PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan dan sebutkan Konsep Etik Penelitian!
2. Jelaskan dan sebutkan Konsep Etika Penelitian!
3. Jelaskan dan sebutkan Kepentingan Etik Penelitian!
4. Jelaskan dan sebutkan Prinsip Dasar Etik Penelitian Keperawatan!
5. Jelaskan dan sebutkan Konsep Protocol!
6. Jelaskan dan sebutkan Alur Uji Etik Penelitian!
7. Jelaskan dan sebutkan Penelitian yang Membutuhkan Ethical
Clearance!
8. Jelaskan dan sebutkan Standar Etik Penelitian Kesehatan!
BAB II
TINJAUAN TEORI
2
dan benar dari ajaran moral. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
etik adalah ilmu tentang apa yang baik dan yg buruk, tentang kewajiban
dan hak moral, kumpulan asas yang berkenaan dengan akhlak, nilai
yang benar dan salah yang dianut dalam masyarakat (Cecep Tribowo.
2014).
Riset keperawatan merupakan sebuah pelaksanaan penyelidikan
ilmiah terhadap kejadian keperawatan pada klien baik itu individu,
keluarga, masyarakat beserta pengalaman kesehatannya. Riset
keperawatan merupakan suatu sarana untuk menemukan jawaban atas
permasalahan perawatan pada pasien. Melalu proses aktif
pengidentifikasian masalah, mengumpulkan, memeriksa dan
menganalisa menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah
secara valid.
Sedangkan pengertian legal adalah sesuai dengan hukum yang
berlaku (KBBI, 2014). Suatu peristiwa kehidupan bisa saja legal tetapi
tidak etis, atau tidak etis juga tidak legal. Dalam penelitian sering
dihadapkan pada pemilihan keputusan etik dan legal. Apakah keputusan
tersebut benar atau salah, sesuai dengan hukum atau bertentangan
dengan hukum.(Pamela Brink, 2000).
Peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian harus
memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan
prinsip-prinsip etika penelitian. Meskipun intervensi yang dilakukan
dalam penelitian tidak memiliki risiko yang dapat merugikan atau
membahayakan subyek penelitian, namun peneliti perlu
mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan (Jacob, 2004).
3
1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.17 Tahun 2010
tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan
Tinggi
Pasal 2
Penelitian dan pengembangan kesehatan bertujuan untuk memberikan
masukan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengetahuan lain yang
diperlukan untuk menunjang pembangunan kesehatan dalam rangka
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Pasal 3
4
Penelitian dan pengembangan kesehatan dilaksanakan oleh
penyelenggara penelitian dan pengembangan kesehatan.
Pasal 4
Penelitian dan pengembangan kesehatan dilaksanakan berdasarkan
standar profesi penelitian kesehatan.
Pasal 5
1. Penelitian dan pengembangan kesehatan dapat dilakukan
terhadap manusia atau mayat manusia, keluarga, masyarakat,
hewan, tumbuh-tumbuhan, jasad renik, atau lingkungan.
2. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan penerapannya dilakukan
dengan memperhatikan norma yang berlaku dalam masyarakat
serta upaya pelestarian lingkungan.
Pasal 8
1. Penelitian dan pengembangan kesehatan terhadap manusia
hanya dapat dilakukan atas dasar persetujuan tertulis dari manusia
yang bersangkutan.
2. Persetujuan tertulis dapat pula dilakukan oleh orang tua
atauahli warisnya apabila manusia sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1): a.tidak mampu melakukan tindakan hukum; b.karena
keadaan kesehatan atau jasmaninya sama sekali tidak
memungkinkan dapat menyatakan persetujuan secara tertulis;
c.telah meninggal dunia, dalam hal jasadnya akan digunakan
sebagaiobyek penelitian dan pengembangan kesehatan.
3. Persetujuan tertulis bagi penelitian dan pengembangan
kesehatan terhadap keluarga diberikan oleh kepala keluarga yang
bersangkutan danterhadap masyarakat dalam wilayah tertentu oleh
Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah yang bersangkutan.
Pasal 9
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 wajib dilakukan dengan memperhatikan
5
kesehatan dankeselamatan jiwa manusia, keluarga dan masyarakat
yang bersangkutan.
Pasal 10
Manusia, keluarga, dan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 berhak mendapat informasi terlebih dahulu dari penyelenggara
penelitian dan pengembangan kesehatan mengenai:
a. tujuan penelitian dan pengembangan kesehatan serta
penggunaan hasilnya;
b. jaminan kerahasiaan tentang identitas dan data pribadi;
c. metode yang digunakan;
d. risiko yang mungkin timbul;
e. hal lain yang perlu diketahui oleh yang bersangkutan dalam
rangka penelitian dan pengembangan kesehatan.
Pasal 11
Penyelenggara penelitian dan pengembangan kesehatan berkewajiban
menjagakerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadi atau keluarga
atau masyarakat yang bersangkutan.
Pasal 12
Manusia, keluarga, atau masyarakat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 berhak sewaktu-waktu mengakhiri atau menghentikan
keterlibatannya dalampenelitian dan pengembangan kesehatan.
Pasal 13
Penelitian dan pengembangan kesehatan terhadap:
a. anak-anak hanya dapat dilakukan dalam rangka
peningkatan derajat kesehatan anak-anak;
b. wanita hamil atau menyusui hanya dapat dilakukan dalam
rangka pembenaran masalah kehamilan, persalinan, atau
peningkatan derajat kesehatannya;
c. penderita penyakit jiwa atau lemah ingatan hanya dapat
dilakukan dalam rangka mengetahui sebab terjadinya penyakit
jiwa atau lemah ingatan, pengobatan, atau rehabilitasi sosialnya.
Pasal 14
6
1. Manusia, keluarga, atau masyarakat berhak atas ganti rugi
apabila pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan
terhadapnya mengakibatkan terganggunya kesehatan, cacat atau
kematian yang terjadi karena kesalahan atau kelalaian
penyelenggara penelitian dan pengembangan kesehatan.
2. Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilaksanakansesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 15
1. Penerapan hasil penelitian dan pengembangan kesehatan
pada tubuh manusia hanya dapat dilakukan setelah sebelumnya
diterapkan pada hewan percobaan.
2. Pelaksanaan penerapan hasil sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) hanyadilaksanakan apabila dapat dipertanggungjawabkan
dari segi kesehatan dan keselamatan jiwa manusia.
Pasal 16
Penyelenggara penelitian dan pengembangan kesehatan berhak
sepenuhnya atas hasil penelitian dan pengembangan kesehatan.
Pasal 17
Menteri memberikan penghargaan kepada penyelenggara penelitian
dan pengembangan kesehatan yang hasil penelitian dan
pengembangan kesehatannya merupakan suatu temuan atau teknologi
baru bagi pembangunan kesehatan.
Pasal 19
Barang siapa dengan sengaja melakukan penelitian dan
pengembangan kesehatan dan penerapannya terhadap manusia,
keluarga, atau masyarakat tanpa memperhatikan norma yang berlaku
dalam masyarakat serta kesehatan dan keselamatan yang bersangkutan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dan Pasal 9, dipidana
berdasarkan ketentuan Pasal 81 ayat (2) Undang-undang Nomor 23
Tahun 1992 tentang kesehatan.
Pasal 20
7
Berdasarkan ketentuan Pasal 86 Undang-undang Nomor 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan, barang siapa dengan sengaja
menyelenggarakan penelitian dan pengembangan kesehatan:
a. dengan cara yang tidak sesuai dengan standar profesi
penelitian kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(1);
b. tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7;
c. tanpa persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 ayat(1),ayat (2), dan ayat (3);
d. tanpa memberi informasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10;
dipidana denda paling banyak Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah).
8
kegiatan penelitian. Dalam melaksanakan seluruh kegiatan penelitian,
peneliti harus memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta
menggunakan prinsip – prinsip etika penelitian.
Etika mencakup norma untuk berperilaku, memisahkan apa yang
seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan.
Rangkuman Etika Penelitian meliputi butir-butir berikut:
a. Kejujuran
Jujur, dalam pengumpulan bahan pustaka, pengumpulan data,
pelaksanaan metode dan prosedur penelitian, publikasi hasil. Jujur
pada kekurangan atau kegagalan metode yang dilakukan. Hargai
rekan peneliti, jangan mengklaim pekerjaan yang bukan pekerjaan
Anda sebagai pekerjaan Anda.
b. Obyektivitas
Upayakan minimalisasi kesalahan/bias dalam rancangan
percobaan, analisis dan interpretasi data, penilaian ahli/rekan
peneliti, keputusan pribadi, pengaruh pemberi dana/sponsor
penelitian.
c. Integritas
Tepati selalu janji dan perjanjian; lakukan penelitian dengan tulus,
upayakan selalu menjaga konsistensi pikiran dan perbuatan.
d. Ketelitian
Berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidakpedulian;
secara teratur. Catat pekerjaan yang Anda dan rekan anda
kerjakan, misalnya kapan dan di Mana pengumpulan data
dilakukan. Catat juga alamat korespondensi responden, jurnal
atau agen publikasi lainnya.
e. Keterbukaan
Secara terbuka, saling berbagi data, hasil, ide, alat dan sumber
daya penelitian. Terbuka terhadap kritik dan ide-ide baru.
9
f. Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual
(HAKI)
Perhatikan paten, copyrights, dan bentuk hak-hal intelektual
lainnya. Jangan gunakan data, metode, atau hasil yang belum
dipublikasi tanpa ijin penelitinya. Tuliskan narasumber semua
yang memberikan kontribusi pada riset Anda. Jangan pernah
melakukan plagiasi.
g. Penghargaan terhadap Kerahasiaan (Responden)
Bila penelitian menyangkut data pribadi, kesehatan, catatan
kriminal atau data lain yang oleh responden dianggap sebagai
rahasia, maka peneliti harus menjaga kerahasiaan data tersebut.
h. Publikasi yang terpercaya
Hindari mempublikasikan penelitian yang sama berulang-ulang
ke berbagai media (jurnal, seminar).
i. Pembinaan yang konstruktif
Bantu membimbing, memberi arahan dan masukan bagi
mahasiswa/peneliti pemula. Perkenankan mereka
mengembangkan ide mereka menjadi penelitian yang berkualitas.
10
jawab melakukan pendampingan bagi masyarakat yang ingin
mengaplikasikan hasil penelitian Anda.
l. Tidak melakukan Diskriminasi
Hindari melakukan pembedaan perlakuan pada rekan kerja atau
mahasiswa karena alasan jenis kelamin, ras, suku, dan faktor-
faktor lain yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan
kompetensi dan integritas ilmiah.
m. Kompetensi
Tingkatkan kemampuan dan keahlian meneliti melalui pendidikan
dan pembelajaran seumur hidup; secara bertahap tingkatkan
kompetensi Anda sampai taraf Pakar.
n. Legalitas
Pahami dan patuhi peraturan institusional dan kebijakan
pemeintah yang terkait dengan penelitian Anda. Rancang
pengujian dengan hewan percobaan dengan baik Bila penelitian
memerlukan hewan percobaan, maka percobaan harus dirancang
sebaik mungkin, tidak dengan gegabah melakukan sembarang
perlakuan pada hewan percobaan.
11
berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian
harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain
sebagai berikut :
a) Informed consent
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed
consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan
informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian, mengetahui dampaknya.
b) Anonimiti (tanpa nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau menantumkan nama responsen pada lembaran
alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan
data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
c) Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-
masalah lainnya. Semua informsi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya SSoleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang
akan dilaporkan pada hasil riset.
”Kualitas penelitian tidak hanya dilihat dari apa hasil akhirnya, tetapi juga
bagaimana proses sebuah penelitian itu berlangsung sehingga dibutuhkan
etika dan kode etik untuk mengaturnya”.
Pernyataan di atas menunjukkan tentang arti penting mengapa seorang
peneliti harus beretika, tidak saja terhadap klien, responden, ataupun pada
obyek penelitian yang bukan manusia sekalipun. Jadi, meskipun intervensi
yang dilakukan dalam penelitian tidak memiliki risiko yang dapat merugikan
atau membahayakan subyek penelitian, namun peneliti tetap perlu
12
mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan (Jacob; 2004).
Bila dirunut dari aspek epistimologinya, etika penelitian merupakan
pedoman etika yang berlaku untuk setiap kegiatan penelitian termasuk
perilaku peneliti, sedangkan kode etik penelitian adalah hal-hal yang
menjelaskan standar kinerja perilaku etis yang diharapkan dari semua pihak
yang terlibat penelitian di lingkungan atau mengatas namakan sebuah institusi
tertentu (Lestari; 2009).
13
2) Memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari
paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian.
14
Peneliti harus melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur
penelitian agar hasilnya bermanfaat semaksimal mungkin bagi responden
dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi. Peneliti juga harus
meminimalisasi dampak yang merugikan responden.
1. Judul penelitian
2. Identitas pengusul penelitian
3. Daftar isi
4. Ringkasan penelitian
5. Pendahuluan (yang terdiri dari: latar belakang, masalah, pertanyaan
penelitian, tujuan dan manfaat penelitian).
6. Metode penelitian (yang terdiri dari: kerangka teori kerangka
konsep, hipotesis, definisi operasional variabel, disain penelitian, tempat
dan waktu, populasi dan sampel, instrument pengumpul data, bahan dan
prosedur kerja atau pengumpulan data, pengolahan dan analisis data)
7. Etik penelitian,
8. Daftar kepustakaan
9. Susunan tim peneliti,
10. Jadwal penelitian,
11. Rekapitulasi biaya (Rincian Rencana Anggaran)
12. Biodata ketua pelaksana dan peneliti
15
13. Persetujuan atasan yang berwenang
14. Kesediaan anggota tim peneliti
Setelah proposal dianggap layak oleh PPI untuk diberi dana, maka peneliti
harus menyusun protokol. Penyusunan protokol harus disusun serinci
mungkin dan lebih rinci daripada proposal. Protokol merupakan penyamaan
pemahaman dan menjadi pedoman bagi anggota peneliti lain untuk
melaksanakan penelitian. Kualitas data hasil penelitian dimulai dari rincinya
penyusunan protokol.
1. Judul
Judul mencerminkan masalah, tujuan penelitian dan menggambarkan
secara tepat kepada pembaca tentang ide kunci dari penelitian yang akan
dilaksanakan. Judul harus ringkas (singkat dan padat), jelas dan maksimal
terdiri dari 20 kata (termasuk kata sambung). Setiap penelitian yang
diajukan wajib mencantumkan nomor kode dari PPI (kode terlampir).
Nomor kode penelitian diminta dari PPI dan diperlukan untuk
administratif dan penelusuran penelitian, yang isinya lembaga pengusul,
bidang yang diusulkan, kode penelitian dan urutan usulannya
2. Identitas Pengusul
Pengusul adalah ketua pelaksana penelitian. Identitas terdiri dari: nama
lengkap pengusul, gelar akademik, jabatan fungsional (khusus untuk
peneliti dari balitbangkes), keanggotaan APKESI, instansi/kantor, alamat,
telepon/ faksimili kantor dan e-mail. Untuk penelitian DIPA Badan
Litbangkes, disyaratkan ketua pelaksana adalah peneliti fungsional aktif.
Bagi penelitian dengan sumber dana lain disesuaikan panduan masing-
masing penyandang dana.
3. Daftar Isi
Daftar isi merupakan salah satu bagian yang penting dalam
pembuatan makalah, skripsi, ataupun karya ilmiah yang lain. Pada daftar
isi bisa didapatkan informasi tentang bab, sub bab, isi, dan halaman
16
makalah. Hal tersebut akan memudahkan pembaca untuk mencari
informasi topik dan materi yang dibahas di dalam makalah.
Daftar isi juga membuat penyusunan makalah menjadi lebih mudah
dan lebih rapi karena materi disusun dengan sistematis. Mengingat
pentingnya sebuah daftar isi dalam penulisan sebuah makalah ataupun
karya ilmiah yang lain tentu penulisannya harus jelas dan informatif.
Dengan begitu pembaca tidak akan kesulitan dalam memahami dan
mencari informasi yang dibahas di dalam makalah.
4. Ringkasan Penelitian
Ringkasan penelitian adalah uraian singkat dari latar belakang, masalah
yang akan diteliti, metoda pengumpulan data yang akan dilakukan, tempat
dan waktu penelitian serta data/informasi/pengetahuan teknologi yang
akan dihasilkan. Penulisan ringkasan harus padat, singkat dan jelas,
maksimal 250-300 kata, tanpa sub-judul.
5. Pendahuluan
1) Latar Belakang
Penjabaran latar belakang penelitian meliputi
komponen - komponen masalah yang teridentifikasi, perlu diteliti
berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian, topik penelitian,
pertanyaan penelitian, pertimbangan (justification) fokus penelitian.
Suatu penelitian penting untuk dilakukan:
a) apabila ada masalah yang belum pernah diteliti atau sangat
jarang diteliti dan memang diperlukan penelitian untuk
memecahkannya,
b) hasilnya belum lengkap,
c) hasil kurang tajam analisisnya,
d) hasil penelitian masih kontradiktif dan belum konsisten,
serta isu-isu penting lainnya yang belum teridentifikasi
permasalahannya dan fisible untuk dilakukan.
Di dalam pendahuluan disebutkan alasan pemilihan topik
penelitian yaitu :
a) relevan dengan urgensi dan aktualitas masalah kesehatan,
b) tidak duplikasi dengan penelitian lain,
17
c) layak untuk diteliti/ditinjau dari ketersediaan sumber daya
manusia, peralatan, dana, dan kemungkinan menemukan
responden,
d) memberikan hasil yang dapat dimanfatkan oleh
kementerian kesehatan atau stakeholders lainnya,
e) mempertimbangkan aspek etik penelitian.
3) Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian dirumuskan berdasarkan kajian
masalah, hasil penelitian terdahulu dan teori. Pertanyaan penelitian
menjadi landasan untuk menentukan alternatif pemecahan masalah,
dan sebagai pedoman dalam menyusun tujuan penelitian, memilih
metode penelitian dan mengembangkan hipotesis (bila diperlukan).
Contoh :
Masalah yang ditemukan : Suplementasi multi gizi mikro saja pada
ibu hamil tidak dapat berhasil optimal.
Hasil penelitian : Berat badan bayi lahir tidak berbeda dengan ibu
hamil yang menerima zat besi. Disisi lain ada fakta bahwa konsumsi
zat gizi makro masih rendah.
Teori : Status gizi tidak cukup hanya dengan zat gizi mikro, tapi juga
harus terpenuhi zat gizi makro. Pertanyaannya Penelitian :
1) Apakah suplementasi multi gizi mikro dan zat gizi makro
dapat menaikkan berat badan bayi lahir,
2) Apakah dapat meningkatkan status gizi ibu,
3) Apakah dapat menurunkan angka kematian ibu,
18
4) Apakah menurunkan angka stunting pada balita. Pertanyaan
penelitian dapat dijadikan pedoman untuk merancang penelitian.
Pertanyaan penelitian dapat merupakan pertanyaan ulangan dari
penelitian yang sudah ada, apabila masih berlaku untuk masa
kini, tempat atau populasi.
4) Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian terdiri dari tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan harus logis dan sistematis sesuai dengan identifikasi
dan batasan masalah.
Tujuan umum merupakan pernyataan spesifik yang
menggambarkan luaran yang akan dihasilkan dari penelitian yang
diusulkan.
Tujuan khusus merupakan cerminan komponen atau unsur
yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan umum. Tujuan khusus
tergambar dalam kerangka konsep dan searah dengan variabel yang
digunakan. Tujuan ini langsung berkaitan dengan masalah penelitian
dan menunjukkan variabel-variabel yang akan diperiksa/diukur.
5) Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak antara lain:
19
b) Masyarakat ilmiah (Iptek), sebagai masukan untuk
penelitian lebih lanjut untuk pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta pengembangan hipotesis.
c) Masyarakat umum, misalnya dapat diterapkan dalam
keluarga, atau untuk bahan penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat,
6. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan analisis peneliti terhadap teori dan
hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, dan
merupakan rincian penjelasan untuk mendukung justifikasi urgensi
penelitian. Kristalisasi kajian pustaka menjadi kerangka teori dan
menuntun untuk pengembangan kerangka konsep.
7. Metode Penelitian
1) Kerangka Teori
Kerangka teori sebagai pegangan atau pedoman untuk memberikan
asumsi atau postulat, prinsip, teori, konsep, preposisi dan definisi
operasional. Kerangka teori merupakan kerangka yang dibangun dari
berbagai teori yang ada dan saling berhubungan sebagai dasar untuk
membangun kerangka konsep. Kerangka teori merupakan kerangka
acuan komprehensif mengenai konsep, prinsip, atau teori yang
digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang
dihadapi. Kerangka teori disampaikan dengan maksud untuk
20
memberikan gambaran tentang kaitan upaya pengembangan dengan
upaya-upaya lain yang mungkin sudah pernah dilakukan para ahli
untuk mendekati permasalahan yang sama atau relatif sama. Dengan
demikian pengembangan yang dilakukan memiliki landasan empiris
yang kuat.
2) Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian merupakan uraian tentang hubungan
antara variabel bebas dan terikat yang terkait dalam masalah yang
akan diteliti, sesuai dengan rumusan masalah dan kajian pustaka.
Kerangka konsep penelitian harus dinyatakan dalam bentuk skema
atau diagram hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Penjelasan kerangka konsep penelitian diperlukan dalam bentuk narasi
mencakup identifikasi variabel, jenis serta hubungan antar variabel,
berdasarkan kerangka teori. Kerangka konsep bukan alur rencana
kerja/kegiatan.
3) Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pernyataan tentang hubungan antara
variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent) yang
menjadi pusat perhatian. Hipotesis juga memberi petunjuk tentang tipe
data yang harus dikumpulkan dan tipe analisis yang harus dilakukan
untuk mengukur hubungan yang ada. Hipotesis tidak harus selalu ada
dalam suatu protokol penelitian, kecuali dalam suatu penelitian untuk
mencari pembuktian. Dalam menuliskan hipotesis perlu merujuk pada
kerangka konsep penelitian.
21
Zat Gizi Tunggal
22
jenis perlakuan, faktor risiko, prediktor, dan kausa. Variabel terikat
adalah variabel yang dipengaruhi. Contohnya status terinfeksi HIV
atau tidak terinfeksi HIV, merupakan variabel terikat. Pengukuran
variabel dikelompokkan menjadi 4 skala pengukuran, yakni:
a. skala nominal
b. skala ordinal
c. skala interval
d. skala ratio
Variabel yang dimasukkan dalam definisi operasional adalah
semua variabel yang dikumpulkan dan dianalisis, dapat diukur secara
operasional dan dapat dipertanggung jawabkan (harus menggunakan
referensi yang sudah baku).
5) Disain Penelitian
Disain penelitian yang dipilih, harus dapat menjawab tujuan
penelitian, meminimalkan kesalahan dengan memaksimalkan
reliabilitas dan validitas. Disain penelitian sangat tergantung pada
masalah penelitian, sejauh mana telah diketahui masalah tersebut, dan
sejauh mana kemungkinan sumber data bisa didapatkan.
Disain penelitian untuk jenis intervensi adalah eksperimen dan
kuasi eksperimen dimana peneliti dapat menciptakan kondisi dan
mengukur pengaruh dari setiap kondisi. Disain penelitian untuk jenis
non-intervensi (observasional) adalah cross sectional, study cohort,
case control. Pemilihan disain penelitian yang tepat akan
menghasilkan kesimpulan penelitian yang sahih (valid).
23
7) Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah kumpulan individu subyek penelitian
(manusia, hewan, senyawa atau sistem). Cara menentukan populasi
penelitian, tergantung pada masalah yang di teliti.
Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk
memberikan gambaran karakteristik populasi. Sampel dapat berupa
individu, keluarga, hewan coba, tumbuhan dll.
a. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria inklusi dan eksklusi dari populasi harus dinyatakan
dengan jelas dan logis. Kriteria inklusi merupakan persyaratan
umum yang harus dipenuhi oleh subyek agar dapat diikut sertakan
dalam penelitian. Persyaratan ini biasanya mencakup karakteristik
subyek, termasuk demografis dan geografis, serta periode waktu
yang ditentukan. Kriteria eksklusi, disebut juga kriteria penolakan,
adalah keadaan yang menyebabkan subyek yang memenuhi kriteria
inklusi tidak dapat diikutsertakan dalam penelitian.
24
harus diperhatikan jenis data yang akan diuji apakah memiliki
skala ratio, interval, ordinal atau nominal.
25
- pengamatan/pemeriksaan/pengukurandengan menggunakan
alat, misalnya jam, skala, mikroskop, spektrofotometer, dan
timbangan berat badan wawancara mendalam menggunakan
pedoman wawancara, tape recorder, voice recorder,
- diskusi kelompok terfokus (focus group discussion)
menggunakan pedoman diskusi dan tape recorder,
- teknik pengumpulan data lain yang relevan (misalnya
delphi technique, life history, mapping, nominal group
technique),
2) Data sekunder dikumpulkan antara lain dengan cara
menggunakan daftar isian, formulir kompilasi data, rekam medik dll.
Pelatihan tenaga pengumpul data diperlukan untuk memaksimalkan
kualitas data yang dikumpulkan dan mengurangi adanya bias
pengumpul data. Tenaga pengumpul data harus memenuhi kelayakan
dan uji profesi atau ketrampilan khusus lainnya.
26
peneliti disesuaikan dengan kondisi dilapangan. Prosedur kerja
dapat disusun dengan bagan alur kerja.
8. Etik Penelitian
Semua penelitian yang menggunakan manusia atau hewan sebagai
subyek penelitian harus mendapatkan persetujuan etik penelitian dari
Komisi Etik. Perlakuan pada subyek yang menggunakan manusia dan
hewan, dampak dan cara mengatasi dampak juga menjadi pertimbangan
Komisi Etik. Selain itu, sebelum penelitian dimulai juga harus
mendapatkan persetujuan dari subyek penelitian setelah yang bersangkutan
mendapatkan penjelasan dari peneliti (persetujuan setelah penjelasan atau
27
informed consent). Format Naskah Penjelasan dan Persetujuan setelah
Penjelasan dapat dibaca dalam Buku Pedoman Operasional Komisi Etik.
Penelitian Kesehatan, Badan Litbangkes atau etik penelitian
setempat. Surat Surat Permohonan persetujuan etik diajukan ke Komisi
Etik Penelitian Kesehatan oleh pimpinan satuan kerja dan melampirkan
tiga eksemplar protocol.
9. Daftar Kepustakaan
Semua publikasi yang digunakan sebagai rujukan tersebut harus
dituliskan sesuai dengan kaidah ilmiah. Rujukan pustaka yang
dituliskan di dalam daftar kepustakaan hanya yang terkait langsung
dengan isi proposal. Penulisan rujukan dilakukan dengan metode
Vancouver (penomeran menurut urutan rujukan yang digunakan).
Contoh penulisan daftar pustaka:
Text book
Dionne RA, Phero JC, Becker DE,editors.Management of pain and anxiety
in the dental office. Philadelphia:WB Saunders:2002.
Dokumen Pemerintah
28
Tasdemir T, Yesilyurt C, Ceyhanli KT, Celik D,Er K, Evaluation of apical
filling after root canal filling by 2 different techniques.J Can Dent
Assoc [Internet]. 2009 Apr [cited 2009 Jun 14]; 75(3): [about 5pp.].
Available from:http://www.cda-adc.ca/jcda/vol-75/issue-3/201.html.
10. Lampiran
Berkas yang dilampirkan dalam protokol penelitian antara lain:
- Susunan tim peneliti
- Jadwal penelitian
- Rincian Rencana Anggaran
- Biodata Ketua Penelitian
- Kesediaan Anggota peneliti
- Persetujuan Atasan yang Berwenang
- Persetujuan Penyandang Dana,
- Rekomendasi dari Stakeholder,
- Laporan Kemajuan Penelitian (untuk penelitian lanjutan),
- Kuesioner,
- Naskah penjelasan,
- Formulir Persetujuan Setelah Penjelasan,
- Prosedur Pemeriksaan/Penentuan Analisis Laboratorium,
- Prosedur Penanganan Efek samping untuk Uji Klinik,
29
12. Jadwal Penelitian
Jadwal kegiatan disajikan dalam bentuk tabel (ganchart) berisi uraian
kegiatan yang akan dilaksanakan, tolok ukur beserta masing-masing
satuannya, dan target kegiatan per triwulan dalam jumlah dan persennya.
Uraian kegiatan perlu dituliskan secara berurutan mulai dari persiapan
(pengurusan ijin, pengadaan bahan dan alat, persiapan lapangan,
penyusunan kuesioner, dan lain-lain), pelaksanaan penelitian, pengolahan
dan analisis data, dan pembuatan laporan.
30
Ketua pelaksana dan anggota tim peneliti inti perlu memberikan
tanda tangan persetujuan berpartisipasi dan menjadi anggota APKESI. Hal
ini merupakan dokumen pelengkap dalam menerbitkan Surat Keputusan
Susunan Anggota Tim Pelaksana Penelitian. Untuk anggota Peneliti
Daerah (NN) persetujuan diberikan pada waktu pengumpulan data.
31
bahwa semua dokumentasi yang diperlukan telah disampaikan
seperti: protokol, informasi formulir persetujuan, instrument
penelitian, dan lain-lain. Hanya bila semua dokumen yang
dibutuhkan lengkap, secretariat akan menjadwalkan pembahasan
oleh KEPK.
Proses penelitian yang mengikut sertakan manusia sebagai
subjek penelitian, yang dirancang dan dilakukan oleh mahasiswa (S-
1, S-2, PPDS, S-3) menjadi “tanggung jawab” dosen pembimbing
dalam hal pengarahan dan pengawasan. Semua penelitian yang
dilakukan oleh siswa yang mengikut sertakan subjek manusia harus
ditelaah dengan mematuhi pedoman dan regulasi yang menjadi
tanggung jawab KEPK. Studi kasus diklasifikasikan sebagai
penelitian jika ada implementasi sistematis intervensi dengan
maksud untuk menghasilkan informasi yang akan digeneralisasikan.
Semua kegiatan penelitian yang dirancang untuk mengajar
mahasiswa melakukan penelitian yang memenuhi syarat, sebaiknya
diputuskan oleh KEPK. Kebijakan dan prosedur ini hanya berlaku
untuk “penelitian dengan mengikut sertakan manusia sebagai subjek
dan menggunakan hewan coba”, serta tidak berlaku untuk kegiatan
dosen dan staf dalam pelaksanaan tugas profesi mereka.
32
budaya setempat. Sedangkan penelitian yang melibatkan
beberapa tempat atau rumah sakit masih memerlukan ijin untuk
melakukan penelitian untuk menjamin keselamatan dan
kesejahteraan subjek di tempat penelitian akan dilaksanakan.
c) Penelitian pengaturan pendidikan, melibatkan praktik
pendidikan normal, seperti penelitian
1) Pada strategi instruksional pendidikan reguler dan
khusus, atau
2) Tentang efektivitas atau perbandingan antara teknik
instruksional, kurikulum, atau manajemen kelas.
d) Penelitian yang melibatkan penggunaan tes pendidikan
(kognitif, diagnostik, atitude, prestasi), prosedur survey atau
wawancara, atau pengamatan perilaku publik, kecuali:
1) Informasi yang diperoleh dicatat dalam sedemikian
rupa sehingga subjek manusia dapat diidentifikasi, secara
langsung atau melalui pengenal terkait dengan mata
pelajaran, dan
2) Pengungkapan dari identitas subjek manusia, yang
dapat menempatkan subjek pada risiko tanggung jawab
pidana atau perdata atau risiko atas keuangan, pekerjaan,
bahkan reputasinya.
e) Penelitian tidak dikecualikan, jika:
1) Identifikasi dan pengungkapan data subjek dapat
mengakibatkan konsekuensi serius bagi subjek. Selain itu,
2) Survei yang berisi pertanyaan invasif atau sensitif
yang dapat mengakibatkan ketidaknyamanan dan
meningkatkan risiko.
3) Subjek yang dipilih atau ditunjuk adalah pejabat
public atau calon pejabat public atau calon untuk jabatan
publik,
4) Menurut peraturan perundangan mengharuskan
tanpa kecuali bahwa kerahasiaan informasi pribadi
dipertahankan melalui penelitian dan sesudahnya.
f) Penelitian yang melibatkan pengumpulan atau studi tentang
data yang ada, seperti dokumen, catatan, atau specimen
patologis, atau specimen diagnostik, atau bahan biologic
33
tersimpan, jika sumber-sumber ini tersedia untuk umum atau
jika informasi yang dicatat oleh peneliti sedemikian rupa bahwa
subjek tidak dapat di identifikasi secara langsung atau melalui
pengenal terkait dengan subjek.
1) Untuk memenuhi syarat untuk pembebasan ini,
bahan penelitian harus dihilangkan identitasnya sebelum
kegiatan penelitian.
2) Jika ada kode yang digunakan untuk
mengidentifikasi subjek, maka penelitian ini tidak
dibebaskan.
g) Penelitian dan demonstrasi yang dilakukan oleh atau
tunduk pada persetujuan dari Departemen atau Lembaga, dan
yang dirancang untuk mempelajari, mengevaluasi atau mengkaji
manfaat program atau pelayanan publik, dan barang-barang
lainnya yang di identifikasi dalam peraturan. Kepentingan
public atau program layanan harus dilakukan di bawah otoritas
pemerintah yang spesifik dan tidak ada invasi fisik yang
signifikan atau gangguan pada privasi subjek.
2. Expedited/Accelerated (Dipercepat)
1) Risiko terhadap subjek minimal atau bila tidak
ditemukan/di identifikasi adanya risiko/bahaya minimal untuk
subjek penelitian atau masyarakat;
2) Risiko terhadap subjek wajar dalam kaitannya dengan
manfaat yang diharapkan dan pentingnya pengetahuan;
3) Seleksi subjek yang adil dan non-coersive (tanpa paksaan);
4) Informed consent bersumber dari setiap calon subjek atau
perwakilan resmi secara hukum;
5) Informed consent akan di dokumentasikan dengan baik;
6) Rencana penelitian dengan ketentuan memadai,
pemantauan dan pengumpulan data yang tepat, menjamin
keamanan subjek;
7) Ketentuan yang memadai untuk melindungi privasi subjek
dan menjaga kerahasiaan data.
8) Dalam hal keadaan darurat kesehatan masyarakat, seperti
investigasi kejadian luar biasa/ wabah penyakit atau operasi
bantuan bencana, telaah diproses lebih cepat.
34
Dalam proses kaji etik dipercepat, usulan dikirim kedua
anggota KEPK yang diperlukan untuk memberikan umpan balik
mereka kesekretariat dalam waktu 5-10 hari kerja. Persetujuan
disampaikan ke petugas sekretariat. Jika terjadi perbedaan
pendapat atau keputusan di antara dua anggota KEPK, maka ketua
akan mengirimkan kesatu anggota lainnya atau ahli yang kompeten
untuk pertimbangan keputusan akhir.
Berikut adalah daftar jenis penelitian dengan subjek
manusia yang memenuhi persyaratan untuk proses telaah cepat:
1. Koleksi rambut dan kuku dengan cara yang tidak melukai.
2. Koleksi ekskreta dan sekresi eksternal.
3. Preputium, plasenta dan tali pusat.
4. Pengumpulan data dari subjek dengan usia di atas 18 tahun
menggunakan prosedur non-invasif secara rutin digunakan
dalam praktek klinis.
5. Olahraga ringan oleh subjek yang sehat.
6. Penelitian tentang perilaku individu atau kelompok atau
karakteristik individu, seperti studi persepsi, kognisi, teori
permainan, atau pengembangan tes, yang tidak memanipulasi
perilaku dan tidak menyebabkan stres pada subjek
35
sponsor dapat hadir untuk menanggapi pertanyaan dan saran.
Peneliti mahasiswa wajib didampingi oleh pembimbing. Ketika
semua pertanyaan dan klarifikasi sudah dijawab, mereka diminta
meninggalkan ruang pertemuan untuk member kesempatan KEPK
membuat keputusan. Dalam hal terdapat anggota KEPK yang tidak
menyetujui keputusan secara aklamasi, maka keputusan akhir
diambil melalui pemungutan suara.
36
Membutuhkan informasi lebih lengkap, bahkan ditulis
ulang dan dikatagorikan sebagai pengajuan baru untuk ditinjau
kembali oleh KEPK.
d. Ditolak
Proposal secara etis tidak dapat diterima dan tidak dapat
disetujui oleh KEPK, atau didukung oleh standar nasional,
WHO 2011, atau pedoman WHO-CIOMS 2016. Peneliti dapat
mengajukan proposal baru yang mempertimbangkan isu-isuetis
yang diangkat oleh Komite.
3) Kerangka waktu proses telaah
a. Hari pertama penerimaan proposal: check list kelengkapan
semua dokumen.
b. Hari 1-5: skrining teknis yang lebih rinci di tingkat
secretariat; umpan balik kepeneliti sebaiknya diinformasikan;
peneliti jangan ragu untuk menghubungi Sekretariat.
c. 14 hari: tergantung jumlah usulan dan anggota KEPK
pengajuan awal.
d. lebih lama jika memerlukan full board committee (bulan):
Ulasan Komite penuh
37
secara aman dan efektif untuk kesehatan manusia, perlu penelitian dengan
mengikutsertakan relawan manusia.
38
2) Setiap subjek dalam penelitian klinis harus mendapatkan
pengobatan terbaik yang ada.
Berbeda dengan etika praktek kedokteran yang telah berusia tua sejak
jaman Hippocrates, etika dalam penelitian kesehatan pada umumnya termasuk
epidemiologi masih relatif baru, namun istilah penelitian kedokteran sudah
bergeser menjadi penelitian kesehatan mengingat semakin luasnya aspek
kesehatan manusia yang menjadi lahan penelitian dan pengembangan.
Pedoman etik pada penelitian epidemiologi diterbitkan oleh Council of
International Organization of Medical Science (CIOMS) dengan bantuan
Badan Kesenatan Dunia (WHO) pada tahun 1991. Selanjutnya CIOMS dan
WHO pada tahun 1993 menerbitkan pedoman etika dalam penelitian
Biomedik yang kemudian dijadikan pedoman bagi banyak negara termasuk
Indonesia.
39
tersebut diatur dalam UU Kesehatan no 23/ 1992, PP no 39/ 1995 tentang
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan mengenai perlindungan dan hak –
hak manusia sebagai subyek penelitian dan sanksi bila penyelenggaraan
penelitian melanggar ketentuan dalam PP tersebut.
40
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etik sering disebut sebagai moral philosophy atau filsafat moral yang
memiliki pengertian akhlak, adat kebiasaan, watak, perasaan, sikap yang baik,
yang layak. Etik bukan ajaran moral tetapi cabang ilmu filsafat mengenai
pemikiran kritis dan mendasar dari yang baik, pantas dan benar dari ajaran
moral. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etik adalah ilmu tentang apa
yang baik dan yg buruk, tentang kewajiban dan hak moral, kumpulan asas
yang berkenaan dengan akhlak, nilai yang benar dan salah yang dianut dalam
masyarakat.
3.2 Saran
Kepada pembaca diharapkan untuk terus meningkatkan kompetensi dan
wawasan yang berhubungan dengan penelitian. Hal ini dikarenakan penelitian
merupakan cara primer manusia dalam mengembangkan kajian ilmu. Dengan
berkembangnya ilmu bimbingan dan konseling tentunya akan mempermudah
personal-personal dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup yang makin
kompleks mengikuti perkembangan masa.
Daftar Pustaka
41
Cecep, Tribowo. 2014. Etika dan Hukum Kesehatan.. Yogyakarta : Nuha Medika
Setyad. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. 2007. Yogyakarta: Graha Ilmu
42