Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HPP (HAEMORRHAGIC POST PARTUM/ PERDARAHAN PASCA SALIN)

Disusun Oleh:
Firdausi Nuzula
Gadis Ayu Pertiwi

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
PRODI DIV KEBIDANAN SUTOMO
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERDARAHAN PASCA SALIN

Pokok Bahasan : PERDARAHAN PASCA SALIN


Sasaran : Ibu Hamil Desa Cangaan Kec.UjungPangkah Kab.Gresik
Jam : 08.00 WIB
Waktu : 25 menit
Tanggal : Selasa, 25 September 2018
Tempat : BPM Wasi’atul Maghfiroh
Nama Penyuluh : Firdausi Nuzula
Gadis Ayu Pertiwi

1. Latar Belakang
Perdarahan postpartum adalah perdarahan atau hilangnya darah sebanyak lebih
dari 500cc yang terjadi setelah anak lahir baik sebelum, selama, atau sesudah kelahiran
plasenta. Menurut waktu kejadiannya, perdarahan postpartum sendiri dapat dibagi atas
perdarahan postpartum primer yang terjadi dalam 24 jam setelah bayi lahir, dan
perdarahan postpartum sekunder yang terjadi lebih dari 24 jam sampai dengan 6 minggu
setelah kelahiran bayi (I.B.G Manuaba, 2007). Di Indonesia diperkirakan ada 14 juta
kasus perdarahan dalam kehamilan. Setiap tahunnya paling sedikit 128.000 perempuan
mengalami perdarahan sampai meninggal. Perdarahan pasca persalinan terutama
perdarahan postpartum primer merupakan perdarahan yang paling banyak menyebabkan
kematian ibu. Perdarahan postpartum primer yaitu perdarahan pasca persalinan yang
terjadi dalam 24 jam pertama kelahiran (Darmin Dina, 2013).
Menurut Kementerian Kesehatan RI tahun 2010, tiga faktor utama kematian ibu
melahirkan adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%), dan infeksi (11%). Anemia dan
kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya
perdarahan dan infeksi yang merupakan faktor utama kematian ibu. Menurut data WHO,
di berbagai negara paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh
perdarahan, proporsinya berkisar antara kurang dari 10 persen sampai hampir 60 persen
(Depkes RI, 2010).
Menurut WHO, Negara yang berkembang memiliki angka kematian ibu 25%
kematian ibu itu disebabkan oleh Perdarahan Post Partum. Terhitung lebih dari 100.000
kematian maternal pertahun. Menurut bulletin “American Collage of Obstetrician and
Gynecologists” menempatkan perkiraan 140.000 kematian ibu pertahun (Darmin Dina,
2013).

2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 25 menit, diharapkan ibu nifas dan keluarganya
mampu memahami dan mengerti tentang Perdarahan Pasca Salin
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 25 menit tentang Perdarahan pasca salin ,
diharapkan keluarga dapat:
1) Menjelaskan tentang pengertian Perdarahan Pasca Salin.
2) Menjelaskan tentang penyebab Perdarahan Pasca Salin.
3) Menjelaskan tentang penanganan Perdarahan Pasca Salin.
4) Menjelaskan tentang pencegahan Perdarahan Pasca Salin.

3. Materi Penyuluhan (Terlampir)


a. Pengertian Perdarahan Pasca Salin
b. Penyebab Perdarahan Pasca Salin
c. Penanganan dan pencegahan Perdarahan Pasca Salin

4. Metode Penyuluhan
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
5. Media
a. Leaflet
b. Lembar balik
6. Kegiatan Penyuluhan
N Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
o Kegiatan
1. Pembukaan 5 menit a. Mengucapkan salam  Menjawab salam Kata-
b. Memperkenalkan diri  Mendengarkan dan kata/
c. Menyampaikan menyimak kalimat
tentang pokok  Bertanya mengenai
pembahasan perkenalan dan tujuan
d. Kontrak waktu jika ada yang kurang
jelas
2. Pelaksanaan 15 a. Penyampaian Materi  Mendengarkan dan Lembar
menit  Menjelaskan menyimak Balik
tentang pengertian  Bertanya mengenai hal- dan
Masa Nifas hal yang belum jelas Leaflet
 Menjelaskan dan dimengerti
pengertian Tanda
Bahaya Nifas
 Menjelaskan apa
saja Tanda Bahaya
Masa Nifas
e.
b. Tanya Jawab
Memberikan
kesempatan pada
peserta penyuluhan
untuk bertanya
3. Penutup 5 menit a. Melakukan evaluasi  Sasaran dapat Kata-
b. Menyampaikan menjawab tentang kata/
kesimpulan materi pertanyaan yang kalimat
c. Mengakhiri pertemuan diajukan
dan menjawab salam  Mendengar
 Memperhatikan
 Menjawab salam
7. Evaluasi
Diharapkan ibu nifas dan keluarganya mampu :
a. Menjelaskan tentang pengertian Perdarahan Pasca Salin
b. Menjelaskan tentang penyebab Perdarahan Pasca Salin
c. Menjelaskan tentang penanganan dan pencegahan Perdarahan Pasca Salin
Lampiran

MATERI
PERDARAHAN PASCA SALIN

1. Pengertian Perdarahan Post Partum


Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam 24 jam
setelah anak lahir (Rustam Mochtar, 2012).
Hemoragi Postpartum (PPH) adalah kehilangan darah sebanyak 500 ml atau lebih
dari traktus genitalia setelah melahirkan (Modul Kebidanan Nifas : Hemoragi
Postpartum, 2012).
Perdarahan post partum adalah Perdarahan yang melebihi 500 ml setelah bayi
lahir (Wiknjosastro,2008).
Perdarahan pasca persalinan adalah kehilangan darah lebih dari 500 ml melalui
jalan lahir yang terjadi selama atau setelah persalinan kala III (Yetti, 2010).
Perdarahan pasca persalinan ialah perdarahan lebih dari 500 ml yang terjadi
setelah lahirnya bayi (Achadiyat, 2004).
Perdarahan Post partum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
a. Early Postpartum (perdarahan dini) : Terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir.
b. Late Postpartum (perdarahan terlambat) : Terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah
bayi lahir.
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi
perdarahan post partum :
a. Menghentikan perdarahan.
b. Mencegah timbulnya syok.
c. Mengganti darah yang hilang.

2. Penyebab Perdarahan Post Partum


Penyebab perdarahan dibagi dua sesuai dengan jenis perdarahan yaitu :
a. Penyebab perdarahan paska persalinan dini :
1) Perlukaan jalan lahir : ruptur uteri, robekan serviks, vagina dan perineum, luka
episiotomi.
2) Perdarahan pada tempat menempelnya plasenta karena : atonia uteri, retensi
plasenta, inversio uteri.
3) Gangguan mekanisme pembekuan darah.
b. Penyebab perdarahan pasca persalinan terlambat biasanya disebabkan oleh sisa
plasenta atau bekuan darah, infeksi akibat retensi produk pembuangan dalam uterus
sehingga terjadi sub involusi uterus.

3. Faktor predisposisi Perdarahan Post Partum


Beberapa kondisi selama hamil dan bersalin dapat merupakan faktor predisposisi
terjadinya perdarahan paska persalinan, keadaan tersebut ditambah lagi dengan tidak
maksimalnya kondisi kesehatannya dan nutrisi ibu selama hamil. Oleh karena itu faktor-
faktor haruslah diketahui sejak awal dan diantisipasi pada waktu persalinan :
1. Trauma persalinan
Setiap tindakan yang akan dilakukan selama proses persalianan harus diikuti
dengan pemeriksaan jalan lahir agar diketahui adanya robekan pada jalan lahir dan
segera dilakukan penjahitan dengan benar.
2. Atonia Uterus
Atonia Uteri adalah suatu kondisi dimana Myometrium tidak dapat
berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat
melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. (Apri, 2007). Pada kasus yang diduga
berisiko tinggi terjadinya atonia uteri harus diantisipasi dengan pemasangan infus.
Demikian juga harus disiapkan obat uterotonika serta pertolongan persalinan kala III
dengan baik dan benar.
3. Sisa jaringan/ selaput plasenta/ retensio plasenta.
4. Kelainan pembekuan darah
Meskipun jarang tetapi bila terjadi sering berakibat fatal, sehingga perlu
diantisipasi dengan hati-hati dan seksama.

4. Patofisiologi Perdarahan Post Partum


Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah didalam uterus masih
terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam stratum spongiosum
sehingga sinus-sinus maternalis ditempat insersinya plasenta terbuka.
Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka tersebut akan
menutup, kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah sehingga perdarahan
akan terhenti. Adanya gangguan retraksi dan kontraksi otot uterus, akan menghambat
penutupan pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan yang banyak. Keadaan
demikian menjadi faktor utama penyebab perdarahan paska persalinan. Perlukaan yang
luas akan menambah perdarahan seperti robekan servix, vagina dan perineum.
5. Gambaran klinik Perdarahan Post Partum / Gejala Perdarahan Post Partum
Untuk memperkirakan kemungkinan penyebab perdarahan paska persalinan
sehingga pengelolaannya tepat, perlu dibenahi gejala dan tanda sebagai berikut :
a. Uterus tidak berkontraksi dan lembek.
b. Perdarahan segera setelah bayi lahir.
c. Retensio plasenta.
d. Pucat, lemah, menggigil.
e. Syok.
6. Penanganan Perdarahan Post Partum
a. Segera peiksa ke fasiitas kesehatan terdekat jika dijumpai tanda dan gejala
perdarahan pasca salin
b. Jika jumpai kontraksi rahim lembek maka dilakukan penekanan rahim dari luar
perut.
c. Eksplorasi jalan lahir oleh tenaga kesehatan jika diduga ada sisa plasenta yang
tertinggal atau robekan jalan lahir.
d. Pemeriksaan darah untuk menilai kadar haemoglobin dalam darah untuk
mengantisipasi anemia karena kekurangan banyak darah yang bisa menjadi syok.

7. Pencegahan Perdarahan Post Partum


a. Meningkatkan kesehatan ibu, sehingga tidak terjadi anemia semasa kehamilan.
b. Melakukan persiapan pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan.
c. Pertolongan persalinan aseptik di fasilitas kesehatan.
d. Pemeriksaan kelengkapan plasenta dan selaput ketuban pasca persalinan secara
cermat.
e. Robekan jalan lahir diperbaiki secara benar

Anda mungkin juga menyukai