Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PROSEDUR KHUSUS

PEMASANGAN BEDSIDE MONITOR


DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG
BOYOLALI

Oleh :

Roisul Fahmi Ilyas


P1337420618085

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN 
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2021/2022
1. PENGERTIAN PROSEDUR
Bedside monitor adalah suatu alat yang difungsikan untuk
memonitor kondisi fisiologis pasien seperti vital sign pasien,  berupa detak
jantung, nadi, tekanan darah, temperatur bentuk pulsa jantung . Dimana proses
monitoring tersebut dilakukan secara nyata, sehingga dapat diketahui
kondisi fisiologis pasien pada saat itu juga. (Terry Chynthia Lee & Weaver
Aurora, 2011)

2. INDIKASI PROSEDUR
Indikasi pemasangan pasien monitor/ beside monitor adalah pasien
dengan krisis atau kegagalan pada beberapa sistem, yaitu:
a. sistem pernapasan
b. sistem hemodinamik
c. sistem syaraf pusat
d. sistem endokrin dan metabolik
e. over dosis obat, reaksi obat dan keracunan,
f. sistem pembekuan darah, dan infeksi berat (sepsis)
g. Pemantauan penyakit lain
1) Syok
2) Infark Miokard akut disertai :
a) Gagal jantung
b) Sakit dada berulang
c) Hipotensi / Hipertensi
3) Edema paru
4) Gagal jantung kanan
5) Pasca operasi jantung
6) Penyakit katup jantung/ ruptur septum ventrikel
7) Temponade jantung
8) Gagal nafas akut
9) Hipertensi pulmonal
10) Sarana pemberian cairan dan obat
3. ALAT DAN BAHAN PROSEDUR
a. Modul elektroda
b. Parameter sesuai kebutuhan
c. Monitor dan kabel penghubung

Parameter bedside monitor:


a. EKG adalah pemeriksaan aktivitas kelistrikan jantung, dalam
pemeriksaan EKG ini juga termasuk pemeriksaan “Heart Rate” atau
detak jantung pasien dalam satu menit.
b. Respirasi adalah pemeriksaan irama nafas pasien dalam satu menit
c. Saturasi darah / SpO2, adalah kadar oksigen yang ada dalam darah.
d. Tensi / NIBP (Non Invasive Blood Pressure) / Pemeriksaan tekanan
darah.

4. SISTEMATIKA PROSEDUR
Berikut adalah prosedur menurut (Jevon, Ewens, & Pooni, 2013)
a. Mempersiapkan alat
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
kepada keluarga pasien dan pasien
c. Menjaga privasi pasien dengan menutup tirai
d. Mendekatkan alat
e. Menghubungkan alat dengan sumber listrik
f. Menghidupkan monitor dengan menekan tombol ON, pastikan alat
hidup dan dapat digunakan.
g. Mengatur atau set rentang nilai untuk tekanan darah HR, RR, suhu set
EKG yang ditampilkan pada lead II, set rentan nilai SpO2, set volume
alarm.
h. Membuka baju bagian depan pasien.
i. Memasang elektroda dan hubungkan kabel elektroda pada 3 elektroda
yang sesuai. Lead I (merah) pada IC 2 dextra, Lead II (kuning) pada IC
2 sinistra dan Lead III (hijau) pada IC 8 sinistra.
j. Menutup baju pasien
k. Memasang manset untuk tekanan darah.
l. Memasang pulse oksimetri pada ibu jari / jari telunjuk pasien
m. Lakukan monitoring, catat hasil monitoring pada lembar
perkembangan pasien.
n. Setelah pengoperasian selesai matikan alat dengan menekan tombol
ON/OFF
o. Lepaskan penghubung daya
p. Membereskan alat – alat

5. HASIL PELAKSANAAN PROSEDUR


Pada hari Senin, 4 April 2020, pukul 09.00 WIB datang pasien
dengan kasus kecelakaan lalu lintas. Pasien mengalami cidera kepala
dengan kasus perdarahan hingga merobek jaringan kulit klien. Klien
masuk dalam triage merah, dengan RR >20x/menit dan perdarahan pada
kepala. Untuk memnonitor tanda-tanda vital klien maka klien dipasangi
bedside monitor dengan memasang manset tensimeter dan memasang
oksimeter. Dan didapatkan hasil sebagai berikut.
TD : 151/123 mmHg
MAP : 132 mmHg
RR : 101
SPO2 : 90%
6. HAL–HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah ketepatan dalam
pemasangan alat-alat monitoring terhadap pasien dan dalam
mengoperasikan alat serta perhatikan protap pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA

Jevon, P., Ewens, B., & Pooni, J. S. (2013). Monitoring the Critically III Patient:
Third Edition. In Monitoring the Critically III Patient: Third Edition.
https://doi.org/10.1002/9781118702932
Terry Chynthia Lee & Weaver Aurora. (2011). Keperawatan Kritis Demystified.
Keperawatan Kritis, 12.

Anda mungkin juga menyukai