Oleh
Yunila Rahmah
Dwi Ayu Zantyka
Qonita Hanifah
III. Target
1. Pasien dapat menjawab pertanyaan seputar persiapan persalinan, tanda persalinan,
tanda bahaya kehamilan
2. Peserta antusias terhadap penyuluhan yang diberikan.
IV. Materi
(terlampir)
V. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VI. Media
1. Leaflet
2. Powerpoint
VII. Pengorganisasian
Penyaji : Yunila
Moderator : Dwi
Fasilitator : Qonita
Notulen : Dwi
Dokumentasi : Qonita
B. Suami Siaga
1. Pengertian Suami Siaga
Suami siaga yaitu kewaspadaan suami untuk menjaga kesehatan dan keselamatan
istrinya yang sedang hamil sampai dengan persalinannya. Suami siaga senantiasa siap
memberikan yang terbaik untuk istri dan janinnya, sebagai suami siaga harus siap dan
ikhlas untuk memeriksakan kehamilan istrinya dan ikut mempersiapkan persalinan
dengan tenaga medis (Nurani, 2003).
Suami siaga adalah seorang suami dengan istri yang sedang hamil diharapkan siap
mewaspadai setiap resiko kehamilan yang muncul, menjaga agar istri tidak melakukan
hal-hal yang mengganggu kesehatan dan kehamilannya, serta segera mengantar ke
rujukan terdekat bila ada tanda-tanda komplikasi kehamilan (Lemar, 2006).
Suami siaga adalah kondisi kesiagaan suami untuk menjaga kesehatan dan
keselamatan istri dalam merencanakan dan menghadapi kehamilan, persalinan dan nifas
terhadap (Nikita, 2010). Pengertian suami siaga secara rinci adalah :
Siap :
a) Secara mental. Ketika ibu sedang menghadapi persalinan, suami mempersiapkan
mentalnya untuk memberikan dukungan atau semangat kepada istri.
b) Secara fisik, suami mempersiapkan untuk menjaga dan melindungi istrinya.
c) Secara material, suami mempersiapkan dana untuk persalinan istrinya.
Antar :
Suami mengantarkan istri ketika ia merasakan adanya tanda-tanda dan gejala persalinan.
Jaga :
Suami menjaga istri ketika menghadapi persalinan (Syafrudin, 2009).
Dalam konsep suami siaga, seorang suami dengan istri yang sedang hamil
diharapkan siap mewaspadai setiap risiko kehamilan yang muncul, menjaga agar istri
tidak melakukan hal-hal yang mengganggu kesehatan dan kehamilannya, serta segera
mengantar ke rujukan terdekat bila ada tanda-tanda komplikasi kehamilan.
Untuk menjadi suami yang benar-benar siaga, harus dibekali dengan pengetahuan
tentang beberapa hal berikut :
a) Upaya menyelamatkan ibu hamil.
b) 3 TERLAMBAT, yaitu terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan,
terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat mendapatkan pertolongan di
fasilitas kesehatan.
c) 4 TERLALU, yaitu terlalu muda saat hamil, terlalu tua untuk hamil, terlalu banyak
anak dan terlalu dekat usia kehamilan.
d) Perawatan kehamilan, tabungan persalinan, donor darah, tanda bahaya kehamilan,
persalinan dan nifas, serta pentingnya pencegahan dan mengatasi masalah kehamilan
secara tepat.
e) Transportasi siaga dan pentingnya rujukan.
Dengan demikian perhatian suami dan keluarga bertambah dalam memahami dan
mengambil peran yang lebih aktif serta memberikan kasih sayang pada istri terutama pada
saat sebelum kehamilan, selama kehamilan, persalinan dan sesudah persalinan.
2. Partisipasi suami sebagai suami siaga
a) Membantu mempertahankan dan meningkatkan kesehatan istri yang sedang hamil.
1) Memberikan perhatian dan kasih sayang kepada istri.
2) Mengajak dan mengantar istri untuk memeriksakan kehamilan ke fasilitas
kesehatan terdekat minimal 4 kali.
3) Memenuhi kebutuhan gizi bagi istrinya agar tidak terjadi anemia dan memperoleh
istirahat yang cukup.
4) Mempelajari gejala komplikasi pada kehamilan seperti darah tinggi, kaki bengkak,
perdarahan, konsultasi dalam melahirkan, infeksi dan sebagainya.
5) Menyiapkan biaya transportasi.
6) Melakukan rujukan ke fasilitras kesehatan yang lebih lengkap sedini mungkin bila
terjadi hal- hal yang menyakut kesehatan kehamilan dan kesehatan janin misal
perdarahan.
7) Menentukan tempat persalinan (fasilitas kesehatan) sesuai dengan kemampuan
dan kondisi daerah masing-masing.
b) Merencanakan persalinan yang aman
1) Menentukan tempat pertolongan persalinan.
2) Menginformasikan keluhan kehamilan istri kepada petugas kesehatan.
3) Menginformasikan riwayat kehamilan istri
4) Mengetahui tanda-tanda istri yang akan melahirkan seperti keluarnya cairan air
bening dari vagina, dan mulai terasa sakit di perut.
5) Mengetahui hal-hal yang harus dipersiapkan oleh istri menjelang persalinan
6) Mendukung upaya rujukan paska persalinan bila diperlukan
c) Menghindariketerlambatan dalam pertolongan medis
Partisipasi suami yang dioperlukan oleh istri pada saat hamil antara lain suami harus
dapat menghindari 3T (Terlambat) yaitu : terlambat mengambil keputusan, terlambat
ke tempat pelayanan dan terlambat mengambil keputusan, terlambat ke tempat
pelayanan dan terlambat memeproleh pertolongan medis. Sehingga suami hendaknya
waspada dan bertindak jika melihat tanda-tanda bahaya kehamilan.
Untuk meghindari kematian ibu hamil yang disebabkan oleh komplikasi akibat
kehamilan (perdarahan, infeksi, dll) maka partisipasi suami sangat diharapkan yang
dapat terwujudnya dalam bentuk suami siaga yaitu :
1) Siap, suami hendaknya waspada dan bertindak atau mengantisipasi jika melihat
tanda bahaya kehamilan
2) Antar, suami hendaknya merencanakan angkutan dan menyediakan donor darah
jika dieprlukan
3) Jaga, suami hendaknya mendampinmgi istri selama proses dan selesai persalinan.
d) Membantu Perawatan Ibu dan Bayi Setelah Persalinan
Partisipasi suami dalam hal ini antara lain :
1) Mengetahui apa yang dimaksud dengan masa nifas
2) Mengetahui apa yang yang perlu diperhatikan untk menjaga kebersihan istri pada
nifas
3) Mengingatkan dan mendorong istri agar memebrikan ASI Ekslusif tanpa susu
formnual dan makanan tambahan lain selama enam bulan kepada anaknya
4) Menemani istri untuk membawa bayinya mendapatkan imuniasi sebelum bayti
umur 1 bulan dan seterusya untum mendapatkan imunisai lengkap
5) Memotivasi istri agar menyusi bayinya selama 2 tahun
6) Merencanakan dan menentukan salah satu alat / cara kontrasepsi untuk mengatur
jarak kelahiran
7) Memotivasi istri nagar memperhatikan makanan dan gizi yang dibutuhkan oleh
ibu dan bayi
8) Memberikan motivasi istri untuk memeriksakan kesehatn ibu dan bayi secara rutin
ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat
9) Memotivasi atau mengajak istri agar aktif dalam kegiatan Bina Keluarga Balita
(BKB) di lingkungannya (Drs. Bambang Agus Suryono, MM, 2008).
3. Langkah menjadi Suami Siaga
a) Pertama. Suami menyediakan kebutuhan semua kebutuhan pangan istri demi
pertumbuhan janin dengan cara memberikan tambahan vitamin, penambah darah,
serta kalsium. Suami rajin mengontrol pola makan istri, menyediakan makanan ekstra
berkualitas dan memberikan motivasi kepada istri untuk rajin mengkonsumsi
makanan makan bergizi tersebut.
b) Kedua. Suami memberikan kasih sayang dan perhatian, serta berperan dan turut
menjaga kesehatan kejiwaan istri agar tetap stabil, tenang dan bahagia. Memberikan
perhatian penuh kepada istri misalnya, mendiskusikan perkembangan yang terjadi
pekan demi pekan, bersama-sama mencari informasi mengenai kehamilan dan
pendidikan anak, menemani istri untuk memeriksakan kehamilan setiap bulan,
mendiskusikan rencana-rencana ke depan bagi calon bayi, hingga menyempatkan diri
secara rutin mengelus perut istrinya sambil mengucapkan kalimat kasih sayang.
c) Ketiga : Suami memberikan hak-hak istimewa kepada istri selama hamil, seperti :
mengambil sebagian dari tugas istri bila anda tidak memilki seorang pembantu
dengan mencuci pakaian atau menyetrika baju.
d) Keempat : Suami mengajak istri untuk mendengarkan irama musik klasik, karena
suara-suara lembut bisa merangsang pertumbuhan otak dan kecerdasan anak.
e) Kelima : Suami ikut terlibat dalam mempersiapkan saat-saat kelahiran janin, misalnya
menyediakan biaya persalinan, kebutuhan hidup calon bayi hingga kesehatan ibu.
f) Keenam : Suami membantu kesiapan dan kekuatan mental istri untuk melahirkan,
suami harus memberikan perhatian, dorongan, serta motivasi kepada istri menghadapi
masa sulit ini. Beberapa cara bisa ditempuh, seperti mengikutkan istri ke dalam kelas
pelatihan prenatal (pendidikan prakelahiran) yang diselenggarakan di rumah sakit,
hingga turut menemani proses kelahiran itu sendiri.
g) Ketujuh : Suami ikut hadir saat proses kelahiran, karena kehadiran suami meski
sekedar menemani, memegang tangan akan memberikan dorongan dan menambah
kekuatan mental ekstra bagi istri.
DOKUMENTASI PENYULUHAN
LEAFLET
DAFTAR PUSTAKA