DENGAN
MENGGUNAKAN
ORGANISME HIDUP”
Kelompok 4
Alifya putri diva
Desi fitria
Feri andista
“ETIKA PENELITIAN DENGAN
MENGGUNAkAN ORGANISME HIDUP”
1 A.Pengertian Etika
3. Efektivitas, yaitu seberapa jauh target atau hasil yang diperoleh melalui
penelitian yang dilakukan, sehingga semakin tinggi target yang dicapai
maka semakin tinggi pencapaian efektifitas dari tujuan penelitian.
4. Produktivitas, yaitu upaya peneliti untuk membaktikan diri
pada pencairan kebenaran ilmiah demi memajukan BAB II
Kode Etik Penelitian dan Karya Ilmiah UHAMKA | 13 ilmu
pengetahuan, menemukan teknologi dan menghasilkan inovasi
bagi peningkatan peradaban dan kesejahteraan manusia.
1. Peneliti tidak dapat memaksa seseorang untuk ikut serta dalam suatu penelitian.
2. Peneliti tidak boleh memberikan keterangan yang keliru untuk mendorong subyek agar
mau ikut serta dalam suatu penelitian.
3. Tidak boleh membawa cedera (fisik maupun psikologis) bagi para subyek penelitian:
subyek penelitian adalah anonim (tidak dikenal) dan confidential (rahasia).
5. Hipotesis harus dibuat sebelum penelitian diawali, bukan setelah hasil penelitian
diketahui Babbie (Sunarto, 1993:230) .
4. Struktur tubuh tikus yang mudah dipahami
Perubahan pada struktur anatomi, fisiologi, dan genetika pada tikus saat
percobaan lebih mudah dipahami oleh para peneliti. Selain itu, penyebab
dari perubahannya juga mudah untuk dianalsisis. Itulah mengapa hampir
95% laboratorium menggunakan tikus dalam penelitiannya.
Merupakan badan independent yang dibentuk untuk mengawasi agar penelitian pada
manusia dilaksankan sesuai primsip-prinsip ICH-GCP
Bertujuan menilai proposal penellitian yang akan dilakukan di rumah-rumah sakit ,
pusat penelitian atau riset.
Fungsi :
Komisi etik penelitian memiliki peran sebagai pengkaji/penelaah secara ilmiah dan etis
terhadap semua usulan penelitian yang melibatkan manusia sebagai subjek secara langsung
maupun menggunakan informasi tertentu tentang kesehatan.
D.UU Yang Mengatur Standar Etik di Indonesia
Diatur dalam UU Kesehatan no.23/1992 dan lebih lanjut diatur dalam PP no. 39/1995
tentang penelitian dan pengembangan kesehatan.
Disini Penelitian /riset yang dimaksud adalah penelitian biomedik, mencakup riset
farmasetik, radiasi, sampel biologik, dll
2. Profesionalisme,
yaitu sebagai individu peneliti bekerja sesuai dengan standar moral dan etika yang
ditentukan oleh pekerjaan dan hasil yang akan dicapai sesuai dengan hal yang telah
ditentukan.
3. Efektivitas,
yaitu seberapa jauh target atau hasil yang diperoleh melalui penelitian yang dilakukan,
sehingga semakin tinggi target yang dicapai maka semakin tinggi pencapaian efektifitas
dari tujuan penelitian.
4. Produktivitas, yaitu upaya peneliti untuk membaktikan diri pada
pencairan kebenaran ilmiah demi memajukan BAB II Kode Etik
Penelitian dan Karya Ilmiah UHAMKA | 13 ilmu pengetahuan,
menemukan teknologi dan menghasilkan inovasi bagi peningkatan
peradaban dan kesejahteraan manusia.
Konsekuensi yang harus dilakukan oleh peneliti jika melanggar regulasi etika penelitian
kesehatan adalah:
1.Aspek keperdataan
Apabila karena kesalahan /kelalaian menimbulkan kerugian , maka wajib mengganti rugi.
2.Aspek pidana
Apabila dalam pelaksanaan penelitian tidak memperhatikan norma yang berlaku dalam
masyarakat, tidak memperhatikan kesehatan, keselamatan, maka dikenakan penjara 7
tahun dan membayar denda 140 juta rupiah yang ada dalam PP No.39 Tahun 1995 pasal 5
ayat 2 dan 9