Anda di halaman 1dari 21

PROGRAM PROFESI NERS STASE MATERNITAS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN BANJARMASIN


DI RSUD Dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
POST NATAL CARE (PNC)
Bahasan

: Tanda dan Bahaya pada Ibu Nifas

Sub Pokok Bahasan

: 1. Pengertian Tanda Bahaya Nifas secara Umum


2. Jenis - jenis Tanda Bahaya Nifas beserta penjelasan
3. Pencegahan dan Penatalaksanaan Tanda Bahaya

Hari / Tgl

: Kamis, 21 April 2016

Waktu

: 09.00 09.30 WITA

Sasaran

: Ibu Hamil Trimester III dan Pendamping

Tempat

: Poli Kandungan RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh

A. Pendahuluan
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil, bersalin dan nifas adalah
masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25-30% kematian
wanita usia subur disebabkan oleh kehamilan persalinan dan nifas. Kematian saat
melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa
puncak produktivitasnya. Tahun 1996 WHO memperkirakan lebih dari 585.000
ibu pertahunnya meninggal saat hamil bersalin dan nifas. Di Asia Selatan wanita
kemungkinan 1 : 18 meninggal akibat kehamilan, persalinan dan nifas. Di negara
Afrika 1 : 14, sedangkan di Amerika Utara hanya 1 : 6.366. Lebih dari 50%

kematian di negara berkembang sebenarnya dapat dicegah dengan teknologi yang


ada serta biaya relatif rendah (Prawirohardjo, 2002).
Pada wanita atau ibu nifas penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya masa
nifas sangat penting dan perlu, oleh karena masih banyak ibu atau wanita yang
sedang hamil atau pada masa nifas belum mengetahui tentang tanda-tanda
bahaya masa nifas, baik yang diakibatkan masuknya kuman kedalam alat
kandungan seperti eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari
tempat lain dalam tubuh) dan endogen (dari jalan lahir sendiri) (Rustam Mochtar,
2005).
Hingga saat ini penyebab infeksi nifas diantaranya adalah persalinan
berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar, tindakan operasi persalinan,
tertinggalnya plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah, ketuban pecah dini
atau pada pembukaan masih kecil melebihi 6 jam, keadaan yang dapat
menurunkan keadaan umum yaitu perdarahan antepartum dan post partum,
anemia pada saat kehamilan, malnutrisi, kelelahan dan ibu hamil dengan
penyakit infeksi (Manuaba, 2007).
B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mendapatkan penyuluhan, ibu dan pendamping diharapkan mengerti,
mengetahui dan memahami materi penyuluhan tentang tanda bahaya pada ibu
nifas.

C. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan ibu dan pendamping :
1.

Mengerti dan mengetahui secara dini tanda dan gejala bahaya masa
nifas

2.

Mengerti dan memahami pencegahan bahaya yang mungkin terjadi di


masa nifas

3.

Mengetahui penatalaksanaan tanda bahaya masa nifas

D. Materi Pembelajaran
Pokok Bahasan

: Tanda dan Bahaya pada Ibu Nifas

Sub Pokok Bahasan

: 1. Pengertian Tanda Bahaya Nifas secara Umum


2. Jenis - jenis Tanda Bahaya Nifas beserta penjelasan
3. Pencegahan dan Penatalaksanaan Tanda Bahaya

E. Metode Pembelajaran
1. Presentasi
2. Tanya jawab
3. Pre-test & Post-test

F. Media
1. LCD
2. Leaflet

G.

Setting Tempat

Keterangan :
Leader

Co leader

Fasilitator

Observer

Ibu dan pendamping

H. Pengorganisasian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pembimbing Lahan
Pembimbing Akademik
Leader
Co Leader
Observer 1
Observer 2
Fasilitator 1
Fasilitator 2

: Ermadayanti, S.Kep., Ners


: Theresia Labetubun, A. Per. Pen.
: Maria Octa Wijayanti, S. Kep
: Maria Asumta Ira, S. Kep
: Dwi Natalia Ainaikeh, S.kep
: Rianti, S. Kep
: Rio Cipto Malindo, S.Kep
: Cucan Purnamasari, S. Kep

I. Tugas Masing-Masing
1.
2.

Leader
Co Leader

: Memimpin jalannya penyuluhan


: Menyajikan materi penyuluhan

3.

Observer

4.

Fasilitator

: Mencatat, mengevaluasi dan mendokumentasikan


pelaksanaan kegiatan
: Mendampingi dan mengarahkan ibu dan pendamping saat
penyuluhan

J. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
Pembukaa
n

Waktu
09.00 - 09.05

Kegiatan
1. Memberi salam dan
perkenalan
2. Menjelaskan tujuan
3. Menjelaskan prosedur
dan kontrak waktu
4. Menggali pengetahuan
yang dimiliki ibu

Feedback
1. Ibu
menja
wab
salam
2. Ibu
menyi
mak
materi
penyul
uhan

tentang tanda bahaya


Kegiatan

09.06 - 09.25

Penutup

09.26 - 09.30

pada ibu nifas


1. Menyampaikan materi
penyuluhan
2. Mengadakan diskusi
dan memberi
kesempatan kepada
ibu dan pendamping
untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan
4. Memberikan
Pertanyaan
1. Menyimpulkan materi
2. Mengakhiri
pertemuan
3. Memberikan salam

1. Ibu menyimak
materi penyuluhan
2. Ibu ikut aktif
berdiskusi dan
mengajukan
pertanyaan
3. Ibu menyimak
jawaban
4. Ibu menjawab
pertanyaan
1. Ibu menyimak
2. Ibu menjawab
salam

K. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Semua peserta hadir dalam kegiatan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
c. Pengorganisasian dilakukan 2 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan.
2.
Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan penyaji.
b. Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung.
c. Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
3.

Evaluasi hasil
a. Peserta memahami materi yang telah disampaikan.
b. Ada umpan balik positif dari peserta seperti menjawab pertanyaan yang
diajukan penyaji dan menanyakan hal yang belum dimengerti.

L.

Pustaka
Ambarwati, E.R. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra Cendikia
Press.
Depkes. 2009. Menkes Buka Rakernas : Kebersamaan Pusat dan Daerah dalam
Kemandirian Pembangunan Kesehatan Menuju Rakyat Sehat dan Negara
Kuat. Available from : http : // www.google.co.id.
Eny. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press.
Manuaba, I.B.G. 2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
_____________. 2008. Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi dan ObstetriGinekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Pamilih, Ns. 2006. Manajemen Komplikasi Kehamilan dan Persalinan. Jakarta.


EGC.
Prawirohardjo, S. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
M.Lampiran
1

Materi

LAMPIRAN

TINJAUAN PUSTAKA
TANDA-TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS
A. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar
dan berakhir kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil) yaitu pemulihan
dari perubahan anatomis dan fisiologis yang berlangsung selama kira-kira 6-12
minggu setelah kelahiran anak (Hutahaean, 2009; Sulistyawati, 2009).

B. Pengertian Tanda Bahaya Nifas


Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda yang abnormal yang
mengindikasikan adanya bahaya atau komplikasi yang dapat terjadi selama masa
nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian
ibu (Pusdiknakes, 2003).

C. Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah sebagai berikut:


1. Perdarahan pasca persalinan (post partum)
Perdarahan pasca persalinan (post partum) adalah perdarahan yang
melebihi 500 600 ml setelah bayi lahir (Eny, 2009). Menurut waktu
terjadinya dibagi atas dua bagian yaitu :
a. Perdarahan post partum primer (Early post partum hemorrhage) yang
terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir. Penyebab utama adalah atonia
uteri, retensio placenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir.
b. Perdarahan post partum sekunder (Late post partum hemorrhage)
yang terjadi setelah 24 jam. Penyebab utamanya adalah sub involusi,
infeksi nifas dan sisa plasenta. Menurut Manuaba (2005), perdarahan post
partum merupakan penyebab penting kematian maternal.
Faktor-faktor penyebab perdarahan post partum adalah:
a. Paritas lebih dari 5
b. Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun
c. Persalinan yang dilakukan dengan tindakan yaitu pertolongan kala uri

sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh dukun, persalinan dengan


tindakan paksa (Notoatmodjo, 2008).
Untuk mengatasi kondisi ini dilakukan penanganan umum dengan
perbaikan keadaan umum dengan pemasangan infus, transfusi darah,
pemberian antibiotik, dan pemberian uterotonika. Pada kegawatdaruratan
dilakukan rujukan ke rumah sakit (Manuaba, 2008).

2. Lochea yang berbau busuk


Lochea adalah sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam
masa nifas. Sedangkan lochea yang berbau busuk adalah sekret yang berasal
dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas yang berupa cairan seperti
nanah yang berbau busuk (Prawirohardjo, 2007).
Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta rest. Plasenta rest
merupakan bentuk perdarahan pasca partus berkepanjangan sehingga
pengeluaran lochea disertai darah lebih dari 7 10 hari. Dapat terjadi
perdarahan baru setelah pengeluaran lochea normal, dan dapat berbau akibat
infeksi plasenta rest. Pada evaluasi pemeriksaan dalam terdapat pembukaan
dan masih dapat diraba sisa plasenta atau membrannya. Subinvolusi uteri
karena infeksi dan menimbulkan perdarahan terlambat (Manuaba, 2008).
Tindakan penanganan meliputi pemasangan infus profilaksis, pemberian
antibiotik adekuat, pemberian uterotonika (oksitosin atau metergin), dan
tindakan definitif dengan kuretase dan dilakukan pemeriksaan patologianatomik (Notoatmodjo, 2008).

3. Pengecilan rahim terganggu (Sub involusi uterus)


Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana
berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin menjadi 40-60 gram 6
minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau terganggu disebut sub
involusi (Eny, 2009).

Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta rest. Plasenta rest
merupakan bentuk perdarahan pasca partus berkepanjangan sehingga
pengeluaran lochea disertai darah lebih dari 7 10 hari. Dapat terjadi
perdarahan baru setelah pengeluaran lochea normal, dan dapat berbau akibat
infeksi plasenta rest. Pada evaluasi pemeriksaan dalam terdapat pembukaan
dan masih dapat diraba sisa plasenta atau membrannya. Subinvolusi uteri
karena infeksi dan menimbulkan perdarahan terlambat (Manuaba, 2008).
Pengobatan dilakukan dengan memberikan injeksi methergin setiap hari
ditambah ergometrin per oral. Bila ada sisa plasenta lakukan kuretase. Berikan
antibiotika sebagai pelindung infeksi (Prawirohardjo, 2005).

4. Nyeri pada perut dan pelvis


Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan komplikasi nifas
seperti peritonitis. Peritonitis adalah peradangan pada peritonium.
Peritonitis nifas bias terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapat
juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvika.
Selanjutnya pada kemungkinan bahwa abses pada sellulitis mengeluarkan
nanahnya ke rongga paritonium dan menyebabkan peritonitis (Prawirihardjo,
2007). Gejala klinik peritonoitis dibagi 2 yaitu :
a. Peritonitis terbatas pada daerah pelvis
Gejala-gejalanya tidak seberapa berat seperti pada peritonitis umum.
Penderita demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum tetap baik.
Pada pelvio peritonitis bisa terdapat pertumbuhan abses (Prawirohardjo,

2007).
b. Peritonitis umum
Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat pathogen dan
merupakan penyakit berat. Suhu meningkat menjadi tinggi, nadi cepat dan
kecil, perut kembung dan nyeri ada defense musculaire. Muka penderita
yang mula-mula kemerahan menjadi pucat, mata cekung, kulit muka
dingin, terdapat apa yang dinamakan facies hippocratica. Mortalitas
peritonitis umum tinggi (Prawirohardjo, 2007).
Pengobatan dilakukan dengan pengisapan nasogastrik, pasang infus
intravena, berikan kombinasi antibiotic sampai ibu tidak demam selama 48
jam ( ampisilin 2 g melalui intravena setiap 6 jam, ditambah gentamisin 5
mg/kg berat badan melalui intravena setiap 24 jam, ditambah metronidazol
500 mg melalui intravena setiap 8 jam) (Pamilih, 2006).

5. Pusing dan lemas yang berlebihan


Menurut Manuba (2005), pusing merupakan tanda-tanda bahaya pada
masa nifas, pusing bisa disebabkan oleh karena darah tinggi (sistol >140
mmHg dan diastole >110 mmHg).
Lemas yang berlebihan juga merupakan tanda-tanda bahaya, dimana
keadaan lemas disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya asupan
kalori sehingga ibu kelihatan pucat, tekanan darah rendah (sistol <100
mmHg diastole <60 mmHg). Penanganan gejala tersebut adalah :
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari.

b. Makan dengan diit berimbang untuk mandapatkan protein, mineral dan


vitamin yang cukup.
c. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.
d. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat setidaknya selama
40 hari pasca bersalin.
e. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan kadar
vitaminnya pada bayinya.
f. Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.

6. Suhu tubuh ibu > 380C


Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit baik
antara 37,20C-37,80C oleh karena reabsorbsi benda-benda dalam rahim
dan mulainya laktasi, dalam hal ini disebut demam reabsorbsi. Hal itu
adalah normal.
Namun apabila terjadi peningkatan melebihi 380C beturut-turut selama
2 hari kemungkinan terjadi infeksi. Infeksi nifas adalah keadaan yang
mencakup semua peradangan alat-alat genetalia dalam masa nifas
(Mochtar, 2002). Penanganan umum bila terjadi demam :
a.

Istirahat baring.

b.

Rehidrasi peroral atau infuse.

c.

Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu.

d.

Jika ada syok segera beri pengobatan, sekalipun tidak jelas gejala syok
harus waspada untuk menilai berkala karena kondisi ini dapat

memburuk dengan cepat (Prawirohardjo, 2002).

7. Payudara berubah menjadi merah, panas, dan terasa sakit


Pada masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan parenkim
kelenjar payudara (mastitis). Mastitis bernanah dapat terjadi setelah
minggu pertama pascasalin, tetapi biasanya tidak sampai melewati minggu
ke 3 atau ke 4 (Prawirohardjo, 2008).
Gejala awal mastitis adalah demam yang disertai menggigil, nyeri dan
takikardia. Pada pemeriksaan payudara membengkak, mengeras, lebih
hangat, kemerahan dengan batas tegas, dan disertai rasa nyeri
(Prawirohardjo, 2008). Penanganan utama mastitis adalah :
a.

Memulihkan keadaan dan mencegah terjadinya komplikasi yaitu


bernanah (abses) dan sepsis yang dapat terjadi bila penanganan
terlambat, tidak cepat, atau kurang efektif.

b.

Susukan bayi sesering mungkin.

c.

Pemberian cairan yang cukup, anti nyeri dan anti inflamasi.

d.

Pemberian antibiotic 500 mg/6 jam selama 10 hari.

e.

Bila terjadi abses payudara dapat dilakukan sayatan (insisi) untuk


mengeluarkan nanah dan dilanjutkan dengan drainase dengan pipa agar
nanah dapat keluar terus.

8. Perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya (baby blues)


Ada kalanya ibu mengalami parasaan sedih yang berkaitan dengan

bayinya. Keadaan ini disebut baby blues, yang disebabkan oleh perubahan
perasaan yang dialami ibu saat hamil sehingga sulit menerima kehadiran
bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan respon alami terhadap rasa
lelah yang dirasakan, selain itu juga karena perubahan fisik dan emosional
selama beberapa bulan kehamilan (Eny, 2009). Gejala-gejala baby blues
antara lain :

a. Menangis.
b. Mengalami perubahan perasaan.
c. Cemas.
d. Kesepian.
e. Khawatir mengenai sang bayi.
f. Penurunan gairah sex, dan kurang percaya diri terhadap kemampuan
menjadi seorang ibu.
Penanganan bila terjadi baby blues yaitu hilang tanpa pengobatan,
pengobatan psikologis dan antidepresan, konsultasi psikiatrik untuk
pengobatan lebih lanjut (tiga bulan) (Manuaba, 2008).

9. Depresi masa nifas (depresi postpartum)


Depresi masa nifas adalah keadaan yang amat serius. Hal ini
disebabkan oleh kesibukannya yang mengurusi anak-anak sebelum
kelahiran anaknya ini. Ibu yang tidak mengurus dirinya sendiri, seorang ibu
cepat murung, mudah marah-marah (Eny, 2009). Gejala-gejala depresi

masa nifas adalah :


a. Sulit tidur bahkan ketika bayi sudah tidur.
b. Nafsu makan hilang.
c. Perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol.
d. Terlalu cemas atau tidak perhatian sama sekali pada bayi.
e. Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi.
f. Pikiran yang menakutkan mengenai bayi
g. Sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan pribadi.
h. Gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan berdebardebar.

SATUAN ACARA PENYULUHAN


POST NATAL CARE (PNC)

Disusun Oleh:
Maria Octa Wijayanti, S.Kep

NIM 113063J115050

Dwi Natalia Ainaikeh, S.Kep

NIM 113063J115022

Rio Cipta Malindo, S.Kep

NIM 113063J115066

Cucan Purnamasari, S.Kep

NIM 113063J115014

Maria Asumpta Ira, S.Kep

NIM 113063J115048

Rianti, S.Kep

NIM 113063J115064

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN


PROGRAM PROFESI NERS
BANJARMASIN
2016
LEMBAR KONSULTASI
Hari/ Tanggal

Materi Bimbingan

Paraf

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kami
dapat menyelesaikan Laporan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Breast Care di
Ruang Mutiara (Nifas) RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Pembimbing Lahan dan
Pembimbing Akademik yang telah membimbing kami dalam penyusunan Laporan
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Breast Care.
Semoga Laporan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Breast Care ini dapat
berguna bagi mahasiswa yang akan melakukan penyuluhan tentang Breast Care
selanjutnya.

Banjarmasin, April 2016


Penyusun
Kelompok 3

LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Breast Care telah diperiksa dan
disetujui.

Banjarmasin, 5 April 2016


Menyetujui,

CI Akademik

CI Lahan

Anda mungkin juga menyukai