Oleh :
Nama : Wenie
NIM : 2017.C.09a.0913
Mengetahui
Ketua Program Studi S1
Keperawatan Pembimbing Akademik
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kasus dengan judul
”Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Diagnosa Medis Vertigo Di RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya”. Laporan Kasus Asuhan Keperawatan ini
merupakan salah satu persyaratan pada Pendidikan Program Sarjana Keperawatan
pada stase Keperawatan Medikal Bedah II di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka
Harap Palangka Raya.
Selama menyusun Laporan Kasus Asuhan Keperawatan ini, penyusun
mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagi pihak serta bantuan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini secara
khusus penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1) Yang terhormat Ibu Drg. Yayu Indriaty, Sp.KGA, M.Kes. selaku Direktur
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya yang telah menyediakan tempat
bagi pelaksanaan Praktik Pra Klinik Keperawatan Medikal Bedah II STIKes
Eka Harap Palangka Raya.
2) Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes. selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
3) Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep. selaku Ketua Program Studi S1
Keperawatan.
4) Isna Wiranti, S.Kep.,Ners selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan dorongan, arahan dan pemikiran serta penuh kesabaran
membimbing penyusunan dalam menyelesaikan Laporan Kasus Asuhan
Keperawatan ini.
5) Ny. S sebagai klien yang diberikan asuhan keperawatan yang telah bersedia
menjadi responden.
6) Semua pihak yang telah membantu hingga Laporan Kasus Asuhan
Keperawatan ini dapat terselesaikan, yang mana telah memberikan bimbingan
dan bantuan kepada penyusun.
i
ii
Penulis
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
vertigo ditemukan 4-7 persen dari keseluruhan populasi dan hanya 15 persen yang
diperiksakan ke dokter (Dewanto, 2009). Pada studi pendahuluan yang dilakukan
secara sederhana oleh peneliti, dari jumlah penduduk kota Malang pada tahun
2013 sekitar 835.082 jiwa, dan tercatat pada tahun 2012-2013 sebanyak 1643
orang menderita vertigo (19%). Data tersebut didapatkan pada rekap data yang
dimiliki oleh Dinas Kesehatan kota Malang yang diperoleh dari rekap medis
seluruh Puskesmas diwilayah kota Malang.
Vertigo salah satunya diakibatkan oleh terganggunya sistem vestibular yang
terbagi menjadi vertigo perifer (telinga – dalam, atau saraf vestibular) dan vertigo
sentral (akibat gangguan pada saraf vestibular atau hubungan sentral menuju
batang otak atau cerebellum). Gangguan keseimbangan tersebut beragam
bentuknya dan penyebabnya pun bermacam-macam, pada saat tertentu kondisi
gangguan keseimbangan ini dapat mengancam jiwa. Banyak sistem atau organ
pada tubuh yang ikut terlibat dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan
tubuh kita. Diantara sistem ini yang banyak perannya ialah system vestibular,
sistem visual, dan sistem somatosensorik (Lumbantobing, 2004). Pada saat di
dalam otak memproses data-data dan menggunakan informasi untuk melakukan
penilaian dengan cepat terhadap kondisi pada kepala, badan, sendi dan mata.
Akan melibatkan tiga sistem sensoris dan otak, bila berfungsi dengan baik hasil
akhirnya adalah sistem keseimbangan yang sehat. Ketika sistem keseimbangan
tidak berfungsi, kita dapat menyusuri masalah kembali pada suatu gangguan dari
salah satu dari ketiga sistem sensoris atau pemroses data (otak). Masalah-masalah
dari tiap-tiap area tersebut berhubungan dengan sistem-sistem sensoris ini atau
otak. Fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak
normal atau dalam kondisi tidak fisiologis, bisa juga karena ada rangsang gerakan
yang aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu,
akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons
penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang
dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri atau berjalan dan gejala
lainnya (Yatim, 2004).
Untuk mengatasi keluhan ini banyak dari pasien melakukan tindakan
pencegahan agar gangguan pada vertigo tidak timbul. Namun hanya sebagian
3
kecil dari mereka, dan orang – orang disekitarnya yang mengetahui penagganan
yang tepat. Kondisi ini sering dianggap tidak begitu berarti tetapi pada waktu
yang lain dapat merupakan kondisi yang dapat mengancam jiwa (Sumarliya,
Sukadino, dan Sofiyah, 2007). Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas
tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan vertigo.
.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil pembahasan di atas “Bagaimana pelaksanaan Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis Vertigo Di rumah sakit mulai
dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi sampai dengan evaluasi
keperawatan? ”
.3 Tujuan Penulisan
.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulis studi kasus ini adalah untuk memberikan Asuhan
Keperawatan Pasien Dengan Diagnosa Medis Vertigo Di rumah sakit dengan
menggunakan proses keperawatan dari pengkajian sampai dengan evaluasi
keperawatan.
.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi pengkajian pada Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Vertigo Di rumah sakit.
1.3.2.2 Mengidentifikasi diagnosa pada Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Vertigo Di rumah sakit.
1.3.2.3 Mengidentifikasi intervensi pada Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Vertigo Di rumah sakit.
1.3.2.4 Mengidentifikasi implementasi pada Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis
Vertigo Di rumah sakit.
1.3.2.5 Mengidentifikasi evaluasi dari hasil tindakan keperawatan yang dilakukan
pada Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis Vertigo Di rumah sakit.
4
.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi Peningkatan Kualitas Asuhan Keperawatan
Laporan kasus ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu acuan
dalam meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan pada klien dengan
vertigo yang digunakan dalam peningkatan profesi keperawatan dan pelayanan
kesehatan.
1.4.2 Bagi Pengembangan IPTEK
Dengan adanya laporan studi kasus diharapkan dapat menimbulkan ide-ide
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keperawatan
terutama penembangan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dengan konsep
pendekatan proses keperawatan.
1.4.3 Bagi Institusi
1.4.3.2 Pendidikan
Sebagai tolak ukur tingkat kemampuan mahasiswa dalam penguasaan
terhadap ilmu keperawatan dan pendokumentasian proses keperawatan khususnya
bagi mahasiswa STIKES Eka Harap Palangka Raya dalam memberikan asuhan
keperawatan pada klien vertigo sehingga dapat diterapkan di masa yang akan
datang.
1.4.3.2 Rumah Sakit
Memberikan kerangka pemikiran ilmiah yang bermanfaat bagi rumah sakit
dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan memberikan gambaran
pelayanan asuhan keperawatan pada klien dengan kasus vertigo.
1.4.3.3 Bagi Profesi
Asuhan keperawatan dengan klien vertigo ini diharapkan dapat
memberikan masukan sebagai salah satu referensi bagi perawat untuk
meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan
diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata
dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari
posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat
keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak
fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses
pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala
otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga
muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat
berdiri/berjalan dan gejala lainnya (Price & Wilson, 2016).
4
Vertigo
B1 B2 B3 B4 B5 B6
Dizzines Ketidakseimbangan proses Gg. Di SSP atau SST Sirkulasi oksigen Pusing, sakit kepala Ketidakcocokan
peredaraan darah diotak menurun informasi yg
Merangsang Spasme Saraf Gelisah, ansietas disampaikan ke
saraf Kontraksi jantung Kompensasi jantung otak oleh saraf
parasimpatis meningkat Nyeri, sakit kepala memompa lebih cepat aferen
Peristaltik
INTERVENSI RASIONAL
Pantau tanda-tanda vital,
Mengenal dan memudahkan dalam
intensitas/skala nyeri melakukan tindakan keperawatan.
Anjurkan klien istirahat ditempat
Istirahat untuk mengurangi intesitas
tidur nyeri
Atur posisi pasien senyaman Posisi yang tepat mengurangi
mungkin penekanan dan mencegah ketegangan
otot serta mengurangi nyeri.
Ajarkan teknik relaksasi dan Relaksasi mengurangi ketegangan
napas dalam dan membuat perasaan lebih nyaman
Kolaborasi untuk pemberian Analgetik berguna untuk mengurangi
analgetik. nyeri sehingga pasien menjadi lebih
nyaman.
INTERVENSI RASIONAL
Kaji kapasitas fisiologis yang Mengenal sejauh dan
bersifat umum. mengidentifikasi penyimpangan
fungsi fisiologis tubuh dan
memudahkan dalam melakukan
tindakan keperawatan
Sarankan klien untuk Klien akan merasakan kelegaan
mengekspresikan perasaannya. setelah mengungkapkan segala
perasaannya dan menjadi lebih
tenang
Berikan informasi mengenai Agar klien mengetahui kondisi dan
penyebab sakit kepala, pengobatan yang diterimanya, dan
penenangan dan hasil yang memberikan klien harapan dan
diharapkan. semangat untuk pulih.
Dekati pasien dengan ramah dan Membuat klien merasa lebih berarti
penuh perhatian, ambil dan dihargai.
keuntungan dari kegiatan yang
dapat diajarkan.
INTERVENSI RASIONAL
Kaji tingkat pengetahuan klien Megetahui seberapa jauh pengalaman
dan keluarga tentang dan pengetahuan klien dan keluarga
penyakitnya. tentang penyakitnya.
Berikan penjelasan pada klien Dengan mengetahui penyakit dan
tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang, klien dan
10
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
.1 Pengumpulan Data
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh pada tanggal 28
September 2020, pukul 07.00 WIB bertempat di ruangan Dahlia RSUD
Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya, dengan teknik anamnesa (wawancara),
observasi, pemeriksaan fisik, dan data dari buku keperawatan pasien, di
dapat data – data sebagai berikut:
.2 Identitas Pasien
Klien Ny. S berusia 27 tahun, klien berjenis kelamin Laki-laki,
suku/bangsa klien adalah Dayak/Indonesia, agama yang dianut klien yaitu
agama Islam, pekerjaan klien adalah wiraswasta, pendidikan terakhir klien
yaitu SMP, status perkawinan klien yaitu belum kawin, pasien beralamat
di Jl. Marang, Klien masuk rumah sakit pada tanggal 28 September 2020
pukul 15:10 WIB, diagnosa medis Fraktur Clavicula.
.3 Riwayat Kesehatan/Perawatan
.3.1 Keluhan Utama
Klien mengatakan “Kepala saya terasa pusing”.
membawa klien ke poly neurologi RS. Doris Sylvanus setelah diperiksa dokter
akhirnya klien disarankan untuk dirawat di Ruang Perawatan.
.3.3 Riwayat Penyakit Sebelumnya
Riwayat Penyakit Sebelumnya (Riwayat Penyakit dan Riwayat
Operasi) Klien mengatakan belum pernah di rawat di rumah sakit sebelum
nya dan klien tidak pernah menederita riwayat penyakit hipertensi
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
: Hubungan Keluarga
.4 Pemeriksaan Fisik
3.4.1 Keadaan Umum
Klien tampak lemah, dengan kesadaran umum compos menthis klien
terbaring terlentang,, lengan kanan terpasang infus ringer laktat 20 tpm.
19
Pada uji koordinasi ekstremitas atas klien, jari ke jari positif, jari ke hidung
positif, pada ekstremitas bawah tumit ke jempol kaki positif, uji kestabilan tubuh
negative, klien merasa pusing dan berputar jika berdiri ataupun bergerak.
Tidak terdapat masa pada leher klien, tidak ada jaringan parut,
teraba jaringan limfe, teraba kelenjar tiroid, dan mobilisasi leher klien
bebas.
.5.4 Kognitif
Pasien mengatakan bahwa dirinya tahu tentang penyakitnya.
.5.5 Konsep Diri
Gambaran diri pasien yaitu menyukai tubuhnya, ideal diri pasien
ingin sekali cepat sembuh, identitas diri pasien adalah seorang laki-laki,
harga diri pasien menerima dirinya apa adanya, peran diri pasien adalah
seorang anak.
Hubungan klien dengan teman, petugas kesehatan dan orang lain baik, klien
tampak kooperatif dan terbuka saat dilakukan pengkajian.
Penyusun,
Wenie
.9 Analisa Data
DO :
- Klien tampak meringis Sakit kepala
- Klien tampak berbaring
terlentang
- Klien tampak lemah
- Tampak terus memegangi
kepala
- Skala 5 (sedang)
TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 102 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,5o
26
27
DO : Spasme saraf
- Klien tampak terus
memegangi kepala
- Klien berbaring telentang Sakit kepala
- Klien tampak lemah
TTV Disorientasi
TD : 120/80 mmHg
N : 102 x/menit Uji kekuatan tubuh
negatif
RR : 20 x/menit
S : 36,5o
28
30
30
32
31
31
Tanda Tangan
Hari/Tanggal Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Nama Perawat
DX.1 1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital S : Klien masih mengatakan nyeri pada
(Tekanan Darah, Nadi, Respirasi dan Suhu). bagian kepala ,klien merasakan nyeri
2. Mengkaji kembali skala nyeri. bertambah saat klien bergerak, nyeri
seperti berputar-putar di area kepala, nyeri
- Menjelaskan dan menanyakan dengan klien
berkurang saat tiduran dengan skala nyeri
dengan menggunakan jari tangan dengan 4-6 (Sedang). Wenie
Senin, 28 rentan (1-3) ringan, (4-6) sedang, (7-9) berat O:
September 2020 dan (10) sangat yeri untuk mengukur skala - Klien tampak lemah.
nyeri. - Klien terbaring terlentang dengan
3. Mengatutur posisi tidur klien dengan nyaman. posisi nyaman.
4. Memberikan teknik relaksasi nafas dalam. - TTV :
Jam : 08:00 WIB - Mengajarkan klien dengan cara menarik TD : 120/80 mmHg
nafas dengan hdung dan menghembuskan S : 36,5˚C
lewat mulut. Mengulangi sampai ±15 kali N : 102x/Menit
dengan diselingi istirahat singkat setiap 5 RR : 20x/menit
kali. A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi 1-4
33
32
Tanda Tangan
Hari/Tanggal Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Nama Perawat
DX2 1. Mengidentifikasi kebutuhan keselamatan S : Klien mengatakan kepala masih terasa
2. Menyediakan alat bantu keamanan berputar-putar
3. Menggunakan perangkat pelindung (missal O :
- Klien tampak meringis
pengekangan fisik, rel samping)
Senin, 28 Wenie
- Tampak memegangi area kepala
September 2020 4. Memfasilitasi relokasi kelingkungan yang
- Uji kekutan tubuh (-)
aman
- Terpasang pengaman brankar
5. Mengjarkan individu, keluarga dan kelompok
- Klien didampingi keluarga
Jam : 09:30 WIB risiko tinggi bahaya lingkungan
- TTV :
TD : 120/80mmhg
S : 36,5˚C
N : 102x/Menit
RR : 20x/menit
A : Masalah belum teratasi.
35
33
34
3. Materi
a. Pengertian Vertigo
b. Penyebab Vertigo
c. Gejala Vertigo
d. Pencegahan Vertigo
e. Cara Mengatasi Vertigo
35
4. Kegiatan Penyuluhan
Jenis Kegiatan
No Waktu Tahapan
Penyuluh Klien
Mengucapkan Menjawab
1. 1 menit Pembukaan
salam salam
Apersepsi dan
menjelaskan Menjelaskan
2. 2 menit Menyimak
kegiatan yang Tujuan
akan dilakukan
Memperhatikan
3. 8 menit Kegiatan Inti Pembacaan materi
5. Media
Laeflet
6. Metode
Ceramah dan tanya jawab
7. Sumber
Scribd, oleh rizkyfilmi tahun 2015. Diakses pada tanggal 26 Desember 2019
8. Evaluasi
a. Sebutkan pengertian vertigo!
b. Jelaskan penyebab dan gejala vertigo minimal 2 poin!
c. Sebutkan pencegahan vertigo!
d. Uraikan cara mengatasi vertigo!
36
LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN
A. Definisi Vertigo
Vertigo adalah gejala klasik yang dialami ketika terjadi disfungsi yang
cukup cepat dan asimetris sistem vestibuler perifer (telinga dalam).
Vertigo adalah sensasi berputar atau pusing yang merupakan suatu
gejala, penderita merasakan benda-benda di sekitarnya bergerakgerak
memutar atau bergerak naik turun karena gangguan pada sistem
keseimbangan.
Vertigo adalah sensasi gerakan atau putar yang sering dijelaskan sebagai
perasaan kehilangan keseimbangan yang kadang disertai mual, rasa lemas dan
kebingingan mental .
Berdasarkan ketiga pengertian diatas vertigo adalah perasaan seolah-olah
penderita bergerak atau berputar yang biasanya disertai dengan mual dan
kehilangan keseimbangan. Hal ini bisa berlangsung beberapa menit, sampai
beberapa jam, bahkan hari. Penderita vertigo merasa lebih baik jika berbaring
diam, namun demikian serangan vertigo bisa terus berlanjut meskipun
penderita tidak bergerak sama sekali.
B. Klasifikasi Vertigo
Vertigo dapat di klasifikasikan menjadi 2, yaitu vertigo vestibular dan non
vestibular. Vertigo vestibular adalah vertigo yang disebabkan oleh gangguan
system vestibular, sedangkan vertigo non vestibular adalah vertigo yang di
sebabkan oleh gangguan system visual dan somatosensori.
Karakteristik Vertigo vestibular Vertigo non vestibular
Waktu Episodik Konstan
Sifat vertigo Berputar Melayang
Faktor pencetus Gerakan kepala, perubahan Stress, hiperventilasi
posisi
Gejala penyerta Mual, muntah, tuli, tinitus Gangguan mata,
37
gangguan
somatosensorik
C. Etiologi Vertigo
Vertigo merupakan suatu gejala, penyebabnya antara lain akibat
kecelakaan, stress, gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu
38
sedikit atau banyak aliran darah ke otak, dan lain-lain. Tubuh merasakan
posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ keseimbagan yang
terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memilki saraf yang berhubungan
dengan area tertentu di otak. Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam
telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam
otaknya sendiri.
Penyebab umum dari vertigo :
1) Keadaan lingkungan : mabuk darat, mabuk laut.
2) Obat-obatan : alkohol dapat mempengaruhi system persyarafan.
3) Kelainan telinga : Endapan kalsium pada salah satu kanalis semi sirkularis
di dalam telinga bagian dalam yang menyebabkan benign paroxysmal
position vertigo (jenis vertigo yang menyerang dalam waktu yang singkat
tetapi bisa cukup berat yang terjadi secara berulang ulang. Vertigo ini
muncul setelah terserang infeksi virus atau adanya peradangan dan
kerusakan di daerah telinga tengah. Saat menggerakan kepala/menoleh
secara tiba-tiba maka gejalanya akan muncul), infeksi telinga bagian dalam
karena bakteri, labirintis, penyakit maniere, peradangan saraf vestibuler
herpes zoster.
4) Kelainan neurologis : Tumor otak, tumor yang menekan saraf vestibularis,
sklerosis multiple, dan patah tulang otak yang disertai cedera pada labirin,
persarafan atau keduanya.
5) Kelainan sikularis : gangguan fungsi otak semetara karena berkurangnya
aliran darah ke salah satu bagian otak (transient ischemic attack) pada
arteri vertebral dan arteri basiler.
D. Manifestasi Klinis Vertigo
1. Pusing berputar
2. Kepala terasa ringan
3. Rasa terapung, terayun
4. Pucat, keringat dingin
5. Sempoyongan
6. Mual, muntah
7. Merasa sekelilingnya bergoyang
39
8. Berkeringat
9. Tinnitus
10. Nistagmus : pergerakan mata yang abnormal
F. Penatalaksanaan
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dilakukan sebelum mengalami vertigo, hal yang bisa
dilakukan untuk mencegah terjadinya vertigo berupa :
a) Mengindari kelelahan yang sangat pada mata, seperti menatap layar
computer seharian, kebiasaan membaca/menonton TV sambil
berbaring.
b) Tidur yang cukup, kepala lebih tinggi dari badan saat duduk maupun
berbaring. Jangan terlalu sejajar atau bahkan lebih tinggi dari badan
(menunduk), ggunaka bantal yang nyaman.
c) Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum berdiri
dari tempat tidur, sehingga gerak badan tidak terlalu drastis
d) Hindari mengambil barang yang terjatuh dengan menunduk,
sebaiknya lakukan dengan berjongkok terlebih dahulu.
e) Tidak mengkonsumsi alcohol.
f) Rajin olah raga dan melakukan olah pernafasan.
g) Terampil mengelola stress.
h) Mengkonsumsi air putih 10 gelas perhari.
i) Diet sehat, diet seimbang
2. Pencegahan Sekunder
40
3. Pencegahan Tersier
Lakukan kegiatan senam atau latihan yang dapat mengembalikan
kebugaran badan, konsumsi makanan dengan gizi yang seimbang, serta
hindari stress dan kelelahan yang dapat memperburuk kondisi vertigo. Hal
ini bertujuan untuk rehabilitasi dan peningkatan kualitas hidup penderita
vertigo.
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang meliputi laboratorium dan imajing,
pemeriksaan lab : hemoglobin, dan gula darah. Imajing : CT Scan, untuk
mengidentifikasi adanya perdarahan, MRI, lebih sensitif mengidentifikasi
adanya iskemik. Elegtronistagmogram : untuk merekam gerakan mata
pada nistagmus, nistagmus dapat di analisis secara kuntitatif.
DAFTAR PUSTAKA
Scribd, oleh rizkyfilmi tahun 2015. Diakses pada tanggal 26 Desember 2019
Scrib oleh Medic sign Tahun 2012. Diakses pada Tanggal 26 Desember 2019
LEMBAR KONSULTASI
Nama : Wenie
NIM :
44
Tanda Tangan
No Hari/Tgl/Waktu Catatan Pembimbing
Mhs Pembimbing
1.
45
DAFTAR PUSTAKA
Ganong, F. W. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17. Jakarta: EGC.
Ganong, F. William. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17. Jakarta :
EGC.
Marrilyn, E. Doengus. 2010. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3. Jakarta :
EGC.
Smelster, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 2.
Jakarta : EGC.