Anda di halaman 1dari 3

Resensi Cerpen

Judul : Kaca Pecah

A. Identitas Cerpern
1. Judul Cerpen : Kaca Pecah
2. Pengarang : Rahadi W.
3. Penerbit : http://kisahfiksikehidupan.blogspot.com
4. Tebal Buku : 51 Lembar
5. Cetakan : Ke-1
6. Penerjemah :-
7. Cerpen yang di Resensi : Hal 19 - 31

B. Pendahuluan
Buku kumpulan cerpen ini dibuat dan ditulis oleh Rahadi W. Dia merupakan pemilik
dari blog Kisah Fiksi Kehidupan. Buku ini merupakan seri pertama dari buku cerpen
kumpulannya. Ia juga telah menulis beberapa novel seperti The Doctor, Satu Malam di
Kampung Siluman.

C. Isi Cerpen
Menjadi seorang dokter memang bukan merupakan sebuah pekerjaan yang mudah.
Ditambah lagi bekerja di sebuah puskesmas yang terletak di sebuah desa terpencil. Kini
kurasa seluruh tenaga didalam tubuhku telah terkuras habis. Setelah mengerjakan sampai
larut malam aku diharuskan untuk pergi ke Kabupaten. Untuk menuju ke Kabupaten
dibutuhkan perjalanan sejauh 100 Km. Setelah itu semua kulewati akhirnya aku dibisa
beristirahat.

Tak lama setelah terlelap aku kembali disadarkan ke dunia nyata. Sayup-sayup
kudengar suara istriku memanggil. Belum sempat ku merenggangkan diri dari posisi tidurku.
Telingaku menangkap suara yang gedoran pintu didepan. Beberapa saat suara itu terhenti
namun trang… suara pecahan kaca menggema di rumahku. Aku tak mengerti apa yang
terjadi.

Dengan segera ku bergegas membuka pintu depan. Didepan rumahku terlihat tiga
orang pria sedang berdiri di depan rumahku. Ada apa ini? Tanyaku kenapa ini bisa terjadi.
Seorang yang paling termuda mendatangiku. Bangsat, orang mau mampus baru kau muncul
jawab ia dengan kasar. Ini bukan pertama kalinya ia berbicara seperti ini padaku. Sebelumnya
saat anaknya terluka karena terkena pisau. Ia datang kepadaku dan dengan angkuhnya ia
ingin segera di tolong. Karena aku merasa bahwa alat-alat yang akan digunakan belum di
sterilkan. Akupun bergegas menuju dapur untuk membersihkan alat-alat tersebut sebentar.
Belum beberapa lama iapun datang kepadaku dan merampas kerah bajuku seraya berkata
bahwa aku telah lamban untuk mengobati anaknya yang hampir kehabisan darah itu. Aku
tidak bisa mendiamkan ini semua. Aku harus melaporkan ke kepala desa.

Kepala desapun akan berjanji akan mengatur pertemuan antara kami agar kami bisa
membicarakan masalah ini dengan cara kekeluargaan. Namun hingga saat ini juga kepala
desa belum menghampiriku. Sempat terlintas di fikiranku apakah aku harus melaporkannya
ke kantor polisi. Sebelum aku hendak melaporkannya kepala desa akhirnya datang bersama
seorang lelaki tua yang saat itu datang ke rumahku. Aku tidak melihat ada orang tersebut.

Kepala desa memberi tahu bahwa laki-laki tersebut sedang sakit. Ia meminta agar aku
mengobatinya. Setelah dia berkelakuan buruk kepadaku sekarang kepala desa ingin aku
memeriksa keadaanya. Tawaran yang di berikan kepala desapun aku tolak mentah-mentah.
Mana mau aku melakukan hal itu. Dari dalam kamar terdengar suara istriku berkata mengapa
dibuang kesempatan yang bagus? Aku sungguh kaget mendengar itu. Kesempatan? Apa
maksudnya? Saat inilah kesempatanmu untuk membuktikan bahwa ayah bekerja dengan
ikhlas, saat kita menolong orang yang kita benci kita tidak punya alasan selain keikhlasan
Kelak saat Ayah berdoa, maka Ayah bisa dengan bangga menyebut di hadapan Allah bahwa
Ayah pernah menolong seseorang dengan tanpa alasan lain selain ikhlas semata. Termenung
aku mendengar ucapan istriku. Dengan segera aku bergegas membereskan alat-alat yang akan
aku gunakan untuk mengunjungi pasienku.

D. Analisis Unsur
A. Unsur Instrinsik
1. Tema : Perjuangan Seorang Dokter
2. Tokoh : 1. Aku
2. Istri
3. Lelaki Termuda
4. Kepala Desa
5. Lelaki Tua
3. Watak : 1. Aku
 Penyabar
 Pekerja Keras
 Tekun
 Pendendam

2. Istri

 Penyabar
 Bijaksana

3. Lelaki Termuda

 Pemarah
 Tidak Sabaran
 Tidak Sopan
4. Kepala Desa
 Bijaksana
4. Alur : Maju-Mundur
5. Amanat : -Lakukan semua dengan ikhlas karena itu akan
mempermudah segalanya.

-Bersabarlah dalam menyikapi setiap hal

6. Sudut Pandang : Orang Pertama Serba Tahu


7. Latar : 1. Waktu : Malam Hari, Pagi Hari, Siang Hari
2. Tempat : Puskesmas, Rumah, Dapur
3. Suasana : Tegang, Tenang

B. Unsur Ekstrensik
1. Nilai Moral : Aku tidak memikirkan lagi siapa yang akan ia tolong. Maupun
itu musuhnya sendiri, tetapi ia tetap menolong orang yang
sedang membutuhkan bantuannya
2. Nilai Sosial : Tingkah laku Lelaki termuda terhadap aku merupakan
tindakan yang egois. Ia tidak memikirkan kepentingan orang
lain.
3. Nilai Budaya : Sebelum melaporkan ke Mapolsek, biasanya pelapor akan
membertitahukan masalahnya kepada Kepala Desa terlebih
dahulu.

E. Kelebihan dan Kekurangan


 Kelebihan
Penggambaran sebuah keadaan di cerpen ini di jelaskan dengan cara penulisan
yang sangat mendetail. Sehingga membuat para pembaca dapat mengerti
dengan jelas situasi yang sedang terjadi.
 Kekurangan
Penggambaran tokoh di cerpen ini kurang di jabarkan. Sehingga pembaca
hanya bisa mengira-ngira bagaimana watak para tokoh di cerpen ini.

F. Penutup
Cerpen karya Rahadi W. ini dapat dikategorikan sebagai cerpen kisah
kehidupan. Kisah yang dituliskanpun dapat memberi beberapa amanat yang dapat kita
tangkap.Bahasa yang baik, penggambaran yang sangat jelas membuat para pembaca
dengan mudah mengerti maksud dari cerpen ini.

Anda mungkin juga menyukai