RESUME
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu
Anri, M.Kep
Oleh
Mutia Maudina
191FK01078
2C
Menurut Setiawan, etika adalah konsep yang mengarah pada perilaku yang baik
dan pantas berdasarkan nilai-nilai norma, moralitas, pranata, baik kemanusiaan
maupun agama.
Etika mengandung tiga pengertian:
a. Kata etika dapat dipakai dalam arti nilai-nilai atau norma-norma moral yang
menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya.
b. Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral. Misalnya kode etik.
c. Etika merupakan ilmu tentang yang baik atau yang buruk yang diterima dalam
suatu masyarakat.
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu ethos, dalam bentuk tunggal
mempunyai banyak arti, antara lain tempat tinggal yang biasa, padang rumput,
kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam
bentuk jamak (ta etha) artinya adalah adat kebiasaan.
Etika adalah ilmu tentang apa yang bisa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan. Kata yang cukup dekat dengan etika adalah moral. Moral berasal dari kata
latin mos dalam bentuk tunggal, jamaknya mores yang berarti kebiasaan, adat.
Etimologi kata etika sama dengan etimologi kata moral karena keduanya berasal dari
kata yang berarti adat kebiasaan. Hanya saja bahasa asalnya yang berbeda. Istilah
etika atau moral dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kesusilaan. Objek
material etika adalah tingkah laku atau perbuatan manusia, perbuatan yang dilakukan
secara sadar dan bebas. Sedangkan objek formal etika yaitu kebaikan dan keburukan
atau bermoral dan tidak bermoral dari tingkah laku tersebut.
Dalam penelitian kualitatif, salah satu ciri utamanya adalah orang sebagai
alat/instrument untuk mengumpulkan data. Ini dapat dilakukan dalam pengamatan
berperan serta, wawancara mendalam, pengumpulan dokumen, foto, dan sebagainya.
Semua metode ini pada dasarnya menyangkut hubungan peneliti dengan orang/subjek
penelitian. Pada orang-orang yang hidup dalam masyarakat biasanya ada sejumlah
peraturan, norma agama, nilai sosial, hak dan nilai pribadi, adat kebiasaan, tabu, dan
semacamnya, yang hidup dan berada di antara mereka. Adapun persoalan etika akan
timbul apabila peneliti tidak menghormati, tidak mematuhi, dan tidak mengindahkan
nilai-nilai masyarakat dan pribadi tersebut. Sementara si peneliti tetap berpegang teguh
pada latar belakang, norma, adat, kebiasaan, dan kebudayaannya sendiri dalam
menghadapi sebuah situasi dan konteks latar penelitiannya tersebut. Jika hal ini terjadi,
maka benturan nilai, konflik, frustrasi, dan semacamnya dapat diramalkan akan datang,
akibatnya besar sekali pengaruhnya pada kemurnian pengumpulan data. Karena itulah
peneliti hendaknya menyesuaikan diri serta menerima seluruh nilai dan norma sosial
yang ada dalam masyarakat latar penelitiannya dan meninggalkan budayanya sendiri.
Adalah penting untuk menjaga hubungan antara peneliti dan pihak yang diteliti
yang merupakan kunci penting keberhasilan penelitian, karena hanya dengan hubungan
itulah peneliti dapat melihat dunia di sekeliling subjek penelitian dengan menggunakan
kacamata subjek penelitian. Maka memang diperlukan kepekaan, keterampilan, dan juga
seni untuk dapat memasuki lingkungan budaya yang akan diteliti. Kemampuan untuk
berempati dan bergaul dengan orang lain jelas merupakan modal penting. Apalagi dalam
penelitian kualitatif ini, selama melakukan observasi, peneliti juga melakukan wawancara
(interview) kepada orang-orang yang ada disekitarnya, yang bertujuan supaya peneliti
dapat menemukan permasalahan yang akan diteliti dalam melakukan studi
pendahuluannya, dan juga untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari
responden.
Dalam pengamatan berperan serta, peneliti mengadakan pengamatan dan
mendengarkan secermat mungkin apa yang dikatakan orang sampai pada yang sekecil-
kecilnya sekalipun. Berbicara tentang etika dalam pengamatan ini, maka menjadi anggota
kelompok subjek yang ditelitinya menyebabkan peneliti tidak lagi dipandang sebagai
peneliti asing, tetapi sudah menjadi teman yang dipercaya. Dengan tindakan tersebut
tanpa memandang apa pun yang diperbuat oleh para subjeknya, maka peneliti akan
memperoleh pengalaman tentang kegiatan subjeknya dalam arti dan pandangan
subjeknya itu sendiri, sehingga peneliti akan makin membaur dengan kehidupan
subjeknya tersebut.
Bagi yang baru pertama kali melakukan penelitian ini, dianjurkan agar mengikuti
beberapa pedoman dan petunjuk seperti yang dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor
dalam Lexy J. Maleong antara lain:
1) Jangan mengambil sesuatu dari lapangan secara pribadi, ini perlu diperhatikan karena
apa yang akan dilakukan di lapangan merupakan bagian dari proses lapangan itu
sendiri.
2) Rencanakan kunjungan pertama untuk menemui seorang perantara yang akan
memperkenalkan peneliti, nantinya orang yang memberi izin setidaknya dapat
menganjurkan berkunjung kepada seseorang yang disarankannya.
3) Jangan berambisi untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi pada hari pertama
berada di lapangan. Persingkat kunjungan pertama sekitar satu jam atau kurang, untuk
berkenalan dan memperoleh gambaran umum, sesudah selesai kunjungan lalu buatlah
segera catatan lapangan. Jika kunjungannya lama maka di mungkinkan akan
mempersempit waktu dan untuk mencatat hal-hal di lapangan.
4) Bertindak secara pasif. Jangan mengajukan terlalu banyak pertanyaan khusus tapi
ajukan pertanyaan umum lebih dahulu, dan tunjukkan perhatian serta kesungguhan
dalam meneliti.
5) Bertindak/bersikap lemah lembut. Sewaktu perkenalan, hendaknya tersenyum dan
tunjukkan kesopanan yang dapat diterima, biasakan saling bertegur sapa dengan
orang- orang ketika bertemu, dan jadilah peneliti yang tidak suka berperilaku agresif.
Semua pedoman dan petunjuk tersebut akan dapat bermanfaat bila mahasiswa
sebagai peneliti tersebut dilatih dengan bimbingan dosen, karena dialah yang nantinya
akan menjadi instrumen dalam penelitian kualitatif.
b. Jenis-Jenis Etika Penelitian
3) Norma moral; peneliti mempunyai itikad dan kesadaran yang baik dan jujur dalam
penelitian
Berkenaan dengan etika sosial, Kemmis dan Taggart dalam Hopkins menjelaskan
bahwa terdapat beberapa etika/pedoman yang harus ditaati sebelum, selama dan sesudah
penelitian dilakukan sebagai berikut:
1) Meminta persetujuan dan ijin kepada orang-orang, panitia, atau pejabat yang
berwenang.
2) Ajaklah kawan-kawan sejawat terlibat dan berpartisipasi dalam penelitian.
1. Pengertian
Etika Kegiatan menulis karya ilmiah merupakan kegiatan yang memiliki tata cara
yang runtut dalam menemukan jawaban sebuah permasalahan. Banyak jalan pintas
yang dilakukan peneliti untuk menyelesaikan. Penelitian yang sesuai kaidah berlaku
tanpa melakukan kegiatan manipulasi data dan mengkopi karya orang lain merupakan
hal yang positif, sedangkan peneliti yang melakukan hal yang bertolak belakang maka
dikatakan hal yang negatif. Etika dalam penulisan sangat perlu dilakukan, mengingat
urgensi di era modern dimana semua orang dapat mengakses informasi dengan
mudah. Setiap peneliti memiliki kemampuan yang berbeda dalam melakukan
pengkajian karya ilmiah, sehingga diperlukan pemahaman yang terukur untuk
mendapatkan kajian tersebut. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan
tentang hak serta kewajiban moral merupakan kajian etika (Sugono, dkk, 2008: 401).
Hal-hal yang berkaitan dengan asas atau nilai inilah yang menjadi kunci peneliti
dalam melakukan penelitian. Kegiatan yang bersifat rasional dan ilamiah kunci
keberhasilan penulisan karya ilmiah.
2. Etika Mengutip Setiap penulisan karya ilmiah diperlukan sebuah teori untuk
dijadikan dasar penemuan atau pengembangan.
Mengutip merupakan kegiatan mencari teori terkait. Tanpa adanya kutipan teori,
penelitian akan menjadi lemah dan mudah dipatahkan ketika menghadapi perngujian.
Teori yang ada merupakan sebuah bukti yang memiliki hasil konsisten dan dapat
dibuktikan kebenaran Hakikat kutipan menunjukkan sejauh mana peneliti memahami
penelitian yang akan diteliti. Konsistensi peneliti dapat ditangkap secara nyata,
sehingga diperlukan etika mengutip.
Kesalahan yang sering dilakukan oleh peneliti dal mengutip yakni:
a. Kutipan tanpa membaca buku asli Hal ini yang merupakan sering terjadi, peneliti
melakukan tindakan mengutip bukan dari buku asli. Kegiatan yang dilakukan
dengan melihat artikel/jurnal penelitian seseorang, kemudian mengutip kajian
teorinya. Permasalahan inilah yang sering dianggap wajar dan lumrah dalam
penulisan karya ilmiah. Secara etika penulisan hal demikian perlu dihindari,
karena fungsi mengutip bukan hanya mengambil beberapa bagian yang penting
melainkan peneliti berkewajiban membaca secara untuh untuk teori yang akan
diambil. Banyak informasi yang tidak didapat jika hanya melakukan seperti itu.
b. Kutipan yang tak terbatas Peneliti yang melakukan kutipan tak terbatas ialah
peneliti yang hanya memliki sedikit kalimat atau pendapat mengenai penulisan
karya ilmiah. Terlalu banyak kutipan dapat menyebabkan tingkat orisinalitas
penelitian berkurang. Banyak orang berasumsi bahwa kegiatan tersebut lebih
baik, daripada tanpa menuliskan asal kutipan. Pada faktanya hasil penulisan
karya ilmiah akan terkesan tambal sulam oleh banyak teori.
c. Kutipan terselubung Kutipan terselubung yang dimaksud penulisan karya tulis
yang mengambil teori orang lain tanpa menulis sumber bersangkutan. Lemahnya
pengawasan ini yang menyebabkan menjamurnya kegiatan demikian. Hal
tersebut dinamakan “plagiat”, dimana kondisi yang mengambil karya orang lain
tanpa mencantumkan namanya. Kegiatan plagiat mendapatkan sanksi sosial dan
hukum tergantung tingkat penelitian yang dilakukan.
Etika mengutip sangat diperlukan dalam penulisan karya ilmiah, sehingga sudah
wajib diperlukan kesadaran yang tinggi untuk mewujudkannya. Adanya pengawasan
atau tidak peneliti harus menunjukkan etikanya dalam penulisan karya ilmiah.
Dewasa ini bahwa kutipan hanya terdapat dua jenis yaitu innote dan footnote.
Innote atau nama lain dari catatan perut merupakan sebuah keterangan yang
dicantumkan pada margin bawah yang berfungsi untuk menjelaskan suatu kata yang
berada dalam teks yang membutuhkan lebih lanjut.
Contoh sebagai berikut.
Salah satu ujung tombak penelitian adalah pengumpulan data. Data yang telah
dikumpulkan tersebut kemudian akan diolah. Setelah dilakukan interpretasi data,
maka akan terjawab pertanyaan penelitiannya. Pada penelitian terdapat subjek
penelitian. Subjek penelitian ini akan diketahui data yang dicari. Subjek penelitian
bisa manusia, binatang ataupun benda-benda lain. Penelitian pada manusia biasanya
menggunakan metode penelitian eksperimen maupun observasi. Penelitian dengan
subjek manusia ini tentu akan menyinggung masalah hak asasi manusia.
permasalahan hak asasi manusia inilah yang melatarbelakangi perlunya
memperhatikan etika dalam pengumpulan data penelitian.
Ketika melakukan penelirian sorang peneliti harus memperhatikan aspek etika, yakni.
Kebenaran empirik dan logis sebagai hasil penelitian yang sitematis dan logis
pula maka dibutuhkan etika sebagai piranti sekaligus rambu bagi peneliti dalam
melakukan kegiatan penelitian.
Berikut etika penelitian yang dimaksud.
a. Penelitian sebagai Pencarian Ilmiah yang berpola Tujuan akhir dari suatu
penelitian adalah mengembangkan dan menguji teori. Oleh karena itu, penelitian
harus dilandaskan pada teori-teori yang relevan dengan masalah penelitan yang
diangkat.
b. Objektif Penelitian harus memiliki objektif tabaik dalam karakteristik maupun
prosedurnya. Objektif dicapai melalui keterbukaan, terhindar dari bias dan
subjektivitas. Prosedur penelitian menggunakan teknik pengumpulan dan analisis
data yang memungkinkan dibuat interpretasi yang dapat dipertanggung jawabkan.
Objektif juga menunjukkan kualitas data yang dihasilkan dari prosedur yang
digunakan yang dikontrol dari bias dan subjektif.
c. Ketepatan Penelitian juga harus memiliki tingkat ketepatan, secara teknis
instrumen pengumpulan datanya harus memimiliki validitas dan reliabilitas yang
memadai, desain penelitian, pengambilan sampel dan tekhnik analisis datanya
tepat..
d. Verifikasi Penelitian dapat diverifikasi, dalam arti dapat dikonfirmasikan, direvisi
dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda. Verifikasi dalam penelitian
kualitatif berbeda dengan kuantitatif. Penelitian kualitatif memberikan interpretasi
deskriptif, verifikasi berupa perluasan, pengembangan tetapi bukan pengulangan.
e. Empiris Penelitian ditandai oleh sikap dan dan pendekatan empiris yang kuat.
Secara umum empiris berarti berdasarkan pengalaman praktis. Penelitian empiris
kesimpulan didasarkan atas kenyataankenyataan yang diperoleh dengan
menggunakan metode penelitian yang sistematik, bukan berdasarkan pendapat
atau kekuasaan.
f. Penjelasan Ringkas Penelitian mencoba memberikan penjelasan tentang
hubungan antar fenomena dan menyederhanakannya menjadi penjelasan yang
ringkas. Tujuan akhir dari sebuah penelitian adalah mereduksi realita yang
kompleks kedalam penjelasan yang singkat.
g. Penalaran Logis Semua kegiatan penelitian menuntut penalaran logis. Penalaran
merupakan proses berpikir, menggunakan prinsip-prinsip logika deduktif atau
induktif. Penalaran deduktif, penarikan kesimpulan dari umum ke khusus. Dalam
penalaran deduktif, bila premisnya benar maka kesimpulannya otomatis benar.
Logika deduktif dapat mengidenfikasi hubungan—hubungan baru dalam
pengetahuan yang ada. Penalaran induktif. Peneliti menarik kesimpulan
berdasarkan hasil sejumlah pengamatan kasus-kasus (individual, situasi,
peristiwa), kemudian peneliti membuat kesimpulan yang bersifat umum.
h. Kesimpulan Kondisional Kesimpulan hasil penelitian tidak bersifat absolut.
Penelitian perilaku dan juga ilmu kealaman, tidak menghasilkan kepastian,
sekalipun kepastian relatif. Semua yang dihasilkan adalah pengetahuan
probabilistik. Penelitian boleh dikatakan hanya mereduksi ketidaktentuan. Oleh
karena demikian, baik kesimpulan kualitatif maupun kuantitatif, bersifat
kondisional.
5. Etika Membuat Daftar Pustaka
Setiap karya tulis ilmiah selalu memiliki daftar pustaka disetiap akhir
halamannya, daftar pustaka yakni serangkaian sumber-sumber tertentu yang ditulis
disetiap akhir halaman, yang bertujuan menghargai penulisnya.
Ada beberapa komponen yang harus di tulis dalam daftar pustaka atau reference.
a. Sumber dari buku Format penulisan daftar pustaka yang sumbernya diambil dari
buku, maka semua unsur di atas wajib dimasukkan dengan urutuan “nama
belakang penulis, nama depan, tahun terbit, judul buku, kota asal, dan penerbit.
Contoh Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran.
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
b. Sumber dari artikel Hampir sama dengan sumber dari buku yang membedakan
terdapat pada kumpulan artikel. Harus disertai dengan mencantumkan judul
artikel tersebut disertai dengan judul dan pengarang bukunya. Contoh
Wicaksono, Vicky
D. 2015. Jurnal Wacana, Pembelajaran Andragogi di Jurusan PGSD. Surabaya:
Unesa Press.
c. Sumber dari internet Sumber dari internet merupakan sumber yang paling
popular, karena dapat dengan mudah mendapatkannya. Penulisan daftar pustakan
dari internet harus mencantumkan nama penulis, tahun, judul, alamat situs, tempat
tulisan tersebut dipublikasi, dan tanggal tulisan tersebut diakses. Contoh Winarto,
Eko.2009.CatatanLapangan.(Online),
(http://ekowinarto.wordpress.com/2009/07/27/catatan-lapangan/),diakses1
Desember 2015.
d. Sumber dari majalah dan Koran Majalan dan Koran merupakan sumber rujukan
yang bisa dipertanggungjawabkan. Penulisan daftar pustaka dengan cara
mencantumkan nama majalah/koran, edisi/tanggal terbitan, dan halaman. Contoh
Bani. 1 Desember 2015. Penerapan Kurikulum 2013 dicabut. Jawa Pos, halaman
7.
e. Sumber dari undang-undang dan dokumen resmi Penulisan daftar pustaka dengan
menggunakan undang-undang dan dokumen resmi tidak jauh berbeda dengan
lainnya, hanya memberdakan mencantumkan istansi yang mengeluarkan dokumen
tersebut. Contoh Pusat Pendidikan Dasar. 2015. Pedoman Penyelenggaraan UN.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
f. Sumber dari video, film, atau wawancara Video dan film sering dijadikan sebagai
rujukan dalam beberapa penelirian. Daftar pustaka yang bersumber dari video,
harus mencantumkan pembuat video disertai denan surasi videonya. Contoh
Ahmad. 2013. Pembelajaran Kurikulum 2013 di kelas 1. Jakarta: Kemdikbud. 9
menit.
6. Etika Konsultasi
Kosnultasi merupakan masalah yang besar bagi para mahasiswa mengambil skripsi.
Menulis laporan penelitian paling tidak ada dua hal yang harus kita perhatikan,
sebagai tanda kita memiliki etika. Pertama yakni “Kejujuran merupakan mata uang
yang berharga di mana saja,” demikian sebuah untaian kata mutiara mengatakan.
Kejujuran dalam penulisan laporan penelitian atau karya tulis ilmiah berkaitan dengan
banyak hal. Kejujuran harus dijunjung tinggi, baik bagi kepentingan diri penulis
laporan penelitian itu sendiri maupun bagi masyarakat luas yang akan membacanya.
Dalam sebuah laporan penelitian, semua informasi atau data yang disajikan
haruslah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Adalah sangat tidak etis dan
berbahaya jika data dimanipulasi sehingga tidak sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Jangan sekali-kali mengubah data karena ingin menampilkan bahwa
penelitian yang Anda lakukan berhasil.
Kedua berkaitan dengan Objektivitas sangat berkaitan dengan kejujuran. Jika
Anda bersikap objektif, maka dalam laporan penelitian atau karya tulis ilmiah yang
Anda buat, penafsiran atau interpretasi data yang dilakukan disandarkan pada
objektivitas. Bukan subjektivitas. Objektivitas yang tinggi akan mencerminkan hasil
penelitian yang sesuai dengan keadaan sebenarnya, sedangkan objektivitas yang
rendah akan dengan sendirinya menurunkan harkat dari penelitian yang Anda
lakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Crane, Julia G. & Michael V. Angrosino. 1998. Field Projects: A Student Handbook, edisi kedua.
Illinois: Waveland Press Inc.
Hopkins, David. 1993. A Teacher’s Guide Classroom Research. Philadelphia: Open University
Press.
Mustansyir, Rizal dan Misnal Munir. 2001. Filsafat Ilmu.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008
Mulyana, Deddy. 2003. Metodologi Penelitian Kuaitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan
Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Setiawan, N. 2011. Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah. Bahan TOT Penulisan Karya Ilmiah.
Shamoo A, dan Resnik D. 2003. Responsible Conduct of Research. New York: Oxford
University Press.