Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PATOFISIOLOGI

(OVARIOUS CANCER)

Disusun oleh :

1. Wasilatur Rohmah Febriati (222205001)


2. Dimarisa (222205007)
3. Agnes Da Silva Sarmento D. R (222205022)
4. Vivian Velly Hanani (222205046)
5. Fera Dwisyahputri (222205047)

PRODI FARMASI (S-1)

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................... i

BAB I : PENDAHULUAN................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang...................................................................................1

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................2

2.1 Definisi Penyakit.................................................................................2

2.2 Epidemiologi....................................................................................... 2

2.3 Etiologi................................................................................................2

2.4 Faktor Resiko...................................................................................... 3

2.5 Patofisiologi........................................................................................ 3

2.6 Manifestasi Klinis............................................................................... 4

BAB III : PENUTUP......................................................................................... 6

3.1 Kesimpulan......................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................8

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1
BAB II

TTNJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI
Kanker ovarium merupakan penyakit yang mematikan pada perempuan,
dikarenakan tidak ada cara yang pasti untuk mencegah atau mengetahui jenis kanker ini
lebih awal (Buys dkk., 2011 dalam Agusweni dkk., 2020). Kanker ovarium merupakan
penyakit yang ditakuti karena tidak jarang penderitanya berujung pada kematian, karena
kanker ovarium dikenal sebagai penyakit yang tumbuh diamdiam namun mematikan
(silent killer), karena pada stadium awal penyakit ini tidak menunjukkan gejala klinis
yang spesifik.

Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2018, Kanker merupakan


pertumbuhan sel abnormal yang dapat menyerang berbagai organ tubuh, selain itu
kanker juga dapat menyebar ke organ-organ lain. Kanker juga merupakan penyakit tidak
menular yang dapat menyebabkan kematian terbanyak ke-2 secara global, menurut
WHO 8,8 juta kematian pada tahun 2015 terjadi akibat kanker, akan tetapi kanker dapat
dicegah dengan menghindari faktor risiko dan melakukan deteksi kanker sedini
mungkin.

Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2003, Kanker ovarium


merupakan salah satu penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara dan
kanker serviks yang menyerang alat genital perempuan, dikarenakan kanker ovarium
berkembang secara asobesitasomatik penyakit ini sering di diagnosis pada stadium
lanjut sehingga sangat sulit untuk disembuhkan. Kanker ovarium juga merupakan
kanker keempat yang paling sering ditemukan setelah kanker payudara, kanker serviks,
kanker kolorektal, dan kanker korpus uretri.

2.2 EPIDEMIOLOGI
Satu dari 67 wanita bcrpotensi menderita kanker ovarium sepanjang hidupnya. Risiko
wanita terkena kanker ovarium i n iakan semakin tinggi dengan bertambahnya usia. Mayoritas
kanker ovarium muncul setelah seorang wanita melewati masa menopause. Separuh dari kasus
kanker ovarium menyerang wanita di atas usia 63 tahun (Johari dan Siregar, 2011) .
Berdasarkan data dari Survailance, Epidemiology and End Results (SEER) usia penderita kanker
ovarium rata-rata di atas 40 tahun. Dengan gambaran dibawah usia 20 sekitar 1,3%, antara 20 dan

2
34 sekitar 3,6%, antara 35 dan 44 sekitar 7,4%, antara 45 dan 54 sekitar 18,6%, antara 55 dan 64
sekitar 23,4%, antara 65 dan 74 sekitar 20,1%, antara 75 dan 84 sekitar 17,6% dan tahun 8 5 sekitar
8,1%. Angka ini didasarkan kasus yang didiagnosis pada 2005-2009 dari 18 daerah menurut data
SEER (Kampono, 2011) .

2.3 ETIOLOGI
Menurut Berek dan Novakin (2007), etiologi dari kanker ovarium masih belum jelas,
namun, ada beberapa hipotesis terkini yang dapat menjelaskan hal ini meliputi:
hipotesis trauma ovulasi dan hipotesis gonadotropin. Selama ovulasi, epitel permukaan
ovarium rusak selama pecahnhya folikel dan diikuti perbaikan 16 sel/DNA. Itu
menyatakan bahwa pembelahan sel selanjutnya diikuti dengan proses perbaikan
meningkatkan kemungkinan mutasi spontan karsinogenesis. Beberapa hipotesis lain
yang menjelaskan terjadinya kanker ovarium antara lain hipotesis stimulasi hormonal,
hipotesis peradangan dan interaksi gen-lingkungan (Gardner, et al., 2009).

2.4 FAKTOR RESIKO


1. Riwayat Keluarga
Menurut Prawiroharjo (2013), kejadian kanker ovarium terjadi bersifat familial (turun-
temurun) sebesar 5%-10% dan itu karena karena terdapat mutasi genetik BRCA1 dan
BRCA2 dengan resiko menyebabkan kanker ovarium pada kelompok tertentu
mekanisme kerjanya berikatan dengan protein RAD51 selama perbaikan untai ganda
DNA.
Kanker ovarium dapat meningkatkan risiko berkembangnya kanker ovarium ke
anggota keluarga lain. Proporsinya adalah 1,6% dari total populasi.
Risiko meningkat menjadi 4-5 persen jika ada anggota keluarga yang memiliki gelar
(ibu atau saudara kandung) menderita kanker ovarium. Risiko meningkat menjadi 7
persen jika 2 anggota keluarga menderita kanker ovarium (Lisnawati, 2013).

2. Obesitas

3
Pada wanita dengan status gizi obesitas, risikonya 10% lebih tinggi. Masalah ini
disebabkan oleh peningkatan lemak dalam tubuh, yang merupakan lingkungan yang
stabil dan kemudian cocok untuk perkembangan tumor. Selain pertumbuhan lemak
tubuh, meningkatkan adhesi sel mesothelial tumor, yang mengubah struktur tumor
mesothelial menyebabkan metastasis intraperitoneal (Bae et al. 2014).

3. Usia

Menurut Gardner dkk (2009), Insiden kanker ovarium meningkat seiring


peningkatan umur, biasanya terjadi pada wanita berumur antara 50-79 tahun dengan
median umur saat diagnosis adalah 63 tahun.

4. Usia Menarche

Usia menarche yang lebih tua juga dapat menjadi faktor risiko untuk menurunkan
terjadinya kanker ovarium, hal ini disebabkan karena usia menarche 8 dapat mengurangi
jumlah ovulasi, hal ini sesuai dengan hipotesis ovulasi terus menerus yang menjelaskan
semakin sering terjadinya ovulasi semakin besar kemungkinan terjadinya kanker
ovarium (Gong dkk, 2014).

2.5 PATOFISIOLOGI

2.6 MANIFESTASI KLINIS

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

4
DAFTAR PUSTAKA

5
6

Anda mungkin juga menyukai