Anda di halaman 1dari 6

Nama : Roisul Fahmi Ilyas

NIM : P1337420618085
Kelas : 1A3 Internasional

Karius Trigis
Shu

Diceritakan di sebuah zaman kedeboushy (beratus-ratus tahun yang lalu), di sebuah negara
bernama Shu, Distrik Canis, di sebuah desa kecil bernama Ku, hidup seorang pemuda bernama Trigis
yang bersal dari keluarga Karius. Klan Karius termasuk ke dalam anggota Suku Nom. Ayah Trigis adalah
seorang prajurit Negara Shu, dan Trigis juga kelak ingin menjadi seperti ayahnya.

Awalnya negara itu hidup dalam damai, namun semua berubah ketika Negara Huo menyerang.
Sebenarnya Raja Sin, kepala Negara Shu sudah menyampaikan perdamain melalui jalur diplomatik.
Namun karena keserakahan Raja Negara Huo permintaan itupun ditolak.

Karena peperangan itulah, ayah Trigis harus pergi mengikuti perang. Sebelum pergi ayah Trigis
berpamitan dulu dengan keluarganya. Trigis memeluk erat ayahnya dan berjanji kepada ayahnya bahwa
kelak akan menjadi seperti ayahnya, menjadi seorang prajurit yang berbakti kepada negara. Trigis hidup
bersama dengan ibu dan kakeknya yang seorang pandai besi.

Lukedonia

Desa Ku terletak berbatasan juga wilayah Lukedonia. Sebuah wilayah yang masuk ke dalam
wilayah kekuasaan Negara Shui, dipimpin oleh Raja bernama Hum. Wilayah itu diduduki oleh puluhan
suku, dan setiap suku saling bersaing untuk menunjukkan siapa yang terhebat. Dua suku yang
mendominasi kehebatan tersebut adalah Suku Leeu dan Suku Luan.

Suku Leeu dipimpin oleh Anibesa, yang memegang kepemimpinan setelah melakukan kudeta
kepada pemimpin sebelumnya yaitu Asada. Asada sebenarnya menginginkan perdamaian di wilayah
Lukedonia, dan dia sempat mengumpulkan beberapa pemimpin suku yang juga menginginkan sebuah
perdamaian. Namun hal tersebut tidak disukai oleh Anibesa, Anibesa berpikir bahwa Suku Leeulah yang
pantas untuk menduduki wilayah tersebut, sehingga ketika ia naik tahta ia berusaha untuk
menyingkirkan musuh terbesarnya yaitu Suku Luan.

Namun perdamain masih diinginkan oleh beberapa anggota Suku Leeu, salah satunya adalah
anak Asada yang bernama Arryutsy. Dan Arryutsy merupakan salah seorang orang terdekat Raja Hum,
sehingga mudah sekali untuknya merancang perdamaian. Hal ini tidak disukai oleh Anibesa, sehingga
Anibesapun berusaha untuk menyingkirkan Arryutsy juga.
Pertemuan Keduanya

Trigis mempunyai seorang paman di Lukedonia, pamannya dulu adalah seorang prajurit Negara
Shu, namun ia menjual informasi ke musuh dan akhirnya melarikan diri ke Lukedonia. Para prajurit
Negara Shu sebenarnya telah melakukan pengejaran, namun karena ia bersembunyi di Lukedonia yang
merupakan wilayah Negara Shui, pengejaran tidak dapat dilakukan karena kedua Negara ini saling
bermusuhan.

Trigis yang saat itu berumur 15 tahun menginginkan untuk menjadi prajurit Negara Shu. Ia ingat
kepada pamannya yang berada di Lukedonia. Ia mengetahui bahwa pamannya memiliki kemampuan
bertarung yang luar biasa. Ia ingin pergi ke Lukedonia namun hal itu ditentang oleh sang kakek dan
ibunya.

Pada malam hari, tepat saat semua anggota keluarga sedang tertidur pulas Trigis diam-diam
keluar dari rumah dan melarikan diri. Trigis menempuh perjalanan dari Ku ke Lukedonia. Ia tiba di
Lukedonia tepat pagi hari.

Pada saat di hutan Lukedonia ia bertemu dengan orang-orang Suku Aslan, suku yang dikenal di
Lukedonia sebagai suku kelas rendah yang kerjanya adalah mencuri dan merampok orang yang lemah
dan sendirian. Trigis terlibat perkelahian dengan mereka. Trigis terkenal pukulan dari belakang dan jatuh
terkapar.

Arryutsy sedang menumpuh perjalan ke ibu kota Negara Shui untuk menemui Raja Hum. Pada
saat menempuh perjalanan melewati hutan ia melihat Trigis sedang dikeroyok oleh Suku Aslan.
Trigispun membantu Trigis, orang-orang Suku Aslan tidak bisa menandingi kehebatan Arryutsy, dan
merekapaun mundur.

Arryutsy membantu Trigis untuk bangun. Arryutsy bertanya kepada Trigis apa yang ia lakukan
disini. Trigispun bercerita kalau ia sedang mencari pamannya yang tinggal di Lukedonia. Arryutsy
bertanya siapakah paman Trigis dan dari suku apa. Trigis menjawab nama pamannya adalah Karius
Lehoia. Arryutsypun langsung tahu sebab Lehoia adalah tangan kanan Panglima Leeuw dari kerajaan Shu
yang menjual informasi kepada Prajurit Negara Shui saat keduanya berperang.

Karius Lehoia

Karius Lehoia dulu bekerja sebagai Prajurit Negara Shu. Lehoia memiliki kemampuan bela diri
yang hebat dan ketekunan sebagai seorang prajurit, karena itulah ia diangkat menjadi tangan kanan
Panglima Leeuw. Namun Lehoia memiliki sifat yang haus akan harta.

Ketika terjadi peperangan antara Negara Shu dan Negara Shui, Lehoia menjual informasi kepada
Negara Shui untuk mendapat harta yang melimpah dari Kerajaan Shui. Para Prajurit Negara Shuipun
akhirnya mengetahui strategi dari Kerajaan Shu.

Prajurit Negara Shuipun menyerang dengan menggunakan arahan yang diberikan oleh Lehoia,
awalnya Prajurit Negara Shu terdesak, mereka hampir kalah oleh serangan Negara Shui. Namun berkat
kegigihan para Prajurit Negara Shu dan arahan dari Panglima Leeuw, mereka bisa berbalik mendesak
mundur Prajurit Negara Shui.
Panglima Leeuw mengetahui bahwa Lehoialah yang menjual informasi kepada Negara Shui.
Panglima Leeuwpun memerintahkan beberapa orang dalam satu regu untuk mengejar dan menangkap
Lehoia. Di perbatasan Negara Shu dan Negara Shui, tepatnya akan masuk ke wilayah Lukedonia, tim
pengejar berhasil menemukan Lehoia. Lehoia bertarung dengan mereka dan terluka parah, namun ia
berhasil melarikan diri dan memasuki hutan Lukedonia.

Saat itu kebetulan Arryutsy sedang melintas di dalam hutan bersama beberapa pasukannya.
Arryutsy melihat seseorang yang terluka sedang terkapar di bawah pohon. Arryutsypun langsung
mengenalnya bahwa itu Lehoia, orang yang menjual informasi kepada Negara Shui. Arryutsypun
menolong Lehoia dan memberikannya tempat tinggal di Lukedonia.

Wilayah Lukedonia adalah wilayah yang sering terjadi peperangan antar suku. Lehoia
memanfaatkan kesempatan ini dengan menjadi seorang pandai besi dan membuat senjata untuk para
suku-suku. Memang Keluarga Karius memiliki bakat sebagai pandai besi secara turun-temurun Lehoia
tidak memihak suku manapun, ia bersedia membuatkan senjata untuk semua suku yang mau membayar
untuk senjatanya.

Arryutsy tidak bisa melarang tindakan Lehoia ini, sebab itu bukan urusannya. Dan Lehoia adalah
orang yang berjasa untuk Negara Shui sebab telah memberikan informasi saat peperangan. Arryutsy
juga berfikir bahwa peperangan akan segera cepat selesai karena ia sedang menyiapkan perdamaian
untuk Lukedonia.

Trigis Menemui Lehoia

Setelah mendengarkan arahan dari Arryutsy, Trigis bergegas menemui Lehoia. Trigis menumui
Lehoia di tempat kediamannya. Lehoia terkejut melihat Trigis yang berada di Lukedonia. Lehoia bertanya
apa yang sedang Trigis lakukan di Lukedonia. Trigispun menjelaskan bahwa ia ke Lukedonia untuk
menemui Lehoia dan belajar ilmu bertarung kepadanya. Lehoia menolak permintaan Trigis, sebab Lehoia
tahu bahwa ia ingin belajar ilmu bertarung untuk menjadi Prajurit Negara Shu. Lehoia takut jika nanti
Trigis menjati Prajurit Negara Shu ia akan menceritakan tentang dirinya kepada Negara Shu dan dirinya
takut terbunuh oleh Negara Shu.

Lehoiapun menyuruh Trigis untuk pulang kembali ke Desa Ku, namun Trigis menolak dan tetap
ingin belajar ilmu bertarung dari Lehoia. Lehoia marah dan mendorong Trigis hingga terjatuh, namun
Trigis tetap bersikukuh terhadap keinginannya.

Tiba-tiba pintu kediaman Lehoia terketuk, Lehoia yang terkejut langsung menyuruh Trigis
bersembunyi di belakang tungku pembakaran. Lehoia membuka pintu dan ternyata yang mengetuk
adalah orang-orang Suku Leeu yang ingin memesan senjata kepada Lehoia. Suku Leeu memesan dan
memberikan upah untuk Lehoia kemudian pergi. Lehoiapun menyuruh Trigis keluar dari persembunyian
dan menyuruhnya pergi meninggalkan kediamannya. Namun karena hari itu sudah hampir malam
Lehoia memberikan izin kepada Trigis untuk menginap semalam.

Arryutsy Kalah Bertarung


Suku Leeu yang sekarang dipimpin oleh Anibesa sangat menginginkan Arryutsy mati, untuk itu ia
menyuruh seorang pembunuh bayaran yang sudah termasyur bernama Lieu untuk membunuh Arryutsy.
Lieu memiliki fisik yang kuat dan juga kebal terhadap senjata tumpul, selain itu ia melakukan
pekerjaannya bersama teman-temannya yang juga tak kalah hebat dengan dirinya.

Saat Arryutsy baru keluar dari hutan, sudah ada Lieu dan teman-temannya menghadang di
depannya. Tanpa basa-basi mereka langsung menghajar Arryutsy. Arryutsy bertaung dengan mereka
menggunakan senjata yang ia dapatkan dari Lehoia, namun semua senjata itu hancur oleh serangan
sejata dari Lieu dan teman-temannya. Arryutsy terluka parah namun berhasil melarikan diri dari Lieu
dan teman-temannya.

Mendengar Lieu gagal membunuh Arryutsy, Anibesa marah kepada Lieu. Lieu tidak terima akan
hal itu dan akhirnya bertarung dengan Anibesa dan para anggota Suku Leeu, Anibesa kalah oleh Lieu.
Namun Lieu tidak membunuh Anibesa ataupun yang lainnya, ia justru malah berjanji bahwa ia akan
membunuh Arryutsy.

Arryutsy yang terluka melarikan diri ke kediaman Lehoia dan meminta bantuan agar lukanya
diobati. Lehoia menolong Arryutsy dan bertanya apa yang telah terjadi. Arryutsy bercerita apa yang
telah terjadi, Arryutsy juga minta dibuatkan senjata baru karena senjatanya telah hancur oleh Lieu dan
teman-temannya. Lehoia menyanggupi permintaan Arryutsy dan menyuruh Trigis untuk mengobati
Arryutsy

Setelah lukanya membaik, Arryutsy kembali melanjutkan perjalanan ke ibu kota Negara Shui
untuk menemui Raja dan membahas masalah perdamaian wilayah Lukedonia. Sementara Lehoia
kembali ke pekerjaannya. Saat itu Trigis sudah tidak lagi berada di kediaman Lehoia, namun Trigis tidak
kembali ke Desa Ku. Trigis tinggal dan bersembunyi di hutan sambil berharap Lehoia mau mengajarkan
ilmu bertarung kepadanya.

Arryutsy Melatih Trigis

Anibesa memimpin serangan untuk menghabisi Suku Luan, musuh terbesarnya. Anibesa juga
dibantu oleh Lieu tan teman-temnnya. Anibesa berfikir bahwa sudah saatnya bagi Suku Leeu untuk
menduduki wilayah Lukedonia. Anibesa dan pasukannya datang ke wilayah Suku Luan, mereka langsung
menghabisi dua orang penjaga yang sedang berjaga gerbang masuk wilayah Suku Luan.

Mereka berhasil memporak-porandakan wilayah Suku Luan dan membunuh semua anggota
Suku tanpa tersisa termasuk orang tua dan anak-anak yang tak berdosa. Anibesa kemudian
menyebarkan teror kepda suku-suku lainnya, namun Anibesa tidak membunuh mereka, Anibesa hanya
ingin mereka tunduk kepada Suku Leeu.

Anibesa kemudian menemui Lehoia untuk mengambil senjata yang telah ia pesan. Lehoia
memberikan senjata yang telah dipesan Suku Leeu, namun setelah ia memberikan senjata kepada
Anibesa, Anibesa justru membunuhnya. Anibesa berpikir bahwa dengan terbunuhnya Lehoia maka suku-
suku yang lain tidak akan mendapatkan senjata sebaik yang di buat oleh Lehoia dan Suku Leeu dengan
mudah untuk menduduki suku-suku lainnya.
Dua orang sahabat Arryutsy dari Suku Leeu yang juga menginginkan perdamaian untuk wilayah
Lukedonia pergi menyusul Arryutsy untuk menceritakan apa yang dilakukan Anibesa. Saat Arryutsy
sedang beristirahat dalam perjalanan pulang, dua sahabatnya itu menemui Arryutsy dan menceritakan
apa yang dilakukan Anibesa terhadap Lukedonia. Arryutsy marah dan langsung bergegas ke kediaman
Lehoia di Lukedonia.

Sudah tiga hari Trigis tinggal dan bersembunyi di wilayah Lukedonia, ia kemudian
mengumpulkan keberanian untuk kembali menemui Lehoia. Namun betapa terkejutnya ia melihat
keadaanya pamannya yang mati dan hampir membusuk. Trigis menangis dan tersungkur di atas dada
pamnnya.

Setelah itu masukkah Arryutsy dan dua orang temannya, dan melihat apa yang dilakukan Trigis.
Arryutsy membantu Trigis untuk bangun dan mengatakan bahwa ia akan membantunya untuk balas
dendam kepada Anibesa. Arryutsy akan melatih Trigis ilmu bertarung dan Arryutsy juga tidak keberatan
kalau suatu saat Trigis akan menjadi Prajurit Negara Shu. Namun jika Arryutsy bertemu dengan Trigis di
medan perang ia tidak segan-segan untuk membunuh Trigis.

Berhari-hari Trigis dilatih oleh Arryutsy samapai Trigis berhasil menguasai ilmu bertarung yang
diajarkan oleh Arryutsy. Dan sudah waktunya bagi mereka untuk membalas dendam kepada Anibesa.
Mereka pergi ke wilayah Suku Leeu dan tanpa basa-basi mereka langsung menghabisi penjaga yang
menjaga di gerbang masuk.

Kemudian keluarlah Anibesa dan Lieu, mereka langsung bertarung. Terjadi pertarungan yang
sengit diantara mereka. Awalnya Trigis dan Arryutsy terdesak, namun mereka berdua berhasil membalik
keadaan. Trigis dan Arryutsy berhasil membunuh Anibesa dan Lieu di hadapan Suku Leeu. Teman-teman
Lieu maju untuk membunuh mereka berdua, namun mereka juga terbunuh.

Para Suku Leeu kebingungan apa yang harus mereka lakukan setelahnya, sebab pemimpin
mereka telah mati. Arryutsy kemudian berbicara di hadapan Suku Leeu dan mengatakan bahwa dia akan
memimpin Suku Leeu dan menggerakkan semua suku pada perdamaian, bagi yang tidak terima bisa
maju dan menghadapi Arryutsy pada sebuah pertarungan. Namun tidak ada satupun dari mereka yang
menghadapi Arryutsy.

Trigis berterimakasih kepada Arryutsy dan kembali ke Negara Shu. Sementara Arryutsy
memimpin Suku Leeu dan masih mengusahakan perdamaian untuk semua Suku di Lukedonia.

Trigis Menemui Ayahnya

Setelah kembali ke Desa Ku Trigis melakukan perjalanan ke ibu kota Negara Shu untuk mengikuti
perekrutan tentara. Negara Shu memang sedang melakukan perekrutan tentara besar-besaran karena
sedang terjadi peperangan antara Negara Shu dan Negara Huo.

Awalnya banyak orang yang meremehkan Trigis karena usianya yang masih muda, namun ia
berhasil membuktikan pada orang-orang bahwa ia memiliki kemampuan bertarung yang hebat. Dan
iapun diterima sebagai Prajurit Negara Shu sebagai prajurit garda depan yang langsung di bawah
pimpinan Panglima Leeuw.
Trigis ingat bahwa ayahnya juga berada di garda depan, untuk itu setelah ia bergabung dengan
pasukan yang lain ia kemudian mencari ayahnya. Trigis kemudian berkeliling diantara pasukan untuk
mencari ayahnya, ia juga bertanya kepada prajurit yang lain apakah mengenal dan melihat ayahnya.
Setelah memperoleh informasi dari salah seorang prajurit bahwa ayahnya berada di belakang pasukan ia
bergegas menuju ke sana.

Trigis berlari ke belakang pasukan dan akhirnyapun melihat ayahnya. Trigis berlari sambil
memanggil ayahnya. Betapa terkejutnya ayahnya yang sedang melihat Trigis yang sedang berlari ke
ayahnya. Ayahnya memang sudah tahu bahwa menjadi Prajurit Kerajaan Shu adalah cita-citanya sejak
kecil, namun ayahnya tidak menyangka bahwa ia akan menjadi prajurit dalam usia yang semuda itu.
Trigis langsung memeluk ayahnya, begitu pula ayahnya yang langsung memeluk Trigis, tangis mereka
langsung pecah dalam keadaan yang akan berperang.

Setelah berpelukan terdengar suara sangkakala yang berarti bahwa mereka harus segera
berkumpul untuk berangkat ke medan perang. Mereka menempuh perjalanan ke perbatasan Negara
Shu dan Negara Huo. Setelah tiba mereka langsung bergabung dengan pasukan Panglima Leeuw yang
lain. Mereka beristirahat dan harus bersiap untuk perang esok hari.

Pagi-pagi sekali mereka bersiap-siap. Trigis berada di formasi depan dan ayahnya di formasi
depan. Negara Huo memiliki pasukan yang lebih banyak namun hal itu tidak membuat luntur pasukan
Negara Shu. Negara Huo berhasil memecah formasi Negara Shu dan pasukannya mulai membunuh satu
per satu Prajurit Negara Shu. Namun dengan arahan yang diberikan Panglima Leeuw mereka berhasil
bertahan dari gempuran Negara Huo dan berbalik menyerang.

Trigis terus menyerang dengan semangat, ia dikepung oleh tiga orang prajurit namun berhasil
mengalahkan mereka semua. Namun dari belakang ada Prajurit Negara Huo yang hendak melempar
tombak ke arah Trigis. Ayahnya yang melihat hal itu langsung berlari ke arah Trigis dan menghalangi
Trigis terhadap tombak tersebut. Tombak tersebut tepat mengenai dada ayahnya. Darah ayahnya
menyembur dengan kuat sehingga juga mengenai Trigis.

Ayahnya berteriak dengan kuat sehinnga terdengar oleh Trigis. Trigis yang mendengar teriakan
tersebut langsung berbalik dan terkejut melihat keadaan ayahnya yang sudah terkapar. Trigis kemudian
memeluk ayahnya dan menangis, di detik-detik terakhirnya ayahnya berpesan kepadanya untuk
melanjutkan perjuangan ayahnya menjaga tanah airnya. Trigis kemudian bangkit dan kembali
berperang.

Negara Huo berhasil mendesak Negara Shui kembali dan membunuh Panglima Leeuw. Tanpa
pemimpin pastilah Prajurit Negara Shu tidak terkoordinasi dan memudahkan Negara Huo untuk kembali
menggempur Negara Shu yang sudah porak poranda formasinya.

Pertempuran memang dimenangkan oleh Negara Huo. Raja Sin, kepala negara Negara Shu
dipaksa menanda tangani deklarasi yang menyatakan bahawa Negara Shu tunduk di bawah Negara Huo.
Namun Trigis berhasil melarikan diri dan sampai ke Lukedonia.

Anda mungkin juga menyukai