PENDAHULUAN
1
hari. Harapannya, dengan memahami berbagai model relationship dan
makna yang terkandung di dalamnya, kita mampu membangun
relationship yang sehat dan membantu individu lain menyelesaikan
konflik interpersonalnya.
Konsep kepribadian yang sehat adalah sangat penting bagi
kehidupan manusia. Dimana dari konsep tersebut menggambarkan topik
yang berusaha mencakup kepribadian manusia. Selain itu banyak ahli
mengemukakan suatu tingkat perkembangan kepribadian yang melampaui
normalitas dan dengan demikian tetap berhubungan dengan semangat
psikologi pertumbuhan.
Dari penjelasan di atas, penulis membuat makalah yang berjudul
“Konsep Kepribadian Sehat”.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.1.2. Faktor-Faktor Penentu Kepribadian
Adapun faktor-faktor penentu kepribadian, yaitu:
a. Faktor keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetika seorang individu. Tinggi
fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks,
tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya
dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh
siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis, psikologis,
dan psikologis bawaan dari individu.
Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memberikan
sejumlah kredibilitas terhadap argumen bahwa faktor keturunan memiliki
peran penting dalam menentukan kepribadian seseorang. Dasar pertama
berfokus pada penyokong genetis dari perilaku dan temperamen anak-
anak. Dasar kedua berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan sejak
lahir. Dasar ketiga meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke
waktu dan dalam berbagai situasi. Penelitian terhadap anak-anak
memberikan dukungan yang kuat terhadap pengaruh dari faktor keturunan.
Bukti menunjukkan bahwa sifat-sifat seperti perasaan malu, rasa takut, dan
agresif dapat dikaitkan dengan karakteristik genetis bawaan. Temuan ini
mengemukakan bahwa beberapa sifat kepribadian mungkin dihasilkan dari
kode genetis sama yang memperanguhi faktor-faktor seperti tinggi badan
dan warna rambut. Para peneliti telah mempelajari lebih dari 100 pasangan
kembar identik yang dipisahkan sejak lahir dan dibesarkan secara terpisah.
Ternyata peneliti menemukan kesamaan untuk hampir setiap ciri perilaku,
ini menandakan bahwa bagian variasi yang signifikan di antara anak-anak
kembar ternyata terkait dengan faktor genetis. Penelitian ini juga memberi
kesan bahwa lingkungan pengasuhan tidak begitu memengaruhi
perkembangan kepribadian atau dengan kata lain, kepribadian dari seorang
kembar identik yang dibesarkan di keluarga yang berbeda ternyata lebih
mirip dengan pasangan kembarnya dibandingkan kepribadian seorang
4
kembar identik dengan saudara-saudara kandungnya yang dibesarkan
bersama-sama.
b. Faktor lingkungan
Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap
pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan
dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial; dan
pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor
lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang.
Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan
konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens
berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada
kultur yang lain. Misalnya, orang-orang Amerika Utara memiliki semangat
ketekunan, keberhasilan, kompetisi, kebebasan, dan etika kerja Protestan
yang terus tertanam dalam diri mereka melalui buku, sistem sekolah,
keluarga, dan teman, sehingga orang-orang tersebut cenderung ambisius
dan agresif bila dibandingkan dengan individu yang dibesarkan dalam
budaya yang menekankan hidup bersama individu lain, kerja sama, serta
memprioritaskan keluarga daripada pekerjaan dan karier.
5
Adapun pengertian sehat menurut beberapa ahli, yaitu:
a. Pengertian Sehat menurut WHO (World Health Organizations)
Pengertian sehat menurut WHO atau organisasi kesehatan dunia adalah
suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas
dari penyakit atau kelemahan. Definisi sehat menurut WHO ini adalah sehat
secara keseluruhan, baik jasmani, rohani, lingkungan berikut faktor-faktor
serta komponen-komponen yang berperan di dalamnya.
b. Pengertian sehat menurut UU No.23 / 1992
Pengertian sehat menurut UU No. 23/1992 adalah keadaan sejahtera
dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial
dan ekonomi. Artinya seseorang di katakan sehat jika tubuh, jiwa dan
kehidupan sosialnya berjalan dengan normal dan sebagaimana mestinya. Jika
salah satu komponen tersebut terganggu, maka kehidupannya akan menjadi
tidak sehat.
c. Pengertian sehat menurut MUI
MUI dalam MUNAS Ulama 1983 mendefinisikan sehat sebagai
ketahanan “jasmaniah, ruhaniyah dan sosial” yang dimiliki manusia sebagai
karunia Allah yang wajib disyukuri, dijaga, di pelihara, di kembangkan serta
diamalkan sesuai dengan tuntunan-Nya.
d. Pengertian sehat menurut Paune 1983
Menurut Paune (1983), sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber
perawatan diri (self care Resouces) yang menjamin tindakan perawatan diri
( self care actions). Sumber perawatan diri (Self care Resouces) mencakup
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Sedangkan Self care Actions merupakan
perilaku yang sesuai dengan tujuan yang diperlukan untuk memperoleh,
mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual.
6
menurut WHO terdiri dari suatu kesatuan penting dari 4 komponen dasar yang
membentuk ‘positif health’, yaitu:
1. Sehat Jasmani
Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh
sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit.
Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
2. Sehat Mental
Kesehatan mental atau kesehatan jiwa mencakup 3 komponen, yakni
pikiran, emosional, dan spiritual. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau
jalan pikiran. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk
mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, khawatir, sedih dan
sebagainya.
3. Sehat Spiritual
Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan
rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam
fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah SWT dalam agama Islam).
Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang
menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.
4. Kesejahteraan sosial
7
fungsi, sehingga individu mampu mengembangkan kemampuan-kemampuan
mentalnya secara lebih baik. Sedangkan menurut Hahn dan Payne (2003),
Kepribadian Sehat (psychological wellness) merupakan keadaan individu yang
mengarah pada perkembangan yang adekuat dan kemampuan mental yang
memiliki kesesuaian fungsi, sehingga individu mampu mengembangkan
kemampuan-kemampuan mentalnya secara lebih baik.
Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan Dewi sadiah (2010),
Seseorang dengan kepribadian sehat dapat memberikan kebahagiaan sebagaimana
yang diharapkannya melalui kebiasaan (pembiasaan) dengan norma lingkungan
dan hati nuraninya, bertujuan membangun karakter siswaatau seseorang menjadi
mandiri, harmonis, bahagia, sholeh, jujur, beriman dan bertakwa kepada Allah
SWT.
8
2.1.7. Teori-Teori dalam Kepribadian Sehat
Kepribadian sehat merupakan proses yang berlangsung terus-mene-rus
dalam kehidupan manusia, sehingga kualitasnya dapat menurun atau naik. Hal
inilah yang akan mempengaruhi kondisi kesehatan mental individu tersebut.
Berbagai pendekatan dalam Psikologi juga membahas konsep-konsep kepribadian
sehat, antara lain:
1. Teori Psikodinamik
Teori Psikodinamik menjelaskan individu yang memiliki kepribadian
sehat sebagai individu yang:
a. Mampu untuk mencintai & bekerja (lieben und arbeiten)
(Freud): individu mampu peduli pada orang lain secara mendalam, terikat
dalam suatu hubungan yang intim dan mengarahkannya dalam kehidupan
kerja yang produktif. Selain itu, impuls seksual dapat diekspresikan dalam
relasi dengan orang dewasa yang berlainan gender, sedangkan impuls yang
lain tersalurkan dalam kegiatan sosial produktif.
b. Memiliki ego strength
Ego dari individu yang berkepribadian sehat memiliki kekuatan
mengendalikan dan mengatur id dan superego-nya, sehingga ekspresi
primitif id berkurang dan ekspresi yang sesuai dengan situasi yang muncul
tanpa adanya represi dari ego secara berlebihan.
c. Merupakan creative self
(Jung & Adler): mengungkapkan bahwa individu yang berkepribadian
sehat merupakan self yang memiliki kekuatan untuk mengarahkan
perilakumengembangkan potensi yang dimilikinya.
d. Mampu melakukan kompensasi bagi perasaan inferiornya
(Adler): juga menambahkan bahwa individu haruslah menyadari
ketidaksempurnaan dirinya dan mampu mengembangkan potensi yang ada
untuk mengimbangi kekurangannya tersebut.
e. Memiliki hasil yang positif dalam setiap tahap interaksinya dengan
lingkungan sosial (Erikson): Setiap keberhasilan dalam tiap tahap
psikososial yang diungkap Erikson memberikan kontribusi pada individu
9
yang sehat kepribadiannya. Misal: bayi akan sangat baik apabila memiliki
kepercayaan dasar, sehingga akan dapat berkegiatan aktif ketika masa
sekolah, dan mampu memahami dirinya ketika remaja, yang akan
membantu mereka menjalin relasi yang intim dengan pasangan setelah
dewasa.
2. Teori Pensifatan (Trait)
Teori Pensifatan memiliki asumsi bahwa faktor herediter
mempengaruhi kepribadian seseorang. Hal tersebut membuat teori trait
menjelaskan kepribadian sehat sebagai bentuk kompilasi antara sifat-sifat
yang diturunkan ke individu dengan kemampuan individu menyesuaikan diri
dengan sifat tersebut dan lingkungannya. Pribadi yang sehat adalah individu
yang mampu menemukan potensi positif dalam sifat-sifat yang dimilikinya
serta mengarahkan sifat-sifat yang ada untuk menjadi apa yang
diinginkannya. Adapun bentuk-bentuk penyesuaian dalam perspektif teori
trait, dicontohkan sebagai mereka yang mampu mencari jenis pekerjaan dan
aktivitas sosial yang sesuai dengan sifat-sifat yang dimilikinya.
3. Teori Belajar
Teori belajar mengungkapkan bahwa kepribadian tak dapat diamati
dan diukur, yang dapat diamati dan diukur adalah bagian yang menyusunnya
yaitu tingkah laku. Kepribadian sehat diartikan sebagai kemampuan individu
untuk berperilaku adaptif, yaitu perilaku individu yang tepat menurut
lingkungan dalam proses belajarnya dan menghasilkan reinforcement.
4. Teori Sosial-Kognitif
Teori ini mengungkapkan inidvidu dengan kepribadian sehat adalah
mereka yang memiliki variabel-variabel:
a. banyak melakukan proses belajar-pengamatan
b. mempelajari kompetensi (keterampilan tertentu)
c. akurat dalam melakukan pengkodean situasi tertentu
d. akurat dalam memiliki ekspetansi dan efikasi diri yang positif
e. dapat mengekspresikan emosi dengan baik
f. memiliki sistem regulasi diri yang efisien.
10
5. Teori Eksistensi-Humanistik.
Fokus dalam pembahasan kepriba-dian sehat adalah fungsi dari
individu yang sehat secara psikologis. Adapun karakteristiknya adalah:
a. Mengalami hidup saat ini dan masa datang
b. Terbuka terhadap pengalaman baru
c. Mengekspresikan ide dan perasaannya
d. Terlibat dalam aktivitas yang bermakna, memiliki perasaan bermakna
serta mengalami pengalaman puncak
e. Mampu membuat perubahan besar dalam hidupnya, sehingga memiliki
cara dalam menginterpretasikan pengalaman, berjuang menuju tujuan
baru, dan bertindak dengan bebas.
f. Saya adalah saya, yaitu memiliki nilai dan cara sendiri untuk membangun
peristiwa, dan memahami konsekuensi atau Resiko. Sehingga dapat
mengantisipasi dan mengendalikan situasi tersebut.
11
4. Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap
kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang
dihadapinya.
5. Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak,
mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri
serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
6. Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat
menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau
konstruktif , tidak destruktif (merusak).
7. Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas
dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional),
tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan
cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan
keterampilan.
8. Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang
lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah
lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan
menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap
orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi
korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan
dirinya.
9. Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan
memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
10. Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup
yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
11. Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung
oleh faktor-faktor achievement (prestasi) acceptance (penerimaan), dan
affection (kasih sayang)
12
2.2. Konsep dan Proses Hubungan Interpersonal dalam Kesehatan Mental
2.2.1. Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita
bukan sekedar menyampaikan isi pesan. Tetapi, juga menentukan kadar hubungan
interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan
content melainkan juga menentukan relationship. Ketika akan menjalin hubungan
interpersonal, akan terdapat suatu proses dan biasanya dimulai dengan
“Ketertarikan interpersonal (Interpersonal Attraction)”.
Menurut Baron dan Byrne (2006), ”Interpersonal Attraction” adalah
penilaian seseorang terhadap sikap orang lain. Dimana penilaian ini dapat
diekspresikan melalui suatu dimensi dari strong liking sampai dengan strong
dislike atau dari yang biasa menjadi luar biasa. Dari segi psikologi komunikasi
kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka
orang untuk mengungkapkan dirinya. Makin cermat persepsinya tentang orang
lain dan persepsi dirinya. Sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung
diantara komunikan.
13
ditemui terkait dengan penghargaan adalah bahwa seringkali penghargaan
diartikan berbeda antar individu. Selain itu, nilai terhadap penghargaan
dapat berubah setiap waktu dari respon yang diperoleh.
b. Cost
Cost adalah semua bentuk kehilangan yang didapat dari suatu
hubungan dan memiliki nilai negatif. Sering diistilahkan dengan kerugian.
Cost memiliki macam emosional, waktu, dan biaya. Kesemuanya muncul
sebagai bentuk kekecewaan terhadap respon yang diberikan individu lain.
Beberapa faktor yang mempengaruhi cost, antara lain faktor individual,
waktu, dan berbagai aspek dalam hubungan itu sendiri. Seringkali terjadi
dalam suatu hubungan, akan menjadi buruk apabila harapan atau tuntutan
di antara mereka membebani atau terlalu besar.
c. Fair-exchange
Adanya perbedaan antara reward dan cost akan membentuk dinamika
suatu hubungan. Apabila reward lebih besar dari costnya maka hubungan
tersebut akan dirasakan menguntungkan. Sedangkan apabila cost lebih
besar dari reward yang di dapat, maka hubungan tersebut menjadi tidak
adil. Biasanya hal ini terjadi ketika salah satu dari individu yang terlibat
mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dari pasangannya atau terlalu
banyak menuntut.
Untuk membentuk suatu hubungan yang adil, kedua individu yang
terlibat harus saling mengakomodasikan keuntungan maksimal dan
kerugian minimal bagi pasangannya. Hal tersebut dapat dicapai apabila
keduanya saling mencari dan mengkomunikasikan hal-hal yang saling
memuaskan keduanya.
2. Transactional analysis model.
Seringkali disebut dengan Teori Permainan yang mengkombinasikan
antara ego states dan transaksi eksternal (Berne, 1964 dan Harris, 1967).
Konsep dasar model ini adalah:
a. Ego states
14
Merupakan konsep yang menjelaskan sistem yang berhubungan
antara perasaan dalam diri individu dengan persepsinya yang
dimanifestasikan dalam pola-pola perilaku, seperti kata-kata yang
diucapkan, perubahan suara, ekspresi wajah, gerak tubuh,dan posisi
tubuh.
b. Transaction
Transaksi adalah pertukaran antara individu yang terlibat
memberi stimulus dan individu yang merespon di antara masing-
masing ego state mereka. perkembangan kita terutama dari orangtua.
c. Stroke
Merupakan tanda perhatian atau sentuhan pada individu lain.
Stroke positif bersifat menyenangkan bagi orang lain, misal:
senyuman, pelukan, tepukan bahu, acungan ibu jari. Stroke negatif
menunjukkan perasaan tidak menyenangkan ke orang lain, misal:
omelan, wajah cemberut.
d. Life position
Menunjukkan empat tipe individu dalam posisi Ok atau tidak Ok
dalam suatu hubungan dengan orang lain.
1. Depresif
karakteristiknya: pecundang, cemas, merendahkan diri, tidak suka
pada diri sendiri, menyakiti diri, dan menjaga jarak.
2. Sia-sia (abuse victim)
karakteristiknya: “saya memang jelek tapi orang lain lebih jelek”,
memusuhi orang lain, merendahkan orang lain, ingin menyakiti
orang, waspada.
3. Sehat
karakteristiknya: “kita semua akan berhasil”, nyaman dengan diri
sendiri, nyaman bersama orang lain, merasa tidak perlu
merendahkan orang lain, tidak ingin menyakiti, tidak memasang
benteng.
15
4. Paranoid
karakteristiknya: cenderung selalu usaha membuktikan siapa
pemenang, suka kekuasaan, selalu ingin unggul, mengenyahkan
orang lain yang ingin dekat, curiga akan disakiti.
3. Model peranan
Model peranan menganggap hubungan interpersonal sebagai
panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan peranannya
sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan
interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertidak sesuai dengan
peranannya. Kemampuan memerankan peranan tertentu, serta mampu
menghindari konflik peranan bila individu tidak sanggup mempertemukan
berbagai peranan yang kontradiktif.
4. Model Permainan
Hubungan interpersonal sebagai ajang menampilkan salah satu aspek
kepribadian individu (orang tua, dewasa, anak). Dikenai sebagai analisis
transaksional. Model ini menerangkan bahwa dalam berhubungan individu-
individu terlibat dalam bermacam permaianan. Kepribadian dasar dalam
permainan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu kepribadian orang tua (aspek
kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang diterima dari orang
tua atau yang dianggap sebagi orang tua). Lalu, kepribadian orang dewasa
(bagian kepribadian yang mengolah informasi secara rasional). Terakhir,
kepribadian anak (kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman
kanak-kanak yang mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas dan
kesenangan).
16
a. Kedekatan fisik (physical proximity), misal: satu fakultas, tetangga
dekat.
b. Kesamaan diri, contoh: punya kesamaan prinsip, sikap, atau latar
sosial budaya.
c. Saling menyukai (mutual liking). Penelitian Aronson (1980) yang
terkait:
1) kita akan menyukai orang yang menyukai kita
2) orang akan menyukai kita apabila kita menyukainya
3) kita lebih menyukai seseorang yang rasa sukanya mulai
muncul atau bertambah kepada kita, daripada dengan orang
yang telah dari dulu menyukai kita.
4) Ketertarikan fisik, biasanya tergantung pada standar individu,
jenis kelamin, dan budaya.
5) laki-laki menyukai perempuan karena daya tarik seksualnya.
6) perempuan menyukai laki-laki karena kepribadiannya atau
kecakapannya.
2. Pembentukan kesan.
Kesan muncul dalam waktu singkat, biasanya hanya merupakan
hasil pengamatan indera semata (misal: kontak mata), merupakan
penilaian singkat yang disesuaikan dengan harapan subjektif, serta hanya
menyimpan sedikit informasi tentang objek pengamatan tersebut. Objek
kesan antara lain: jenis kelamin, usia, ras, daya tarik fisik, cara
berpakaian. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesan:
a. Terbatasnya informasi
b. Kesamaan (asumsi kesamaan), membandingkan objek dengan diri
kita.
c. Isyarat yang keliru, seperti: perempuan yang ramah pasti mau
diajak kencan.
d. Stereotipe, merupakan keyakinan umum, seperti: rambut gondrong
pasti anak berandal; profesor biasanya berkepala botak.
17
e. Kesalahan logis, seperti: orang yang mudah menarik perhatian
biasanya cerdas dan intelek atau orang sukses dan sebaliknya.
Hallo effect dan devil effect, rasa suka atau tidak suka akan
mempengaruhi penilaian kita terhadap perilaku orang lain.
3. Peneguhan Hubungan
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu
berubah.Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal,
diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan
keseimbangan.
4. Pemutusan hubungan
Menurut R.D. Nye dalam bukunya yang berjudul Conflict Among
Humans, setidaknya ada lima sumber konflik yang dapat menyebabkan
pemutusan hubungan, yaitu:
a. Kompetisi , dimana salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu
dengan mengorbankan orang lain. Misalnya, menunjukkan kelebihan
dalam bidang tertentu dengan merendahkan orang lain.
b. Dominasi , dimana salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak
lain sehingga orang tersebut merasakan hak-haknya dilanggar.
c. Kegagalan , dimana masing-masing berusaha menyalahkan yang lain
apabila tujuan bersama tidak tercapai.
d. Provokasi , dimana salah satu pihak terus-menerus berbuat sesuatu
yang ia ketahui menyinggung perasaan yang lain.
e. Perbedaan nilai , dimana kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai
yang mereka anut.
18
Peran adalah perilaku yang diharapkan, biasanya dihubungkan dengan
posisi yang diberikan atau status sosial yang dimiliki seseorang. Peran
memudahkan individu dalam bersosialisasi, bahkan sebelum dirinya
mampu memahami dan mengendalikan perilaku secara rasional. Peran
seseorang dapat berubah seiring berjalannya waktu.
2. Kesesuaian dan konflik peran.
Kesesuaian dan konflik peran muncul sebagai akibat adanya beberapa
peran yang dimiliki individu sekaligus. Fleksibilitas peran adalah
kemampuan individu menyelaraskan satu sama lain peran yang
dimilikinya atau memindahkan satu peran ke dalam peran yang lain.
Seharusnya apabila antar peran berkonflik, maka salah satu ada yang
harusnya dikalahkan dari yang lain.
3. Peran yang autentik.
Peran yang dimiliki seseorang dapat bersifat natural dan palsu. Yang perlu
menjadi perhatian adalah adanya overidentifying dimana satu peran
dominan dari peran yang lain, terkadang kita hanya sedikit mengenali diri
dalam peran kita sendiri, dan kesadaran bahwa berperan adalah lain
dengan harapan sosial.
19
keintiman baik secara fisik atau seksual. Berdasarkan pendekatan dalam
Teori Hubungan Interpersonal, keintiman dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Fair-exchange model.
Keintiman merupakan hubungan satu sama lain tidak menghitung
untung-rugi, antar pasangan saling memberi dan menerima secara
spontan di mana satu sama lain merasa terpuaskan.
2. Transactional analysis model.
Keintiman melibatkan kasih sayang, game-free transaction antar
pasangan, dengan sedikit manipulasi di antara keduanya.
3. Role model.
Keintiman diharapkan sebagai hubungan personal yang kaya,
memiliki komunikasi yang terbuka antara pasangan, dan keterlibatan
mendalam secara emosional melebihi peranperan lain yang
diharapkan.
2. Kondisi-kondisi yang berhubungan dengan keintiman.
Keintiman bukanlah suatu relasi yang begitu saja terjadi. Suatu
hubungan interpersonal dapat berkembang lebih mendalam menjadi intim,
apabila kondisi-kondisi berikut ini berkembang ke arah positif. Adapun,
kondisi tersebut adalah:
1. Saling mengungkapkan diri
Mutual self-disclosure dapat diartikan sebagai kesadaran antara dua
orang atau lebih untuk berbagi pemikiran dan perasaan terdalamnya.
Pengungkapan diri berhubungan erat dengan kepercayaan (trust).
2. Kesesuaian pribadi (compatibility)
Kesesuaian pribadi merupakan faktor yang menghubungkan antara
pengungkapan diri dengan keintiman pada individu. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi kesesuaian adalah kesamaan: budaya,
sosial, latar pendidikan, minat, temperamen, pemikiran, serta
keinginan saling melengkapi.
3. Saling membantu
20
Kondisi saling membantu dalam suatu relasi terdiri atas keinginan
membantu pasangan serta keinginan mendapatkan bantuan dari
pasangan (mutual). Tahapan dalam kondisi tersebut adalah memahami
pasangan dengan arah berempati, unconditional giving, dan
menyesuaikan diri dengan gaya
keintiman pasangan.
3. Intimasi dan Hubungan Pribadi
Sebagai konsekuensi adanya daya tarik menyebabkan interaksi sosial
antar individu menjadi spesifik atau terjalin hubungan intim. Orang-orang
tertentu menjadi istimewa buat kita, sedangkan orang lain tidak. Orang-
orang tertentu menjadi sangat dekat dengan kita, dibandingkan orang lain.
Adapun bentik intim terdiri dari persaudaraan, persahabatan, dan
percintaan. Lebi h jauh mengenai bentuk-bentuk hubungan intim tersebut
daoat dijelaskan pada bagian berikut :
1. Persaudaraan
Hubungan intik ini didasarkan pada hubungan darah. Hunungan intim
interpersonal dalam persaudaraan terdapat hubungan inti ssperti dalam
keluarga kecil. Pada persaudaraan itu didlamnya terkandung
proximitas dan keakraban.
2. Persahabatan
Persahabatan biasanya terjadi pada dua individu yang didasarkan pada
banyak persamaan. Utamanya persamaan usia. Hubungan dalam
persahabatan tidak hanya sekedar teman, lebih dari itu diantara
mereka terjalin interaksi yang sangat tinggi sehingga mempunyai
kedekatan psikologis. Indikasi atau tanda-tanda bila dalam hubungan
interpersonal terjadi persahabatan yaitu : sering bertemu, merasa bebas
membuka diri, bebasmenyatakan emosi, dan saling tergantung
diantara mereka.
3. Percintaan
Persabatan antar priab dan wanita bisa berubah mejadi cinta, jika dua
individu itu merasa sebagai pasangan yang potensial seksual. Dalam
21
suatu persahabatan, dapat melahirkan satu proses yang namanya jatuh
cinta. Hal ini terjadi karena ada dua perbedaan mendasar antara
persahabatan dan cinta.
4. Intimasi & Pertumbuhan
Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk
tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan
kebutuhannya terhadap orang lain. Kemudian, Steinberg (1993)
berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional
antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain,
keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing- masing yang terkadang
lebih bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang
sama.
Faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik
berhubungan dengan orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha
mengendalikan.factor kedua yang menumbuhkan sikap percaya pada diri
orang lain.Kejujuran, factor ketiga yang menumbuhkan sikap
percaya.sikap yang mengurangi sikap defensive dalam komunikasi. Amat
besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang
efektif. Teori-teori tentang efek komunikasi yang oleh para pakar
komunikasi tahun 1970-an dinamakan pula hypodermic needle theory,
teori ini mengasumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang sangat
perkasa dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa.
22
Bani tetap mendekatiNana. Bani adalah anak yang cukup pintar di sekolah.
Khususnya dalam pelajaran fisika. Kepintaran Bani dalam pelajaran ini
dimanfaatkan Nana. Kebetulan mereka berada di satu kelas yang sama. Selain itu,
Bani duduk di belakang Nana. Sehingga setiap kali ulangan, Nana selalu
mencontek ulangan Bani. Hal ini tidak terjadi pada saat ulangan saja, tetapi juga
ketika ada PR. Bani selalu mengerjakan di rumah, sedangkan paginya sebelum bel
masuk, Nana mencontek PR Bani. Bani senang – senang saja karena dengan hal
itu, dia bisa tetap dekat Nana, perempuanyang disukainya. Dan dalam hubungan
interpersonal ini,tentu saja Nana menjadi orang yang paling diuntungkan. Karena
dengan mencontek pekerjaan Bani, nilai – nilainya menjadi bagus.Dalam contoh
hubungan interpersonal yang saya jelaskan diatas, merupakan contoh kasus nyata
bagi teori hubungan interpersonal, yaituMetodePertukaran Sosial. Teori ini
menganggap bahwa suatu hubungan interpersonal adalah sebuah transaksi dagang.
Atau lebih mudahnya, seseorang berhubungan dengan orang lainnya karena
mengharapkansuatu keuntungan. Dalam kasus diatas, motivasi utama Nana untuk
tetap dekat dengan Bani adalah agar tetap dapat mencontek pekerjaan Bani, baik
dalam bentuk PR maupun ulangan.
2. Kasus Kedua dan Penyelesaiannya
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki
pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan
pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat
menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial,
seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Perbedaan latar belakang
kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
23
dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian
dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan
kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan
mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan
kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan
budaya.
Solusinya adalah perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang
terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya,
tinjau kembali dan sesuaikan dengan hasil eksplorasi diri sendiri, atur dan
rencanakan pertemuan antara individu-individu yang terlibat konflik, memantau
sudut pandang dari semua individu yang terlibat
24
ayahnya untuk ikut bersamanya dan kuliah di sana, sehingga ia harus berpisah
jauh dengan sahabatnya Mira dan Mad. Meskipun di tempat yang jauh dan sibuk
dengan aktifitas masing-masing, mereka masih menyyempatkan untuk
berkomunmikasi lewat telfon dan sms satu hari dalam seminggu. Pada beberapa
bulan kemudian Ela mengungkapkan perasaannya kepada Mad. Mad pada
keadaan ini sangat bingung, ia juga memiliki perasaan itu kepadanya, akan tertapi
ia juga sudah berkomitmen untuk tetap setia bersama Mira. Sehingga Ela dan Mad
pun memutuskan untuk tetap menjalin persahabatan. Setelah beberapa bulan Ela
pun mengungkapkan perasaannya lagi kepada Mad, dan Mad pun bertambah
bingung dan masih memberikan jawaban yang sama, sehingga Ela bertambah
perasaan iri dan pada saat itu pun ia berubah menjadi sangat benci terhadap Mira.
Ia berpendapat bahwa Mira telah merebut apapun yang ia inginkan, sehingga pada
saat itu pula hubungan persahabatan Ela dengan Mira dan Mad berahir. Di tempat
yang baru Ela bertemu teman-teman baru sehingga Ela sudah tidak lagi seperti Ela
ketika bersama Mira dan Mad, ia kini berubah menjadi seseorang yang tidak
mementingkan agama, sehingga mereka semakin terpisah jauh.
Menurut R.D Nye, ada lima sumber konflik, yaitu sebagai berikut :
b. Dominasi, salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak lain sehingga orang
itu merasa hak-haknya dilanggar.
25
d. Provokasi, salah satu pihak terus menerus berbuat sesuatu yang ia ketahui dapat
menyinggung perasaan orang lain.
e. Perbedaan nilai, kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut.
Dari sini maka terlihat dimana terdapat kemungkinan bahwa Ela mungin memiliki
perasaan untuk berkompetisi dengan Mira, itu terlihat dari perasaan iri hatinya
terhadap Mira dan hampir semua yang di sukai Mira juga di inginkannya.
Pengorbanan membuat persahabatan mereka erat, akan tetapi karena konflik yang
di sebabkan perbedaan nilai, kegagalan dan kompetisi membuat mereka berpisah.
Bahkan ketika Ela jauh dengan Mira dan Mad kemungkinan ada teman yang
memprovokasinya, karena saat bersama Mira ia masih bisa menerima situasi
seperti itu, akan tetapi ketika ia jauh dari Mira ia tidak bisa menerima situasi
penolakan atau kegagalan tersebut.
26
Konflik intrapersonal meliputi upaya internal untuk mengklarifikasi nilai
atau keinginan yang berlawanan. Bagi manajer, konflik intrapersonal dapat
disebabkan oleh berbagai area tanggung jawab yang terkait dengan peran
manajemen. Tanggung jawab manajer terhadap organisasi, pegawai, konsumen,
profesi, serta diri sendiri kadang kala menimblkan konflik dan konflik tersebut
diinternalisasi. Timbulnya kesadaran diri dan secara sadar bekerja untuk
menyelesaikan konflik segera setelah pertama kali dirasakan adalah hal yang
sangat penting bagi kesehatan mental dan fisik pemimpin tersebut.
2. Konflik interpersonal terjadi antara dua orang atau lebih
Konflik interpersonal terjadi antara dua orang atau lebih dengan nilai,
tujuan, dan keyakinan yang berbeda. Orang yang mengalami konflik ini dapat
mengalami pertentangan dalam komunikasi ke atas, ke bawah, horizontal, dan
diagonal.
3. Konflik interkelompok terjadi antara dua orang atau lebih kelompok orang,
departemen, atau organisasi.
Contoh konflik interkelompok adalah penggabungan dua partisipan
dengan perbedaan keyakinan yang sangat besar.
27
dengan orang lain, tapi kepatuhannya itu palsu atau semu, sambil menghina
dan mengejek. c) Avoider merupakan suatu penginderaan kesepakatan yang
telah dibuat dan menolak untuk berpartisipasi.
2. Stress
Stres juga dapat mengakibatkan terjadinya konflik dalam suatu
organisasi. Stres juga dapat disebabkan oleh banyaknya stressor yang muncul
dalam lingkungan kerja seseorang. Contohnya, terlalu banyak atau terlalu
sedikit beban yang menjadi tanggung jawab seseorang jika dibandingkan
dengan orang lain yang ada dalam organisasi, misalnya di ruangan bangsal
keperawatan.
3. Kondisi Ruangan
Kondisi ruangan yang terlalu sempit atau tidak kondusif untuk
melakukan kegiatan-kegiatan rutin dapat memicu terjadinya konflik. Hal yang
dapat memperburuk keadaan dalam ruangan tersebut dapat berupa adanya
hubungan yang monoton atau konstan dalam di antara satu individu dengan
individu yang lainnya, dan dapat juga terjadi jika terlalu banyaknya
pengunjung pasien dalam satu ruangan atau bangsal, dan dapat juga berupa
aktivitas dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang banyak didalam satu
ruangan. Hal ini dapat memperparah kondisi ruangan yang mengakibatkan
terjadinya konflik.
4. Nilai atau Keyakinan
Nilai atau keyakinan, adanya perbedaan nilai dan keyakinan antara satu
orang dengan orang lain dapat menimbulkan terjadinya konflik. Misalnya,
perawat begitu percaya dengan persepsinya sendiri tentang pendapat
pasiennya, dan tidak yakin dengan pendapat yang diusulkan oleh profesi atau
tim kesehatan lain. Jika hal ini terjadi, secara tidak sederhana konflik muncul
karena telah mengikutsertakan banyak variabel di dalamnya.
5. Eksklusifisme
Eksklusifisme merupakan adanya suatu pemikiran bahwa kelompok
tertentu memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan dengan kelompok lain.
Hal ini tidak jarang mengakibatkan terjadinya konflik antarkelompok dalam
28
suatu tatanan organisasi. Misalnya, pada sebuah kelompok didalam tatanan
organisasi seperti bangsal keperawatan bahwa kelompok diberikan tanggung
jawab oleh manajer untuk suatu tugas tertentu atau area pelayanan tertentu,
lantas kelompok tersebut memisahkan diri dari system atau kelompok lain yang
ada di bangsal tersebut, karena merasa bahwa kelompoknyalebih mampu
dibandingkan dengan kelompok lainnya.
6. Kekurangan Sumber Daya Manusia
Kekurangan sumber daya manusia merupakan suatu tatanan dalam
organisasi yang dapat dianggap sebagai sumber absolute terjadinya konflik.
Sedikit tidaknya sumber daya insani atau manusia sering memicu terjadinya
persaingan yang tidak sehat dalam suatu tatanan organisasi. Contohnya,
persaingan untuk memperoleh uang melalui pemikiran bahwa segala
sesuatunya pasti dihubungkan dengan uang, persaingan untuk memperebutkan
menangani pasien, dan sangat tidak jarang juga terjadi persaingan dalam
memperebutkan jabatan atau kedudukan.
7. Proses Perubahan
Perubahan dianggap sebagai proses yang alamiah. Tetapi terkadang
perubahan justru akan mengakibatkan munculnya berbagai macam konflik.
Perubahan yang sering dilkukan tergesa-gesa atau cepat, atau perubahan yang
dilkukan terlalu lambat, dapat menimbulkan konflik. Individu yang tidak siap
mnerima perubahan yang cepat, memandang bahwa perubahan tersebut
merupakan suatu ancaman. Sedangkan individu yang selalu menginginkan
perubahan akan menjadi tidak nyaman bila terjadi perubahan, atau perubahan
dilkukan terlalu lambat dalam tatanan organisasinya
8. Imbalan
Imbalan ini terkadang tidak cukup berpengaruh dengan motivasi
seseorang. Namun, jika imbalan dikaitkan dengan pembagian yang tidak
merata antara satu orang dan orang lain sering menyebabkan munculnya
konflik. Pemberian imbalan yang tidak didasarkan atas pertimbangan
professional, maka ini akan dapat menimbulkan konflik juga.
9. Masalah Komunikasi
29
Masalah komunikasi juga dapat menimbulkan konflik. Contohnya,
penyampaian informasi yang tidak seimbang, hanya orang-orang tertentu yang
diajak berbicara oleh atasan, penggunaan bahasa yang tidak efektif, dan juga
penggunaan media yang sering tidak tepat.
30
5. Tahap kelima adalah akibat konflik. Akibat yang ditimbulkan konflik mungkin
lebih terlihat daripada konflik ittu sendiri jika konflik itu tidak ditangani secara
konstruktif. Konflik akan selalu menimbulkan dampak positif dan dampak
negatif. Jika konflik dapat diatasi secara baik, maka hasil konflik akan
meningkatkan hubungan kerja secara adil. Tetapi bila tidak diatasi secara
baik,akan memperburuk hubungan kerja dan dapat menyebabkan lebih banyak
konflik lagi.
1. Pengkajian
Pengkajian meliputi: analisa situasi, dimana identifikasi dari jenis
konflik untuk menentukan waktu yang diperlukan. Setelah fakta dan
memvalidasi semua perkiraan melalui pengkajian lebih mendalam. Kemudian
siapa yang terlibat dan peran masing-masing. Dan tentukan jika situasinya
dapat dirubah. Analisa dan mematikan isu yang berkembang, dimana disini
dijelaskan tentang masalah dan prioritas fenomena yang terjadi. Menetukan
masalah yang memerlukan suatu penyelesaian dimulai dari masalah tersebut.
Hindari penyelesaian semua masalah dalam satu waktu. Menyusun tujuan,
dimana dalam menyusun tujuan harus dijelaskan tujuan yang spesifik yang
akan dicapai.
2. Identifikasi
Identifikasi meliputi mengelola perasaan, dimana dalam mengelola
perasaan harus menghindari suatu respon yang berbeda terhadap kata-kata,
ekspresi, dan tindakan.
3. Intervensi
Intervensi meliputi, masuknya konflik yang diyakini dapat diselesaikan
dengan baik. Dalam proses identifikasi ini, hasil yang positif akan terjadi. Pada
waktu menyeleksi metode dalam menyelesaikan konflik, penyelesaian
31
strateginya berbeda-beda. Seleksi metode yang paling sesuai untuk
menyelesaikan konflik yang terjadi.
32
kompeten dan tidak dapat dipercaya, tidak memiliki kemampuan atau buruk
(Donahue & Kolt, 1992). Face-detracting ditemukan dalam bentuk konflik
karena adanya ketidakpercayaan, merendahkan pasangan, dan lain-lain. Hal
tersebut dapat berupa mempermalukan orang lain hingga merusak reputasinya.
5. Verbal aggressiveness and argumentativeness strategies
Verbal aggressiveness merupakan strategi konflik yang tidak produktif,
di mana salah satu pasangan berusaha memenangkan pendapatnya dengan
menyakiti perasaan pasangan. Menyerang karakter, mungkin karena itu sangat
efektif dalam menimbulkan sakit secara psikologis, taktik yang paling populer
dari agresivitas verbal. Sedangkan argumentativeness merupakan strategi di
mana kita menyuarakan opini menurut sudut pandang kita, sehingga kita bisa
mendiskusikan konflik yang terjadi.
33
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
34
DAFTAR PUSTAKA
Wibawa, Nyoman Adi Krisna dan Putu Nugrahaeni Widiasavitri . Hubungan antara
Gaya Hidup Sehat dengan Tingkat Stres Siswa Kelas XII SMA Negeri di
Denpasar Menjelang Ujian Nasional Berdasarkan Strategi Coping Stres.
Jurnal Psikologi Udayana, Vol. 1, No. 1, 138-150 ISSN: 2354-5607
http://indonesiaindonesia.com/f/76872-ciri-ciri-kepribadian-sehat-sehat/ (Diakses
pada tanggal 18 Oktober 2015 Pukul 08.06)
http://psikologi.or.id/mycontents/uploads/2010/11/hubinterpersonal.pdf (Diakses
pada tanggal 17 Oktober 2015 Pukul 11.00)
35
http://psikologi.or.id/psikologi-umum-pengantar/hubungan-interpersonal. htm
(Diakses tanggal 17 Oktober 2015 Pukul 13.00)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40667/4/Chapter%20II.pdf
(Diakses pada tanggal 18 Oktober 2015 Pukul 12.23)
http://www.kamusq.com/2013/08/sehat-adalah-pengertian-dan-
definisi.html#sthash.hjD1sIs2.dpuf (Diakses pada tanggal 18 Oktober
2015 Pukul 06.03)
http://www.psychologymania.com/2013/04/teori-hubungan-interpersonal.html
(Diakses pada tanggal 17 Oktober 2015 Pukul15.00)
36