Anda di halaman 1dari 30

Research and

Respondent:
Ethical Issues during
Research
Kelompok 2
Anggota Kelompok
Vida Jessica 190110170001 Hanifah Arroyyana 190110170010

Shaufika Virisya Utami 190110170036


Nia Prima Bestari 190110170003

Leny Thera Elfrida Sitorus 190110170038


Farras Syazwani 190110170005
Chairunnisa Tamara 190110170058
Nadya Indah F. 190110170093
Tsana Afrani S 190110170090
Alya Salsabiila 190110170099
Earlia Avinanda 190110170110
Dhaifina Safirah 190110170113
Erika Shafira 190110170114
Sriovinni Pratiwi 190110170135
Almira Vivian A. 190110170138
Tri Rizkiwati H. 190110170145
Septania dwie A. U. 190110170146
M. Naufal 190110170155
The Ethics of Recording Data

Fase mengumpulkan data menjadi titik terjadinya interaksi terdekat antara peneliti
dengan responden. Interaksi tersebut tentu dapat menghasilkan situasi yang
melibatkan ethical issues, baik itu yang dapat diprediksi maupun yang terjadi
secara spontan.

Contoh situasi:
Saat responden menanyakan proses penelitian, peneliti harus menentukan
bagaimana cara menjawabnya; saat responden meminta salinan data
penelitian/saat responden menjadi tidak kooperatif, peneliti harus menentukan
bagaimana cara untuk bersikap.
The Ethics of Recording Data (2)

Metode Merekam Jawaban Responden

Penggunaan alat-alat rekam membutuhkan informed consent participant.


Peneliti harus menjelaskan alasan menggunakannya, cara menggunakannya,
penyimpanannya, dan prosedur penghapusan data ketika data sudah dicatat.
Selain itu peneliti juga harus menginformasikan bagaimana responden akan
diidentifikasi dalam rekaman.

Contoh : Ketika interviewer secara tidak sengaja menyebutkan nama dari


responden dalam rekaman, maka peneliti harus menyakinkan bahwa dalam
proses transkripsi data anonimitas responden akan terjaga.
The Ethics of Recording Data (3)

Strategi yang dapat Digunakan untuk Membuat Responden Rileks

1. Menempatkan alat rekam di tempat yang mudah dijangkau interviewee,


sehingga mereka dapat menggunakan pause button kapanpun mereka mau

2. Menawarkan interviewee untuk mendengar/melihat kembali rekamannya di


akhir interview untuk meninjau kembali jawabannya agar lebih jelas dan akurat
The right of respondents to end involvement
in the research

● Responden diperbolehkan membatalkan partisipasinya kapan pun.


● Penyebab terjadinya pembatalan partisipasi responden yaitu:

> Adanya perbedaan informasi pada saat penelitian berlangsung dengan apa
yang yang diinformasikan pada informed consent.

>Terkadang responden merasa bahwa selama proses penelitian berlangsung


terdapat hal-hal bersifat pribadi yang mereka rasa lebih baik tidak perlu
menyatakannya.
Contoh Dilema Etik:
Withdrawal with Research

Sekelompok mahasiswa melakukan penelitian yang bertujuan untuk melihat


variasi kemampuan mengingat beberapa angka dari partisipan dengan berbagai
usia. Mereka diminta untuk melihat urutan angka dan mengingatnya pada
periode waktu yang singkat, kemudian menuliskannya kembali di kertas kosong.
Semakin lama angka yang diberikan semakin banyak. Beberapa peserta dari
semua rentang usia mengalami kesulitan. Namun beberapa peserta dengan usia
yang tua mengklaim bahwa penelitian ini hanya dirancang untuk menunjukkan
bahwa orang tua kehilangan kemampuan ingatannya. Mereka yang tersinggung
lalu meninggalkan penelitian tersebut. Para mahasiswa khawatir dan bimbang
apakah mereka membiarkan mereka pergi begitu saja atau perlu mencoba
berdiskusi dengan mereka untuk menenangkan pikiran mereka.
The right of respondents to end involvement
in the research

● Isu etik dalam hal ini yaitu mengenai sifat dari informasi yang diberikan saat
informed consent diberlakukan.
● Jika diinformasikan bahwa dapat meninggalkan penelitian kapan pun yang
mereka kehendaki, maka peneliti berkewajiban membiarkan mereka pergi
sebagaimana yang sudah dijanjikan sebelumnya.
○ Ini merupakan masalah menjaga janji. Ini berkaitan dengan janji kita tentang cara
memperlakukan mereka, dan meyakinkan bahwa kita tidak akan ingkar janji.
The right of respondents to end involvement
in the research

● Namun, secara kondisional, setidaknya peneliti memeriksa dahulu bahwa


partisipan benar-benar mengerti tujuan dari penelitiannya dan melakukan
proses negosiasi
○ Tapi tetap saja akan terlihat tidak etis jika mempersuasi partisipan untuk tidak
meninggalkan penelitian.
● Solusinya adalah dengan menulis dengan tepat dan jelas apa yang akan
dikatakan kepada partisipan yang berpotensi meninggalkan penelitian.
○ Jika bahasa yang sama dapat diterima oleh semua partisipan, maka semua partisipan
menangkap pemahaman yang sama tentang apa yang peneliti janjikan dan tidak janjikan
The disclosure by respondents of sensitive
material
Dalam proses pengumpulan data dapat mengakibatkan situasi dimana
responden mendiskusikan masalah dengan peneliti, yang bersifat sensitif.
Akibatnya muncul beberapa opsi bagi peneliti:

● Menganggap bahasan sensitif tersebut hanya sebagai data


● Merespons responden dengan cara tertentu

Sehingga muncul perasaan bagi peneliti:

● Merasa memiliki kewajiban untuk memberikan saran atau informasi yang


dapat membantu orang yang bersangkutan
● Dapat mempertimbangkan untuk mengungkapkan informasi kepada pihak
ketiga.
The disclosure by respondents of sensitive
material

Yang harus dilakukan oleh peneliti:

- Konsekuensialis: analisis filosofis dimana dalam menganalisis apakah suatu


tindakan tertentu baik atau buruk, kita harus merenungkan konsekuensi
yang mungkin timbul dari tindakan itu.
Ethical issues in the use of information and
communication technology

Pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi menimbulkan beberapa hal


yang perlu diperhatikan

1. Penyimpanan Data
● Waspada kemudahan pihak ketiga mengakses data
● Data rahasia mudah hilang
● Data mudah dishare dan diduplikasi
● Data disalahgunakan oleh orang lain
● Mematuhi standar prinsip yang berlaku (informed consent, anonimitas, dan
kerahasiaan)
● Memperhatikan penggunaan data sekunder
cont’d

2. Komunikasi melalui email


● Penggunaan bahasa yang informal dan dipersingkat dapat
menyebabkan arti dan maksud dari kalimat berubah
3. Mendapatkan artikel penelitian dari internet
● Terdapat banyak artikel penelitian dengan kualitas kurang baik
● Pastikan bahwa sumber yang digunakan telah teruji kualitasnya oleh
akademisi dan ahli pada bidang tersebut (fully refereed)
The ethics of ethnographic fieldwork
➔ The ethnographic approach: sebuah upaya untuk mengambil dan
mengumpulkan data mengenai fenomena sosial dalam konteks alami .
➔ Konteks/keadaan alami tersebut biasa disebut sebagai “keadaan di lapangan”
➔ Hampir semua lingkungan sosial dapat menjadi bidang penelitian.

➔ Peneliti harus berusaha untuk menjaga keadaan tersebut agar tidak


terganggu dan terjaga ke-alamiah-annya semaksimal mungkin
➔ Aspek penting dari sudut pandang etika adalah bagaimana peneliti berinteraksi
dengan bidang itu dan dengan anggota sosial yang membentuk pengaturan itu.
Peneliti juga harus berusaha untuk menerima konteks sosial yang berlaku
disana, khususnya norma-norma dan nilai-nilai yang melekat dalam
konteks tersebut
The ethics of ethnographic fieldwork

➔ Peneliti memiliki dampak pada setting penelitian , disebabkan oleh adanya


interaksi dengan orang-orang yang ada di lingkungan tersebut. Orang-orang
itu akan memiliki beberapa efek pada peneliti, dan peneliti beberapa efek
pada mereka. Untuk itu, dampak terhadap lapangan harus diminimalkan.
➔ Strategi yang dapat digunakan untuk meminimalkan dampak peneliti
pada partisipan adalah dengan natural observation melalui participant
observation
➔ Melalui participant observation ini,peneliti mencoba untuk menjadi
anggota yang diterima dari konteks sosial, dan dalam kerangka itu,
untuk melanjutkan proses observasi dan pengumpulan data.
The ethics of ethnographic fieldwork
Berikut merupakan masalah etis terkait dengan Naturalistic Observation :

1. Sejauh mana peneliti menerima konteks sosial yang ada, khususnya norma-norma dan nilai-
nilai yang melekat dalam konteks itu.
Situasi dimana peneliti ingin melakukan ingin melakukan intervensi pada konteks sosial
penelitian sangat mungkin terjadi, walaupun mereka merasa bahwa sebagai peneliti mereka
hanya diwajibkan untuk mengamati dan tidak terlibat dalam interaksi formal apa pun

2. Ethnocentrism: situasi di mana anggota dari satu budaya cenderung menerapkan nilai-
nilai budaya mereka sendiri ketika mengevaluasi budaya lain.
Semua budaya seharusnya dievaluasi dalam istilah dan kerangka referensi mereka sendiri,
karna jika menilai norma suatu budaya dari kacamata budaya lain akan menimbulkan
pertanyaan sulit relativisme dan apakah ada standar absolut yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi semua budaya.
3. Apakah akan melakukan penelitian secara overt atau covert. Karna saat peneliti memberi tahu
partisipan mengenai penelitian tersebut, hal ini sangat mungkin mengubah kondisi natural dan
hasil yang didapatkan bisa menjadi tidak akurat.
Contoh Kasus:

● Dua siswa peneliti ingin meneliti dan menulis studi etnografi tentang hubungan sosial
dan praktik di suatu dapur restoran yang sibuk.
● Mendapat izin dari Manager untuk melakukan pekerjaan yang tidak membutuhkan
keterampilan khusus di dapur untuk mengumpulkan data.
● Peneliti bersikeras bahwa mereka harus memberi tahu pekerja lain tentang tujuan
mereka berada di sana, dan manajer setuju bahwa ini adil. Para pekerja lain setuju
bahwa mereka tidak keberatan dengan para peneliti yang ada di sana, tetapi
menambahkan bahwa mereka tidak menginginkan apa pun yang mereka katakan
pada saat stres sedang ditulis.
● Namun, para peneliti segera mengamati praktik yang menciptakan dilema etis , staf
dapat membawa pulang kelebihan makanan yang kemungkinan besar akan disia-
siakan, tetapi menurut para peneliti bahwa makanan dibawa pulang dalam jumlah
yang agak lebih besar daripada yang dapat dibenarkan.
● Mereka mendiskusikan cara mereka ingin menanggapi hal ini
The Ethics of the Research Interview (1)

● Ketika seorang interviewer menyusun struktur wawancara itu sendiri, akan


muncul situasi di mana interviewer bertanya-tanya apakah akan mengulas
masalah tertentu atau tidak. Sementara, pihak interviewee dapat
memberikan respon, seperti:
- enggan membahas topik tersebut,
- merasa sulit untuk membicarakan hal tersebut, dan
- ragu untuk melanjutkan proses wawancara.
The Ethics of the Research Interview (2)

● Interviewer dapat melakukan beberapa upaya, yaitu:


- memberitahukan interviewee bahwa mereka dapat mengundurkan diri
- berusaha untuk sesensitif mungkin terhadap isu yang dibahas
- bertanya kepada interviewee apakah wawancara tetap bisa dilanjutkan
atau tidak.
The Ethics of the Research Interview (3)

Dalam proses wawancara penelitian terdapat aspek yang perlu dipertimbangkan


oleh Interviewer, yaitu:

- Sejauh mana interviewee mendapatkan sesuatu dari proses penelitian ini


- Pemikiran interviewee tentang suatu masalah yang sedang direkam, dan
- Laporan penelitian akan dibuat berdasarkan data yang interviewee berikan

3 hal tersebut dapat mendorong interviewee untuk memikirkan posisi mereka


sendiri pada masalah yang kompleks dan dapat merefleksikan nilai dan
pendapat interviewee.
The Ethics of the Research Interview (4)

Wawancara penelitian dapat menjadi masalah etis ketika:

● Interviewer mencoba memastikan bahwa interviewee memaksimallkan


peluang yang melekat dengan situasi yang dibahas dalam penelitian
● Interviewer mendapat informasi secara pribadi dari kesempatan ini untuk
refleksi
● Interviewer memberikan pertanyaan yang mendorong interviewee ke arah
sudut pandang tertentu
The Ethics of the Research Interview (5)

Wawancara penelitian bukan hanya proses satu pihak yang dirancang untuk
membantu peneliti menyelesaikan masalah dalam penelitiannya, tetapi
merupakan proses saling membantu dimana interviewee mencapai tingkat
pemenuhan tertentu melalui latihan dan refleksi.

Jika interviewee dapat memahami wawancara dengan cara ini, mereka mungkin
dapat melihatnya sebagai kesempatan untuk mendapatkan wawasan tentang
diri mereka sendiri dan posisi nilai (value positions) mereka sendiri.

-- theorical perspective ---


Ethical issues in the use of questionnaires

Penggunaan self-completion questionnaires dalam penelitian survei tidak


menimbulkan banyak masalah etika -> sedikit interaksi langsung antara peneliti
dan responden.

Penjelasan terkait sistem perlu dijelaskan dalam kuesioner atau surat


pendampingnya.

Akan lebih baik jika diberikan pengingat bahwa responden boleh tidak menjawab
pertanyaan yang mereka anggap tidak layak.

Responden juga perlu diberi tahu terkait mekanisme penyimpanan data dan
berapa lama data itu akan disimpan.
The use of inducements to provide data

Inducement = is it appropriate?

YES = berpartisipasi dalam penelitian sama dengan bekerja, jadi waktu dan
tenaga yang terpakai sebagai partisipan dianalogikan dengan waktu dan tenaga
yang dipakai pekerja untuk bekerja

NO = penelitian harusnya jadi simbiosis mutualisme dimana keduanya saling


diuntungkan secara konstruktif yaitu peneliti mendapatkan data penunjang dan
partisipan mendapat kepuasan dalam membantu penelitian

Contoh inducements: sejumlah uang, kesempatan dalam undian, kesempatan


menang hadiah
Pemberian inducement, misalnya dalam bentuk uang, mampu mempengaruhi
persepsi peneliti maupun partisipan mengenai proses dari penelitian itu sendiri.

Konsekuensi dari pemberian insentif bisa saja tidak muncul, atau bisa juga
muncul namun kita tidak menyadarinya.

Disarankan, apabila mungkin, partisipan tidak diberikan inducement dalam


bentuk apa pun. Pemberian inducement di awal dapat mempengaruhi hubungan
antara peneliti dan partisipan serta data yang diperoleh.
Is it ever ethical to collect data from respondents using
deception or covert methods?

● Penggunaan covert method atau mengambil data


dengan cara menutup-nutupi tujuan penelitian yang
sebenarnya, melanggar prinsip dasar dari informed
consent.
● Sulit untuk menghindari pandangan bahwa covert
methods secara prinsip tidaklah etis dan normalnya
harus dihindari.
Is it ever ethical to collect data from respondents using
deception or covert methods?

● Beragam justifikasi dalam penggunaanya berdasarkan


pada argumen utilitarian.
○ Utilitirianisme -> pendekatan konsensialis untuk
mengambil keputusan etis (bertindak dengan
perkiraan akan menghasilkan jumlah kebaikan yang
terbesar)
● Sulitnya memprediksi konsekuensi dari penggunaan
covert method harus membuat peneliti berhati-hati
dalam menggunakan pendekatan ini.
Is it ever ethical to collect data from respondents using
deception or covert methods?

Contoh :

● Stanford Prison Experiment (meneliti hubungan antara tawanan dan sipir)


○ Deception : Pihak yang berperan sebagai tawanan tidak akan mendapat kekerasan fisik

● Penelitian Milgram (1963) -> mengukur tingkat ketaatan subjek penelitian


terhadap sosok penguasa untuk melakukan tindakan yang berlawanan
dengan nurani

● Observasi Perilaku Prososial umumnya dilakukan secara covert. Hal ini


ditujukan agar tidak terdapat bias dari responden.
DAFTAR PUSTAKA

Oliver, P. (2010). The students guide to research ethics.


Maidenhead, England: McGraw-Hill Open University Press.

Anda mungkin juga menyukai