Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Kemajuan ilmu pengetahuan turut memotivasi para akademisi maupun kalangan
profesional untuk melakukan penelitian ilmiah. Kaidah-kaidah penelitian pun dipelajari
demi mendapatkan hasil penelitian yang akurat dan bermanfaat. Sama halnya dengan
profesi, penelitian juga memiliki etika yang harus dijaga baik dalam melakukan penelitian
kualitatif maupun kuantitatif. Terutama jika penelitian tersebut melibatkan manusia sebagai
objek penelitian, dimana hal ini menyangkut masalah tata aturan dan nilai bagi peneliti
maupun yang diteliti agar tidak terjadi benturan antarnilai yang dianut oleh kedua belah
pihak atau untuk menghindari eksploitasi dan manipulasi yang berdampak merugikan bagi
salah satu pihak.
Etika merupakan rambu-rambu yang mengatur kehidupan manusia, agar segala
sesuatunya berjalan selaras dan tidak merugikan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya,
demikian pula halnya dengan etika dalam penelitian. Salah satu hal yang paling penting
ketika melakukan penelitian adalah dalam hal pengumpulan data atau sampel, dimana
seorang peneliti menjalin interaksi dengan banyak pihak yang dibutuhkan dalam
penelitiannya. Sehingga yang sangat diperlukan dalam menghadapi masyarakat adalah
suatu tata krama dalam bersosialisasi atau yang lebih dikenal dengan etika penelitian.

I.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apa pengertian etika penelitian ?


1.2.2. Apa prinsip-prinsip dalam etika penelitian ?
1.2.3. Apa fungsi dari etika penelitian ?

1
1.2.4. Bagaimana etika berperilaku dalam penelitian ?
1.2.5. Apa saja unsur-unsur penting dalam etika penelitian ?
1.2.6. Apa saja bentuk pelanggaran etika penelitian ?

I.3 Tujuan

1.3.1. Untuk mengetahui dan memahami maksud dari etika penelitian.


1.3.2. Untuk memahami dan mengimplementasikan prinsip-prinsip etika ilmiah dan penelitian.
1.3.3. Untuk memahami peranan atau fungsi etika ilmiah dan penelitian.
1.3.4. Untuk mengetahui etika berperilaku dalam penelitian.
1.3.5. Untuk mengetahui unsur-unsur penting dalam etika penelitian.
1.3.6. Untuk mengetahui bentuk pelanggaran etika penelitian.

2
BAB II

PEMBAHASAN

II.1. PENGERTIAN ETIKA PENELITIAN

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988 membedakan etika menjadi 2


bagian: ilmu tentang apa yang baik dan buruk, kumpulan azaz atau nilai dan nilai mengenai
benar dan salah. Ada 2 macam etika :
1. Etika deskriptif : etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan
perilaku manusia serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai
sesuatu yang bernilai. Artinya, etika deskriptif berbicara mengenai fakta secara apa
adanya.
2. Etika normatif : etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan
seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidupnya.
Etika secara etimologi bersa dari kata Yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan/ adat .
Menurut K.Bertens : etika adalah nilai – nilai dan norma – norma moral, yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

Penelitian ilmiah merupakan usaha untuk memperoleh fakta – fakta atau


mengembangkan prinsip-prinsip (menemukan/mengembangkan/menguji/kebenaran)
dengan cara mengumpulkan, mencatat dan menganalisa data (informasi dari keterangan)
dikerjakan dengan sabar, hati – hati, sistematis dan berdasarkan ilmu pengetahuan dengan
metode ilmiah.

3
Dengan demikian dapat disumpulkan bahwa etika ilmiah dan penelitian adalah
suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh fakta – fakta dengan menganalisis data
secara sistematis dan sesuai dengan nilai – nilai dan moral – moral yang berkembang pada
masyarakat dan menjadi pegangan bagi seseorang/ kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya dalam melakukan penelitian ilmiah.

II.2. PRINSIP ETIKA PENELITIAN

Dalam menerapkan etika penelitian, perlu diperhatikan beberapa prinsip-prinsip


yang harus diimplementasikan. Menurut Belomont, dikenal 3 prinsip utama etika
penelitian yang diterapkan oleh para peneliti, yaitu:
1. Manfaat
Dalam menerapkan prinsip azas manfaat tersebut antara lain adalah untuk
mempertimbangkan rasio antara manfaat dan resiko yang akan dibebankan pada
peneliti itu sendiri. Dalam meneliti, manfaat yang diperoleh peneliti adalah hal yang
paling penting. Karena, selain merupakan tujuan awal diadakannya sebuah penelitian,
manfaat tersebut juga haruslah berguna bagi orang lain, bukan hanya untuk kepuasan
peneliti itu sendiri. Manfaat tersebut juga harus dapat mempengaruhi masyarakat.
Selain manfaat, resiko juga menjadi hal yang harus ditanggung oleh peneliti. Peneliti
harus mampu berpikir secara kritis dengan resiko yang akan diterima agar tidak
menjadi beban yang berat sehingga menghalangi kebebasan sang peneliti untuk
menyelesaikan penelitian yang dijalankan
Selain itu juga sekaligus untuk bebas dari bahaya dan eksploitasi dari pihak lain.
Bahaya dan hal seperti eksploitasi dapat juga menjadi bagian dari resiko yang diterima
peneliti, namun peneliti juga memiliki hak untuk bebas dengan tidak menerima
gangguan dari luar.
2. Menghargai sesama

4
Hak yang dimaksud adalah hak untuk menetapkan diri dan hak untuk mendapatkan
penjelasan yang lengkap. Hak untuk menetapkan diri yaitu peneliti memiliki hak untuk
memutuskan dengan sukarela apakah ia ingin berpartisipasi dalam suatu penelitian,
tanpa beresiko untuk dihukum ataupun dipaksa. Hal ini juga berkaitan dengan
eksploitasi kepada kebebasan yang dimiliki seorang peneliti.
Pada hak untuk mendapatkan dan memberikan penjelasan yang lengkap, peneliti harus
mengetahui berbagai macam kejelasan berkaitan dengan hal yang akan diteliti,
tanggung jawab, resiko yang akan didapat, dan hak subjek untuk menolak ikut
berperan.
Selain dua hal di atas, peneliti juga harus memperlakukan setiap individu dengan sama
dan memposisikan dirinya sebagai individu yang tidak menganggap subjek yang
ditelitinya hanya untuk dimanfaatkan semata.
3. Hak Keadilan.
Selain hak untuk mendapatkan keadilan dan kebebasan yang diperoleh oleh seorang
peneliti, peneliti juga harus mampu memperlakukan orang lain dengan baik dan
membuat penelitian tersebut memiliki manfaat yang merata kepada setiap orang
dengan tidak merugikan pihak lain ataupun masyarakat yang terlibat maupun yang
tidak terlibat.
Selain prinsip yang dikemukakan oleh Belmont, terdapat prinsip-prinsip lainnya yang
tidak boleh dikesampingkan. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:
a. Plagiarisme dan manipulasi didalam penelitian
Tidak mengutip sebagian ataupun keseluruhan dari isi referensi yang menjadi
panutan, sekaligus memanipulasi rancangan penelitian hingga titik akhir dari
penyelesaian penelitian yang dijalankan menjadi prinsip yang harus selalu
ditekankan untuk setiap peneliti. Karena hal ini tidak mencerminkan dari
penghargaan terhadap hak cipta yang dimiliki orang lain.
b. Privasi yang dimiliki oleh subjek

5
Dalam melakukan proses penelitian, dibutuhkan bantuan subjek untuk mencari
kebenaran dari objek yang akan diteliti. Khususnya untuk orang-orang atau
lapisan masyarakat tertentu. Terkadang, beberapa subjek lebih memilih untuk
tidak diberi tahu identitas aslinya karena hak privasi yang dimiliki. Sebagai
peneliti, harus mematuhi hal tersebut sebagai bentuk menghormati hak milik
orang lain.

II.3. FUNGSI ETIKA PENELITIAN


Etika fungsi diantaranya yaitu:
 Dengan etika seseorang atau kelompok dapat menegemukakan penilaian tentang
perilaku manusia.
 Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau kelompok dalam
melakukan suatu tindakan atau aktivitasnya sebagai mahasiswa.
 Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita hadapi
sekarang.
 Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam menjalankan
aktivitas kemahasiswaanya.
 Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan etika kita bisa
dicap sebagai orang baik di dalam masyarakat.

Berangkat dari landasan berpikir di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada
prinsipnya orang melakukan kegiatan penelitian tiada lain disamping untuk memenuhi rasa
ingin tahu terhadap sebuah gejala atau peristiwa juga untuk memecahkan masalah secara
ilmiah dan dapat diterima dengan logika kemanusiaan. Dari hasil penelitian itu pula maka
manusia dapat mengembangkan pengetahuan yang bermakna bagi kehidupan ilmiah
maupun kehidupan sosial. Untuk itulah, dalam kerangka menjaga kemurnian hasil
penelitian yang dilakukan serta untuk menjaga timbulnya berbagai persoalan dari hasil

6
penelitian yang dilakukan maka persoalan etika menjadi sebuah keniscayaan yang harus
diperhatikan dalam penelitian.

II.4 ETIKA BERPRILAKU DALAM PENELITIAN


a. Menjunjung tinggi tanggung jawab pada Tuhan Yang Maha Esa
b. Peneliti harus menjunjung tinggi objektivitas ilmu pengetahuan dalam upaya mencapai
kebenaran;
c. Peneliti menjunjung tinggi penegakkan hak hak asasi manusia
d. Peneliti memiliki integritas dan profesionalisme, mentaati kaidah keilmuan
e. Peneliti berperilaku jujur, bernurani, dan berkeadilan, tidak diskriminatif terhadap
lingkungan penelitiannya;
f. Peneliti menghormati subjek penelitian manusia, sumber daya alam hayati dan non-
hayati secara bermoral, dan tidak merendahkan martabat sesama ciptaan tuhan;
g. Peneliti menghindari konflik kepentingan, teliti, dan meminimalkan kesalahan
prosedur dalam pelaksanaan penelitian;
h. Peneliti memahami dan bertanggungjawab atas manfaat dan risiko-risiko dari
penelitiannya dan menjelaskannya kepada publik tentang manfaat dan risiko-risiko
tersebut; dan
i. Peneliti membuka diri terhadap kritik, saran, dan gagasan baru terhadap proses dan
hasil penelitian, serta membiarkan peneliti lain mengulas (review) hasil penelitian
tersebut.
j. Peneliti mempublikasikan hasil penelitiannya pada lingkup akademik yang bisa
dipertanggungjawabkan tanpa mengenal publikasi duplikasi.
k. Peneliti memberikan pengakuan melalui penyertaan sebagai penulis pendamping,
pengutipan pernyataan, dalam bentuk ucapan terima kasih yang tulus kepada peneliti
lain yang memberikan sumbangan berarti dalam penelitiannya secara nyata.

7
l. Peneliti harus mengikuti metode ilmiah yang tersusun secara sistematis, mencakup
mencari dan merumuskan masalah, menyusun kerangka pikiran, merumuskan dan
menguji hipotesis, melakukan pembahasan, dan menarik kesimpulan guna
mendapatkan hasil riset yang dapat dipertanggungjawabkan.
m. Metodologi dan hasil penelitian bersifat terbuka tetapi bila subjek penelitiannya adalah
manusia, maka asas kerahasiaan untuk hal-hal tertentu perlu dipatuhi. Penelitian yang
melibatkan manusia atau hewan perlu memperhatikan dan mematuhi regulasi yang
berlaku secara internasional, nasional, maupun lokal, serta etika penelitian yang telah
diberlakukan oleh organisasi profesi yang terkait.

II.5. UNSUR-UNSUR PENTING DALAM ETIKA PENELITIAN


Etika mencakup norma untuk berperilaku, memisahkan apa yang seharusnya
dilakukan dan apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Rangkuman etika penelitian
meliputi butir-butir berikut:
a. Kejujuran; Jujur dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data, pelaksanaan
metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil. Jujur pada kekurangan atau kegagalan
metode yang dilakukan. Hargai rekan peneliti, jangan mengklaim pekerjaan yang
bukan pekerjaan.
b. Obyektivitas; Upayakan minimalisasi kesalahan/bias dalam rancangan percobaan,
analisis dan interpretasi data, penilaian ahli/rekan peneliti, keputusan pribadi,
pengaruh pemberi dana/sponsor penelitian.
c. Integritas; Tepati selalu janji dan perjanjian; lakukan penelitian dengan tulis, upayakan
selalu menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan.
d. Ketelitian; Berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian; secara teratur
catat pekerjaan dikerjakan, misalnya kapan dan dimana pengumpulan data dilakukan.
Catat juga alamat korespondensi responden, jurnal atau agen publikasi lainnya.

8
e. Keterbukaan; Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber daya
penelitian. Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.
f. Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI); Memperhatikan paten,
copyrights, dan bentuk hak-hal intelektual lainnya. Jangan menggunakan data, metode,
atau hasil yang belum dipublikasi tanpa ijin penelitinya. Menuliskan semua
narasumber yang memberikan kontribusi pada riset.
g. Penghargaan terhadap kerahasiaan (Responden); bila penelitian menyangkut data
pribadi, kesehatan, catatan kriminal atau data lain yang oleh responden dianggap
sebagai rahasia, maka peneliti harus menjaga kerahasiaan data tersebut.
h. Publikasi yang terpercaya; Hindari mempublikasikan penelitian yang sama berulang-
ulang ke berbagai media (jurnal, seminar).
i. Pembinaan yang konstruktif; Membantu membimbing, memberi arahan dan masukan
bagi mahasiswa/peneliti pemula. Perkenankan mereka mengembangkan ide mereka
menjadi penelitian yang berkualitas.
j. Penghargaan terhadap kolega/rekan kerja; Hargai dan perlakukan rekan penelitian
dengan semestinya. Bila penelitian dilakukan oleh suatu tim akan dipublikasikan,
maka peneliti dengan kontribusi terbesar ditetapkan sebagai penulis pertama ( first
author ), sedangkan yang lain menjadi penulis kedua (co-author(s)). Urutan
menunjukkan besarnya kontribusi anggota tim dalam penelitian.
k. Tanggung jawab sosial; Upayakan penelitian berguna demi kemaslahatan masyarakat,
meningkatkan taraf hidup, mudahkan kehidupan dan meringankan beban hidup
masyarakat. Peneliti juga bertanggung jawab melakukan pendampingan bagi
masyarakat yang ingin mengaplikasikan hasil penelitian.
l. Tidak melakukan Diskriminasi; Hindari melakukan pembedaan perlakuan pada rekan
kerja atau mahasiswa karena alasan jenis kelamin, ras, suku, dan faktor-faktor lain
yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan kompetensi dan integritas ilmiah.

9
m. Kompetensi; Tingkatkan kemampuan dan keahlian meneliti melalui pendidikan dan
pembelajaran seumur hidup; secara bertahap tingkatkan kompetensi sampai taraf
pakar.
n. Legalitas; Pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan pemeintah yang
terkait dengan penelitian.
o. Rancang pengujian dengan hewan percobaan dengan baik; Bila penelitian memerlukan
hewan percobaan, maka percobaan harus dirancang sebaik mungkin, tidak dengan
gegabah melakukan sembarang perlakuan pada hewan percobaan.
p. Mengutamakan keselamatan manusia; Bila harus menggunakan manusia untuk
menguji penelitian, maka penelitian harus dirancang dengan teliti, efek negatif harus
diminimalkan, manfaat dimaksimalkan; hormati harkat kemanusiaan, privasi dan hak
obyek penelitian tersebut; siapkan pencegahan dan pengobatan bila sampel menderita
efek negatif penelitian (jika untuk penelitian medis).

II.6. BENTUK-BENTUK PELANGGARAN ETIKA PENELITIAN


Bentuk Pelanggaran Etika Penelitian, dalam buku ini mencakup :
a. Rekaan, pemalsuan data, atau tindakan lain yang menyimpang dari praktik yang lazim
berlaku dalam komunitas ilmiah termasuk dalam mengusulkan, melakukan, dan
melaporkan penelitian.
b. Plagiarisme yang diartikan sebagai tindakan peneliti yang mengemukakan kalimat,
kata, data, atau idea orang lain dengan implikasi bahwa hal tersebut merupakan
karyanya tanpa menyebutkan dalam bentuk yang sesuai sumbernya. Ketentuan ini juga
berlaku untuk tinjauan pustaka, bagian metodologi dan latar belakang/historis pada
makalah penelitian, hasil penelitian asli dan interpretasi.
c. Autoplagiarisme yang diartikan sebagai tindakan peneliti yang mengemukakan
kalimat, kata, data, atau idea diri sendiri yang telah dipublikasi sebelumnya

10
d. Kegagalan mengikuti ketentuan perundang-undangan menyangkut perlindungan
peneliti, subyek manusia atau publik atau menjamin kesejahteraan binatang percobaan.
e. Falsifikasi data
f. Melakukan pemerasan dan ekspoitasi tenaga peneliti;
g. Bertindak tidak adil (injustice) sesama peneliti dalam pemberian insentif dan
kepemilikan hak kekayaan intelektual;
h. Melanggar kesepakatan dan perjanjian yang telah ditulis dalam usul penelitian;
danmelanggar peraturan perundang-undangan tentang subjek manusia atau publik,
serta ketentuan hukum yang menyangkut penelitian.
i. Peneliti berbuat tidak jujur dalam melaporkan hasil penelitian karena mendapat
tekanan dari atasan atau masalah pribadi lainnya.
j. Peneliti menyalahgunakan wewenang yang diberikan untuk kepentingan pribadi dan
kelompoknya.
k. Peneliti melakukan kecurangan dalam mempresentasikan dan mempublikasikan hasil
penelitian .
l. Peneliti melakukan penyalahgunaan subyek penelitian manusia, jaringan manusia,
penelitian yang mengancam kesehatan dan keselamatan manusia.
m. Peneliti tidak menjaga kerahasiaan subyek penelitian.
n. Peneliti melakukan penyalahgunaan dana penelitian dan tidak menggunakannya sesuai
yang tercatum dalam rencana penelitian yang telah ditetapkan.
o. Peneliti tidak dapat menyusun laporan penggunaan dana dengan jelas.
p. Peneliti melanggar undang undang dan kode etik penelitian yang berlaku.
q. Peneliti secara sengaja menyembunyikan buku buku sumber untuk menonjolkan
kebaruan yang dihasilkan.
r. Peneliti mempublikasikan hasil penelitiannya dimuka umum yang dapat memicu
terjadinya keresahan publik.

11
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Pada prinsipnya sebab-sebab orang melakukan kegiatan penelitian selain untuk


memenuhi rasa ingin tahu terhadap sebuah gejala atau peristiwa juga untuk memecahkan
masalah secara ilmiah dan dapat diterima dengan logika kemanusiaan.

Etika penelitian adalah suatu ukuran dari tingkah laku dan perbuatan yang harus
dilakukan/diikuti oleh seorang peneliti dalam memperoleh data-data penelitiannya yang
disesuaikan dengan adat istiadat serta kebiasaan masyarakat ditempat ia meneliti. Dalam
penelitian kualitatif, salah satu ciri utamanya adalah orang sebagai alat/instrument untuk
mengumpulkan data. Ini dapat dilakukan dalam pengamatan berperan serta, wawancara
mendalam, pengumpulan dokumen, foto, dan sebagainya. Persoalan etika akan timbul
apabila peneliti tidak menghormati, tidak mematuhi, dan tidak mengindahkan nilai-nilai
masyarakat dan pribadi tersebut. Sementara peneliti tetap berpegang teguh pada latar
belakang, norma, adat, kebiasaan, dan kebudayaannya sendiri dalam menghadapi sebuah
situasi dan konteks latar penelitiannya tersebut. Penting untuk menjaga hubungan antara
peneliti dan pihak yang diteliti yang merupakan kunci penting keberhasilan penelitian, dan
diperlukan kepekaan, keterampilan, dan juga seni untuk dapat memasuki lingkungan

12
budaya yang akan diteliti. Kemampuan untuk berempati dan bergaul dengan orang lain
jelas merupakan modal penting.

Etika penelitian berkaitan dengan norma-norma: norma sopan-santun, norma


hukum, dan norma moral. Kesemuanya ini patut diperhatikan dan diindahkan supaya
penelitian dapat tercapai dengan yang diharapkan. Etika penelitian mencakup: Kejujuran,
obyektivitas, integritas, ketelitian, keterbukaan, penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan
Intelektual (HAKI), penghargaan terhadap kerahasiaan (Responden), publikasi yang
terpercaya, pembinaan yang konstruktif, penghargaan terhadap kolega/rekan kerja,
tanggung jawab sosial, tidak melakukan Diskriminasi, kompetensi, legalitas, rancang
pengujian dengan hewan percobaan dengan baik, dan mengutamakan keselamatan
manusia.

III.2 Saran

Dari makalah yang telah disusun oleh penulis, penulis berharap karya ini bisa menjadi
sumber referensi dari para pembaca. Selain itu penulis juga sangat berharap akan ada lagi
karya serupa yang lebih sempurna dan mampu melengkapi kekurangan-kekurangan dari
makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Herdiansyah, H. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika.

Sazali, H. 2012. Etika Penelitian, (Online), (http://kampungsharing.blogspot.com/2012/06/etika-


dalam- melakukan-sebuah-penelitian.html), diakses 20 maret 2015.

Usman, H. Akbar, S.P. 2014. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

14

Anda mungkin juga menyukai