KANKER OVARIUM
i
2
BAB I
PENDAHULUAN
Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel – sel
jaringan tubuh yang tidak normal. Sel – sel kanker akan terus berkembang dengan
cepat, tidak terkendali, dan akan terus membela diri (ISTIGHOSAH & Yunita,
2019). Kanker ovarium adalah tumor ganas yang berasal dari ovarium dengan
berbagai tipe histologi yang dapat mengenai semua umur. Kanker ovarium
Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium yang paling sering ditemukan
pada wanita berusia 50-70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain,
panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh
prognosis yang buruk disebabkan oleh tidak adanya gejala yang khas pada
Berdasarkan national cancer institute pada tahun 2018 prevelensi kanker ovarium
menurut dunia menunjukkan Tingkat Kasus Baru dan Kematian per 100.000,
Tingkat kasus baru kanker ovarium adalah 10,9 per 100.000 wanita perahun.
Angka kematian 6,7 per 100.000 wanita per tahun. Angka ini disesuaikan dengan
usia dan berdasarkan kasus dan kematian 2014-2018. Sedangkan angka kejadian
kanker ovarium diindonesia menurut globocan pada kasus baru tahun 2020
3
terdapat 14,896 jumlah ini mewakili 7% dari total kasus kanker baru dan
Kanker ovarium pada stadium dini tidak memberikan keluhan, sedangkan keluhan
yang timbul pada kanker stadium lanjut karena adanya penyebaran kanker,
penyebaran kanker pada permukaan serosa dari kolon dan asites adalah rasa nyeri
di area abdomen, tidak nyaman dan cepat merasa kenyang. Gejala lain yang sering
timbul adalah mudah lelah, perut membuncit, sering kencing dan nafas pendek,
makan, penurunan aktifitas akibat mudah lelah(Ari et al., 2016) Pasien kanker
merupakan pasien dengan kondisi kualitas hidup yang menurun. Keadaan ini
dapat berakibat juga pada penurunan status kualitas tidurnya, aktivitas keseharian
dan tujuan dalam hidupnya. Dampak yang akan dirasakan oleh pasien kanker
ovarium ini juga telihat secara psikologis yang tergambar dalam keadaan stress
nya. kondisi stress ini disebabkan oleh berbagai ketakutan yang mungkin dapat
terjadi pada pasien kanker ovarium tersebut seperti takut akan nyeri, operasi,
kematian, perubahan pada reproduksi dan seksual, perubahan body image serta
pembedahan, karena adanya perbedaan penanganan pada tumor jinak dan kanker
ultrasonografi(Budiana, 2013).
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Klien Ca ovarium.
2. Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
mematikan sebab pada umumnya baru bisa dideteksi ketika sudah parah.
Tidak ada tes Screening awal yang terbukti untuk kanker ovarium. Tidak
Kanker indung telur atau kanker ovarium adalah tumor ganas pada
ovarium (indung telur). Kanker ini paling sering ditemukan pada wanita
panggul dan perut melalui sistem bening dan melalui sistem pembuluh
2. Etiologi
a. menstruasi dini Jika seorang wanita mengalami haid sejak usia dini
b. Faktor usia Wanita usia lebih dari 45 tahun lebih rentan terkena kanker
ovarium.
c. Faktor reproduksi
ovarium.
e. Wanita yang belum pernah hamil akan memiliki resiko tinggi terkena
kanker ovarium.
f. Faktor genetik
kanker ovarium.
2. Patofisiologi
luka pada saat terjadi ovulasi proses penyembuhan sel- sel epitel yang
ovulasi lagi atau trauma baru dan proses penyembuhan luka terganggu lalu
ovarium. Factor makanan sehingga adanya zat-zat karsinogen dan sel sel
sel ovarium sehingga sel-sel ovarium terinvasi oleh virus terjadi adanya
3. pathway
9
Gambar 1.1
4. manifestasi klinis
diantaranya:
b. hipotesis androgen
ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium
kanker ovarium.
asietas yang berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan di permukaan luar,
kapsul utuh
berisi sell ganas, tidak ada tumor dipermukaan luar, kapsul intak.
dipermukaan luar atau kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan
perluasan ke panggul
permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan asitas
3.) STADIUM III : tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan
Tumor terbatas dalam pelvis kecil tetapi sel histologi terbukti meluas ke
abdominal
dengan metastasis jauh. Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif
2019).
5. pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Radiografi
dan solid, serta mendeteksi adanya asites. Tingkat akurasi pemeriksaan ini
spesifisitas 94-96%.
X-ray thorax atau CT scan rutin dilakukan untuk membantu eksklusi efusi
termasuk adanya lemak, darah, musin, cairan, atau jaringan pada massa
jinak atau ganas. Walau demikian, pemeriksaan ini tidak umum dilakukan
d. Pemeriksaan Histopatologi
Biopsi dengan aspirasi jarum halus (fine needle aspiration biopsy) tidak
diketahui secara pasti apakah tumor tersebut ganas atau jinak dan tipe dari
keganasan tersebut.
jenis di antaranya tipe epitelial tipe yang terbanyak (90%) yang meliputi
Tipe kanker ovarium yang lain di antaranya adalah tumor stromal, tumor
Beberapa kanker ovarium diduga berasal dari luar ovarium, banyak kasus
maupun tuba falopii berasal dari epitel coelomic pada saat perkembangan
6. Penatalaksanaan
tidaknya keganasan serta jenis kanker, dan juga penentuan staging kanker.
jika penyakit terbatas hanya pada ovarium, serta pada kanker yang tidak
dapat dioperasi.
17
b. Penambahan Kemoterapi
taxan/carboplatin intravena
bening setiap 3 bulan dalam 2 tahun pertama, setiap 4-6 bulan pada
tahun ketiga, dan setiap 6 bulan pada tahun keempat dan seterusnya
100% untuk validasi diagnosis. Sedangkan kriteria minor adalah tanda atau
c. kondisi terkait
DPP PPNI, 2017). Berikut uraian dari masalah yang timbul bagi penderita
Ca ovarium:
makanan(D.0019).
Subjektif: -
pelvis(D.0040).
intraselular.
makan.
menelan.
dilatasi.
patogenik.
integritas kulit).
dari 3 bulan.
sendiri, diaphoresis.
1. pengkajian
sistematis sesuai dengan fakta dan kondisi yang ada pada klien sangat
pada identifikasi kebutuhan klien tidak lengkap dan akurat akan mengarah
2020).
23
a. anamnesis
kelamin, tanggal lahir, umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama
(Manuaba, 2010).
2) Riwayat Kesehatan
kemungkinan menetap.
n) Pemeriksaan fisik
cuping hidung, pada mulut dan gigi mukosa tidak pucat dan
simetris.
- Paru-paru
26
r) Auskultasi Vesikuler.
3.) Jantung Pada pasien kanker ovarium biasanya tidak ada mengalami
c) Perkusi Pekak.
secara bersamaan.
pembengkakan.
5.) Abdomen
abdomen
abdomen
terganggu. Pada stasium lanjut akan dijumpai tidak ada haid lagi.
7.) Ekstremitas Tidak ada udema, tidak ada luka dan CRT kembali < 2
2. Diagnosa keperawatan
makanan(D.0019).
pelvis(D.0040).
3. perencanaan keperawatan
mencerna makanan(D.0019).
diharapkan membaik.
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi
Observasi :
Urine
dan warna.
Terapeutik :
Edukasi:
Kolaborasi :
cairan(D.0023).
Observasi :
Terapeutik :
oral Edukasi:
Kolaborasi :
NaCl 0,4%)
Observasi :
kehamilan)
Terapeutik
ketakutan, kelelahan)
Edukasi:
mual
akupresur)
Kolaborasi :
kulit(D.0142).
1) Demam menurun
2) Kemerahan menurun
3) Nyeri menurun
4) Bengkak menurun
Observasi:
lingkungan pasien
tinggi Edukasi :
: Kolaborasi
fisiologis(D.0077).
2) Meringis menurun
4) Gelisah menurun
Observasi :
intensitas nyeri
Terapeutik :
bermain).
meredakan nyeri
Edukasi:
nyeri Kolaborasi :
4. Implementasi
5. Evaluasi
37
38
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
39
DAFTAR PUSTAKA
Adhisty, K., Rica, D. S., Zaleha, Marista, D., Winni, P. A., Agustin, I., & Dwi, S.
(2019). The Effect Of Complementer Therapy : Seft Therapy On Stress And.
Seminar Nasional Keperawatan.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). standar diagnosis keperawatan indonesia.
Dewan pengurus pusat persatuan perawat nasional indonesia.