Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ariska Nur Hidayatul Khusna

BAGAIMANA APLIKASI PENERAPAN ETIKA DALAM PELAKSANAAN


AKTIFITAS KOGNITIF (METODE RISET)

1. Etika
Aristoteles membahas ”etika” sebagai ilmu pengetahuan praktis, berbeda
dengan fisika dan metafisika sebagai ilmu pengetahuan teoretis juga etika itu
berbeda dengan seni dan teknik sebagai ilmu pengetahuan produktif (Aristoteles
dalam W.A Picard, 2001). Sebagai ilmu pengetahuan praktis, etika mempelajari
perilaku manusia dengan tujuan mengarahkan perilaku yang baik yang diterima
oleh masyarakat berdasarkan paham publik mengenai apa yang secara rasional dan
umum dibenarkan. Sebagai ilmu pengetahuan praktis, etika memberi pedoman bagi
perilaku bahwa yang baik secara publik harus dilakukan dan apa yang secara publik
dipahami jahat dilarang. Perintah dan larangan etis dengan demikian memandu
pencapaian tujuan dari semua jenis aktivitas manusia, kebaikan.
Etika adalah falsafah moral yang berfungsi sebagai pedoman da tolak ukur
terhadap apa yang baik dan apa yang buruk. Etika dari segi etimologis berasal dari
kata latin ‘etichus’ dan Bahasa yunani ‘ethicos’ yang berarti kebiasaan. Etika
berkaitan dengan kata moral yang dalam bahsa latin disebut ‘Mos (Mores; jamak)’
yang berarti adat kebiasaan atau cara hidup seseorang yang melakukan perbuatan
baik (kesusilaan) dan menghindari perbuatan buruk (asusila). Etika ada 3 macam:
1. Etika dalam arti perbuatan yatitu perbuatan kebajikan.
2. Etika sebagai filsafat yaitu yang mempelajari pandangan, persoalan yang
berhubungan dengan masalah kesusilaan.
3. Etika sebagai ilmu : kumpulan tentang kebajikan tentang penilaian perbuatan
seseorang.

2. Pelanggaran Etika
Serorang peneliti dalam melaksanakan penelitian harus memperhatikan
etika penelitian antara lain (Setywan, 2013):
a. Plagiarisme yaitu mengutip ide atau tulisan orang lain tanpa menuliskan
sumber dalam pustaka.
b. Melakukan manipulasi penelitian yaitu mengarang dan membuat data sendiri
tanpa melakukan tahapan pengambilan data.
c. Tidak menyebutkan identitas penelitia dan objek serta tempat penelitian,
d. Independensi penelitian.
Masalah-masalah yang berkaitan dengan etika terdapat beberapa masalah
etika dalam penelitian menurut KNEPK (2011) seperti misalnya:
a. Tidak Adanya Informed consent.
b. Pemaksaan atau intimidasi terhadap relawan.
c. Menggunakan populasi yang rentan.
d. Eksploitasi populasi rentan.
e. Tidak memberikan informasi.
f. Tidak memberikan pengobatan.
g. Tidak memberikan informasi mengenai risiko.
h. Memnbahayakan subyek.
i. Risiko bagi subyek melebihi manfaat.
j. Penipuan.
k. Pelanggaran hak-hak subyek.

3. Prinsip Dasar Etika Penelitian


Kewajiban moral dan pemahaman metodologis bagi seorang peneliti
dimaksudkan untuk memastikan bahwa seorang peneliti menjunjung tinggi
rasionalitas publik mengenai apa yang harus dan boleh dilakukan dalam penelitian,
antara lain :
a. Prinsip menghormati martabat manusia dan hak masyarakat yakni perlakuan
terhadap manusia sebagai individu (unik, identik dengan dirinya sendiri, tidak
ada rangkapnya) dan pribadi (yang memiliki nilai-nilai kultural dalam
memahami dan mengarahkan tujuan hidupnya sendiri). Pengakuan terhadap
otonomi subjek penelitian ini mengharuskan peneliti menghormati hak-hak
privacy dan konfidensialitas subjek terkait latar belakang budaya, status
ekonomi, usia, gender, orientasi seksual,dll., sehingga menghindari
kemungkinkan tindakan yang merugikan subjek penelitian.
b. Prinsip berbuat baik (beneficence) yang mewajibkan peneliti secara maksimal
mengusahakan kebaikan terbesar bagi subjek penelitian dan meminimalkan
sebisa mungkin akibat yang merugikan subjek penelitian. Prinsip ini
menyatakan perilaku aktif peneliti mengupayakan kebaikan bagi subjek
penelitian bukan sebuah sikap yang pasif.
c. Prinsip keadilan (fairness) yakni perlakuan yang adil dari peneliti terhadap
semua pihak menurut keterlibatannya dalam penelitian. Beban dan manfaat
yang diperoleh dari kegiatan penelitian dibagi menurut prinsip keadilan dalam
arti fairness.
d. Prinsip integritas keilmuan yang mewajibkan peneliti untuk menjunjung tinggi
objektivitas dan kebenaran yang megharuskan peneliti untuk selalu bersikap
cermat, jujur, teliti, dan terbuka dalam proses penelitian sehingga
menghindarkannya dari bersikap gegabah yang berakibat pelanggaran hak
kekayaan intektual dan hukum.
e. Prinsip kepercayaan dan tanggungjawab yang mewajibkan peneliti
membangun, mendorong, dan menjaga hubungan saling percaya antara peneliti
dengan semua pihak yang terlibat. Kepekaan terhadap hubungan saling percaya
ini menjadi penting untuk mendaptakan dukungan masyarakat yang
mempercayai kredibilitas dan profesionalitas peneliti.

4. Aplikasi Prinsip Etika dalam Penelitian Kesehatan


Metode riset (research) atau penelitian adalah suatu cara yang tepat
melakukan suatu pengamatan/penelitian dengan pemikiran yang tepat secara ilmiah
untuk mencari, menyusun, menganalisis dan menyimpulkan data sehingga dapat
digunakan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan. Penelitian adalah refleksi dari 3 elemen pokok ilmu secara filosofis
yaitu ontologis adalah masalah pokok, epistemologis yaitu metode penelitian, dan
aksiologi yaitu tujuan dan kegunaan penelitian. Ilmu sebegai aktivitas kognitif
adalah suatu rangkaian aktivitas seperti pengenalan, penerapan, pengkonsepsian,
dan penalaran sehingga manusia memperoleh suatu pengetahuan akan suau hal.
Oleh karena itu ilmu merupakan suatu aktivitas kognitif yang harus mematuhi
berbagi kaidan pemikiran logis, maka metode ilmiah akan berkaitan erat dengan
logika. Penerapan etika dalam metode penelitiaan ini antara lain :
a. Menghormati harkat dan martabat manusia dan hak masyarakat.
b. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian,
c. Menerapkan prinsip keadilan dan berbuat baik (beneficience).
d. Memegang prinsip integritas keilmuan.
e. Memegang prinsip kepercayaan dan tanggung jawab dalam melakukan
penelitian.
Pelaksana penelitian mempunyai kewajiban menjamin penelitian klinik
yang akuntabel dan transparan serta melindungi subyek dan meningkatkan aspek
manfaat harus memperhatikan hal sebagai berikut (Peraturan Menteri no 66,2013):
a. Melaksanakan Penelitian Klinik sesuai persetujuan Etik (ethical approval).
b. Melakukan jaga mutu penelitian klinik.
c. Menyediakan atau memfasilitasi penyelenggaraan sistem evaluasi mutu
eksternal (External Quality Assessment System).
d. Melakukan pembaharuan status tahapan pelaksanaan Penelitian Klinik dan
perkembangan informasi terkait perubahan Set Data.
Referensi

Aristotle, Metaphysics, Terjemahan W.D. Ross.eBooks@Adelaide 2007. Bdk.


Aristotle, ”Metaphysica”, Terjemahan W.A. Pickard-Cambridge dalam
The BasicWork of Aristotle (New York: The Modern Library, 2001).
Haryanto, Joni . 2017. Etika dan Ilmu. (Power point).
Kemenkes, R. (2017). Pedoman dan Standar Etik Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan nasional. Jakarta.
KNEPK, K. K. (2011). Pedoman Etik Penelitian Kesehatan . Jakarta: Tidak di
Publikasi.
Peraturan Menteri no 66, R. I. (2013). Penyelenggaraan Registri Penelitian Klinik.
Jakarta: Kemenkes.
Setywan, D. A. (2013). Etika dan Kode Etik Penelitian. Surakarta: Tidak Di
publikasi.
Sufyanti, Yuni Arief. 2019 Etika Ilmu (power point).
Titi, Luh Handayani. (2018). Kajian Etik Penelitian Dalam Bidang Kesehatan
Dengan Melibatkan Manusia Sebagai Subyek. The Indonesian Journal Of
Health Science. Vol. 10, No. 1, Juni 2018.

Anda mungkin juga menyukai