rangka Peningkatan Mutu Kualitas dan Daya
Management, Vol.16, No.9, Hal. 46-54.
Saing Sumber Daya Manusia Indonesia. Jakarta:
Khoirunisah, Haifa Amalia. 2015. Pengaruh Pengetahuan Sekretariat Kabinet Republik Indonesia.
Kewirausahaan dan Need of Achievement terhadap
Setiawan, Yuliana Grece dan Made Yenni Latrini. 2016.
Intensi Berwirausaha dengan Pengalaman Wirausaha
Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan
sebagai Variabel Intervening. Jurnal Pendidikan
Spiritual, Kecerdasan Intelektual dan Independensi
Ekonomi.
pada Kinerja Auditor. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Nugraha, Aryan Eka Prastya dan Novika Wahyuhastuti. Udayana, Vol.16, No.2, Hal.1034-1062.
2017. Start Up Digital Business: Sebagai Solusi
Shopova, Tatiana. 2014. Digital Literacy of Students and
Penggerak Wirausaha Muda. Jurnal Nusantara
Its Improvement at the University. Journal on
Aplikasi Manajemen Bisnis Vol.2 No.1 Hal.1-9.
Effciency and Responsibility in Education and
Latifiana, Dwi. 2016. Studi Literasi Keuangan Pengelola Science, Vol.7, No.2, hal.26-32, online ISSN 1803-
Usaha Kecil Menengah (UKM). Jurnal FKIP Vol.3 1617.
No.1.
Son, Jeong Bae. 2015. Digital Literay. (Online).
Lusi, Samuel S., Ricky Arnold Nggili. 2013. Asyiknya (http://drjbson.om/projets/dl/), diakses pada 15 Maret
Penelitian Ilmiah dan Penelitian Tindakan Kelas. 2019.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Son, Jeong Bae, dkk. 2017. Digital Literacy of
Mochlasin dan Wahyu Krisnawati. 2016. Faktor-Faktor Languange Learners in two Different Contexts. JALT
yang Mempengaruhi Perilaku Kewirausahaan CALL Journal Vol 13 No 2.
Enterpreneur Muslim Salatiga.

75
Pengaruh Efikasi Diri, Pendidikan Kewirausahaan, Literasi Keuangan, dan Literasi Digital terhadap Perilaku
Berwirausaha Siswa SMK Negeri 10 Surabaya

Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung:


Alfabeta.
Suryana. 2013. Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat
dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Wardani, Prayuningtyas Angger. 2015. Efikasi Diri dan
Pemahaman Konsep IPA Dengan Hasil Belajar Ilmu
Pengetahuan Alam Siswa Sekolah Dasar Negeri Kota
Bengkulu. Jurnal Pendidikan Dasar Volume 6 Edisi 1
hal.58-67, Mei 2015.
Wijaya, Tony. 2008. Kajian Model Empiris Perilaku
Berwirausaha UKM DIY dan Jawa Tengah. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan Vol.10, No.2,
Hal.93-104.
Zimmerer, Thomas W., Norman Scarborough. 2008.
Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis
Kecil. Jakarta: Salemba Empat.

76

Anda mungkin juga menyukai