OLEH :
Hamid
M.Irfan Maruf
Mela Dian M.
Pit Sumardi
Windy Puspita S.
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan informasi kepada semua
pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
1.2.
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
2.2. Implikasi Keperawatan
2.3. Diagnosa Keperawatan
2.4. Implementasi
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hipnotik-sedatif adalah obat depresan SSP yang tidak selektif, efek mulai ringan berat
(hilangnya kesadaran, anestesi, koma, mati).
Psikotropika adalah obat yang bekerja pada atau mempengaruhi fungsi psikis, kelakuan atau
pengalaman. Psikotropika adalah obat simptomatik, karena patofisiologi penyakit jiwa belum
jelas. ECT (Elektro Convulsive Therapy) masih digunakan untuk terapi depresi berat dengan
kecenderungan bunuh diri.
Obat-obatan maka ini diproduksi untuk keperluan dunia medis untuk keprluan pengobatan.
Karena daya kerjanya obat-obatan tersebut sangatlah keras, sehingga penggunaannyapun harus
diawasi dan melalui resep dokter.
Obat-obatan yang dimaksud jika disalah gunakan akan berpengaruh dan merusak psikis maupun
fisik dari si pemakai dan mengakibatkan ketergantungan sebagaimana narkotika lainnya.
1.1 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Hipnotik-sedatif adalah obat depresan SSP yang tidak selektif, efek mulai ringan berat
(hilangnya kesadaran, anestesi, koma, mati). Sedatif digunakan dalam pengobatan cemas.
Hipnotik digunakan untuk pengobatan insomnia. Ada yang berfungsi antikonvulsan: klorazepat,
diazepam, fenobarbital.
Penggolongan obat-obatan hipnotik-sedatif :
Psikotropika adalah obat yang bekerja pada atau mempengaruhi fungsi psikis, kelakuan atau
pengalaman. Psikotropika adalah obat simptomatik, karena patofisiologi penyakit jiwa belum
jelas. ECT (Elektro Convulsive Therapy) masih digunakan untuk terapi depresi berat dengan
kecenderungan bunuh diri.
Penggolongan obat-obatan psikotropika :
Anti Depresi
Insomnia: kaji pola tidur sebelum, dan secara periodik selama terapi
Kecemasan: kaji tingkat kecemasan dan sedasi (ataksia, pusing dan bicara tidak jelas)
sebelum, dan secara periodik selama terapi.
Kejang: observasi dan catat intensitas, durasi dan karakteristik kejang, lakukan tindakan
kewaspadaan terhadap kejang
Spasme otot: kaji spasme otot, nyeri yang menyertai, dan keterbatasan gerak sebelum dan
selama terapi
Gejala putus alkohol: kaji gejala putus obat: tremor, agitasi, delirium, halusinasi
2.4. Implementasi
Buang sigaret
Penghalang tempat tidur harus dipasang dan bel panggil harus terus berada dalam
jangkauan setiap saat
Mempersiapkan lingkungan untuk tidur: ruang gelap, tenang, hindari nikotin dan kafein
Jika efek kurang efektif setelah beberapa minggu, konsultasikan ke dokter, jangan
menaikan dosis
Penghentian obat secara bertahap, jangan mendadak (menghindari reaksi putus obat)
Dapat menyebabkan kantuk di siang hari, hindari nyetir, bekerja yang berisiko tinggi
kecelakaan
2.6. Evaluasi
Efektivitas obat ditunjukan dengan:
Perbaikan tidur
Terkendalinya kejang
Berkurangnya tremor
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Obat-obatan jenis hipnotik-sedatif dan psikotropika adalah berbagai macam jenis obat-obatan
yang diproduksi untuk keperluan dunia medis untuk pengobatan.
Obat-obatan jenis hipnotik-sedatif dan psikotropika dalam penggunaannya harus dengan
pengawasan dokter karena daya kerjanya obat-obatan jenis tersebut sangatlah keras dan
menimbulkan keatian apabila terdapat penyalahgunaan.
3.2. Saran
Karena daya kerjanya obat-obatan tersebu sangatlah keras, sehingga penggunaannyapun
harus melalui resep dokter dan harus dalam pengawasan dokter. Obat-obatan yang diaksud
tersebut jika disalah gunakan akan berpengaruh dan merusak psikis maupun fisik dari si pemakai
dan engakibatkan ketergantungan, jadi hindari penyalah gunaan obat-obatan jenis hipnotok
sedatif dan psikotropika karena termasuk obat-obatan narkotik.
DAFTAR PUSTAKA
Deglin, Vallerand, 2005, Pedoman Obat Untuk Perawat, Jakarta, EGC
Ganiswarna, 1995, Farmakologi dan Terapi, Jakarta, FKUI
Kee, Hayes, 1996, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, Jakarta, EGC
Informatorium Obat Nasional Indonesia 2008. BPOM Republik Indonesia
http://wiendypuspita.blogspot.com/2011/06/makalah-farmakologi-sedatifhipnotik.html