Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN MATERNITAS

SATUAN ACARA PENYULUHAN


TANDA – TANDA BAHAYA DALAM MASA NIFAS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen Pengampu:
Hj. Zainab, S.SiT, M.Kes

Disusun Oleh:
Kelompok 2B

Ahmad Ridani P07120216050


Nor Jam’iyah P07120216078
Rahmawati P07120216081
Rifky Edisti P07120216082

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN D IV KEPERAWATAN
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN

TANDA-TANDA BAHAYA SELAMA NIFAS

Topik : Tanda – tanda bahaya dalam masa nifas


Sub Topik : Pengertian masa nifas, pengertian tanda bahaya masa nifas, dan tanda-
tanda bahaya masa nifas
Sasaran : Pasien nifas RSUD Ratu Zalecha Martapura
Tempat : RSUD Ratu Zalecha Martapura
Hari/Tanggal : Senin, 17 September 2018
Waktu :45 menit
Penyuluh : Mahasiswa/Mahasiswi Keperawatan Poltekkes Banjarmasin

I. Analisa Data
A. Kebutuhan peserta didik
Pasien nifas di RSUD Ratu Zalecha Martapura mempunyai karakteristik
bervariasi. Berdasarkan survey yang telah dilakukan para pasien banyak sekali yang
kurang mengetahui bagaimana tanda dan bahaya pada masa nifas. Tingginya risiko
pada masa nifas dapat terjadi karena kurang memperhatikan masa nifas. Maka dari
itu perlu diadakan penyuluhan. Penyuluhan dilakukan dalam rangka memberikan
pengetahuan kepada para pasien nifas yang belum mengetahui hal tentang
pentingnya tanda-tanda bahaya dalam masa nifas.

B. Karakteristik peserta didik


Para pasien nifas di RSUD Ratu Zalecha Ruang Nifas rata-rata berpendidikan
SD/SMP/SMA.

II. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan, 80% pasien-pasien nifas mampu memahami tentang
tanda-tanda bahaya dalam masa nifas dengan bantuan penyuluh.

III. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan tentang pentingnya tanda-tanda bahaya dalam masa
nifas, selama 1 x 45 menit, diharapkan pasien-pasien nifas dengan risiko pada masa
nifas mampu:
a. Menjelaskan Pengertian masa nifas dengan benar
b. Menjelaskan Pengertian tanda bahaya dalam masa nifas dengan benar
c. Menyebutkan tanda-tanda bahaya masa nifas denagn benar

IV. Materi (terlampir)


a. Pengertian masa nifas
b. Pengertian tanda bahaya dalam masa nifas
c. Tanda-tanda bahaya masa nifas

V. Metode
Ceramah dan diskusi

VI. Media
LCD dan leaflet

VII. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. Pembukaan 5  Memberikan salam  Menjawab salam
menit  Perkenalan  Mendengarkan dan
 Menjelaskan TIU dan TIK memperhatikan
 Menyebutkan materi yang
akan diberikan
2. Inti 30 menit Menanyakan (review) kepada  Mendengarkan dan
bapak-bapak dan ibu-ibu tentang memperhatikan
pentingnya tanda-tanda bahaya  Menjawab
selama kehamilan dan tanda-tanda pertanyaan
bahaya dalam masa nifas menurut penyuluh
pengetahuan masyarakat  Bertanya kepada
Menjelaskan materi tentang: penyuluh
a. Pengertian masa nifas
b. Pengertian tanda bahaya
dalam masa nifas
c. Tanda-tanda bahaya masa
nifas
3. Penutup 10  Evaluasi  Menjawab
menit  Menyimpulkan pertanyaan dari
 Mengucapkan salam penutup penyuluh
 Bertanya pada
penyuluh bila
masih ada yang
belum jelas
 Memperhatikan
 Menjawab salam

VIII. Evaluasi
Peserta mampu menjawab 80% pertanyaan yang diajukan oleh penyuluh pada saat
evaluasi secara lisan dengan pertanyaan sebagai berikut :
a. Pengertian masa nifas
b. Pengertian tanda bahaya dalam masa nifas
c. Tanda-tanda bahaya masa nifas

IX. Referensi

Astuti, Evi. 2013. Tingkat Pengetahuan Inu Nifas Tentang Tanda Bahaya Nifas Di BPS
Siti Murwaniba Tuwarno Wonogiri Tahun 2013. Karya Tulis Ilmiah. Kebidanan.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada. Surakarta

Feriana, Riyas Surya. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda
Bahaya Masa Nifas di RSUD Kota Surakarta. Karya Tulis Ilmiah. Kebidanan.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada. Surakarta

Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan III (Nifas) . Jakarta: CV. Trans Info
Media

MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas atau puerperium adalah masa mulai pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali pra-hamil dimulai sejak 2 jam setelah
lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Dalam bahasa latin,
waktu mulai tertentu setelah melahirkan anak ini disebut Puerperium yaitu kata puer yang
artinya bayi dan parous melahirkan. Jadi, puerperium berarti masa setelah melahirkan
bayi. Puerperium adalah masa pulih kembali. Sekitar 50 % kematian ibu terjadi dalam 24
jam pertama postpartum sehingga pelayanan pescapersalinan yang berkualitas harus
terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi.

B. Pengertian Tanda Bahaya Dalam Masa Nifas


Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda yang abnormal yang
mengindikasikan adanya bahaya atau komplikasi yang dapat terjadi selama masa nifas,
apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu
(Pusdiknakes, 2003).

C. Tanda-Tanda Bahaya Dalam Masa Nifas


Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah sebagai berikut:
a. Perdarahan Pada Jalan Lahir
1. Pengertian
Perdarahan pada jalan lahir pada masa nifas yaitu perdarahan pasca
persalinan (post partum) adalah perdarahan yang melebihi 500 – 600 ml
setelah bayi lahir (Eny, 2009). Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian
yaitu :
- Perdarahan post partum primer (Early post partum hemorrhage) yang terjadi
dalam 24 jam setelah anak lahir. Penyebab utama adalah atonia uteri, retensio
placenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir.
- Perdarahan post partum sekunder (Late post partum hemorrhage) yang terjadi
setelah 24 jam. Penyebab utamanya adalah sub involusi, infeksi nifas dan sisa
plasenta. Menurut Manuaba (2005), perdarahan post partum merupakan
penyebab penting kematian maternal.

2. Faktor-faktor penyebab perdarahan post partum adalah:


a. Paritas lebih dari 5
b. Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun
c. Persalinan yang dilakukan dengan tindakan yaitu pertolongan kala uri
sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh dukun, persalinan
dengan tindakan paksa (Notoatmodjo, 2008).
Selain itu juga menurut (Mochtar, 2002, Wiknjosastro, 2007, Saleha, 2009)

1. atonia uteri

2. perlukaan jalan lahir

3. Terlepasnya sebagian plasenta dari uterus, tertinggalnya sebagian dari


plasenta seperti kotiledon atau plasenta suksenturiata, endometritis
puerperalis, penyakit darah.
3. Penanganan
Untuk mengatasi kondisi ini dilakukan penanganan umum dengan
perbaikan keadaan umum dengan pemasangan infus, transfusi darah, pemberian
antibiotik, dan pemberian uterotonika. Pada kegawat daruratan dilakukan rujukan
ke rumah sakit (Manuaba, 2008).

b. Suhu tubuh ibu > 38 0C


Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit baik antara
37,20C-37,80C oleh karena reabsorbsi benda-benda dalam rahim dan mulainya
laktasi, dalam hal ini disebut demam reabsorbsi. Hal itu adalah normal.
Namun apabila terjadi peningkatan melebihi 380C beturut-turut selama 2 hari
kemungkinan terjadi infeksi. Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua
peradangan alat-alat genetalia dalam masa nifas (Mochtar, 2002). Penanganan umum
bila terjadi demam :
a) Istirahat baring.
b) Rehidrasi peroral atau infuse.
c) Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu.
d) Jika ada syok segera beri pengobatan, sekalipun tidak jelas gejala syok harus
waspada untuk menilai berkala karena kondisi ini dapat memburuk dengan cepat
(Prawirohardjo, 2002).

c. Payudara berubah menjadi merah, panas, dan terasa sakit


Pada masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan parenkim kelenjar
payudara (mastitis). Mastitis bernanah dapat terjadi setelah minggu pertama
pascasalin, tetapi biasanya tidak sampai melewati minggu ke 3 atau ke 4
(Prawirohardjo, 2008).
Gejala awal mastitis adalah demam yang disertai menggigil, nyeri dan
takikardia. Pada pemeriksaan payudara membengkak, mengeras, lebih hangat,
kemerahan dengan batas tegas, dan disertai rasa nyeri (Prawirohardjo, 2008).
Penanganan utama mastitis adalah:
a) Memulihkan keadaan dan mencegah terjadinya komplikasi yaitu bernanah
(abses) dan sepsis yang dapat terjadi bila penanganan terlambat, tidak cepat,
atau kurang efektif.
b) Susukan bayi sesering mungkin.
c) Pemberian cairan yang cukup, anti nyeri dan anti inflamasi.
d) Pemberian antibiotic 500 mg/6 jam selama 10 hari.
e) Bila terjadi abses payudara dapat dilakukan sayatan (insisi) untuk mengeluarkan
nanah dan dilanjutkan dengan drainase dengan pipa agar nanah dapat keluar
terus.
d. Pusing dan lemas yang berlebihan
Menurut Manuba (2005), pusing merupakan tanda-tanda bahaya pada masa
nifas, pusing bisa disebabkan oleh karena darah tinggi (sistol >140 mmHg dan
diastole >110 mmHg).
Lemas yang berlebihan juga merupakan tanda-tanda bahaya, dimana keadaan
lemas disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu
kelihatan pucat, tekanan darah rendah (sistol <100 mmHg diastole <60 mmHg).
Penanganan gejala tersebut adalah :
a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari.
b) Makan dengan diit berimbang untuk mandapatkan protein, mineral dan vitamin
yang cukup.
c) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.
d) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat setidaknya selama 40 hari pasca
bersalin.
e) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan kadar vitaminnya
pada bayinya.
f) Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
e. Perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya (baby blues)
Ada kalanya ibu mengalami parasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya.
Keadaan ini disebut baby blues, yang disebabkan oleh perubahan perasaan yang
dialami ibu saat hamil sehingga sulit menerima kehadiran bayinya. Perubahan
perasaan ini merupakan respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan, selain itu
juga karena perubahan fisik dan emosional selama beberapa bulan kehamilan (Eny,
2009). Gejala-gejala baby blues antara lain :
a) Menangis.
b) Mengalami perubahan perasaan.
c) Cemas.
d) Kesepian.
e) Khawatir mengenai sang bayi.
f) Penurunan gairah sex, dan kurang percaya diri terhadap kemampuan menjadi
seorang ibu.
Penanganan bila terjadi baby blues yaitu hilang tanpa pengobatan, pengobatan
psikologis dan antidepresan, konsultasi psikiatrik untuk pengobatan lebih lanjut
(tiga bulan) (Manuaba, 2008)

f. Depresi masa nifas (depresi postpartum)


Depresi masa nifas adalah keadaan yang amat serius. Hal ini disebabkan oleh
kesibukannya yang mengurusi anak-anak sebelum kelahiran anaknya ini. Ibu yang
tidak mengurus dirinya sendiri, seorang ibu cepat murung, mudah marah-marah
(Eny, 2009). Gejala- gejala depresi masa nifas adalah :
a) Sulit tidur bahkan ketika bayi sudah tidur
b) Nafsu makan hilang.
c) Perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol.
d) Terlalu cemas atau tidak perhatian sama sekali pada bayi.
e) Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi.
f) Pikiran yang menakutkan mengenai bayi
g) Sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan pribadi.
h) Gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan berdebar-debar.

Anda mungkin juga menyukai