Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN CANCER OVARIUM


Untuk memenuhi Tugas Individu Makalah Keperawatan Maternitas Cancer Ovarium

DISUSUN OLEH:
Nama : Puput Ernanda

Nim : 113063C1121048

DOSEN PENGAMPU:
NA. Selly Kresna Dewi, M.Kep, Sp.Kep, Mat

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN BANJARMASIN
2023
DAFTAR ISI :
HALAMAN DEPAN…………………………………………………………………………………...1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………....2
BAB 1 : CANCER OVARIUM
A. DEFINISI………………………………………………………………………………………3
B. EPIDEMIOLOGI………………………………………………………………………………4
C. ETIOLOGI……………………………………………………………………………………..5
D. MANIFESTASI KLINIS………………………………………………………………………6
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG…………………………………………………………… 7
F. PATOFISIOLOGI……………………………………………………………………………...8
G. COLLABORATIVE CARE MANAGEMENT CANCER OVARIUM……………………….9
H. TABEL NURSING CARE PLAN……………………………………………………………10
BAB 2 : STUDI KASUS
BAB 3 : TUJUAN PEMBELAJARAN
A. TUJUAN UMUM……………………………………………………………………………11
B. TUJUAN KHUSUS …………………………………………………………………………12
BAB 4 : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………….13
BAB 1
PENDAHULUAN
KANKER OVARIUM
A. DEFINISI
Kanker ovarium merupakan kanker yang tumbuh pada ovarium yang dapat
mengakibatkan kematian pada penderitanya dan merupakan salah satu kanker ganas sehingga
menjadi permasalahan Kesehatan di seluruh dunia termasuk di Indonesia.
Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium ( indung telur ) yang paling sering
ditemukan pada wanita usia post menopause sekitar 50-70 tahun. Sedangkan pada Wanita
pada usia dibawah 40 tahun dan remaja sekitar 15-19 tahun , kanker ovarium cenderung
jarang terjadi namun tidak menutup kemungkinan akan terjadi kanker ovarium pada usia
muda. Bisa terjadi karena beberapa factor, seperti menstruasi dini, mengalami kelebihan berat
badan atau obesitas, dan pola hidup.
Ada beberapa jenis kanker ovarium diantaranya , yaitu :
1. Kanker ovarium epitel, jenis kanker ovarium paling umum.
2. Tumor stroma, tumor langka yang biasanya didiagnosis pada tahap awal di
bandingkan kanker ovarium lainnya.
3. Tumor sel germinal, kanker ovarium langka yang cenderung terjadi di usia yang lebih
muda.

B. EPIDEMIOLOGI

Data epidemiologi menunjukkan bahwa kanker ovarium merupakan jenis kanker


terbanyak ke-8 yang terjadi pada wanita di seluruh dunia. Di Indonesia, kanker ovarium
merupakan kanker ke-3 terbanyak pada wanita. Dilihat dari global atau dunia Kanker
ovarium merupakan jenis kanker terbanyak ke-8 yang terjadi pada wanita di seluruh
dunia. Menurut data yang didapatkan dari Global Cancer Incidence, Mortality and
Prevalence (Globocan), terdapat sebanyak 313.959 kasus baru dan 207.252 kematian
akibat kanker ovarium pada tahun 2020. Negara dengan insiden kanker ovarium
terbanyak yakni Brunei, Samoa, Latvia, Polandia, dan Serbia.
Di Amerika Serikat, insidensi dari kanker ovarium pada tahun
2015-2019 yakni 10,6 kasus per 100.000 wanita per tahun. Rerata usia saat terdiagnosis
yakni 63 tahun, namun sebagian besar kasus terjadi pada wanita usia 55-64 tahun. Kasus
kanker ovarium tipe epitelial, dapat terjadi pada anak-anak berusia 15 tahun.
Sedangkan di Indonesia sendiri berdasarkan data dari Global Cancer
Incidence, Mortality and Prevalence (Globocan) tahun 2020, kanker ovarium merupakan
kanker ke-3 tersering pada wanita Indonesia, dengan angka kejadian mencapai 14.896
kasus dan angka kematian yang mencapai 9.581 kasus.Mortalitasnya meskipun telah
meningkat dalam 30 tahun terakhir, angka mortalitas kanker ovarium tetap tinggi.
Kesintasan 5 tahun dilaporkan sebesar 53,9% pada tahun 2019. Pasien kanker ovarium
stadium I memiliki angka kesintasan 5 tahun sebesar 80-90%, stadium II 40-60%,
stadium III 10-15%, dan stadium IV kurang dari 5 %.
The Silent Lady Killer adalah julukan dari kanker ovarium
karena menjadi penyebab kematian tertinggi Wanita. Julukan itu juga menyiratkan sifat
kanker ovarium yang sulit dideteksi pada stadium dini. Biasanya, kanker ini baru bisa
dideteksi setelah memasuki stadium lanjut.

C. ETIOLOGI

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Menurut Manuaba ( 2013 ). Akan
tetapi banyak teori yang menjelaskan etiologi kanker ovarium, diantaranya :

1. Hipotesis incessant ovulation


Teori yang menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk
penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang
terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.
2. Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini
didasarkan pada hasil pencobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor
androgen. Dalam pencobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan
epitel ovatrium normal dan sel-el kanker ovarium.

Ada beberapa faktor resiko terjadinya kanker ovarium sebagai berikut :

1). Menstruaasi dini


Jika seorang Wanita mengalami haid sejak dini maka akan mengalami resiko
tinggi terkena kanker ovariuam.
2). Faktor usia
Wanita usia lebih dari 45 tahun lebih rentan terkena kanker ovarium.
3). Factor reproduksi
a. meningkatnya siklus ovulatory berhubungan dengan tingginya resiko
menderita kanker ovarium karena tidak sempurnanya perbaikan epitel
ovarium.
b. Induksi ovulasi dengan menggunakan chomiphene sitrat meningkatkan
resiko 2 sampai 3 kali.
c. Kondisi yang dapat menurunkan frekuensi ovulasi dpat mengurangi
resiko terjadinya kanker.
d. Pemakaian pil KB menurunkan resiko hingga 50% jika dikonsumsi
selama 5 tahun lebih.

4). Wanita mandul atau tidak bisa hamil


Wanita yang tidak pernah hamil akan memiliki resiko tinggi terkena kanker ovarium.

5). Factor genetic

a. Sebesar 5% sampaia dengan 10% adalah herediter.


b. Angka resiko terbesar 5% pada pebderita satu saudara dan meningkat menjadi 7&
bika memiliki dua saudara yang menderita kanker ovarium.

6). Makanan
Terlalu bnayak mengkonsumsi makanan berlemak hewani yang dapat meningkatkan
resiko terkana kanker ovarium.

7). Obesitas

Wanita yang mengalami obesitas ( kegemukan ) memliki resiko tinggi terkena kanker
ovarium.

Terdapat beberpa factor resiko kanker ovarium yang perlu di waspadai, yaitu :

 Kebiasaan merokok
 Lanjut usia
 Terapi hormone pasca-menopause
 Memiliki keluarga kandung dengan riwayat kanker ovarium atau kanker payudara
 Mengidap obesitas, endometriosis, atau sindrom lynch
 Menstruasi pertam aterjadi padaa usia muda, yaitu di bawah 12 tahun
 Belum pernah hamil

D. MANIFESTASI KLINIS
Kanker ovarium umumnya tidak menimbulkan gejala tertentu pada stadium awal. Penykit
ini sering kali baru terdetekdi Ketika sudah memasuki stadium lanjut atau telah menyebar ke
bagian tubuh lain.beberapa gejala kanker ovarium diantaranya :
1. Perut membesar
2. Nyeri perut
3. Penurunan berat badan tanpa alasan jelas
4. Mual
5. Nyeri saat berhubungan seksual
6. Perut terasa kembung
7. Meningkatnya frekuensi buang air kecil
8. Haid tidak teratur
9. Rasa tidak nyaman pada abdomen
10. Nyeri panggul
11. Adanya perdarahan pada vagina

Berdasarkan tingkat keparahannya, kanker ovarium dibedakan menjadi 4 ( empat )


stadium, yaitu :

 Stadium 1: kanker hanya ada pada ovarium,  baik salah satu maupun kedua ovarium,
dan belum menyebar ke organ lain.
 Stadium 2: Kanker sudah menyebar ke jaringan dalam rongga panggul atau rahim.
 Stadium 3: Kanker telah menyebar ke lapisan perut, permukaan usus, hingga kelenjar
getah bening di panggul atau perut.
 Stadium 4: Stadium keempat menandakan bahwa kanker telah menyebar ke beberapa
organ tubuh lainnya yang jauh dari ovarium. Contohnya seperti paru-paru
atau bahkan otak pengidap kanker ovarium.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Tes darah

Tes darah bertujuan untuk mendeteksi protein CA-125, yang merupakan penanda
adanya kanker.
 Pemindaian
Metode awal yang dilakukan untuk mendeteksi kanker ovarium adalah USG perut.
Setelah itu, dokter dapat melakukan CT scan atau MRI.
 Biopsi
Pada pemeriksaaan ini, dokter akan mengambil sampel jaringan ovarium untuk di
teliti di labolatorium. Peeriksaan ini dapat menentukan apakah pasien menderita kanker
ovarium atau tidak.

F. PATOFISIOLOGI
Menurut ( Dewi, 2017 ) penyebab pasti kanker ovarium tidak diketahui pasti namun multi
faktoral. Resiko berkembangnya kanker ovarium berkaitan dengan factor lingkungan,
reproduksi dan genetic. Factor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan kanker ovarium
epitel terus menjadi subjek perdebatan dan penelitian. Kebiasaan makan , minum kopi dan
merokok dan penggunaan bedak talek di daerah vagina, semua itu dianggap menjadi pemicu
kanker. Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur intraperitoneal dan limfatik muncul
tanpa gejala atau tanda spesifik. Gejala tidak pasti akan mencul seiring dengan waktu adalah
perasaan berat pada pelvis, sering berkemih, dan disuria, dan perubahan gastrointestinal,
seperti rasa penuh, mual, rasa tidak nyaman pada perut, cepat kenyang , dan konstipasi, pada
beberapa Wanita dapat terjadi perdarahan abnormal vagina sekunder akibat hyperplasia
endometrium bila tumor menghasilkan estrogen, beberapa tumor menghasilakn testosterone
dan menyebabkan virilisasi. Gejala-gejala keadaan akut akut pada abdomen daoat timbul
mendadak bila terdapat perdarahan dalam tumor, rupture, atau torsi ovarium.

G. COLLABORATIVE CARE MANAGEMENT CANCER OVARIUM


Penanganan kanker ovarium tergantung pada stadium kanker, kondisi pasien, dan apakah
pasien teatp ingin memiliki keturunan. Metode penangannya meliputi :
1. Operasi
Operasi bertujuan untuk salah satu atau dua ovarium. Selamin mengangkat
ovarium, operasi juga dapat dilakuakan untuk mengangkat Rahim ( histerektomi ) dan
jaringan di sekitarnya yang telah terkena kanker. Perlu diketahui, beberapa jenis
operasi untuk mengatasi kanker ovarium bisa membuat pasien tidak dapat memiliki
anak lagi. Oleh sebab itu, konsultasikan dengan dokter mengenai manfaat dan risiko
operasi yang akan dilakukan.

2. Radioterapi
Radioterapi  adalah penggunaan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-
sel kanker. Radioterapi umumnya dilakukan pada pasien kanker ovarium stadium
awal setelah operasi. Meski begitu, radioterapi juga dapat dilakukan pada pasien
kanker ovarium stadium akhir. Tujuannya adalah untuk membunuh sel kanker
yang sudah menyebar ke jaringan tubuh lain.
3. Kemoterapi
Kemoterapi  adalah pemberian obat-obatan untuk membunuh sel kanker.
Prosedur ini bisa dilakukan sebelum operasi untuk mengecilkan ukuran kanker
sehingga lebih mudah diangkat, atau setelah operasi untuk membunuh sel-sel
kanker yang masih tersisa.
Selain itu hal penting yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker ovarium, adalah
sebagai berikut :
1. Mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang
2. Rutin berolahraga
3. Menghindari stress berlebihan
4. Menjaga pola hidup sehat, tidak merokok
5. Kehamilan dan menyusui
6. Enggunaan pil kontrasepsi oral pil KB

H. TABEL NURSING CARE PLAN

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Tujuan Umum
Untuk bahan pembelajaran mengenai kanker ovarium yang merupakan tumor
ganas mematikan dan sulit untuk detejsi dini.

b. Tujuan khusus
 Untuk memahami mengenai penyakit kanker ovarium
 Untuk mempelajari dan memahami mengenai kanker ovarium
BAB 2
STUDI KASUS
A. Skenario Kasus
Seorang wanita Ny. N berusia 45 tahun , datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri
abdomen dan perut terasa begah/kembung kadang merasa mual, serta mengeluh sering buang
air kecil dan sakit saat berhubungan intim dengan suami. Juga ada pendarahan keluar dari
vagina yang tidak wajar. Pasien mengatakan bahwa berat badannya turun drastic dan nafsu
makan hilang . Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga, tidak punya kebiasaan merokok.
Saat di tanyakan mengenai Riwayat kesehtan pasien mengatakan bahwa saudara kandungnya
pernah ada Riwayat kanker.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan anemia ringan, BB 85 kg vital sign dalam batas
normal. Pada pemeriksaan USG didapatakn pembesaran ovariumyamg tidak normal dan di
temukan massa pada kedua ovarium intraperitoneal. Dengan tanda dan gejala serta hasil
pemeriksaan fisik maka di curigai pasien mengalami kanker ovarium.

B. Hasil Pengkajian
Nama : Ny. N
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Jenis kelamin : Perempuan
Keluhan Utama : Nyeri abdomen dan perut terasa begah/kembung kadang merasa
Mual , serta mengeluh sering buang air kecil dan sakit saat
Berhubungan intim. Berat badan turun drastic dan nafssu makan
Hilang. Ada pendarah tidak wajar yang keluar dari vagina.
Riwayat kesehatan : Saudara kanduung pasien mempunyai Riwayat kanker

C. Pathway Kasus
Faktor Genetik
Faktor lingkungan Faktor Endokrin
dan Gaya hidup Nulipara, memiliki riwayat
Terapi Pengganti
Kebiasaan makan , keluarga kanker ovarium,
astrogen ( ERT )
minum, merokok payudara dan uterus, mutase
gen BRCA1 atau BRCA2,
menopause terlambat

Sel karsinoma Perubahan fungsi ovarium

Gangguan proliferasi

Displapsia sel epitel


ovarium

Maligna tumor

Ca Ovarium

Gastrointestinal Sel kanker bermetatasis Gangguan pada ovarium

Kembung, rasa penuh Gangguan produksi


pada perut, terasa ada menstruasi
benjolan Menopause dini
Perdarahan abnormal
Distensi abdomen
Anemia

Mual dan Intake cairan Penekanana pada Haid tidak teratur


muntah system eliminasi

ansietas
Nafsu makan
Sering kencing,
Defisit volume konstipasi
Malnutrisi
cairan

Gangguan pola
Gangguan eliminasi
nutrisi kurang
dari kebutuhan

D. Analisa Data

E. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
2. Defisit volume cairan
3. Gangguan pola eliminasi
4. Anemia
5. Ansietas

F. Tabel Nursing Care Plan

BAB 3
PENUTUP
A. DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta

Hospital, S ( 2023 ) : https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-


itu-kanker-ovarium
Jogja, P : http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/8673/4/4.%20Chapter%202.pdf

PPNI ( 2018 ). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia; Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI ( 2016 ). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
DIagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI ( 2018 ), Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakrta : DPP PPNI.

Yankes.kemenkes.go.id ( 2022 ) : https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/140/kanker-


ovarium

Anda mungkin juga menyukai