HIDUP”
A.Etika
1.Pengertian etika
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan
apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Etika dapat diterapkan pada
penelitian untuk menentukan apakah penelitian tersebut diterima atau tidak secara moral.
2) Beneficence & Non Maleficence, prinsip berbuat baik, memberikan manfaat yang
maksimal dan risiko yang minimal, sebagai contoh kalau ada risiko harus yang wajar
(reasonalble), dengan desain penelitian yang ilmiah, peneliti ada kemampuan
melaksanakan dengan baik, diikuti prinsip do no harm (tidak merugikan, non
maleficence)
3) Prinsip etika keadilan (Justice), prinsip ini menekankan setiap orang layak
mendapatkan sesuatu sesuai dengan haknya menyangkut keadilan destributif dan
pembagian yang seimbang (equitable). Jangan sampai terjadi kelompokkelompok yang
rentan mendapatkan problem yang tidak adil. Sponsor dan peneliti umumnya tidak
bertanggung jawab atas perlakuan yang kurang adil ini. Tidak dibiarkan mengambil
keuntungan/kesempatan dari ketidak mampuan, terutama pada negara-negara, atau
daerah-daerah dengan penghasilan rendah.Keadilan mensyaratkan bahwa penelitian harus
peka terhadap keadaan kesehatan dan kebutuhan subjek yang rentan.
B.Penelitian
1.Pengertian penelitaian
Kegiatan ilmiah yang dilakukan menurut metoda yang sistematik untuk menemukan
informasi baru atau membuktikan teori/hipotesis
2. Profesionalisme, yaitu sebagai individu peneliti bekerja sesuai dengan standar moral
dan etika yang ditentukan oleh pekerjaan dan hasil yang akan dicapai sesuai dengan hal
yang telah ditentukan.
3. Efektivitas, yaitu seberapa jauh target atau hasil yang diperoleh melalui penelitian yang
dilakukan, sehingga semakin tinggi target yang dicapai maka semakin tinggi pencapaian
efektifitas dari tujuan penelitian.
4. Produktivitas, yaitu upaya peneliti untuk membaktikan diri pada pencairan kebenaran
ilmiah demi memajukan BAB II Kode Etik Penelitian dan Karya Ilmiah UHAMKA | 13
ilmu pengetahuan, menemukan teknologi dan menghasilkan inovasi bagi peningkatan
peradaban dan kesejahteraan manusia.
5. Kesetaraan, yaitu upaya peneliti untuk menghindari pembedaan perlakuan pada rekan
kerja karena alasan jenis elamin, ras, suku, dan faktor-faktor lain yang sama sekali tidak
ada hubungannya dengan kompetensi dan integritas ilmiah.
6. Keadilan, yaitu peneliti melakukan penelitian tanpa harus melihat siapa rekan kerja,
untuk memperoleh porsi yang sama dalam berpendapat dan memberikan masukan
terhadap penelitian yang dilakukan.
7.Objektifitas, yaitu upayakan minimalisasi kesalahan/bias dalam rancangan percobaan,
analisis dan interpretasi data, penilaian ahli/rekan peneliti, keputusan pribadi, pengaruh
pemberi dana/sponsor penelitian.
8.Saling Menghargai, yaitu upaya peneliti mengelola penelitian secara bernurani dan
berkeadilan terhadap lingkungan penelitiannya, menghormati obyek penelitian manusia,
sumber daya alam hayati dan non hayati secara bermoral, berbuat sesuai dengan perkenan
kodrat dan karakter objek penelitiannya, tanpa menimbulkan rasa merendahkan martabat
sesama ciptaan tuhan.
9.Amanah, yaitu upaya peneliti untuk mampu mengelola sumber daya keilmuan yang
dimiliki dengan penuh rasa tanggungjawab kepada Allah SWT dan kepada umat manusia
umumnya, terutama dalam pemanfaatan hasil penelitian serta mampu mensyukuri
nikmat anugerah Allah SWT atas kemampuan sumber daya keilmuan yang dimilikinya
dengan penuh rasa syukur. 10. Keterbukaan, yaitu secara terbuka, saling berbagi data,
hasil, ide, alat dan sumber daya penelitian, termasuk terbuka terhadap kritik dan ide-ide
baru.
10.Kelayakan, yaitu upaya membahas secara mendalam mengenai objek yang dijadikan
penelitian agar memperoleh hasil penelitian yang baik dan sebenar – benarnya.
11.Menjunjung tinggi sikap ilmiah, yaitu kritis dalam pencarian kebenaran dan terbuka
untuk diuji.
12.Bebas dari kepentingan dan persaingan untuk keuntungan pribadi agar hasil penelitian
yang diperoleh bermanfaat untuk orang banyak.
13.Arif, tanpa mengorbankan integritas ilmiah dalam berhadapan dengan kepekaan yang
berbasis ras, agama, budaya, ekonomi dan politik dalam melaksanakan kegiatan
penelitian.
14.Berperilaku hormat pada martabat untuk saling menghormati hak hak peneliti serta
ikut menolak dalam suatu penelitian yang penuh prasangka.
Konsekuensi yang harus dilakukan oleh peneliti jika melanggar regulasi etika penelitian
kesehatan adalah:
1.Aspek keperdataan
Apabila karena kesalahan /kelalaian menimbulkan kerugian , maka wajib mengganti rugi.
2.Aspek pidana
Apabila dalam pelaksanaan penelitian tidak memperhatikan norma yang berlaku dalam
masyarakat, tidak memperhatikan kesehatan, keselamatan, maka dikenakan penjara 7
tahun dan membayar denda 140 juta rupiah yang ada dalam PP No.39 Tahun 1995 pasal
5 ayat 2 dan 9
Standar internasional telah mengembangkan kajian ilmiah dan etik terhadap penelitian
biomedik dan perilaku yang melibatkan subjek manusia. Dimulai dari Nuremberd Code,
kemudian diperkuat dengan adanya deklarasi Helsinki yang beberapa kali mengalami
penyempurnaan dimulai dari tahun 1964 sampai yang terbaru adalah pada tahun 2008. Dalam
deklarasi Helsinki, prinsip utama yang harus dipenuhi yaitu (Lake et all, 2015).
a. Pada penelitian kesehatan yang melibatkan manusia sebagai subjek penelitian, peneliti
harus memberi informasi tentang tujuan, metode, sumber biaya, segala kemungkinan konflik
kepentingan yang akan terjadi, institusi asal dari peneliti, manfaat dari penelitian, serta
prosedur untuk mencegah risiko yang dimungkinkan akan terjadi.
b. Subjek yang akan menjadi subjek penelitian, harus diberikan informasi bahwa mereka
memiliki hak untuk menolak untuk menjadi subjek penelitian ataupun keluar ketika
penelitian berlangsung
d. Seluruh penelitian kesehatan harus memberi informasi berkaitan tentang hasil yang akan
dicapai.
•Penelitian in vivo pada manusia baru boleh dilakukan setelah terbukti keamanannya
ketika dilakukan pada hewan
•Studi eksperimental pada hewan merupakan cara yang penting untuk menunjukkan
hubungan kausal
3.Uji keamanan, potensi, khasiat dari obat dan bahan kimia(safety, potency and efficacy
study)
Komisi Etik penelitian kesehatan ini memiliki peran dan fungsi untuk memastikan
setiap penelitian yang diselenggarakan sesuai dengan prinsip etika dalam penelitian dan
memiliki negative consequence kepada subjek penelitian sekecil mungkin (Morgan, dan
Allens, 2012).
Hadirnya sebuah Komisi Etika (KE) atau The Ethics Commission (EC) merupakan upaya
manusia merespon hadirnya iptek dan penggunaanya dalam penelitian secara baik dan
benar.Baik artinya penggunaan iptek dalam penelitian harus memenuhi standar
kinetis(ethically permissible) dan benar yang berarti penggunaan iptek memenuhi standar
metodologi ilmu pengetahuan (normal science) yang diterima umum.
2. UK’s Nursing and Midwifery Council (2004), The Royal College of Nursing (2007) dan
The Chartered Society of Physiotherapy (2001).
a. Pertama, Ethical Clearance penilaian atas porposal yang memenuhi syarat-syarat etis
yang dibutuhkan dalam sebuah penelitian terutama yang menyangkut manusia sebagai
subjek penelitian.
b. Kedua, mengusulkan perbaikan atas proposal yang belum memenuhi syarat serta
memperingatkan peneliti mengenai masalah scientific deception dalam proses penelitian
serta inducement terhadap subjek penelitian.
2. Meneliti formulir persetujuan subjek untuk bersedian menjadi subjek penelitian (Informed
consent).
3. Mengeluarkan rekomendasi etik pada proposal yang telah lulus kaji etik.
4. Melakukan pengawasan, pemantauan dan evaluasi terhadap riset yang sedang berjalan
yang telah diberikan rekomendasi etika.
5. Melakukan sosialiasi dan pembinaan tentang etika riset bagi para periset
Status apakah suatu penelitian memerlukan atau dikecualikan dari proses klirens
etik diputuskan oleh Komisi Klirens Etik, bukan oleh peneliti atau lembagalainnya.
Pengelompokkan penelitian
Semua usulan penelitian harus melalui Komisi Klirens Etik, dengan menggunakan
criteria standar yang telah ditentukan.
Penelitian dikategorikansebagai:
Hijau: Tidak ada resiko (menggunakan data sekunder, data publik)
Studi yang termasuk dalam klasifikasi Merah antara lain adalah studi yang melibatkan:
a)Anak-anak (tergantung karakteristik pertanyaan penelitian), remaja (dibawah 18 tahun),
b)Wanita hamil,
f)Pengguna narkoba,
g)Orang yang melakukan kejahatan, termasuk narapidana,