Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN EDUKASI TANDA BAHAYA PASCA


PERSALINAN DI RUMAH SAKIT GRAHA HERMINE

Oleh :

Dewi Lusi Sagala., S.Kep

Dahniar Rangkuti., S.Kep

Ilda Nahar., S.Kep

Indah Kurnia Ningsih., S.Kep

Rahma Dewita Sopha., S.Kep

Ratih Hartati., S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AWAL BROS
TAHUN 2023
PENDIDIKAN KESEHATAN TANDA BAHAYA PASCA PERSALINAN

A. Latar Belakang
Masa nifas (Post Partum) adalah masa di mulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat kandungan kembali semula seperti sebelum hamil, yang berlangsung
selama 6 minggu atau 42 hari. Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan
mengalami banyak perubahan fisik yang bersifat fisiologis dan banyak memberikan
ketidak nyamanan pada awal postpartum, yang tidak menutup kemungkinan untuk
menjadi patologis bila tidak diikuti dengan perawatan yang baik (Yuliana & Hakim,
2020). Pada masa nifas ini Ibu harus mendapatkan asuhan yang baik karena pada masa ini,
ibu masih dalam masa kritis dimana masih dapat terjadi komplikasi pasca persalinan.
World Health Organization (WHO) menganjurkan agar pelayanan kesehatan masa nifas
(postnatal care) bagi ibu mulai diberikan dalam kurun waktu 24 jam setelah melahirkan
oleh tenaga kesehatan yang kompeten, misalnya dokter, bidan atau perawat (SDKI, 2017).
Di negara berkembang seperti Indonesia, masa nifas merupakan masa kritis bagi
ibu yang sehabis melahirkan. Tingginya kematian ibu nifas merupakan masalah yang
kompleks yang sulit diatasi. AKI Merupakan sebagai alat pengukuran pelayanan obstetri
disuatu negara. Bila AKI masih tinggi berarti pelayanan obstetri masih buruk, sehingga
memerlukan perbaikan. Menurut WHO (2019) Angka Kematian Ibu (AKI) didunia yaitu
sebanyak 303.000 jiwa. Angka Kematian Ibu (AKI) di ASEAN yaitu sebesar 235 per
100.000 kelahiran hidup (ASEAN Secretariat, 2020). Kementerian Kesehatan RI
(Kemenkes) mencatat angka kematian ibu pada tahun 2022 berkisar 183 per 100 ribu
kelahiran. Kondisi ini jauh berbeda dibandingkan Malaysia dengan AKI 20 per 100 ribu
kelahiran.
Penyebab terbanyak kematian ibu di Indonesia pada tahun 2019 adalahperdarahan,
hipertensi dalam kehamilan, infeksi, gangguan metabolik, dan lain lain(Kemenkes RI,
2019). Sekitar 25-50% kematian ibu disebabkan masalah yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, dan nifas (WHO, 2018). Kematian ibu sering terjadi pada masa nifas karena
perawatan nifas yang dilakukan ibu secara mandiri kurang optimal. oleh karena itu masa
nifas menjadi masa yang rawan akankematian pada ibu. (Bobak,L. 2004).
Perawatan masa nifas merupakan suatu upaya yang dilakukan tenaga kesehatan,
ibu nifas dan keluarga dengan tujuan agar kebutuhan nutrisi pada ibu nifas tercukupi,
personal hygine terjaga, adanya perawatan payudara, istirahat dantidur cukup, sehingga
dapat mencegah terjadinya tanda bahaya selama masa nifas yang dapat membahayakan
kesehatan ibu dan berdampak pada kematian (Nurjanah,2013). Tanda bahaya masa nifas
merupakan suatu tanda abnormal yang mengindikasikan adanya bahaya atau komplikasi
yang dapat terjadi selama masa nifas. Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu
nifas yaitu pengetahuan (pendidikan, usia, pekerjaan, informasi, pengalaman,
lingkungan,sosial ekonomi, budaya) dan juga pendidikan kesehatan dari tenaga kesehatan
selama kehamilan dan setelah persalinan (Notoadmodjo, 2010).
Kepercayaan dan keyakinan budaya terhadap perawatan ibu post partum, masih
banyak di jumpai di lingkungan masyarakat. Mereka meyakini budaya perawatan ibu
setelah melahirkan dapat memberikan dampak yang positif dan menguntungkan bagi
mereka. Dari hasil penelitian di dapatkan banyak kepercayaan dan keyakinan budaya
perawatan ibu nifas, di antaranya pembatasan asupan cairan,makanan di batasi dan hanya
boleh makan sayur - sayuran, tidak boleh mandi, diet makanan, tidak boleh keluar rumah,
menggunakan alas kaki, menggunakan gurita, tidak boleh tidur di siang hari bahkan mereka
meyakini kolustrum tidak baik untukanak (Mudatsir, 2017).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat
mengetahui dan memahami tentang tanda bahaya pada ibu nifas

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x25 menit diharapkan dapat :
a. Menyebutkan pengertian Nifas
b. Menyebutkan Pengertian tanda bahaya nifas
c. Menyebutkan dan menjelaskan macam - macam tanda bahaya nifas

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik : Edukasi Tanda Bahaya Pasca Persalinan
2. Sasaran dan target : Pasien dan Keluarga Pasien Nifas

3. Metode : Ceramah dan diskusi


4. Media dan alat : Leaflet/ lembar balik
5. Waktu dan Tempat : Jum’at, 02 Februasi 2024
Pukul 14.00 WIB di RS Graha Hermine Lantai
2
6. Pengorganisasian :
Moderator : Ilda Nahar., S.Kep
Presenter : Rahma Dewita Sopha., S.Kep
Observer : 1. Dewi Lusi Sagala.,S.Kep

2. Ratih Hartati.,S.Kep
Fasilitator : 1. Dahniar Rangkuti.,S.Kep

2. Indah Kurnia Ningsih., S.Kep

D. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan pasien
Kegiatan
Pre Interaksi 1. Pembukaan
(5 Menit)  Mengucapkan salam teraupetik - Menjawab salam
 Perkenalan diri, preseptor klinik - Berkenalan
dan akademik
 Menjelaskan tujuan - Mendengarkan
 Menjelaskan kontrak waktu - Mendengarkan
Tahap
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan pasien
Kegiatan
Interaksi 2. Kegiatan Inti
(15  Menyebutkan pengertian - Mendengarkan dan
memperhatikan
Menit) Nifas

 Menyebutkan Menyebutkan - Mendengarkan dan


memperhatikan
Pengertian tanda bahaya nifas

- Mendengarkan
 Menyebutkan dan menjelaskan
dan
tanda bahaya nifas
memperhatikan

Terminasi 3. Penutup
(5 Menit)  Menutup acara - Mendengarkan
 Memberikan reinforcement - Menjelaskan
pada peserta perasaannya
 Memberikan kesimpulan - Mendengarkan
 Mengucapkan salam penutup - Menjawab salam

E. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. SAP sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
b. Kegiatan berjalan sesuai rencana
c. Alat dan tempat sudah siap
d. Penyuluh dan peserta siap
e. Tempat dan alat tersedia sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi Proses
a. Peran dan fungsi masing –masing sesuai dengan yang direncanakan
b. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan
c. Audiens dapat hadir dalam kegiatan yang diselenggarakan
d. Audiens mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
e. 100% keluarga aktif dalam kegiatan
3. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan kegiatan edukasi Tanda Bahaya Pasca Persalinan peserta mampu
menunjukkan :
a. Menyebutkan pengertian nifas
b. Menyebutkan pengertian tanda bahaya nifas
c. Menyebutkan dan menjelaskan macam - macam tanda bahaya nifas
MATERI
TANDA BAHAYA PASCA PERSALINAN

A. Pengertian Masa Nifas


Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil) yaitu pemulihan dari
perubahan anatomis dan fisiologis yang berlangsung selama kira-kira 6-12 minggu
setelah kelahiran anak (Hutahaean, 2009; Sulistyawati, 2009).
B. Pengertian Tanda Bahaya Nifas
Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda yang abnormal yang
mengindikasikan adanya bahaya atau komplikasi yang dapat terjadi selama masa
nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu
(Pusdiknakes, 2003).
C. Tanda-tanda Bahaya Masa Nifas

1. Perdarahan Pasca Persalinan (Post Partum)

a. Pengertian

Perdarahan pasca persalinan (post partum) adalah perdarahan


yang melebihi 500 – 600 ml setelah bayi lahir (Eny, 2009). Menurut
waktu terjadinya dibagi atas dua bagian yaitu :
1) Perdarahan post partum primer (Early post partum
hemorrhage) yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir.
Penyebab utama adalah atonia uteri, retensio placenta, sisa plasenta
dan robekan jalan lahir.
2) Perdarahan post partum sekunder (Late post partum
hemorrhage) yang terjadi setelah 24 jam. Penyebab utamanya
adalah sub involusi, infeksi nifas dan sisa plasenta. Menurut Manuaba
(2005), perdarahan post partum merupakan penyebab penting kematian
maternal.
b. Faktor-faktor penyebab perdarahan post partum

1) Paritas lebih dari 5

2) Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun

3) Persalinan yang dilakukan dengan tindakan yaitu pertolongan kala


uri sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh dukun,
persalinan dengan tindakan paksa (Notoatmodjo, 2008).
c. Penanganan

Untuk mengatasi kondisi ini dilakukan penanganan umum


dengan perbaikan keadaan umum dengan pemasangan infuse, transfuse
darah, pemberian antibiotic, dan pemberian uterotonika. Pada
kegawatdaruratan dilakukan rujukan ke rumah sakit (Manuaba, 2008).
2. Lochea yang Berbau Busuk

a. Pengertian

Lochea adalah sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina
dalam masa nifas. Sedangkan lochea yang berbau busuk adalah sekret
yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas yang
berupa cairan seperti nanah yang berbau busuk (Prawirohardjo, 2007).
b. Faktor penyebab

Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta rest. Plasenta


rest merupakan bentuk perdarahan pasca partus berkepanjangan
sehingga pengeluaran lochea disertai darah lebih dari 7 – 10 hari.
Dapat terjadi perdarahan baru setelah pengeluaran lochea normal, dan
dapat berbau akibat infeksi plasenta rest. Pada evaluasi pemeriksaan
dalam terdapat pembukaan dan masih dapat diraba sisa plasenta atau
membrannya. Subinvolusi uteri karena infeksi dan menimbulkan
perdarahan terlambat (Manuaba, 2008).
c. Penanganan

Tindakan penanganan meliputi pemasangan infus profilaksis,


pemberian antibiotik adekuat, pemberian uterotonika (oksitosin atau
metergin), dan tindakan definitif dengan kuretase dan dilakukan
pemeriksaan patologi-anatomik (Notoatmodjo, 2008).
3. Pengecilan Rahim Terganggu (Sub Involusi Uterus)

a. Pengertian

Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim


dimana berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin menjadi 40-60
gram 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau
terganggu disebut sub involusi (Eny, 2009).
b. Faktor penyebab

Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta rest. Plasenta


rest merupakan bentuk perdarahan pasca partus berkepanjangan
sehingga pengeluaran lochea disertai darah lebih dari 7 – 10 hari.
Dapat terjadi perdarahan baru setelah pengeluaran lochea normal, dan
dapat berbau akibat infeksi plasenta rest. Pada evaluasi pemeriksaan
dalam terdapat pembukaan dan masih dapat diraba sisa plasenta atau
membrannya. Subinvolusi uteri karena infeksi dan menimbulkan
perdarahan terlambat (Manuaba, 2008).

c. Penanganan

Pengobatan dilakukan dengan memberikan injeksi methergin


setiap hari ditambah ergometrin per oral. Bila ada sisa plasenta lakukan
kuretase. Berikan antibiotika sebagai pelindung infeksi (Prawirohardjo,
2005).
4. Nyeri Pada Perut dan Pelvis

a. Pengertian

Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan


komplikasi nifas seperti peritonitis. Peritonitis adalah peradangan pada
peritonium.
b. Faktor penyebab

Peritonitis nifas bias terjadi karena meluasnya endometritis,


tetapi dapat juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis
dan sellulitis pelvika. Selanjutnya pada kemungkinan bahwa abses
pada sellulitis mengeluarkan nanahnya ke rongga paritonium dan
menyebabkan peritonitis (Prawirihardjo, 2007). Gejala klinik
peritonoitis dibagi 2 yaitu :
1) Peritonitis terbatas pada daerah pelvis

Gejala-gejalanya tidak seberapa berat seperti pada


peritonitis umum. Penderita demam, perut bawah nyeri, tetapi
keadaan umum tetap baik. Pada pelvio peritonitis bisa terdapat
pertumbuhan abses (Prawirohardjo, 2007).
2) Peritonitis umum

Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat


pathogen dan merupakan penyakit berat.Suhu meningkat menjadi
tinggi, nadi cepat dan kecil, perut kembung dan nyeri, ada defense
musculaire. Muka penderita yang mula-mula kemerahan menjadi
pucat, mata cekung, kulit muka dingin, terdapat apa yang
dinamakan facies hippocratica. Mortalitas peritonitis umum tinggi
(Prawirohardjo, 2007).
c. Penanganan

Pengobatan dilakukan dengan pengisapan nasogastrik,


pasang infuse intravena, berikan kombinasi antibiotic sampai ibu
tidak demam selama 48 jam ( ampisilin 2 g melalui intravena
setiap 6 jam, ditambah gentamisin 5 mg/kg berat badan melalui
intravena setiap 24 jam, ditambah metronidazol 500 mg melalui
intravena setiap 8 jam) (Pamilih, 2006).
5. Pusing dan Lemas yang Berlebihan

Menurut Manuba (2005), pusing merupakan tanda-tanda bahaya


pada masa nifas, pusing bisa disebabkan oleh karena darah tinggi (sistol
>140 mmHg dan diastole >110 mmHg).

Lemas yang berlebihan juga merupakan tanda-tanda bahaya,


dimana keadaan lemas disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya
asupan kalori sehingga ibu kelihatan pucat, tekanan darah rendah (sistol
<100 mmHg diastole <60 mmHg). Penanganan gejala tersebut adalah :

a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari.

b. Makan dengan diit berimbang untuk mandapatkan protein,


mineral dan vitamin yang cukup.

c. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.

d. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat setidaknya


selama 40 hari pasca bersalin.

e. Vitaminnya pada bayinya.

f. Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.

6. Suhu tubuh ibu > 380C

Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit


baik antara 37,20C-37,80C oleh karena reabsorbsi benda-benda dalam
rahim dan mulainya laktasi, dalam hal ini disebut demam reabsorbsi. Hal
itu adalah normal.
Namun apabila terjadi peningkatan melebihi 380C beturut-turut
selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi. Infeksi nifas adalah keadaan
yang mencakup semua peradangan alat-alat genetalia dalam masa nifas
(Mochtar, 2002). Penanganan umum bila terjadi demam :
a Istirahat baring.

b Rehidrasi peroral atau infuse.


c Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu.

d Jika ada syok segera beri pengobatan, sekalipun tidak jelas gejala syok
harus waspada untuk menilai berkala karena kondisi ini dapat
memburuk dengan cepat (Prawirohardjo, 2002).
7. Payudara berubah menjadi Merah, Panas, dan Terasa Sakit

Pada masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan parenkim


kelenjar payudara (mastitis). Mastitis bernanah dapat terjadi setelah
minggu pertama pascasalin, tetapi biasanya tidak sampai melewati minggu
ke 3 atau ke 4 (Prawirohardjo, 2008).
Gejala awal mastitis adalah demam yang disertai menggigil, nyeri
dan takikardia. Pada pemeriksaan payudara membengkak, mengeras, lebih
hangat, kemerahan dengan batas tegas, dan disertai rasa nyeri
(Prawirohardjo, 2008). Penanganan utama mastitis adalah :

a Memulihkan keadaan dan mencegah terjadinya komplikasi yaitu


bernanah (abses) dan sepsis yang dapat terjadi bila penanganan
terlambat, tidak cepat, atau kurang efektif.
b Susukan bayi sesering mungkin.

c Pemberian cairan yang cukup, anti nyeri dan anti inflamasi.

d Pemberian antibiotic 500 mg/6 jam selama 10 hari.

e Bila terjadi abses payudara dapat dilakukan sayatan (insisi) untuk


mengeluarkan nanah dan dilanjutkan dengan drainase dengan pipa agar
nanah dapat keluar terus.
8. Perasaan Sedih yang Berkaitan dengan Bayinya (Baby Blues)

Ada kalanya ibu mengalami parasaan sedih yang berkaitan


dengan bayinya. Keadaan ini disebut baby blues, yang disebabkan oleh
perubahan perasaan yang dialami ibu saat hamil sehingga sulit menerima
kehadiran bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan respon alami
terhadap rasa lelah yang dirasakan, selain itu juga karena perubahan fisik
dan emosional selama beberapa bulan kehamilan (Eny, 2009). Gejala-
gejala baby blues antara lain :
a Menangis
b Mengalami perubahan perasaan Cemas
c Kesepian
d Khawatir mengenai sang bayi

e Penurunan gairah sex, dan kurang percaya diri terhadap kemampuan


menjadi seorang ibu.
Penanganan bila terjadi baby blues yaitu hilang tanpa pengobatan,
pengobatan psikologis dan antidepresan, konsultasi psikiatrik untuk
pengobatan lebih lanjut (tiga bulan) (Manuaba, 2008).

9. Depresi Masa Nifas (Depresi Postpartum)

Depresi masa nifas adalah keadaan yang amat serius. Hal ini
disebabkan oleh kesibukannya yang mengurusi anak-anak sebelum kelahiran
anaknya ini. Ibu yang tidak mengurus dirinya sendiri, seorang ibu cepat
murung, mudah marah-marah (Eny, 2009). Gejala-gejala depresi masa nifas
adalah :
a. Sulit tidur bahkan ketika bayi sudah tidur
b. Nafsu makan hilang
c. Perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol
d. Terlalu cemas atau tidak perhatian sama sekali pada bayi
e. Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi
f. Pikiran yang menakutkan mengenai bayi
g. Sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan pribadi
h. Gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas

Anda mungkin juga menyukai