P DENGAN GANGGUAN
SISTEM REPRODUKSI: CA. OVARIUM STADIUM III POST
KEMOTERAPI DI RSUD A. W. SJAHRANIE SAMARINDA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Profesi Keperawatan dalam mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah (KMB)
Dosen Pembimbing : Sri Wulan Megawati, S.Kep., Ners., M.Kep
Disusun oleh :
Lala Dwi Apriliana
201FK04029
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan 23
3.2 Saran 23
Daftar Pustaka 24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
pelvis (Brunner, 2015). Tumor ovarium terjadi atas 3 kelompok, yaitu tumor
ovarium diperkirakan 30% terjadi dari seluruh kanker pada system genetalia
wanita. Sekitar 22.280 kasus baru kanker ovarium terdiagnosis dan 14.240
kejadian kanker ovarium pada tingkat global adalah 3,6% dari 100.000
II, III dan IV yaitu masing-masingnya sekitar 90%, 70%, 39%, dan 17%.
yang mungkin berkaitan dengan timbulnya penyakit ini antara lain : factor
1
dkk, 2011). Mayoritas kanker ovarium adalah jenis sel epitel yang berasal
diantaranya ialah sel tumor germinal, dan tumor sex-cord stromal. Terdapat
Prognosis kanker ovarium buruk pada pasien stadium menengah dan lanjut
(Jihong L, 2011).
perubahan pada tubuh yang tidak begitu terasa pada diri wanita karena
wanita adalah hal yang biasa. Pada stadium lanjut yaitu stadium II-IV akan
akan menyebabkan anemia, asites, efusi pleura, nyeri ulu hati dan anoreksia
penyakit Ca. Ovarium dan asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus
Ca. Ovarium.
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
2
2. Apa saja etiologi dari Ca. Ovarium?
Ovarium.
Ovarium.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Definisi
sebab pada umumnya baru bisa dideteksi ketika sudah parah. Tidak ada
tes screening awal yang terbukti untuk kanker ovarium. Tidak ada
sel germinal lebih banyak dijumpai pada penderita berusia <20 tahun,
sedangkan tumor sel epitel lebih banyak pada wanita usia >50 tahun
(Manuaba, 2013).
2.1.2 Epidemiologi
4
tingkat global adalah 3,6% dari 100.000 penduduk. Kelangsungan
hidup diperkirakan dalam 5 tahun pada stadium I, II, III dan IV yaitu
sebanyak 5,2% dari seluruh usia pada wanita (IARC, 2012). Penduduk
pada tahun 2011 terdapat 146 kasus dan kematian sebanyak 31 kasus,
tahun 2012 terdapat 144 kasus dan kematian sebanyak 27 kasus, tahun
2.1.3 Klasifikasi
5
Klasifikasi stadium
kanker ovarium
6
terbesar lebih dari 2 cm atau metastasis kelenjar getah
bening regional
IV Metastasis jauh diluar rongga peritoneum. Bila terdapat
efusi pleura, maka cairan pleura mengandung sel kanker
positif. Termasuk metastasis pada parenkim hati.
2.1.4 Etiologi
berikut:
2) Faktor reproduksi
3) Faktor genetik
7
meningkat menjadi 7 % bila memiliki dua saudara yang
panggul.
2.1.6 Patofisiologi
8
kanker ovarium. Gen- gen supresor tumor seperti BRCA-1 dan
adalah perasaan berat pada pelvis, sering berkemih, dan disuria, dan
9
perubahan gastrointestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak enak
ovarium.
akan hilang dalam satu sampai tiga siklus menstruasi. Namun pada
10
25 % hingga 33 % tardiri dari kista dermoid ; 1 % kanker ovarium
lanjut yang sesuai, tumor apa pun dapat ditentukan bila ganas.
2.1.7 Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan medis
(1) Pembedahan
(2) Radioterapi
11
terapi whole pelvic dapat memperbaiki kesintasan hidup
(3) Kemoterapi
cisplatin.
2) Penatalaksanaan Keperawatan
meghadapi masalah.
12
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang
2.2.1 Pengkajian
13
disertai asites (Reeder,dkk. 2013).
abdomen.
dkk. 2013)
hygiene.
14
2.2.1.7. Data khusus
komplikasi).
2.2.2 Diagnosa
1) Nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor
15
2.2.3 Intervensi
16
3. Mampu
mengidentifikas
i kebutuhan
nutrisi
4. Tidak ada tanda-
tanda malnutrisi
4. Disfungsi D.0069 Kriteria Hasil : 4. 1 Kaji frekuensi
se 1. Pengenalan berhubungan pasien
ksual b/d dan penerimaan dengan suami setelah
per identitas mengetahui
ubahan seksual pribadi penyakitnya
fungsi/struktur 2. Mengetahui 4. 2 Membangun hubungan
tubuh masalah terapeutik berdasarkan
reproduksi kepercayaan dan rasa
3. Mampu hormat
mengontrol 4. 3 Menyediakan privasi
kecemasan dan menjamin
4. Menunjukkan kerahasiaan
keinginan 4. 4 Menginformasikan
untuk diawal bahwa
mendiskusikan seksualitas adalah
perubahan hal penting dalam
fungsi seksual kehidupan
5. Mengungkapkan
pemahaman
terhadap perubahan
fungsi seksual
5. Gangguan rasa D.0074 NOC: 5. 1 Gunakan pendekatan
nyaman b/d gejala Ansiety yang menenangkan
penyakit Fear level 5. 2 Dorong pasien untuk
Sleep deprivation mengungkapkan
Comfort, perasaan ketakutan
readness for 5. 3 Dengarkan dengan
enchanched penuh perhatian
Kriteria Hasil : 5. 4 Instruksikan pasien
1. Mampu
mengontrol
2.2.4 Implementasi
17
tindakan yang didasarkan dari hasil keputusan bersama, seperti dokter
2.2.5 Evaluasi
yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan
tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi
tujuan dan kriteria hasil, klien bisa keluar dari siklus proses
18
BAB III
LAPORAN KASUS
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Nama : Nn. P
Umur : 13 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Suku Bangsa : Indonesia
Status : Belum Menikah
No. CM : 01059261
Tanggal Masuk : 01 Mei 2019
Tanggal : 10 Mei 2019
Pengkajian
Diagnos Medis : Ca Ovarium St. III
Alamat : Jl. Cut Nyak Dien, Sangatta
b. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. S
Usia : 45 tahun
Hubungan Dengan Klien : Ibu
23
c. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri pada perut
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan nyeri pada perut, nyeri dirasakan seperti disayat
benda tajam dan terasa diseluruh lapang perut, skala nyeri 7 (skala
nyeri 1-10) dengan waktu terus menerus.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat di rumah sakit.
3) Riwayat Keluarga
Ibu klien mengatakan tidak ada anggota keluarga lain yang memiliki
penyakit yang sama dengan klien.
24
b. Siang 1-2 jam/hari 1-2 jam/hari
Lama
Kualitas
Keluhan
3. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi 5-6 x/hari (1300 cc) 5-6 x/hari (1300 cc)
Warna Kuning Kuning
Bau Khas urine Bau amoniak
Kesulitan
b. BAB
Frekuensi 2 hari 1x 2 hari 1x
Konsistensi Lunak dan berbentuk Lunak dan berbentuk
Warna Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Bau Khas feses Khas feses
Kesulitan
4. Personal Hygiene
a. Mandi
Frekuensi 2x sehari pasien mengatakan
Penggunaan Sabun Menggunakan sabun saat dirawat di RS
Gosok Gigi 2x sehari aktivitas hygiene
Gangguan dibantu oleh
b. Berpakaian keluarganya.
Frekuensi 2x sehari
e. Pemeriksaan Fisik
1) Penampilan Umum: Keadaan umum lemah
(1) Kesadaran : compos mentis
(2) GCS : 15
E :4
M :6
V :5
25
(3) TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 92 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,7 °C
TB : 153 cm
BB : 50 kg
2) Sistem Pernafasan
Pasien terlihat sesak, tidak ada batuk dan secret. Bentuk dada
simetris, irama nafas teratur, pola nafas normal, tidak ada pernafasan
cuping hidung, otot bantu pernafasan, vocal permitus dan ekspansi
paru anterior dan posterior dada normal, perkusi sonor, auskultasi
suara nafas vesikuler.
3) Sistem Kardiovaskular
Pada pemeriksaan inspeksi CRT > 2 detik tidak ada sianosis. Pada
pemeriksaan palpasi iktus kordis teraba hangat. Perkusi batas jantung
: Basic jantung berada di ICS II dari lateral ke media linea , para
sterna sinistra, tidak melebar, Pinggang jantung berada di ICS III
dari linea para sterna kiri, tidak melebar, Apeks jantung berada di
ICS V dari linea midclavikula sinistra, tidak melebar. Pemeriksaan
auskultasi : bunyi jantung I saat auskultasi terdengar bunyi jantung
normal dan regular, bunyi jantung II : saat auskultasi terdengar bunyi
jantung normal dan regular, bunyi jantung tambahan : tidak ada
bunyi jantung tambahan, dan tidak ada kelainan.
4) Sistem Pencernaan
Inspeksi : Bentuk abdomen bulat dan asites, terdapat massa pada
perut, dan tampak bayangan pembuluh darah pada abdomen, tidak
ada luka operasi. Auskultasi : peristaltic 25x/menit. Palpasi : Tegang
nyeri tekan, massa, Hepar Lien tidak ada kelainan, Ginjal tidak ada
nyeri tekan, tidak ada asietas.
26
5) Sistem Persarafan
Memory Panjang, perhatian dapat mengulang, bahasa baik, kongnisi
baik, orientasi orang, saraf sensori nyeri tusuk. Tingkat kesadaran
compos mentis. Tanda rangsangan otak (meningeal sign) :
27
8) Sistem Muskuloskeletal
Pergerakan sendi bebas, tidak ada kelainan ekstermitas, tidak ada
kelainan tulang belakang, tidak fraktur, tidak menggunakan traksi,
tidak komparmentet syndrome, kulit kemerahan, turgor kulit kurang,
tidak ada luka.
Kekuatan otot :
5 5
5 5
Keterangan :
0 : otot sama sekali tidak mampu bergerak
1 : tampak sedikit kontraksi dan gerak
2 : mampu menahan tegak dan menahan gaya gravitasi
3 : mampu menggerakkan otot dengan tahanan minimal
4 : dapat bergerak dan melawan hambatan ringan
5 : kekuatan otot penuh
9) Sistem Integumen dan Imun
Akral hangat, warna kulit pucat.
10) Sistem Wicara dan THT
Klien berbicara dengan normal, pendengaran baik, klien tidak
memiliki masalah di tenggorokan, hidung maupun telinga.
f. Data Psikologis
1) Status Emosi : Klien menerima bahwa dirinya sakit dan harus dirawat
di RS.
2) Kecemasan : Klien mengatakan gelisah terhadap penyakitnya.
3) Pola Koping : Klien percaya bahwa dirinya dapat sembuh dengan di
rawat di RS dan meminum obat dengan rutin.
4) Konsep diri :
(1) Body Image : Klien mengatakan bersyukur atas pemberian Allah
SWT dan menyukai semua bagian tubuhnya.
28
(2) Harga Diri : Klien merasa puas dengan apa yang dimilikinya
sekarang.
(3) Ideal Diri : Klien berharap tubuhnya selalu diberikan kesehatan.
(4) Peran Diri : Saat dirumah klien sangat senang menjadi seorang
anak dan ingin selalu berbakti kepada kedua orangtuanya.
(5) Identitas Diri : Pada saat di rumah klien sebagai anak dan
bersyukur dengan jenis kelaminnya yaitu sebagai perempuan.
g. Data Sosial
Hubungan klien dengan keluarganya baik, klien aktif kegiatan di
lingkungan rumahnya.
h. Data Spiritual
klien percaya bahwa dapat sembuh. Klien mengatakan sering melakukan
sholat dan berdoa. Klien juga yakin penyakit klien akan sembuh karena
klien merasa bahwa ini ujian dari sang kuasa.
i. Data Penunjang
1) Laboratorium
29
j. Program dan Rencana Pengobatan
30
DATA FOKUS
ANALISA DATA
31
skala nyeri 7 (skala Penimbunan folikel
nyeri 1-10) dengan
Pematangan sel telur gagal
waktu terus menerus.
menjadi 40 kg.
Penimbunan folikel
DO :
Pematangan sel telur gagal
- Klien tampak lemas
hanya berbaring di Proses hiperplasia, displasia
tempat tidur. dan aplasia
- Wajah klien tampak
Tumor/Kista
pucat.
32
- Klien makan habis ½ Kanker ovarium
porsi
Stadium III
Menyebar ke peritoneum
Asites
Anoreksia
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
33
P diharapkan nyeri tekanan darah) menentukan
akut dapat teratasi. rencana
keperawatan
kriteria hasil :
yang akan
- Mampu
diberikan.
mengontrol
nyeri 2. Untuk
2) Lakukan
- Melaporkan pengkajian nyeri mengetahui
bahwa nyeri secara tingkat nyeri
berkurang / komprehensif dan dapat
hilang termasuk lokasi, menunjang data
karakteristik, untuk
- Menyatakan
durasi, frekuensi, penentuan
rasa nyaman
kualitas dan tindakan yang
setelah nyeri
faktor presipitasi efektif.
hilang
komunikasi merupakan
mengetahui komunikasi
nyeri dapat
membantu
klien
beradabtasi
dengan
sakitnya dan
mendorong
proses
penyembuhan.
4. Relaksasi
4) Ajarkan teknik membuat
34
non farmakologi adanya
: relaksasi nafas vasodilatasi
dalam pembuluh
darah sehingga
menurunkan
ketegangan.
5) Kolaborasikan 5. Analgesik
pemberian untuk
analgesik mengurangi
rasa nyeri.
35
ideal sesuai meningkatka
dengan tinggi n intake
badan nutrisi.
- Mampu 3. Kaji frekuensi 3. Penting untuk
mengidentifikasi
mual, durasi, mengetahui
kebutuhan
tingkat karakteristik
nutrisi
keparahan, mual dan
- Tidak ada tanda-
faktor frekunsi, faktor-faktor
tanda malnutrisi
presipitasi yang penyebab
menyebabkan mual
mual. diketahui
maka dapat
menentukan
intervensi
yang
diberikan
4. Anjurkan pasien 4. Makan
makan sedikit sedikit demi
demi sedikit tapi sedikit dapat
sering meningkatka
n intake
nutrisi.
5. Kolaborasi 5. Membantu
dengan tim gizi dalam proses
untuk kebutuhan meningkatka
nutrisi n intake
nutrisi klien
36
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Hari / Waktu Implementasi Diagnosa Paraf
ke-
Tanggal
N : 92 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,7 °C
TB : 153 cm
BB : 50 kg
Hasil:
37
pengalaman nyeri
Hasil:
N : 92 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,7 °C
38
TB : 153 cm
BB : 50 kg
39
TD : 110/80 mmHg
N : 92 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,7 °C
TB : 153 cm
BB : 51 kg
5. EVALUASI KEPERAWATAN
A : masalah teratasi
P:-
40
2 S : Klien mengatakan mual sudah Lala
berkurang
A : masalah teratasi
P:-
41
ANALISIS JURNAL
23
PEMBAHASAN
Umumnya pasien kanker mengalami gejala fisik, psikologis, dan gangguan fungsional
(Potter & Perry, 2006). Menurut Persatuan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (2005),
peranan penting untuk mendukung pasien dalam proses adaptasi dan mempertahankan
onkologi perlu dibekali keterampilan khusus untuk membantu pasien dan kelurganya
dalam mengatasi stres fisik dan psikologi melalui intervensi keperawatan yang bersifat
mandiri. Intervensi yang dapat dilakukan antara lain teknik relaksasi yang dapat
menimbulkan respon relaksasi yang menjadi antitesis terhadap respon stres (Astuti &
Suandika, 2015 ). Penggunaan relaksasi dalam bidang klinis telah dimulai sejak awal
abad 20, ketika Edmun Jacabson melakukan riset dan dilaporkan dalam sebuah buku
terdapat sedikit otot yang tegang sehingga menurunkan perasaan cemas (Soewondo,
2012 and Rosita, (2013). Relaksasi merupakan salah satu bentuk mind body
23
untuk memfasilitasi kapasitas pikiran untuk mempengaruhi gejala fisik dan fungsi tubuh
(Soewondo, 2012). Menurut Virgantari, (2013), melalui terapi relaksasi ini terjadi
relaksasi pada otot melalui dua langkah. Langkah pertama adalah dengan memberikan
tegangan pada suatu kelompok otot, dan kedua dengan menghentikan tegangan
merasakan sensasi relaks secara fisik dan tegangannya menghilang (Jacobson, 1938
relaksasi yang dalam. Pernafasan terfokus dengan seluruh perhatian berpusat pada
sensasi pernafasan, meliputi irama dan naik turunnya dada, digunakan sepanjang latihan
relaksasi ini. Pada dasarnya, latihan PMR melibatkan kontraksi dan relaksasi berbagai
kelompok otot mulai dari kaki ke arah atas atau dari kepala ke
arah bawah. Selama melakukan latihan, pasien berfokus pada ketegangan dan relaksasi
menegangkan dan meregangkan kumpulan otot dalam tubuh. Dengan cara ini, maka
akan disadari dimana otot itu berada dan hal ini akan meningkatkan kesadaran terhadap
24
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
seringkali sulit dideteksi karena biasanya terdapat jauh didalam pelvis. Tumor
deferensiasi sedang), dan tumor ganas. Kanker ovarium diperkirakan 30% terjadi
3.2 Saran
pasien dengan Ca. Ovarium dan dapat memahami tindakan, khususnya dalam
23
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Huda & Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Tarwoto, Wartono. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 4.
Brunner & Suddarth. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta:
EGC.
Sumiarsih. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Ca Ovarium Stadium III
Post Kemoterapi Di RSUD A. W. SJAHRANIE SAMARINDA.
http://repository.poltekkeskaltim.ac.id/318/1/1%20cover%20%2817%20files%2
0merged%29.pdf.
24