SATUAN ACARA
PENYULUHAN TANDA TANDA
BAHAYA NIFAS
Pokok Bahasan : Tanda Bahaya Nifas
Sasaran : ibu Hamil TM III dan Ibu Nifas
Waktu : 09.00 – 09.30 (30 menit)
Tanggal :
Pelaksana :
Tempat :
A. Latar Belakang
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil, bersalin dan nifas adalah masalah
besar di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25-30% kematian wanita usia
subur disebabkan oleh kehamilan persalinan dan nifas. Kematian saat melahirkan
biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak
pertahunnya meninggal saat hamil bersalin dan nifas. Di Asia Selatan wanita
Afrika 1 : 14, sedangkan di Amerika Utara hanya 1 : 6.366. Lebih dari 50% kematian di
negara berkembang sebenarnya dapat dicegah dengan teknologi yang ada serta biaya
Pada wanita atau ibu nifas, penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya masa nifas
sangat penting dan perlu, oleh karena masih banyak ibu atau wanita yang sedang hamil
atau pada masa nifas belum mengetahui tentang tandatanda bahaya masa nifas, baik
yang diakibatkan masuknya kuman kedalam alat kandungan seperti eksogen (kuman
datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh) dan endogen
(dari jalan lahir sendiri) (Rustam Mochtar, 1998). Hingga saat ini penyebab infeksi
bekuan darah, ketuban pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi 6 jam,
keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum yaitu perdarahan antepartum dan post
partum, anemia pada sat kehamilan, malnutrisi, kelelahan, dan ibu hamil dengan
penyakit infeksi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus :
Setelah ceramah dan tanya jawab selama 20 menit diharapkan audiens mampu:
C. Materi
D. Sasaran
E. Metode
F. Media
lOMoARcPSD|32719958
2. 1. Mengucapkan 1. Menjawab 10
2. Memperkenalkan 2. menyimak
diri
3. Menyampaikan
tujuan khusus
4. Kontrak waktu
dengan sasaran
3. Kerja 1. Menjelaskan 1. Tanya jawab 10
2. Menjelaskan disampaikan
bahaya nifas
3. Menjelaskan tanda –
kesimpulan 2. Menjawab
3. Menutup
penyuluhan
mengucapkan
terimakasih dan
salam
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E.R. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press.
Depkes. 2009. Menkes Buka Rakernas : Kebersamaan Pusat dan Daerah dalam
Kemandirian Pembangunan Kesehatan Menuju Rakyat Sehat dan Negara Kuat . Available
from : http : // www.google.co.id.
Eny. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press.
Manuaba, I.B.G. 2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
. 2008. Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi dan ObstetriGinekologi
Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Pamilih,
Ns. 2006. Manajemen Komplikasi Kehamilan dan Persalinan. Jakarta :EGC.
Prawirohardjo, S. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal . Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
berakhir kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil) yaitu pemulihan dari perubahan
anatomis dan fisiologis yang berlangsung selama kira-kira 6-12 minggu setelah kelahiran
anak (Hutahaean, 2009; Sulistyawati, 2009).
Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda yang abnormal yang
mengindikasikan adanya bahaya atau komplikasi yang dapat terjadi selama masa nifas,
apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu
(Pusdiknakes, 2003).
Penanganan :
2. Peritonitis umum.
Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat pathogen dan
merupakan penyakit berat.Suhu meningkat menjadi tinggi, nadi cepat dan kecil,
perut kembung dan nyeri, ada defense musculaire. Muka penderita yang mula-
mula kemerahan menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin, terdapat apa
yang dinamakan facies hippocratica. Mortalitas peritonitis umum tinggi
(Prawirohardjo, 2007).
Penanganan :
Pengobatan dilakukan dengan pengisapan nasogastrik, pasang infuse
intravena, berikan kombinasi antibiotic sampai ibu tidak demam selama 48 jam
( ampisilin 2 g melalui intravena setiap 6 jam, ditambah gentamisin 5 mg/kg
berat badan melalui intravena setiap 24 jam, ditambah metronidazol 500 mg
lOMoARcPSD|32719958
a) Istirahat baring.
d) Jika ada syok segera beri pengobatan, sekalipun tidak jelas gejala syok
harus waspada untuk menilai berkala karena kondisi ini dapat memburuk
dengan cepat (Prawirohardjo, 2002).
DAFTAR HADIR
Hari/Tanggal : …………………..
No NAMA TTD