Anda di halaman 1dari 19

ETIKA DALAM PENELITIAN DAN PENULISAN ILMIAH

RESUME
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu
Anri, M.Kep

Oleh
Mutia Maudina
191FK01078
2C

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
2021
A. ETIKA PENELITIAN

1. Pengertian Etika Penelitian

Menurut Setiawan, etika adalah konsep yang mengarah pada perilaku yang baik
dan pantas berdasarkan nilai-nilai norma, moralitas, pranata, baik kemanusiaan
maupun agama.
Etika mengandung tiga pengertian:

a. Kata etika dapat dipakai dalam arti nilai-nilai atau norma-norma moral yang
menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya.
b. Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral. Misalnya kode etik.

c. Etika merupakan ilmu tentang yang baik atau yang buruk yang diterima dalam
suatu masyarakat.

Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu ethos, dalam bentuk tunggal
mempunyai banyak arti, antara lain tempat tinggal yang biasa, padang rumput,
kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam
bentuk jamak (ta etha) artinya adalah adat kebiasaan.

Etika adalah ilmu tentang apa yang bisa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan. Kata yang cukup dekat dengan etika adalah moral. Moral berasal dari kata
latin mos dalam bentuk tunggal, jamaknya mores yang berarti kebiasaan, adat.
Etimologi kata etika sama dengan etimologi kata moral karena keduanya berasal dari
kata yang berarti adat kebiasaan. Hanya saja bahasa asalnya yang berbeda. Istilah
etika atau moral dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kesusilaan. Objek
material etika adalah tingkah laku atau perbuatan manusia, perbuatan yang dilakukan
secara sadar dan bebas. Sedangkan objek formal etika yaitu kebaikan dan keburukan
atau bermoral dan tidak bermoral dari tingkah laku tersebut.

Penelitian adalah kegiatan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip


(baik kegiatan untuk penemuan, pengujian atau pengembangan) dari suatu
pengetahuan dengan cara mengumpulkan, mencatat dan menganalisa data yang
dikerjakan secara sistematis berdasarkan ilmu pengetahuan (metode ilmiah).
Jadi dapat disimpulkan bahwa, etika penelitian adalah suatu ukuran dari tingkah laku
dan perbuatan yang harus dilakukan/diikuti oleh seorang peneliti dalam memperoleh
data-data penelitiannya yang disesuaikan dengan adat istiadat serta kebiasaan masyarakat
ditempat ia meneliti.

2. Persoalan dan Jenis-Jenis Etika Penelitian

a. Persoalan Etika Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, salah satu ciri utamanya adalah orang sebagai
alat/instrument untuk mengumpulkan data. Ini dapat dilakukan dalam pengamatan
berperan serta, wawancara mendalam, pengumpulan dokumen, foto, dan sebagainya.
Semua metode ini pada dasarnya menyangkut hubungan peneliti dengan orang/subjek
penelitian. Pada orang-orang yang hidup dalam masyarakat biasanya ada sejumlah
peraturan, norma agama, nilai sosial, hak dan nilai pribadi, adat kebiasaan, tabu, dan
semacamnya, yang hidup dan berada di antara mereka. Adapun persoalan etika akan
timbul apabila peneliti tidak menghormati, tidak mematuhi, dan tidak mengindahkan
nilai-nilai masyarakat dan pribadi tersebut. Sementara si peneliti tetap berpegang teguh
pada latar belakang, norma, adat, kebiasaan, dan kebudayaannya sendiri dalam
menghadapi sebuah situasi dan konteks latar penelitiannya tersebut. Jika hal ini terjadi,
maka benturan nilai, konflik, frustrasi, dan semacamnya dapat diramalkan akan datang,
akibatnya besar sekali pengaruhnya pada kemurnian pengumpulan data. Karena itulah
peneliti hendaknya menyesuaikan diri serta menerima seluruh nilai dan norma sosial
yang ada dalam masyarakat latar penelitiannya dan meninggalkan budayanya sendiri.
Adalah penting untuk menjaga hubungan antara peneliti dan pihak yang diteliti
yang merupakan kunci penting keberhasilan penelitian, karena hanya dengan hubungan
itulah peneliti dapat melihat dunia di sekeliling subjek penelitian dengan menggunakan
kacamata subjek penelitian. Maka memang diperlukan kepekaan, keterampilan, dan juga
seni untuk dapat memasuki lingkungan budaya yang akan diteliti. Kemampuan untuk
berempati dan bergaul dengan orang lain jelas merupakan modal penting. Apalagi dalam
penelitian kualitatif ini, selama melakukan observasi, peneliti juga melakukan wawancara
(interview) kepada orang-orang yang ada disekitarnya, yang bertujuan supaya peneliti
dapat menemukan permasalahan yang akan diteliti dalam melakukan studi
pendahuluannya, dan juga untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari
responden.
Dalam pengamatan berperan serta, peneliti mengadakan pengamatan dan
mendengarkan secermat mungkin apa yang dikatakan orang sampai pada yang sekecil-

kecilnya sekalipun. Berbicara tentang etika dalam pengamatan ini, maka menjadi anggota
kelompok subjek yang ditelitinya menyebabkan peneliti tidak lagi dipandang sebagai
peneliti asing, tetapi sudah menjadi teman yang dipercaya. Dengan tindakan tersebut
tanpa memandang apa pun yang diperbuat oleh para subjeknya, maka peneliti akan
memperoleh pengalaman tentang kegiatan subjeknya dalam arti dan pandangan
subjeknya itu sendiri, sehingga peneliti akan makin membaur dengan kehidupan
subjeknya tersebut.

Bagi yang baru pertama kali melakukan penelitian ini, dianjurkan agar mengikuti
beberapa pedoman dan petunjuk seperti yang dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor
dalam Lexy J. Maleong antara lain:
1) Jangan mengambil sesuatu dari lapangan secara pribadi, ini perlu diperhatikan karena
apa yang akan dilakukan di lapangan merupakan bagian dari proses lapangan itu
sendiri.
2) Rencanakan kunjungan pertama untuk menemui seorang perantara yang akan
memperkenalkan peneliti, nantinya orang yang memberi izin setidaknya dapat
menganjurkan berkunjung kepada seseorang yang disarankannya.
3) Jangan berambisi untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi pada hari pertama
berada di lapangan. Persingkat kunjungan pertama sekitar satu jam atau kurang, untuk
berkenalan dan memperoleh gambaran umum, sesudah selesai kunjungan lalu buatlah
segera catatan lapangan. Jika kunjungannya lama maka di mungkinkan akan
mempersempit waktu dan untuk mencatat hal-hal di lapangan.
4) Bertindak secara pasif. Jangan mengajukan terlalu banyak pertanyaan khusus tapi
ajukan pertanyaan umum lebih dahulu, dan tunjukkan perhatian serta kesungguhan
dalam meneliti.
5) Bertindak/bersikap lemah lembut. Sewaktu perkenalan, hendaknya tersenyum dan
tunjukkan kesopanan yang dapat diterima, biasakan saling bertegur sapa dengan
orang- orang ketika bertemu, dan jadilah peneliti yang tidak suka berperilaku agresif.
Semua pedoman dan petunjuk tersebut akan dapat bermanfaat bila mahasiswa
sebagai peneliti tersebut dilatih dengan bimbingan dosen, karena dialah yang nantinya
akan menjadi instrumen dalam penelitian kualitatif.
b. Jenis-Jenis Etika Penelitian

Selain didasarkan pada kaidah-kaidah ilmiah (metode ilmiah), pelaksanaan


penelitian harus mengikuti etika penelitian. Etika penelitian berkaitan dengan norma-
norma:
1) Norma sopan-santun; peneliti memperhatikan konvensi dan kebiasaan dalam tatanan
di masyarakat
2) Norma hukum; bila terjadi pelanggaran maka peneliti akan dikenakan sanksi

3) Norma moral; peneliti mempunyai itikad dan kesadaran yang baik dan jujur dalam
penelitian
Berkenaan dengan etika sosial, Kemmis dan Taggart dalam Hopkins menjelaskan
bahwa terdapat beberapa etika/pedoman yang harus ditaati sebelum, selama dan sesudah
penelitian dilakukan sebagai berikut:
1) Meminta persetujuan dan ijin kepada orang-orang, panitia, atau pejabat yang
berwenang.
2) Ajaklah kawan-kawan sejawat terlibat dan berpartisipasi dalam penelitian.

3) Terhadap yang tidak langsung terlibat, perhatikan pendapat mereka.

4) Penelitian berlangsung terbuka dan transparan, saran-saran diperhatikan, dan kawan


sejawat diperbolehkan mengajukan protes.
5) Meminta izin eksplisit, untuk mengobservasi dan mencatat kegiatan mitra peneliti,
tidak termasuk izin dari siswa apabila penelitian bertujuan meningkatkan
pembelajaran.
6) Meminta izin untuk membuka dan mempelajari catatan resmi, surat menyurat dan
dokumen. Membuat fotokopi hanya diperkenankan apabila di ijinkan.
7) Catatan dan deskripsi kegiatan hendaknya relevan, akurat dan adil.

8) Wawancara, pertemuan atau tukar pendapat tertulis hendaknya memperhatikan


pandangan lain, relevan, akurat dan adil.
9) Rujukan langsung, rujukan observasi, rekaman, keputusan, kesimpulan, atau
rekomendasi hendaknya mendapat izin atau otorisasi kutipan.
10) Laporan disusun untuk kepentingan yang berbeda, seperti laporan verbal pada
pertemuan staf jurusan, tertulis untuk jurnal, surat kabar, orang tua murid dan lain-
lain.
11) Tanggung jawab untuk hal-hal atau pribadi-pribadi yang sifatnya konfidensial.
12) Semua mitra penelitian mengetahui dan menyetujui prinsip-prinsip kerja di atas,
sebelum penelitian berlangsung.
13) Hak melaporkan kegiatan dan hasil penelitian, apabila sudah disetujui oleh para mitra
peneliti, dan laporan tidak bersifat melecehkan siapapun yang terlibat, maka laporan
tidak boleh di veto atau dilarang karena alasan kerahasiaan.
14) Nama sumber data atau informan, terutama dalam penelitian kualitatif, tidak boleh
dicantumkan apabila pencantuman nama tersebut dapat merugikan sumber data atau
informan. Sebagai gantinya, nama sumber data atau informan dinyatakan dalam
bentuk kode atau nama samaran.
Dalam bisnis pun diperlukan adanya perilaku etis dari para pelakunya dalam
melakukan riset/penelitian. Perilaku etis yang dimaksud artinya perilaku yang mengacu
kepada norma-norma atau standar-standar moral pribadi dan hubungannya dengan orang
lain agar dapat terjamin, bahwa tidak ada seorang pun yang dirugikan. Ada beberapa
etika bagi peneliti bisnis yang perlu diperhatikan dan bisa jadi etika ini dapat dipakai
untuk penelitian lainnya. Ke empat macam etika dalam bisnis tersebut antara lain:
1) Etika peneliti pada responden; dalam melakukan pengumpulan data, hak-hak
responden harus dilindungi, misalnya responden tidak akan merasa dirugikan baik
secara fisik maupun mental. Jika peneliti berhubungan langsung dengan responden
maka harus dijelaskan secara langsung tujuan dan manfaat-manfaat yang akan
didapat dari studi ini sehingga responden maklum. Selain itu harus diingat pula
bahwa hak atas kebebasan pribadi, misalnya orang mempunyai hak untuk menolak
diwawancarai, sehingga peneliti harus meminta izin terlebih dahulu.
2) Etika peneliti pada klien; dalam suatu riset berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
etis, klien ingin identitasnya tidak diketahui (misalnya dalam melakukan riset pasar
suatu produk baru) sehingga identitasnya tidak ingin diketahui oleh pesaing, maka
peneliti harus menghargai keinginannya dan membuat rencana yang menjaga
identitas kliennya.
3) Etika peneliti pada asisten; peneliti biasanya dibantu oleh para asisten peneliti dan
tidak etis jika menugaskan seorang asisten untuk melakukan sesuatu, misalnya
melakukan wawancara langsung di tempat yang kurang aman sehingga bisa
terancam secara fisik, akibatnya dapat saja asisten memalsukan instrument
penelitian.
Seharusnya peneliti menyediakan fasilitas lain yang membuat asisten merasa aman.
Peneliti juga harus menuntut perilaku etis dari para asisten. Perilaku asisten adalah
di bawah pengawasan langsung peneliti sehingga jika ia berbuat curang maka yang
bertanggung jawab adalah peneliti, sehingga semua asistn selain diberi pelatihan
dan supervisi yang baik juga diberi bekal mental yang kuat untuk tidak melakukan
tindakan penyelewengan.
4) Etika klien; sering terjadi bahwa peneliti diminta oleh kliennya untuk mengubah
data, menghilangkan bagian-bagian dari hasil analisis data yang dianggap
merugikannya dan mengartikan data dari segi yang menguntungkan, dan
sebagainya, semua ini merupakan perilaku tidak etis dari klien. Kalau peneliti
menuruti kehendak mereka maka ini merupakan pelanggaran terhadap standar-
standar etika. Dalam bisnis, hal ini bisa saja terjadi kalau bayaran yang diterima
dari klien lebih tinggi dari sewajarnya, sehingga dapat dibayangkan bagaimana
kualitas si peneliti tersebut. Bagi peneliti yang dapat dibujuk oleh klien ini
hendaknya dapat menolak ajakan tersebut dan memutuskan kontrak dengan klien
yang ini selamanya.

3. Point-Point Penting Dalam Etika Penelitian

Etika mencakup norma untuk berperilaku, memisahkan apa yang seharusnya


dilakukan dan apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Rangkuman etika penelitian
meliputi butir-butir berikut:
a. Kejujuran; Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data, pelaksanaan
metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil. Jujur pada kekurangan atau
kegagalan metode yang dilakukan. Hargai rekan peneliti, jangan mengklaim
pekerjaan yang bukan pekerjaan Anda sebagai pekerjaan Anda.
b. Obyektivitas; Upayakan minimalisasi kesalahan/bias dalam rancangan percobaan,
analisis dan interpretasi data, penilaian ahli/rekan peneliti, keputusan pribadi,
pengaruh pemberi dana/sponsor penelitian.
c. Integritas; Tepati selalu janji dan perjanjian; lakukan penelitian dengan tulis,
upayakan selalu menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan.
d. Ketelitian; Berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian; secara teratur
catat pekerjaan yang Anda dan rekan anda kerjakan, misalnya kapan dan di
mana pengumpulan data dilakukan. Catat juga alamat korespondensi responden,
jurnal atau agen publikasi lainnya.
e. Keterbukaan; Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya
penelitian. Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.
f. Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI); Memperhatikan
paten, dan bentuk hak-hal intelektual lainnya. Jangan menggunakan data, metode,
atau hasil yang belum dipublikasi tanpa izin penelitinya. Menuliskan semua
narasumber yang memberikan kontribusi pada riset Anda.
g. Penghargaan terhadap kerahasiaan (Responden); bila penelitian menyangkut data
pribadi, kesehatan, catatan kriminal atau data lain yang oleh responden dianggap
sebagai rahasia, maka peneliti harus menjaga kerahasiaan data tersebut.
h. Publikasi yang terpercaya; Hindari mempublikasikan penelitian yang sama berulang-
ulang ke pelbagai media (jurnal, seminar).
i. Pembinaan yang konstruktif; Membantu membimbing, memberi arahan dan masukan
bagi mahasiswa/peneliti pemula. Perkenankan mereka mengembangkan ide mereka
menjadi penelitian yang berkualitas.
j. Penghargaan terhadap kolega/rekan kerja; Hargai dan perlakukan rekan penelitian
Anda dengan semestinya. Bila penelitian dilakukan oleh suatu tim akan
dipublikasikan, maka peneliti dengan kontribusi terbesar ditetapkan sebagai penulis
pertama (first author), sedangkan yang lain menjadi penulis kedua (co-author(s)).
Urutan menunjukkan besarnya kontribusi anggota tim dalam penelitian.
k. Tanggung jawab sosial; Upayakan penelitian Anda berguna demi kemaslahatan
masyarakat, meningkatkan taraf hidup, mudahkan kehidupan dan meringankan beban
hidup masyarakat. Anda juga bertanggung jawab melakukan pendampingan bagi
masyarakat yang ingin mengaplikasikan hasil penelitian Anda.
l. Tidak melakukan Diskriminasi; Hindari melakukan pembedaan perlakuan pada rekan
kerja atau mahasiswa karena alasan jenis kelamin, ras, suku, dan faktor-faktor lain
yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kompetensi dan integritas ilmiah.
m. Kompetensi; Tingkatkan kemampuan dan keahlian meneliti melalui pendidikan dan
pembelajaran seumur hidup; secara bertahap tingkatkan kompetensi Anda sampai
taraf pakar.
n. Legalitas; Pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan pemeintah yang
terkait dengan penelitian Anda.
o. Rancang pengujian dengan hewan percobaan dengan baik; Bila penelitian
memerlukan hewan percobaan, maka percobaan harus dirancang sebaik mungkin,
tidak dengan gegabah melakukan sembarang perlakuan pada hewan percobaan.
p. Mengutamakan keselamatan manusia; Bila harus menggunakan manusia untuk
menguji penelitian, maka penelitian harus dirancang dengan teliti, efek negatif harus
diminimalkan, manfaat dimaksimalkan; hormati harkat kemanusiaan, privasi dan
hak obyek penelitian Anda tersebut; siapkan pencegahan dan pengobatan bila sampel
Anda menderita efek negatif penelitian (jika untuk penelitian medis).
Demikian beberapa point/butir-butir penting diatas mengenai etika penelitian
yang harus diikuti oleh seorang peneliti ketika terjun ke suatu masyarakat tempat ia
melakukan penelitian, karena dengan merancang rencana yang baik maka akan di dapat
pengumpulan data yang maksimal dan sesuai yang diharapkan.

B. ETIKA PENULISAN DALAM PENELITIAN

1. Pengertian

Etika Kegiatan menulis karya ilmiah merupakan kegiatan yang memiliki tata cara
yang runtut dalam menemukan jawaban sebuah permasalahan. Banyak jalan pintas
yang dilakukan peneliti untuk menyelesaikan. Penelitian yang sesuai kaidah berlaku
tanpa melakukan kegiatan manipulasi data dan mengkopi karya orang lain merupakan
hal yang positif, sedangkan peneliti yang melakukan hal yang bertolak belakang maka
dikatakan hal yang negatif. Etika dalam penulisan sangat perlu dilakukan, mengingat
urgensi di era modern dimana semua orang dapat mengakses informasi dengan
mudah. Setiap peneliti memiliki kemampuan yang berbeda dalam melakukan
pengkajian karya ilmiah, sehingga diperlukan pemahaman yang terukur untuk
mendapatkan kajian tersebut. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan
tentang hak serta kewajiban moral merupakan kajian etika (Sugono, dkk, 2008: 401).
Hal-hal yang berkaitan dengan asas atau nilai inilah yang menjadi kunci peneliti
dalam melakukan penelitian. Kegiatan yang bersifat rasional dan ilamiah kunci
keberhasilan penulisan karya ilmiah.
2. Etika Mengutip Setiap penulisan karya ilmiah diperlukan sebuah teori untuk
dijadikan dasar penemuan atau pengembangan.
Mengutip merupakan kegiatan mencari teori terkait. Tanpa adanya kutipan teori,
penelitian akan menjadi lemah dan mudah dipatahkan ketika menghadapi perngujian.
Teori yang ada merupakan sebuah bukti yang memiliki hasil konsisten dan dapat
dibuktikan kebenaran Hakikat kutipan menunjukkan sejauh mana peneliti memahami
penelitian yang akan diteliti. Konsistensi peneliti dapat ditangkap secara nyata,
sehingga diperlukan etika mengutip.
Kesalahan yang sering dilakukan oleh peneliti dal mengutip yakni:

a. Kutipan tanpa membaca buku asli Hal ini yang merupakan sering terjadi, peneliti
melakukan tindakan mengutip bukan dari buku asli. Kegiatan yang dilakukan
dengan melihat artikel/jurnal penelitian seseorang, kemudian mengutip kajian
teorinya. Permasalahan inilah yang sering dianggap wajar dan lumrah dalam
penulisan karya ilmiah. Secara etika penulisan hal demikian perlu dihindari,
karena fungsi mengutip bukan hanya mengambil beberapa bagian yang penting
melainkan peneliti berkewajiban membaca secara untuh untuk teori yang akan
diambil. Banyak informasi yang tidak didapat jika hanya melakukan seperti itu.
b. Kutipan yang tak terbatas Peneliti yang melakukan kutipan tak terbatas ialah
peneliti yang hanya memliki sedikit kalimat atau pendapat mengenai penulisan
karya ilmiah. Terlalu banyak kutipan dapat menyebabkan tingkat orisinalitas
penelitian berkurang. Banyak orang berasumsi bahwa kegiatan tersebut lebih
baik, daripada tanpa menuliskan asal kutipan. Pada faktanya hasil penulisan
karya ilmiah akan terkesan tambal sulam oleh banyak teori.
c. Kutipan terselubung Kutipan terselubung yang dimaksud penulisan karya tulis
yang mengambil teori orang lain tanpa menulis sumber bersangkutan. Lemahnya
pengawasan ini yang menyebabkan menjamurnya kegiatan demikian. Hal
tersebut dinamakan “plagiat”, dimana kondisi yang mengambil karya orang lain
tanpa mencantumkan namanya. Kegiatan plagiat mendapatkan sanksi sosial dan
hukum tergantung tingkat penelitian yang dilakukan.
Etika mengutip sangat diperlukan dalam penulisan karya ilmiah, sehingga sudah
wajib diperlukan kesadaran yang tinggi untuk mewujudkannya. Adanya pengawasan
atau tidak peneliti harus menunjukkan etikanya dalam penulisan karya ilmiah.
Dewasa ini bahwa kutipan hanya terdapat dua jenis yaitu innote dan footnote.
Innote atau nama lain dari catatan perut merupakan sebuah keterangan yang
dicantumkan pada margin bawah yang berfungsi untuk menjelaskan suatu kata yang
berada dalam teks yang membutuhkan lebih lanjut.
Contoh sebagai berikut.

1) Sukajati (2008:23) “tujuan PTK adalah untuk meningkatkan pembelajaran di


dalam kelas, namun guru dapat memperoleh manfaat yang lain yaitu disaat guru
menuliskan laporannya dalam bentuk karya ilmiah yang dapat diajukan dalam
bentuk angka kredit”.
2) Atau Tujuan PTK adalah untuk meningkatkan pembelajaran di dalam kelas,
namun guru dapat memperoleh manfaat yang lain yaitu disaat guru menuliskan
laporannya dalam bentuk karya ilmiah yang dapat diajukan dalam bentuk angka
kredit (Sukajati, 2008:23)“
Kunci innote yakni nama belakang penulis (tahun: halaman) atau (nama belakang
penulis, tahun: halaman). Adapun penulisan innote mengambil catatan peneliti
terdahulu dan ditulis ulang dalam buku orang lain.
Contohnya sebagai berikut.

1) Sukajati (dalam wicaksono 2015:40) “tujuan PTK adalah untuk meningkatkan


pembelajaran di dalam kelas, namun guru dapat memperoleh manfaat yang lain
yaitu disaat guru menuliskan laporannya dalam bentuk karya ilmiah yang dapat
diajukan dalam bentuk angka kredit”.
2) Atau Tujuan PTK adalah untuk meningkatkan pembelajaran di dalam kelas,
namun guru dapat memperoleh manfaat yang lain yaitu disaat guru menuliskan
laporannya dalam bentuk karya ilmiah yang dapat diajukan dalam bentuk angka
kredit (Sukajati dalam Wicaksono, 2008:23)“
Penambahan kata “dalam” menunjukkan adanya penulisan karya orang lain dalam
buku seseorang. Bisa dikatakan kutipan dalam kutipan.
3. Etika Pengumpulan Data

Salah satu ujung tombak penelitian adalah pengumpulan data. Data yang telah
dikumpulkan tersebut kemudian akan diolah. Setelah dilakukan interpretasi data,
maka akan terjawab pertanyaan penelitiannya. Pada penelitian terdapat subjek
penelitian. Subjek penelitian ini akan diketahui data yang dicari. Subjek penelitian
bisa manusia, binatang ataupun benda-benda lain. Penelitian pada manusia biasanya
menggunakan metode penelitian eksperimen maupun observasi. Penelitian dengan
subjek manusia ini tentu akan menyinggung masalah hak asasi manusia.
permasalahan hak asasi manusia inilah yang melatarbelakangi perlunya
memperhatikan etika dalam pengumpulan data penelitian.
Ketika melakukan penelirian sorang peneliti harus memperhatikan aspek etika, yakni.

a. Mengehormati martabat Penelitian yang dilakukan harus menjunnjung tinggi


martabat seseorang.
b. Asas kemanfaatan Penelitian yang dilakukan harus mepertimbangkan manfaat dan
resiko yang mungkin terjadi. Penelitian boleh dilakukan apabila manfaat yang
diperoleh lebih besar daripada resiko yang akan terjadi. Selain itu, penelitian yang
dilakukan tidak boleh membahayakan dan harus menjaga kesejahteraan manusia.
c. Berkeadilan Kegiatan penelitian, perlakuannya sama dalam artian setiap orang
diberlakukan sama berdasar moral, martabat, dan hak asasi manusia. Hak dan
kewajiban peneliti maupun subjek juga harus seimbang.
d. Aspek kerahasiaan Data yang diperoleh dari akan dijamin kerahasiaannya subjek
penelitian harus dijamin, dan penggunaan data tersebut hanya untuk kepentingan
penelitian saja.
e. Kesediaan subjek penelitian Subjek penelitian harus menyatakan kesediaannya
mengikuti penelitian. Hal ini juga merupakan bentuk kesukarelaan dari subjek
penelitian untuk ikut serta dalam penelitian.
4. Etika Analisis Data

Kebenaran empirik dan logis sebagai hasil penelitian yang sitematis dan logis
pula maka dibutuhkan etika sebagai piranti sekaligus rambu bagi peneliti dalam
melakukan kegiatan penelitian.
Berikut etika penelitian yang dimaksud.

a. Penelitian sebagai Pencarian Ilmiah yang berpola Tujuan akhir dari suatu
penelitian adalah mengembangkan dan menguji teori. Oleh karena itu, penelitian
harus dilandaskan pada teori-teori yang relevan dengan masalah penelitan yang
diangkat.
b. Objektif Penelitian harus memiliki objektif tabaik dalam karakteristik maupun
prosedurnya. Objektif dicapai melalui keterbukaan, terhindar dari bias dan
subjektivitas. Prosedur penelitian menggunakan teknik pengumpulan dan analisis
data yang memungkinkan dibuat interpretasi yang dapat dipertanggung jawabkan.
Objektif juga menunjukkan kualitas data yang dihasilkan dari prosedur yang
digunakan yang dikontrol dari bias dan subjektif.
c. Ketepatan Penelitian juga harus memiliki tingkat ketepatan, secara teknis
instrumen pengumpulan datanya harus memimiliki validitas dan reliabilitas yang
memadai, desain penelitian, pengambilan sampel dan tekhnik analisis datanya
tepat..
d. Verifikasi Penelitian dapat diverifikasi, dalam arti dapat dikonfirmasikan, direvisi
dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda. Verifikasi dalam penelitian
kualitatif berbeda dengan kuantitatif. Penelitian kualitatif memberikan interpretasi
deskriptif, verifikasi berupa perluasan, pengembangan tetapi bukan pengulangan.
e. Empiris Penelitian ditandai oleh sikap dan dan pendekatan empiris yang kuat.
Secara umum empiris berarti berdasarkan pengalaman praktis. Penelitian empiris
kesimpulan didasarkan atas kenyataankenyataan yang diperoleh dengan
menggunakan metode penelitian yang sistematik, bukan berdasarkan pendapat
atau kekuasaan.
f. Penjelasan Ringkas Penelitian mencoba memberikan penjelasan tentang
hubungan antar fenomena dan menyederhanakannya menjadi penjelasan yang
ringkas. Tujuan akhir dari sebuah penelitian adalah mereduksi realita yang
kompleks kedalam penjelasan yang singkat.
g. Penalaran Logis Semua kegiatan penelitian menuntut penalaran logis. Penalaran
merupakan proses berpikir, menggunakan prinsip-prinsip logika deduktif atau
induktif. Penalaran deduktif, penarikan kesimpulan dari umum ke khusus. Dalam
penalaran deduktif, bila premisnya benar maka kesimpulannya otomatis benar.
Logika deduktif dapat mengidenfikasi hubungan—hubungan baru dalam
pengetahuan yang ada. Penalaran induktif. Peneliti menarik kesimpulan
berdasarkan hasil sejumlah pengamatan kasus-kasus (individual, situasi,
peristiwa), kemudian peneliti membuat kesimpulan yang bersifat umum.
h. Kesimpulan Kondisional Kesimpulan hasil penelitian tidak bersifat absolut.
Penelitian perilaku dan juga ilmu kealaman, tidak menghasilkan kepastian,
sekalipun kepastian relatif. Semua yang dihasilkan adalah pengetahuan
probabilistik. Penelitian boleh dikatakan hanya mereduksi ketidaktentuan. Oleh
karena demikian, baik kesimpulan kualitatif maupun kuantitatif, bersifat
kondisional.
5. Etika Membuat Daftar Pustaka

Setiap karya tulis ilmiah selalu memiliki daftar pustaka disetiap akhir
halamannya, daftar pustaka yakni serangkaian sumber-sumber tertentu yang ditulis
disetiap akhir halaman, yang bertujuan menghargai penulisnya.
Ada beberapa komponen yang harus di tulis dalam daftar pustaka atau reference.

a. Sumber dari buku Format penulisan daftar pustaka yang sumbernya diambil dari
buku, maka semua unsur di atas wajib dimasukkan dengan urutuan “nama
belakang penulis, nama depan, tahun terbit, judul buku, kota asal, dan penerbit.
Contoh Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran.
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
b. Sumber dari artikel Hampir sama dengan sumber dari buku yang membedakan
terdapat pada kumpulan artikel. Harus disertai dengan mencantumkan judul
artikel tersebut disertai dengan judul dan pengarang bukunya. Contoh
Wicaksono, Vicky
D. 2015. Jurnal Wacana, Pembelajaran Andragogi di Jurusan PGSD. Surabaya:
Unesa Press.
c. Sumber dari internet Sumber dari internet merupakan sumber yang paling
popular, karena dapat dengan mudah mendapatkannya. Penulisan daftar pustakan
dari internet harus mencantumkan nama penulis, tahun, judul, alamat situs, tempat
tulisan tersebut dipublikasi, dan tanggal tulisan tersebut diakses. Contoh Winarto,
Eko.2009.CatatanLapangan.(Online),
(http://ekowinarto.wordpress.com/2009/07/27/catatan-lapangan/),diakses1
Desember 2015.
d. Sumber dari majalah dan Koran Majalan dan Koran merupakan sumber rujukan
yang bisa dipertanggungjawabkan. Penulisan daftar pustaka dengan cara
mencantumkan nama majalah/koran, edisi/tanggal terbitan, dan halaman. Contoh
Bani. 1 Desember 2015. Penerapan Kurikulum 2013 dicabut. Jawa Pos, halaman
7.
e. Sumber dari undang-undang dan dokumen resmi Penulisan daftar pustaka dengan
menggunakan undang-undang dan dokumen resmi tidak jauh berbeda dengan
lainnya, hanya memberdakan mencantumkan istansi yang mengeluarkan dokumen
tersebut. Contoh Pusat Pendidikan Dasar. 2015. Pedoman Penyelenggaraan UN.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
f. Sumber dari video, film, atau wawancara Video dan film sering dijadikan sebagai
rujukan dalam beberapa penelirian. Daftar pustaka yang bersumber dari video,
harus mencantumkan pembuat video disertai denan surasi videonya. Contoh
Ahmad. 2013. Pembelajaran Kurikulum 2013 di kelas 1. Jakarta: Kemdikbud. 9
menit.
6. Etika Konsultasi

Kosnultasi merupakan masalah yang besar bagi para mahasiswa mengambil skripsi.

Diperlukan kesabaran yang lebih jika menemui dengan dosen


pembimbing. Berikut etika ketika berkonsultasi.
a. Mengetahui waktu ideal untuk berkonsultasi Kenali waktu dosen pembimbing
ada, agar bisa mengatur strategi. Langkah yang paling jitu yakni mendaftar jadwal
mengajar beliau, bertanya kepada rekan dosen pembimbing kebiasaan dosen
pembimbing di kampus atau bertanya kepada tenaga kependidikan di jurusan. Jika
sudah menemukan waktu yang tepat untuk konsultasi, segera lakukan.
b. Mengetahui kemauan dan keinginan dosen pembimbing Kenali sifat dosen, setiap
dosen memiliki sikap yang berbeda-beda. Sifat manusia yang unik tentunya
berdampak pada tindakan seseorang. Ada beberapa dosen pembimbing lebih suka
konsultasi waktu itu juga dan beberapa lebih suka membawa pulang karya anda
untuk dibaca. Jika hal demikian terjadi anda harus lebih bersabar. Kebiasaan
tersebut membutuhkan waktu yang lama dan harus membuat rencana strategis
agar lebih cepat selesai.
c. Menyimpan dan membawa karya ilmiah yang pernah dikonsultasikan Konsisten
untuk menyimpan segala bukti karya ilmiah yang sudah dikonsultasikan. Hal ini
sebagai bukti bahwa anda sudah menyelesaikan tahapan-tahapan dalam karya
tulis ilmiah. Jam terbang dosen yang tinggi mengakibatkan bisa timbul sifat lupa,
sehingga bukti tersebut bisa digunakan sebagai pembuktian.
7. Etika Pelaporan

Menulis laporan penelitian paling tidak ada dua hal yang harus kita perhatikan,
sebagai tanda kita memiliki etika. Pertama yakni “Kejujuran merupakan mata uang
yang berharga di mana saja,” demikian sebuah untaian kata mutiara mengatakan.
Kejujuran dalam penulisan laporan penelitian atau karya tulis ilmiah berkaitan dengan
banyak hal. Kejujuran harus dijunjung tinggi, baik bagi kepentingan diri penulis
laporan penelitian itu sendiri maupun bagi masyarakat luas yang akan membacanya.
Dalam sebuah laporan penelitian, semua informasi atau data yang disajikan
haruslah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Adalah sangat tidak etis dan
berbahaya jika data dimanipulasi sehingga tidak sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Jangan sekali-kali mengubah data karena ingin menampilkan bahwa
penelitian yang Anda lakukan berhasil.
Kedua berkaitan dengan Objektivitas sangat berkaitan dengan kejujuran. Jika
Anda bersikap objektif, maka dalam laporan penelitian atau karya tulis ilmiah yang
Anda buat, penafsiran atau interpretasi data yang dilakukan disandarkan pada
objektivitas. Bukan subjektivitas. Objektivitas yang tinggi akan mencerminkan hasil
penelitian yang sesuai dengan keadaan sebenarnya, sedangkan objektivitas yang
rendah akan dengan sendirinya menurunkan harkat dari penelitian yang Anda
lakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Crane, Julia G. & Michael V. Angrosino. 1998. Field Projects: A Student Handbook, edisi kedua.
Illinois: Waveland Press Inc.

Hopkins, David. 1993. A Teacher’s Guide Classroom Research. Philadelphia: Open University
Press.

Mustansyir, Rizal dan Misnal Munir. 2001. Filsafat Ilmu.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008

Mulyana, Deddy. 2003. Metodologi Penelitian Kuaitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan
Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Setiawan, N. 2011. Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah. Bahan TOT Penulisan Karya Ilmiah.
Shamoo A, dan Resnik D. 2003. Responsible Conduct of Research. New York: Oxford
University Press.

Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.


Sukmadinata. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Umar, Husein. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi kedua. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.

Haery as-Sazali, Etika dalam Melakukan Sebuah Penelitian, http://kampungsharing.


blogspot.com/2012/06/etika-dalam-melakukan-sebuah-penelitian.html.diunggah hari
Rabu tanggal 4 Juni 2014

Hendi, Cara Mudah Membuat Skripsi, dalam situs http://caramudahbuatskripsi.blogspot.


com/2009/06/cara-mudah-buat-skripsi-etika.html. diunggah hari Rabu tanggal 4 Juni
2014.
Dirgantara Wicaksono, Etika dalam Ilmu dan Penulisan Ilmiah, dalam situs:
http://dirgantarawicaksono. blogspot.com/diunggah hari Selasa tanggal 25 Maret 2014.

http://fortuneowner.wordpress.com/2009/02/21/etika-penelitian/diunggah hari Selasa 18 Maret


2014

Anda mungkin juga menyukai