Anda di halaman 1dari 155

KUMPULAN ARTIKEL

TUGAS KEWARGANEGARAAN
DIII KEPERAWATAN TINGKAT 1

Dosen: Agus Sarwo Prayogi, S.Kep, Ns. MH.Kes


Nama : Adelia Dwi Julianti
Nim : P07120121031
Prodi : D3 Keperawatan
Jurusan : Keperawatan

Pelayanan Terbaik BPJS Kesehatan, di Tengah Pandemi Covid-19

Melakukan pengobatan penyakit pada masa pandemi Covid-19 dinilai punya tantangan yang lebih besar.
Pasalnya, selain harus berjuang melawan penyakit non-Covid-19 yang diderita, pasien juga harus tetap
waspada terhadap virus SARS-CoV-2 yang bisa saja menjangkit mereka saat berada di tempat pelayanan
kesehatan, seperti klinik, rumah sakit, atau puskesmas. Pengalaman tersebut sempat dirasakan Siti Maunah
(28) saat menemani anaknya, Aqila (1,5), berobat mulai dari tujuh bulan yang lalu hingga kini. Semua berawal
ketika Aqila mengalami batuk selama lebih dari dua minggu, diikuti berat badan yang terus merosot sehingga
wajahnya terlihat pucat dan gerakan tak segesit biasanya. Melihat hal tersebut, Siti membawa Aqila berobat
ke Puskesmas Kecamatan Johar Baru, Jakarta. Tiga hari setelah Aqila diperiksa, ternyata dia positif
mengidap tuberkulosis paru. Setelah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Johar Baru, dokter
menyarankan Aqila menjalani pengobatan selama enam bulan. Selama menjalani pengobatan, masalah
kembali muncul. Aqila divonis menderita anemia. Diberitakan Kompas.com, Jumat (2/10/2020), hemoglobin
(HB) Aqila berada pada angka 9. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email
Setelah berobat selama dua bulan, HB Aqila turun lagi hingga 8,2. Akhirnya, Aqila pun menjalani pengobatan
paru serta terapi obat penambah darah untuk menaikkan HB. Untungnya, selama masa pengobatan, Siti dan
Aqila tidak terjangkit virus SARS-CoV-2. Meskipun dirundung beberapa masalah sekaligus, Siti sebagai
orangtua Aqila juga merasa beruntung karena anaknya langsung mendapatkan penanganan oleh tim medis.
Ia pun tak khawatir memikirkan biaya pengobatan karena sejak lahir, Aqila sudah didaftarkan menjadi peserta
Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK) Kelas III. Kemudahan pelayanan Selama masa
pandemi, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memang berkomitmen untuk memberikan
pelayanan maksimal kepada semua pasien, tak terkecuali pasien non-Covid-19. Beberapa inovasi pelayanan
pun dihadirkan BPJS Kesehatan untuk memudahkan pasien, mulai dari layanan administrasi, layanan
kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan rumah sakit, hingga layanan informasi dan
pengaduan peserta Jaminan Kesehatan Nasional dan Kartu Indonesia (JKN-KIS). BPJS Kesehatan baru-baru
ini telah memperbarui aplikasi Mobile JKN dengan menambahkan satu fitur baru, yakni menu Konsultasi
Dokter. Melalui menu ini, peserta dapat berkomunikasi lewat chat dengan dokter di FKTP tertentu tanpa harus
tatap muka secara langsung. Selain itu, peserta juga bisa memanfaatkan fitur Pendaftaran Pelayanan untuk
mendapatkan antrean online. Dengan fitur ini, peserta tak perlu lagi menunggu lama bila ingin memeriksakan
diri di FKTP dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL). Caranya, silakan buka aplikasi Mobile
JKN yang Anda miliki. Lalu, klik pilihan Pendaftaran Layanan di beranda. Setelah itu, Anda bisa langsung
memilih jenis poli, tanggal kedatangan, jadwal praktik dokter, dan menuliskan keluhan yang dirasakan.
Dengan cara virtual seperti itu, risiko penularan berbagai penyakit, termasuk Covid-19 pun dapat
diminimalisasi, seperti yang sudah dilakukan Aqila dalam pengobatannya. Program Jaminan Kesehatan
Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN KIS) semakin banyak memberikan manfaat bagi masyarakat terutama
di masa pandemi Covid-19. Hal ini juga dirasakan oleh salah satu peserta, Tamsil (41) warga desa Jaya
Bakti, Kecamatan Pagimana, Banggai, Sulawesi Tengah.Tamsil merupakan peserta Program JKN-KIS dari
segmen Pekerja Penerima Upah (PPU). Dia baru saja merasakan manfaat program ini ketika menerima
pelayanan kesehatan untuk istrinya yang menjalani persalinan di salah satu fasilitas kesehatan yang ada di
Kabupaten Banggai."Belum lama ini saya telah memanfaatkan kepesertaan JKN untuk persalinan istri di
rumah sakit. Alhamdulillah istri saya dilayani dengan baik dari awal proses sampai keluar dari rumah sakit.
Buat saya pelayanannya sudah cukup baik dan memuaskan," cerita Tamsil, belum lama ini.Selain itu Tamsil
juga mengapresiasi pelayanan yang diterimanya di kantor BPSJ Kesehatan yang dinilainya sangat informatif
dan mudah untuk dipahami oleh dirinya."Selama ini saya juga senang dengan pelayanan di kantor BPJS.
Informasinya disampaikan dengan baik dan jelas sehingga jadi mudah dipahami. Alurnya juga sangat jelas
dan mudah diikuti," ungkapnya.Tidak hanya itu, pria yang berprofesi sebagai guru ini juga bersyukur dengan
adanya pelayanan non tatap muka yang diberlakukan BPJS Kesehatan saat ini. Salah satunya kanal
Pandawa yang merupakan inovasi BPJS Kesehatan dalam memberikan pelayanan di masa pandemi saat
ini."Saya juga sempat menggunakan layanan Pandawa lewat aplikasi whatsapp. Menurut saya itu inovasi
yang bagus karena sangat membantu masyarakat sehingga tidak perlu datang langsung ke kantor
BPJS Kesehatan. Semua cukup dari rumah saja, mantap pokoknya," jelas Tamsil.Tamsil menilai BPJS
Kesehatan saat ini telah sangat baik dalam memberikan pelayanan, namun dia tetap berharap pelayanan
baik seperti sekarang ini dapat dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan demi kemudahan dan kepuasan
bagi seluruh masyarakat IndonesiaBPJS Kesehatan juga memaksimalkan kinerja Care Center 1500 400
untuk dimanfaatkan sebagai kanal alternatif bagi peserta JKN-KIS yang ingin melakukan transaksi pelayanan
administrasi. Jadi, layanan pusat panggilan tak hanya menjadi sebatas pusat informasi dan pengaduan
seputar layanan BPJS Kesehatan. Tak hanya itu, BPJS Kesehatan juga menghadirkan layanan online yang
memanfaatkan teknologi chatting dan artificial intelligence, yaitu chat assistant JKN (Chika). Dengan layanan
ini, pasien bisa mendapatkan ragam informasi tanpa harus keluar rumah. Adapun informasi yang dimaksud
seperti cek status peserta, cek tagihan, registrasi peserta, perubahan data fasilitas kesehatan, dan informasi
letak fasilitas kesehatan atau kantor BPJS Kesehatan. Selanjutnya, ada layanan pendaftaran administrasi
melalui WhatsApp atau akrab disebut Pandawa. Ini merupakan inovasi terbaru BPJS Kesehatan guna
mendukung penerapan physical distancing di masa pandemi. Dengan layanan Pandawa, peserta tidak perlu
lagi mendatangi kantor cabang BPJS Kesehatan untuk mengurus hal-hal terkait administrasi. Lihat Foto BPJS
Kesehatan saat meluncurkan aplikasi e-Dabu Mobile.(DOK. Humas BPJS Kesehatan) Tidak ketinggalan,
untuk pekerja dan pemberi kerja, BPJS Kesehatan juga memberikan kemudahan melalui e-Dabu Mobile.
Perlu diketahui, layanan ini sebelumnya hanya bisa diakses melalui laptop atau personal computer (PC). Kini,
dengan aplikasi e-Dabu Mobile, perusahaan atau badan usaha bisa mudah mengelola kepesertaan JKN
pekerjanya melalui ponsel kapan saja dan di mana saja. Aplikasi yang bisa diunduh melalui Playstore itu telah
dilengkapi dengan fitur untuk mengecek status kepesertaan JKN-KIS pekerja dan anggota keluarganya,
riwayat pembayaran iuran, data mutasi pekerja, tren pembayaran, hingga konten kesehatan. Upaya-upaya
tersebut pun diharapkan dapat membantu seluruh peserta JKN-KIS untuk memanfaatkan layanan yang
diberikan BPJS Kesehatan. Dengan demikian, pasien tidak akan terbentur masalah lain terkait Covid-19
dalam menjalani pengobatan mereka.
Nama : Aisyah Rahmania Khanza
NIM : P07120121019
Prodi : D3 Keperawatan
Vaksinasi Hak atau Kewajiban?

Tepat pada tanggal 2 Agustus 2021 pandemi Covid-19 terhitung satu tahun lima bulan sudah
menjamah negeri kita Indonesia. Virus yang terus bermutasi menjadi varian-varian baru yang semakin ganas
ini hari ke-hari menumbangkan satu persatu masyarakat Indonesia melalui jangkitannya. Asal mula virus ini
ada yang menyebutkan berasal dari lompatan virus yang dibawa kelelawar dan menjangkiti manusia. Adapula
beberapa tokoh yang membuat teori bahwa virus ini tercipta karena adanya kebocoran laboratorium yang
menyebabkan beberapa mutasi kimiawi menjadi sebuah virus yang kita kenal sebagai virus corona saat ini.
Dilansir dari web CNBC Indonesia, menurut situs WHO, virus corona adalah keluarga besar virus yang dapat
menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Pada manusia corona diketahui menyebabkan infeksi
pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrme (SARS). Menurut WHO, virus corona COVID-19 menyebar
orang ke orang melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut yang menyebar ketika seseorang batuk atau
menghembuskan nafas. Tetesan ini kemudian jatuh ke benda yang disentuh oleh orang lain. Orang tersebut
kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut. Berdasarkan studi yang ada saat ini belum ditemukan
penyebaran COVID-19 melalui udara bebas. Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, kelelahan,
dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami sakit dan nyeri, hidung tersumbat, pilek, sakit
tenggorokan atau diare. Gejala-gejala ini bersifat ringan dan terjadi secara bertahap. Namun, beberapa orang
yang terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala apa pun dan tak merasa tidak enak badan. Kebanyakan orang
(sekitar 80%) pulih dari penyakit tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari setiap 6 orang yang
mendapatkan COVID-19 sakit parah dan mengalami kesulitan bernapas.Adapun asal-usul masuknya virus
corona ini ditelusuri dimulai menjangkiti seorang wanita berumur 31 tahun dan 65 tahun yang terinfeksi
melalui klub dansa bersama turis Jepang. Dari mulai saat itupun corona bak tak mungkin hilang dari tanah air.
Saat ini tercatat 3,46 juta sudah kasus corona di Indonesia dengan 2,84 juta kesembuhan dan 97.291 kasus
kematian. Kasus virus covid-19 ini terpantau pernah dalam kondisi yang stabil, tetapi terjadi lonjakan pada
akhir Juni 2021 yang didominasi oleh kasus klaster hari raya Idul Fitri. Tidak cukup sampai disitu lonjakan
covid terjadi lagi pada bulan Juli 2021 dikarenakan klaster Idul Adha.
Berbagai kebijakan telah dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia. Kebijakan pemerintah mengenai
kasus covid yang melonjak di Indonesia dimulai dari PSBB(Pembatasan Sosial Berskala Besar) pada awal
masuknya covid di Indonesia yang membatasi hampir seluruh aspek di Indonesia mulai dari ekonomi hingga
pendidikan. Penetapan protokol kesehatan adalah kebijakan pemerintah yang juga vital dan juga masih
dilaksanakan hingga sekaran. Protokol kesehatan mencakup menggunakan masker, mencuci tangan,
menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Stimulus pariwisata, pembentukan Komite
Penanganan covid-19, dan salah satu diantara banyaknya kebijakan pemerintah tersebut adanya kebijakan
masyarakat untuk mendapat vaksin covid-19 menuai banyak pro kontra belakangan ini. Vaksin covid-19 telah
sampai di Indonesia mulai periode Januari 2021 dan mulai terbuka untuk masyarakat umum mulai bulan Juli
2021. Vaksin Covid-19 berjenis Sinovac dan AstraZeneca yang digunakan di Indonesia dan sudah mendapat
EUA dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) ini rupanya belum cukup meyakinkan beberapa
komunitas masyarakat di Indonesia. Masyarakat Indonesia seperti terbagi dalam dua pemikiran mengenai
adanya program vaksinasi ini. Sebagian masyarakat menganggap bahwa covid hanyalah kospirasi dan
tentunya melaksanakan kebijakan pemerintah untuk vaksin adalah sebuah hal yang sia-sia.
Padahal jika berkenan melihat lebih jauh, berandai kebijakan pemerintah untuk gerakan vaksinasi
covid ini dapat menekan laju penularan virus covid di Indonesia maka Indonesia akan dapat membangun
kembali infrastruktur negara yang telah jauh merosot karena terkena dampak covid. Pemulihan aspek
ekonomi, perbaikan sistem pendidikan di Indonesia, peregenerasian tenaga kesehatan yang banyak
tumbang, dan masih banyak lagi aspek yang dapat dilakukan jika covid musnah dari muka bumi Indonesia.
Nampaknya, banyak masyarakat yang menuntut keadilan jika vaksin dijadikan sebuah kewajiban
karena merasa hak-haknya sebagai manusia telah dilanggar oleh negara. Hak untuk menerima maupun
menolak vaksinasi. Tidak dapat dipungkiri, setiap kepala memiliki pendapat berbeda mengenai vaksin
tersebut. Dan setiap masyarakat berhak untuk mengungkapkan serta mendirikan argumen masing-masing
seperti yang tercantum dalam Undang Undang Dasar Tahun 1945, Pasal 28E ayat (3) yang mengamanahkan
bahwa “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.” Tapi jika
berbicara mengenai hak dan kewajiban warga negara, Undang Undang Dasar Tahun 1945, Pasal 27 ayat (3)
mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”.
Setiap warga negara harus berperan melaksanakan peran kewarganegaraannya termasuk dalam
perlindungan kepada bangsa dan negaranya. Vaksinasi adalah salah satu usaha pembelaan dan penjagaan
bangsa. Bagaimana bisa? Dengan turut serta melaksanakan kebijakan pemerintah untuk mendapatkan
vaksinasi ini maka kita telah berperan untuk menyembuhkan keadaan Indonesia yang sekarang telah dilanda
krisis dihampir semua aspek negara. Seperti yang sudah dikatakan di paragraf sebelumnya bahwa
pelaksanaan vaksinasi yang berhasil akan menekan laju covid dan bahkan dapat mewujudkan Indonesia
yang bebas covid. Dengan terbebasnya Indonesia dari virus covid tentunya akan membuat negara dapat
memulai pembangunan aset negara yang telah runtuh dari awal.
Jika sekiranya 90% masyarakat Indonesia bersedia untuk mendapatkan vaksin maka dapat
diperkirakan Indonesia terbebas dari pandemi covid-19 ini. Pengusaha yang kehilangan lahan dan karyawan
akan bisa pulih dan akan meningkatkan ekonomi Indonesi. Pendidikan Indonesia yang dahulu terhambat
dalam pelaksanaanya dapat dimulai kembali dengan metode offline yang akan lebih optimal. Tenaga
kesehatan yang banyak gugur akan terecovery dengan tenaga kesehatan baru yang juga optimal sumber
dayanya. Adapun masyarakat yang belum bisa setuju dengan keputusan pemerintah dalam menggalakkan
vaksin ini memang tidak seharusnya dipaksa dan dihilangkan hak-hak kemanusaiaannya. Setiap masyarakat
harus memiliki kesadaran bahwa hak diri sendiri tidak akan ada yang bisa menggunggatnya. Maka dari itu
gunakan hak diri sendiri dengan bijaksana, pengertian, dan penuh pertimbangan. Khususnya masalah
vaksinasi ini sudah sebaiknya dari diri sendiri mencari sumber informasi yang akurat. Banyak informasi yang
telah disediakan oleh pemerintah ditunjang oleh tenaga yang berkualitas. Dalam hal covid-19 dan vaksinasi
pemerintah sudah berupaya maksimal dalam pemberian informasi yang akurat yang dapat diakses
masyarakat jika masyarakat mendapat sebuah kebingungan. Pemerintah telah menggandeng banyak dokter
dan tenaga kesehatan lainnya dibawah koordinator kementrian kesehatan untuk membuat masyarakat
Indonesia dapat sepenuhnya percaya pada keputusan pemerintah mengenai vaksin covid-19. Mari pulihkan
Indonesia dan kita akan bisa segera menjadi negara yang semakin berkembang. Mari bijak dalam mengambil
keputusan juga bijak terhadap berita yang didapatkan. Kita adalah generasi yang seharusnya sudah bisa
lebih baik dalam memilah informasi karena kita telah disediakan banyak fasilitas untuk mendapat informasi
yang berkualitas.
Nama : Angga Saputra
NIM : P07120121001
Prodi : D-III Keperawatan

HAK DAN KEWAJIBAN PEMERINTAH DAN WARGA NEGARA INDONESIA SAAT PANDEMI COVID-19

COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh Virus Corona atau severe acute respiratory
syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Virus ini bisa
menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
Kasus pertama penyakit ini terjadi di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Setelah itu, COVID-19
menular antar manusia dengan sangat cepat dan menyebar ke puluhan negara, termasuk Indonesia, hanya
dalam beberapa bulan.

Tahun 2020 di mana kasus pertama COVID-19 di indonesia, yaitu warga yang berdomisili di Depok, Jawa
Barat. Keduanya diduga tertular karena kontak dengan warga negara Jepang yang datang ke Indonesia.
Pada tanggal 28 Februari. Dan pada tahun 2021 terkonfirmasi positif COVID-19 bertambah 41.168 orang,
pada Jumat, 30 Juli 2021. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, kasus saat ini didapat dari hasil
pemeriksaan 252.184 spesimen. Sehingga, total kasus positif saat ini 3.372.374 orang. Kasus positif di
Indonesia sudah terbilang sangat banyak.

Adanya social atau phsyical distancing, dampak sosial di masyarakat semakin terasa. Menurut
Poerwadarminto (1980:1085) "Dampak diartikan sebagai benturan antara dua benda yang mempunyai
pengaruh sangat kuat untuk mendatangkan akibat negatif atau positif yang bisa menyebabkan penambahan
dalam momentum (pasa) sistem yang mengalami benturan itu". Sementara menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI.web.id) "Dampak merupakan sebuah benturan, atau pengaruh kuat yang mendatangkan
akibat (baik positif maupun negatif)".

Berbagai permasalahan atau dampak diantara lain seperti sosial dan ekonomi muncul di tengah masyarakat.
Tak dapat dipungkiri jika COVID-19 telah hampir melumpuhkan kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia,
karena ada beberapa kebijakan pemerintah dalam penanganan COVID-19, yang mengurangi atau
menghambat ruang gerak bagi para pekerja, seperti warung yang membatasi jam buka, jumalah pelanggan
yang datang dan masih banyak lagi kebijakan yang mengurangi ruang gerak masyarakat dalam mencari
nafkah. Semua itu di lakukan bertujuan agar pandemi ini cepat berlalu atau bisa di tangani dengan baik.
Selain itu para Pelajar atau Mahasisiwa juga terkena dampak, dikarenakan hampir semua aktivitas
pembelajaran dilakukan dengan cara virtual atau tidak tatap muka langsung ke sekolah, banyak kegiatan
pembelajaran dilakukan dengan virtual sehingga dibutuhkannya pulsa atau paket data yang cukup dan
jaringan yang setabil. Akan tetapi masih banyak para Pelajar atau Mahasiswa yang terkendala masalah
jaringan dan menyebabkan proses pembelajaran tidak berjalan dengan lancar atau kondusif, sehingga dapat
menyebabkan ketinggalan topik pembahasan atau materi yang sedang di bahas.

Dalam pandemi saat ini Pemerintah berhak dan wajib dalam penanganan COVID-19 agar terkendali laju
penyebarannya sehingga dapat memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Dengan membuat kebijakan
atau langakah pemerintah dalam pencegahan atau penanganan COVID-19. Di tahun 2020 upaya preventif
yaitu pengawasan di jalur masuk ke Indonesia dari negara lain, meliputi bandara, pelabuhan, dan pos lintas
batas darat. Di tahun yang sama Indonesia pemerintah memutuskan untuk PSBB (Pembatasan Sosial
Berskala Besar). Penerapan PSBB merujuk pada Undang Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Kekarantinaan Kesehatan. Dari UU tersebut dibuat Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri
Kesehatan sebagai pedoman pelaksanaannya, yakni PP Nomor 21 Tahun 2020 yang diteken Jokowi pada 31
Maret 2020, dan Permenkes 9 Tahun 2020 yang ditandatangani Menkes Terawan pada 3 April 2020.

Beberapa usaha pemerintah dalama penanganan pandemi dan agar sektor ekonomi dapat berjalan lagi
sehingga di berlakukannya New Normal, New Normal adalah skenario untuk mempercepat penanganan
COVID-19 dalam aspek kesehatan dan sosial-ekonomi. Perubahan perilaku untuk tetap melakukan aktivitas
Normal dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan COVID-19. New
Normal ini hanya melanjutkan kebiasaan-kebiasaan yang selama ini dilakukan saat diberlakukannya
karantina wilayah atau Pembatasan Sosial Berskala Besar. Aktifitas pada saat New Normal antara lain
dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah diatur oleh pemerintah, yaitu memakai masker saat
keluar rumah, sering mencuci tangan dengan sabun, mengurangi aktivitas di luar rumah, atau keluar rumah
ketika ada kepentingan saja dan tetap menjaga jarak serta menghindari keramaian, tujuan adalah agar
masyarakat tetap produktif dan aman dari penularan COVID-19.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan tak henti-hentinya melakukan sosialisasi dan edukasi kepada
masyarakat agar memahami dan mematuhi protokol kesehatan yang harus dilakukan dimanapun kita berada,
seperti aktivitas di tempat umum, di ruamh atau di luar rumah. Akan tetapi peran pemerintah tidaklah cukup,
yang paling penting adalah peran warga masyarakat umum tidak terkecuali harus berhak dan wajib ikut serta
dalam pencegahan COVID-19 dengan mematuhi dan menyikapi kebijakan atau aturan yang di buat oleh
pmerintah dengan sebaik mungkin.

Pada tahun 2021 saat ini kasus positif COVID-19 mengalami kenaikan atau lonjakan yang tadinya sudah
menurun. Ada beberapa faktor yang menyebabkan melonjaknya kasus positif, masyarakat sudah abai dalam
menjalankan protokol kesehatan contohnya berkerumun, beraktivitas di luar rumah, mengadakan acara-acara
yang mengundang orang banyak tanpa menjalankan protokol kesehatan. Dan tidak bisa dipungkiri lagi ketika
melonjaknya kasus positif COVID-19 di Indonesia. Beberapa varian COVID-19 yang sudah masuk di
Indonesia, di antaranya berasal dari Inggris yang disebut varian B.1.1.7, varian B.1.351 dari Afrika Selatan
dan varian COVID-19 dari India yang dikenal sebagai B.1.617. Ditemukan juga varian baru asal Indonesia
yaitu varian B.1.466.2, varian B1466.2 belum mendapat nama atau sebutan resmi, seperti B117 yang disebut
Alpha atau B1617.2 yang disebut Delta. Mutasi virus corona SARS-CoV-19 telah diketahui sejak pertengahan
tahun 2020. Di tengah pandemi yang semakin banyak menginfeksi orang di seluruh dunia.

Semakin melonjaknya kasus positif COVID-19 Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan mengadakan
Vaksinisasi agar menekan atau mengurangi penularan virus tersebut ada beberapa Vakasin yang akan
digunakan masyarakat antara lain, Vaksin sinovac buatan perusahaan biteknologi asal China, Sinovac ini
dikembangkan dengan teknologi vaksin, inactivated virus atau virus utuh dari SARS-CoV-2, penyebab
COVID-19, yang sudah dimatikan. Vaksin AstraZeneca adalah salah satu vaksin Covid-19 yang
dikembangkan perusahaan vaksin asal Inggris bersama ilmuwan di University of Oxford. Vaksin COVID-19 ini
berbasis vaksin vektor adenovirus simpanse, pengembang vaksin mengambil virus yang biasanya
menginfeksi simpanse, dan dimodifikasi secara genetik untuk menghidari kemungkinan infeksi parah
terhadap manusia.Virus yang dimodifikasi ini membawa sebagian dari virus corona COVID-19 yang disebut
protein spike, bagian menonjol seperti paku yang ada di permukaan virus corona SARS-CoV-2.

Vaksinisasi adalah salah satu cara Pemerintah dalam mengurangi penyebaran COVID-19. Vaksinisasi sudah
di lakukan hampir di seluruh daerah Indonesia dan masyarakat berhak mendapatkan vaksini tersebut guna
pencegahan COVID-19. Akan tetapi ada beberapa orang yang kurang percaya dan bahkan ada yang
menganggap vaksin tersebut dapat berdampak buruk bagi kesehatan, karena kurangnya pemahaman dan
edukasi mengenai vaksin tersebut. Dan ini menjadi kewajiban bagi Pemerintah untuk menjelaskan kepada
masyarakat agar masyarakat tidak beranggapan buruk terhadap vaksin, mungkin ada beberapa orang yang
setelah di vaksinisasi merasakan pegal-pegal, nyeri, bahkan demam, itu hal yang biasa dikarenakan efek
samping dari vaksin tersebut. Vaksin tidak dapat menjamin orang kebal terhadap virus COVID-19, akan tetapi
hal yang paling penting adalah kesadaran dan kepedulian masyarakat itu sendiri sehingga dapat dengan
tertib dalam menerapkan protokol kesehatan.
Nama : Anggita Nugraheni
Prodi : D3 Keperawatan
NIM : P0712012045

STOK VAKSIN SEMAKIN MENIPIS WARGA BEREBUT MENDAPATKAN VAKSIN

Di era pandemic covid-19 Salah satu cara untuk mencegah seseorang tidak mengalami kondisi
parah apabila terinfeksi Covid-19 adalah lewat vaksin Covid-19.  Banyak warga yang berlomba-lomba
mengakses vaksin dengan harapan segera bisa beraktivitas kembali. Namun sayangnya sejumlah daerah
mulai mengeluhkan stok vaksin Covid-19 yang hampir habis. Hal ini tentu saja akan berimbas pada upaya
percepatan vaksinasi Covid-19 yang ditargetkan mencapai lebih dari 180 juta dosis pada akhir 2021. Seperti
di Sumatera Selatan yang dilaporkan hanya mendapatkan 1,6 juta dosis vaksin sejak Januari hingga Juli
2021 dan kini hanya menyisakan 100.000 dosis untuk tahap kedua. Kondisi keterbatasan vaksin juga
diungkapkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Pihaknya mengatakan, suntikan vaksin dosis pertama
di Jawa Tengah baru sebesar 16,16 persen dan dosis kedua 8,28 persen. 

Dengan kondisi keterbatasan stok vaksin di daerah, bagaimana jika warga yang telah mendapat
vaksin dosis pertama terlambat mendapat dosis kedua? 

Penjelasan kementrian Kesehatan RI. Juru bicara vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi
mengatakan, selama masih dalam interval yang direkomendasikan, keterlambatan penyuntikan vaksin dosis
kedua masih akan tetap aman. Dia mengatakan, kondisi itu tidak mengurangi efektivitas vaksin pertama,
sehingga tetap membentuk antibodi yang optimal melawan virus Covid-19.Nadia menegaskan, jika
penyuntikan dosis kedua vaksin berada di luar interval waktu yang direkomendasikan, hal itu juga tidak
mempengaruhi efektivitas vaksin. “(Terlambatnya penyuntikan dosis kedua vaksin di luar interval) nggak
berpengaruh (terhadap efektivitas). (Vaksinasi) masih efektif untuk menimbulkan titer antibodi sampai 99
persen,” kata dia saat dikonfirmasi.

Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan vaksinasi membuat masyarat berebut untuk
mendapatkan suntikan tersebut salah satunya di Tagerang, Jawa barat

Peserta vaksinasi merdeka Polsek Batuceper di Masjid Darussalam, Kelurahan Batu Sari, Kecamatan Batu
Ceper, Kota Tangerang, banten saling berdesakan di pintu gerbang berebut masuk mendapatkan vaksin
dosis pertama, Rabu 4 Agustus 2021.

Mereka khawatir tidak mendapatkan jatah dari kuota yang disiapkan sebanyak 850 dosis vaksin sinovac.
Pasalnya, penyelenggara mendahulukan warga pemegang nomor antrean yang diperoleh dari Rt/Rw
setempat untuk mendapatkan jatah vaksin. Sedangkan warga yang berbekal kartu tanda penduduk harus
menunggu giliran, sehingga mereka saling berebut untuk divaksin lebih dahulu.Petugas Kepolisian dan TNI
berulang kali mengingatkan warga untuk tidak berkerumun dan mematuhi protokol kesehatan COVID-
19.“Saya tidak khawatir meski harus desak-desakan demi vaksinasi, karena saat ini sulit mendapatkan akses
vaksinasi COVID-19,” jelas Tommy, peserta vaksin.Sementara Kapolsek Batuceper AKP David Purba
mengaku menyiapkan kuota 850 dosis vaksin sinovac hari ini. “Namun memang antusias masyarakat sangat
tinggi karena sadar vaksin untuk kesehatan dan sertifikat vaksin digunakan sebagai salah satu syarat
berkegiatan sehari hari,” katanya. Vaksinasi merdeka ini akan berlangsung serentak di setiap polsek jajaran
Polda Metro Jaya hingga tanggal 17 Agustus 2021 mendatang, dalam memperingati hari ulang tahun
kemerdekaan Republik Indonesia ke-76.

Akan tetapi masih ada masyarakat yang merasa ragu tentang keamanan serta halal atau tidaknya
vaksin Sinovac. Untuk mengatasi keraguan tersebut, ada empat hal yang harus diketahui tentang vaksin
Sinovac. Pertama adalah efikasi. Berdasarkan uji klinis fase 3 yang telah dilakukan di Bandung, vaksin
Sinovac memiliki tingkat efikasi sebesar 65,3 persen. Angka ini sudah memenuhi syarat yang telah ditetapkan
oleh World Health Organization (WHO). Kedua adalah efek samping. Dikatakan jika vaksin Sinovac buatan
China ini, tidak memiliki efek samping yang serius. Ketiga adalah halal. Berdasarkan fatwa MUI pada 11
Januari 2021, vaksin Sinovac dinyatakan suci dan halal. Selain itu, vaksin ini dapat digunakan oleh umat
Islam selama keamanannya terjamin. Keempat adalah reaksi. Sesaat setelah divaksin, akan ada beberapa
reaksi, seperti kemerahan, demam, nyeri otot, sakit kepala, dan lain sebagainya. Berbagai asumsi tentang
aman atau tidaknya serta halal atau tidaknya, telah terjawab. Maka dari itu sudah sebaiknya kita mengikuti
anjuran pemerintah agar kasus Covid-19 di Indonesia dapat semakin berkurang serta pandemi segera
berakhir.
Adapun hingga saat ini, jumlah masyarakat yang sudah divaksinasi dosis kedua mencapai
11.963.130 orang. Sementara jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis pertama yakni
sebanyak 21.999.256 orang. Adapun masyarakat yang divaksin tersebut berasal dari kalangan tenaga
kesehatan, petugas publik dan lansia. Mereka adalah sasaran pada program vaksinasi tahap kedua.

Mempertanyakan vaksinasi sebagai hak atau kewajiban lebih ditekankan pada bagaimana
pemerintah di suatu negara mengambil kebijakan atas vaksin sebagai upaya untuk menekan penyebaran
covid-19. Bagi Indonesia, pemerintah telah tegas menyatakan bahwa vaksin merupakan kewajiban bagi
pemerintah untuk diberikan kepada warganya sebagai hak agar tetap sehat dan aman dari kemungkinan
terinfeksi virus covid-19. Indonesia memerlukan vaksin untuk kekebalan imunitas dan hanya dapat dicapai
apabila lebih dari 70 persen warna negara Indonesia yang di suntik vaksin. Dengan divaksin seseorang telah
melindungi diri sendiri dan orang lain yang tidak bisa di vaksin karena berbagai alas an. Jadi pada prinsipnya
vaksin bukan sekedar masalah Kesehatan pribadi saja, melainkan menjegah penularan dan membentuk herd
immunity, sebab hidup ditengah masyarakat prinsipnya bukan hanya menyelamatkan diri sendiri tetapi juga
membantu orang lain yang membutuhkan perlindungan.
Sunber: kompas.com
Nama : Annisa Fadila
NIM : P07120121006
Prodi : D-III Keperawatan

TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MEMBUAT ARTIKEL DENGAN JUDUL


PANDEMI COVID-19

Terjadi setahun lebih COVID-19 melanda Indonesia. Pandemi COVID-19 terjadi di Indonesia sejak
awal tahun 2020 hingga saat ini. COVID-19 pertama kali berasal dari kota Wuhan, China pada bulan
Desember 2019 dan mulai merebak ke Indonesia akibat adanya kontak langsung salah satu Warga Negara
Indonesia dengan penderita virus Corona yang berasal dari China. Pandemi ini awalnya hanya dialami oleh
masyarakat Indonesia dan di beberapa negara Asia dan Eropa, sehingga COVID-19 menepati status epidemi,
karena virus tersebut menginfeksi orang dalam jumlah besar dan dalam jangka waktu yang pendek. pandemi
sendiri merupakan merebaknya suatu wabah penyakit berskala makro, dimana wabah penyakit tersebut telah
menyebar dan menginfeksi penduduk dari ratusan negara. Pada akhirnya yang awalnya termasuk kedalam
epidemi tersebut berkembang menjadi pandemi karena telah masuk dalam skala makro atau global.
COVID-19 sebagai pandemi dinyatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meningkat pada
bulan Februari 2020, sehingga pada bulan tersebut pemerintah Indonesia langsung mengeluarkan kebijakan
untuk memutus rantai penularan COVID-19. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk memutus rantai
penyebaran COVID-19, berikut tindakan yang dilakukan pemerintah indonesia yaitu dengan Pembatasan
Sosial Berskala Besar dalam rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang
ditetapkan pada 31 Maret 2020. Pemerintah Daerah (Pemda) melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) untuk satu provinsi atau kabupaten/kota tertentu. PSBB dilakukan dengan pengusulan oleh
gubernur/bupati/walikota kepada Menteri Kesehatan. Peraturan tersebut terdapat pada Peraturan Pemerintah
Nomor 21 tahun 2020. Pemerintah juga menghimbau kepada masyarakat untuk menerapkan Social
Distancing dengan jarak 2 meter, Mewajibkan masyarakat untuk menggunakan masker, Himbauan untuk
selalu mencuci tangan, Membatasi kegiatan masyarakat, Penyemprotan Desinfektak dan Physical Distancing.
Jumlah penambahan kasus COVID-19 semakin hari meningkat drastis. Melihat situasi tersebut Pemerintah
melakukan penambahan kebijakan yaitu dengan menerapkan LockDown, membatasi semua aktifitas
termasuk aktifitas pendidikan. Pemerintah menerapkan Work from Home (WFH) untuk pegawai perkantoran
dan pembelajaran secara daring untuk pelajar. Dengan di terapkan peraturan baru tersebut pemerintah
berharap agar angka kasus penularan COVID-19 dapat berkurang.
Namun, dengan adanya kebjakan pemerintah untuk mengurangi jumlah kasus positif COVID-19,
nyatanya belum juga terkondisi dengan baik. Dilihat dari jumlah naiknya kasus yang terpapar virus COVID-19
saat ini data statistik menunjukkan bahwa lonjakan kasus terus meningkat mulai terjadi pada saat memasuki
bulan September 2020 hingga Januari 2021. Jumlah kasus baru dalam hitungan hari dapat bertambah hingga
4000 kasus. Pandemi virus COVID-19 memiliki risiko kematian dan daya tular yang tinggi. Angka kematian
yang disebabkan oleh virus COVID-19 juga semakin meningkat. Untuk mengurangi jumlah orang yang
terpapar Virus pemerintah memberikan program vaksinasi yang mulai dilaksanakan pada tanggal 22 januari
2021, program vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk membentuk sistem kekebalan tubuh. Manfaat lain dari
vaksinasi adalah, menurunkan angka kesakikan dan kematian akibat COVID-19, Mendorong terbentuknya
herd immunity, dan bisa meminimalkan dampak ekonomi sosial.
Program vaksinasi COVID-19 ini tidak berjalan lancar sesuai dengan apa yang di harapan oleh
pemerintah. Banyaknya isu-isu terkait dengan Vaksin COVID-19 yang tersebar di media sosial. Adanya
oknum tidak bertangung jawab yang menyebarkan berita hoaks mengenai Vaksin di era digital. Kondisi ini
memperburuk di situasi seperti ini. Pemerintah menghimbau masyarakat agar mengkonsumsi informasi dari
sumber yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan sehingga tidak mudah termakan hoaks vaksin COVID-
19.
Seiring berjalannya waktu program vaksinasi COVID-19 terus dilakukan. Vaksinasi tersebut
memberikan dampak positif pada angka penularan kasus positif Covid-19. Pada bulan Maret 2021 hingga Mei
2021 data statistis COVID-19 mengalami penurunan. Adanya angka penurunan tersebut, pemerintah dengan
berbagai timbangan memutuskan untuk memberlakukan New Normal .
New normal adalah sebuah perubahan budaya hidup yang dicanangkan pemerintah Republik
Indonesia agar masyarakat dapat terbiasa dengan tatanan hidup normal yang baru untuk menghadapi
penyebaran virus corona. Istilah new normal lebih menitikberatkan pada perubahan budaya masyarakat untuk
terbiasa berperilaku hidup sehat. Untuk merealisasikan skenario new normal, saat ini pemerintah telah
mengandeng seluruh pihak terkait termasuk tokoh masyarakat, para ahli dan para pakar untuk merumuskan
protokol atau SOP untuk memastikan masyarakat dapat beraktivitas kembali namun tetap aman dari COVID-
19. Protokol ini bukan hanya dibidang ekonomi, namun juga pendidikan dan keagamaan, tentu bergantung
pada aspek epidemologi dari masing-masing daerah, sehingga penambahan kasus positif bisa ditekan.
Dibeberapa daerah mendapat ijin dari pemerintah untuk memulai aktifitas perkantoran dengan menerapkan
Work From Office kembali. Tidak hanya di perkantoran,sektor pusat perbelanjaan juga mulai dibuka. Akan
tetapi semua aktivitas tersebut tetap harus memperhatikan aturan-aturan yang sudah di tetapkan.
Pemberlakuan new normal sudah berjalan kurang lebih selama satu bulan. Akan tetapi, new normal
ini dinilai beresiko masif terhadap penyebaran virus Corona. Lonjakan peningkatan kasus baru positif
COVID-19 semakin meningkat pada bulan juni 2021 bertambah sekitar 18000 hingga juli 2021 bertambah
menjadi 38000 kasus. Pemerintah menghentikan pemberlakukan new normal dan menerapkan PPKM.
PPKM kepanjangan dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat adalah kebijakan Pemerintah
Indonesia untuk menangani pandemi COVID-19. Sebelum pelaksanaan PPKM, pemerintah telah
melaksanakan pembatasan sosial berskala besar(PSBB) yang berlangsung di sejumlah wilayah di Indonesia.
Pemberlakuan PPKM di beberapa wilayah dinilai kurang tepat oleh masyarakat. Pemerintah telah mengubah
penerapan PPKM berdasarkan level. Berbeda dengan sebelumnya, kini penerapan PPKM diubah menjadi
level 1, level 2, level 3 dan level 4. Level ini ditetapkan berdasarkan asesmen situasi pandemi, yang
merupakan indikator untuk mengetatkan dan melonggarkan upaya pencegahan dan penanggulangan
pandemi COVID-19.
Penegakan hukum PPKM dinilai kurang tepat karena banyak ketidak adilan yang terjadi. PPKM yang
di tetapkan di Jawa-Bali tidak dilaksanakan secara keseluruhan oleh masyarakat. Pemberlakuan PPKM
diperpanjang hingga saat ini. Dampak kerugian terbesar yaitu pada sektor ekonomi. Dampak pada
perekonomian ini dirasakan para pedagang, salah satunya pada pusat perbelanjaaan di Yogyakarta yaitu
oulet perbelanjaan di sepanjang jalan Malioboro. Sederet kalangan mengibarkan bendera putih yang
dipasang di sepanjang jalan Malioboro. Bendera putih tak hanya dikibarkan di wilayah malioboro, terlihat juga
di Surabaya juga banyak bendera putih yang berkibar. Mereka berada di posisi makin sulit, Bendera putih itu
tidak melawan pemerintah, bendera putih sebagai ungkapan menyerah pada keadaan. Pandemi COVID-19
ini memberi dampak buruk bagi kehidupan terutama pada perekonomian dan pendidikan. Masyarakat
diharapkan untuk ikut serta berjuang melawan COVID-19. Agar pandemi ini dapat segera berakhir.

Sumber: file:///F:/Referensi%20untuk%20kewarganegaraan/577-3090-1-PB.pdf
Nama : Annisa Umayah Supartiningrum
NIM : P07120121022
Prodi : D3 Keperawatan

Fakta Mengenai Kartu Vaksin Covid-19 Jadi ‘Kartu Sakti’ Syarat Akses Tempat Umum

Pemberlakuan kebijakan kartu vaksin sebagai syarat akses tempat umum menuai pro dan kontra di kalangan
masyarakat. Keduanya mempunyai alasan yang logis. Masyarakat yang setuju, umumnya berpendapat
bahwa dengan menjadikan kartu vaksin sebagai syarat untuk ke tempat umum dapat mempercepat vaksinasi
demi tercapainya populasi masyarakat yang kebal akan penyakit menular.
Kebijakan ini dipandang dapat membatasi ruang gerak masyarakat, terutama bagi masyarakat yang belum di
vaksin sehingga kebijakan ini dapat meminimalisasi potensi penyebaran virus. Pemberlakuan kartu vaksin
juga dianggap tepat sehingga dapat mencapai target vaksinasi nasional yang belum tercapai.
Namun, sebagian masyarakat yang kontra dengan kebijakan kartu vaksin sebagai salah satu syarat akses ke
tempat umum adalah diskriminatif. Sebab tidak semua orang sudah mendapatkan vaksin, ataupun tidak mau
divaksin karna ketidakpercayaannya terhadap efektivitas vaksin. Beberapa faktor yang menjadi alasan
kenapa orang tidak mau, atau belum divaksin yang harus diperhatikan.
Untuk itu, sebelum memberlakukan kartu vaksin sebagai syarat akses ke tempat umum, hendaknya melihat
dengan saksama fakta empirik dilapangan dan proses pelaksanaan progam vaksinasi, baik vaksinasi progam
maupun vaksinasi gotong royong. Pemerintah diharapkan bijaksana dalam melihat kendala-kendala
vaksinasi, dan menyikapi dengan adil agar masyarakat tidak ada yang dirugikan.
Pemberlakuan kartu vaksin sebagai syarat akses ke tempat umum, bertujuan mendorong masyarakat dalam
berpatisipasi menyukseskan progam vaksinasi Covid-19, semestinya patut untuk diberikan dukungan.
Terdapat keseriusan pemerintah dalam menghadapi pandemi ini dengan cara melindungi warganya serta
menekan penularan. Hal ini dapat dilakukan dengan progam vaksinasi. Dengan ini orang-orang sepakat
dengan kebijakan tersebut.
Namun terdapat persoalan lain yang harus dipertimbangkan dengan serius oleh pemerintah sebelum
mengambil langkah untuk memberlakukan kebijakan kartu vaksin tersebut. Pemerintah harus memastikan
dan menjamin ketersediaan dan penyebaran vaksin yang merata di seluruh wilayah yang ada di Indonesia.
Pemerintah juga harus mempertimbangkan masyarakat yang mempunyai penyakit tertentu yang tidak
disarankan untuk disuntik vaksin.
Tidak kalah penting dengan keijakan tersebut adalah bagaimana cara negara dalam melindungi masyarakat
agar tidak terdampak pada kerusakan mengenai hak-hak mereka dalam mendapatkan pelayanan publik, baik
itu berupa kesehatan, pendidikan, maupun yang lainnya. Mengapa itu perlu diperhatikan?
Karena dengan memperhatikan hak-hak masyarakat tersebut tidak akan ada peristiwa/kejadian diskriminasi
antar masyarakat.
Jangan sampai dengan memberlakukan kartu vaksin tersebut, terjadi penilaian derajat antar masyarakat.
Hendaknya itu semua dijadikan instrumen legitimasi dalam mendeskripsikan hak-hak masyarakat.
Bagaimanapun semua orang terutama warga negara Indonesia berhak mendapatkan perlindungan dan
perlakuan yang sama tanpa membedakan satu dengan yang lainnya.
Pemerintah dalam memberlakukan kebijakan tersebut harus memperhatikan dampak perberlakuan kartu
vaksin sebagai salah satu syarat akses ke tempat umum. Apalagi sekarang banyak orang yang
menggunakan kartu vaksin palsu. Tentu saja itu harus menjadi bahan evaluasi pemerintah yang berpotensi
memicu persoalan lainnya seperti praktik manipulasi jual beli kartu vaksin.
Progam vaksinasi memang harus didukung agar terciptanya kekebalan imunitas dalam lingkup masyarakat
luas. Namun bukan berarti kebijakan itu menjadi atau mengatasnamakan percepatan vaksinasi. Beberapa hal
yang perlu didukung, dan tidak perlu didukung. Kita harus dapat membedakan mana kebijakan yang dapat
menimbulkan diskriminasi maupun yang tidak. Kita tidak ingin kemudian kebijakan kartu vaksin menjadi
bumerang buat pemerintah di masa mendatang.

Sumber:
1. Litiloly, Moh Ridwan. 2021. “Menjadi "Kartu Sakti" Saja Tidak Cukup”
https://news.detik.com/kolom/d-5694229/menjadi-kartu-sakti-saja-tidak cukup?
_ga=2.160224445.1438277351.1629951108-2007845884.1627611146, diakses pada 26 Agustustus
2021 pukul 11.25

2. Hartono, Rudi. 2021. “Menimbang Kebijakan Kartu Vaksin” https://news.detik.com/kolom/d-


5694179/menimbang-kebijakan-kartu-vaksin?_ga=2.70638352.1438277351.1629951108-
2007845884.1627611146, diakses pada 26 Agustus 2021 pukul 12.45
Nama : Asih Dini Lestari
NIM : P07120121047
Prodi : D3 Keperawatan

Jaminan Kesehatan dimasa Pandemi Covid-19


Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang
diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib
(mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang
telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.  Program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu
Indonesia Sehat (JKN KIS) semakin banyak memberikan manfaat bagi masyarakat terutama di masa
pandemi Covid-19. Saat pandemi Covid-19, layanan kesehatan sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, BPJS
Kesehatan menyediakan berbagai akses tanpa perlu keluar rumah. Seiring berkembangnya teknologi, BPJS
Kesehatan berinovasi dengan merilis berbagai layanan yang dapat diakses secara online. Masyarakat dapat
menggunakan layanan BPJS Kesehatan melalui rumah masing-masing untuk mengurangi mobilitas dan
mencegah penyebaran virus Covid-19. Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-
KIS) secara tidak langsung membantu program pemulihan ekonomi nasional. Melalui program JKN-KIS 
masyarakat diberikan jaminan kesehatan. Dengan jaminan kesehatan tersebut, masyarakat dapat melakukan
aktifitas sehari hari dengan rasa aman, dimana sebagian besar aktifitas masyarakat tersebut merupakan
aktifitas dalam bidang perekonomian. Sejak ditetapkannya kebijakan penyelenggaraan layanan kesehatan
bagi masyarakat melalui Jaminan Kesehatan Nasional dan kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) oleh Pemerintah,
tercatat sekitar 40 juta penduduk belum terdaftar sebagai peserta program Jaminan Kesehatan Nasional-
Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Itu artinya, mereka belum terlindungi kesehatannya lewat layanan JKN-KIS.
Karena itu, Jaminan kesehatan semesta atau Universal Health Coverage (UHC) harus menjadi tujuan dari
penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat. Pemerintah sebagai pelaksana pelayana kesehatan
publik mempunyai kewajiban untuk melaksanakan tujuan UHC, yaitu: akses layanan kesehatan yang
menyeluruh bagi semua warga masyarakat. Di dalam sistem Jaminan Kesehatan Semesta atau Universal
Health Coverage (UHC), Pemerintah mempunyai kewajiban, tanggungjawab dan tugas pemerintah untuk
merealisasikan penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat secara adil dan merata.
Masyarakat diseluruh pelosok daerah mempunyai hak yang sama untuk dapat mengakses jaminan layanan
kesehatan oleh Negara. Pada hakekatnya, prinsip dasar dan filosofi penyelenggaraan pelayanan kesehatan
oleh BPJS adalah nilai-nilai gotong royong dan spirit solidaritas masyarakat yang dijiwai oleh Pancasila
sebagai landasan dan pedoman hidup bangsa Indonesia. Melalui iuran dari seluruh warga masyarakat yang
dikelola dan difsilitasi oleh negara melalui BPJS. Masyarakat berpartisipasi dalam membangun dan
merealisasikan tujuan kesejahteraan dan kebahagiaan bersama, sebagai tujuan negara yang diamanatkan
oleh konstitusi. Mandat penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage) oleh
negara-negara di seluruh dunia anggota PBB, termasuk Indonesia, pada dasarnya adalah merupakan
kesepakatan global, Melalui PBB, dimulai dengan kesepakatan yang dibuat bersama World Health
Organisation (WHO) pada tahun 1948, kesepakatan penerapan program Millenium Development Goals
(MDGs) dan dilanjutkan dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Melalui Konstitusi, Pasal 28 UUD
NKRI, Negara mengamanatkan penyelenggaraan kesehatan seluruh masyarakat Indonesia kepada
Pemerintah dan seluruh badan/jabatan pelaksana pemerintahan. Secara formal, penyelenggaraan Sistem
Jaminan Sosial Nasional juga telah diatur di dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Berdasarkan UU No. Undang No. 40 Tahun 2004 ini, diatur tentang
penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional yang meliputi jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan
kerja, jaminan pensiun, jaminan hari tua, dan jaminan kematian bagi seluruh penduduk melalui iuran wajib
pekerja. Berdasarkan sistem Jaminan Kesehatan Semesta atau Universal Health Coverage (UHC) ini,
keberadaan BPJS mempunyai posisi sangat strategis dan penting bagi penyelenggaraan pelayanan dan
sarana yang memberi ruang bagi masyarakat untuk memperoleh akses dan layanan kesehatan. Fasilitas
pelayanan kesehatan yang selama ini masih menjadi barang langka dan sulit dijangkau, dengan adanya
BPJS, telah menjadi sarana untuk memperoleh layanan kesehatan yang terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat. Operasional kegiatan penyelenggaraan kesehatan melalui BPJS ini didukung oleh dana yang
dialokasikan dari APBN oleh Pemerintah dalam bentuk subsidi bagi masyarakat yang tidak mampu. Sumber
dana lainnya, diperoleh dari iuran yang dibayarkan oleh peserta BPJS yang jumlahnya ditentukan menurut
golongan dan layanan yang diberikan berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah.) Dalam
negara demokrasi yang menjamin hak konstitusional warganya, masyarakat dapat menggunakan hak
tersebut untuk menuntut pemerintah yang dipandang tidak mempunyai kinerja dan memberikan pelayanan
yang baik kepada waranya.
Nama : Astri Pujiyanti
NIM : P07120121017
Prodi : D3 Keperawatan

HAK MASYARAKAT MENDAPATKAN


JAMINAN SOSIAL DI MASA PANDEMI

A. Dampak Pandemi Tersebar Di Segala Arah


Indonesia menjadi salah satu negara yang terdampak dari penyebaran virus COVID-19.
Ribuan orang tertular oleh virus ini dan salah satu strategi Pemerintah dalam menekan penyebaran
Covid-19 adalah dengan menetapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Pembatasan Sosial Berskala Besar berdampak pada timbulnya permasalahan di lapangan dan
sektor ketenagakerjaan.
Kondisi pandemi ini berdampak pada perekonomian dan secara langsung juga mempengaruhi
keberlangsungan program dan pengelolaan Dana Jaminan Sosial.
Wabah Covid-19 ini bukan hanya sekadar penyakit yang  mempengaruhi kesehatan, namun juga
dampak secara ekonomi, karena ketika semakin banyak pekerja yang terinfeksi maka semakin
banyak pula biaya untuk perawatan dan juga biaya produksi yang ditanggung oleh negara. Resiko
terhadap kesehatan semakin tinggi dan secara ekonomi akan mempengaruhi pada tingkat
produktivitas  biaya perawatan yang tinggi akibat banyaknya yang terdampak. Dibutuhkan
penanganan yang serius dan kebijakan yang tegas dan tepat sasaran untuk menyelesaikan krisis
ekonomi tersebut.
Dampak Covid-19 terhadap penduduk usia kerja 2,56 juta orang pengangguran karena Covid-19.
Dan Bukan Angkatan Kerja karena Covid 19 (penduduk usia kerja yang termasuk bukan angkatan
kerja dan memiliki pengalaman berhenti bekerja karena Covid 19 pada periode Februari-Agustus
2020) sebesar 0,76 juta orang. Sementara tidak bekerja karena Covid 19 sebesar 1,77 juta orang.
Dari total penduduk usia kerja sebanyak 203,97 juta orang, persentase penduduk usia kerja yang
terdampak Covid -19 sebesar 12,28 persen.
Terlihat hal-hal tersebut di atas akan sulit untuk mendorong lajunya pertumbuhan ekonomi Indonesia
di masa pandemi Covid-19.

B. Pemberian Relaksasi Jaminan Sosial Untuk Masyarakat


Sistem jaminan sosial nasional merupakan program negara yang bertujuan memberikan
kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sistem perlindungan
sosial (social protection) dapat dilihat sebagai alat untuk memenuhi sekurang-kurangnya beberapa
kebutuhan dasar manusia. Saat ini perlindungan sosial telah diterima hampir secara universal, baik
sebagai alat penanggulangan kemiskinan maupun pencegah kemiskinan.
Penyelenggaraan sistem jaminan sosial nasional dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip:
kegotongroyongan, nirlaba, keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, portabilitas, kepesertaan
bersifat wajib, dana amanat, dan hasil pengelolaan.
Tujuan dari pemberian relaksasi adalah Mengedepankan perlindungan hak-hak jaminan sosial
ketenagakerjaan bagi peserta. Meringankan beban pemberi kerja dan peserta serta menjaga
kesinambungan program perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan dan dalam rangka
mendukung upaya pemulihan perekonomian & kelangsungan usaha.

C. Jenis – Jenis Program Jaminan Sosial dalam UU SJSN


1. Jaminan Kesehatan
Jaminan kesehatan adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional
dengan tujuan untuk menjamin agar peserta dan anggota keluarganya memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
2. Jaminan Kecelakaan
Jaminan kecelakaan kerja adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara
nasional dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pelayanan
kesehatan dan santunan uang tunai apabila ia mengalami kecelakaan kerja atau
menderita penyakit akibat kerja.
3. Jaminan Hari Tua
Jaminan hari tua adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional
dengan tujuan untuk menjamin agar peserta menerima uang tunai apabila memasuki
masa pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia.
4. Jaminan Pensiun
Jaminan pensiun adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional
dengan tujuan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak pada saat
peserta mengalami kehilangan atau berkurang penghasilannya karena memasuki usia
pensiun atau mengalami cacat tetap total.
5. Jaminan Kematian
Jaminan kematian adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara
nasional dengan tujuan untuk memberikan santunan kematian yang dibayarkan
kepada ahli waris peserta yang meninggal dunia.
NAMA : AULIA NUR FAHMA
NIM : P07120121051
PRODI : D3 KEPERAWATAN

Jaminan Biaya Kesehatan Bagi Masyarakat Yang Terkena Covid-19 Dan Bantuan Pemerintah

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 59 Tahun 2016 tentang Pembebasan Biaya
Pasien Infeksi Emerging Tertentu, pembiayaan pasien yang dirawat dengan penyakit infeksi emerging
tertentu termasuk COVID-19 dapat diklaim ke Kementerian Kesehatan. "Pemerintah itu mempunyai
kewajiban untuk menanggung pembiayaan pasien atau masyarakat yang terkena dampak pada Covid-19 ini,"
kata Direktur Jenderal Pelayanan Masyarakat Abdul Kadir dalam diskusi daring, Rabu (27/1/2021).

Seluruh biaya perawatan pasien Covid-19 akan ditanggung oleh pemerintah karena penyebaran virus
tersebut merupakan pandemi. Bahkan, menurut Budi, warga negara asing yang berada di Indonesia pun akan
turut ditanggung biaya perawatannya jika terjangkit virus corona. Meskipun begitu, BPJS Kesehatan turut
terlibat dalam penanganan pandemi Covid-19 dengan melakukan verifikasi klaim rumah sakit yang
memberikan pelayanan bagi pasien terjangkit virus corona.
Namun, sesuai regulasi, BPJS Kesehatan dilarang menjamin pelayanan kesehatan akibat wabah.
Karena biaya ini ditanggung oleh pemerintah secara langsung. Maka itu, aturan harus diubah. Jokowi
menginginkan adanya alokasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) kepada BPJS Kesehatan untuk ikut membantu menangani wabah
corona.
Seperti yang diketahui virus covid-19 varian baru muncul yang mengakibat kan meningkatnya jumlah
pasien covid 19 dirumah sakit. Oleh karena itu lah sangat di buuhkan dana yang cukup besar untuk
menangani pandemi ini. Sumber pembiayaan klaim pasien Covid-19 ini berasal dari DIPA Badan Nasional
Penanggulangan Bencana dan  atau sumber lainnya yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Masa kadaluarsa klaim adalah 3 bulan setelah status pandemi/wabah dicabut oleh Pemerintah.
Budi juga menekankan bahwa penugasan ini tidak mengganggu operasional Program JKN-KIS.
Adapun, kriteria pasien yang dapat diklaim biaya perawatannya adalah Pasien yang sudah
terkonfirmasi positif Covid-19, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan  Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang
berusia di atas 60 tahun dengan atau tanpa penyakit penyerta serta ODP usia kurang dari 60 tahun dengan
penyakit penyerta, baik itu WNI ataupun WNA yang dirawat pada rumah sakit di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Selain jaminan kesehatan untuk masyarakat yang terkena covid-19, pemerintah juga membantu mayarakat
yang terdampak ekonomi akibat pandemi yang melanda.Pemerintah bahkan memberi langsung bantuan
tersebut.

Pemerintah memastikan kondisi keuangan Indonesia terkendali meski menghadapi lonjakan Covid-19 dan
penerapan PPKM Darurat. Dukungan APBN untuk PPKM Darurat dan penanganan kesehatan sendiri
dilakukan melalui realokasi APBN dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Susiwijono Moegiarso, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan, pemerintah


mendorong percepatan penyerapan PEN serta dan beberapa bantuan sosial (bansos) kembali dimunculkan.
Hal tersebut berkaca dari penerapan PPKM Darurat guna menekan angka penularan virus corona.

Akan tetapi banyak oknum yang menyalah gunakan dana bansos tersebut seperti halnya menteri sosial yang
seharusnya mengatur dana bansos tersebut yang justru beliau lah yang melalukan tindakan korupsi dana
bansos atau menyalah gunakan dana bansos.

Menurut Ketua KPK Firli Bahuri, Menteri Sosial Juliari Batubara diduga menggunakan uang korupsi dana
bansos Covid-19 untuk keperluan pribadi. Dia menduga Juliari menerima suap dari penyaluran bansos tahap
pertama dan kedua. "Pada pelaksanaan paket bansos sembako periode pertama diduga diterima fee Rp12
miliar yang pembagiannya diberikan secara tunai oleh MJS kepada JPB [Juliari] melalui AW dengan nilai
sekitar Rp8,2 miliar," kata dia dalam konferensi pers yang disiarkan virtual.

Uang itu kemudian dikelola seorang bernama EK alias Eko dan SN alias Shelvy selaku orang kepercayaan
Juliari. "Untuk digunakan membayar berbagai keperluan pribadi JPB," ucapnya

Menanggapi kasus tersebut, Pakar Hukum Pidana Universitas Bhayangkara Jakarta Edi Hasibuan pun
meminta para pelaku korupsi bantuan sosial (bansos) agar dijerat dengan hukuman berat. “Melihat perbuatan
para pelaku yang tega mengkorupsi uang negara untuk bansos, kita dukung KPK menuntut para tersangka
dengan ancaman hukuman mati,” tuturnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.

"Korupsi bansos ini sangat jahat karena secara tidak langsung memotong bantuan yang dibutuhkan orang
miskin yang sedang terdampak pandemi Covid-19. Masyarakat merasa sakit hati atas pengkhianatan amanat
berupa korupsi bansos di kala pandemi seperti sekarang ini," kata Zainur saat dihubungi
Kompas.com, Minggu (6/12/2020).

Korupsi di Indonesia sudah banyak terjadi bahkan dalam keadaan sulit. Para oknum yang sudah di
amanahkan untuk menatur dana bansos justru mereka lah yang menyalahgunakannya
Roy mengatakan audit dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga penting untuk memetakan penggunaan
anggaran yang diduga bermasalah. Mengingat besarnya jumlah anggaran yang disebar dari tingkat pusat
hingga daerah, lanjutnya, audit amat diperlukan. "Kita memetik pelajaran dari kasus korupsi bansos, BPK
diharapkan melakukan audit anggaran covid-19 yang sekarang ini sehingga kelihatan di mana saja yang
bermasalah. Ini penting karena situasi covid-19 memberikan dampak luar biasa bagi kita semua tidak hanya
kelompok miskin tapi seluruh masyarakat," ucapnya. Catatan Indonesia Budget Center menunjukkan dana
perlindungan sosial pada program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mencakup sekitar Rp233 triliun.
Sebanyak 55% dikelola Kemensos, sisanya dikelola instansi lain. Untuk kasus di Kemensos, Roy menilai
keterbukaan penggunaan anggaran rendah..

Sehingga dapat disimpulkan,pemerintah seharusnya terbuka mengenai penggunaan angaran unntuk bantuan
sosial.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/post/read/2020/1527/Ini-Peran-BPJS-Kesehatan-Dalam-Penanganan-
Covid-19

https://infeksiemerging.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/begini-teknis-rs-klaim-biaya-perawatan-pasien-
covid-19-187

https://www.cermati.com/artikel/ini-biaya-perawatan-pasien-covid-19-yang-ditanggung-dan-tidak-ditanggung-
pemerintah

https://nasional.tempo.co/read/1496860/jokowi-soroti-angka-kematian-akibat-covid-di-jawa-timu

https://www.youtube.com/watch?v=-dVFTJeZk2I

https://kabar24.bisnis.com/read/20201206/16/1326945/mensos-juliari-batubara-jadi-tersangka-suap-dana-
bansos-masuk-ke-kantong-pribadi?utm_source=Desktop&utm_medium=Artikel&utm_campaign=BacaJuga

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-55204360

Sumber: https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/368159/pencegahan-korupsi-bansos-covid-19-perlu-
menyeluruh
Nama : Catur Fariasi
NIM : P07120121011
Prodi : D-III Keperawatan

Tugas Kewarganegaraan : Membuat artikel dengan memilih salah satu tema yang sudah ditentukan
Tema : Kesehatan

MARI MENGENAL PMS


(PENYAKIT MENULAR SEKSUAL)
Infeksi menular seksual atau penyakit menular seksual adalah infeksi yang menular melalui
hubungan intim. Penyakit ini dapat ditandai dengan ruam atau lepuhan dan rasa nyeri di area kelamin. Ada
banyak jenis penyakit menular seksual, di antaranya chlamydia, gonore, sifilis, trikomoniasis, dan HIV.
Sesuai namanya, penyakit menular seksual menyebar melalui hubungan intim, baik secara vaginal,
anal, maupun oral. Tidak hanya hubungan intim, penularan juga dapat terjadi melalui transfusi darah dan
berbagi jarum suntik dengan penderita. Infeksi juga dapat ditularkan dari ibu hamil ke janin, baik selama
kehamilan atau saat persalinan.
Jenis-jenis Penyakit Menular Seksual
Penyakit Menular Seksual yang paling umum adalah sebagai berikut:
1. Herpes Kelamin – Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes simplex, terutama jenis HSV-2. Tanda-
tandanya yang paling jelas adalah lecet, bisul, atau luka di daerah kelamin, namun penyakit ini dapat
menjangkiti seseorang tanpa menunjukkan gejala-gejala. Ini juga dapat ditularkan pada kontak kulit
dengan kulit, bahkan jika seseorang yang terjangkit tidak menunjukkan peradangan atau lecet.
2. Human papillomavirus (HPV) atau kutil kelamin – Kutil yang berkembang di bagian kelamin
disebabkan oleh HPV; salah satu penyakit yang mudah ditularkan dan salah satu jenis penyakit
menular seksual yang paling serius. Jika tidak diobati, beberapa bentuk HPV dapat menyebabkan
kanker rahim, vulva, vagina, atau penis.
3. Hepatitis B - Penyakit serius yang disebabkan oleh virus yang ditularkan saat berhubungan seksual.
Virus Hepatitis B menyebar melalui mani atau cairan vagina, yang mirip dengan penularan HIV atau
AIDs. Namun, Hepatitis B lebih mudah menular, namun yang terinfeksi dapat sembuh sepenuhnya,
tidak seperti kebanyakan penderita HIV. Jika dibiarkan, hepatitis dapat menyebabkan infeksi hati dan
sirosis hati, atau pengerasan hati.
4. Klamidia – Sebuah penyakit menular seksual yang paling umum, klamidia mudah menyebar karena
penyakit ini tidak memiliki gejala yang dapat terlihat. Biasanya, hanya dapat diketahui, jika pasien
pergi ke ginekolog untuk pemeriksaan rutin dengan uji klamidia. Pada kasus yang gejalanya
nampak, biasanya muncul keluarnya cairan putih atau kekuningan dari ujung penis, sering buang air
kecil, sensasi terbakar, testis yang lembek, dan cairan vagina dengan bau tidak sedap.
5. Sifilis – Penyakit menular seksual yang mudah menjangkit dan disebabkan oleh bakteri Treponema
pallidum. Walaupun umumnya menyebar lewat aktivitas seksual, namun penyebaran melalui seks
anal dan oral, lebih umum, karena menular ke orang lain saat ciuman secara terus menerus dan
kontak dengan luka, sehingga virusnya menyebar.
6. Gonorea – Penyakit yang menyebar lewat cairan tubuh dari seseorang yang terinfeksi, seperti HIV.
Disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhea, yang tumbuh subur dan berkembang biak di selaput
lendir tubuh dan bagian tubuh yang hangat serta lembab, seperti leher rahim, rahim, dan uretra.
Kondisi ini rumit, tanpa menunjukkan gejala sama sekali, tetapi terkait dengan gejala seperti
konjungtivitis, vulvitis atau pembengkakan vulva, dan pembengkakan kelenjar di tenggorokan karena
oral seks.
7. HIV/AIDS – Penyakit menular seksual yang dianggap paling mematikan. Diketahui sebagai virus
yang merusak sistem kekebalan tubuh, yang biasanya dikenal sebagai AIDS. Karakteristiknya
adalah melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tidak mampu melindungi diri dari penyakit
atau infeksi.

Gejala Penyakit Menular Seksual


Gejala yang dapat muncul akibat penyakit menular seksual akan berbeda-beda tergantung jenis penyakitnya,
namun umumnya berupa:

 Muncul benjolan, luka, atau lepuhan di sekitar penis, vagina, anus, atau mulut.
 Vagina atau penis terasa gatal dan terbakar.
 Nyeri ketika buang air kecil atau berhubungan intim.
 Keluar cairan dari penis (kencing nanah) atau vagina (keputihan).
 Nyeri perut bagian bawah.
 Demam dan menggigil.
 Muncul pembengkakan kelenjar getah bening atau benjolan di selangkangan.
 Muncul ruam kulit di badan, tangan, atau kaki.
 Kulit penis kering, ruam, dan kemerahan.

Selain beberapa gejala di atas, wanita juga bisa merasakan gejala lain, yaitu perdarahan di luar masa
menstruasi dan muncul bau tidak sedap dari vagina. Ini juga merupakan salah satu tanda gejala penyakit
kelamin wanita. Sementara pada pria, gejala lain penyakit menular seksual yang dapat dialami adalah nyeri,
sperma berdarah, atau pembengkakan pada testis.
Pengobatan Penyakit Menular Seksual
Pengobatan terhadap penyakit menular seksual disesuaikan dengan penyebab infeksi, melalui pemberian
obat-obatan berikut ini:
1. Antibiotik

Antibiotik digunakan untuk mengobati berbagai penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
infeksi bakteri, seperti gonore, chlamydia, dan sifilis. Antibiotik harus tetap dikonsumsi, walaupun
gejala yang dirasakan telah membaik. Hal ini dilakukan untuk mencegah infeksi kembali terjadi.
Dokter juga akan menganjurkan pasien untuk tidak berhubungan intim hingga masa pengobatan
berakhir dan gejala menghilang. Jenis antibiotik yang diberikan antara lain penisilin , doxycycline,
amoxicillin, dan erythromycin. Selain membunuh bakteri, antibiotik seperti metronidazole dapat
membunuh parasit pada penyakit trikomoniasis. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet yang diminum
maupun sediaan yang dimasukkan ke dalam vagina.

2. Antivirus

Pengobatan dengan obat antivirus hanya bertujuan untuk meredakan gejala dan mengurangi risiko
penyebaran. Jenis obat antivirus yang digunakan untuk menangani herpes genital adalah acyclovir,
famciclovir, dan valacyclovir. Sementara untuk hepatitis, obat yang diberikan meliputi entecavir,
interferon, dan lamivudine.
3. Antijamur

Untuk penyakit menular seksual yang disebabkan oleh jamur, seperti candidiasis, dokter akan
memberikan krim antijamur yang dioleskan ke vagina, seperti nystatin dan clotrimazole. Obat
antijamur dalam bentuk tablet juga dapat diresepkan oleh dokter, seperti fluconazole dan
miconazole.
Tujuan dari pengobatan Penyakit Menular Seksual adalah:
1. Penyembuhkan penyakit
2. Mengurangi atau menghilangkan gejala-gejala
3. Mencegah penyebaran penyakit
4. Menjaga kesehatan pasien

Komplikasi Penyakit Menular Seksual


Karena pada tahap awal terkena penyakit menular seksual tidak mengalami gejala dapat menyebabkan
komplikasi :
 Nyeri panggul
 Komplikasi kehamilan
 Peradangan mata
 Radang sendi
 Penyakit radang panggul
 Infertilitas
 Penyakit jantung
 Kanker serviks
 Kanker dubur

Sumber:
https://vivahealth.co.id/article/detail/13441/penyakit-menular-seksual
https://www.alodokter.com/penyakit-menular-seksual-pms
Nama : DECHA SETYAWAN PUTRA
NIM : P07121021026
Prodi : D3 KEPERAWATAN

SEJARAH MUNCULNYA COVID 19


Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di
kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar
ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.Di Indonesia sendiri,
pemerintah menerapkan kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk menekan
penyebaran virus ini.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini
hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi
pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).
Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari saluran pernapasan, misalnya ketika berada di ruang
tertutup yang ramai dengan sirkulasi udara yang kurang baik atau kontak langsung dengan droplet.

Virus Corona yang menyebabkan COVID-19 bisa menyerang siapa saja. Menurut data yang dirilis Gugus Tugas
Percepatan Penanganan COVID-19 Republik Indonesia, jumlah kasus terkonfirmasi positif hingga 06 Agustus
2021 adalah 3.568.331 orang dengan jumlah kematian 102.375 orang. Tingkat kematian (case fatality rate)
akibat COVID-19 adalah sekitar 2,9%.Jika dilihat dari persentase angka kematian yang di bagi menurut
golongan usia, maka kelompok usia >60 tahun memiliki persentase angka kematian yang lebih tinggi
dibandingkan golongan usia lainnya.Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, 53,1% penderita yang meninggal
akibat COVID-19 adalah laki-laki dan 46,9% sisanya adalah perempuan.

Gejala Virus Corona (COVID-19)

Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:

 Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)


 Batuk kering
 Sesak napas
 Hilangnya kemampuan mengecap rasa
 Hilangnya kemampuan untuk mencium bau (anosmia)

Segera lakukan isolasi mandiri bila Anda mengalami gejala infeksi virus Corona (COVID-19) seperti yang telah
disebutkan di atas, terutama jika dalam 2 minggu terakhir Anda berada di daerah yang memiliki kasus COVID-
19 atau kontak dengan penderita COVID-19. Setelah itu, hubungi hotline  COVID-19 di 119 Ext. 9 untuk
mendapatkan pengarahan lebih lanjut.Bila Anda mungkin terpapar virus Corona tapi tidak mengalami gejala apa
pun, Anda tidak perlu memeriksakan diri ke rumah sakit, cukup tinggal di rumah selama 14 hari dan membatasi
kontak dengan orang lain. Bila muncul gejala, baru lakukan isolasi mandiri dan tanyakan kepada dokter melalui
telepon atau aplikasi mengenai tindakan apa yang perlu Anda lakukan dan obat apa yang perlu Anda konsumsi.

Penyebab Virus Corona (COVID-19)

Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem
pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai
sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti
pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome  (SARS).

Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:

 Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita COVID-19 batuk atau
bersin
 Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda yang
terkena cipratan ludah penderita COVID-19
 Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19

Diagnosis Virus Corona (COVID-19)

Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:

 Rapid test, untuk mendeteksi antibodi (IgM dan IgG) yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus
Corona
 Rapid test antigen, untuk mendeteksi antigen yaitu protein yang ada di bagian terluar virus
 Swab test atau tes PCR (polymerase chain reaction), untuk mendeteksi virus Corona di dalam dahak
 CT scan atau Rontgen dada, untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru
 Tes darah lengkap, untuk memeriksa kadar sel darah putih, D-dimer dan  C-reactive protein

Pencegahan Virus Corona (COVID-19)

cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi
virus ini, yaitu:

 Terapkan physical  distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, dan jangan dulu ke
luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
 Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat pergi berbelanja
bahan makanan dan mengikuti ibadah di hari raya, misalnya Idul Adha.
 Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal
60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.
 Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
 Meningkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi,
berolahraga secara rutin, beristirahat yang cukup, dan mencegah stres.
 Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi virus Corona, atau
orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat sampah.
 Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk kebersihan rumah.
Nama : Dina Ayomi Rahmadani
Prodi : D3 Keperawatan
Jurusan : Keperawatan

PENUGASAN INDIVIU MATA KULIAH KEWARGANEGARAN


SEMESTER 1

KEWAJIBAN MELAKUKAN VAKSINASI DAN HAK MENERIMA VAKSIN BAGI SELURUH WARGA NEGARA
INDONESIA
Hingga saat ini, Indonesia masih dalam keadaan berperang melawan adanya Covid-19 yang belum juga
berakhir. Guna membentuk sistem kekebalan tubuh, pemerintah Indonesia masih mengupayakan agar seluruh
warga negara bisa menerima vaksin sesuai dengan catatan kesehatan yang dimiliki. Selain itu, kebijakan
vaksinasi pun memiliki tujuan untuk menekan kasus infeksi yang dapat mengakibatkan kematian. Vaksin sendiri
merupakan virus, bakteri, atau racun yang sengaja telah dilemahkan.
Sebenarnya, Covid-19 tidak berbahaya bagi tubuh manusia yang memiliki sitem kekebalan kuat dan tidak
memiliki penyakit bawaan terutama jantung, paru-paru, dan diabetes. Pada tubuh manusia dengan sistem imun
yang kuat, virus corona yang menginfeksi tubuh akan kalah, sehingga gejalanya pun akan mereda dan tubuh
akan sembuh dengan sendirinya.
Vaksinasi memang tidak menjamin tubuh manusia menjadi terhindar dari infeksi virus atau penyakit. Namun,
dengan adanya vaksin membuat penyakit tersebut tidak menyebabkan komplikasi yang semakin parah dalam
tubuh. Menggunakan paduan dari WHO dan mempertimbangkan jenis vaksin yang tersedia, rata-rata setiap
orang membutuhkan dua dosis atau dua kali penyuntikkan. Hal ini dikarenakan pada saat vaksinasi dosis
pertama, tujuannya untuk memicu respon kekebalan awal, sedangkan dosis kedua (booster) untuk menguatkan
respons imun yang telah terbentuk sebelumnya. Antibodi akan optimal setelah 14-28 hari dari suntikan kedua
yang dilakukan. Sebagai contoh sari vaksinasi yang dialkukan di Indonesia yang salah satunya varian sinovac.
Dosis dan cara pemberian vaksinasi pasalnya harus sesuai denagn yang direkomendasikan untuk setiap jenis
vaksin Covid-19. Berdasarkan juknis, vaksin sinovac diberikan dua kali dalam rentan jarak waktu penyuntikkan
14 hari dan dosis sekali suntik sebesar 0,5ml.
Kebijakan Pemerintah Indonesia Mewajibkan Warga Negara untuk Melakukan Vaksinasi Covid-19
Kewajiban warga negara dalam melakukan vaksin Covid-19 telah ditegaskan oleh Ketua Penanganan Covid-19
dan Pemulihan Ekonomi Nasional(KPC-PEN), Airlangga Hartarto, dengan mengatakan bahwa vaksinasi
merupakan kewajiban bagi seluruh warga Indonesia karena jika masyarakat tidak mau divaksin akan
membahayakan masyarakat yang lain.
Kewajiban mengenai vaksinasi juga telah ditetapkan dalam dalam sejumlah peratiran perundang-undangan,
salah satunya yakni UU Nomor 4 Tahun 1948 tentang Penyakit Menular. Pada pasal kelima, mengatur bahwa
pencegahan dan pengebalan atau imunisasi merupakan tidnakan yang dilakukan untuk memberikan
perlindungan kepada orang yang belum sakit, tetapi meiliki resiko terkena penyakit.
Mangingat pentingnya keberadaan vaksin Covid-19, negara di dunia termasuk Indonesia menjadikan pemberian
vaksin menjadi kewajiban dan prioritas utama dengan memperhatikan syarat-syarat yang telah ditentukan bagi
seluruh warga negaranya yakni setidaknya 70% dari populasi masyarakat Indonesia atau sekitar 182 juta jiwa.
Pemerintah akan terus mengikuti perkembangan vaksinasi yang telah dilakukan oleh berbagai negara sebagai
bahan masukan untuk program vaksinasi nasional.
Upaya penanggulanangan pandemi Covid-19 tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, namun perlu
sinergitas dan kontribusi dari semua elemen bangsa. Banyak masyarakat yang terpaksa tinggal dirumah dan
hampir semua aktivitas dilakukan dalam ruangan, sementara itu penyebaran virus corona di Indonesia belum
memberikan tanda-tanda akan berakhir. WHO pun berpendapat bahwa virus ini tidak akan hilang atau akan
tetap hidup berdampingan dengan manusia.
Dengan kebutuhan vaksin yang besar dan keterbatasan ketersediaan mengingat banyaknya kebutuhan
vaksinasi diseluruh dunia, pemerintah Indonesia menempuh kebijakan dengan mengembangkan vaksin merah
putih, melakukan pembelian vaksin dari luar negeri, dan melakukan kerja sama dengan lembaga internasional.
Semua ini dilakukan dalam upaya untuk memeberikan layanan kesehatan yang maksimal bagi warga negara
Indonesia sebagai salah satu cara menekan angka kasus konfirmasi Covid-19 yang semakin parah.

Hak Warga negara dalam Menerima Pelayanan Vaksinasi dengan Baik


Sudah bukan menjadi rahasia lagi jika sekarang ini bangsa Indonesia sedang berada dalam keadaan
kedaruratan bencana. Dalam waktu kurang dari 2 menit terdapat pasien meninggal akibat infeksi Covid-19.
Sektor-sektor swasta yang sejak dulu menghidupi diri sendiri kini sedang berada dalam kondisi yang diambang
kebangkrutan.
Berpedoman pada ilmu pengetahuan, maka vaksin merupakan instrumen vital dan utama dalam melindungi
warga negara. Presiden Joko Widodo telah mengatakan bahwa pemerintah akan berupaya menyediakan
vaksinasi gratis sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan atau Permenkes No. 10 Tahun 2021.
Presiden juga mencanangkan gerakan vaksinasi gratis sebanyak 2 juta perhari yang merupakan sebuah angan
kebijakan yang sangat baik. Hal ini berdasarkan data bahwa mengingat vaksinasi di Indonesia masih jauh dari
target pembentukan herd imunity yang ditentukan.
Banyak pasal dalam UUD 1945 yang menyatakan bahwa warga negara berhak mendapat fasilitas vaksinasi
dalam upaya pelayanan kesehatan yang baik salah satunya pasal 28H ayat (1). Pasal tersebut menyatakan
bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Hal tersebut menjelaskan bahwa
kesehatan adalah hak warga negara. Pemerintah sebagai penyelenggara negara berkewajiban untuk memenuhi
layanan kesehatan demi tercapainya derajat tertinggi kesehatan.
Pemerintah memastikan akan memastikan bahwa vaksin di Indonesia tidak dipungut biaya sedikitpun meskipun
bukan pengguna asuransi kesehatan aktif. Pemerintah juga menyatakan bahwa ada berbagai macam jenis
vaksin Covid-19 dengan beberapa perbedaanya.
Perusahaan Metode Efektivitas Penyimpanan Biaya Status produksi /
pemesanan
Sinovac Pelemahan Belum Suhu lemari Rp200.000,00 600 juta tahun 2020,
virus ditentukan es (2-8°C) sebnayak 1,2 juta tiba
di Indonesia
Sinopharm Pelemahan Belum Suhu lemari Rp850.000,00 200 juta pertahun
virus ditentukan es (2-8°C)
Bio Farma – Pelemahan 92% Suhu lemari Belum 16 juta diproduksi
Sinovac virus es (2-8°C) ditentukan perbulan hingga 2021
Bio Farma – Protein Belum Belum Belum Masih dalam uji coba,
Eijkman rekombinan ditentukan ditentukan ditentukan produksi akhir 2021
Oxford Viral vektor 62-90% Suhu lemari Rp60.000,00 400 juta pada akhir
University – (virus es (2-8°C) tahun 2020 dan 700
Astrazeneca termodifikasi juta pada Q1 2021
secatra
genetik)
Moderna RNA (materi 95% -20°C sampai Rp470.000.,00 125 juta awal 2021
genetik 6 bulan
berupa asam
ribonukleat)
Pfizer - RNA 95% -70°C Rp280.000,00 50 juta akhir 2020 dan
BioNTech 1,3miliar akhir 2021
Nama : Dini Ayomi Rahmadani
NIM : P07120121015
Prodi : D-III Keperawatan

KEMBALINYA UUD 1945 SEBAGAI KONSTITUSI NEGARA INDONESIA


Negara dan konstitusi merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Bahkan, tidak ada
satupun negera di dunia ini yang tidak memiliki konstitusi. Konstitusi adalah peraturan atau hukum dasar
tertinggi yang dijadikan pegangan dalam pelaksanaan pemerintahan suatu negara. Merujuk situs Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), terdapat dua jenis konstitusi, tertulis dan tak tertulis. Konstitusi tertulis di
Indonesia adalah Undang-Undang Dasar (UUD).
Secara garis besar, konstitusi memuat tiga hal, yaitu pengakuan HAM, struktur ketatanegaraan yang
mendasar, dan pemisahan atau pembatasan kekuasaan. Selain itu dalam konstitusi juga harus terdapat pasal
mengenai perubahan konstitusi. Sebelum kembali menggunakan UUD 1945 sebagai konstitusi negara,
Indonesia telah beberapa kali melakukan perubahan dalam hal konstitusi. Adapun periode perubahan UUD
1945 sebagai berikut :
1. UUD 1945 (18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949)
Saat Kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, republik baru ini
belum mempunyai undang-undang dasar. Berselang sehari, Undang-Undang Dasar 1945 resmi
menjadi konstitusi Indonesia, tepatnya pada 18 Agustus 1945. Isi dari UUD 1945 ini mengandung
nilai luhur bangsa. Pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945 berisi tujuan pembangunan
nasional, hubungan Indonesia dengan luar negeri, pernyataan kemerdekaan, dan ideologi
Pancasila. Kemudian isi atau batang tubuhnya berisi bentuk negara, lembaga negara, hingga
jaminan hak dan kewajiban warga negara dalam UUD 1945.

2. UUD RIS / Republik Indonesia Serikat (27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950)
Perjalanan Republik Indonesia ternyata tidak luput dari rongrongan pihak Belanda yang
menginginkan untuk kembali berkuasa di Indonesia. Akibatnya Belanda mencoba untuk
mendirikan negara-negara seperti negara Sumatera Timur, negara Indonesia Timur, negara Jawa
Timur, dan sebagainya. Sejalan dengan usaha Belanda tersebut maka terjadilah agresi Belanda 1
pada tahun 1947 dan agresi 2 pada tahun 1948. Ini mengakibatkan diadakannya Konferensi Meja
Bundar (KMB) di Belanda yang melahirkan negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Sehingga
UUD yang seharusnya berlaku untuk seluruh negara Indonesia itu, hanya berlaku untuk negara
Republik Indonesia Serikat saja. Namun konstitusi ini tak berlangsung lama. Pada tanggal 17
Agustus 1950, Indonesia kembali menjadi negara kesatuan.

3. UUD Sementara / UUDS (17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959)


Periode federal dari Undang-undang Dasar Republik Indonesia Serikat 1949 merupakan
perubahan sementara, karena sesungguhnya bangsa Indonesia sejak 17 Agustus 1945
menghendaki sifat kesatuan. Oleh karena itu, Republik Indonesia Serikat tidak bertahan lama
karena terjadi penggabungan dengan Republik Indonesia. Hal ini mengakibatkan wibawa dari
pemerintah Republik Indonesia Serikat menjadi berkurang. Kemudian tercapailah kata sepakat
untuk mendirikan kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bagi negara kesatuan
yang akan didirikan jelas perlu ada undang-undang dasar baru. Untuk itu, dibentuklah panitia
penyusun rancangan undang-undang dasar yang disahkan pada 12 Agustus 1950 oleh badan
pekerja komite nasional pusat dan oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan senat Republik Indonesia
Serikat pada tanggal 14 Agustus 1950. Berlakulah undang-undang dasar baru itu pada 17 Agustus
1950. Namun karena kondisi semakin tidak menentu, UUDS hanya berlaku sampai 5 Juli 1959.

4. UUD 1945 Hasil Amandemen (5 Juli 1959 - sekarang)


Undang-Undang Dasar 1945 kembali berlaku sesuai dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959, yang
dikeluarkan oleh Presiden Soekarno. Perubahan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara
Orde Lama pada masa 1959-1965 menjadi Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde
Baru. Perubahan itu dilakukan karena Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Lama
dianggap kurang mencerminkan pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan
konsekuen. Konstitusi tertulis dan berlaku di Indonesia hasil amandemen ini pula dibuat dengan
lebih terperinci. Pada 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali amandemen atau perubahan
secara resmi, yang mengubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan Republik
Indonesia.

Undang-undang Dasar 1945 atau UUD 45, merupakan hukum dasar tertulis oleh konstitusi
pemerintahan Indonesia. UUD 45 disahkan sebagai Undang-undang Dasar pada 18 Agustus 1945. Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia dibuat pada 1 Juni sampai 18 Agustus 1945, dan disahkan oleh PPKI
(Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Pada 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali amandemen atau
perubahan secara resmi, yang mengubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan Republik
Indonesia.
Perlunya materi muatan diatur dalam konstitusi dikarenakan materi muatan tersebut sangat
fundamental, yang mengatur hal-hal dasar misalnya, pengaturan bentuk Negara, memperjelas bagaimana
bekerjanya Negara, tata hukum dan pengaturan kekuasaan Neg
Setelah dilakukan 4 kali perubahan, UUD 1945 memiliki 16 bab, 37 pasal, 194 ayat, 3 pasal Aturan
Peralihan, dan 2 pasal Aturan Tambahan. Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 1-4 kali
amandemen yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR :
- Sidang Umum MPR 1999, 14-21 Oktober 1999 = Perubahan Pertama UUD 1945
- Sidang Tahunan MPR 2000, 7-18 Agustus 2000 = Perubahan Kedua UUD 1945
- Sidang Tahunan MPR 2001, 1-9 November 2001 = Perubahan Ketiga UUD 1945
- Sidang Tahun MPR 2002, 1-11 Agustus 2002 = Perubahan keempat UUD 1945
Sumber :
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201203163844-31-577658/perkembangan-konstitusi-tertulis-
yang-berlaku-di-indonesia
- https://news.detik.com/berita/d-4851156/undang-undang-dasar-1945-ri-sejarah-hingga-periode-
perubahan
- https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/05/174835169/substansi-konstitusi-negara-kesatuan-
republik-indonesia?page=all#:~:text=Konstitusi%20Indonesia%20adalah%20UUD%20RI,pasal%20yang
%20ada%20di%20dalamnya.
Nama : Effendi Supriadi
NIM : P07120121029
Prodi : D3 Keperawatan
Tugas Kewarganegaraan (Membuat Artikel)

Hak Dan Kewajiban Kita Sebagai Warga Negara Indonesia Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19
Apa itu Covid 19? Mungkin kata Covid-19 sudah tidak asing ditelinga kita sekarang ini. coba siapa yang tidak
pernah mendengar covid-19 ini? Pasti semua orang sudah bahkan sering mendengarnya. Covid-19 bemula
muncul dari kota wuhan tepatnya di Tiongkok. Virus ini termasuk penyakit yang mudah menular terutama dalam
jarak dekat, yang dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala ringan seperti flu, hingga
infeksi paru-paru (pneumonia).
Kita sudah pasti tahu bahwa Covid-19 ini sangat berbahaya dan nyata keberadaan nya. Tetapi, ada beberapa
orang yang menghiraukan dan bahkan tidak mempercayai adanya Covid-19 ini. Apakah mereka tidak menyadari
bahwa perlakuan mereka itu sangat berdampak buruk terhadap orang atau keluarga yang terpapar covid-19 dan
tenaga kesehatan? Harusnya kita sadar bahwa perlakuan seperti itu sangat buruk dan terkesan tidak
menghargai orang orang yang terpapar Covid-19 dan tenaga kesehatan, cobalah perluas penglihatan kita. Lihat
bagaimana orang-orang yang terpapar Covid-19 berjuang menghadapinya, lihat bagaimana tenaga medis
berjuang menangani Covid-19 ini, bahkan diantara mereka banyak yang gugur. Kadang-kadang kita tidak sadar
sebarapa besar perjuangan mereka.
Oleh karena itu, kita harus mulai mengubah pola pikir kita agar perbuatan kita ini tidak lagi merugikan terhadap
orang-orang yang berjuang terhadap Covid-19. Tentunya kita adalah manusia yang memiliki pola pikir dan dapat
membedakan mana yang baik dan buruk. Jadi, kita cukup melakukan perbuatan yang dapat kita lakukan dan
tidak merugikan orang-orang yang berjuang menghadapi Covid-19. Dengan berbuat hal-hal yang sederhana,
seperti mematuhi protocol kesehatan, dan memberi dukungan terhadap orang-orang yang terpapar Covid-19
dan tenaga kesehatan yang berjuang menanganinya. Dan semisal ada tetangga kita yang tepapar Covid-19,
kita harus membantu dan memberi dukungan terhadap tetangga kita itu. Jangan malah mencaci dan
mengucilkannya.
Pandemi Covid-19 menyebabkan kerugian dibeberapa sektor. Tidak hanya dalam sektor kesehatan, tapi Covid-
19 juga merugikan beberapa sektor terutama sektor ekonomi. Krisis keuangan menjadi faktor utama dari
dampak pandemi Covid-19. Krisis ini dirasakan oleh semua kalangan, terutama dari kalangan kecil. Jangankan
untuk membeli barang yang tidak diperlukan (berfoya-foya) untuk kebutuhan makan pun atau sehari-hari susah.
Oleh karena itu, kita diharuskan untuk saling tolong-menolong, dan menumbuhkan jiwa rasa kemanusiaan.
Kita sebagai warga negara Indonesia berhak mendapatkan pelayanan kesehatan dan bantuan sosial dengan
kewajiban memelihara kesehatan. Kita berhak menuntut pelayanan kesehatan dan fasilitas kesehatan,
disamping itu kita wajib untuk menerapkan protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi. Seperti sekarang ini
pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), ini merupakan salah satu
langkah pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan mengakhiri pandemi Covid-19 ini. Mungkin dari
satu sisi langkah ini merugikan semua kalangan dan menyebabkan krisis keuangan. Tetapi, coba kita lihat dan
pahami bahwa langkah pemerintah ini merupakan salah satu langkah yang sangat penting. Bagaimana kita
menyikapinya? Sebagai warga negara Indonesia, kita wajib menjalankan langkah yang ditetapkan pemerintah.
Menerapkan protokol kesehatan dan melakukan pembatasan kegiatan (interaksi) terhadap lingkungan disekitar
kita. Cobalah melihat dan memahami dari sisi positifnya.
Jadi, janganlah kita berfikir negatif kepada pemerintah dan meremehkan penyebaran Covid-19. Cobalah
memulai dari hal hal kecil dan sederhana, lakukanlah suatu hal yang kecil karena sesuatu yang besar itu tidak
ada sebelum hal kecil. Mulailah dari diri kita sendiri lalu tularkan kepada orang-orang disekitar kita. Pandemi
Covid-19 tidak akan pernah berakhir kalau masih mementingkan ego kita sendiri. Coba pahami dan lakukanlah
apa yang seharusnya dilakukan, Karena perbuatan kita sangat berpengaruh terhadap lingkungan disekitar kita.
Mari berjuang bersama-sama, Indonesia bebas Covid-19.
NAMA : ELENA DIAH SAPUTRI
PRODI : D3 KEPERAWATAN
NIM : P07120121024

PANDEMI COVID- 19

Pandemi Covid-19 pertama kali muncul ialah dari kota Wuhan, Tiongkok pada akhir Desember 2019. Virus ini
meluas dengan kilat serta menyebar ke daerah lain di Tiongkok serta sebagian besar negeri di dunia ini,
tercantum Indonesia. Keadaan ini pastinya tidak boleh kita remehkan ataupun kita dibiarkan begitu saja,
Sebagian negara telah menetapkan kebijakan untuk menghindari penyebaran virus ini. World Health
Organization( WHO) juga telah menetapkan pandemi COVID- 19 semenjak 11 Maret 2020. Virus Corona
ataupun Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2( SARS- CoV- 2) merupakan kumpulan virus yang
melanda sistem respirasi yang sering kita kenal dengan COVID- 19. Virus ini iadalah tipe baru dari coronavirus
yang meluas ke manusia. Balita, kanak- kanak, remaja, orang berusia, lanjut usia, ataupun siapa saja bisa
terkena virus ini.

Pandemi sendiri ialah suatu epidemi yang sudah menyebar ke seluruh negeri dan biasanya melanda banyak
orang. Sedangkan epidemi sendiri merupakan suatu sebutan yang sudah digunakan untuk mengenali kenaikan
jumlah permasalahan penyakit secara seketika pada sesuatu populasi zona tertentu. Alasannya, sebutan
pandemi tidak digunakan buat menampilkan tingginya tingkatan sesuatu penyakit, melainkan cuma
memperlihatkan tingkatan penyebarannya saja. Dalam permasalahan pandemi COVID- 19 ini menjadi awal
serta diakibatkan oleh virus corona yang sudah terdapat semenjak akhir tahun kemudian. Saat sebelum
pandemi COVID- 19 ini melanda, pada tahun 2009 sempat heboh virus yang bernama flu babi. Penyakit ini
dapat terjalin kala strain influenza baru ataupun H1N1 menyebar ke segala belahan dunia, tercantum Indonesia.

Virus COVID-19 berakibat pada berbagai sektor terutama pada sektor kesehatan dan juga pada sektor
perekoniman yang sangat dirasakan sebagian besar penduduk di Indonesia saat ini . Berikut beberapa akibat
yang disebabkan oleh virus COVID- 19 di Indonesia:

 Banyak yang sakit dan yang meninggal karena COVID-19. Cepatnya Penyebaran virus ini
menyebabkan banyak yang terkena virus COVID-19 dan mengalami gejala-gejala dari ringan sampai
gejala berat bahkan banyak yang meninggal. Orang yang memiliki komorbid lebih berisiko jika terkena
COVID-19. Tenaga medis juga banyak yang berguguran karena terkena virus ini.
 Beberapa benda dan produk tertentu jadi mahal serta sangat jarang buat ditemui. Benda tersebut
seperti masker, handsanitazer, vitamin dan yang sedang marak akhir-akhir ini yaitu produk susu dari
salah satu merk susu beruang yang dipercaya dapat meningkatkan imunitas tubuh. Benda seperti
laptop juga menjadi mahal karena kebijakan belajar online yang mengharuskan siswa memiliki laptop
untuk menunjang pembelajaran saat dirumah. Benda dan produk tersebut menjadi mahal karena
banyak masyarakat yang berlebihan membeli sehingga stok menjadi terbatas. Ada juga masyarakat
yang memborong untuk dijual kembali agar mendapatkan keuntungan.
 Banyak warga masyarakat yang kehilangan pekerjaannya. Pandemi COVID-19 menyebabkan banyak
orang takut untuk keluar rumah jika tidak perlu. Hal itu menyebabkan pedagang makanan banyak yang
sepi dan tak jarang para pegawai di rumah makan banyak yang dipecat karena pemiliknya tidak
mampu membayar pegawai tersebut karena rumah makan yang sepi. Tidak hanya pedagang
makanan, masih banyak lagi masyarakat yang kehilangan pekerjaan karena COVID-19 seperti para
sopir transportasi umum, salah satunya tukang becak. Tukang becak banyak yang hanya mangkal di
pinggir jalan karena tidak ada penumpang, padahal ada keluarga di rumah yang harus diberi nafkah.
 Berkurangnya kunjungan para wisatawan baik wisatawan indonesia ataupun wisatawan luar negri.
Penurunan ini dikarenakan wabah COVID-19 yang terus berlangsung di beberapa wilayah
menyebabkan masyarakat takut mengunjungi tempat-tempat wisata, terlebih lagi pemerintah pusat
telah membuat kebijakan-kebijakan seperti menghalangi penerbangan, pembatasan mobilitas di luar
rumah, dan larangan buat menyelenggarakan riset wisata sampai aktivitas yang mengundang banyak
orang.
 Jemaah baik umroh atau haji dari Indonesia batal berangkat. Hal tersebut dikarenakan negara Arab
Saudi yang telah membuat kebijakan baru yaitu pengetatan kembali akses masuk negara tersebut.
Beberapa negara termasuk indonesia tidak boleh mengunjungi Arab Saudi dalam waktu yang belum
dapat ditentukan dikarenakan banyaknya kasus COVID-19 yang dialami negara-negara tersebut. Hal
itu menyebabkan masalah keuangan semua pihak PPIU (Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh).
 Impor barang dari luar negri jadi terhambat. Impor barang tersebut menjadi terhambat dikarenakan
pengiriman barang akibat penerbangan
 Jemaah baik umroh atau haji dari Indonesia batal berangkat. Hal tersebut dikarenakan negara Arab
Saudi yang telah membuat kebijakan baru yaitu pengetatan kembali akses masuk negara tersebut.
Beberapa negara termasuk indonesia tidak boleh mengunjungi Arab Saudi dalam waktu yang belum
dapat ditentukan dikarenakan banyaknya kasus COVID-19 yang dialami negara-negara tersebut. Hal
itu menyebabkan masalah keuangan semua pihak PPIU (Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh).

Itu tadi bahasan menimpa pandemi COVID- 19 beserta akibatnya yang dapat Kamu tahu. Demi menghindari
penyebaran virus COVID- 19 ini, hendaknya Kamu pula senantiasa melindungi kebersihan, kesehatan serta
jangan kurang ingat buat senantiasa memakai masker bila melaksanakan kegiatan di luar ruangan.

Sumber: https://www.prudential.co.id/id/pulse/article/apa-itu-sebenarnya-pandemi-covid-19-ketahui-juga-
dampaknya-di-indonesia/
Nama : Elvina Ika Ratnawati
NIM : P07120121005
Prodi : DIII Keperawatan
Mata Kuliah : Kewarganegaraan

Delapan Mall di DIY Sudah Diperbolehkan Buka, Pengunjung Sudah Wajib Vaksin

Kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) level 4 masih terus berjalan di
Daerah Istimewa Yogyakarta, namun mall atau pusat perbelanjaan sudah boleh sudah boleh beroperasi.
Pengunjung yang ingin masuk mall wajib sudah menjalani vaksinasi Covid-19 dan mengikuti penapisan dengan
aplikasi Peduli Lindungi.

Kebijakan pembukaan mall di DIY ini diatur dalam Instruksi Mentri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 35
Tahun 2021 tentang PPKM Level 4, Level 3, dan Level 2 Covid-19 di Wilayah Jawa dan Bali. Instruksi ini
menyatakan tentang uji coba implementasi protokol kesehatan yang dilakukan di mall di sejumlah wilayah.

Dalam uji coba ini mall diizinkan beroperasi dengan kapasitas 50 persen dan buka dari pukul 10.00 –
20.00 dengan menaati protokol kesehatan. Selain itu, pengelola mal wajib menggunakan aplikasi Peduli lindungi
untuk melakukan penapisan terhadap semua pengunjung dan pegawai mall.

Sementara itu, rumah makan atau restoran di dalam mall hanya boleh menerima pesanan delivery dan
dikirimkan secara take away. Sesuai dengan aturan mendagri warga dengan usia dibawah 12 tahun dan diatas
70 tahun dilarang memasuki mall. Selain itu, bioskop, tempat hiburan dan taman bermain anak di dalam mall
juga masih tutup.

Kepala Bagian Humas Pemerintah Daerah DIY Ditya Nanaryo Aji menyatakan, sesuai dengan Instruksi
Mendagri, mal di provinsi tersebut diperbolehkan buka untuk melakukan uji coba protokol kesehatan sesuai
ketentuan. Namun, buka atau tidaknya mal di DIY bergantung pada kesepakatan asosiasi mal di provinsi itu.
Ada delapan mall di DIY yang sudah mulai beroperasi, empat diantaranya berada di daerah kabupaten
sleman, yakni Plaza Ambarrukmo, Hartono Mall Yogyakarta, Jogja City Mall, dan Sleman City Hall. Sementara
empat mal lain berada di Kota Yogyakarta, yakni Lippo Plaza Jogja, Galeria Mall, Malioboro Mall, dan
Jogjatronik Mall.

Seluruh mall yang sudah mulai beroperasi diwajibkan melakukan penapisa melalui aplikasi Peduli
Lindungi. Dalam penapisan itu, pengunjung yang akan masuk mal wajib memasang aplikasi Peduli Lindungi
di smartphone atau telepon cerdas, lalu memindai QR code yang telah disiapkan dengan aplikasi tersebut.

Dengan adanya penapisan tersebut kita menjadi tahu apakah pengunjung yang akan memasuki mall
sudah menjalani vaksinasi covid 19 atau belum. Dengan kode QR yang dipasang di seluruh pintu mall akan
memudahkan pengunjung untuk melakukan pemidaian QR code tersebut melalui aplikasi Peduli Lindungi.
Setelah pengunjung memindai QR code yang sudah disiapkan, kemudian akan muncul kode warna
tertentu di aplikasi Peduli Lindungi milik pengunjung. Jika warna hijau muncul, berarti pengunjung tersebut telah
menjalani vaksinasi Covid-19 minimal satu kali sehingga mereka diizinkan masuk ke dalam mall.

Sedangkan apabila muncul kode berwarna merah maka artinya pengunjung sama sekali belum pernah
menjalani vaksinasi covid 19. Dan apabila muncul kode berwarna kuning maka ada data yang harus diverifikasi
ulang oleh pengunjung tersebut.

Proses penapisan ini sudah dilakukan di Malioboro Mall, Kota Yogyakarta. Di depan pintu mall sudah
diberi papan yang terdapat QR code yang wajib di scan oleh pengunjung yang akan memasuki mall tesebut. Di
depan pintu mall juga sudah ada petugas yang bejaga untuk membantu pengunjung yang kesulitan memasang
aplikasi Peduli Lindungi.

Sumber : https://www.kompas.id/baca/nusantara/2021/08/24/8-mal-di-diy-boleh-buka-pengunjung-harus-sudah-
vaksin/
Nama : Faega Rachmanda Sukma
NIM : P07120121007
Jurusan : Keperawatan
Prodi : D3 Keperawatan
Matkul : Kewarganegaraan

PERKEMBANGAN DAN JAMINAN VAKSIN COVID-19 BAGI MAYARAKAT INDONESIA

PERKEMBANGAN VAKSIN COVID-19 DI INDONESIA


Apa itu vaksin?. Vaksin merupakan suatu antigen atau benda asing yang dimasukkan ke dalam tubuh
untuk menghasilkan reaksi kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu.
Vaksin biasanya berisi mikroorganisme, misalnya virus atau bakteri, yang sudah mati atau masih hidup
tetapi dilemahkan. Vaksin juga bisa berisi bagian dari mikroorganisme yang bisa merangsang sistem kekebalan
tubuh untuk mengenali mikroorganisme tersebut.
Vaksin COVID-19 yang tengah dikembangkan ada bermacam-macam. Ada vaksin yang memanfaatkan
virus Corona yang telah dimatikan atau dilemahkan, ada juga vaksin yang memanfaatkan teknologi rekayasa
genetika. Pemerintah telah menyuntikkan 50,6 juta dosis vaksin virus corona Covid-19 hingga Jumat, 9 Juli
2021. Dari jumlah tersebut, 35,8 juta orang telah menerima vaksin dosis pertama. Sedangkan, 14,9 juta orang
sudah mendapat vaksin dosis kedua. Hingga saat ini pemerintah terus berupaya meningkatkan cakupan
vaksinasi pada masyarakat. Presiden Joko Widodo menargetkan jumlah orang divaksin bisa mencapai 2 juta
orang per hari pada Agustus 2021. Setelahnya, angkanya ditargetkan meningkat lagi hingga 5 juta orang per
hari. Ada beberapa macam vaksin yang diedarkan dan digunakan di Indonesia diantaranya yaitu :
1. Vaksin Covid-19 Sinovac
Vaksin Covid-19 dari perusahaan China ini merupakan yang paling pertama tersedia di Indonesia.
Vaksin Covid-19 Sinovac dikembangkan dari inactivated virus dan diberikan melalui intramuskular.
Setiap orang mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19 , masing-masing 0,5 ml dan tiap dosis diberikan
dengan interval 28 hari. Vaksin Covid-19 Sinovac diberikan dalam berbagai program vaksinasi pertama
yang digulirkan Pemerintah. Vaksin Covid-19 Sinovac ini juga dinyatakan aman untuk anak-anak
khususnya usia 12 sampai 18 tahun.
2. Vaksin Covid-19 AstraZeneca
Vaksin Covid-19 AstraZeneca ini memiliki platform berupa viral vector (non replicating), dan diberikan
dalam dua dosis. Vaksin Covid-19 AstraZeneca diberikan dalam interval yang paling jauh dibandingkan
vaksin lainnya di Indonesia, hingga 12 minggu.
Vaksin Covid-19 Astrazeneca telah mendapatkan EUA dari Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) pada 22 Februari 2021 dengan nomor EUA2158100143A1. Selain itu, vaksin Covid-19
AstraZeneca ini juga diklaim ampuh melawan virus Corona varian Delta dan Kappa.
3. Vaksin Covid-19 Sinopram
Vaksin Covid-19 Sinopharm juga telah mendapatkan izin penggunaan darurat untuk dipakai di
Indonesia. Vaksin Covid-19 Sinopharm ini produksi perusahaan farmasi Tiongkok dengan karakter
yang mirip dengan Sinovac termasuk dalam hal platform maupun jumlah dosisnya. Vaksin Covid-19
Sinopharm, dapat digunakan pada populasi usia 18 tahun ke atas. Vaksin Covid-19 Sinopharm sempat
diusulkan menjadi vaksin gotong royong alias bisa didapatkan dengan berbayar lewat jaringan Kimia
Farma. Hanya saja, hal ini sementera dibatalkan oleh Pemerintah sampai pemberitahuan berikutnya.
4. Vaksin Covid-19 Moderna
Vaksin Covid-19 Moderna adalah vaksin berbasis messenger RNA (mRNA) yang pertama kali dipakai
di Indonesia. Vaksin Covid-19 Moderna ini tidak menggunakan virus yang dilemahkan, melainkan
memanfaatkan komponen materi genetik yang direkayasa. Vaksin Covid-19 Moderna diproduksi oleh
Moderna Incorporation AS, diklaim ampuh melawan varian Delta, Kappa dan Gamma. Selain itu,
vaksin Covid-19 Moderna ini dinilai aman untuk orang dengan komorbid alias penyekit penyerta.
5. Vaksin Covid-19 Pzifer
Vaksin Covid-19 Pfizer adalah vaksin berbasis RNA (RNA) dan paling banyak dipakai di AS serta
Eropa. Efektivitas vaksin Covid-19 Pfizer dinilai sangat tinggi sehingga sempat amat diminati oleh
berbagai negara di dunia. Indonesia baru saja meneken penyediaan 50 juta dosis vaksin Covid-19
(BNT 162b2) untuk sepanjang tahun 2021. Hal ini dianggap dapat membantu pelaksanaan program
vaksinasi untuk seluruh masyarakat.
6. Vaksin Covid-19 Novavax
Vaksin Covid-19 Novavax adalah vaksin berbasis protein sub-unit buatan perusahaan kesehatan di AS.
Vaksin Covid-19 Novavax ini mengandung antigen protein yang dimurnikan dan tidak dapat bereplikasi,
serta tidak bisa menyebabkan infeksi Covid-19. Vaksin Covid-19 Novavax ini diberikan dalam dua
dosis, masing-masing sebanyak 0,5 ml. Kini, Novavax masuk dalam jenis yang diberikan melalui
program vaksinasi gratis dari Pemerintah.

JAMINAN VAKSIN COVID-19 BAGI MASYARAKAT DI INDONESIA


Program vaksinasi Covid-19 di Indonesia saat ini telah memasuki fase tahap. Setelah vaksin
disuntikkan kepada tenaga kesehatan. Kendati target sasarannya semakin luas, namun masih ada pertanyaan
yang muncul di tengah masyarakat mengenai vaksinasi itu sendiri. Termasuk tentang apa saja reaksi yang
mungkin muncul setelah divaksin? Apakah ada efek samping? Jaminan kesehatan apa yang didapat setelah
vaksin? Jaminan pemerintah apa saja yang didapat setelah vaksin?
Efek dan reaksi yang muncul setelah vaksin diantaranya rasa pegal di sekitar area suntik, demam
ringan, rasa lelah, sakit kepala, pegal pada otot atau sendi, menggigil, dan diare. Dikutip dari republika.co.id
Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas KIPI), Hindra Irawan Satari, menjelaskan
bahwa bentuk reaksi tubuh atau gejala yang muncul pasca-divaksin dikelompokkan menjadi tiga, yakni reaksi
lokal, reaksi sistemik (umum), dan reaksi berat.
"Reaksi lokal, tentunya terjadi di titik suntikan," ujar Hindra dalam dialog bersama Juru Bicara
Pemerintah untuk Vaksinasi Reisa Broto Asmoro, Jumat (19/2).
Reaksi lokal yang dirasakan di sekitar titik suntikan ini, ujar Hindra, seperti bengkak dan kemerahan
pada bekas suntikan, gatal, pegal di sekitar suntikan, atau nyeri. Kemudian reaksi sistemik atau umum, terjadi
secara menyeluruh di bagian tubuh lain atau seluruh tubuh, seperti demam, nyeri otot seluruh tubuh, nyeri
sendi, badan lemah, atau pusing.
Reaksi umum lainnya, ujar Hindra, termasuk rasa mengantuk dan nafsu makan yang berkurang.
Terakhir, reaksi berat adalah reaksi alergi yang wujudnya bisa bervariasi pada setiap individu.
"Namun Alhamdulillah semuanya bisa ditangani. Ada yang tanpa pengobatan, dengan pengobatan,
ada yang ringan. Tapi tidak ada yang sampai memerlukan tindakan serius. Ini kami pantau laporan masuk dari
hari ke hari, kami kaji setiap hari," ujar Hindra.
Kejadian ikutan pascaimunisasi atau KIPI bisa terjadi karena merupakan bentuk reaksi tubuh terhadap
benda asing. Namun, manfaat yang diperoleh dari vaksinasi Covid-19 ini akan jauh lebih besar daripada risiko
yang ditemukan. Untuk jaminan setelah melakukan vaksin bukan semata-mata langsung tertebas dari covid-19.
Karena vaksin ini pencegahan, bukan pengobatan. Banyak orang salah menilai, mereka menganggap setelah di
vaksin maka akan kebal terhadap virus covid-19. Vaksin tidak mencegah COVID-19 secara mutlak. Setelah
menerima vaksin, bukan berarti Anda bisa berkumpul dan berpesta di tengah keramaian. Tetap hindari tempat
ramai dan usahakan berada di rumah saja. Tetap lakukan protokol kesehatan 5M yaitu mencuci tangan,
memakai masker, menjaga jarak, mengurangi kerumunan, mengurangi mobilitas.
Jaminan pemerintah kepada masyarakat yang telah melaksanakan vaksinasi yaitu pemerintah akan
menjamin dan menanggung seluruh biaya KIPI ( Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi ) atau efek samping setelah
menerima suntikan vaksin Covid-19. Hal ini tertuang dalam pasal 15A ayat (4) Peraturan Presiden RI Nomor 14
Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin
dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19.

“Terhadap kasus kejadian ikutan pasca Vaksinasi Covid-19 sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan pengobatan dan perawatan sesuai dengan indikasi medis dan protokol pengobatan, maka biaya
pengobatan dan perawatan dilaksanakan dengan ketentuan,” bunyi Pasal 15A ayat (4). Dikutip dari
Merdeka.com Presiden Joko Widodo atau Jokowi memastikan bahwa pemerintah akan memberikan
kompensasi berupa santunan apabila penerima vaksin Covid-19 mengalami kecacatan atau meninggal dunia
usai disuntik vaksin.
Sumber Pustaka
Adi Wikanto. (2021). Inilah jenis vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia & efek samping yang terjadi .
Diakses pada Rabu, 28 Juli 2021 melalui. https://nasional.kontan.co.id/news/inilah-jenis-vaksin-
covid-19-yang-digunakan-di-indonesia-efek-samping-yang-terjadi/?page=all

Alodokter. (2021). Mengenal Vaksin COVID-19 dari Pemerintah. Diakses pada Rabu, 28 Juli 2021 melalui.
https://www.alodokter.com/mengenal-vaksin-covid-19-dari-pemerintah

dr. Fadhli Rizal Makarim. (2021). Mengenal Protokol Kesehatan 5M untuk Cegah COVID-19. Diakses pada
Rabu, 28 Juli 2021 melalui https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-protokol-kesehatan-5m-
untuk-cegah-covid-19

dr. Kevin Adrian. (2021). Informasi Berbagai Vaksin COVID-19 di Indonesia. Diakses pada Rabu, 28 Juli
2021 melalui https://www.alodokter.com/informasi-berbagai-vaksin-covid-19-di-indonesia

Merdeka. (2021). Pemerintah Beri Santunan Jika Penerima Vaksin Covid-19 Alami Cacat Atau Meninggal.
Diakses pada Rabu, 28 Juli 2021 melalui https://m.merdeka.com/peristiwa/pemerintah-beri-
santunan-jika-penerima-vaksin-covid-19-alami-cacat-atau-meninggal.html

Republika. (2021). Reaksi, Kontraindikasi Vaksin Hingga Jaminan dari Pemerintah. Diakses pada Rabu, 28 Juli
2021 melalui https://m.republika.co.id/berita/qos02p409/reaksi-kontraindikasi-vaksin-hingga-
jaminan-dari-pemerintah

Unicef. (2021). Hal-hal yang perlu diketahui sebelum, saat, dan setelah menerima vaksin COVID-19 .
Diakses pada Rabu, 28 Juli 2021 melalui https://www.unicef.org/indonesia/id/coronavirus/hal-hal-
yang-perlu-diketahui-sebelum-saat-dan-setelah-menerima-vaksin-covid-19

Yosepha Pusparisa. (2021). Indonesia telah Suntik 496juta doses vaksin covid19. Diakses pada Rabu, 28
Juli 2021 melalui https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/07/09/indonesia-telah-suntik-
496-juta-dosis-vaksin-covid-19
Nama : Faiza Gusmiarni
Nim : P07120121021
Prodi : D3 Keperawatan
Mata Kuliah : Kewarganegaraan

Vaksinasi Hak atau Kewajiban: Selain krisis kesehatan, Indonesia juga krisis kepercayaan

Beberapa waktu ini Indonesia disibukkan dengan sebuah wabah penyakit mematikan yang diberi nama
Virus Corona. Infeksi virus Corona disebut COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan
di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar
ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan. Coronavirus adalah
kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan
infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti
infeksi paru-paru (pneumonia). Virus ini menular melalui percikan dahak (droplet) dari saluran pernapasan,
misalnya ketika berada di ruang tertutup yang ramai dengan sirkulasi udara yang kurang baik atau kontak
langsung dengan droplet. Virus Corona yang menyebabkan COVID-19 bisa menyerang siapa saja. Menurut
data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Republik Indonesia, jumlah kasus
terkonfirmasi positif hingga 06 Agustus 2021 adalah 3.568.331 orang dengan jumlah kematian 102.375 orang.
Tingkat kematian (case fatality rate) akibat COVID-19 adalah sekitar 2,9%.

Dalam masalah ini, pemerintah turut serta berusaha mengatasi penyebaran Covid-19 agar tidak
semakin meluas di Indonesia. Berbagai peraturan ditetapkan, seperti menggunakan masker, membatasi
aktivitas diluar, menjaga jarak dan segala aktivitas lainnya, termasuk melakukan vaksin untuk menanggulangi
terpapar dan tertularnya Covid-19. Vaksin sendiri adalah “senjata” biologis yang digunakan untuk membantu
sistem imun manusia melawan penyakit. Vaksin terbuat dari mikroba penyebab penyakit yang telah
dilemahkan/mati atau agen yang mengandung racun atau protein tertentu. Meski dibuat dari mikroba alias bibit
penyakit, keamanannya tidak perlu diragukan. Pasalnya, seperti dijelaskan di atas, mikroba dalam vaksin adalah
bentuk yang sudah lemah atau mati sehingga tak akan menyebabkan penyakit itu sendiri di dalam tubuh
manusia.

Walaupun demikian, masih ada sebagian kalangan masyarakat yang enggan untuk divaksin. Untuk
yang tidak divaksin dengan alasan faktor kesehatan dapat dimaklumi. Namun terdapat juga alasan bagi yang
enggan divaksin dengan alasan konspirasi seperti penanaman chip atau dirinya merasa sehat sehingga tidak
mau divaksin. Beredarnya hoaks seputar vaksin membuat banyak warga yang akhirnya ogah mendapat
suntikan. Julitasari meminta masyarakat untuk mendapatkan penjelasan dari institusi yang kredibel dan
terpercaya dalam kaitannya dengan informasi vaksin COVID-19, seperti Kementerian Kesehatan dan Kominfo.
Oleh sebab itu, di tingkat pemerintahan maupun akademisi muncul perdebatan apakah vaksinasi tersebut wajib
bagi setiap warga negara atau hak warga negara. Apabila hal tersebut adalah suatu kewajiban, maka setiap
warga negara wajib melakukan vaksinasi kecuali dengan kondisi tertentu seperti ibu hamil ataupun mempunyai
penyakit tertentu. Namun, apabila vaksinasi adalah suatu hak, maka warga negara boleh saja menolak untuk
divaksin (walaupun seharusnya orang tersebut dapat dan seyogyanya divaksin) dan negara tidak boleh
melakukan pemaksaan terhadap warga yang menolak.

Secara konstitusional, hak atas kesehatan merupakan hak asasi manusia yang menjadi kewajiban
pemerintah untuk memenuhinya. Berikut ini beberapa ketentuan perundang-undangan yang menegaskan
bahwa hak atas kesehatan merupakan hak asasi manusia:

1. Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia:


Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
2. Pasal 25 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia:
Setiap orang berhak atas taraf kehidupan yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan
dirinya sendiri dan keluarganya, termasuk hak atas pangan, sandang, papan, dan pelayanan
kesehatan, pelayanan sosial yang diperlukan, serta hak atas keamanan pada saat menganggur, sakit,
cacat, ditinggalkan oleh pasangannya, lanjut usia, atau keadaan-keadaan lain yang mengakibatkan
merosotnya taraf kehidupan yang terjadi diluar kekuasaannya.
3. Pasal 12 Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, sebagaimana telah
diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005, yang berbunyi:
1) Negara-negara Peserta Perjanjian ini mengakui hak setiap orang untuk menikmati standar
tertinggi yang dapat dicapai untuk kesehatan jasmani dan rohani.
2) Langkah-langkah yang diambil oleh Negara-negara Peserta Perjanjian ini untuk mencapai
pelaksanaan sepenuhnya atas hak ini termasuk :
3) Pencegahan, perawatan dan pengawasan terhadap penyakit epidemik, endemik, penyakit
karena pekerjaan dan penyakit lainnya;
4. Undang-Undang Nomor 36 Pahun 2009 tentang Kesehatan:
Pasal 4:
Setiap orang berhak atas kesehatan.
Pasal 5:
1) Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di
bidang kesehatan.
2) Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
dan terjangkau.
3) Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan
kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.
Pasal 15:
Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik
maupun sosial bagi masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pasal 16:
Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan
merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia:
Pasal 9:
Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya.
Pasal 8
Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia terutama menjadi tanggung
jawab Pemerintah.

Seluruh ketentuan di atas menegaskan bahwa kesehatan adalah hak warga negara. Pemerintah,
sebagai penyelenggara negara, berkewajiban untuk memenuhi layanan kesehatan demi tercapainya derajat
tertinggi kesehatan. Secara teknis, standar hak asasi manusia telah memberikan kerangka pemenuhan hak atas
kesehatan melalui Komentar Umum Komite Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya Nomor 14 bahwa layanan
kesehatan harus memenuhi 4 (empat) indikator, yaitu:

1. Aspek ketersediaan (availability). Pada konteks ini, vaksin harus tersedia dalam kuantitas yang cukup.
2. Aspek aksesibilitas (accesibility). Vaksin harus dapat diakses oleh siapapun. Tidak boleh ada
diskriminasi atau pengistimewaan kepada siapapun. Vaksin harus dapat diakses dan terjangkau oleh
siapapun. Informasi tentang pelayanan vaksin harus terbuka dan dapat diakses oleh siapapun.
3. Aspek keberterimaan (affordability). Vaksin harus dapat diterima oleh masyarakat. Pemerintah memiliki
kewajiban untuk memberi Pendidikan kepada pihak yang menolak vaksin dengan argumentasi
perlindungan hak orang lain.
4. Aspek kualitas (quality). Vaksin harus memenuhi standar berkualitas sesuai dengan ilmu pengetahuan.

Hasil penelitian memaparkan bahwa hak atas kesehatan termasuk di dalamnya adalah pelayanan
kesehatan seperti vaksinasi adalah hak setiap orang. Bahkan hak tersebut merupakan hak konstitusional dan
juga hak yang dilindungi secara hukum internasional. Namun dalam kondisi pandemi COVID-19 saat ini, hak
tersebut dapat menjadi suatu kewajiban. Salah satunya adalah bila ditinjau dari sudut pandang kesehatan,
seseorang yang tidak divaksin berpotensi untuk menularkan bahkan membunuh orang lain. Dapat dimungkinkan
seseorang yang menolak vaksin tersebut bisa jadi sudah terpapar virus Covid-19. Namun orang tersebut
mempunyai imun yang kuat sehingga virus tidak mengganggu kesehatan orang tersebut. Namun ketika dia
berhubungan dengan orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung (seperti ketika batuk, menyentuh
sesuatu dan virus tersebut menempel di barang tersebut), dan tanpa diketahui bahwa virus tersebut menular ke
orang lain yang tidak mempunyai imun sekuat orang yang menolak tersebut, maka hal itu dapat membahayakan
orang lain bahkan mengancam nyawa orang tersebut. Singkatnya, seseorang yang tidak divaksin justru dapat
berpotensi menjadi pembunuh atau zombie bagi orang lain.
Daftar Pustaka

https://www.alodokter.com/virus-corona
https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/imunisasi/vaksin-adalah-cara-kerja/
https://law.uii.ac.id/blog/2021/08/09/vaksin-adalah-hak-asasi-setiap-orang-bukan-komoditas-dan-privilese/
https://www.kompasiana.com/fikrihadi13/6104ecf915251041dc097e32/pelaksanaan-vaksinasi-covid-19-di-
indonesia-hak-atau-kewajiban-warga-negara
Nama : Findi Restiani
NIM : P07120121042
Prodi : DIII Keperawatan

Hak dan Kewajiban

Kewarganegaraan menyiratkan status kebebasan dengan tanggung jawab yang menyertainya. Warga negara
memiliki hak, tugas, dan tanggung jawab. Secara umum, hak politik penuh, termasuk hak untuk memilih dan
memegang jabatan publik, didasarkan atas kewarganegaraan. Tanggung jawab kewarganegaraan yang biasa
adalah kesetiaan, perpajakan, dan dinas militer. Kewarganegaraan adalah bentuk kebangsaan yang paling
istimewa.
Hak ini bisa diartikan sebagai semua hal yang diperoleh ataupun didapatkan oleh seseprang baik dalam bentuk
kewenangan maupun kekuasaan terhadap suatu hal. Adapun hak yang diperoleh ini merupakan akibat dari
terpenuhinya kewajiban oleh seorang warga suatu negara. Singkatnya, hak baru dapat diperoleh ketika
kewajiban sudah dilaksanakan. Sifat kausalitas bekerja antara kedua belah pihak baik hak maupun kewajiban
warga negara dalam kasus ini.
Kewajiban sebagai warga negara secara sederhana dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang harus
dilakukan oleh seorang warga negara dengan penuh tanggung jawab dan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Hak adalah sesuatu yang secara mutlak menjadi hal yang harus diterima oleh seseorang sejak lahir. Meskipun
begitu, hak bersifat fakultatif artinya boleh dilaksanakan ataupun sebaliknya.

Berikut hak warga negara Indonesia:


 Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. “Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).
 Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan. “Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya” (pasal 28A).
 Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (pasal 28B
ayat 1)
 Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak
mendapatkan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan
kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)
 Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2)
 Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang
sama di depan hukum. (pasal 28D ayat 1)
 Hak untuk mempunyai hak milik pribadi. Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, dak kemerdekaan
pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak. Hak untuk diakui sebagai pribadi di
hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi
manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1)

Berikut kewajiban warga negara Indonesia:


 Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi “Segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.
 Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi, “Setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”.
 Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Di mana tertuang dalam Pasal 28J ayat 1 yang
berbunyi, “ Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain”.
 Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Tertuang dalam Pasal 28J
ayat 2 yang berbunyi menyatakan, “ Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan
yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nila-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam
suatu masyarakat demokratis”.
 Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Tertuang dalam Pasal 30 ayat (1)
UUD 1945 yang menyatakan, “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara”.

Contoh penerapan hak dan kewajiban dalam masa pandemi sekarang ini yaitu:
 Setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan vaksin secara menyeluruh. Dan berkewajiban
pula untuk melaksanakan vaksin tersebut.
 Dimasa pandemi sekarang ini di berlakukan beberapa kebijakan seperti, lockdown dan PPKM
(Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang dimana menghambat perekonomian
masyarakat kecil menegah. Maka dari itu masyarakat berhak mendapatkan bantuan dari pemerintahan
bagi keluarga kurang mampu sebagai pemenuhan hak warga.
 Dan disamping dari hak dimasa pandemi itu, kewajiban bagi masyarakatnya pun harus dijalankan pula.
Pada masa pandemi ini terlah diberlakukannya lockdown dan PPKM. Dimana kegiatan menjadi lebih
terbatas. Maka sebagai warga negara, kewajiban kita adalah menaati peraturan yang ada.
 Mematuhi protokol kesehatan yang ada. Seperti memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, dan
menjaga jarak.
 Berkewajiban juga menjadi masyarakat yang smart dalam mengolah berita. Sebab dimasa pandemi ini
banyak berita hoax yang bermunculan.
Sumber:
- https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/03/170000469/hak-dan-kewajiban-warga-negara-
indonesia.
- https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/memahami-hak-dan-kewajiban-warga-negara-indonesia-
10680/
- https://kumparan.com/berita-hari-ini/makna-hak-dan-kewajiban-warga-negara-yang-tertuang-dalam-
uud-1945-1v6RJ7Z6f22/full
Nama : Galih Rizky Ramdan Pambudi
NIM : P0712012040
Prodi : D3 Keperawatan

Penanganan Covid-19 di Indonesia


Berawal dari tahun 2020 muncul kasus covid-19 yang pertama kali di Indonesia. namun pada saat itu warga
bangsa Indonesia menyepelekan virus ini, yang nampak seperti bukan ancaman bagi bangsa Indonesia baru
setelah wabah covid-19 ini menyebar masyarakat Indonesia panik dan membuat seluruh warga bangsa
Indonesia ketar ketir. Namun bukan hanya di Indonesia tetapi seluruh dunia di berbagai Negara telah terkena
dampak yang sangat hebat dari virus ini. WHO memberi nama virus ini Severe Acute Resporatory Syndrome
coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dengan nama penyakitnya yakni Coronavirus disease 2019 (Covid-19) (WHO,
2020). Pandemi covid-19 ini berdampak pada semua kalangan, terutama pada bidang ekonomi negara yang
lumpuh. Tidak hanya meresahkan warga Wabah covid-19 tetapi pelayanan kesehatan merupakan ujung
tombak penanganan covid-19 ini. Kelompok resiko yang paling rentan terkena covid-19 ini adalah orang yang
tinggal di daerah terpencil yang mana sistem kesehatan dan akses ke layanan kesehatan masih terbatas. Di
Indonesia, kapasitas sistem kesehatan berada di bawah kapasitas untuk mengatasi pandemi covid-19. Upaya
yang dilakukan oleh Fasilitas Layanan Kesehatan dalam menghadapi covid-19 ini diantaranya, memperkuat
sistem kesehatan agar menjamin rumah sakit memiliki kapabilitas yang baik dalam menangani pasien,
pemanfaatan jejaring/ online medicine treatment (pengobatan online), pemanfaatan sistem/ platform
telemedicine (pengobatan jarak jauh), penyiapan dana darurat sector kesehatan untuk meminimalisir
pembiayaan kesehatan. selain dari layanan kesehatannya, yang tak kalah penting adalah SDM yang ada dalam
menangani kasus ini. Peran tenaga kesehatan dalam mas covid-19 yaitu melakukan koordinasi lintas program di
Puskesmas/ Fasilitas kesehatan dalam menentukan langkah-langkah menghadapi pandemi covid-19. Dengan
melihat kasus di Indonesia yang terus bertambah untuk mencegah penyebaran dan penularan virus Corona
menyebar luas ke dalam masyarakat, pemerintah membuat serangkain kebijakan untuk menanganinya.
Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tersebut ada yang tertulis, dan ada pula yang tidak tertulis. Kebijakan
yang tertulis bentuknya misalnya seperti Undang-Undang (UU), Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang (PERPU), Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Presiden (PERPRES), Peraturan Menteri (PERMEN),
Peraturan Daerah (PERDA), Peraturan Bupati (PERBUP), Peraturan Walikota (PERWALI), dan lain-lain
termasuk di dalamnya adalah Surat Keputusan (SK), dan Surat yang berasal dari pemerintah. Sedangkan
kebijakan yang tidak tertulis bentuknya adalah ajakan tidak tertulis yang berasal dari pemerintah, tokoh
masyarakat, tokoh adat, tokoh budaya, tokoh agama, yang berisi larangan dan himbauan terkait dengan
pencegahan dan penanganan COVID-19. Contoh kebijakan tertulis seperti: KEPPRES No. 11/2020 tentang
Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), PERPU Nomor 1
Tahun 2O2O Tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas dan lain lain. Upaya ini bisa dikatakan gagal
karena kasus positif di Indonesia terus meningkat, namun bukan 100% salah pemerintah karena masyarakat
nya pun juga susah diatur dan juga bingung karena tuntutan ekonomi yang membuat masyarakat tidak dapat
mengatur mobilitas dan menjaga 5 M.
Dan kebijakan yang lain adalah : (1) Kebijakan berdiam diri di rumah (Stay at Home); (2) Kebijakan Pembatasan
Sosial (Social Distancing); (3) Kebijakan Pembatasan Fisik (Physical Distancing); (4) Kebijakan Penggunaan
Alat Pelindung Diri (Masker); (5) Kebijakan Menjaga Kebersihan Diri (Cuci Tangan); (6) Kebijakan Bekerja dan
Belajar di rumah (Work/Study From Home); (7) Kebijakan Menunda semua kegiatan yang mengumpulkan orang
banyak; (8) Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB); hingga terakhir, (9) Kebijakan pemberlakuan
kebijakan New Normal. Selain kebijakan pencegahan penularan virus Corona, Pemerintah Indonesia juga telah
mengimplementasikan berbagai kebijakan dalam upaya melindungi masyarakat dengan tingkat kesejahteraan
yang rendah utamanya golongan Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) dari dampak negatif COVID-
19. Hingga 1 Mei 2020, total sebanyak 159 negara telah merencanakan, memperkenalkan atau mengadaptasi
752 jenis perlindungan sosial dalam upaya penanggulangan dampak negatif wabah COVID-19. Sejak 20 Maret,
telah terjadi kenaikan tiga kali lipat dalam jumlah negara dan delapan kali lipat dalam jenis perlindungan sosial
(Syamsulhakim, 2020). Untuk Jaring Pengaman Sosial, penanganan dampak Covid-19 pemerintah telah
menyiapkan anggaran 110 Triliun rupiah, yang terdiri dari: Program Keluarga Harapan (PKH), Program
Sembako, Kartu Prakerja, Subsidi listrik, insentif perumahan, Sembako Jabodetabek, Bansos Tunai Non-
Jabodetabek, dan Program Jaring Pengaman Sosial lainnya (Karyono, 2020). Harus diakui bahwa di tengah
wabah COVID-19 seperti sekarang, bantuan sosial (social assistance) dan perlindungan sosial (social
protection) dari pemerintah sangat diperlukan karena hal tersebut bisa menjadi penyambung napas jutaan orang
yang terkena dampak, tidak hanya golongan Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) seperti: buruh
bangunan, buruh pabrik, buruh tani, nelayan, ojek, pedagang, karyawan, pekerja kontrak, pekerja serabutan,
petani, peternak, supir, wiraswasta, tetapi juga semua golongan kelas sosial (social class) dalam masyarakat.
Sayangnya, pengelolaan data yang buruk selama bertahun-tahun membuat program jaring pengaman sosial
(social-safety net program) yang diluncurkan Presiden Joko Widodo compang-camping di lapangan. Fakta di
lapangan telah mengamini bahwa buruknya data pemerintah telah menyebabkan kegaduhan di kalangan
masyarakat, tidak hanya terjadi di tingkat pusat tetapi juga tingkat daerah). Kasat-kusut terkait bantuan sosial ini
telah dilaporkan oleh Koran (TEMPO, 2020) bahwa Program Jaring Pengaman Sosial untuk meredam dampak
COVID-19 acak- acakan, tumpang tindih, dan salah sasaran akibat data amburadul. Setelah semua upaya
pemerintah telah diterapakan sembari menunggu pemerataan vaksinasi terhadap warga Indonesia muncul dua
kubu yaitu kubu pro terhadap vaksin dan kontra terhadap vaksin, dimana vaksin adalah hak dan kewajiban bagi
warga negara yang harus dipenuhi oleh pemerintah dan menurut saya bagi warga yang kontra terhadap vaksin
sebaiknya mengurangi melihat berita konspirasi, sehingga dapat melakukan vaksinasi agar immune di tubuh
dapat melawan virus covid-19 ini. Memang tahun-tahun yang berat bagi bangsa Indonesia namun ini adalah hal
yang terbaik yang dapat dilakukan oleh pemerintahan dalam menangani kasus covid-19 ini.
Nama : Ginaris Putri Husna
NIM : P07120121027
Prodi : D3 Keperawatan
PPKM Berjalan, Masyarakat Tersendat
Pandemi covid-19 di Indonesia belum kunjung selesai. Ketidaktaatan masyarakat menjadi salah satu
aspeknya. Pemerintah berupaya menyelenggarakan berbagai program untuk meminimalisir peningkatan covid-
19 ini.
Mulai tanggal 3 Juli 2021, penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM
Darurat dilaksanakan secara serentak di Jawa dan Bali dengan alasan kasus lonjakan covid 19 meningkat
akibat adanya varian Virus Corona baru. Banyak aturan yang diterapkan di dalamnya, seperti 100% Work From
Home atau WFH, makan di tempat selama 20 menit atau take away, pembukaan toko dibatasi jam tutup, tempat
ibadah ditutup sementara, dll. Masyarakat pedagang kaki lima merasa keberatan akan hal tersebut. Seolah olah
mata pencaharian mereka di hentikan mendadak. Banyak pedangan yang tidak memiliki fasilitas seperti, aplikasi
online tidak merasa keberatan, sedangkan pedagang kaki lima hanya dapat gigit jari. Hak mayarakat untuk
kebebasannya menjadi sedikit terbatas demi menekan peningkatan virus ini.
Hal ini juga menimbulkan keresahan bagi masyarakat karena mereka merasa tertekan selalu berada di
rumah. Mereka merasakan stres bahkan ada yang kekurangan bahan makanan karena adanya PPKM ini.
Pengadaan bantuan sosial merupakan hak bagi masyarakat yang kurang mampu. Hal ini, dapat membantu
setidaknya untuk beberapa bulan ke depannya. Namun, pengadaan ini menjadi sasaran bagi para aparat yang
tidak bertanggung jawab. Mereka dengan rasa tidak bersalah mengambil hak-hak bagi masyarakat yang
berkebutuhan. Pengetatan pengawasan dari KPK pun dikerahkan untuk mengatasi korupsi agar tidak
berkelanjutan. Ini merupakan suatu langkah agar masyarakat merasakan hak yang memang seharusnya untuk
mereka.
Kewajiban vaksin untuk seluruh masyarakat di selenggarakan. Setiap orang yang akan bepergian atau
mengunjungi suatu tempat bahkan sebagai syarat wajib untuk melakukan perjalanan keluar kota di peruntukan
bagi semua masyarakat. Program ini bahkan pernah ditargetkan 1000 orang berhari agar dapat mempercepat
pemberian vaksin ini. Pemberian ini tidak diperindah dengan masyarakat yang tidak melakukan protokol paksa
vaksin. Hal ini, mengacu kepada kewajiban kita untuk mematuhi perintah dari pemerintah. Apabila terjadi
kesalahan atau misal meninggal setelah vaksin, mereka akan menyalahkan vaksin sebagai penyebabnya,
padahal mungkin itu ada masalah dari dirinya sendiri. Masyarakat harus selalu berintrospeksi diri untuk ke
depannya agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi.
Bepergian keluar kota diperbolehkan dengan syarat harus memiliki kartu vaksin dan melakukan tes
PCR. Tes ini tergolong lebih mahal dibandingkan dengan tes yang lainnya. Mahalnya tes ini disebabkan
beberapa faktor, salah satunya karena produk ini impor. Biaya ongkos kirim cukup besar untuk antarnegara.
Mahalnya tes ini menjadikan masyarakat enggan untuk keluar kota. Hal ini menjadi masalah karena harga yang
terlalu mahal. Pemerintah pun turun tangan untuk mengatasinya dengan mengajukan penurunan harga untuk
tes PCR. Sekarang, tes ini sudah turun harga hampir 50% dari harga awal. Hal ini menunjukkan bahwa,
pemerintah mendengar aspirasi masyarakat serta masyarakat juga harus tetap mematuhi protokol sebagai hak
dan kewajiban bagi diri sendiri dan orang di sekitarnya.
Tindakan yang diambil pemerintah, sudah jalan terbaik untuk menekan angka masyarakat yang
terjangkit Covid-19 ini. Terbukti dengan adanya penurunan yang signifikan setelah penerapan PPKM.
Kesadaran masyarakat harus selalu ditingkatkan untuk mempertahankan presentasi penurunan ini.
Nama : HAFIZHAH NUR FADHILAH
NIM : P07120121034
Prodi : D3 KEPERAWATAN

TURUNKAN EGO PENUHI HAK DAN KEWAJIABAN VAKSINASIMU


Wabah virus Covid-19 atau biasa disebut dengan virus corona, sedang melanda negara di seluruh
penjuru dunia sejak tahun 2020 sampai saat ini. Wabah virus ini menyebabkan kepanikan dan menghancurkan
beberapa sektor pemerintahan seperti yang terjadi pada bangsa Indonesia. Saat ini, bangsa Indonesia dalam
keadaan darurat karena virus corona menyebabkan banyak terjadinya korban jiwa dalam jumlah besar serta
melemahkan beberapa sektor penting di Indonesia seperti perekonomian, pendidikan, dan kesehatan. Pandemi
ini, juga menyebabkan perubahan tatanan kehidupan dalam masyarakat yang mengharuskan masyarakat
beradaptasi dengan kondisi yang terjadi saat ini. Cara adaptasi baru yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia
saat ini, seperti menggunakan masker setiap keluar rumah, membawa dan menggunakan handsanitazer,
mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter. Namun, kenyataannya
adaptasi yang dilakukan tersebut belum cukup mampu untuk menekan angka penurunan kasus Covid-19. Maka
dari itu, menyebabkan pemerintah Indonesia mulai berfikir bagaimana cara menekan laju peningkatan kasus
Covid-19 di Indonesia.
Penanganan kasus Covid-19 di dunia mengalami perkembangan sejak ditemukannya vaksin dan obat
untuk mengatasi Covid-19. Vaksin tersebut memiliki beberapa macam merek dan dosis yang berbeda. Vaksin
teresebut mulai beredar di seluruh dunia terutama di Indonesia. Vaksin yang beredar di Indonesia ada 3 jenis,
yaitu Sinovac, AstraZeneca, dan Sinopharm. Beredarnya vaksin di kalangan masyarakat menyebabkan adanya
berita yang simpang siur tentang adanya vaksin ini. Akibat berita yang simpang siur, menyebabkan
terhambatnya peredaran vaksin di lingkungan masyarakat. Hal ini menimbulkan asumsi yang berbeda-beda dari
masyarakat mengenai beredarnya vaksin Covid-19. Dikutip dari Tribunnews.com (18/11/2020), alasan
penolakan vaksin Covid-19 paling umum adalah terkait dengan keamanan vaksin (30%); keraguan terhadap
efektifitas vaksin (22%); ketidakpercayaan terhadap vaksin (13%); kekhawatiran adanya efek samping seperti
demam dan nyeri (12%); dan alasan keagamaan (8%). Dari beberapa alasan tersebut, menyebabkan kurangnya
dukungan masyarakat terhadap kegiatan vaksinasi yang diselenggarakan pemerintah dengan tujuan awal untuk
menekan laju penyebaran virus Covid-19.
Negara Indonesia adalah negara yang melindungi dan menghormati hak asasi warga negaranya
sebagai ciri dari negara yang demokratis. Masyarakat memiliki hak secara utuh dalam menjalani kehidupan
mereka terutama di masa pandemi seperti saat ini. Kebebasan masyarakat dalam menentukan nasibnya seperti
yang telah tercantum dalam pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang menyatakan bahwa “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Dari
pasal tersebut diketahui bahwa masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari
pemerintah. Di masa pandemi Covid-19 ini, pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat
berupa pengadaan vaksinasi di seluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan adanya pro dan kontra yang telah
diketahui bahwa masyarakat memiliki hak untuk menolak adanya vaksinasi yang sudah difasilitasi oleh
pemerintah karena termasuk dalam hak asasi rakyat. Masyarakat memiliki hak atas tanggung jawab terhadap
dirinya sendiri dalam memilih pelayanan kesehatan yang diberikan pemerintah.
Berkaitan dengan kondisi pandemi Covid-19 yang tak kunjung hilang, maka vaksinasi menjadi hal yang
diwajibkan oleh pemerintah untuk seluruh masyarakat Indonesia guna menurunkan laju peningkatan kasus
Covid-19. Seperti yang tercantum dalam pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang wabah
penyakit menular yang menyatakan bahwa “Barang siapa dengan sengaja menghalangi pelaksanaan
penanggulangan wabah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, diancam dengan pidana penjara
selama-lamanya 1 (satu) tahun dan/atau denda setinggi-tingginya Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah). Dapat
terlihat dalam isi pasal tersebut bahwa pemerintah telah memberikan fasilitas berupa vaksinasi untuk
masyarakat dan menjadi suatu kewajiban bagi masyarakat untuk menaatinya, jika masyarakat tidak menaati
maka sesuai dengan pasal tersebut akan diancam pidana dan/atau didenda. Memang masyarakat memiliki hak
untuk menjalani hidupnya masing-masing dan memilih pelayanan kesehatan, namun bila dilihat kondisi yang
terjadi saat ini, hak tersebut dapat dikesampingkan dengan tujuan melindungi kesehatan masyarakatnya.
Karena setiap masyarakat memiliki tanggung jawab atas dirinya dan orang lain disekitarnya.
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa vaksinasi merupakan hak serta
kewajiban yang harus dijalankan oleh masyarakat Indonesia, mengingat bahwa saat ini kondisi negara yang
memprihatinkan dan butuh kesadaran masyarakat untuk melindungi bangsa ini. Maka dari itu, vaksinasi yang
awalnya adalah hak masyarakat menjadi suatu kewajiban bagi masyarakat yang berkaitan dengan menghargai
hak asasi atas kesehatan serta keselamatan orang lain.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/03/190200023/3-vaksin-covid-19-di-indonesia-perbedaan-vaksin-
sinovac-astrazeneca-dan?page=all, diakses tanggal 13 Agustus 2021 Pukul 14:21 WIB.
http://www.covid19.kotabogor.go.id/index.php/docs/view/26, diakses tanggal 16 Agustus 2021 Pukul 15:13 WIB.
https://www.antaranews.com/berita/2251398/pakar-penerapan-pasal-14-uu-nomor-4-tahun-1984-jadi-pilihan-
terakhir, diakses tanggal 16 Agustus 2021 Pukul 21:42 WIB.
Nama : Haniza Raraswati
NIM : P07120121049
Prodi : D3 Keperawatan

Kesadaran Hak dan Kewajiban Vaksinasimu Sangat Ditunggu


Coronavirus atau disebut juga dengan virus corona merupakan keluarga besar virus yang mengakibatkan
terjadinya infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu. Banyak orang terinfeksi
virus flu, setidaknya satu kali dalam hidupnya.
Infeksi coronavirus disebabkan oleh virus corona itu sendiri. Kebanyakan virus corona menyebar seperti virus
lain pada umumnya, melalui percikan air liur pengidap (batuk dan bersin), menyentuh tangan atau wajah orang
yang terinfeksi, menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena percikan air liur
pengidap virus corona. Kasus yang sering terjadi pada penularan Covid-19 ini adalah saat berada didalam satu
ruangan ber ac, ataupun dalam satu mobil yang semua jendelanya tertutup. Tidak sedikit kasus orang yang
meninggal dan terkonfirmasi Covid-19. Tentu, hal ini sangatlah memprihatinkan.
Melihat penjabaran penluran Covid-19 diatas dapat disimpulkan betapa pentingnya menjaga protokol
kesehatan, juga mengingat banyaknya jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia saat ini mengalami
peningkatan. Melihat peningakatan kasus tersebut sudah seharusnya semua masyarakat menyadari akan
pentingnya protokol kesehatan. Akan tetapi, masih banyak masyarakat yang tidak memiliki kesadaran akan hal
itu. karena salah satu penyebab hal ini terjadi adalah kurangnya kesadaran masyarakat terhadap protokol
kesehatan. Tentunya hal itu merugikan dirinya sendiri bahkan orang lain. Padahal dengan kita semua taat
terhadap protokol kesehatan kita dapat meminimalisir risiko tertular Covid-19.
Protokol kesehatan yang dilakukan adalah 5M. Pertama mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitias dan interaksi. Sebenarnya, 5M
mudah untuk dilakukan, mengingat dimana-mana sekarang terdapat tempat cuci tangan. Masker juga mudah
didapatkan saat ini. Anjuran menggunakan masker dobel juga harus dilakukan, karena masker dobel memiliki
tingkat efisiensi filtrasi yang tinggi dibandingkan menggunakan masker medis tunggal ataupun masker kain
tunggal.
Virus corona bisa menimbulkan beragam gejala pada penderitanya. Gejala yang muncul ini bergantung pada
jenis virus yang menyerang dan seberapa serius infeksi yang terjadi. Terdapat beberapa gejala sebagai indikasi
orang terkena virus corona yaitu hidung beringus, sakit kepala, batuk, sakit tenggorokan, demam, merasa tidak
enak badan, hilangnya kemampuan indera perasa dan penciuman.
Ada beberapa gejala yang parah disebabkan oleh coronavirus seperti demam yang mungkin cukup tinggi bila
pengidap mengidap pneumonia, batuk dengan lender, sesak napas, nyeri dada atau sesak saat bernapas dan
batuk. Infeksi bisa semakin parah bila menyerang kelompok individu tertentu. Contohnya, orang dengan
penyakit jantung atau paru-paru, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, bayi, dan lansia. 
Gejala bagi penderita Covid-19 sangat beragam mulai dari orang yang sama sekali tidak bergejala hingga yang
bergejala berat. Akan tetapi, yang harus diperhatikan yaitu ketika kita terpapar Covid-19 tidak perlu panik.
Setelah itu, jika melakukan isoman di rumah harus menaati anjuran yang diberikan dari pihak puskesmas
ataupun rumah sakit.
Saat ini pemerintah juga memberlakukan PPKM darurat yang bertujuan untuk menekan penyebaran varian
tersebut. Dengan pemberlakuan PPKM darurat ini tentunya juga memberikan dampak terhadap faktor ekonomi.
Contohnya saja para pedagang di Malioboro. Akibat PPKM ini mereka tidak berjualan. Tentu saja mereka tidak
mendapatkan pemasukan akibat hal itu. Tetapi, bagaimana lagi PPKM merupakan upaya yang dilakukan oleh
pemerintah saat ini. PPKM juga sudah tepat untuk diberlakukan pada ssat ini untuk menekan jumlah orang
terkonfirmasi positif Covid-19.
Jika semua orang taat terhadap aturan PPKM pasti PPKM tidak akan diperpanjang. Akan tetapi, akibat dari
perilaku masyarakat yang tidak taat membuat PPKM menjadi diperpanjang.
Vaksin adalah zat atau senyawa yang berfungsi untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit.
Vaksin terdiri dari banyak jenis dan kandungan, masing-masing vaksin tersebut dapat memberikan perlindungan
terhadap berbagai penyakit yang berbahaya.
Vaksin mengandung bakteri, racun, atau virus penyebab penyakit yang telah dilemahkan atau sudah dimatikan.
Saat dimasukkan ke dalam tubuh seseorang, vaksin akan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk
memproduksi antibodi. Proses pembentukan antibodi inilah yang disebut imunisasi.
Vaksin sebenarnya juga sangat dianjurkan bagi masyarakat. Karena vaksin juga bisa meminimalisir
melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia. Pemerintah mengharapkan dengan vaksid Covid-19 ini bisa menjadi
solusi untuk menyudahi pandemi yang telah memakan banyak korban jiwa serta melumpuhkan aktivitas
masyarakat, dan partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam upaya penanganan ini. Vaksinasi Covid-19 ini
merupakan hak dan juga kewajiban bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena dengan divaksin kita juga ikut serta
membantu pemerintah untuk menekan jumlah orang terkonfirmasi Covid-19.
Pemerintah juga sudah memfasilitasi vaksin untuk masyarakat. Ada beberapa macam jenis vaksin di Indonesia.
Akan tetapi, lagi-lagi kesadaran masyarakat yang kurang membuat upaya pemerintah tidak maksimal, sebagian
dari mereka beralasan takut untuk vaksin dikarenakan adanya efek samping dari vaksin Covid-19 ini. Memang
vaksin akan memberikan efek samping kepada sebagian orang, Akan tetapi, hal ini seharusnya tidak dijadikan
alasan karena saat vaksin akan diberikan obat berupa penurun demam jika memang orang tersebut merasa
tidak enak badan. Setelah vaksin juga diminta untuk menunggu 15 hingga 30 menit untuk diobservasi. Padahal,
jika orang yang sudah divaksin terkena virus Covid-19 tidak akan seburuk orang yang postif Covid-19 tanpa
vaksin.
Dapat dibayangkan jika semua masyarakat di Indonesia taat protokol kesehatan dan taat terhadap peraturan
pemerintah dalam upaya penekanan angka terpapar Covid-19 di Indonesia mungkin kita semua bisa hidup
tanpa masker kembali seperti sebelum Covid-19 ada di Indonesia.
Tentu hal itu sangat diinginkan oleh semua warga Indonesia. Dimana kita bisa keluar tanpa ketakutan dan tanpa
perlu diswab terlebih dahulu agar kita bisa berpergian jarak jauh. Kita juga sangat ingin berkumpul dengan
teman-teman juga saudara. Kita sangat merindukan keramaian di jalanan, di pertokoan, dan ditempat-tempat
lainnya. Maka, sangat diharapkan untuk semua warga Indonesia bisa taat prokes dan mendukung upaya-upaya
pemerintah dengan tujuan menekan angka kasus Covid-19 di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/memahami-vaksin-berdasarkan-kandungannya
https://www.alodokter.com/virus-corona
https://www.alodokter.com/covid-19
NAMA : HASNA ROFIDATUN NIESA
NIM : P07120121036
PRODI : D3 KEPERAWATAN
KATA KUNCI: VAKSINASI HAK ATAU KEWAJIBAN

VAKSINASI COVID-19 DI INDONESIA:


HAK ATAU KEWAJIBAN WARGA NEGARA

Pada saat ini, Pemerintah Indonesia sedang gencar melakukan program vaksinasi Covid-19 yang
merupakan upaya untuk meningkatkan kekebalan sistem imunitas tubuh di masyarakat.  Vaksin berperan untuk
menekan bertambahnya angka kematian akibat Covid-19. Vaksin tersebut didatangkan dalam jumlah yang
besar dari luar negeri. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, telah menargetkan vaksinasi sebanyak 1juta
perhari pada bulan Juli 2021.
Walaupun begitu pentingnya vaksinasi dalam rangka penanggulan Covid-19, tetapi upaya tersebut
masih menimbulkan penolakan sebagian masyarakat Indonesia. Alasannya pun berbagai macam, ada yang
mengatakan vaksinasi tersebut merupakan konspirasi, merasa dirinya sehat, ataupun takut dengan efek
samping yang ditimbulkan setelah vaksinasi. Maka dari itu, program vaksinasi mengalami perdebatan apakah
hak atau kewajiban bagi setiap warga negara. Apabila vaksinasi merupakan suatu hak, maka warga negara
boleh untuk menolak adanya vaksinasi tersebut dan pemerintah tidak boleh melakukan pemaksaan terhadap
warga negara yang menolak. Namun, apabila vaksinasi tersebut merupakan suatu kewajiban, maka setiap
warga negara wajib melakukan vaksinasi kecuali mengalami kondisi tertentu, misalnya orang yang sedang sakit.
Akademisi dari Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya, Farina Gandryani bersama
dengan Fikri Hadi, telah menulis artikel terkait apakah pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Indonesia
merupakan hak ataukah kewajiban dari warga negara. Artikel tersebut telah terbit di Jurnal Rechtsvinding di
Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia pada April 2021 lalu.
Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa hak atas kesehatan merupakan hak setiap orang yang
termasuk di dalamnya adalah pelayanan kesehatan seperti vaksinasi. Bahkan hak tersebut merupakan hak
konstitusional dan juga hak yang dilindungi secara hukum internasional. Namun dalam kondisi darurat COVID-
19 saat ini, hak tersebut dapat menjadi suatu kewajiban. Salah satunya adalah bila ditinjau dari sudut pandang
kesehatan, seseorang yang tidak divaksin berpotensi untuk menularkan bahkan membunuh orang lain. Dapat
dimungkinkan seseorang yang menolak vaksin tersebut bisa jadi sudah terpapar virus Covid-19. Namun, orang
tersebut mempunyai imun yang kuat, sehingga virus tersebut tidak mengganggu kesehatan orang tersebut.
Ketika berinteraksi dengan orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung, tanpa diketahui bahwa
virus tersebut dapat menular ke orang lain yang tidak mempunyai imun sekuat orang yang menolak tersebut.
Maka, hal itu dapat membahayakan orang lain bahkan mengancam nyawa orang tersebut. Singkatnya,
seseorang yang tidak divaksin justru dapat berpotensi menjadi penular virus bagi orang lain.
Pemerintah saat ini juga sudah menerapkan vaksinasi sebagai salah satu syarat wajib untuk orang
yang bekerja di suatu instansi, syarat bepergian, syarat untuk mengurusi berkas adminiistrasi, dan lain-lain. Hal
tersebut merupakan suatu upaya menuju keberhasilan program vaksinasi di Indonesia.
Jadi, kesimpulan dari pernyataan di atas adalah vaksinasi Covid-19 merupakan suatu hak dan berubah
menjadi suatu kewajiban pada saat darurat pandemi Covid-19 ini karena orang yang divaksin memiliki antibodi
yang kuat daripada orang yang belum divaksin, sehingga dapat mengurangi resiko penularan Covid-19 kepada
orang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Jurnal:
Gandryani, Farina., dan Fikri Hadi. “Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Di Indonesia; Hak atau Kewajiban Warga
Negara,” Jurnal Rechtsvinding Volume Nomor 1 (April 2021).
Nama : Indah Suciningtyas
NIM : P07120121028
Prodi : D3 Keperawatan

Masa Pandemi Memberi Dampak Besar Bagi Perekonomian Masyarakat


Di awal tahun 2020, dunia sedang dihadapkan pada bencana wabah pandemi Corona Virus Disease
2019 atau disebut dengan Covid-19, dimana hampir seluruh negara di dunia telah melaporkan kasus positif
Covid-19 dengan jumlah kasus global sebanyak lebih dari 3,5 juta dan jumlah korban hampir mencapai 4 juta
jiwa. Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang sangat besar bagi dunia salah satunya di Indonesia.
Dampak yang terjadi salah satunya pada perekonomian Indonesia, dimana sejak adanya virus ini
masyarakat dihimbau untuk mengurangi aktivitas diluar rumah, sektor pariwisata harus ditutup, jadwal
penerbangan dan transportas lain dikurangi, beberapa terminal ditutup, beberapa pabrik dan perusahaan
melakukan lockdown, dan berbagai hal lain yang menyebabkan perekonomian Indonesia lumpuh. Namun, saat
Indonesia memasuki era baru, yaitu era new normal (normal baru), dimana pada era ini masyarakat sudah bisa
beraktifitas seperti biasa, namun harus mengikuti protokol kesehatan. Protokol kesehatan yang dimaksud
adalah masyarakat wajib menggunakan masker, jaga jarak sejauh 1 (satu) meter, rajin mencuci tangan, dan
dilarang berkerumun. Meskipun demikian, perekonomian indonesia tidak bisa pulih dengan cepat, karena
kenyataannya Covid-19 masih bertebaran disekitar masyarakat, dan aktivitas masyarakat masih terbatas.
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan suatu negara untuk mengalokasikan sumber
daya yang dimiliki baik individu maupun organisasi di negara tersebut. Tetapi semenjak adanya pandemi ini
negara memiliki krisis ekonomi yang diperkirakan menjadi lemah dari tahun-tahun sebelumya. Menteri
Perekonomian menuturkan bahwa pertumbuhan ekonomi bisa tertekan hingga level 2,5% hingga 0%. Hal itu
bisa terjadi ketika tidak di lakukan strategi pencegahan yang baik dan tepat untuk mengatasi hal tersebut. Dunia
usaha mengalami tantangan sangat berat. Sekitar setengah dari 3,3 miliar pekerja di dunia menghadapi risiko
kekurangan uang dan atau kehilangan pekerjaan dalam berbagai tingkatannya. Sektor ekonomi informal juga
terpukul hebat. Jutaan petani di dunia, begitu juga pekerja migran menghadapi situasi ekonomi yang berat
dengan berkurang atau bahkan hilangnya penghasilan mereka.
Menurut para ekonom, Indonesia tampaknya masih sulit keluar dari jurang resesi. Sebagaimana
diketahui, sejak diserang Covid-19, ekonomi Indonesia terus-terusan berada di zona negatif. Di kuartal II-2020,
ekonomi RI langsung jeblok hingga -5,32%, di kuartal III-2020 mulai terjadi perbaikan menjadi -3,49% tapi masih
berada di zona negatif, di kuartal IV-2020 pun demikian meski membaik menjadi -2,19% tapi tetap saja belum
berhasil mencatatkan pertumbuhan yang positif. Realisasi itu menunjukkan bahwa RI belum mampu keluar dari
jurang resesi. Hal ini terjadi karena pergerakan manusia belum kembali seperti sebelum adanya pandemi Covid-
19. Tidak hanya terjebak di jurang resesi, pandemi juga membuat ekonomi RI jatuh ke level pertumbuhan
terendah sejak 20 tahun terakhir karena ekonomi Indonesia mengalami kontraksi hingga -2%. Tidak berhenti di
situ, pandemi Covid-19 juga membuat jumlah pengangguran di Indonesia semakin membludak. Apabila
pengangguran meningkat akhirnya pendapatan masyarakat juga berkurang dan ini yang kemudian berdampak
pada peningkatan jumlah penduduk miskin.
Dampak buruk pasti dialami oleh seluruh elemen masyarakat, baik masyarakat menengah keatas,
maupun masyarakat menengah kebawah. Salah satu contoh masyarakat yang merasakan dampaknya adalah
petani karena petani tidak luput dari dampak adanya Covid-19, para petani sangat kesulitan menjual hasil
pertaniannya karena beberapa wilayah di Indonesia melakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar),
selain itu hasil pertanian mereka tidak bisa di import, sehingga produk-produk hasil pertanian tidak bisa dijual ke
luar daerah dan berakibat anjloknya harga. Hal ini menyebabkan para petani mengalami kerugian, karena biaya
yang mereka keluarkan tidak sebanding dengan harga yang ada di pasar. Pada sektor pariwisata juga terkena
dampaknya, contohnya hotel, restoran maupun pengusaha retail. Sebagian besar hotel mengalami penurunan
okupansi hingga 40% selama pandemi. Wisatawan mancanegara yang sepi juga berdampak pada usaha rumah
makan atau restoran sekitar yang sasaran konsumennya adalah wisatawan mancanegara yang sedang berlibur
ke Indonesia. Pada industri retail juga mengalami penurunan yang signifikan seperti pada daerah Kota Jakarta,
Manado, Bali, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, dan Medan
Tetapi yang berdampak besar terjadi pada sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah),
berdasarkan hasil survei Katadata Insight Center (KIC) yang dilakukan terhadap 206 pelaku UMKM di
Jabodetabek, mayoritas UMKM sebesar 82,9% merasakan dampak negatif dari pandemi ini dan hanya 5,9%
yang mengalami pertumbuhan positif. Kondisi Pandemi ini bahkan menyebabkan 63,9% dari UMKM yang
terdampak mengalami penurunan omzet lebih dari 30%. Hanya 3,8% UMKM yang mengalami peningkatan
omzet. Sedangkan hasil survei dari beberapa lembaga seperti BPS, Bappenas, dan World Bank menunjukkan
bahwa pandemi ini menyebabkan banyak UMKM kesulitan melunasi pinjaman serta membayar tagihan listrik,
gas, dan gaji karyawan. Bahkan beberapa di antaranya terpaksa sampai harus melakukan PHK.
Memburuknya kondisi ekonomi akibat wabah Covid-19 memberikan tiga dampak besar bagi
perekonomian masyarakat Indonesia, yaitu membuat konsumsi dan kebutuhan rumah tangga atau daya beli
menjadi lebih banyak, melemahkan proses inventasi yang berkepanjangan dan memungkinkan terhentinya
usaha yang sedang berjalan, dan menyebabkan harga komoditas pasar menjadi turun dan ekspor Indonesia ke
beberapa negara juga berkurang bahkan terhenti karena seluruh dunia mengalami pelemahan ekonomi secara
signifikan. Masyarakat yang terdampak paling buruk akibat pandemi seharusnya menjadi prioritas utama
menerima bantuan khusus penanganan covid-19. Namun kenyataannya, 40% pekerja tidak pernah menerima
bantuan sama sekali dari pihak manapun, padahal mereka terdampak cukup parah akibat pandemi covid-19.
Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini secara yakin belum bisa berharap bahwa pandemi akan selesai
dalam waktu dekat. Oleh karena itu, sebuah keharusan belajar hidup bersandingan dengan pandemi. Salah satu
langkahnya adalah dengan meningkatan kesadaran diri dalam menjalankan prokes ditengah pandemi. Negara-
negara yang masih terpapar terus meningkat menyebabkan jumlah orang yang terpapar kurvanya juga
meningkat. Karena itulah, seharusnya seluruh lapisan masyarakat Indonesia harus melihat dan memandang
bahwa pandemi Covid-19 adalah musuh bersama. Jika tidak, maka akan sulit bagi Indonesia untuk bisa keluar
dari masalah besar tersebut. Corona tidak memilih negara miskin, negara kaya, negara modern, negara
terbelakang. Setidaknya dari langkah kecil kita dalam mematuhi segala aturan prokes yang ada, maka secara
tidak langsung hal tersebut sudah dapat meminimalisir terjadinya peneybaran virus.
Sumber :
https://smeru.or.id/id/content/ringkasan-eksekutif-dampak-sosial-ekonomi-covid-19-terhadap-rumah-tangga-dan-
rekomendasi
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/IJNHS/article/view/225/165
https://analisis.kontan.co.id/news/dampak-ekonomi-pandemi-covid-19
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5479673/setahun-corona-di-ri-ini-3-dampaknya-ke-ekonomi
https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XIII-10-II-P3DI-Mei-2021-1982.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Dampak_pandemi_Covid-19_terhadap_ekonomi_dan_bisnis
https://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/jurei/article/view/2379/1847
Nama : INDIRA INDRIANI
NIM : P071201210112
Prodi : D3 Keperawatan

PANDEMI COVID 19 SEMAKIN MENINGKAT, BUDAYAKAN MENGGUNAKAN MASKER


DAN WAJIB VAKSINASI

Pandemi Covid-19 di Indonesia merupakan bagian dari pandemi penyakit koronavirus 2019 (Covid-19)
yang sedang berlangsung di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh koronavirus sindrom pernapasan akut
berat 2 (SARS-CoV-2). Kasus positif Covid-19 di Indonesia pertama kali dideteksi pada tanggal 2 Maret 2020.
Sampai tanggal 26 Agustus 2021, Indonesia telah melaporkan 4.043.736 kasus positif menempati peringkat
pertama terbanyak di Asia Tenggara. Dalam hal angka kematian, Indonesia menempati peringkat ketiga
terbanyak di Asia dengan 130.182 kematian.
Sudah satu tahun lebih pandemi Covid-19 melanda dunia. Pandemi telah banyak menimbulkan
dampak dan perubahan dunia. Di Indonesia sendiri, pagebluk telah memberikan dampak signifikan dalam
semua sektor kehidupan bangsa Indonesia. Mulai dari sektor kesehatan, sektor ekonomi, sektor pendidikan,
sektor keagamaan, dan sektor lain terkana imbasnya.
Pemerintah pusat telah melakukan berbagai upaya untuk menangani pandemi Covid-19. Di sektor
kesehatan, pemerintah telah berupaya mempercepat pelaksanaan tracing, testing, dan treatment (3T),
memenuhi obat antivirus untuk pengobatan pasien Covid-19, pemenuhan kebutuhan oksigen, percepatan
vaksinasi untuk seluruh penduduk Indonesia.
Hidup sehat yang cerdik. Point penting yang diharapkan muncul atau kita memiliki terkait hidup sehat
adalah kondisi dimana kita sehat seutuhnya baik mental, fisik maupun kesejahteraan social dan terbebas dari
penyakit. Dan kita juga diharapkan untuk peka dan tanggap terhadap situasi yang terjadi disekitar kita. Kita
harus dituntut untuk terus berkembang dan berinovasi, mencari satu cara terhadap permasalahan yang ada
disekitar kita
Mengingat banyaknya kasus positif dan angka kematian, maka kita harus menyadari untuk selalu
menggunakan masker saat bepergian,
Menggunakan masker sangat efektif dalam pencegahan virus corona. Selain itu, cuci tangan juga
sama pentingnya dengan memakai masker. Untuk saat ini pemerintah sangat gencar untuk mengkampanyekan
pemakaian masker, mulai dari sanksi sosial hingga materi.
Masker juga dikenal dengan alat pelindung diri. Sebagai alat pelindung diri, masker dirancang untuk
memberikan perlindungan kepada pemakainya dan bukan sebaliknya menjadi sarana transmisi atau penularan
karena penggunaan yang salah.
Terdapat 3 jenis masker yang disarankan kepada masyarakat agar dapat memutus penyebaran virus
corona. Pertama, masker kain tetap dapat menghalau sebagian percikan air liur (droplet) yang keluar saat
berbicara, menghela napas, ataupun batuk dan bersin. Jadi jika digunakan dengan benar, masker ini tetap
dapat mengurangi penyebaran virus Corona di masyarakat, terutama dari orang yang terinfeksi virus namun
tidak memiliki gejala apa pun. Kedua, masker bedah Jenis masker sekali pakai yang mudah dijumpai dan sering
digunakan tenaga medis saat bertugas. Jika sedang sakit, Anda lebih disarankan menggunakan masker dengan
ketiga fungsi tersebut karena efektif dalam mencegah penyebaran penyakit menular, seperti infeksi virus
Corona. Ketiga, Masker N95 juga efektif untuk mencegah penularan virus Corona. Masker yang cenderung lebih
mahal dari masker bedah ini tidak hanya mampu menghalau percikan air liur saja, tapi juga partikel kecil di
udara yang mungkin mengandung virus. Walaupun daya lindungnya lebih baik, masker N95 tidak disarankan
untuk penggunaan sehari-hari. Hal ini disebabkan desainnya yang membuat orang yang memakai bisa sulit
bernapas, gerah, dan tidak betah memakainya dalam jangka waktu yang agak lama.
Vaksin menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahun. Pengembangan vaksin Covid-19 yang aman dan
efektif adalah langkah penting dalam upaya global untuk mengakhiri pandemi, agar masyarakat dapat kembali
berkegiatan seperti biasa dan bertemu dengan keluarga serta kerabat tercinta.
Vaksin sangatlah aman, meskipun pengembangan vaksin Covid-19 diupayakan berjalan secepat
mungkin, vaksin tetap harus melalui serangkaian uji klinis yang ketat untuk membuktikan kesesuaiannya dengan
standar internasional dalam hal keamanan dan efektivitas vaksin. Hanya vaksin yang dinilai telah memenuhi
standarlah yang akan mendapatkan persetujuan WHO dan otoritas nasional. Semua vaksin yang disetujui oleh
WHO telah terbukti aman dan efektif dalam melindungi penerimanya terhadap sakit berat yang ditimbulkan oleh
Covid-19. Dengan demikian, vaksin terbaik adalah vaksin yang paling siap untuk diakses.
Vaksin mempunyai beberapa manfaat yaitu, mencegah terkena atau mengalami gejala Covid-19 berat,
melindungi orang lain, menghentikan penyebaran Covid-19, membantu melindungi generasi selanjutnya.
Orang yang tidak dianjurkan untuk menerima vaksin atau tidak menjadi prioritas untuk vaksin COVID-
19 antara lain anak-anak atau remaja berusia di bawah 18 tahun dan orang yang menderita penyakit tertentu,
misalnya diabetes atau hipertensi yang tidak terkontrol.
Jadi, dengan mendapatkan vaksin COVID-19, Anda tidak hanya melindungi diri sendiri, tapi juga
orang-orang di sekitar Anda yang belum memiliki kekebalan terhadap virus Corona.
Nama : Indy Ayu Ratu Pinanti
Nim : P07120121023
Prodi : D-III
Jurusan : Keperawatan

“Pentingnya Menjaga Kesehatan Selama Pandemi Covid19”

Menjaga kesehatan adalah hal yang penting apalagi dimasa pandemi seperti ini. Kita bisa memulai dari mencuci
tangan sebelum makan, memakai masker saat keluar rumah. Bukan hanya itu, kesehatan dalam tubuh kita juga
penting bahkan nutrisi dan vitamin sangat diperlukan. Apalagi sampai saat ini Indonesia masih berjuang untuk
melawan virus covid19 disetiap harinya, tentu tidak mudah untuk menghentikan penyebaran virus ini. Untuk itu
kita dianjurkan untuk meningkatkan imun tubuh, supaya dapat menangkal virus covid19.
1. Pola Hidup Sehat :

Kita hanya perlu menjaga kesehatan dari kebiasaan kecil sehari hari, dan mengubahnya menjadi bersih untuk
kesehatan tubuh.
Menurut kolter, pola hidup sehat adalah gambaran dari aktivitas atau kegiatan kita yang didukung oleh keinginan
kita dan bagaimana kita menjalaninya. Maka dari itu kita sebagai manusia yang mudah dan rentang terkena
penyakit ataupun virus dapat menerapkan pola pola sehat dalam kebiasaan ataupun dalam aktivitas sehari hari,
baik aktivitas bersama teman ataupun bersama keluarga sekitar.
2. Manfaat pola hidup sehat :

Menurut pendapat Purnomo dan Abdul Karir, Air yang sehat adalah air yang bersih, tidak berbau, tidak bewarna,
tidak mengandung hama, dan zat zat kimia yang berbahaya.
Pola hidup sehat dapat diawali dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi, vitamin, zat besi, dan
tanpa bahan pengawet, yang juga salah satu pengaruh dalam kehidupan dalam tubuh. Pemenuhan unsur
dalam komposisi makanan menunjang tercapainya kondisi tubuh yang sehat. Dengan pola hidup sehat akan
menciptakan harapan sehat dan aktif beraktivitas, tentunya imun tubuh juga semakin meningkat. Imun tubuh
juga dapat mencegah terjadinya penyakit masuk kedalam tubuh, termasuk virus covid19 ini. Cara kerja imun
tubuh dengan memiliki fungsi yaitu sebagai pertahanan, homostatis, dan pegawasan.
Selain mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat, perilaku terhadap kebersihan diri sendiri juga tidak
kalah penting. Karena manfaat pola hidup sehat tidak hanya mencakup tentang makanan saja.
Menurut Purnomo dan Abdul Karir, Pakaian yang bersih dapat melindungi kulit dari kotoran yang berasal dari
luar dan juga untuk membantu mengatur suhu tubuh. Mandi juga salah satu pola dalam penerapan hidup sehat
dengan menggunakan sabun kuman dan virus yang diluar tubuh dapat mati dengan sendirinya.
3. Memperbaiki Waktu Tidur :

Kebanyakan orang memiliki jam tidur yang kurang karna beberapa alasan pekerjaaan maupun yang lainnya.
Biasanya terdapat alasan klasik pada remaja, dengan sebutan begadang. Banyak remaja tidur malam malam
karena bermain game, mengobrol dengan teman temannya dan sebagainya. Padahal tubuh kita tentunya butuh
istirahat yang cukup agar badan kembali sehat dan segar.
Dilansir dari National sleep Foundation, Direkomendasikan bahwa diusia muda ataupun usia dewasa muda (18-
25 tahun) membutuhkan waktu tidur 7-9 jam dalam semalam. Orang yang tidak memiliki waktu tidur yang cukup
berpotensi terkena penyakit mematikan seperti kanker dan jantung.
4. Berolahraga dipagi hari :

Olahraga dipagi hari sangatlah dianjurkan agar tatap memiliki tubuh yang fit dan sehat. Akrivitas fisik yang
teratur mampu mengurangi lemak tubuh serta membangun masa otot dan meningkatkan metabolisme tubuh.
Jika disertai dengan asupan nutrisi yang sesuai, olahraga dapat membantu menurunkan berat badan sekaligus
mencegah obesitas sebagai pemicu berbagai penyakit.
Dimasa pandemic covid olahraga tidak harus dilakukan diluar rumah, tetapi juga bisa dilakukan didalam rumah.
5. Berfikir positif :

Pola hidup sehat tidak hanya tentang fisik ataupun makanan yang bergizi namun kita juga harus memperhatikan
fikiran tetap stabil agar tidak stress dan terancam penyakit lainnya. Adapun itu berpengaruh pada kebutuhan
mental kita, oleh sebab itu dianjurkan berfikir positif dalam segala hal dan jangan berlebihan, tentunya semua
yang berlebihan ataupun yang kurang juga tidak baik.
Selain itu berfikir positif dapat membuat hati kita menjadi tentram. Dengan mengubah cara berfikir menjadi
positif, maka kesehatan mental juga akan menjadi lebih baik.

Hal diatas yang perlu kita perhatikan dan lakukan dalam keseharian, karena dampak virus ini sangat rentang
jika sudah menyerang tubuh, jika sudah terkena virus ini akan menyerang organ dalam, salah satunya paru
paru. Banyak masyarakat masih teledor dan menyepelekan kondisi seperti ini, banyak juga yang berkeliaran
tidak memakai masker, makan siap saji, dan berkerumun.
Padahal makanan siap saji banyak mengandung zat pengawet dan tidak steril dalam proses pembuatan,
penyajian ataupun pengemasannya.
Akan lebih baik jika membuat sendiri dirumah dengan bahan yang alami tanpa pengawet, pewarna, dan zat zat
kimia lainnya. Selain itu memasak dapat meningkatkan kreatifitas. Banyak juga memasak termasuk salah satu
hobi seseorang.
Nama : INTAN ANANTYA KRISTANTO
NIM : P07120121050
Prodi : D3 Keperawatan

Apakah Sanksi Bagi Penolak Vaksin Melanggar HAM?

Jumlah kematian akibat Covid-19 masih sangat besar. Hal ini menunjukkan bahwa upaya penangan
pandemi COVID-19, menaati protokol kesehatan, terutama aspek kuratif masih sangat lemah walaupun telah
diberlakukan PPKM. Data Satuan Tugas Covid-19 per 21 Agustus 2021 menunjukkan, jumlah kasus Covid-19
bertambah sebanyak 16.744 kasus dengan 1.361 kematian. Kematian terbanyak dilaporkan di Jawa Barat (343
kasus), Jawa Tengah (311 kasus), dan Jawa Timur (213 kasus).

Di Indonesia, pemerintah terus menggalakkan vaksinasi COVID-19 dari mulai usia 12 tahun keatas dan
tegas menyatakan bahwa vaksin merupakan kewajiban bagi pemerintah untuk diberikan kepada warganya
sebagai hak agar tetap sehat dan aman dari COVID-19. Vaksin diberlakukan untuk memutus mata rantai
penularan virus corona dan memberikan perlindungan kesehatan dan keamanan seluruh masyarakat. Karena
dengan melaksanakan vaksin kita menyelenggarakan karantina kesehatan dan hal ini diberikan sanksi jika
masyarakat menolak untuk melakukan vaksinasi.

Ketentuan di atas merujuk pada Pasal 9 ayat (1) jo. Pasal 93 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018
tentang Kekarantinaan Kesehatan (“UU 6/2018”), di mana sanksinya sebagai berikut:
”Setiap orang yang tidak mematuhi penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dan/atau menghalang-halangi penyelenggaraan Kekarantinaan
Kesehatan sehingga menyebabkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100 juta.”

Tak hanya dipidana penjara, masyarakat yang menolak vaksinasi juga diberikan sanksi berupa :
1. Penundaan atau pemberhentian pemberian jaminan sosial atau bantuan sosial.
2. Penundaan atau pemberhentian layanan administrasi pemerintah
3. Dikenakan denda.
Sesuai dengan Perpres No.14 tahun 2021 penetapan sanksi dan denda tersebut tertuang dalam Pasal 13 A
ayat 4 dan Pasal 13 B. Sanksi tersebut ditentukan oleh kementrian, lembaga pemerintah daerah, atau badan
sesuai kewenangannya.

Masyarakat terbagi menjadi dua golongan yaitu, golongan Pro Vaksin COVID-19 (golongan
masyarakat yang setuju melakukan vaksin COVID-19) dan golongan Kontra Vaksin COVID-19 (golongan yang
menolak melakukan Vaksin COVID-19).
Ada beberapa faktor yang membuat beberapa masyarakat Indonesia yang menolak Vaksin COVID-19, yaitu :
1. Tidak Percaya Adanya COVID-19
Beberapa kelompok masyarakat menganggap bahwa COVID-19 hanyalah propaganda, konspirasi, hoax,
hingga upaya kelompok tertentu mencari keuntungan dengan adanya COVID-19.
2. Terbatasnya Informasi Terkait COVID-19
Keterbatasan informasi tersebut mengenai jenis vaksin, ketersediaan vaksin, sasaran vaksin, keamanan vaksin,
efektivitas vaksin, persyaratan vaksin, hingga efek samping yang mungkin ditimbulkan setelah vaksin membuat
masyarakat ragu untuk melakukan Vaksin COVID-19. Hal ini juga berkaitan dengan kondisi sosial, budaya, dan
ekonomi masyarakat.
3. Meragukan Kehalalan Jenis-jenis Vaksin COVID-19
4. Pengaruh Lingkungan Sekitar maupun Media Sosial.
Vaksinasi merupakan wujud pemenuhan kewajiban pemerintah untuk melindungi kesehatan publik.
Mendapatkan vaksinasi merupakan bagian dari hak atas kesehatan warga negara sejalan dengan Pasal 28H
ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

Sebagian masyarakat yang menolak vaksinasi berpendapat bahwa mewajibkan vaksinasi merupakan
pemaksaan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (“HAM”). Selain itu, juga dianggap sebagai pelanggaran
integritas terhadap tubuh seseorang yang sebenarnya dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (“UU 36/2009”), pada:

 Pasal 5 ayat (3) UU 36/2009

“Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan
yang diperlukan bagi dirinya.”

 Pasal 8 UU 36/2009

“Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan
pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan.”

 Pasal 56 ayat (1) UU 36/2009

“Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan pertolongan yang akan
diberikan kepadanya setelah menerima dan memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara
lengkap”.

Namun, terdapat pengecualian Pasal 56 ayat (1) UU 36/2009 yakni hak untuk menerima atau menolak tersebut
tidak berlaku pada penderita penyakit yang penyakitnya dapat secara cepat menular ke dalam masyarakat yang
lebih luas.
World Health Organization (WHO) menyatakan mewajibkan vaksinasi justru akan menjadi bumerang
yang memicu orang-orang untuk bersikap antipati terhadap vaksin COVID-19.

Namun, jika menolak melakukan vaksinasi COVID-19 dapat menimbulkan resiko-resiko yaang berbahaya bagi
diri sendiri dan orang disekitar seperti :

1. Memperlambat Terbentuknya Herd Immunity

Masyarakat yang tidak divaksin membuat cakupan vaksinasi COVID-19 lebih kecil sehingga mungkin
memperlambat terbentuknya herd immunity. Padahal, herd immunity dapat mengurangi penyebaran virus,
memutus rantai penularan, dan pada gilirannya akan menghentikan wabah. Herd immunity dapat terbentuk
tanpa vaksin atau secara alami. Namun, hal ini membutuhkan waktu yang sangat lama. Mengingat syarat untuk
mengalahkan virus adalah 70 persen penduduk terinfeksi penyakit untuk menciptakan kekebalan atau imunitas
secara alami.

2. Memiliki Gejala Lebih Berat saat Terpapar

Apabila seseorang tidak menjalani vaksinasi, maka ia juga tidak akan memiliki kekebalan spesifik terhadap
penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian vaksin COVID-19. Jadi, orang yang tidak melakukan vaksinasi
lebih berisiko mengalami gejala yang lebih berat hingga rawat inap saat terpapar virus corona. Meski vaksin
tidak 100 persen membuat seseorang menjadi kebal dari COVID-19. Namun, vaksinasi akan mengurangi
dampak yang ditimbulkan jika seseorang tertular COVID-19.
Menurut ahli yang dikutip dari Kompas.com, vaksin COVID-19 juga hampir sempurna dalam mencegah
kematian sehingga penurunan kematian secara nasional menyembunyikan tingkat kematian akibat COVID-19 di
antara orang yang tidak divaksinasi. Hal ini berarti, tingkat kematian menunjukkan bahwa orang yang tidak
divaksinasi tidak dalam kondisi aman.

3. Berisiko Mengalami Long Covid

Selain rawat inap yang lebih tinggi dan risiko kematian, orang-orang yang belum divaksin COVID-19 berisiko
lebih tinggi mengalami long covid. Long covid merupakan suatu kondisi di mana seseorang yang telah
dinyatakan sembuh dari COVID-19 masih mengalami sejumlah gejala.
Menurut CDC, kasus long covid dapat terjadi pada orang-orang yang terinfeksi COVID-19 dengan gejala ringan
dan bahkan mereka yang benar-benar tanpa gejala. Namun, beberapa ahli berpendapat, ada bukti yang lebih
meyakinkan bahwa long covid cenderung terjadi setelah infeksi COVID-19 yang parah atau bergejala.

Agar tidak bimbang dan ragu untuk melakukan vaksinasi COVID-19, berikut manfaat dari vaksinasi COVID-19
yang perlu diketahui.

1. Efektif Meminimalisir Penyebaran Virus


Vaksin COVID-19 sudah terbukti efektif untuk mencegah seseorang terinfeksi virus Corona. Apabila terinfeksi,
maka vaksin bisa membantu meminimalisir penyebaran virusnya. Ketika orang yang telah divaksin masih
terpapar COVID-19, maka vaksin yang telah disuntikkan ke dalam tubuh akan mencegah tubuh mengalami
gejala parah akibat virus Corona.

2. Membentuk Antibodi
Vaksin COVID-19 terbukti bisa membantu membentuk respons antibodi untuk sistem kekebalan tubuh. Bahkan,
pada orang yang sudah pernah terinfeksi COVID-19 sekalipun, penelitian menunjukkan bahwa vaksinasi terbukti
menyediakan perlindungan bagi orang-orang yang sebelumnya pernah terpapar virus ini.

3. Melindungi orang-orang di sekitar


Manfaat vaksinasi COVID-19 yang tak kalah pentingnya adalah vaksin yang kita dapatkan juga bisa membantu
melindungi orang di sekitar kita. Sebab, apabila kita terinfeksi virus Corona, maka kita berisiko menularkannya
ke orang-orang di sekitar kita. Karenanya, vaksinasi COVID-19 menjadi cara terbaik untuk mencegah penularan
virus ini.

4. Menciptakan kekebalan kelompok


Vaksinasi COVID-19 juga bermanfaat untuk menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity. Untuk
mendapatkan manfaat vaksinasi COVID-19 yang satu ini, para ahli percaya dibutuhkan 70 persen dari populasi
untuk divaksinasi.

Maka dari itu, dengan melaksanakan vaksinasi COVID-19 diharapkan dapat memutus tali rantai
penyebaran COVID-19 dan membentuk kekebalan tubuh untuk melindungi diri dari bahaya virus COVID-19.
Dan sebaiknya pemerintah tidak memberikan sanksi maupun pidana terlebih dahulu terhadap orang yang
menolak vaksinasi. Alangkah baiknya pemerintah mencari solusi lain karena hal tesebut justru memunculkan
ketidaksukaan masyarakat. Dan hal tersebut harusnya dihindari jika masih ada jalan lain untuk mendorong
masyarakat untuk melaksanakan vaksinasi seperti memberikan edukasi dan kampanye vaksinasi COVID-19
terhadap masyarakat tentang manfaat vaksinasi dan resiko tidak melakukan vaksinasi COVID-19 karena
biasanya orang yang menolak melakukan vaksinasi mendapatkan informasi yang tidak tepat dan memberikan
apresiasi kepada masyarakat yang telah melakukan vaksinasi COVID-19 agar masyarakat yang menolak
melakukan vaksinasi tertarik melakukan vaksinasi. Namun, jika masyarakat tetap menolak maka tak ada jalan
lain selain pemberian sanksi dan pidana, karena ini tak hanya menyangkut diri sendiri tetapi juga demi kebaikan
orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Sofia, Hanni. 2021.” Vaksinasi, antara hak dan kewajiban warga negara
“,https://www.antaranews.com/berita/1943320/vaksinasi-antara-hak-dan-kewajiban-warga-negara, diakses pada
21 Agustus 2021.

Aqsa, Alghiffari.2021.” Tolak Vaksinasi COVID-19 Dipidana? Begini Perspektif HAM”,


https://m.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt600eb7f29e097/tolak-vaksinasi-covid-19-dipidana-begini-
perspektif-ham, diakses 24 Agustus 2021.

Lestari, Karlina. 2021.” Enggan Divaksin, Ini Alasan Masyarakat Menolak Vaksin Covid-19”,
https://www.sehatq.com/artikel/alasan-orang-menolak-vaksin-covid-19-dan-akibatnya, diakses pada 27
Agustus 2021”.

Riskita, Amelia.2021.” 3 Risiko Tidak Mau Vaksin COVID-19, Salah Satunya Long COVID, Waspada!”,
https://www.orami.co.id/magazine/risiko-tidak-mau-vaksin-covid-19/, diakses pada 27 Agustus 2021”.

Alihusman. 2021.”SANKSI MENOLAK VAKSINASI ANTARA HAK DAN KEWAJIBAN”,


http://103.76.175.83/index.php/publikasi/pojok-penyuluhan-hukum/122-sanksi-menolak-vaksinasi-antara-
hak-dan-kewajiban, diakses pada 27 Agustus 2021”.
Nama : Karisma Dwi Rahmawati
NIM : P07120121037
Prodi : D3 Keperawatan (semester1)

Tugas Kewarganegaraan

Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Pada Masa Pandemi Covid-19
Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Berawal dari amanah Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia, adalah: melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial. Tujuan negara ini sungguh mulia, melalui pendiri bangsa bertekad agar penerus bangsa
memperoleh kesejahteraan atau tidak miskin, aman atau tidak berpecah-belah, dihargai bangsa lain atau tidak
dijajah, serta madani atau berperadaban.
Salah satu ciri negara bangsa adalah adanya sebuah konstitusi yang hidup di tengah-tengah
masyarakat. Konstitusi menjadi syarat mutlak keberlangsungan suatu negara. Menurut K.C. Wheare, konstitusi
adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan dari suatu negara yang berupa kumpulan peraturan-peraturan yang
membentuk, mengatur atau memerintah dalam pemerintahan suatu negara. Sedangkan dalam pandangan C.F
Strong, konstitusi dimaknai sebagai suatu kumpulan asas-asas yang menyelenggarakan: kekuasaan
pemerintahan (dalam arti luas), hak-hak dari yang diperintah, dan hubungan antara pemerintah dan yang
diperintah (menyangkut di dalamnya masalah HAM). Konstitusi merupakan suatu hal penting yang ada dan
diterapkan dalam berbagai negara. Dalam hal ini, konstitusi merupakan suatu norma sistem politik dan hukum
yang memuat dasar-dasar peraturan di suatu negara. Dengan begitu, konstitusi dapat dikatakan sebagai prinsip
dasar yang menjadi pegangan dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Indonesia juga termasuk salah satu negara yang menerapkan konstitusi dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Dalam hal ini, konstitusi yang dianut Indonesia tidak lain adalah Undang-Undang
Dasar 1945. UUD 1945 memuat dasar-dasar dan tujuan negara yang dibentuk pada masa awal pemerintahan
Indonesia. Secara umum, fungsi konstitusi ini juga tidak jauh dari tujuan konstitusi yang ada yaitu memberikan
batasan bagi penguasa negara dalam menjalankan dan menyelenggarakan pemerintahan. Hal ini dilakukan
untuk menjamin hak-hak masyarakat dalam kehidupan bernegara. Sebagai warga negara indonesia kita
memiliki hak dan kewajiban. Dimasa pandemi ini pemerintah menetapkan hak dan kewajiban dalam bidang
kesehatan. Secara konstitusional, hak atas kesehatan merupakan hak asasi manusia yang menjadi kewajiban
pemerintah untuk memenuhinya. Berikut ini beberapa ketentuan perundang-undangan yang menegaskan
bahwa hak atas kesehatan merupakan hak asasi manusia pada Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia: Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Seluruh ketentuan di atas menegaskan bahwa kesehatan adalah hak warga negara. Pemerintah
sebagai penyelenggara negara berkewajiban untuk memenuhi layanan kesehatan demi tercapainya derajat
tertinggi kesehatan. Di era pandemi covid 19 ini yang dibutuhkan pencegahan penularan virus tersebut dengan
cara vaksinasi. Secara teknis, standar hak asasi manusia telah memberikan kerangka pemenuhan hak atas
kesehatan melalui Komentar Umum Komite Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya Nomor 14 bahwa layanan
kesehatan harus memenuhi 4 (empat) indikator, yaitu:
1. Aspek ketersediaan (availability). Pada konteks ini, vaksin harus tersedia dalam kuantitas yang
cukup.
2. Aspek aksesibilitas (accesibility). Vaksin harus dapat diakses oleh siapapun. Tidak boleh ada
diskriminasi atau pengistimewaan kepada siapapun. Vaksin harus dapat diakses dan terjangkau
oleh siapapun. Informasi tentang pelayanan vaksin harus terbuka dan dapat diakses oleh
siapapun.
3. Aspek keberterimaan (affordability). Vaksin harus dapat diterima oleh masyarakat. Pemerintah
memiliki kewajiban untuk memberi Pendidikan kepada pihak yang menolak vaksin dengan
argumentasi perlindungan hak orang lain.
4. Aspek kualitas (quality). Vaksin harus memenuhi standar berkualitas sesuai dengan ilmu
pengetahuan.

Presiden Republik Indonesia memerintahkan Menteri Kesehatan agar mencabut, bukan menunda
pemberlakuan, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2021 dan memutuskan kembali bahwa Vaksin
Covid 19 adalah gratis untuk semua warga negara Republik Indonesia. Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah serta Satuan Tugas Penanganan Pandemi Covid-19 untuk memaksimalkan upaya dalam rangka
memberikan layanan kesehatan , termasuk vaksinasi, dengan adil dan tidak diskriminatif.
Hak dan kewajiban tersebut yang harus kita patuhi. Salah satu penerapan yang harus kita lakukan Di
masa pandemi covid 19 ini hak masyarakat sebagai penduduk adalah mendapatkan layanan kesehatan dari
pemerintah. Adapun, kewajibannya adalah menjaga kesehatan diri sendiri dan lingkungan sekitar. Sementara
itu, pemerintah memiliki hak untuk membuat dan melaksanakan peraturan dalam menghadapi pandemi Covid-
19. Sedangkan, kewajibannya adalah memperhatikan kesehatan masyarakat dan memberikan bantuan sosial.
Pandemi Covid-19 menimbulkan status kedaruratan di Indonesia. Melalui Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun
2020, Indonesia telah mengumumkan status kedaruratan kesehatan. Berbagai upaya dilakukan dalam rangka
mengatasi dampak pandemi Covid-19. Salah satunya adalah upaya vaksinasi. Namun, di masyarakat timbul pro
kontra terkait vaksinasi tersebut. vaksinasi yang pada mulanya adalah hak setiap orang, dapat menjadi suatu
kewajiban mengingat situasi kedaruratan di Indonesia saat ini. Hal ini karena seseorang yang tidak divaksin
berpotensi untuk menularkan bahkan membunuh orang lain. Dengan demikian pemerintahan menetapkan
bahwa Vaksinasi Covid-19 merupakan hak sekaligus kewajiban bagi seluruh elemen masyarakat meskipun
terdapat reaksi positif maupun negatif dari masyarakat itu sendiri. Hak dan kewajiban tersebut harus dijalankan
oleh warga negara Indonesia sebagai upaya mewujudkan ketahanan nasional.
Pada tingkat nasional, ketahanan nasional adalah kemampuan masyarakat untuk menghadapi
keadaan sulit dengan melakukan perubahan dan penyesuaian serta menyerap kesulitan atau perubahan yang
diakibatkan oleh ancaman. Hal tersebut dapat dilihat melalui kemampuan masyarakat untuk bertahan terhadap
kesulitan dengan mempertahankan segenap institusi dan nilai yang dimiliki. Kemampuan masyarakat juga dilihat
melalui penyesuaian dalam cara baru dan inovatif, seperti tatanan normal baru yang saat ini ada. Sikap serta
persepsi sosial dan politik juga ditemukan dan berpengaruh terhadap kemampuan bangsa untuk bertahan
menghadapi situasi krisis atau konflik. Sejalan dengan hal tersebut, ketahanan dalam konteks Covid-19 baik
dalam era kini maupun mendatang, menunjukan bahwa sangat diperlukan pengendalian virus dan pemikiran
ulang tentang pemeliharaan kesehatan, memberikan revolusi pembelajaran, pembentukan rantai logistik dan
perdagangan yang memiliki ketahanan, serta distribusi tindakan stimulus yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA

http://kotaku.pu.go.id:8081/wartaarsipdetil.asp?mid=3174&catid=2&
https://centres.uii.ac.id/pusat-studi-hukum-konstitusi-pshk/
https://rechtsvinding.bphn.go.id/ejournal/index.php/jrv/article/view/622
http://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/1017-agus-widjojo-bicara-ketahanan-nasional-dalam-
perspektif-kebhinnekaan-untuk-pembangunan-indonesia
Nama : Latifatul Azizah
NIM : P07120121048
Prodi : D3 Keperawatan
Jurusan : Keperawatan
Tugas Kewarganegaraan (Membuat Artikel)
Berikut adalah contoh teks artikel tentang Covid-19:

COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis virus corona yang baru ditemukan. Virus ini
adalah virus baru dan penyakit yang tidak dikenal sebelum terjadinya wabah di Wuhan, Cina, pada bulan
Desember 2019.
Infeksi coronavirus merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus corona dan menimbulkan gejala utama
berupa gangguan pernapasan. Penyakit ini menjadi sorotan karena kemunculannya di akhir tahun 2019 pertama
kali di Wuhan, China. Lokasi kemunculannya pertama kali ini, membuat coronavirus juga dikenal dengan
sebutan Wuhan virus.
Selain China, coronavirus juga menyebar secara cepat ke berbagai negara lain, termasuk Jepang, Thailand,
Jepang, Korea Selatan, bahkan hingga ke Amerika Serikat.
Virus Corona (CoV) merupakan famili virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa, Demam tinggi
disertai menggigil,Batuk kering,Pilek,Hidung berair dan bersin-bersin,Nyeri tenggorokan. Ada beberapa gejala
lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus Corona meskipun lebih jarang, yaitu:
Diare, Sakit kepala, Konjungtivitis,Hilangnya kemampuan mengecap rasa, Hilangnya kemampuan untuk
mencium bau (anosmia), Ruam di kulit.
Guna memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala dari virus Corona, diperlukan rapid test atau
PCR. Untuk menemukan tempat melakukan rapid test atau PCR di sekitar rumah Anda.
Sesak napashingga penyakit yang lebih berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-SoV) dan
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Pada 11 Februari 2020, WHO mengumumkan nama virus
Corona jenis baru tersebut adalah Corona Virus Disease 2019 (disingkat menjadi COVID-19).
Protokol Kesehatan Saat Pandemi Covid-19
Jumlah kasus infeksi virus corona di Indonesia kian meningkat. Bertambahnya jumlah kasus ini membuat angka
infeksi Covid-19 di Indonesia menembus angka 1 juta.
Sudah seharusnya kita lebih patuh terhadap protokol kesehatan yang telah ditentukan Pemerintah Indonesia.
Protokol kesehatan ini ditujukan untuk mencegah penularan virus corona dan meminimalisir bertambahnya
angka kasus infeksi.
Protokol kesehatan tersebut meliputi menggunakan masker, rajin mencuci tangan, serta wajib menjaga jarak.
Hal ini bukanlah hal yang mudah, karena bukan merupakan suatu kebiasaan untuk kita semua.
Namun, kita harus bekerja lebih keras lagi untuk selalu mengingatkan diri sendiri, orang di sekitar kita, serta
orang lain untuk terus menerapkan protokol kesehatan agar tidak terjadi penambahan kasus dan pandemi
segera berakhir.
Pertambahan kasus ini bukan hanya menjadi momen yang paling menyedihkan. Namun, juga untuk menjadi
pengingat agar kita senantiasa menjalankan protokol kesehatan.

Masa Inkubasi
Masa inkubasi dapat bervariasi antar pasien, yaitu 2-14 hari setelah terpapar virus berdasarkan periode inkubasi
yang ditunjukkan sebelumnya pada virus MERS. Masa inkubasi 24 hari telah diamati dalam penelitian terbaru.

Penularan
Penularan dari orang ke orang diperkirakan terjadi melalui droplet ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin,
mirip dengan bagaimana influenza dan patogen pernapasan lainnya yang dapat terhirup ke dalam paru-paru.
Penularan Covid-19 dapat juga terjadi dengan menyentuh permukaan atau objek yang memiliki virus di atasnya
dan kemudian orang tersebut menyentuh mulut, hidung, atau mungkin mata mereka sendiri.

Adakah Antibiotik untuk Mencegah dan Mengobati Covid-19?


Antibiotik tidak bekerja melawan virus. Antibiotik digunakan hanya untuk melawan bakteri. Antibiotik tidak boleh
digunakan sebagai sarana pencegahan atau pengobatan infeksi virus. Namun, antibiotik akan diberikan karena
infeksi sekunder bakteri mungkin terjadi saat pasien tersebut dirawat di rumah sakit.

Pencegahan Penularan Covid-19


1. Cuci tangan selama 20 detik dengan sabun dan air mengalir sesuai dengan standar WHO
2. Hindari kerumunan/keramaian
3. Jaga posisi jarak dengan orang lain
4. Hindari melakukan kontak langsung dengan orang yang sakit
5. Konsumsi secara rutin vitamin yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh saat sehat dan
mempercepat penyembuhan saat sedang sakit
6. Gunakan masker saat keluar rumah
7. Membersihkan dan mendisinfeksi secara berkala barang-barang yang sering disentuh.
8. Tetaplah di rumah bila sedang sakit
9. Tutup mulut dengan tisu atau dengan menekuk siku saat Anda batuk atau bersin
10. Hindari kontak dengan hewan ternak secara langsung
11. Menjaga nutrisi dengan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang, minum air putih
dalam jumlah cukup, dan istirahat cukup juga dapat membantu menjaga kondisi tubuh agar
tetap bugar dan terhindar dari infeksi virus corona.

Komplikasi Virus Corona (COVID-19)


Pasien yang terinfeksi coronavirus dapat mengalami gejala gangguan pernapasan seperti pneumonia berat,
seperti demam tinggi dan sesak napas.
Komplikasi seperti gagal napas, gagal jantung akut, dan infeksi sekunder akibat kuman lainnya dapat terjadi bila
kondisi tersebut tidak segera diatasi atau bila penyakit mengalami perburukan dengan sangat cepat.
Nama : Latinsa Nikmah

NIM : P07120211033

Prodi : D3 Keperawatan

Vaksinasi Covid-19, Pentingkah bagi Kita ?

Vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme atau bagiannya atau zat yang
dihasilkannya yang telah diolah sedemikian rupa sehingga aman, yang apabila diberikan kepada seseorang
akan menghasilkan kekebalan spesifik secara aktif terhadap penyakit tertentu.

Vaksinasi adalah proses penanaman bibit penyakit yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh sehingga
seseorang menjadi kebal atau terlindungi dari suatu penyakit. Apabila suatu saat terpapar dengan penyakit
tersebut maka orang tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.

Sejak tahun 2019, virus covid-19 mulai bermunculan di Indonesia. Saat ini kurang lebih 4,07 juta kasus
orang yang terinveksi virus tersebut. Untuk memberi perlindungan tubuh agar tidak jatuh sakit akibat covid-19
maka dilaksanaan vaksinasi covid-19 dengan cara menimbulkan atau menstimulasi kekebalan spesifik dalam
tubuh dengan pemberian vaksin. Vaksin bersama, penerapan disiplin 3M (Memakai masker, Menjaga jarak,
Mencuci tangan) dan penguatan 3T (Tracing, Testing, Treatment) merupakan upaya lengkap dalam menekan
penyebaran covid-19 secara efektif.

Kelompok prioritas penerima vaksin Covid-19 saat ini adalah tenaga kesehatan yang memiliki risiko
tinggi terpapar Covid-19, lansia (>50 tahun), dan orang dengan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi tertular.
Kemudian vaksinasi akan dilanjutkan ke kelompok penerima lainnya, mulai dari masyarakat usia 18 tahun
keatas. Berdasarkan rekomendasi terbaru dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI), saat ini
penyintas Covid-19 harus segera mendapatkan vaksin Covid-19 dengan rentang waktu 3 bulan setelah
dinyatakan bebas Covid-19. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah terinfeksi Covid-19 untuk kedua kalinya
tetapi dengan varian yang berbeda.

Vaksinasi covid-19 merupakan sebuah hak dan kewajiban. Sebagai seorang warga negara Indonesia
yang sudah terdaftar sebagai manusia yang layak dilindungi, sudah sepatutnya kita mendapatkan hak kita yaitu
mendapatkan vaksinasi dengan pelayanan pemberian vaksin yang tepat sesuai dengan SOP dan sudah
dipastikan aman bagi kita. Disisi lain vaksinasi juga merupakan kewajiban bagi seluruh masyarakat Indonesia
guna mencegah penularan covid-19 yang semakin meluas.

Namun pada kenyataannya, banyak masyarakat kita yang masih kurang pemahaman bahkan tidak
mau divaksin dengan berbagai alasan. Berdasarkan hasil survey lembaga WHO di Indonesia, sekitar 65%
responden menyatakan bersedia menerima vaksin covid-19 jika disediakan Pemerintah. Sedangkan 8%
diantaranya menolak. 27% sisanya menyatakan ragu dengan rencana Pemerintah untuk mendistribusikan
vaksin covid-19. Responden mengungkapkan kekhawatiran terhadap keamanan dan keefektifan vaksin,
menyatakan ketidakpercayaan terhadap vaksin, dan mempersoalkan kehalalan vaksin. Alasan penolakan vaksin
covid-19 paling umum adalah terkait dengan keamanan vaksin (30%); keraguan terhadap efektifitas vaksin
(22%); ketidakpercayaan terhadap vaksin (13%); kekhawatiran adanya efek samping seperti demam dan nyeri
(12%); dan alasan keagamaan (8%).

Oleh karena itu, perlu dilakukan sosialisasi mendalam mengenai pentingnya vaksinasi guna mencegah
penularan covid-19 melalui bantuan tokoh masyarakat atau public figure. Dengan begitu, diharapkan
masyarakat dapat terbujuk dan tergerak untuk melakukan vaksinasi covid-19.

Berdasarkan rekomendasi dari Kemenkes, ITAGI, UNICEF, dan WHO, perlu dilakukan beberapa
langkah guna memastikan keberhasilan pelaksanaan vaksinasi covid-19, seperti menyediakan informasi tentang
keamanan dan keefektifan vaksin covid-19 untuk publik lewat berbagai media. Perincian rekomendasinya
adalah sebagai berikut :

1. Susun strategi komunikasi yang mempertimbangkan berbagai kebutuhan informasi masyarakat


sebelum, saat, dan sesudah pengenalan vaksin, terutama yang berkaitan dengan keamanan,
efektifitas, dan kemerataan distribusi vaksin.

2. Lanjutkan penyampaian pesan dan implementasi kebijakan pendukung secara optimal terkait langkah-
langkah pencegahan covid-19, seperti menggunakan masker, mencuci tangan, dan melakukan
pembatasan sosial dan menyosialisasikan ke masyarakat sebagai bagian dari norma sosial.

3. Terapkan upaya persiapan vaksin covid-19 secara maksimal, termasuk menyesuaikan langkah-
langkah Komunikasi Risiko dan Pemberdayaan Masyarakat (KRPM).

4. Sertakan staf medis sebagai pihak utama yang terlibat dalam perencanaan komunikasi dan tingkatkan
kapasitasnya.

5. Lakukan riset yang mendalam untuk memahami kekhawatiran dan persepsi terhadap vaksin covid-19
dan bagaimana berita bohong, disinformasi, atau pemberitaan tidak akurat dapat tersebar luas dan
cepat yang berlebihan (infodemic) sehingga berpotensi memengaruhi tingkat kekhawatiran tersebut.

6. Temukan cara menjangkau masyarakat yang akses informasinya paling terbatas, seperti pada
masyarakat yang tergolong miskin dan rentan.

7. Sertakan aspek intervensi perubahan perilaku ke dalam perencanaan KRPM, alih-alih hanya pesan
komunikasi:

a. Pertimbangkan penggunaan dorongan (nudges) lingkungan untuk mengatasi permasalahan


yang berkaitan dengan biaya, kepuasan (persepsi risiko rendah), dan kenyamanan;
b. Pertimbangkan menyusun profil pengguna untuk kelompok sasaran awal dengan pendekatan
desain yang berpusat pada manusia (Human Centered Design) guna memastikan bahwa
layanan yang diberikan tepat dan dapat diterima untuk mengurangi risiko.

8. Jadikan rasa percaya sebagai elemen utama dalam setiap kebijakan publik terkait pengembangan dan
pengenalan vaksin covid-19—makin transparan, makin baik.

a. Misalnya, siarkan langsung rapat pleno keamanan vaksin nasional yang menjelaskan
pendekatan penelitian dan pengembangan umum dan keamanan vaksin yang digunakan
pemerintah dan para ahli.

SUMBER :
 https://corona.jakarta.go.id/id/vaksinasi
 https://pedulilindungi.id/
 https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20210103/2536122/pelaksanaan-vaksinasi-covid-
19-indonesia-membutuhkan-waktu-15-bulan/
 https://covid19.go.id/storage/app/media/Hasil%20Kajian/2020/November/vaccine-acceptance-survey-
id-12-11-2020final.pdf
Nama : Luluk Natami
NIM : P07120121025
Prodi : D3 Keperawatan

Tugas : Pendidikan Kewarganegaraan (Menulis Artikel)

Upaya Pemerintah Menangani Pandemi Covid-19 hingga Terjadi Pro Kontra Vaksinasi

Kesehatan menjadi salah faktor yang paling penting dalam membangun peradaban bangsa dan memajukan
ekonomi negara. Tanpa kesehatan yang memenuhi standar, manusia tidak akan bisa menjadi sumber daya yang berkualitas
dan produktif. Jika lingkungan kesehatan sudah terbangun dengan baik maka diyakini derajat hidup sehat masyarakat akan
semakin meningkat dari sebelumnya. Ini akan menjadi modal yang penting bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan
bonus demografi.

Apabila berpedoman pada norma konstitusi negara Indonesia, maka sejatinya Pemerintah sungguh- sungguh
dalam menjamin dan melindungi hak konstitusional rakyat. Hak yang tertera dalam konstitusi tersebut bisa dikategorikan
setara dengan hak asasi manusia, termasuk hak pemenuhan ekonomi dan kesehatan pada saat penanganan pandemi Covid-
19. Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua MK Aswanto saat menjadi penceramah kunci pada Webinar Diskusi Hukum
dan Masyarakat bertema “Peranan Negara dalam Menghadapi Masalah Pandemi Covid-19” yang diselenggarakan
Universitas Islam Al Azhar pada Kamis (11/6/2020). Kegiatan ini dilakukan secara virtual dengan menggunakan aplikasi
Zoom dan siarkan langsung di saluran Youtube Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.

Khusus dibidang kesehatan kita dapat merasakan bahwa ketahanan nasional masih perlu untuk ditingkatkan baik
dari sisi fasilitas kesehatan maupun tenaga kesehatannya. Pembangunan kesehatan masyarakat harus dimulai dari
pemenuhan gizi ibu hamil dan anak. Asupan gizi yang baik dalam 1.000 hari kehidupan yaitu mulai dari kandungan hingga
usia 2 tahun, asupan gizi keluarga, serta pola hidup bersih dan sehat. Khususnya keadaan pandemic saat ini, masyarakat
harus disiplin menggunakan masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak. Pandemi covid-19 harusnya dapat menjadi
momentum bagi setiap keluarga untuk menjaga dan menjalankan hidup bersih dan sehat. Memastikan asupan gizi seimbang
sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh yang saat ini sangat bermanfaat dalam menangkal terjangkitnya covid-19.
Politik kesehatan berdikari perlu diperkuat agar menghadirkan fasilitas kesehatan yang dapat diakses masyarakat, baik yang
tinggal di kota maupun desa. Karenanya, perlu penguatan formasi tenaga kesehatan disetiap rumah sakit dan puskesmas,
plus industri nasional untuk peralatan rumah sakit, farmasi, dan obat- obatan.

Sistem jaminan kesehatan nasional yang memastikan bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan pelayanan
kesehatan saat ini jaminan kesehatan Nasional diselenggarakan BPJS Kesehatan dan diharap alokasi anggaran kesehatan
tepat sasaran dan tetap manfaat. Terkait penanganan pandemi dari segi
kesehatan, Indonesia sudah memiliki Universal Health Coverage (UHC) yaitu BPJS Kesehatan yang sudah memberikan
pelayanan kepada 84% populasi di Indonesia. Namun demikian, tantangan berikutnya ada pada penghasian masyarakat
yang terdampak selama pandemi dan mengakibatkan penurunan biaya iuran. Dalam hal ini, pemerintah memberikan
dukungan pembayaran iuran untuk masyarakat miskin.

Pandemi membuat masyarakat memahami pentingnya memiliki asuransi kesehatan. Untuk itu, pemerintah
berharap BPJS Kesehatan dapat mengcover 100% populasi di Indonesia. Tantangan kedua ada pada perbaikan kualitas
pelayanan kesehatan pada masyarakat. Koordinasi yang baik perlu dilakukan antara penyelenggara jaminan kesehatan
dan penyedia layanan kesehatan. Lebih baiknya lagi apabila BPJS Kesehatan memastikan rumah sakit dan fasilitas
kesehatan yang menjadi providernya memperbaiki pelayanan kesehatannya.

Dalam menghadapi pandemi yang tidak tahu kapan berakhirnya ini, pemerintah saat ini juga menyiapkan
pengadaan vaksin. Ditingkat masyarakat, terjadi pro dan kontra terkait pelaksanaan vaksinasi di Indonesia. Sejumlah
pihak mempertanyakan apakah vaksinasi untuk masyarakat merupakan hak atau kewajiban. Pemerintah melalui Wakil
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menyampaikan bahwa vaksinasi Covid-19 merupakan bagian dari kewajiban
seluruh warga negara untuk mewujudkan kesehatan masyarakat. Namun sejumlah aktivis pada bidang Hak Asasi
Manusia tegas menyatakan bahwa menolak vaksin adalah hak asasi rakyat. Selain itu, masyarakat juga mempektanyakan
efikasi dan efektivitas dari vaksin Covid-19 tersebut dengan dalih seperti tidak evektif, isu konspirasi, menimbulkan efek
samping termasuk aspek kehalalannya (walaupun berkaitan dengan aspek kehalalannya telah dinyatakan suci dan halal
oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Terdapat daerah yang menyatakan bahwa masyarakat yang menolak vaksin Covid-19 akan dikenakan denda
yang mana pada Perda Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 2 Tahun 2020 tentang penanggulangan Covid-
19 DKI Jakarta yang menyebutkan bahwa setiap orang yang sengaja menolak vaksinasi Covid-19 akan dipidana dengan
denda paling banyak Rp 5.000.000. Akibatnya, sejumah pihak yang kontra menyatakan bahwa pasal pada Perda tersebut
bertentangan dengan UUD 1945.
Sedangkan pihak yang pro menyatakan pasal tersebut secara khusus maupun adanya pelaksanaan vaksinasi di Indonesia
secara umum adalah bertujuan untuk menyelamatkan masyarakat dari wabah Covid-19. Dengan adanya pro dan kontra
tersebut menimbulkan keresahan untuk masyarakat apakah vaksinasi merupakan hak atau kewajiban.

Mempertanyakan vaksinasi sebagai hak atau kewajiban lebih ditekankan pada bagaimana pemerintah di suatu
negara mengambil keputusan atau kebijakan atas vaksin sebagai upaya untuk menekan penyabaran Covid-19. Bagi
Indonesia, pemerintah telah tegas menyatakan bahwa vaksin merupakan kewajiban bagi pemerintah untuk diberikan
kepada warganya sebagai hak agar tetap sehat dan aman dari kemungkinan infeksi virus Covid-19.
Hal itu mempertimbangan berbagai hal termasuk populasi di negara ini khususnya Pulau Jawa yang
penduduknya sangat padat. Indonesia perlu vaksinasi untuk membentuk kekebalan imunitas yang hanya dapat dicapai
jika lebih dari 70% pendudunya telah mendapatkan suntikan vaksinasi. Presiden Joko Widodo telah mencontohkan
diri sebagai orang perdana atau pertama yang disuntik vaksin Covid-19 dengan jenis vaksin Sinovac pada 13 januari
2021 diikuti sejumah pejabat, tokoh, hingga artis. Dengan divasin, seseorang telah melindungi diri dan orang lain yang
tidak bisa divaksin karena alasan kesehatan agar tetap terjaga.

Vaksinasi juga disebutkan mampu menurunkan tingkat mutasi virus sehingga lambat laun pandemi Covid-
19 akan bisa teratasi. Maka dari itu, vaksinasi sejatinya memang bukan solusi instan, sebab protocol kesehatan harus
tetap diterapkan sampai herd immunity atau kekebalan tubuh terbentuk. Jadi pada prinsipnya, vaksinasi bukan
sekedar masalah kesehatan pribadi saja, melainkan mencegah penularan dan membentuk kekebalan tubuh atau herd
immunity. Sebab, hidup ditengan masyarakat, prinsipnya bukan hanya menyelamatkan diri sendiri tetapi juga
membantu orang lain untuk mendapat perlindungan.
Nama : Lutfi Fauziningrum
NIM : P07120121038
Prodi : D-III Keperawatan

Vaksinasi Covid-19 di Indonesia: Antara Hak dan Kewajiban Warga Negara

Pendahuluan
Merebaknya penyakit baru yang disebabkan oleh Coronavirus (2019 nCoV) atau yang biasa dikenal
dengan Covid-19 resmi ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai pandemi global pada 11
Maret 2020. Virus SARS-CoV-2 pertama kali terdeteksi di Wuhan, Cina, pada akhir 2019 dan kini telah
menyebar ke seluruh dunia dengan lebih dari 204 juta kasus dan lebih dari 4,3 juta angka kematian per 11
Agustus 2021. Sedangkan di Indonesia sendiri terdapat lebih dari 3,7 kasus dan lebih dari 110 ribu kematian
per 11 Agustus 2021. Fakta tersebut menyebabkan Indonesia berada di urutan 11 dengan angka kematian
tertinggi di seluruh dunia. Namun setidaknya selama lima hari berturut-turut, terhitung dari tanggal 7 Agustus
2021 hingga 11 Agustus 2021 penambahan angka kematian di Indonesia akibat Covid-19 adalah yang
tertinggi di seluruh dunia. Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama Covid-19 yang masuk ke
Indonesia pada 2 Maret 2020, menginfeksi dua WNI di Depok, Jawa Barat.
Mengingat penyebaran Covid-19 yang cepat dan berbahaya apabila tidak segera diatasi, salah satu
cara yang mungkin untuk menekan angka penyebaran virus ini adalah dengan melakukan vaksinasi.
Menyikapi hal tersebut, pemerintah Indonesia juga turut aktif berpartisipasi dalam rangka mengatasi dampak
Covid-19. Mengingat urgensinya penanganan Covid-19 ini, Presiden Joko Widodo meluncurkan Peraturan
Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 99 Tahun 2020 pada tanggal 5 Oktober 2020 tentang
Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19). Selain itu turut dikeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19).
Di kalangan masyarakat sendiri, terdapat pro dan kontra terhadap pelaksanaan vaksinasi di
Indonesia. Beberapa orang bertanya-tanya apakah vaksinasi adalah suatu hak atau kewajiban. Pemerintah
melalui Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menegaskan bahwa vaksinasi terhadap Covid-19
merupakan kewajiban seluruh warga negara untuk mencapai kesehatan masyarakat. Namun, beberapa
aktivis di bidang hak asasi manusia dengan tegas menegaskan bahwa ada hak asasi manusia untuk menolak
memakai vaskin. Selain itu, masyarakat juga mempertanyakan efektivitas vaksinasi Covid-19 dengan dalih
ketidakabsahan, masalah persekongkolan, dan efek samping, termasuk aspek kehalalan, walaupun terkait
dengan aspek kehalalan telah dinyatakan halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Pembahasan
Dampak pandemi Covid-19 ini bersifat multidimensional dan tersebar hampir di seluruh aspek
kehidupan. Tentunya hal tersebut menyebabkan penurunan indeks ketahanan nasional di berbagai sektor.
Ketahanan nasional merupakan salah satu faktor dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang mana
mampu dalam menghadapi dan mengatasi segala problema atau gangguan baik yang datang dari dalam
maupun dari luar, secara langsung maupun tidak langsung. Dalam masa pandemi saat ini ketahanan nasional
sangatlah diuji di berbagai aspek kehidupan, khususnya di bidang sosial ekonomi dan kesehatan.
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU No. 36 Tahun 2009, Pasal
1 ayat (2)). Dengan demikian, kesehatan merupakan salah satu dasar penentuan derajat humanisasi. Tanpa
kesehatan, seseorang akan menjadi tidak setara secara kondisional dan tidak dapat memperoleh hak-hak
lain. Selain hal tersebut, kesehatan menjadi salah satu standar yang berbeda untuk mengukur tingkat
pendidikan dan ekonomi yang menentukan kualitas sumber daya manusia (indeks pembangunan manusia).
Sebagai hak asasi manusia, hak atas kesehatan telah diakui dan diatur dalam berbagai instrumen
internasional yang menjamin pengakuan hak atas kesehatan.
Terkait penanganan pandemi dari segi kesehatan, Indonesia sudah memiliki Universal Health
Coverage (UHC) yaitu BPJS Kesehatan yang sudah memberikan pelayanan kepada 84% populasi di
Indonesia. Urgensi kebijakan Jaminan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage) jika dilihat dari
perspektif penyelenggaraan kesehatan bagi masyarakat adalah pemenuhan penyelenggaraan jaminan
kesehatan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat secara adil dan merata untuk mewujudkan
kesejahteraan dan kebahagiaan yang sebesar-besarnya sesuai amanat konstitusi. Skema sistem Universal
Health Coverage bagi penyelenggaraan kesehatan masyarakat adalah kebijakan penyelenggaraan kesehatan
bagi masyarakat berupa JKN. Sedangkan skema kebijakan pelayanan kesehatan untuk skema kebijakan
Universal Health Coverage yang terintegrasi antara Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan Sistem
Kesehatan Nasional (SKN) sangat relevan dalam konteks penyelenggaraan kesehatan masyarakat
berdasarkan kerjasama, solidaritas dan empati semua warga di masa pandemi global Covid-19.
Pandemi Covid-19 yang telah melanda seluruh negara di dunia ini tentunya telah mengubah tatanan
kehidupan manusia. Setiap orang dipaksa untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru. Di Indonesia,
kebiasaan-kebiasaan baru tersebut diantaranya 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan)
bagi masyarakat serta 3T (testing, tracing, treatment) bagi pemerintah. Selain dengan adanya kebiasaan-
kebiasaan baru tersebut, pemerintah Indonesia telah mengupayakan usaha pemenuhan hak atas kesehatan
tersebut salah satunya dengan melakukan vaksinasi.
Seperti yang diketahui, pemerintah Indonesia secara bersama-sama telah berupaya
mengembangkan vaksin Sinovac, membeli Novavax dan Pfizer, COVAX/Gavi, AstraZeneca dan juga sedang
mengembangkan produk vaksin dalam negeri yaitu vaksin Merah Putih. Akan tetapi, pada kenyataannya
masih banyak sejumlah pihak di masyarakat yang menuai pro dan kontra terkait dengan pelaksanaan
vaksinasi. Salah satu isu hukum berkaitan dengan vaksinasi adalah apakah vaksinasi merupakan hak
ataukah kewajiban. Beberapa aktivis dengan tegas menyatakan bahwa menolak vaksin adalah suatu hak
asasi rakyat. Mereka menggunakan dasar hukum Pasal 5 ayat (3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan yang menyatakan “Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab
menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya”. Alasan hukum tersebut sekilas dapat
menjadi legitimasi terhadap penolakan vaksin Covid-19 berdasarkan hukum di Indonesia.
Kebijakan wajib vaksinasi masyarakat dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pada dasarnya masyarakat wajib melakukan vaksinasi. Jika mempertanyakan vaksinasi sebagai hak
atau kewajiban, hal tersebut lebih ditekankan pada bagaimana pemerintah di suatu negara
mengambil kebijakan dalam menyikapi hal tersebut. Di Indonesia sendiri, pemerintah telah
menyatakan bahwa vaksin merupakan suatu kewajiban bagi pemerintah untuk diberikan kepada
warganya sebagai hak agar tetap sehat dan aman dari kemungkinan infeksi Covid-19. Memang
terdapat hak bagi seseorang untuk memilih pelayanan kesehatan bagi dirinya. Namun, apabila
dilihat pada konteks pandemi yang melanda Indonesia saat ini, maka hak tersebut dapat
dikesampingkan terlebih dahulu dalam rangka untuk mencapai tujuan negara yaitu melindungi
segenap bangsa Indonesia dan juga termasuk melindungi hak asasi seseorang itu sendiri untuk
memperoleh hak untuk hidup secara sehat.

2. Setiap penerapan kebijakan harus didahului oleh metode persuasif seperti ajakan, interaksi sosial,
dan sebagainya. Berkaitan dengan proses vaksinasi, sebelum melakukan hal tersebut negara harus
mengadopsi metode persuasif dengan mengajak masyarakat melalui interaksi sosial baik melalui
kader yang ada di masyarakat, tenaga kesehatan, ataupun tokoh-tokoh masyarakat baik secara
lokal maupun nasional.

3. Sanksi pidana hanya digunakan sebagai upaya terakhir yang diterapkan oleh institusi. Kebijakan
tesebut akan diimpementasikan apabila upaya preventif yang telah dilakukan otoritas pemerintahan
di Indonesia untuk mencegah penyebaran Covid-19 yaitu salah satunya dengan vaksinasi sudah
tidak dihiraukan masyarakat, apabila metode persuasif, konsultasi, dan bahkan sanksi administratif
telah diterapkan namun sudah tidak berfungsi lagi sedangkan situasi di Indonesia akibat Covid-19
semakin parah. Oleh karena itu, untuk menyelamatkan Indonesia dan seluruh elemennya dari situasi
yang semakin memburuk, sanksi pidana dapat dijatuhkan.

4. Pemerintah pusat juga harus mengawasi pelaksanaan penjatuhan sanksi di di tingkat daerah. Salah
satu daerah yang mencantumkan sanksi terkait penolakan vaksin dalam peraturan daerahnya yaitu
DKI Jakarta yang tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor
2 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Covid-19 DKI Jakarta. Sanksi terhadap penolakan yang
disengaja untuk pengobatan dan/atau vaksinasi Covid-19 dapat dipidana dengan denda paling
banyak sebesar Rp5.000.000. Sedangkan dalam Undang-Undang Penanggulangan abah Penyakit,
denda paling banyak sebesar Rp 1.000.000. Seyogianya Perda yang secara struktural berada di
bawah UU, apabila Pemda DKI Jakarta ingin memberikan sanksi berupa denda harus sebesar
sanksi pada UU Penanggulangan Wabah Penyakit yaitu paling bnyak Rp1.000.000 atau di
bawahnya.

Penutup
Vaksinasi dalam rangka penanganan Covid-19 merupakan suatu hak sekaligus kewajiban bagi
warga negara. Terdapat hak bagi seseorang untuk memilih pelayanan kesehatan baginya, namun bila dilihat
dalam konteks pandemi Covid-19, maka hak tersebut dapat dikesampingkan terlebih dahulu dalam rangka
untuk mencapai tujuan negara yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, termasuk juga melindungi hak asasi seseorang itu sendiri dalam rangka memperoleh hak hidup
secara sehat. Seseorang yang tidak divaksin justru dapat berpotensi menjadi virus carrier bagi orang lain.
Oleh sebab itu, vaksinasi yang pada mulanya merupakan suatu hak bagi seseorang dapat berubah menjadi
suatu kewajiban. Mengingat negara Indonesia dalam keadaan darurat yang selain hal tersebut juga berkaitan
dengan kewajiban asasi manusia untuk menghargai hak asasi orang lain, dalam hal ini adalah hak atas
keseheatan orang lain.
REFERENSI
Adiyana, F. S. (2020). Urgensi Kebijakan Jaminan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage) bagi
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19. Administrative Law
& Governance, 3(2), 272-299.

Gandryani, F., & Hadi, F. (2021). Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia: Hak atau Kewajiban Warga
Negara. Rechts Vinding, 10(1), 23-41.

Rachman, F. F., & Pramana, S. (2020). Analisis Sentimen Pro dan Kontra Masyarakat Indonesia tentang
Vaksin COVID-19 pada Media Sosial Twitter. Indonesian of Health Information Management, 8(2),
100-109.
Nama : Michellia Davanazzla Azzahra
NIM : P07120121046
Prodi : D3 Keperawatan

PANDEMI COVID 19 SEMAKIN MENINGKAT, KEWAJIBAN VAKSINASI SEMAKIN DITEGASKAN DEMI


JAMINAN KESEHATAN

Kasus terkonfimasi positif Covid-19 kembali melewati angka 10.000 kasus per hari, setelah empat bulan yang
terakhir kasus Covid-19 melandai. Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan lonjakan
kasus harian ini disebabkan mobilitas penduduk dan varian baru virus corona yang lebih cepat menular. "Dua
kombinasi ini mendorong lonjakan kasus Covid-19 sangat tinggi sekarang," kata Pandu saat dihubungi
Kompas.com, Kamis. Ia mengatakan, akibat lonjakan kasus Covid-19, di sejumlah daerah sudah banyak
ditemukan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) yang kesulitan menampung pasien.
Kemudian, total pasien Covid-19 yang sembuh di Indonesia hingga saat ini mencapai 1.771.220 orang.
Berdasarkan data tersebut, saat ini, tercatat ada 125.303 kasus aktif Covid-19. Jumlah ini bertambah 4.997
orang dibandingkan data kemarin. Kasus aktif adalah jumlah pasien yang masih positif virus corona dan
menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri.
Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan lonjakan kasus harian ini disebabkan
mobilitas penduduk dan varian baru virus corona yang lebih cepat menular. "Dua kombinasi ini mendorong
lonjakan kasus Covid-19 sangat tinggi sekarang," kata Pandu saat dihubungi Kompas.com, Kamis. Ia
mengatakan, akibat lonjakan kasus Covid-19, di sejumlah daerah sudah banyak ditemukan fasilitas
pelayanan kesehatan (fasyankes) yang kesulitan menampung pasien Covid-19. Oleh karenanya, ia meminta
pemerintah melakukan upaya yang serius agar rumah sakit tidak kolapse.
Hingga kini pandemi virus Corona belum juga berakhir. Guna menekan kasus yang terus bertambah,
pemberian vaksin COVID-19 mulai dilakukan. Pemerintah pun menganjurkan agar semua orang
mendapatkannya. Lantas, apa alasan setiap orang harus menjalani vaksinasi COVID-19?
Saat ini, vaksin COVID-19 tengah didistribusikan ke seluruh masyarakat Indonesia. Pemberian vaksin
merupakan solusi yang dianggap paling tepat untuk mengurangi jumlah kasus infeksi virus SARS-CoV-2
penyebab penyakit COVID-19.
Presiden Joko Widodo menuturkan, percepatan vaksinasi dibutuhkan agar penyakit yang disebabkan virus
Corona dapat ditangani dengan baik. "Kecepatan vaksinasi ini dalam rangka mencapai kekebalan komunal,
yang kita harapkan penyebaran Covid-19 bisa kita hambat, kita hilangkan dari negara kita," ujar Jokowi di
Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis. Jokowi sebelumnya menargetkan vaksinasi
nasional bisa mencapai 700.000 penyuntikan per hari pada Juni ini dan 1.000.000 penyuntikan per hari mulai
bulan Juli. Selain itu, Jokowi ingin vaksinasi massal terus didorong di daerah-daerah agar herd immunity
semakin cepat terbentuk.
Masih ada masyarakat yang merasa ragu tentang keamanan serta halal atau tidaknya vaksin Sinovac. Untuk
mengatasi keraguan tersebut, ada empat hal yang harus diketahui tentang vaksin Sinovac. Pertama adalah
efikasi. Berdasarkan uji klinis fase 3 yang telah dilakukan di Bandung, vaksin Sinovac memiliki tingkat efikasi
sebesar 65,3 persen. Angka ini sudah memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh World Health Organization
(WHO). Kedua adalah efek samping. Dikatakan jika vaksin Sinovac buatan China ini, tidak memiliki efek
samping yang serius. Ketiga adalah halal. Berdasarkan fatwa MUI pada 11 Januari 2021, vaksin Sinovac
dinyatakan suci dan halal. Selain itu, vaksin ini dapat digunakan oleh umat Islam selama keamanannya
terjamin. Keempat adalah reaksi. Sesaat setelah divaksin, akan ada beberapa reaksi, seperti kemerahan,
demam, nyeri otot, sakit kepala, dan lain sebagainya. Berbagai asumsi tentang aman atau tidaknya serta
halal atau tidaknya, telah terjawab. Maka dari itu sudah sebaiknya kita mengikuti anjuran pemerintah agar
kasus Covid-19 di Indonesia dapat semakin berkurang serta pandemi segera berakhir.
Adapun hingga saat ini, jumlah masyarakat yang sudah divaksinasi dosis kedua mencapai 11.963.130 orang.
Sementara jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis pertama yakni sebanyak
21.999.256 orang. Adapun masyarakat yang divaksin tersebut berasal dari kalangan tenaga kesehatan,
petugas publik dan lansia. Mereka adalah sasaran pada program vaksinasi tahap kedua.
Alasan Mengapa Vaksinasi COVID-19 Sangat Penting. Sejak vaksin COVID-19 tiba di Indonesia, tidak
sedikit masyarakat yang belum setuju akan anjuran pemerintah untuk menjalani vaksinasi COVID-19.
Padahal, pemberian vaksin ini sangatlah penting, bukan hanya untuk melindungi masyarakat dari COVID-19,
tetapi juga memulihkan kondisi sosial dan ekonomi negara yang terkena dampak pandemi.
Vaksinasi atau imunisasi bertujuan untuk membuat sistem kekebalan tubuh seseorang mampu mengenali
dan dengan cepat melawan bakteri atau virus penyebab infeksi. Tujuan yang ingin dicapai dengan pemberian
vaksin COVID-19 adalah menurunnya angka kesakitan dan angka kematian akibat virus ini. "Ini bisa terjadi
karena dua hal, memang kita sudah vaksinasi tapi persoalannya juga mobilitas penduduk dan kemudian
kepatuhan terhadap 3M ini belum belum maksimal."
Kemudian, lanjutnya, vaksinasi sudah dilakukan tapi belum mencakup seluruh komposisi dan proposisi
masyarakat yang ada yang mendekati hampir 100% itu adalah nakes yang terdaftar. Untuk lansia
populasinya adalah populasi rentan, itu penyerapannya masih kecil, di bawah 3%. "Nah inilah persoalan-
persoalan terjadi sehingga membuat semakin tidak terkendalinya infeksi oleh karena keabaian, oleh karena
ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan," jelas Alex.
 Meskipun tidak 100% bisa melindungi seseorang dari infeksi virus Corona, vaksin ini dapat memperkecil
kemungkinan terjadinya gejala yang berat dan komplikasi akibat COVID-19.
 Selain itu, vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk mendorong terbentuknya herd immunity atau kekebalan
kelompok. Hal ini penting karena ada sebagian orang yang tidak bisa divaksin karena alasan tertentu.
 Orang yang tidak dianjurkan untuk menerima vaksin atau tidak menjadi prioritas untuk vaksin COVID-19
antara lain anak-anak atau remaja berusia di bawah 18 tahun dan orang yang menderita penyakit tertentu,
misalnya diabetes atau hipertensi yang tidak terkontrol.
 Jadi, dengan mendapatkan vaksin COVID-19, Anda tidak hanya melindungi diri sendiri, tapi juga orang-orang
di sekitar Anda yang belum memiliki kekebalan terhadap virus Corona.
 
Nama : Nadia Amanda Yuniastuti
NIM : P07120121032
Prodi : D3-Keperawatan
Tugas Kewarganegaraan (menulis artikel)
Covid-19

Apa sih Covid-19 itu? Covid-19 atau coronavirus merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus
corona dan menimbulkan gejala utama berupa gangguan pernapasan. Penyakit ini menjadi sorotan karena
kemunculannya di akhir tahun 2019 pertama kali di Wuhan, China. Kemudian, virus ini menyebar keseluruh
dunia. Masing-masing orang memiliki respons yang berbeda terhadap virus ini. Sebagian besar orang yang
terpapar virus ini akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih jika imun kita kuat.
Penyebab Corona virus merupakan virus single stranded RNA yang berasal dari kelompok
Coronaviridae. Dinamakan coronavirus karena permukaannya yang berbentuk seperti mahkota
(crown/corona). Virus lain yang termasuk dalam kelompok yang serupa adalah virus yang menyebabkan
Middle East Respiratory Syndrome Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS-CoV) beberapa tahun silam. Namun, virus corona dari Wuhan ini merupakan
virus baru yang belum pernah teridentifikasi pada manusia sebelumnya. Karena itu, virus ini juga disebut
sebagai 2019 Novel Coronavirus atau 2019-nCoV. Virus corona umumnya ditemukan pada hewan –seperti
unta, ular, hewan ternak, kucing, dan kelelawar. Manusia dapat tertular virus apabila terdapat riwayat kontak
dengan hewan tersebut, misalnya pada peternak atau pedagang di pasar hewan. Namun, adanya ledakan
jumlah kasus di Wuhan, China menunjukkan bahwa corona virus dapat ditularkan dari manusia ke manusia.
Virus bisa ditularkan lewat droplet, yaitu partikel air yang berukuran sangat kecil dan biasanya keluar saat
batuk atau bersin. Apabila droplet tersebut terhirup atau mengenai lapisan kornea mata, seseorang berisiko
untuk tertular penyakit ini. Meski semua orang dapat terinfeksi virus corona, mereka yang lanjut usia, memiliki
penyakit kronis, dan memiliki daya tahan tubuh rendah lebih rentan mengalami infeksi ini serta komplikasinya.
(https://dinkes.bulelengkab.go.id)
Hingga saat ini, belum ada terapi anti-virus yang terbukti efektif untuk mengatasi virus covid-19.
Penderita yang terinfeksi virus corona akan menerima terapi yang bersifat suportif untuk mengurangi gejala.
Misalnya paracetamol untuk menurunkan suhu tubuh dan cairan untuk mencegah dehidrasi, serta terapi
oksigen pada pasien yang mengalami sesak napas. Pada kondisi yang berat, bantuan napas melalui mesin
ventilator dapat diberikan pada pasien untuk menyokong fungsi organ vital lainnya. Setidaknya dengan
adanya vaksin covd-19 dapat mengatasi lonjakan kasus virus covid-19.
Tapi mengapa orang-orang masih tidak percaya dengan adanya virus covid-19? Bahkan ada yang
sampai menganggap itu hanyalah sebuah karya medis yang bertujuan untuk menakut-nakuti. Orang-orang
yang masih menyepelekan penyakit ini, karena mereka yang tidak percaya dengan virus ini mayoritas adalah
orang-orang yang belum pernah terkena penyakit ini, belum pernah merasakan kehilangan orang-orang yang
mereka sayangi karena virus ini, dan termakan omongan hoax tentang virus ini. Marilah kita lebih cermat
membaca dan meresapi berita yang ada di media online maupun offline. Serta saling menjaga kesehatan.
Sekarang
Sejak vaksin COVID-19 tiba di Indonesia, tidak sedikit masyarakat yang belum setuju akan anjuran
pemerintah untuk menjalani vaksinasi COVID-19. Padahal, pemberian vaksin ini sangatlah penting, bukan
hanya untuk melindungi masyarakat dari COVID-19, tetapi juga memulihkan kondisi sosial dan ekonomi
negara yang terkena dampak pandemi. Vaksinasi atau imunisasi bertujuan untuk membuat sistem kekebalan
tubuh seseorang mampu mengenali dan dengan cepat melawan bakteri atau virus penyebab infeksi. Tujuan
yang ingin dicapai dengan pemberian vaksin COVID-19 adalah menurunnya angka kesakitan dan angka
kematian akibat virus ini. Meskipun tidak 100% bisa melindungi seseorang dari infeksi virus Corona, vaksin ini
dapat memperkecil kemungkinan terjadinya gejala yang berat dan komplikasi akibat COVID-19. Selain itu,
vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk mendorong terbentuknya herd immunity atau kekebalan kelompok. Hal
ini penting karena ada sebagian orang yang tidak bisa divaksin karena alasan tertentu. Orang yang tidak
dianjurkan untuk menerima vaksin atau tidak menjadi prioritas untuk vaksin COVID-19 antara lain anak-
anak atau remaja berusia di bawah 18 tahun dan orang yang menderita penyakit tertentu, misalnya diabetes
atau hipertensi yang tidak terkontrol. Jadi, dengan mendapatkan vaksin COVID-19, Anda tidak hanya
melindungi diri sendiri, tapi juga orang-orang di sekitar Anda yang belum memiliki kekebalan terhadap virus
Corona.
Vaksin COVID-19 memang dapat membawa banyak manfaat dengan melindungi kita dari infeksi
virus Corona. Namun, perlu diketahui bahwa vaksin ini tidak diberikan kepada orang yang sedang sakit berat
atau sudah terinfeksi virus Corona. Jadi, pastikan untuk selalu mempertahankan daya tahan tubuh Anda, baik
sembari menunggu giliran untuk diberikan vaksin maupun setelahnya. Hal ini karena dengan imunitas tubuh
yang kuat, Anda tidak akan mudah sakit sehingga kebugaran tubuh tetap terjaga. Beberapa cara untuk
meningkatkan daya tahan tubuh adalah mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, mengelola stres
dengan baik, serta beristirahat yang cukup. Selain cara-cara tersebut, kita juga bisa mengonsumsi produk
herbal atau suplemen tambahan yang dapat meningkatkan imunitas tubuh.
Di samping menjaga daya tahan tubuh, Anda perlu tetap menerapkan protokol kesehatan, baik
selama menunggu giliran untuk divaksin maupun setelah mendapatkan vaksin. Sebisa mungkin juga hindari
bepergian ke luar rumah atau berkumpul dengan orang banyak. Vaksin COVID-19 diharapkan bisa menjadi
solusi untuk menyudahi pandemi yang telah memakan banyak korban jiwa serta melumpuhkan aktivitas
masyarakat, dan partisipasi Anda dalam program vaksinasi ini akan sangat membantu pemulihan kondisi
negara kita. Mari sukseskan program vaksinasi COVID-19 yang diberikan gratis oleh pemerintah untuk
seluruh rakyat Indonesia. Apabila Anda masih memiliki pertanyaan seputar vaksin COVID-19, jangan ragu
untuk berkonsultasi dengan dokter.
Nama : Nisrina Rahadatul Aisy
NIM : P07120121039
Prodi : D3 Keperawatan

TUGAS ARTIKEL KEWARGANEGARAAN

STRATEGI MEMPERTAHANKAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA MELALUI PELAKSANAAN


VAKSINASI COVID-19
Ketahanan nasional Indonesia mengalami tantangan baik internal maupun eksternal, tantangan saat ini
adalah pandemi Covid-19. Ketahanan nasional Indonesia mendapatkan ancaman dan tantangan dari segala
aspek baik itu kesehatan, ekonomi, sosial budaya dan aspek lainnya. Bagaimanapun, meski wabah ini terjadi
secara tiba-tiba, Indonesia harus bisa berdiri tegak mempertahankan ketahanan nasionalnya di tengah
pandemi Covid-19 ini.
Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh negara di dunia mengubah tatanan kehidupan manusia. Umat
manusia dipaksa beradaptasi dengan kebiasaan baru. Di Indonesia sendiri digalakkan gerakan 5M (memakai
masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas dan
interaksi) bagi masyarakat serta 3T (testing, tracing, treatment) bagi pemerintah.
Pada perkembangan penanganan Covid-19 di berbagai dunia, terdapat sejumlah penelitian dalam rangka
pembuatan vaksin maupun obat untuk mengatasi Covid-19. Sejumlah merek vaksin untuk Covid-19 telah
dibuat. Indonesia telah menggunakan beberapa merek vaksin dalam rangka penanganan Covid-19 seperti
Sinovac, Astrazenika, dan Moderna.
Dengan dibiayai jaminan kesehatan atau biaya vaksinasi ditanggung oleh negara, vaksinasi diadakan secara
bertahap kepada masyarakat. Dimulai dari kelompok profesi tenaga kesehatan, lansia, dan berlanjut hingga
sebagian besar masyarakat Indonesia bisa mendapatkan vaksin. Akan tetapi, dalam masyarakat menjadi pro
dan kontra terkait pelaksanaan vaksinasi di Indonesia. Sejumlah pihak mempertanyakan apakah vaksinasi
untuk masyarakat merupakan hak atau kewajiban. Pemerintah melalui Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia menyampaikan bahwa vaksinasi Covid-19 merupakan bagian dari kewajiban seluruh warga negara
untuk mewujudkan kesehatan masyarakat. Namun, sejumlah aktivis pada bidang hak asasi menyatakan
bahwa menolak vaksin juga merupakan hak asasi rakyat.
Disamping itu, masyarakat juga mempertanyakan efektivitas dari vaksin Covid-19 tersebut dengan dalih
seperti tidak efektif, isu konspirasi, menimbulkan efek samping termasuk aspek kehalalannya (walaupun
vaksin tersebut telah dinyatakan halal oleh MUI). Hal ini menunjukkan, banyak terjadi keraguan dalam diri
masyarakat dalam melakukan vaksinasi.
Dikutip dari anggaran.kemenkeu.go.id, Hasil Survei Penerimaan Vaksin Covid-19 yang dipublikasikan
Kementerian Kesehatan pada November 2020, menunjukkan sebanyak 26 persen responden belum pernah
mendengar tentang vaksinasi Covid-19. Kemudian, hanya sebanyak 64,8 persen responden yang bersedia
divaksin Covid-19 dan 7,6 persen menolak di vaksin, sedangkan 27,6 persen masih ragu.
Dari data tersebut, dapat kita soroti bahwa persen keraguan masyarakat untuk melakukan vaksinasi masih
cukup besar. Komunikasi yang jelas dan konsisten oleh pejabat pemerintah sangat penting untuk
membangun kepercayaan publik terhadap program vaksin. Ini termasuk menjelaskan cara kerja vaksin, serta
cara mengembangkannya, dari perekrutan hingga persetujuan peraturan berdasarkan keamanan dan
kemanjuran. Kampanye yang efektif juga harus bertujuan untuk menjelaskan dengan hati-hati tingkat
keefektifan vaksin, waktu yang dibutuhkan untuk perlindungan (dengan berbagai dosis, jika diperlukan) dan
pentingnya cakupan seluruh populasi untuk mencapai kekebalan komunitas.
Menanamkan kepercayaan publik dalam tinjauan badan pengawas tentang keamanan dan keefektifan vaksin
akan menjadi penting. Komunikasi kesehatan yang kredibel dan berwawasan budaya sangat penting dalam
mempengaruhi perilaku kesehatan yang positif seperti yang telah diamati sehubungan dengan mendorong
orang untuk bekerja sama dengan langkah-langkah pengendalian Covid-19. Ini termasuk mempersiapkan
publik dan pemimpin organisasi kemasyarakatan, agama dan persaudaraan yang dihormati di berbagai sektor
masyarakat dan komunitas lokal, serta sektor swasta, untuk program vaksinasi massal dengan juru bicara
yang kredibel, keterlibatan lokal, informasi akurat dan dukungan teknologi (Macartney et al. 2020).
Keragu-raguan vaksin merupakan fenomena alam yang merupakan ancaman serius bagi kesehatan global,
seperti yang ditunjukkan oleh munculnya kembali beberapa penyakit menular (misalnya, wabah campak dan
pertusis) (Macartney et al. 2020). Lompatan besar dalam mengembangkan vaksin Covid-19 yang efektif dan
aman dalam waktu singkat belum pernah terjadi sebelumnya (Nguyen et al. 2020). Keraguan vaksin Covid-19
dapat menjadi langkah pembatas dalam upaya global untuk mengendalikan pandemi saat ini dengan dampak
negatif terhadap kesehatan dan sosial ekonomi. Menilai tingkat kekebalan populasi yang diperlukan untuk
membatasi penyebaran patogen bergantung pada jumlah reproduksi dasar untuk penyakit menular tersebut
(Yang 2020). Perkiraan terbaru tentang Covid-19, menunjukkan kisaran 60-75% individu yang kebal yang
diperlukan untuk menghentikan penularan virus dan penyebaran virus ke komunitas (Post et al. 2020).
Keragu-raguan yang muncul dari masyarakat disebabkan karena kurangnya informasi yang memadai. Dalam
menangani keragu-raguan vaksin Covid-19 yang meluas mengharuskan adanya kolaborasi upaya
pemerintah, pembuat kebijakan kesehatan, dan sumber media, termasuk media sosial perusahaan yang
direkomendasikan untuk membangun kepercayaan vaksinasi Covid-19 dalam kalangan umum publik, melalui
penyebaran pesan yang tepat waktu dan sangat jelas melalui saluran advokasi terpercaya dalam keamanan
dan kemanjuran vaksin Covid-19 yang sudah tersedia saat ini. Dampak yang akan muncul jika masyarakat
tidak mempercayai vaksin Covid-19 ialah kelumpuhan seluruh sektor baik ekonomi, sosial dan pariwisata di
dunia akan mengalami penurunan yang drastis sehingga menyebabkan banyak tingkat pengangguran karena
penutupan lapangan pekerjaan, bencana kelaparan, muncul berbagai penyakit lain seperti gizi buruk dan
terjadi peningkatan kematian seluruh populasi dunia. Tingkat kecemasan dan keragu-raguan masyarakat
yang menyebabkan masyarakat berpersepsi buruk terkait kegiatan vaksinasi Covid-19 bermula dari tidak
adanya komunikasi yang efektif maupun edukasi yang sesuai dari layanan kesehatan untuk masyarakat
sehingga menyebabkan berita yang beredar di masyarakat justru mengandung unsur hoax dan menakutkan
masyarakat untuk menjalani vaksinasi.
Disamping keraguan dalam melakukan vaksinasi yang terjadi di masyarakat, tampaknya pemerintah telah
menegaskan bahwa vaksinasi merupakan hak dan kewajiban bagi masyarakat indonesia. Hak atas
kesehatan adalah hak asasi manusia yang telah diakui dan diatur dalam berbagai instrumen internasional.
Jaminan pengakuan atas kesehatan tersebut secara eksplisit dapat dilihat dari beberapa instrumen
internasional, seperti
1. Pasal 25 Universal Declaration of Human Rights (UDHR), yang menyatakan bahwa "Everyone has
the right to a standard of living adequate for the health and well- being of himself and of his family,
including food, clothing, housing and medical care and necessary social services, and the right to
security in the event of unemployment, sickness, disability, widowhood, old age or other lack of
livelihood in circumstances beyond his control”;
2. Pasal 6 dan 7 International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR);
3. Pasal 12 International Covenant on Economic, Social and Cultural Right (ICESCR);
4. Pasal 5 International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination (ICERD);
5. Pasal 11, 12 dan 14 Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women
(Women's Convention)
6. Pasal 1 Convention against Torture and Other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or
Punishment (Torture Convention, or CAT);
7. Pasal 24 Convention on the Rights of the Child (Children’s Covention, or CRC).

Indonesia merupakan negara yang memberikan perlindungan secara konstitusional terhadap Hak Asasi
Manusia (HAM). Perlindungan terhadap HAM tersebut dimasyarakatkan secara luas dalam rangka
mempromosikan penghormatan dan perlindungan terhadap hak-hak manusia sebagai ciri yang penting suatu
negara yang demokratis. Setiap manusia sejak kelahirannya menyandang hak-hak dan kewajiban-kewajiban
yang bersifat bebas dan asasi. Terbentuknya negara tidak boleh mengurangi arti atau makna kebebasan dan
hak-hak asasi kemanusiaan itu. Oleh karena itu, adanya HAM merupakan pilar yang sangat penting dalam
setiap negara tersebut sehingga disebut negara hukum. Jika dalam suatu negara HAM terabaikan atau
dilanggar dengan sengaja, maka negara tersebut tidak dapat sepenuhnya disebut negara hukum.
Pada pasal 34 ayat (3) UUD NRI 1945 menyatakan bahwa “Negara bertanggung jawab atas penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan dan penyediaan fasilitas pelayanan umum yang layak”. Pasal tersebut
menunjukkan bahwa hak atas kesehatan termasuk di dalamnya kesehatan mental dilindungi secara
konstitusional.
Apabila dikaji berdasarkan kondisi bernegara Indonesia di masa Pandemi Coviid-19, pelaksanaan vaksinasi
bersifat wajib. Terdapat sejumlah alasan terkait dengan hal-hal berikut,
1. Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular yang
menyatakan bahwa “Barang siapa dengan sengaja menghalangi pelaksanaan penaggulangan
wabah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, diancam dengan pidana penjara selama-
lamanya .....”
2. Dengan diumumkannya negara dalam keadaan darurat, maka dalam hal ini berlaku Hukum Tata
Negara darurat.
3. Saat ini, obat untuk menyembuhkan virus Covid-19 masih belum ada. Oleh karena itu, proses
vaksinasi menjadi hal yang sangat penting dalam rangka meminimalisir penyebaran Covid-19.
4. Ditinjau dari sudut pandang Ilmu Negara, salah satu sifat hakekat negara adalah mempunyai sifat
memaksa. Sifat memaksa ini bertujuan untuk mencapai tujuan negara atau konsensus nasional.

Dari alasan-alasan di atas, dapat disimpulkan bahwa negara dalam keadaan darurat dan selanjutnya adalah
berkaitan dengan kewajiban hak asasi manusia.
Vaksinasi dalam rangka penanganan Covid-19 adalah suatu hak sekaligus kewajiban dari warga negara.
Walaupun seseorang memiliki hak untuk memilih pelayanan kesehatannya sendiri, tetapi dalam hal virus
Covid-19 yang telah berskala pandemi, hal tersebut bersifat khusus. Seseorang yang tidak divaksin memiliki
potensi lebih besar untuk menjadi virus carrier bagi orang lain. Hal tersebut menyebabkan negara tidak
mampu mencapai tujuannya untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia. Oleh sebab itu, vaksinasi yang pada mulanya menjadi hak perseorangan dapat berubah menjadi
suatu kewajiban mengingat negara dalam keadaan darurat. Vaksinasi juga merupakan cara untuk
menghargai hak asasi orang lain, yaitu kesehatan orang lain.
Berdasarkan data terbaru, tampaknya pemerintah terus menggalakkan progam-progam untuk menangani
pandemi Covid-19, hal ini terbukti pada keraguan masyarakat untuk melaksanakan vaksinasi menurun.
Dikutip dari liputan6.com, Kementerian Kesehatan RI mengumumkan hasil laporan survei yang dilakukan atas
kerja sama University of Maryland dan Facebook terkait vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Hasilnya, 80,8
persen orang Indonesia bersedia divaksinasi Covid-19. Survei yang dijalankan pada rentang 10 januari
hingga 31 maret 2021 ini juga melihat kedisiplinan penerapan protokol kesehatan.
Hal ini memberikan harapan baru bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk melewati pandemi Covid-
19 ini dengan sukses. Kesinergian antara pemerintah dan masyarakat Indonesia harus terus ditingkatkan.
Rasa saling percaya perlu terus dijaga di antara keduanya. Pemerintah perlu menjaga kepercayaan
masyarakat. Begitu pula dengan Masyarakat juga harus mendukung progam kerja pemerintah.Dengan begitu,
pemerintah dan masyarakat Indonesia dapat mencapai ketahanan nasional Indonesia yang utuh dalam
menghadapi pandemi Covid-19.

Kata kunci : bangsa, negara, konstitusi, warga negara, hak dan kewajiban, kesehatan, pandemi covid-19,
(ketahanan nasional: fokus sosial kesehatan), jaminan kesehatan dimasa pandemi covid-19, vaksinasi hak
atau kewajiban
Sumber :

Gandriyani, Farina. 2021. Jurnal Recthvinding. Volume 10 nomor 1. Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 di
Indonesia: Hak atau Kewajiban Warga Negara. Diambil dari
https://rechtsvinding.bphn.go.id/ejournal/index.php/jrv/article/view/622/259
Diakses pada tanggal 26 Agustus 2021 pukul 14.57 WIB.

Nining, dkk. 2021. Journal Stikes Kendal. Volume 13 nomor 3. Persepsi Masyarakat terhadap Penerimaan
Vaksinasi Covid-19: Literature Review diambil dari
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan/article/view/1363
Diakses pada tanggal 26 Agustus 2021 pukul 14.30 WIB.

Wishnu, dkk. 2020. Jurnal Kajian LEMHANNAS RI. Volume 8 nomor 2. Pandemi & Tantangan Ketahanan
Nasional Indonesia: Sebuah Tinjauan Kritis. Diambil dari
http://jurnal.lemhannas.go.id/index.php/jkl/article/view/100
Diakses pada tanggal 26 Agustus 2021 pukul 15.42 WIB.

Lestanto, Agung. Progam Vaksinasi Covid-19 Tantangan Dalam Mewujudkan Herd Immunity. Anggaran
Kemenkeu. 2020. Diambil dari https://anggaran.kemenkeu.go.id/in/post/program-vaksinasi-covid-19-
tantangan-dalam-mewujudkan-herd-immunity
Diakses pada tanggal 26 Agustus 2021 pukul 16.00 WIB.

Hakim, Arief. Survei Facebook: 80,8 persen Orang Indonesia Bersedia Divaksinasi. Liputan6. 12 Mei 2021.
Diambil dari https://www.liputan6.com/tekno/read/4556615/survei-facebook-808-persen-orang-indonesia-
bersedia-divaksinasi
Diakses pada tanggal 26 Agustus 2021 pukul 16.15 WIB.
Nama : Nur Fatimah
NIM : P07120121013
Prodi : D3 Keperawatan (Tingkat 1)

KESEHATAN MENTAL REMAJA DI ERA GLOBALISASI DAN KONDISI PANDEMI COVID-19


Di era globlalisasi banyak tantangan yang harus dihadapi oleh remaja baik yang tinggal di kota besar ataupun
pedesaan. Tuntutan sekolah yang bertambah tinggi, akses komunikasi atau internet yang bebas, dan siaran
media baik tulis maupun elektronik membuat remaja harus menghadapi berbagai kondisi baik positif ataupun
negatif. Dengan demikian remaja harus memiliki berbagai keterampilan dalam hidup, sehingga mereka dapat
sukses melalui banyak cara di era globlalisasi (Wiguna, Tjhin (2013)).
Siklus perkembangan manusia berada dalam masa kritis ketika masa remaja. Pada masa remaja, akan
terjadi banyak perubahan dalam diri baik secara biologis, psikologis, maupun perubahan sosial. Remaja tidak
bisa dikatakan sebagai anak kecil, namun tidak bisa dikatakan sebagai orang dewasa. Dalam keaadaan
seperti ini sering kali terjadi konflik antara remaja dan dirinya sendiri (konflik internal). Konflik tersebut bisa
berdampak negatif terhadap perkembangan remaja di masa mendatang, terutama terhadap karakter dan bisa
menimbulkan gangguan mental.
Membicarakan mengenai gangguan mental remaja, banyak hal yang bisa menyebabkan gangguan mental
pada remaja di era globlalisasi saat ini. Bahkan tidak hanya di kota besar, di desa pun bisa terjadi. Contonya
di Dusun A terdapat satu remaja mengalami gangguan mental. Penyebabnya tekanan dari keluarga yang
mengharuskan dia belajar secara terus menurus, seharusnya diusia itu remaja masih dibebaskan untuk
bermain, berkreasi dan berinovasi. Dilain sisi terdapat juga tekanan dari lingkungannya, misalnya perkataan
tetangga yang melukai hatinya, dan lain sebagainya. Dari kasus di atas kesehatan mental bisa disebabkan
oleh banyak hal.
Hal pertama yang kita bahas mengenai kesehatan mental remaja adalah perkembangan psikososial pada
remaja. Setiap remaja sebenarnya memiliki potensi untuk mencapai kematangan kepribadian yang
memungkinkan mereka menghadapi tantangan hidup. Namun potensi ini tidak akan berkembang dengan
optimal jika tidak didukung oleh faktor fisik dan faktor lingkungan yang mendukung. Terdapat tiga faktor yang
berperan dalam perkembangan psikososial pada remaja :
1. Faktor individu yaitu kematangan otak dan konstitusi genetik (tempramental).
2. Faktor pola asuh orang tua di masa anak-anak dan pra-remaja.
3. Faktor lingkungan baik keluarga, lingkungan sekitar, budaya lokal ataupun buadaya asing.

Hal kedua adalah perubahan psikoseksual. Produksi hormon testosteron dan estrogen mempengaruhi fungsi
otak, emosi, dorongan seks dan perilaku remaja. Selain timbul dorongan seksual, dapat juga timbul rasa ingin
memuja atau mengidolakan seseorang.
Hal ketiga yaitu pengaruh teman sebaya. Remaja sangat sensitif terhadap pangan teman, sehingga remaja
sering membandingkan dirinya dengan remaja lain yang sebaya. Di sini interaksi sosial antar teman sebaya
mempunyai peran besar dalam mendorong terbentuknya berbgai keterampilan sosial supaya remaja bisa
mengembangkan bakatnya dan tidak lagi membandingkan dirinya dengan orang lain. Namun pengaruh dan
interaksi teman sebaya juga dapat memicu timbulnya perilaku antisosial, mencuri, melanggar hak orang lain,
dan lain sebagainya yang mengarah ke hal-hal negatif. Oleh karena itu remaja di era sekarang haruslah
pandai memilih mana yang baik dan mana yang buruk untuk dirinya sendiri dan lingkungan sekitar.
Poin keempat adalah perilaku berisiko tinggi. Remaja kerap berhubungan dengan perilaku berisiko tinggi
seperti berkelakuan buruk di sekolah, penyalahgunaan zat terlarang, dan berperilaku anti sosial (mencuri,
berkelahi, atau bolos) serta perilaku negatif lainnya. Menurut mereka melakukan hal-hal seperti itu
mendatangkan rasa kenikmatan (fun). Namun ada sebagian remaja yang menyatakan bahwa mereka
melakukan perbuatan berisiko tinggi itu untuk mengurangi perasaan tidak nyaman dalam diri mereka. Poin
selanjutnya adalah kegagalan pembentukan identitas diri.
Poin kelima yaitu kegagakan pembentukan identitas diri. Erikson dalam teori perkembangan psikososialnya
menyatakan bahwa tugas utama di masa remaja adalah membentuk identitas diri yang mantap yang
didefinisikan sebagai kesadaran akan diri sendiri serta tujuan hidup yang lebih terarah. Bila terjadi kegagalan
atau gangguan proses identitas diri ini maka terbentuk kondisi kebingungan peran ( role confusion). Role
confusion  ini sering dinyatakan dalam bentuk negatif seperti, menentang dan perasaan tidak percaya akan
kemampuan diri sendiri.
Keenam adalah gangguan perkembangan moral. Moralitas merupakan suatu perbuatan terhadap standar,
hak, dan kewajiban yang diterima secara bersama, apabila ada dua standar yang secara sosial diterima
bersama tetapi saling konflik, maka umumnya remaja mengambil keputusan untuk memilih apa yang sesuai
berdasarkan hati nuraninya. Jika pembentukan moral ini terganggu maka remaja dapat menunjukkan
berbagai pola perilaku antisosial dan perilaku menentang yang bisa mengganggu interaksi remaja tersebut
dengan lingkungannya, serta dapat memicu berbagai konflik. Konflik itulah yang mengakibatkan mental
remaja sekarang mudah sekali terganggu.

Tujuh yaitu stres di masa remaja. Saat remaja stres disebabkan oleh tantangan yang berkaitan dengan
pubertas, perubahan peran sosial, dan lingkungan dalam usaha untuk mencapai kemandirian. Penelitian
menunjukkan bahwa remaja merupakan masa 'storm and stress' shingga memicu terjadinya gangguan
depresi yang bermakna.
Dari ketujuh hal diaatas kesehatan mental remaja juga diperparah dengan adanya pandemi COVID-19 yang
mengharuskan remaja bellajar dari rumah (pembelajaran jarak jauh). Ditutupnya sekolah dan dibatalkannya
berbagai aktivitas penting, banyak remaja kehilangan beberapa momen besar di kehidupan mereka, juga
momen keseharian seperti mengobrol dengan teman dan berpartisipasi di sekolahnya. Para remaja
menghadapi situasi baru ini tidak hanya kecewa, namun juga kecemasan dan perasaan terisolasi yang
membebani, terhadap perubahan hidup akibat pandemi.
Saat kesehatan mental remaja tertekan, bisa dilihat tanda-tandanya seperti terlihat tidak bersemangat, nafsu
makannya berkurang, pola tidurnya terganggu/susah tidur, dan juga khawatir yang berlebihan. Yang bisa
dilakukan untuk mengatasi kesehatan mental remaja dengan memberikan pengertian pada remaja untuk bisa
menyadari bahwa kecemasannya adalah hal yang wajar. Mencari informasi yang benar dari sumber
terpercaya, mengurangi bermain sosial media, serta membatasi menonton/melihat berita tentang Virus
Corona juga bisa mengurangi kecemasan yang dirasakan pada remaja. Sebisa mungkin orangtua bisa
menjadi teman berbagi bagi remaja. Berikan ruang bagi remaja untuk terbuka soal perasaan khawatirnya
kepada orangtua. Karena dari keluarga, remaja membentuk mental pertamanya sebelum masuk di dunia luar
yang lebih banyak resiko.

Cara lain juga bisa dilakukan seperti tidak terlalu sering membicarakan Virus Corona atau dengan mencari
pengalihan suasana dengan kegiatan menyenangkan dan hal yang produktif, hal tersebut dinilai bisa
mengurangi kecemasan dan membuat remaja merasa tidak terlalu terbebani. Dan membiarkan remaja
menghubungi teman-teman untuk jalin komunikasi, berbagi cerita dan bisa melampiaskan apa yang
dirasakannya. Dengan begitu, kejenuhan remaja saat pandemi bisa terlepaskan.
DAFTAR PUSTAKA

Indonesiabaik.id, 2020. “Kesehatan Mental Remaja saat Pandemi COVId-19”.


http://indonesiabaik.id/infografis/perhatikan-kesehatan-mental-remaja-saat-pandemi-covid-19 .
Diakses pada 25 Juli 2021 Pukul 18:59 WIB.

Wiguna, Tjhin, 2013. “Masalah Kesehatan Mental Remaja di Era Globlalisasi”.


https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/masalah-kesehatan-mental-remaja-di-era-
globalisasi . Diakses pada 25 Juli 2021 Pukul 18:54 WIB.
Nma : Ressa Cantika Putri
NIM : P07120121009
Prodi : D3 Keperawatan

Pandemi Covid-19, Momentum Pembenahan Jaminan Kesehatan Nasional

Sejak diumumkan pada awal Maret 2020, penyebaran virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19 di
Indonesia sudah berjalan selama tiga bulan. Dalam jangka waktu tersebut, Indonesia diuji dengan berbagai
macam hal yang tidak menguntungkan. Ujian itu mulai dari kesehatan masyarakat yang dipertaruhkan,
perekonomian yang terpuruk, hingga berbagai upaya pemerintah untuk menangani pandemi sekaligus
dampaknya. Saat ini, pandemi Covid-19 telah menjadi bencana nasional nonalam dan dinilai menjadi ujian
bangsa Indonesia di sektor kesehatan.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy
mengatakan, pandemi Covid-19 membuat ketimpangan infrastruktur dan suprastruktur di sektor kesehatan
nasional menjadi terlihat sangat jelas. "Adanya wabah Covid-19 ini, kita bisa jadi telanjang mengetahui
betapa masih belum solidnya, timpangnya infrastruktur dan suprastruktur kesehatan nasional," kata Muhadjir
dalam peluncuran buku Statistik JKN 2014-2018: Mengungkap Fakta JKN dengan Data di Kantor Kemenko
PMK, Jakarta, Kamis (18/6/2020).

Bahkan, masyarakat yang sudah mendapatkan jaminan melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
pun belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai. Terutama secara infrastruktur, suprastruktur,
hingga tenaga pelayanan kesehatan yang menumpuk di kantong-kantong tertentu. "Sementara di tempat lain
seperti wilayah remote area, daerah tertinggal, pedalaman, langka sekali tenaga kesehatan dan
infra/suprastrukturnya memadai," kata Muhadjir.

Oleh karena itu, ia pun meminta seluruh pihak untuk bekerja keras menata dan melakukan reformasi tersebut
sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Terutama agar pelaksanaan JKN yang sudah meng-cover 230 juta
penduduk ini bisa berlangsung dengan baik. Lihat Foto Ilustrasi BPJS(Shutterstock) Momentum reformasi
total Pandemi Covid-19 pun diharapkan menjadi momentum reformasi total dan pembenahan secara
menyeluruh permasalahan kesehatan di Tanah Air, termasuk program JKN. "Kita sepakat, bertekad wabah
Covid-19 menjadi momentum, ambil hikmahnya untuk melakukan reformasi total, pembenahan secara
menyeluruh dalam masalah JKN kita," kata Muhadjir. Sebab, pandemi Covid-19 ini dinilainya langsung
menusuk jantung permasalahan kesehatan di Tanah Air. Baca juga: Menko PMK: Kepesertaan BPJS
Kesehatan yang Disubsidi Pemerintah Rendah Tak heran jika krisis ini juga membuat infrastruktur,
suprastruktur, dan ketimpangan kesehatan nasional di Indonesia menjadi terlihat sangat jelas. Oleh karena
itu, Muhadjir berharap pandemi Covid-19 menjadi momentum untuk melakukan secara menyeluruh dalam
permasalahan JKN. "Artinya kita masih punya pekerjaan besar yang sangat berat yang harus ditangani
secara cepat, menyeluruh, dan tanpa kompromi," kata Muhadjir. "Baik hambatan struktural, kultural, maupun
birokrasi yang selama ini dihadapi pembuat kebijakan, tenaga teknokratik kesehatan ketika akan
merealisasikannya," ucap dia.
Menurut Muhadjir, saat ini masih ditemui persoalan terkait akses, kesetaraan, dan kualitas pelayanan
kesehatan bagi masyarakat. Baca juga: Menko PMK: Pandemi Covid-19 Jadi Momentum Reformasi Total
Program JKN Apalagi dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2020-2024,
sebanyak 98 persen masyarakat menjadi sasaran untuk mendapatkan perlindungan sosial. "Ketiga agenda
(persoalan akses, kesetaraan, dan kualitas pelayanan kesehatan) harus segera kita tangani bersama
Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan di daerah, termasuk upaya redistribusi tenaga kesehatan,
medis, paramedis, dan nonmedis yang sangat dibutuhkan masyarakat," tutur Muhadjir. "Kita hadapi suasana
ini dengan sense of crisis, dengan adanya itu maka kita bisa optimalkan energi untuk menangani persoalan-
persoalan yang ada di lapangan," ujar dia.

Sumber ;
https://nasional.kompas.com/read/2020/06/19/09175481/pandemi-covid-19-momentum-pembenahan-
jaminan-kesehatan-nasional?page=all
Nama : Rita Amelia
Nim : P07120121004
Prodi : D-III Keperawatan
Tugas membuat tulisan artikel !
Hak dan Kewajiban Negara

Pengertian Hak dan Kewajiban


Dalam konteks kata, hak dan kewajiban mengandung 2 kata, yaitu hak dan kewajiban.Dari masing-masing
kata tersebut tentunya mempunyai arti tersendiri.Menurut Prof.Dr Notonegoro, hak adalh kuasa untuk
menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan oleh pihak tertentu dan tidak dapat
dilakukan oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dituntut secara paksa. Menurut pengertian tersebut
individu maupun kelompok ataupun elemen lainya jika menerima hak hendaknya dilakukan sesuai dengan
aturan yang berlaku dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain jadi harus pihak yang menerimanya yang
melakukan itu. Dari pengertian yang lain hak bisa berarti sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan
penggunaanya tergantung kepada kita sendiri contohnya hak mendapatkan pengajran. Dalam hak
mendapatkan pengajaran ini adalah tergantung dari diri kita sendiri, kalau memang menganggap bahwa
pengajaran itu penting bagi kita pasti kita senantiasa akan belajar atau sekolah tapi jika ada yang
menganggap itu tidak penting pasti tidak akan melakukan hal itu .
Kata yang kedua adalah kewajiban, kewajiban berasal dari kata wajib menurut Prof.Dr.Notonegoro wajib
dalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan melalui pihak tertentu tidak
dapat oleh pihak lain maupun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang
berkepentingan.Kewajiban pada intinya adalah sesuatu yang harus dilakukan. Disini kewajiban berarti suatu
keharusan maka apapun itu jika merupakan kewajiban kita harus melaksanakanya tanpa ada alasan apapun
itu.Dari pengertian yang lain kewajiban berarti suatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung
jawab. Wujud hubungan antara warga negara dengan negara adalah pada umumnya adalah berupa
peranan.Peranan pada dasarnya adalah tugas apa yang dilakukan sesuai dengan status yang dimiliki,dalam
hal ini sebagai warga negara.
Dalam asas kewarganegaraan UU nomer 12 tahun 2006,dikenal dua pedoman yaitu:
1. Asas kewarganegaraan umum
2. Asas kewarganegaraan khusus

Asas Kewarganeraan Umum


1. Asas kelahiran (Ilus Soli) yang berasal dari bahasa lain : ius berarti negeri,tanah atau
daerah.Jadi, ius sanguinis adalah penentuan status kewarganegaraan berdasarkan tempat
atau daerah kelahiran seseorang dapat menjadi warga negara dimana ia dilahirkan,contoh
Jepang dan Amerika Serikat
2. Asas keturunan (Ius Sanguinis) juga berasal dari bahasa latin, ius berarti hukum atau
pedoman, sedangkan sanguinis dari kata sanguis darah atau keturunan.Jadi, ius sanguinis
adalah asas kewarganegaraan berdasarkan keturunan.
3. Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan suatu kewargaan bagi
setiap orang.Setiap orang tidak dapat menjadi warga negara ganda atau lebih dari satu.
4. Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
ganda (lebih dari satu warga negara) bagi ank-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam UU pada saat anak-anak ini telah mencapai 18 tahun, maka harus menentukan
salah satu kewarganegaraanya.

Asas Kewarganegaraan Khusus


1. Asas kepentingan nasional adalah asas yang menentukan bahwa peraturan kewarganegaraan.
2. Asas perlindungan maksimum adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib memberikan
perlindungan.
3. Asas persamaan didalam hukum dan pemerintahan adalah asas yang menentukan bahwa setiap
warga negara indonesia mendapatkan perakuan yang sama didalam hukum dan pemerintah.
4. Asas kebenaran substantif adalah asas dimana prosedur kewarganegaraan sesorang disertai
substansi dan syarat-syarat permohonan.

Hak dan Kewajiban Warga Negara


Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban.Hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan , akan tetapi terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang.Setiap warga negara
memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataanya banyak
warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya.Semua itu terjadi karena
pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak mendahulukan hak daripada kewajiban.Padahal menjadi
seorang pejabat itu tidak cukup hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk memikirkan
orang lain.Jika keadaannya seperti ini, maka tidak ada keseimbangan antara hak dan kewajiban.Jika
keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan sosial yang berkepanjangan.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan bahwa hak warga negara
dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan dan
sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam undang-undang.Pasal ini mencerminkan bahwa Negara
Indonesia bersifat demokritas.Adapun hak dan kewajiban warga Neagara Indonesia yang tercantum dalam
UUD 1945 adalah sebagai berikut.
Hak Warga Negara Indonesia dan Kewajiban Warga Negara Indonesia :
a. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : ‘’Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan’’ (pasal 27 ayat 2).
b. Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan : ‘’Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya.’’ (pasal 28A).
c. Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (pasal 28B
ayat 1).
d. Hak atas kelangsungan hidup.’’Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang.’’
e. Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak mendapat
pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya
demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1).
f. Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2.)
g. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang
sama di depan hukum (pasal 28D ayat 1).
h. Hak untuk mempunyai hak milik pribadi hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan
pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi
di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku.
i. Wajib menaati hukum dan pemerintahan.Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 berbunyi : Segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
j. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.Pasal 27 ayat 3 UUD 1945 menyatakan :’’ Bahwa
setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.’’
k. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain.Pasal 28J ayat 1 mengatakan : ‘’Setiap orang
wajib menghormati hak asasi manusia orang lain.’’
l. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang.Pasal 28J ayat 2
menyatakan :’’ Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yan adil sesuai
dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokritas.’’
m. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.Pasal 30 ayat 1 UUD 1945
menyatakan : ‘’Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.’’
n. Dapat dikurangi dalam keadaan apapun (pasal 281 ayat 1).
Untuk mencapai keseimbangan anatara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui posisi diri kita
sendiri.Sebagai seorang warga negara harus tahu hak dan kewajibannya.Seseorang pejabat atau pemerintah
pun harus tahu akan hak dan kewajibannya.Seperti yang sudah tercantum dalam hukum dan aturan yang
berlaku.Jika hak dan kewajiban terpenuhi, maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera.Hak dan
kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimabang apabila masyarakat tidak bergerak untuk
merubahnya.Karena para pejabat tidak akan pernah merubahnya, walaupun rakyat banyak menderita karena
hal ini.Mereka lebih memikirkan bagaimana mendapatkan materi daripada memikirkan rakyat.
Sampai saat ini masih banyak rakyat yang belum mendapatkan haknya.Oleh karena itu, kita sebagai warga
negara yang berdemokrasi harus bangun dari mimpi kita yang buruk ini dan merubahnya untuk mendapatkan
hak-hak dan tak lupa melaksanakan kewajiban kita sebagai rakyat indonesia.Sejumlah sifat dan karakter
warga negara yang bertanggung jawab dan mandiri adalah sebagai berikut :
1. Memiliki rasa hormat dan bertanggung jawab, sifat ini adalah sikap dan perilaku sopan santun,
ramah tamah dan melaksanakan semua tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2. Bersikap kritis, sikap ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta yang valid (sah)
serta argumentasi yang akurat.
3. Melakukan diskusi dan dialog, sifat ini adalah sikap dan perilaku dalam menyesuaikan masalah
(problem salving) hendaknya dilakukan dengan pola diskusi dan dialog untuk mencari kesamaan
pemikiran terhadap penyelesaian masalah yan dihadapi.
4. Bersifat terbuka, sifat ini adalah sikap dan perilaku yang transparan serta terbuka, sejauh masalah
tersebut tidak bersifat rahasia.
5. Rasional, sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan rasio atau akal pikiran yang sehat.
6. Adil, sifat ini adalah sikap dan perilaku menghormati persamaan derajat dan martabat kemanusiaan.
7. Jujur, sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta yang sah dan akurat.
8. Karakteristik warga negara yang mandiri meliputi :
 Memiliki kemandirian
 Memiliki tanggung jawab pribadi, politik dan ekonomi sebagai warga negara
 Menghormati martabat manusia dan kehormatan pribadi
 Berpartisipasi dalam urusan kemasyarakatan dengan pikiran dan sikap yang santun
 Mendorong berfungsinya demokrasi konstitusional yang sehat

(https://nurulhaj19.wordpress.com/hak-dan-kewajiban-warga-negara-indonesia/ )
Nama : Sabrina Noviana Aulia Ramadhan
NIM : P07120121043
Prodi : D-III Keperawatan
Pengaruh PPKM Terhadap Kemudahan Pelayanan Jaminan Kesehatan
Belakangan ini, kasus covid-19 di Indonesia sedang melonjak tajam, terutama pada bulan Juli hingga bulan
Agustus. Penemuan varian baru virus corona yaitu varian delta plus menjadi penyebab utama melonjaknya
pertambahan kasus covid-19 di Indonesia. Varian ini diduga ditemukan di Jambi dan Mamuju bajkan
sekarang virus ini telah mendominasi atau menyebar di seluruh Indoneisa. Varian delta lebih cepat dalam
penularannya dan memberikan gejala yang sedikit berbeda dari varian sebelumnya. Gejala dari varian ini
diantaranya seperti ruam kulit, perubahan warna jari kaki, sakit tenggorokan, sesak napas, serta kehilangan
penciuman, diare, sakit kepala, atau pilek, dan lainnya.
Kasus covid-19 varian delta telah mendominasi bahkan telah menggeser varian lain yang lebih dulu
menyebar. Pada tanggal 5 Juli rekor kembali tercatat setelah ada penambahan 29.745 kasus dalam sehari.
Indonesia harus bersiap terhadap lonjakan kasus yang semakin hari pertambahannya semakin ekstrim.
Pemerintah harus mempersiapkan dan selalu waspada dalam menanggulangi lonjakan kasus, serta dapat
merespons data dengan benar. Vaksinasi saja tidak cukup untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah
minimal dapat menerapkan pembatasan mobilitas serta memperketat protokol kesehatan. Kemungkinan
terburuk yang akan terjadi yaitu lonjakan kasus mencapai 40 ribu perhari. Untuk mempersiapkan bila terjadi
lonjakan kasus maka pemerintah dapat menambah fasilitas Kesehatan, menambah jumlah stok oksigen, dan
memastikan ketersediaan obat-obatan.
Untuk menghindari terjadinya lonjakan kasus, maka pemerintah membuat kebijakan pembatasan pergerakan
masyarakat yang telah berganti nama berulang kali, dari yang semula bernama PSBB, PSBB transisi, PPKM
Darurat, dan PPKM level empat. Presiden Jokowi menyatakan bahwa pemerintah memberlakukan PPKM
level 4 di pulau Jawa dan Bali untuk meredam lonjakan kasus Covid-19 dari tanggal 3 Juli 2021. PPKM
meliputi pembatasan aktivitas masyarakat lebih ketat dengen mengadakan penyekatan antarkota dan
antarprovinsi, baik dari jalur darat, laut, dan udara. Beberapa aturan-aturan yang ditetapkan pada PPKM
level 4:
 Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring secara keseluruhan
 Pelaksanaan kegiatan pada sektor non esensial diberlakukan 100 persen work from home (WFH)
alias bekerja dari rumah
 Pelaksanaan kegiatan pada sektor esensial dan kritikal berlaku pengecualian WFO 100 persen,
WFH 50 persen dan WFH 25 persen sesuai ketetapan.
 Supermarket, pasar rakyat, toko kelontong dan pasar swalayan yang menjual kebutuhan sehari-hari
dibatasi jam operasional sampai Pukul 20.00 waktu setempat dengan kapasitas pengunjung 50
persen.
 Pasar rakyat yang menjual barang non kebutuhan sehari-hari dapat beroperasi dengan kapasitas
maksimal 50 persen, dan jam operasi sampai pukul 20.00 waktu
setempat.
 Pedagang kaki lima, toko kelontong, agen/outlet voucher, barbershop/pangkas rambut, laundry,
pedagang asongan, bengkel kecil, cucian kendaraan, dan lain-lain yang sejenis diizinkan buka
dengan protokol kesehatan ketat sampai dengan pukul 20.00 waktu setempat dan pengaturan
teknisnya dilakukan oleh Pemerintah Daerah.
 Warung makan/warteg, pedagang kaki lima, lapak jajanan dan sejenisnya diizinkan buka dengan
protokol kesehatan yang ketat sampai dengan pukul 20.00 waktu setempat dengan maksimal
pengunjung makan ditempat tiga orang dan waktu makan maksimal 20 menit.

Akibat diberlakukannya PPKM tersebut, maka penghasilan masyarakat terutama pedagang dan wiraswasta
menjadi tak menentu atau tidak stabil. Akibat lain dari PPKM tersebut, para pedagang tidak dapat berdagang
secara fulltime seperti di hari-hari biasanya, sehingga pendapatannya pun menurun drastis. Permasalahan
ekonomi seperti pengangguran, kemiskinan, dan kelaparan menjadi sumber masalah utama. Oleh karena itu,
pemerintah diharapkan untuk memberikan bantuan seperti bantuan sosial dan jaminan kesehatan. Jaminan
kesehatan yang diberikan oleh pemerintah seperti BPJS dan KIS diharapkan dapat efektif dalam
memecahkan atau mengatasi permasalahan ekonomi terutama di bidang kesehatan.
Di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) demi pencegahan penularan Covid-19
saat ini, tidak perlu khawatir karena sudah adanya Aplikasi Mobile JKN. Peserta tidak perlu datang tatap
muka langsung ke kantor BPJS Kesehatan ketika membutuhkan pelayanan. BPJS telah didukung oleh
berbagai pihak agar penyelenggaraan JKN-KIS dan pelayanan kesehatan bisa berjalan optimal. Selain untuk
meningkatkan kualitas pelayanan, aplikasi ini juga memberikan kemudahan dan keterbukaan akses informasi
bagi peserta asuransi. Ada berbagai fitur-fitur tambahan yakni skrining mandiri Covid-19, fasilitas konsultasi
kesehatan online dengan dokter, cek jadwal operasi, dan informasi ketersediaan tempat tidur kosong untuk
pasien yang membutuhkan. Seluruh fitur tambahan tersebut memerikan respon yang posited karena dapat
membantu masyarakat mendapatkan layanan kesehatan secara optimal, terlebih pada saat di tengah
pandemi Covid-19 dan kebijakan PPKM.
Pemerrintah tidak memungut biaya isolasi di rumah sakit sedikitpun, semua biaya ditanggung oleh
pemerintah. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 59 Tahun 2016 tentang Pembebasan Biaya
Pasien Infeksi Emerging Tertentu, pembiayaan pasien yang dirawat dengan penyakit infeksi emerging
tertentu termasuk COVID-19 dapat diklaim ke Kementerian Kesehatan. Adanya kecenederungan lonjakan
pertambahan kasus Covid-19 yang tinggi dan memerlukan perawatan di rumah sakit, menyebabkan kapasitas
rumah sakit rujukan tidak mampu menampung para pasien terkonfirmasi positif. Oleh karena itu, perlu adanya
keterlibatan faslitas pelayanan kesehatan yang mampu memberikan pelayanan terkait Covid-19 agar
pelayanan terhadap para pasien dapat optimal.
Pelayanan yang dapat dibiayai mengikuti standar pelayanan dalam panduan tata laksana pada pasien sesuai
kebutuhan medis pasien. Pembiayaan pelayanan pada rawat jalan dan rawat inap meliputi: administrasi
pelayanan, akomodasi (kamar dan pelayanan di ruang gawat darurat, ruang rawat inap, ruang perawatan
intensif, dan ruang isolasi), jasa dokter, tindakan di ruangan, pemakaian ventilator, bahan medis habis pakai,
pemeriksaan penunjang diagnostik (laboratorium dan radiologi sesuai dengan indikasi medis), obat-obatan,
alat kesehatan termasuk penggunaan APD di ruangan, rujukan, pemulasaran jenazah, dan pelayanan
kesehatan lain sesuai indikasi medis.
Tata cara klaim dimulai dari rumah sakit mengajukan klaim penggantian biaya secara kolektif kepada Direktur
Jenderal Pelayanan Kesehatan, ditembuskan ke BPJS Kesehatan untuk verifikasi dan Dinas Kesehatan
Daerah Kabupaten/Kota melalui email. Pengajuan klaim dapat diajukan oleh rumah sakit setiap 14 hari kerja.
BPJS Kesehatan mengeluarkan Berita Acara Verifikasi Pembayaran Klaim Tagihan Pelayanan paling lambat
7 hari kerja sejak klaim diterima oleh BPJS Kesehatan. Selanjutnya Kementerian Kesehatan akan membayar
ke rumah sakit dalam waktu 3 hari kerja setelah diterimanya Berita Acara Hasil Verifikasi Klaim dari BPJS
Kesehatan. Dengan adanya teknis klaim pembiayaan ini, diharapkan RS yang mengadakan pelayanan
kesehatan pasien COVID-19 dapat mengikuti alurnya, sehingga pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan
baik.
Dengan demikian, adanya PPKM tidak mengambat masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan
secara efektif dan optimal. Pemerintah sudah lumayan baik dalam menangani perekonomian di bidang
kesehatan ditengah masa PPKM. Terdapat berbagai jaminan kesehatan yang membantu masyarakat dalam
mendapatkan dan memudahkan akses informasi serta pelayanan gratis untuk perawatan isolasi Covid-19 di
rumah sakit sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
Diharapkan kepada masyarakat untuk tetap mematuhi aturan PPKM yang berlaku demi kesejahteraan
bersama. Mari kita memutus rantai penyebaran Covid-19 agar semua kegiatan dapat terlaksana dengan baik
seperti sebelum menyebarnya Covid-19 di Indonesia. Pada intinya masyarakat dan pemerintah harus bekerja
sama dalam kasus ini agar permasalahan seperti dalam bidang ekonomi dan kesehatan dapat teratasi dan
stabil.

Sumber :
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/begini-teknis-rs-klaim-biaya-perawatan-pasien-
covid-19-187
https://www.kompas.id/baca/kesehatan/2020/12/01/kemudahan-layanan-kesehatan-di-masa-pandemi/
https://kesehatan.kontan.co.id/news/penting-varian-delta-plus-gejala-penyebab-dan-cara-mengobatinya?
page=all
Nama : Shela Shelfiana
NIM : P07120121003
Prodi : D-III Keperawatan

PPKM
(Pelan-Pelan Kita Menderita)?

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (disingkat dengan PPKM) adalah kebijakan


Pemerintah Indonesia sejak awal tahun 2021 untuk menangani pandemi Covid 19 di Indonesia. Sebelum
pelaksanaan PPKM, pemerintah telah melaksanakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang
berlangsung di sejumlah wilayah di Indonesia. Pemerintah Indonesia pertama kali menerapkan PPKM pada
tanggal 11 hingga 25 Januari 2021. PPKM selama dua pekan itu dilaksanakan berdasarkan Instruksi Menteri
Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 1 Tahun 2021 dan diberlakukan di wilayah Jawa dan Bali. Sebelumnya,
pada tahun 2020, sejumlah daerah telah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk
mencegah meluasnya penyebaran Covid-19. Menurut Airlangga Hartanto selaku Ketua Komite Penanganan
Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), inisiatif awal pengajuan PSBB berada pada
pemerintah daerah, sedangkan PPKM ada pada pemerintah pusat. Wakil Ketua KPCPEN Luhut
Panjaitan mengatakan bahwa PSBB dilakukan secara tidak seragam, sedangkan PPKM bisa diterapkan
dengan seragam.

PPKM jilid pertama


PPKM pada tanggal 11 hingga 25 Januari 2021 diterapkan di tujuh provinsi di Jawa dan Bali, yakni
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Daerah Istimewa
Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali.

PPKM jilid kedua


Pemerintah memperpanjang PPKM melalui Instruksi Mendagri Nomor 2 Tahun 2021. PPKM jilid
kedua dilaksanakan pada tanggal 26 Januari hingga 8 Februari 2021. Pada tahap kedua ini, jam operasi-onal
pusat perbelanjaan/mall diubah menjadi hingga pukul 20.00 WIB. Sementara itu, berdasarkan hasil
pemantauan terhadap 73 kabupaten/kota yang telah menerapkan PPKM, sebanyak 29 kabupaten/kota masih
berada di zona risiko tinggi, 41 kabupaten/kota berada di zona risiko sedang, dan 3 kabupaten atau kota
sisanya berada di zona risiko rendah.

PPKM berbasis mikro


Setelah dilaksanakan selama dua jilid dan hasilnya tidak efektif, PPKM diubah menjadi PPKM
berbasis mikro sejak tanggal 9 hingga 22 Februari 2021. Sama seperti sebelumnya, PPKM mikro diber-
lakukan di sejumlah wilayah di tujuh provinsi. Namun, berbeda dengan PPKM, pada PPKM mikro ada
pengaturan tentang pembentukan posko penanganan Covid-19 di tingkat desa dan kelurahan, jam
operasional pusat perbelanjaan/mall diatur dengan lebih longgar yaitu hingga pukul 21.00 WIB, serta
pembatasan perkantoran yang lebih longgar yaitu 50% kerja dari kantor dan 50% kerja dari rumah. Setelah
dilaksanakan selama dua pekan, pemerintah memperpanjang PPKM mikro berkali-kali. Pada 7 Juni 2021,
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ganip Warsito melakukan evaluasi PPKM Mikro, belajar dari lonjakan
kasus Covid-19 di Kudus, Jawa Tengah.

PPKM Darurat
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang mulai berlaku Sabtu, 3 Juli
2021 hingga 20 Juli 2021 mendatang di Jawa dan Bali dilakukan pemerintah sebagai pemenuhan kewajiban
asasi negara untuk melindungi seluruh warga negaranya. Karena itu, tidak berlebihan bila peraturan
perundang-undangan pun menegaskan bahwa mereka yang melanggar PPKM tersebut bisa dikenakan
hukuman pidana. Pernyataan tersebut dikemukakan Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Al Azhar Indonesia
(UAI), Prof. Dr. Agus Surono, S.H., M.H, mencermati penetapan PPKM Darurat yang diberlakukan
pemerintah.
PPKM Level 4
Sebelumnya, pemerintah telah menerapkan PPKM Darurat di Jawa-Bali pada 3 hingga 20 Juli 2021.
Setelah itu, pemerintah kembali melanjutkan kebijakan tersebut tetapi dengan mengganti istilah menjadi
PPKM Level 4. Peraturan PPKM Level 4 ini mulai berlaku pada tanggal 21 Juli 2021 sampai dengan tanggal
25 Juli 2021. Namun kemudian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi memperpanjang PPKM Level 4 mulai
26 Juli 2021 hingga 2 Agustus 2021 mendatang. Hal tersebut diungkapkan Jokowi dalam keterangan pers,
Minggu (25/7/2021).
PPKM Level 2, 3, 4
Pemerintah resmi memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 4,3,
dan 2 di Jawa dan Bali pada 17-23 Agustus 2021. Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam
konferensi pers, Senin (16/8/2021). Luhut mengatakan bahwa perpanjangan PPKM dilakukan dengan
pertimbangan diantaranya tren penurunan kasus positif, angka kesembuhan naik, dan angka kematian
menurun. Namun berdasarkan hasil kunjungan lapangan, Luhut menyebut masih diperlukan perbaikan di
beberapa wilayah sehingga langkah preventif dilakukan.
PPKM Level 3
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 2, 3, dan 4 kembali diperpanjang.
Meski PPKM kembali diperpanjang, sejumlah daerah mencatatkan perbaikan kondisi atau penurunan PPKM
dari level 4 menjadi 3. 
Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan PPKM diperpanjang untuk periode 24-30 Agustus 2021.
Bersamaan PPKM diperpanjang, DKI Jakarta dan wilayah aglomerasi Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang,
Bekasi) diturunkan level status PPKM-nya dari level 4 ke level 3. Penurunan status PPKM ke level 3 di
Jakarta dan sekitarnya menandakan adanya pelonggaran sejumlah aturan. 
Prof. Agus menjelaskan kebijakan pemerintah terkait pemberlakuan PPKM Mikro secara nasional dan
PPKM Darurat untuk wilayah Jawa dan Bali ini sesuai dengan kewajiban negara untuk melindungi seluruh
warga negaranya sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD NRI 1945 yang merupakan salah satu
konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara selain konsensus lainnya, yaitu Pancasila, NKRI, dan
Bhinneka Tunggal Ika.
Karena itu, menurut Prof Agus, wajar bila dalam Inmendagri Nomor 15/2021 itu pun termuat sanksi
yang tegas. Kepada gubernur, bupati atau wali kota yang tidak melaksanakan ketentuan yang ditegaskan
dalam Inmendagri dikenakan sanksi administrasi berupa teguran tertulis dua kali berturut-turut, hingga
pemberhentian sementara sebagaimana diatur Pasal 68 ayat (1) dan ayat (2) Undang- Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Bagi mereka yang melanggar kewajiban negara dalam membe-
riikan perlindungan kepada warga negaranya dalam penanganan pandemi Covid-19 ini, bisa diberikan sanksi
pidana sebagaimana tertuang dalam berbagai undang-undang antara lain, dalam KUHP, UU No. 6 Tahun
2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, serta UU No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit menular
Tentunya akan ada kasus dimana hak dan kewajiban negara maupun warga negara yang kurang
seimbang. Menurut Prof. Dr. Notonagoro, hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang
semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga
yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.. Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang
tidak dapat dipisahkan, akan tetapi terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa
setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada
kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan bahwa hak warga
negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan,
dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara
Indonesia bersifat demokrasi. Pada para pejabat dan pemerintah untuk bersiap-siap hidup setara dengan kita.
Harus menjunjung bangsa Indonesia ini kepada kehidupan yang lebih baik dan maju. Yaitu dengan
menjalankan hak-hak dan kewajiban dengan seimbang. Dengan memperhatikan rakyat-rakyat kecil yang
selama ini kurang mendapat kepedulian dan tidak mendapatkan hak-haknya.
Tentunya semua orang ingin mempertahankan kehidupannya sesuai dengan pasal 28A “ Setiap
orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.” Namun dengan adanya
PPKM banyak warga yang mengeluh saat ditegur oleh petugas keamanan yang melanggar PPKM dengan
alasan hanya itu satu-satunya jalan untuk mencukupi kebutuhan makan & minum sehari-hari.
Namun, karena kasus covid 19 yang tidak kunjung selesai, pemerintah membuat peraturan yang
diimplementasikan dalam PPKM ini. Tentunya peraturan yang dibuat pada segala aspek dibuat supaya
masyarakat menaatinya. Bukan untuk dilanggar sehingga teerciptanya tujuan negara yang makmur dan aman
sentosa. Selain contoh norma hukum yang ada di negara kita, sama halnya dengan negara lain jika Indonesia
juga memiliki berbagai peraturan yang wajib ditaati oleh seluruh warga negaranya.
Kewajiban ini jelas tertera pada UUD 1945 pasal 27 ayat 1 dimana Warga Negara wajib untuk
menaati hukum, dengan menaati peraturan dan hukum yang ada di Indonesia, kita telah menjalani kewajiban
kita sebagai warga Indonesia yang baik. Adapun bunyi Pasal 27 ayat 1 " Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya."
Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan jumlah kasus harian
baru nasional hingga 17 Agustus 2021 berangsur menurun menjadi 20.741 kasus berkat pemberlakuan
pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Setelah sempat menyentuh angka 92.567 pasien yang dirawat di
ruang perawatan isolasi maupun intensif di 22 Juli 2021 lalu, hingga 17 Agustus, pasien dirawat secara
nasional turun menjadi 50.487 pasien. Untuk di wilayah DKI Jakarta sendiri, jumlah pasien yang dirawat, baik
di ruang perawatan isolasi maupun intensif, berjumlah 4.934 per 17 Agustus, atau tinggal 28 persen dari
kapasitas ruang perawatan isolasi dan intensif yang mencapai 17.584.
Penurunan kasus signifikan terutama terjadi di provinsi DKI Jakarta, Sumatera Barat, dan Maluku
Utara. Menurut dr Nadia, pada pekan lalu, pemerintah mencatatkan angka testing rate  sebesar 3,25 per
1000 penduduk per minggu. Dia mengakui, angka ini menurun dibandingkan pekan sebelumnya. Akan tetapi
yang tetap patut diapresiasi adalah seluruh provinsi telah mencapai testing rateminimal yang disyaratkan oleh
WHO.
Adapun penurunan angka kematian sebesar kurang lebih 8 persen dibandingkan pekan
sebelumnya. Sesuai dengan rekomendasi WHO bahwa angka kematian dinilai per 7 hari dikarenakan akan
memberikan gambaran yang lebih tepat, mengingat ada kematian yang belum dilaporkan secara real
timesehingga masih terlihat fluktuatif perhari secara absolut. Selain itu yang paling penting adalah menilai tren
dari angka kematian tersebut per pekannya. Contoh keberhasilan lain adalah DKI Jakarta mampu menekan
angka penambahan kasus dan angka kematian COVID-19 di level lebih rendah dibandingkan periode awal
dilaksanakannya PPKM. Menurutnya, berbagai pembatasan kegiatan masyarakat serta penguatan prokes
memainkan peran di provinsi DKI Jakarta dalam menurunkan laju penularan penyakit dan juga sekaligus
meningkatkan kapasitas respon penanggulangan pandeminya.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Pemberlakuan_pembatasan_kegiatan_masyarakat_di_Indonesia
https://m.liputan6.com/news/read/4597974/pakar-hukum-pelanggaran-terhadap-ppkm-darurat-dapat-dipidana
https://www.tribunnews.com/nasional/2021/07/26/ppkm-diperpanjang-hingga-2-agustus-ini-daftar-wilayah-
terbaru-ppkm-level-3-dan-4-di-jawa-bali
https://amp.kontan.co.id/news/inilah-wilayah-ppkm-level-3-di-jawa-bali-periode-24-30-agustus-2021
https://www.google.com/urlq=https://m.bisnis.com/amp/read/20210816/15/1430539/resmi-ppkm-level-4-di-
jawa-bali-diperpanjang-hingga-23-agustus-2021&usg=AOvVaw1_7mDlvjAt8FacfUt-oESr&hl=in_ID
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11732
https://www.kompasiana.com/howiearipp26/5c029910bde5753897521b43/hak-dan-kewajiban-rakyat-
indonesia
https://kumparan.com/berita-hari-ini/bunyi-uud-1945-pasal-27-ayat-1-beserta-maknanya-1vMeWPGU0LC/2
Nama : Shinta Puspita Dewi
Nim : P07120121002
Prodi : D3 Keperawatan
Matkul : Kewarganegaraan

PENTINGNYA MEMATUHI PROKES DI ERA PANDEMI AGAR TERHINDAR DARI VIRUS COVID-19

Covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang muncul 2 tahun lalu, awal
mulanya berasal dari Wuhan Cina. Kasus covid-19 di indonesia saat ini sedang mengalami peningkatan yang
sangat tinggi, angka kasus positif virus corona sudah di atas 1,5 juta jiwa (02/07/2021). Sehingga di
berlakukan PPKM level 4 di Jawa-Bali yang mengakibatkan aktivitas kita menjadi terbatas seperti, warung
makan, toko kelontong, cafe, mall, toko pakaian yang hanya boleh buka sampai jam 8 malam dan khusus
warung makan dan cafe hanya boleh “take away “. Sebab itu dampak perekonomian di indonesia menurun,
banyak pekerja yang diberhentikan dan sulit mencari pekerjaan, tidak hanya itu toko-toko ternama banyak
yang gulung tikar contohnya Giant. Maka dari itu mari kita menjalankan anjuran pemerinta unuk mematuhi
protokol kesehatan agar pandemi ini segera berakhir sehingga, kita bisa menjalankan aktivitas seperti
biasanya dan perekonomian di indonesia kembali pulih. Jadi, Kita harus mematuhi 5M. Apa saja 5M itu ?
1. Mencuci Tangan
Rutin mencuci tangan hingga bersih adalah salah satu protokol kesehatan yang cukup efektif untuk
mencegah penularan virus corona. Untuk hasil yang maksimal, kamu disarankan untuk mencuci
tangan setidaknya selama 20 detik beberapa kali sehari, terutama saat :
 Sebelum memasak atau makan
 Setelah menggunakan kamar mandi
 Setelah menutup hidung saat batuk atau bersin
Untuk membunuh virus dan kuman-kuman lainnya, gunakan sabun dan air atau pembersih tangan
dengan alkohol setidaknya dengan kadar 60 persen.
2. Memakai Masker
pada awal pandemi virus corona tahun lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa
penggunaan masker hanya direkomendasikan untuk orang sakit, bukan orang sehat. Namun, virus
corona jenis SARS-CoV-2 yang merajalela hingga saat ini membuat protokol kesehatan bisa
berubah-ubah seiring bergulirnya waktu. Beberapa waktu selang kebijakan WHO di atas, WHO
akhirnya mengeluarkan himbauan agar semua orang (baik yang sehat atau sakit) agar selalu
menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah. Kebijakan WHO ini juga sempat ditegaskan
oleh Presiden Joko Widodo.Protokol kesehatan virus corona terkait masker pun semakin digalakkan
di beberapa negara. Di Amerika Serikat (AS), Centers for Disease Control and Prevention (CDC),
memperbarui pedoman terkait penggunaan masker. CDC mengimbau masyarakat AS harus
memakai masker meski berada di dalam rumah pada kondisi tertentu. Menurut CDC, penggunaan
masker di dalam rumah perlu dilakukan ketika:
 Terdapat anggota keluarga yang terinfeksi COVID-19.
 Terdapat anggota keluarga yang berpotensi terkena COVID-19 karena aktivitas di luar rumah.
 Merasa terjangkit atau mengalami gejala COVID-19.
 Ruangan sempit.
 Tidak bisa menjaga jarak minimal dua meter
3. Menjaga Jarak
protokol kesehatan lainnya yang perlu dipatuhi adalah menjaga jarak. Protokol kesehatan ini dimuat
dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI dalam “Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan
Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian COVID-19.” Di sana disebutkan,
menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena droplets dari orang
yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan, keramaian, dan berdesakan. Bila
tidak memungkinkan melakukan jaga jarak, maka dapat dilakukan berbagai rekayasa administrasi
dan teknis lainnya.
4. Menjauhi Kerumunan
Selain tiga hal di atas, menjauhi kerumunan merupakan protokol kesehatan yang juga harus
dilakukan. Menurut Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), masyarakat diminta untuk menjauhi
kerumunan saat berada di luar rumah. Ingat, semakin banyak dan sering kamu bertemu orang, maka
kemungkinan terinfeksi virus corona pun semakin tinggi. Oleh sebab itu, hindari tempat keramaian
terutama bila sedang sakit atau berusia di atas 60 tahun (lansia). Menurut riset lansia dan pengidap
penyakit kronis memiliki risiko yang lebih tinggi terserang virus corona.
5. Mengurangi Mobilitas
Virus penyebab corona bisa berada di mana saja. Jadi, semakin banyak dirimu menghabiskan waktu
di luar rumah, maka semakin tinggi pula terpapar virus jahat ini. Oleh karena itu, bila tidak ada
keperluan yang mendesak, tetaplah berada di rumah. Menurut Kemenkes, meski sehat dan tidak
ada gejala penyakit, belum tentu dirimu pulang ke rumah dengan keadaan yang masih sama.
Pasalnya, virus corona dapat menyebar dan menginfeksi seseorang dengan cepat.
“Sebenarnya 5M ini ada untuk mendukung 3M. Ini pun (5M) dilakukan untuk membantu mencegah penularan
dan penyebaran virus corona di masyarakat,” kata dr. Devia Irine Putri. “(5M) ini berlaku untuk semua
kalangan. Tapi, kalau untuk anak di bawah 2 tahun, tidak disarankan pakai masker; tapi bisa digunakan
penutup stroller (jika pakai) atau face shield. Tetap harus jaga jarak, serta di bawah pengawasan orang
tuanya,” sambungnya.
Yuk, terapkan protokol kesehatan 5M untuk mencegah penularan dan penyebaran virus corona di Indonesia.
Selain itu, jangan pula lupa untuk selalu meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar terhindar dari infeksi
COVID-19 sekalipun sudah di vaksin.

Sumber pustaka

Mau Pandemi Usai? Ketahui Pentingnya Gerakan 5M COVID-19


https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3644583/mau-pandemi-usai-ketahui-pentingnya-gerakan-5m-
covid-19
Mengenal Protokol Kesehatan 5M untuk Cegah COVID-19
https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-protokol-kesehatan-5m-untuk-cegah-covid-19
Nama : Siti Nuryani
Nim : P07120121018
Prodi : D3 Keperawatan

Vaksin Jalan Keluar di Saat Pandemi


Pandemi covid-19 menimbulkan status darurat di Indonesia.Berbagai upaya dilakukan dalam rangka
memutus rantai penyebaran covid-19 .Salah satunya adalah vaksinasi.Vaksinansi adalah salah satu rencana
pemerintah dalam menangani covid-19.Nantinya,vaksin ini akan diberikan kepada seluruh masyarakat secara
bertahap.Namun, di masyarakat timbul pro kontra terkait vaksinansi tersebut.Sejumlah kalangan masyarakat
menolak divaksin.
Hak ataupun kewajiaban vaksin masih dipertanyakan sampai saat ini.Program vaksinasi ini diwajibkan untuk
seluruh masyarakat khususnya di Indonesia.Di Indonesia sendiri telah ditegaskan bahwa vaksin merupakan
kewajiban pemerintah untuk diberikan kepada warganya sebagai hak agar terhindar dari virus corona.
Indonesia perlu akan adanya vaksinasi ini untuk meningkatkan kekebalan tubuh manusia atau imunitas
tubuh.Beberapa kepala warga mengatakan bahwa vaksin covid-19 sangat penting dilakukan agar memutus
mata rantai penyebaran virus corona dan memberi perlindungan kesehatan bagi seluruh masyarakat.Dengan
demikian pandemi ini cepat berakhir dan tidak terus-terusan memperburuk keadaan diberbagai sektor.
Presiden Joko Widodo telah mencontohkan diri sebagai orang pertama yang divaksin covid-19 pada 13
Januari 2021 diikuti oleh sejumlah pejabat,tokoh,hingga Rafi Ahmad sebagai perwakilan artis.Vaksin ini dapat
menurunkan mutasi virus sehingga laju pertumbuhannya terputus.
Jadi permasalahannya vaskin bukan sekedar untuk pribadi saja,namun mencegah penularan dan
meningkatan imunitas tubuh.Sebab hidup ditengah masyarakat prinsipnya bukan menyelamatkan diri sendiri
tetapi menyelamatkan bersama apalagi di Indoensia sendiri tergolong penduduk yang padat khusunya di
Jawa.
Virus corona tidak bisa dipandang sebelah mata.Masyarakat harus tetap waspada karena penularan,ciri
,gejala dan varian covid-19 sangat beragam.Gejala yang sering ditimbulkan ialah dibagian pernapasan.Salah
satu kasus yang ditangani ialah pneumonide atau infeksi pada organ paru-paru.Pneumonia juga disebut paru-
paru basah,yaitu kondisi peradangan pada kantung-kantung udara disalah satu atau kedua paru-
paru.Namun,penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya jika sistem imunitas tubuh meningkat.Selain
pneumonia biasnya pasien covid-19 diseratai dengan demam tinggi,hilangnya indra penciuman dan pembau
serta gejala lainnya.
Gejala yang ditimbulkan sebenarnya tidak terlalu mengkhawatirkan jika penderita memiliki imun yang
kuat,serta pola hidup yang sehat dan teratur.Namun setiap orang memiliki gejala yang berbeda serta
penanganan yang berbeda juga.
Sebagai jawaban atas keraguan dan ketakutan masyarakat akan adanya vaksin pemerintah telah menbuat
pernyataan bahwa jenis vaksin yang digunakan aman,selain itu sudah disetujui oleh badan pengawasan obat
dan makanan.
Vaksin merupakan hak dan kewajiban bagi setiap warga Indonesia. Pada dasarnya setiap orang berhak
mendapatkan jaminan kesehatan yang diatur di UUD.Masyarakat mempunyai hak atas kesehatan dan juga
mempunyai kewajiban mewujudkan dan meningkatkan kesehatan masyarakat.Penyelenggaraan upaya
kesehatan khususnya era pandemi salah satunya adalah vaksin.
Pemerintah dan masyarakat yang bertanggung jawab dalam upaya pencegahan dan pemberantas penyakit
menular serta akibat yang ditimbulkan.Jadi pada prinsipnya vaksinasi bukan sekedar masalah kesehatan
pribadi saja.melainkan mencegah penularan dan bentuk perlindungan kekebalan setiap orang.
Jika ada yang menolak untuk divaksin apalagi vaksin gratis maka masyarakat dianggap tidak ikut serta dalam
memutus rantai covid-19 dan pandemi ini tidak akan selesai sampai kapanpun.Masyarakat yang menghalangi
pelaksanaan penanggulangan covid-19 maka akan ditindak pidana lanjut.Mengingat pentingnya vaksin kita
sebagai warga Indonesia wajib vaksin apalagi kita mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa.
Jadi vaksin merupakan kewajiban untuk pemerintahan yang nantinya diberikan kepada warganya.Dan vaksin
merupakan hak bagi masyarakat karena itu termasuk dalam hak jaminan kesehatan.Oleh karena itu,
dibutuhkan kesadaran semua lapisan masyarakat agar bersedia divaksinasi secara sukarela.Karena demi
kebaikan bersama seluruh rakyat Indonesia.
Pencegahan dan Penanganan Pandemi Covid-19
Oleh : Sri Utami
NIM : P07120121010

Pandemi Covid-19 adalah penyebaran penyakit Coronavirus2019 (Bahasa Inggris: Coronavirus Disease 2019,
disingkat Covid-19) di seluruh dunia untuk semua negara. Penyakit ini disebabkan oleh tipe Coronavirus baru bernama
SARS-COV-2. Wabah Covid-19 pertama kali terdeteksi di Kota Wohan, Hubei, Cina pada 1 Desember 2019, dan ditetapkan
sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020.
Virus SARS-COV-2 diperkirakan menyebar di antara orang-orang, terutama melalui percikan yang diproduksi saat batuk.
Percikan ini juga dapat dihasilkan dari bersin dan bernafas normal. Selain itu, virus dapat menyebar karena menyentuh
permukaan benda yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh wajah seseorang. Penyakit Covid-19 yang paling
ditransmisikan ketika orang yang menderita memiliki gejala, meskipun penyebarannya dapat terjadi sebelum gejala timbul.
Periode waktu antara paparan virus dan penampilan gejala biasanya sekitar lima hari, tetapi dapat berkisar dari dua hingga
empat belas hari. Gejala umum termasuk demam, batuk, dan sesak napas. Komplikasi dapat berupa pneumonia dan penyakit
pernapasan akut yang parah. Tidak ada vaksin atau perawatan anti virus khusus untuk penyakit ini. Perawatan utama yang
diberikan dalam bentuk terapi sitomatik dan suportif. Langkah-langkah pencegahan yang disarankan termasuk mencuci tangan,
menutupi mulut saat batuk, menjaga jarak dari orang lain, serta pemantauan dan isolasi diri Anda untuk orang-orang yang
mencurigai bahwa mereka terinfeksi.

Upaya untuk mencegah penyebaran virus korona meliputi pembatasan perjalanan, karantina, jam penegakan malam,
penundaan dan pembatalan peristiwa, dan fasilitas penutupan. Upaya-upaya ini termasuk Karantina Hubei, Karantina Nasional di
Italia dan di tempat lain di Eropa, serta diberlakukannya jam malam di Cina dan Korea Selatan, berbagai penutupan perbatasan
negara, menayangkan di bandara dan stasiun kereta api, serta informasi perjalanan tentang wilayah dengan transmisi lokal.
Sekolah dan universitas telah ditutup baik secara nasional maupun lokal di lebih dari 124 negara dan mempengaruhi lebih dari 1,2
miliar siswa.

Pandemi ini telah menyebabkan gangguan sosial ekonomi global, keterlambatan atau pembatalan acara olahraga
dan budaya, dan kekhawatiran luas tentang kurangnya persediaan barang yang mendorong pembelian panik. Teori
misinformation dan konspirasi virus telah menyebar secara online, dan telah ada kejadian Xenophobia dan rasisme terhadap
orang-orang Cina dan orang Asia Timur lainnya.
2019-NCOV saat ini tidak memiliki perawatan atau vaksin yang efektif, meskipun upaya untuk
mengembangkan beberapa obat sedang dilakukan. Gejala termasuk demam, kesulitan bernapas dan batuk, yang digambarkan
sebagai gejala “influenza”. Untuk mencegah infeksi, yang merekomendasikan “Cuci tangan secara teratur, tutup mulut dan
hidung saat batuk dan bersin. Dan dihindari kontak dekat dengan
siapa saja yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan (seperti batuk dan bersin).” Meskipun tidak ada perawatan
terutama untuk virus korona manusia secara umum, pusat kendali dan pencegahan penyakit AS menunjukkan bahwa warga yang
terinfeksi virus ini dapat meredakan gejala dengan mengambil obat flu biasa, cairan minum, dan pecah. Beberapa negara
mengharuskan warga negara mereka melaporkan gejala mirip flu kepada dokter mereka, terutama jika mereka telah mengunjungi
daratan Cina.

Situasi di Wuhan sedang dipantau sehubungan dengan putaran ketiga Turnamen Kualifikasi Olimpiade AFC 2020
perempuan, beberapa di antaranya diadakan di kota ini dari 3 hingga 9 Februari 2020. Pada 22 Januari 2020, AFC mengumumkan
bahwa mereka mengumumkan bahwa mereka Akan memindahkan Grup A yang sebelumnya dijadwalkan dimainkan di Wuhan yang
mencakup setiap tim nasional dari Australia, Cina, Taiwan dan Thailand sampai Nanjing karena wabah virus Korona. Beberapa hari
kemudian, AFC mengumumkan bahwa bersama-sama dengan Federasi Sepak Bola Australia akan memindahkan pertandingan
ke Sydney. Kualifikasi Tinju Olimpiade 2020 Wilayah Asia-Pasifik, yang pada awalnya dijadwalkan diadakan di Wuhan pada 3-14
Februari, juga dibatalkan dan dipindahkan ke Amman, Jordan yang akan diadakan antara 3-11 Maret 2020.

Karantina

Karantina yang efektif untuk perjalanan keluar-masuk Wuhan yang diberlakukan pada 23 Januari 2020, 10:00 waktu lokal dan
sebagainya. Penerbangan dan kereta dari dan menuju Wuhan, bus umum, sistem metro, dan yang lainnya ditunda sampai
pemberitahuan lebih lanjut. Langkah ini adalah upaya untuk menghentikan penyebaran virus dari Wuhan dan untuk memastikan
kesehatan dan keselamatan warganya, menurut kantor berita Xinhua. Pertemuan skala besar dan tur kelompok juga ditunda.
Berbagai masalah logistik terjadi setelah karantina, termasuk peningkatan harga pangan dan kesulitan untuk staf medis yang pergi
ke rumah sakit.

Pemerintah Cina mengumumkan pukul 23.00 (UTC + 8) pada 23 Januari untuk menutup kota Chibi secara efektif pada
00.00 pada 24 Januari, didahului oleh kota-kota tingkat prefektur seperti Huanggang, Ezhou, dan Wuhan.

Karena Wuhan City telah diisolasi, warga berebut ke toko-toko terdekat untuk menimbun barang-barang penting. Ada
banyak laporan tentang antrean panjang di supermarket, apotek, dan pompa bensin warga berbondong-bondong ke pompa
bensin karena rumor palsu hampir habis. Setelah karantina, harga barang meningkat secara signifikan di Wuhan.
Seorang ahli epidemiologi dan ahli virus SARS dengan tim yang terdiri dari spesialis medis yang baru saja terbang
kembali ke Hong Kong setelah inspeksi satu hari di Wuhan mengatakan bahwa wabah Wuhan setidaknya 10 kali lebih besar dari
SARS dan meminta warga untuk menjauh dari Wuhan secepatnya.

Internasional
Di luar Tiongkok Daratan, beberapa kapal pesiar dikarantina setelah penumpang mengalami gejala atau dinyatakan
positif SARS-NCOV-2. Costa Smeralda memenuhi syarat pada 30 Januari dekat Civitavecchia, Italia, setelah penumpang
mengalami gejala seperti Flu. Karantina berakhir ketika tes untuk virus diputuskan negatif. Dua kapal berikutnya dikarantina pada 5
Februari, yaitu Berlian Putri di Pelabuhan Yokohama, Jepang dan Dunia Mimpi, yang kembali ke Hong Kong setelah ditolak ke
Kaohsiung, Taiwan. Dalam kedua kasus, penumpang dan awak dinyatakan positif. Pada 10 Februari, penumpang diizinkan untuk
turun dari dunia mimpi “tanpa perlu karantina sendiri setelah pergi.” Selain itu, meskipun tidak dikarantina kapal Ms Westerdam
ditolak oleh beberapa pelabuhan setelah meninggalkan Hong Kong pada 1 Februari.

Evakuasi diplomat dan warga negara asing dari Wuhan

Pemerintah Belgia, Filipina, Thailand dan Amerika Serikat merencanakan penerbangan evakuasi untuk warga negara mereka
dari Cina. Brazil, Republik Ceko, Prancis, Pakistan, India, Jepang, Korea Selatan dan Rusia juga mempertimbangkan tindakan
serupa.
Sri Lanka dan Panama mulai memulangkan siswa mereka dari Tiongkok. Myanmar mulai memulangkan lima puluh siswa
mereka dari sekitar Wuhan.

Vietnam mengizinkan empat penerbangan yang luar biasa untuk membawa pulang penumpang warga mereka dari
Wuhan dari 24 hingga 27 Januari, dan mengatur penerbangan untuk mengevakuasi warga dan diplomat mereka.

Pada tanggal 29 Januari, Australia dan Selandia Baru mengumumkan bahwa mereka akan bekerja sama untuk
mengevakuasi warganya dari Wuhan ke Pulau Natal. Ada 50-82 warga Selandia Baru di Wuhan dan 600 orang Australia di
Provinsi Hubei termasuk 140 warga Australia di Wuhan.
Pada 29 Januari, Korea Selatan membuat persiapan menit terakhir untuk mengangkut sekitar 700 penduduk Korea Selatan
dari Wuhan, termasuk menyelesaikan detail logistik dengan pemerintah Cina. Pejabat Korea Selatan menyiapkan dua pesawat
dengan dua set tim medis yang terdiri dari sekitar 20 dokter, perawat, dan pejabat.

Pada tanggal 1 Februari, biaya sewaan berangkat dari Thailand ke Wuhan untuk mengevakuasi 64 warga Thailand
yang dipimpin oleh Menteri Kesehatan Masyarakat Anutin Charnvirakul. Pesawat ini mencakup tim medis yang berspesialisasi dalam
infeksi pernapasan dan obat-obatan darurat.
Pada tanggal 2 Februari 2020, perwira dari Kedutaan Besar Malaysia di Beijing bergegas ke Wuhan melalui tanah untuk
menyelamatkan dan mengevakuasi 120 warga Wuhan dan sekitarnya. Pesanan evakuasi dilakukan setelah keputusan kabinet
pada 29 Januari 2020.

Sunting Rumah Sakit Khusus


Rumah sakit khusus yang disebut Huoshenshan Hospital telah dibangun sebagai upaya untuk mengendalikan wabah virus
Korona dan untuk mengkarantina pasien dengan lebih baik. Kabarnya, Pemerintah Kota Wuhan telah meminta perusahaan milik
negara (China Construction Third Bureau Group) untuk membangun kembali tempat akomodasi di Wuhan untuk menjadi pusat terapi
virus pada kecepatan tercepat dibandingkan dengan wabah SARS pada tahun 2003. Pada tanggal 24 Januari, otoritas Wuhan
merinci perencanaannya, mengatakan mereka berencana untuk membangun rumah sakit Huoshenshan dalam waktu enam hari
sejak pengumuman dan mulai beroperasi pada 3 Februari 2020. Rumah Sakit Khusus akan memiliki 813 tempat tidur dan
akan membutuhkan tanah. 25.000 meter persegi. Rumah sakit didasarkan pada Rumah Sakit Xiaotangshan, yang dibuat
karena wabah SARS 2003, itu sendiri dibangun hanya dalam seminggu. Media pemerintah melaporkan bahwa ada 1.500
pekerja dan hampir 300 unit mesin konstruksi di lokasi di puncaknya, dan tim cadangan lainnya dari 2.000 pekerja telah
berkumpul.

Otoritas lokal mengumumkan rencana untuk membangun rumah sakit khusus kedua pada tanggal 25 Januari yang akan
dinamai setelah Rumah Sakit Leishenshan, dengan kapasitas 1.600 tempat tidur; Rumah sakit mulai beroperasi pada tanggal 6
Februari. Beberapa orang menyuarakan kekhawatiran mereka melalui media sosial, mengatakan keputusan pihak berwenang
untuk membangun rumah sakit lain dalam waktu yang sangat singkat menunjukkan keparahan wabah ini bisa jauh lebih buruk
daripada. Mengharapkan.

Pada tanggal 24 Januari 2020, pihak berwenang mengumumkan bahwa mereka akan mengubah bangunan kosong di
Distrik Huangzhou, Huanggang menjadi rumah sakit 1.000 kursi yang disebut Gunung Dabie Regional Medical Center.
Konstruksi dimulai pada hari berikutnya oleh 500 personel dan bangunan mulai menerima pasien pada 28 Januari 2020 pada
pukul 10:30 malam.

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Pandemi_Covid-19
TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PROGRAM DIII KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2021/2022

DI SUSUN OLEH :
NAMA : TRI NUR AFIFAH
NIM : P07120121010
PRODI : D3 KEPERAWATAN
PENTINGNYA KESEHATAN MENTAL PELAJAR DI MASA PANDEMI COVID-19
Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia kian bertambah. Berdasarkan data pemerintah, hingga Selasa
(24/8/2021) angka penduduk Indonesia yang terpapar covid-19 mencapai 4.026.837 orang, 3.639.867 orang
sembuh, dan sebanyak 129.293 orang meninggal. Dengan bertambahnya kasus Covid-19 tersebut, maka
rencana diselenggaraknnya sekolah tatap muka/offline bagi para pelajar/mahasiswa di Indonesia juga tidak
jadi berlangsung. Yang artinya sudah sejak Maret 2020 lalu, yang rencana awalnya para pelajar hanya di
liburkan 2 minggu, hingga nyatanya sampai detik ini sekolah tatap muka masih belum juga diberlangsungkan.
Hal ini banyak memberikan dampak negatif bagi para pelajar.
Sebagai contoh dari dampak negatif dari diberlangsungkannya sistem sekolah online adalah
terganggunya kesehatan mental para pelajar. Mengapa bisa dikatakan demikian? Ya, karena tidak sedikit
pelajar yang mengalami stress akibat sulit memahami materi- materi pelajaran yang di berikan secara online.
Meskipun sudah sebagian besar guru atau tenaga pendidik menggunakan zoom ataupun google meet untuk
melakukan pembelajaran secara online ini, tetapi akan sangat berbeda apa yang di tangkap oleh otak para
siswa ketika mendengar langsung di sekolah dengan hanya melihat materi yang di samapikan guru lewat
zoom atau google meet.
Memang benar, ada sebagian anak yang memang jika dijelaskan materi sekali sudah langsung
dapat paham dan itu tidak akan jadi masalah untuk mereka jika hanya mendapat materi lewat zoom tersebut.
Tetapi perlu diketahui bahwa kondisi otak setiap murid itu berbeda, ada yang harus di jelaskan 2 sampai 3
kali baru paham, atau bahkan lebih. Apalagi jika ada guru yang memberikan tugas dalam jumlah banyak,
tetapi siswa sendiripun belum bisa memahami materi pelajaran tersebut. Hal tersebut malah akan menambah
pikiran siswa, dan tidak sering jika banyak siswa yang tidak mengerjakan dan mengumpulkan tugas tersebut.
Hal itu tentunya menambah pikiran bagi siswa tersebut.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatan bahwa banyak siswa yang mengalami
tekanan secara psikologis hingga putus sekolah karena adanya berbagai masalah yang muncul selama
mengikuti pembelajaran online. Dan lebih parahnya lagi, ada siswa SMP dan SMA yang sampai bunuh diri
karena mengalami stres selama belajar online ini. Tidak hanya para siswa yang terkena dampak negatif
akibat sekolah online ini, bahkan banyak orang tua dari siswa yang mengeluh karena harus mendampingi dan
mengajari anaknya belajar di rumah (khususnya bagi siswa yang masih duduk di bangku TK ataupun SD).
Dampak negatif lain dari dilakukannya sekolah online terhadap kesehatan mental pelajar adalah
siswa menjadi pribadi yang kurang bersosialisasi atau berhubungan dengan banyak orang, siswa cenderung
mengalami kelelahan virtual, dan menjadi kurang termotivasi.
1. Menjadi Pribadi Yang Kurang Bersosialisasi

Pembelajaran secara online tidak menjamin siswa mendapatkan pendidikan karakter dari kedua
orang tua mereka sesuai dengan nilai-nilai yang selama ini diajarkan oleh institusi pendidikan. Misalnya siswa
menjadi kurang bersosialiasi dengan lingkungan sekitar atau bahkan dengan keluarga dirumah sekalipun. Hal
ini dapat terjadi karena banyak para siswa yang lebih lama menghabiskan waktu mereka di dalam kamar
untuk mengerjakan tugas sampai- sampai mereka lupa bahwasannya mereka adalah makhluk sosial yang
harus berinteraksi dengan orang lain. Kurang bersosialisasi ternyata memiliki dampak buruk buruk bagi
kesehatan karena orang yang kesepian lebih rentan terserang penyakit. Selanjutnya, kesepian juga dapat
menyebabkan stres, di mana stres dapat mengurangi sistem kekebalan tubuh seseorang.
2. Mengalami Kelelahan Virtual

Siapa bilang sekolah dirumah tidak akan menyebabkan kelelahan karena minimnya aktivitas fisik?
Justru dengan bersekolah secara online para pelajar cenderung duduk di depan komputer dengan waktu
yang lama. Banyaknya informasi yang harus diserap oleh otak lewat video-video yang diberikan guru melalui
zoom atau google meet malah akan menyebabkan tubuh dan fikiran cepat lelah. Misalnya ketika siswa sulit
memahami materi yang dijelaskan oleh gurunya atau bahkan materi yang diberikan dan dijelaskan oleh
temannya saat melakukan presentasi, tubuh akan cenderung lebih keras untuk lebih menginterpretasikan
semua itu dan hal itulah yang menyebabkan banyak siswa yang mengalami kelelahan virtual walaupun tidak
banyak melakukan aktivitas fisik.
3. Menjadi Kurang Termotivasi

Rasa malas yang mendera merupakan salah satu dampak dari sekolah online terhadap
perkembangan emosi dan mental. Anak lebih sering meminta tolong kepada orang tua begitu pula sebaliknya.
Berada di rumah sering diasosiasikan sebagai waktu liburan. Padahal, kondisi rumah saat pandemic jelas
berbeda. Siswa membawa semua beban dari sekolah ke rumah yang terkesan tidak kondusif. Di sekolah,
siswa mendapat arahan, pengajaran, dan juga motivasi dari guru maupun teman. Sedangkan di rumah, orang
tua terkadang hanya memberi perintah dan memantau sekedarnya karena tidak ada waktu. Hal inilah yang
menyebabkan siswa menjadi malas dan akhirnya enggan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
mereka, bahkan banyak anak yang memilih untuk berhenti sekolah. Lalu bagaimana cara kita mengatasi
berbagai dampak negatif tersebut?
1. Peran orang tua

Orang tua harus tetap mengambil peran dalam hal ini. Seperti menyediakan space atau ruang
khusus belajar agar anak bisa fokus dan produktif. Ruangan yang tenang dan minim interaksi bisa membuat
anak merasa lebih nyaman. Dan setelah anak selesai sekolah online sebaiknya orang tua mengajak anak
untuk berinteraksi atau sekedar berbicara agar anak merasa tidak merasa sendiri dan anak tersebut akan
terbuka tentang kendala apa saja yang ia alami selama sekolah online, hal itu tentunya membantu mereka
agar tidak mengalami stres.
2. Menjaga Kesehatan Tubuh

Kita harus senantiasa menjaga kesehatan tubuh kita di masa Covid-19 seperti sekarang ini. Dengan
memakan makanan yang sehat dan bergizi, mengkonsumsi buah dan sayur, meminum air putih, tidur secara
teratur, dan rajin berolahraga. Kegiatan-kegiatan tersebut sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh
agar tidak sakit.
3. Me Time

Yang dimaksud dengan me time sendiri adalah sebuah upaya menghabiskan waktu sejenak untuk diri sendiri.
Misalnya sebagai seorang mahasiswa kita memiliki 2 hari waktu libur yaitu sabtu dan minggu. Nah, untuk
mengurangi beban fikiran akibat terlalu banyak nya tugas yang diberikan oleh dosen, tidak ada salahnya jika
kita menggunakan waktu libur yang kita miliki untuk melupakan sejenak tugas-tugas perkuliahan yang kita
dapatkan. Dengan cara menggunakan hari sabtu dan minggu untuk istirahat, menonton film, membaca buku,
atau belajar memasak. Hal itu otomatis akan membuat tubuh dan otal kita siap untuk menerima berbagai
materi yang akan di dapatkan pada esok hari, dan membuat tubuh kta lebih sehat.
Berdasarkan data-data di,atas dapat disimpulkan bahwa dengan diberlakukannya sistem sekolah
online akibat pandemi Covid-19 ini memang memberikan dampak negatif seperti terganggu nya kesehatan
mental siswa, tetapi hal tersebut dapat di kurangi atau bahkan dapat dicegah dengan melakukan kegiatan-
kegiatan yang mampu membuat kondisi kesehatan tubuh tidak turun dan agar tubuh bisa menyesuaikan diri
dengan kondisi pendidikan di Indonesia pada masa Covid-19 seperti sekarang ini. Dan semoga pandemi
Covid-19 segera berakhir.
Nama : Wira Swanis
NIM : P07120121041
Prodi : D3 Keperawatan

Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan


Kata Kunci Artikel : Negara
A. Pengertian Negara
Negara adalah suatu kumpulan orang yang telah mempunyai kehendak/tujuan yang sama untuk membangun
masa depan bersama-sama. Dimana kelompok masyarakat tersebut memiliki rasa senasib dan
sepenanggungan untuk menjalankan hidup bersama-sama di dalam suatu wilayah yang kekuasaannya baik
politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya.

B. Tujuan Negara
Tujuan utama berdirinya negara, yaitu :
1. Keamanan ekstern, artinya negara bertugas melindungi warga negaranya terhadap ancaman dari luar.
2. Pemeliharaan ketertiban intern, artinya dalam masyarakat yang tertib terdapat pembagian kerja dan
tanggung jawab pelaksanaan peraturan-peraturan.
3. Fungsi keadilan, terwujudnya suatu sistem di mana terdapat saling pengertian dan prosedur-prosedur
yang diberikan kepada setiap orang apa yang telah disetujui dan telah dianggap patut.
4. Kesejahteraan, kesejahteraan meliputi keamanan, ketertiban, keadilan dan kebebasan.
5. Kebebasan, adalah kesempatan mengembangkan dengan bebas hasrat -hasrat individu akan ekspresi
ke-pribadiannya yang harus disesuai- kan gagasan kemakmuran umum.

C. Fungsi Negara
1. Fungsi Reguler (Regular Function). Fungsi yang merupakan syarat mutlak suatu negara, karena tanpa
syarat ini secara dejure negara tersebut tidak ada.
2. Fungsi Pembangunan (Developing Function). Pembangunan pada hakekatnya adalah perubahan yang
terencana yang dilakukan terus menerus untuk menuju pada suatu perbaikan yang telah ditetapkan
sebelumnya.

D. Teori Terjadinya Negara


a. Teori Teokrasi : Menurut teori ini, negara berdasarkan kehendak Tuhan. Paham ini muncul bahwa
keyakinan keagamaan bahwa Tuanlah maha pencipta di langit dan bumi, pemegang kekuasaan
tertinggi, tiada kekuasaan di dunia ini yang tidak berasal dari tuhan, termasuk negara.
b. Teori Organik : Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh tinggal di wilayah geografis saja, tapi
negara harus ada ikatan yang muncul yaitu keadilan. Negara muncul karena ada kebutuhan yang
sangat banyak dan beragam, yaitu :
1. Teori Perjanjian : Teori perjanjian masyarakat memandang terjadinya suatu Negara karena
adanya perjanjian masyarakat.
2. Teori Kekuasaan : Menurut teori kekuasan, siapa yang berkemampuan untuk memiliki
kekuasaan atau berhasil mencapai kekuasaan, selayaknya memegangg pucuk
pemerintahan.
3. Teori Kedaulatan : Teori kedaulatan rakyat memandang keberadaan Negara karena
adanya kekuasaan tertinggi yang mampu mengatur kehidupan bersama masyarakat
(negara).

E. Bentuk Negara
a. Negara Kesatuan (unitaris) adalah Negara yang tersusun tunggal, Negara yang hanya berdiri satu
Negara saja, tidak terdapat Negara dalam suatu Negara. Dalam pelaksanaan pemerintah derah di
negara kesatuan dapat di laksanakan dengan dua alternative system, yaitu :
1. Sistem desantralisasi : dimana daerah-daerah diberikan keleluasaan dan kekuasaan untuk
mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi).
2. Sistem sentralisasi : dimana segala sesuatu urusan dalam Negara tersebut langsung diatur an
di urus oleh pemerintah pusat, termasuk segala hal yang menyangkut pemerintahan dan
kekuasaan di daerah.
b. Negara Serikat (federasi) adalah Negara yang merupakan gabungan dari beberapa, kemudian
menjadi negara-negara bagian dari pada suatu Negara serkat.

F. Unsur-unsur Negara
Menurut Oppenheim-Lauterpacht, unsur-unsur negara adalah :
1. Unsur pembentuk negara (konstitutif) : wilayah/daerah, rakyat, pemerintah yang berdaulat.
2. Unsur deklaratif : pengakuan oleh negara lain.

G. Wilayah/Daerah
1. Daratan : Wilayah daratan ada di permukaan bumi dalam batas-batas tertentu dan di dalam tanah di
bawah permukaan bumi. Batas-batas wilayah daratan suatu negara dapat berupa :
• Batas alam, misalnya: sungai, danau, pegunungan, lembah
• Batas buatan, misalnya: pagar tembok, pagar kawat berduri, parit
• Batas menurut ilmu alam: berupa garis lintang dan garis bujur peta bumi
2. Lautan : Lautan yang merupakan wilayah suatu negara disebut laut teritorial negara itu, sedangkan
laut di luarnya disebut laut terbuka (laut bebas, mare liberum). Ada dua konsepsi pokok tentang laut,
yaitu :
1) Res Nullius, yang menyatakan bahwa laut tidak ada pemiliknya, sehingga dapat
diambil/dimiliki oleh setiap negara.
2) Res Communis, yang menyatakan bahwa laut adalah milik Bersama masyarakat dunia dan
karenanya tidak dapat diambil/dimiliki oleh setiap negara.

Sumber :
https://osf.io/43s9y
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-negara/
Nama : Yulia Rakhmatunnisa
Nim : P07120121014
Prodi : D3 Keperawatan
Tugas : Artikel (kewarganegaraan)

“VAKSINISASI HEBAT, INDONESIA SEHAT”


Kemunculan virus corona mulai terdeteksi pertama kali di negara China pada awal Desember 2019. Kala itu,
sejumlah pasien berdatangan ke rumah sakit di Wuhan dengan gejala penyakit yang tak dikenal. Kemudian,
Dr. Li Wenliang menyebarkan berita mengenai virus misterius tersebut di media sosial. Diketahui, sejumlah
pasien pertama memiliki akses ke pasar ikan Huanan yang juga menjual binatang liar. Dikutip dari CNN,
coronavirus sebenarnya sudah ada sejak lama. Namun, virus tersebut biasa ditemukan pada hewan, seperti
kucing, anjing, babi, sapi, kalkun, ayam, tikus, kelinci, dan kelelawar.

Namun, virus corona pada hewan hanya dapat menyebar antara binatang yang satu dengan binatang yang
lain. Bahkan, sebagian hanya bertahan pada inang aslinya saja dan tidak menyebar.

Kemudian, sebuah penelitian yang diterbitkan bulan Februari menyebutkan bahwa tampaknya virus corona
berasal dari kelelawar. Virus tersebut berhasil bermutasi dari tubuh sang inang.

Penelitian tersebut menemukan coronavirus pada kelelawar memiliki 96% genetik yang mirip dengan virus
corona yang saat ini menginfeksi orang di seluruh dunia. Namun, virus corona bukan infeksi langsung dari
kelelawar, melainkan dari spesies lain yang terinfeksi dari kelelawar dan akhirnya menyerang tubuh manusia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan COVID-19 sebagai pandemi global pada pertengahan
Maret 2020. Saat itu, penyebaran virus corona telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan di banyak
negara dunia. Dikutip dari Kompas, dalam waktu kurang dari tiga bulan, COVID-19 telah menginfeksi lebih
dari 126.000 orang di 123 negara.
Laporan kasus positif COVID-19 di Indonesia pertama kali diumumkan pada Maret 2020. Dua orang yang
didapati positif terinfeksi virus corona adalah warga Depok, Jawa Barat. Keduanya diduga tertular virus
corona setelah melakukan kontak langsung dengan warga negara Jepang.
Sejak temuan kasus positif pertama itu, jumlah orang Indonesia yang terinfeksi COVID-19 terus bertambah.
Pemerintah telah memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar di beberapa daerah untuk
membatasi pergerakan warga. Namun, penyebaran virus corona di Indonesia terus meluas. 
Dikutip dari situs Satuan Tugas Penanganan COVID-19, per 5 November 2020, jumlah kasus positif COVID-
19 mencapai 425.796, dengan 357.142 orang sembuh, dan 14.348 meninggal dunia. Pemerintah terus
mengingatkan warga agar mematuhi protokol kesehatan demi memperlambat penyebaran virus corona dan
melandaikan kurva COVID-19.
Dengan melonjaknya kasus ini maka pemerintah Indonesia mengambil jalan cepat untuk berusaha berperang
melawan pandemic ini diantaranya penerapan 5M (mencuci tangan,menjaga jarak,memakai masker,menjauhi
kerumunan, dan mengurangi mobilitas). Selain dari menertibkan dan menerapkan 5M ini, pemerintah juga
melakukan PSBB dan kemudian saat ini menjadi PPKM. Tidak berhenti sampai disini usaha pemerintah untuk
memerangi wabah ini juga dengan cara pemberian vaksinisasi secara gratis kepada seuluruh rakyat
Indonesia.

Terkait Vaksinasi, gelombang pertama vaksinasi dijadwalkan bulan Januari sampai dengan April 2021 . Pada
tahap ini yang diprioritaskanmendapatkan vaksin adalah Petugas Kesehatan yang tersebar di 34 Provinsi
sebanyak 1,3 juta jiwa, Petugas Publik sebanyak 17,4 juta jiwa dan Lansia (setelah mendapat informasi
keamanan vaksin untuk umur tersebut) sebanyak 21,5 juta vaksin. Jadwal gelombang kedua vaksinasi pada
bulan April 2021 sampai dengan Maret 2022. Pada tahap ini yang mendapatkan vaksin adalah kategori
masyarakat rentan, yaitu masyarakat di daerah dengan risiko penularan tinggi sebanyak 63,9 juta dan
masyarakat lainnya, yaitu masyarakat dengan pendekatan kluster sesuai ketersediaan vaksin sebanyak 77,4
juta vaksin.  Beritasatu.com mengabarkan vaksinasi secara perdana telah dilaksanakan di Istana Presiden,
Rabu (13/1/2021). Selain Presiden Jokowi, menteri, sejumlah penjabat negara, organisasi profesi dan tokoh
masyarakat juga menerima vaksinasi perdana ini. Di antaranya adalah Menteri Kesehatan Budi Gunadi
Sadikin dan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Daeng Faqih. Vaksinasi
perdana ini menandai dimulainya vaksinasi kepada 181,5 juta sasaran yang dilaksanakan selama 15 bulan ke
depan atau hingga Maret 2022 mendatang. Setelah vaksinasi perdana ini, selanjutnya akan dilakukan
vaksinasi secara bertahap untuk menjangkau seluruh sasaran penerima. Namun, adanya suatu program kerja
tentu ada manfaat dan kendalanya. Itupun menjadi faktor utama yang sulit di elakkan dinegara ini seperti
Mengutip sebuah tulisan dari media online www.pikiran-rakyat.com, seorang dokter muslim di Inggris
memperingatkan kepada komunitas Muslim di negaranya untuk mengabaikan teori konspirasi Covid-19.Dr.
Sharjeel Zafar Kiani mengatakan teori konspirasi menyebar sangat cepat bagai api, dankesalahan itu terletak
pada kesalahan informasi dan teori konspirasi yang telah berkembang sejak virus corona pertama kali
muncul. Dalam komunitas muslim Inggris terdapat mitos yang berkali-kali dibantah oleh berbagai sumber
bahwa vaksin Pfizer/BioNTech mengandung produk hewani tertentu sehingga tidak diperbolehkan secara
agama. Teori ini menyebar bersama dengan informasi hoaks, sehingga menyebabkan kerugian karena
masyarakat yang sangat rentan yang sangat membutuhkan vaksin ini cenderung menjadi 'ragu-ragu terhadap
vaksin'.

            Setelah hasil ujiklinis vaksin Sinovac keluar, Majelis Ulama Indonesia pun langsung mengeluarkan
fatwa MUI nomor 2 tahun 2021. Penerbitan fatwa tersebut telah mempertimbangkan proses hasil audit
LPPOM MUI. "Memutuskan vaksin Covid-19 produksi Sinovac Life Sciences China dan Bio Farma hukumnya
suci dan halal," ujar Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Niam, Senin (11/1), nasional-kontan.co.id.
Padahal manfaat vaksin ini sangatlah besar untuk warga Negara,diantaranya Mencegah terkena
atau mengalami gejala Covid-19 berat, Melindungi orang lain,menghentikan penyebaran covid 19, dan
membantu melindungi generasi selanjutnya. Namun dikarenakan keraguan dan adanya konspirasi mengenai
vaksin inilah yang membuat warga Negara tidak percaya akan vaksinisasi.

Berpedoman pada science, maka vaksin merupakan instrumen vital dan utama dalam melindungi warga
negara. Karena itu, Presiden Jokowi telah menyatakan bahwa vaksin Covid-19 gratis untuk semua
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2021. Bahkan Presiden juga
mencanangkan gerakan vaksinasi 2 juta dalam sehari, sebuah angan kebijakan yang sangat baik. Hal ini
tentu berdasarkan data bahwa vaksinasi Indonesia masih jauh dari taget pembentukan herd immunity. Di
tengah sengkarut tata kelola penanganan pandemi dalam menghadapi krisis saat ini, justru Menteri
Kesehatan sebagai pembantu Presiden mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2021
yang menjadikan vaksin sebagai barang komoditas dan privilese. Kebijakan ini bertentangan dengan
semangat Peraturan Menteri Kesehatan 10 Tahun 2021 sebelumnya yang menyatakan vaksinasi tidak akan
dibebankan ke pengguna melainkan dibebankan kepada perusahaan sebagaimana lazimnya jaminan
kesehatan lainnya.
Keluarnya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 18 Tahun 2021 juncto Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
19 Tahun 2021 jelas bertentangan dengan hak masyarakat atas kesehatan di era pandemi. Masyarakat
sudah mengalami beban ekonomi dan sosial yang berat dan karenanya tidak tepat jika ditafsirkan oleh
pemerintah untuk mengajak masyarakat meringankan beban negara dengan membebankan biaya vaksinasi
ke masyarakat. Secara konstitusional, hak atas kesehatan merupakan hak asasi manusia yang menjadi
kewajiban pemerintah untuk memenuhinya. Berikut ini beberapa ketentuan perundang-undangan yang
menegaskan bahwa hak atas kesehatan merupakan hak asasi manusia:
1. Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia:
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
2. Pasal 25 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia:
Setiap orang berhak atas taraf kehidupan yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya sendiri
dan keluarganya, termasuk hak atas pangan, sandang, papan, dan pelayanan kesehatan, pelayanan sosial
yang diperlukan, serta hak atas keamanan pada saat menganggur, sakit, cacat, ditinggalkan oleh
pasangannya, lanjut usia, atau keadaan-keadaan lain yang mengakibatkan merosotnya taraf kehidupan yang
terjadi diluar kekuasaannya.
3. Pasal 12 Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, sebagaimana telah diratifikasi
oleh Pemerintah Indonesia dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005, yang berbunyi:
(1) Negara-negara Peserta Perjanjian ini mengakui hak setiap orang untuk menikmati standar tertinggi yang
dapat dicapai untuk kesehatan jasmani dan rohani.
(2) Langkah-langkah yang diambil oleh Negara-negara Peserta Perjanjian ini untuk mencapai pelaksanaan
sepenuhnya atas hak ini termasuk :
c) Pencegahan, perawatan dan pengawasan terhadap penyakit epidemik, endemik, penyakit karena
pekerjaan dan penyakit lainnya;
4. Undang-Undang Nomor 36 Pahun 2009 tentang Kesehatan:
Pasal 4:
Setiap orang berhak atas kesehatan.
Pasal 5:
(1) Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang
kesehatan.
(2) Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan
terjangkau.
(3) Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan
yang diperlukan bagi dirinya.
Pasal 15:
Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun
sosial bagi masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pasal 16:
Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata
bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia:
Pasal 9:
Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf kehidupannya.
Pasal 8
Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia terutama menjadi tanggung jawab
Pemerintah.
Seluruh ketentuan di atas menegaskan bahwa kesehatan adalah hak warga negara. Pemerintah, sebagai
penyelenggara negara, berkewajiban untuk memenuhi layanan kesehatan demi tercapainya derajat tertinggi
kesehatan. Secara teknis, standar hak asasi manusia telah memberikan kerangka pemenuhan hak atas
kesehatan melalui Komentar Umum Komite Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya Nomor 14 bahwa layanan
kesehatan harus memenuhi 4 (empat) indikator, yaitu:
1. Aspek ketersediaan (availability). Pada konteks ini, vaksin harus tersedia dalam kuantitas yang
cukup.
2. Aspek aksesibilitas (accesibility). Vaksin harus dapat diakses oleh siapapun. Tidak boleh ada
diskriminasi atau pengistimewaan kepada siapapun. Vaksin harus dapat diakses dan terjangkau oleh
siapapun. Informasi tentang pelayanan vaksin harus terbuka dan dapat diakses oleh siapapun.
3. Aspek keberterimaan (affordability). Vaksin harus dapat diterima oleh masyarakat. Pemerintah
memiliki kewajiban untuk memberi Pendidikan kepada pihak yang menolak vaksin dengan argumentasi
perlindungan hak orang lain.
4. Aspek kualitas (quality). Vaksin harus memenuhi standar berkualitas sesuai dengan ilmu
pengetahuan.
Presiden Republik Indonesia memerintahkan Menteri Kesehatan agar mencabut, bukan menunda
pemberlakuan, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2021 dan memutuskan kembali bahwa Vaksin
Covid 19 adalah gratis untuk semua warga negara Republik Indonesia.
Dewan Perwakilan Rakyat, khususnya Komisi IX, untuk mengingatkan pemerintah bahwa Vaksin Covid-19
adalah barang publik (public goods) yang harus diberikan kepada seluruh warga negara Indonesia secara
gratis.
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta Satuan Tugas Penanganan Pandemi Covid-19 untuk
memaksimalkan upaya dalam rangka memberikan layanan kesehatan , termasuk vaksinasi, dengan adil dan
tidak diskriminatif.

Untuk itu, sebagai warga negara Indonesia yang bertanggung jawab, marilah kita berpartisipasi
mensukseskan program vaksinasi dimaksud utk menciptakan Immunity herd untuk menghambat penyebaran
covid-19, dan tetap menjaga protokol kesehatan dan mendengarkan nasihat dari para profesional medis.
Supaya dengan adanya vaksinisasi yang hebat ini akan memulihkan Indonesia yang sehat.

Sumber-sumber :

https://news.detik.com/berita/d-4966701/asal-usul-virus-corona-berasal-dari-mana-sebenarnya
https://www.pfimegalife.co.id/literasi-keuangan/kesehatan/read/penyebaran-virus-corona
http://www.djpb.kemenkeu.go.id/kppn/lubuksikaping/id/data-publikasi/artikel/2891-sukseskan-vaksinasi.html
https://health.kompas.com/read/2021/06/27/120400768/4-manfaat-vaksin-covid-19-yang-perlu-dipahami?
page=all
https://law.uii.ac.id/blog/2021/07/13/vaksin-adalah-hak-asasi-setiap-orang-bukan-komoditas-dan-privilese/
Nama : Yunita Astri Ayomi
NIM : P07120121030
Program Studi : D-III Keperawatan

Optimalisasi Jaminan Sosial dan Kesehatan Bagi Masyarakat di Masa Pandemi

Coronavirus Disease atau Covid-19 telah menyebar secara luas di berbagai negara di seluruh dunia.
WHO (World Health Organization atau Badan Kesehatan Dunia) secara resmi telah mendeklarasikan virus
corona sebagai pandemi pada tanggal 9 Maret 2020. Saat ini seluruh negara sedang berjuang untuk
mengendalikan penyebarannya. Meningkatnya kasus positif terpapar virus corona semakin tinggi dari hari ke
hari. Rantai penyebaran yang sulit dikendalikan dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjalankan
aturan protokol kesehatan yang ketat menyebabkan banyak korban berjatuhan bahkan sampai merenggut
nyawa. Selain itu, kurangnya sosialisasi dan informasi yang akurat mengenai pandemi menimbulkan berita
simpang siur yang belum jelas kebenarannya berkeliaran di masyarakat. Hal ini menyebabkan kekhawatiran
masyarakat sulit untuk dikendalikan.
Pemerintah memiliki andil yang besar dalam menangani kasus pandemi virus corona. Akan tetapi,
peran serta seluruh warga negara khususnya di Indonesia juga sangat dibutuhkan dalam rangka
meminimalisir dampak yang ditimbulkan akibat pandemi ini. Keberadaan virus corona telah mematikan
berbagai sektor kehidupan di Indonesia. Sektor yang paling terdampak akibat pandemi ini adalah sektor
ekonomi dan sektor pendidikan. Banyak pengurangan tenaga kerja yang dilakukan oleh berbagai perusahaan
untuk menjaga stabilitas dan eksistensi perusahaannya. Hal ini tentu sangat merugikan para pekerja yang
terpaksa menjadi pengangguran padahal kebutuhan finansialnya serba kekurangan. Kebijakan perusahaan
yang semakin tidak memanusiakan para pekerjanya menimbulkan berbagai polemik bagi tenaga kerja yang
berujung pada demonstrasi.
Tidak hanya sektor ekonomi, sektor pendidikanpun juga ikut terdampak akibat adanya pandemi virus
corona. Pelajar mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Perguruan Tinggi dituntut melakukan
pembelajaran secara dalam jaringan (daring) di rumah masing-masing. Banyak hal yang dikeluhkan oleh
siswa dengan diberlakukannya pembelajaran secara daring. Kebanyakan dari mereka mengeluhkan tugas
yang banyak padahal belum memahami materi yang ada. Selain itu, kurangnya pengawasan dari guru
sebagai tenaga pendidik menjadikan orangtua bekerja lebih ekstra dalam memberikan pemahaman kepada
anaknya sekaligus mengurus keperluan di rumah. Tentunya keadaan seperti ini menjadikan koreksi bagi
sistem pendidikan yang ada di Indonesia selama pandemi berlangsung.
Optimalisasi jaminan sosial sangat dibutuhkan masyarakat di masa pandemi seperti ini terutama
dengan adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang ditetapkan oleh
Pemerintah Indonesia. Pandangan buruk masyarakat terhadap orang yang positif terpapar virus corona masih
perlu diluruskan. Orang yang terinfeksi Covid-19 seharusnya dirangkul dengan rasa toleransi yang tinggi
bukan untuk diacuhkan bahkan ditinggalkan dan dianggap tidak penting. Keadaan seperti ini tentunya
membahayakan kondisi psikologis pasien tersebut sehingga keadaannya semakin memburuk, kondisi
imunitas tubuhnya menurun, dan memperlambat proses pemulihan kondisi dari positif menjadi negatif Covid-
19. Dukungan sosial dan psikologis sangat diperlukan di masa pandemi khususnya bagi mereka yang
berstatus sebagai penyintas Covid-19.
Selain bantuan psikologis, keadaan ekonomi masyarakat yang lumpuh juga harus segera dipulihkan.
Sebelum pandemi kondisi masyarakat Indonesia terutama dari kalangan menegah ke bawah sudah serba
kekurangan. Dengan adanya pandemi aspek finansial masyarakat menjadi sangat memprihatinkan. Untuk itu
Pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan bantuan sosial untuk masyarakat yang terdampak Covid-19
dengan tujuan untuk meringankan beban pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi, pemberian bantuan
social berupa uang tunai maupun kebutuhan pokok sehari-hari seperti sembako belum bisa terealisasi
dengan baik bahkan tidak jarang juga yang salah sasaran. Hal ini menjadi pekerjaan rumah yang harus
segera diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya oleh pemerintah Indonesia.
Banyak masalah bermunculan dengan adanya pemberian bantuan sosial terutama setelah adanya
kasus korupsi bantuan sosial yang dilakukan oleh mantan Menteri Sosial Juliari Batubara beserta pihak yang
menjadi bagian dari Kementrian Sosial lainnya. Banyak yang sudah terlalu kesal akibat kasus ini.
Kebanyakan dari mereka mengeluhkan dana dan bantuan sosial yang seharusnya diperuntukkan untuk
masyarakat yang kekurangan justru digunakan untuk kepentingan pribadi maupun golongan. Oleh karena itu,
kecurigaan masyarakat tentang keseriusan pemerintah menangani pandemi ini terus meningkat signifikan.
Kurangnya pengawasan pemerintah terhadap pemerataan realisasi bantuan sosial juga disoroti. Protes juga
terus dilakukan oleh masyarakat. Mereka menuntut pemenuhan hak mereka untuk mendapatkan keadilan
yang sama. Penyelewenggan bantuan sosial sering terjadi pada tingkat pedesaan. Pemberian bantuan sosial
yang hanya didasarkan pada rasa suka atau tidak suka kepada orang yang bersangkutan menurut pengurus
juga sangat memprihatinkan. Hal ini akibatkan kurangnya pengawasan dan evaluasi yang dilakukan oleh
pemerintah pusat. Jika hal seperti ini terus dibiarkan tanpa adanya perbaikan secara berkelanjutan maka
dapat menyebabkan kondisi perekonomian rakyat Indonesia menjadi semakin memburuk.
Ketahui Penyebab, Akibat, dan Pengobatan Hilangnya Indera Penciuman dan Perasa
Oleh : Zahra Syadza Arraiha/ P07120121008/D3 Kep/Semester 1

Makanan merupakan sumber nutrisi dan juga sumber kekuatan yang dibutuhkan oleh tubuh. Oleh
sebab itu, makan adalah suatu kebutuhan sehari-hari bagi manusia. Seseorang akan sangat berselara makan
jika mencium aroma yang enak dari makanan tersebut dan langsung melahapnya dengan menikmati rasanya.
Nah, bagaimana jika seseorang tidak dapat lagi mencium dan juga merasakan? Manusia memang tidak bisa
jauh dari makan dan makanan. Seperti yang kita ketahui kita bisa memiiki selera makan yang baik karena kita
bisa merasakan dan juga mencium dari makanan tersebut. Jika keduanya hilang maka rasanya seperti asing
bagi kita. Indera perasa dan penciuman merupakan dua hal yang sangat berperan penting dalam
membangun nafsu makan. Hilangnya sebuah indera penciuman dan disertai dengan menurunnya indera
perasa dalam istilah medis disebut sebagai anosmia. Apabila kedua hal tersebut hilang dari tubuh kita maka
secara otomatis nafsu makan juga akan turun. Dengan turunnya nafsu makan akan sangat berpengaruh bagi
tubuh karena makan merupakan sumber utama untuk kesehatan. Menurunnya nafsu makan akan sangat
memicu kesehatan tubuh. Hal itu dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut, yaitu tubuh menjadi lemas,
kepala pusing, sulit untuk konsentrasi, dan masih banyak lagi.
Jika hal tersebut dibiarkan berkelanjutan maka akan memicu kesehatan tubuh yang lebih parah lagi.
Oleh karena itu, kita harus meningkatkan nafsu makan dengan cara memulihkan kondisi hilangnya indra
penciuman dan juga perasa. Untuk itu kita harus mengetahui terlebih dahulu penyebab-penyebab dari
hilangnya kedua indera tersebut. Setelah mengetahui pemicunya kita bisa mengantisipasi tubuh kita untuk
menghindari hal-hal tersebut.
1. Anosmia yang disebabkan oleh Covid 19
Seperti yang kita ketahui bahwa negara Indonesia selama 2 tahun terakhir ini telah terserang
oleh Corronavirus Disease 2019 atau biasa disebut dengan Covid 19. Anosmia atau hilangnya
indera penciuman ini juga termasuk kedalam gejala dalam orang penderita Covid 19. Oleh
sebab itu lah anosmia juga disebabkan oleh penyakit Covid 19.
2. Masalah pada lapisan hidung
Penyebab utama atau penyebab ringan pada anosmia yaitu masalah pada lapisan hidung. Hal
itu bisa disebabkan karena adanya jaringan yang masuk kemudian menghambat aliran udara
dan juga terjadinya iritasi pada selaput lendir lapisan bagian dalam, seperti sinusitis akut atau
peradangan pada sinus.
3. Polip hidung
Polip hidung menjadi salah satu penyebab indra penciuman dan perasa hilang. terjadi ketika
selaput lendir atau membran mukosa dari saluran pernapasan dan sinus mengalami
peradangan.
4. Alergi
Ketika sistem kekebalan mendeteksi paparan alergen dalam tubuh, penyakit ini menyebabkan
produksi antibodi yang disebut imunoglobulin E (IgE). Antibodi ini menyebabkan produksi
histamin, yang menyebabkan gejala alergi seperti hidung tersumbat, batuk, berair, dan mata
gatal. Menurut Stanley Schwartz, MD, Ph.D, seorang kepala divisi Allergy Immunology
Rheumatology di University at Buffalo Jacobs School, saraf yang menyalurkan indra penciuman
ke otak terdapat dalam hidung, maka, saat hidung mengalami gangguan, kondisi saraf bisa
terganggu dan menyebabkan penurunan indra penciuman.
5. Kekurangan Vitamin B12
Kekurangan vitamin B12 adalah salah satu penyebab hilangnya penciuman dan rasa. Vitamin
B12 memainkan peran penting dalam fungsi sistem saraf. Kekurangan vitamin ini dapat
mengurangi indera penciuman.

Setelah mengetahui penyebab-penyebabnya tentu kita harus lebih mengantisipasi diri kita sendiri.
Bukan hanya itu, kita juga harus tau bagaimana cara mengobati untuk sesorang yang terkena anosmia.dalam
mengobati anosmia juga bisa dilakukan secara alami dan juga secara medis. Secara alami, anosmia bisa
diobatai dnegan cara kita sering latihan mencium bau, di mana kita harus sering mencium sesuatu yang
memiliki aroma kuat, seperti kopi, cengkeh, minyak kayu putih, dan lain-lain. Kemudian bisa juga dengan
meminum seduhan jahe, dengan meminumnya bisa meredakan peradangan dan mengatasi hidung
tersumbat. Tak hanya itu meminum ramuan bawang putih juga bisa digunakan untum pemulihan kondisi
anosmia, caranya yaitu dengan menggeprek bawang putih dan direbus dengan air kemudian diminum dua
kali sehari. Seperti yang kita ketahui bahwa sebenarnya masih banyak cara-cara pemulihan kondisi anosmia
secara alami yang bisa kita peroleh atau dapat dari media sosial, internet,atau lain sebagainya. Untuk cara
medis dalam pengobatan anosmia bisa dilakukan dengan cara mengonsumsi obat anosmia, dengan
melakukan terapi indera penciuman, berhenti merokok, dan operasi. Banyak sekali cara untuk mengobati
anosmia, oleh karena itu kita harus bisa memilih cara yang tepat untuk tubuh kita dalam mengobati anosmia.
Apabila anosmia telah diobati dan sembuh, kita akan kembali merasakan lagi makan dan juga mencium
aroma makanan, dan hal tersebutlah yang akan menaikkan nafsu makan kita dan akan menjadikan tubuh kita
sehat dan kuat kembali.

Sumber : https://www.halodoc.com/artikel/10-penyebab-anosmia-yang-perlu-kamu-ketahui
Nama : Zulfaa Munaa Aziizah
NIM : P07120121035
Prodi : DIII-Keperawatan
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

PENANGGULANGAN PANDEMI COVID-19 DI INDONESIA

Seperti yang kita ketahui pandemi ini bermula dari Wuhan tepatnya di Tiongkok telah menyebar ke
berbagai belahan dunia, terutama negara kita Indonesia. Pandemi ini disebabkan oleh virus corona diseasea
2019 atau biasa disebut juga dengan COVID-19. Perlu diketahui, dalam kasus pandemi COVID-19 ini menjadi
yang pertama dan disebabkan oleh virus corona pada tahun 2019. Tentunya, kondisi ini tidak boleh dianggap
hal yang remeh dan dibiarkan begitu saja.
Ada dugaan bahwa virus corona ini awalnya ditularkan dari hewan ke manusia, namun diketahui
virus corona ini menyerang manusia ke manusia. Virus corona ini menyerang manusia tidak memandang
umur. Virus corona ini bisa menyerang bayi, anak kecil, anak dewasa, ibu hamil, orang tua, maupun orang
yang lanjut usia. Virus corona ini menyerang daya tahan tubuh manusia. Orang yang terkena virus corona ini
pada awalnya orang itu akan mengalami sakit biasa seperti batuk pilek yang disertai demam, tetapi ada juga
orang yang mengalami anosmia (tidak bisa membau atau merasakan makanan) dan ada juga orang yang
sampai mengalami sesak nafas.
Corona virus atau virus corona ini merupakan kumpulan virus yang bisa menginfeksi saluran
pernafasan. Pada banyak kasus virus ini hanya bisa menyebabkan infeksi pernapasan ringan seperti flu,
namun ada juga yang menyebabkan infeksi pernafasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumenia). Virus
corona ini termasuk virus yang berbahaya dan termasuk virus yang mematikan bagi orang yang awalnya
mengalami penyakit-penyakit serius yang berkaitan dengan saluran pernafasan yaitu penyakit asma, kanker
dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, virus corona ini dianggap bahaya jika orang yang terkena virus ini
adalah orang yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah, seperti orang yang lanjut usia sehingga orang
yang lanjut usia rentan terkena virus corona. Tidak hanya orang yang lanjut usia yang rentan terkena, tetapi
orang perokok dan ibu hamil pun rentan terkena virus corona ini.
Anak-anak atau anak remaja yang terpapar virus corona dan tidak memiliki riwayat penyakit serius
hanya akan merasakan infeksi pernapasan ringan, seperti flu, demam, bahkan mungkin ada yang anosmia.
Kebanyakan anak-anak yang terkena virus corona tidak menimbulkan efek apapun, karena anak-anak
memiliki banyak imun atau daya tahan tubuh yang baik. Namun masalahnya jika anak-anak yang pergi
bermain dengan teman-temannya dan tidak mematuhi protokol kesehatan, anak-anak bisa membawa pulang
virus dan bisa menularkan virus ke orang tuanya ataupun anggota rumahnya yang barangkali memiliki
penyakit serius, sehingga bisa berakibat fatal.
Dilihat dari data orang yang terkena COVID-19 di Indonesia, Indonesia hingga saat ini memiliki 3,87
juta kasus dengan data 119 ribu orang yang meninggal akibat virus corona ini. Dengan peningkatan kasus
yang banyak ini pemerintah dengan tegas menindak lanjutkan peminimalisiran penyebaran COVID-19
dengan cara mewajibkan kepada setiap orang untuk mematuhi protokol kesehatan, melakukan vaksinasi,
serta mengadakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terutama terkait potensi
kerumunan. PPKM ini dilakukan dengan cara membuat peraturan kepada masyarakat untuk tetap berada
dirumah dan keluar jika merasa sangat butuh, tidak membuka rekreasi atau tempat wisata, membatasi
pengunjung market, dan penjual dibolehkan melakukan proses jual beli makanan tetapi dengan syarat
makanan harus dibungkus atau tidak boleh mengadakan makan di tempat.
Corona virus ini memberikan dampak yang luar biasa dalam hal ekonomi terutama dalam hal
pendidikan. Dengan diberlakukannya PPKM ini masyarakat yang bekerja di sektor pariwisata dan pedagang
mengalami krisis ekonomi. Sehingga tingkat kemiskinan di Indonesia yang awalnya mulai menurun sekarang
meningkat kembali, dengan hal ini pemerintah mengeluarkan program Pengeluaran Ekonomi Nasional (PEN)
guna mengurangi dampak negatif dari pandemi COVID-19. Program-program perlindungan sosial ini telah
diperluas untuk melindungi masyarakat miskin terhadap guncangan ekonomi. Dalam hal pendidikan, anak-
anak melakukan pembelajaran daring secara online di rumah masing-masing. Pembelajaran daring ini harus
membutuhkan kuota dan perangkat yang layak guna menunjang kegiatan belajar mengajar, ini akan menjadi
masalah bagi anak-anak kalangan ekonomi kebawah. Tidak hanya itu, pembelajaran daring ini juga memiliki
dampak negatif terhadap kesehatan, terutama mata. Terlalu lama berhadapan dengan alat komunikasi
membuat mata cepat lelah dan sakit.
Virus corona ini akan terminimalisir jika orang-orang mematuhi protokol kesehatan dengan baik dan
mengetahui hal-hal mengenai covid. Seseorang bisa terkena virus corona dengan melalui berbagai cara,
yaitu ketika tidak sengaja menghirup percikan ludah yang keluar saat penderita COVID-19 bersin atau batuk,
kontak jarak dekat dengan penderita, dan memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih
dahulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan penderita.
Saat ini Indonesia sedang melakukan vaksinasi COVID-19 secara berkala kepada masyarakat.
Meskipun vaksinasi sudah dijalankan kita tetap harus melakukan pencegahan terbaik dengan menghindari
faktor-faktor yang bisa menyebabkan kita terinfeksi virus ini. Pencegahannya antara lain dengan menerapkan
jaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain, menggunakan masker, rutin mencuci tangan dengan sabun,
hindari kontak dengan penderita COVID-19, menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika batuk atau ketika
bersin, jaga kebersihan benda yang sering disentuh serta menjaga kebersihan lingkungan terutama rumah,
dan hindari orang yang dicurigai positif terinfeksi virus corona atau orang yang sedang menderita penyakit
demam, batuk, dan pilek.
Untuk orang yang diduga positif terinfeksi virus corona atau termasuk ODP (Orang Dalam
Pemantauan) maupun PDP (Pasien Dalam Pengawasan) ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar
virus corona tidak menular ke orang lain, yaitu melakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari
orang lain untuk sementara waktu, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda, jangan keluar
rumah kecuali mendapatkan pengobatan, larang dan cegah orang lain untuk berkunjung, jangan melakukan
pertemuan dengan orang yang sakit terlebih dahulu, memakai masker dan sarung tangan jika berada di
tempat umum atau bertemu orang lain, gunakan tisu untuk menutup mulut ketika sedang batuk atau bersin,
minum makananan yang bergizi dan hindari berbagi penggunakan alat makan, minum, alat mandi, serta
perlengkapan tidur dengan orang lain.
Pengobatan atas virus corona dapat dilakukan dengan jalan, yaitu dengan cara merujuk penderita
COVID-19 yang berat untuk menjalani perawatan dan karantina di rumah sakit rujukan, memberikan obat
pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita, menganjurkan penderita COVID-19 untuk
melakukan isolasi mandiri dan istirahat yang cukup, serta menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak
minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh.

Anda mungkin juga menyukai