A. Identitas Cerpen
B. Pendahuluan
Buku kumpulan cerpen ini dibuat dan ditulis oleh Rahadi W. Dia merupakan
pemilik dari blog Kisah Fiksi Kehidupan. Buku ini merupakan seri pertama dari
buku cerpen kumpulannya. Ia juga telah menulis beberapa novel seperti The Doctor,
Satu Malam di Kampung Siluman.
C. Isi Cerpen
Tak lama setelah terlelap aku kembali disadarkan ke dunia nyata. Sayup-
sayup kudengar suara istriku memanggil. Belum sempat ku merenggangkan diri dari
posisi tidurku. Telingaku menangkap suara yang gedoran pintu didepan. Beberapa
saat suara itu terhenti namun trang… suara pecahan kaca menggema di rumahku.
Aku tak mengerti apa yang terjadi.
Dengan segera ku bergegas membuka pintu depan. Didepan rumahku terlihat
tiga orang pria sedang berdiri di depan rumahku. Ada apa ini? Tanyaku kenapa ini
bisa terjadi. Seorang yang paling termuda mendatangiku. Bangsat, orang mau
mampus baru kau muncul jawab ia dengan kasar. Ini bukan pertama kalinya ia
berbicara seperti ini padaku. Sebelumnya saat anaknya terluka karena terkena pisau.
Ia datang kepadaku dan dengan angkuhnya ia ingin segera di tolong. Karena aku
merasa bahwa alat-alat yang akan digunakan belum di sterilkan. Akupun bergegas
menuju dapur untuk membersihkan alat-alat tersebut sebentar. Belum beberapa lama
iapun datang kepadaku dan merampas kerah bajuku seraya berkata bahwa aku telah
lamban untuk mengobati anaknya yang hampir kehabisan darah itu. Aku tidak bisa
mendiamkan ini semua. Aku harus melaporkan ke kepala desa.
Kepala desapun akan berjanji akan mengatur pertemuan antara kami agar
kami bisa membicarakan masalah ini dengan cara kekeluargaan. Namun hingga saat
ini juga kepala desa belum menghampiriku. Sempat terlintas di fikiranku apakah aku
harus melaporkannya ke kantor polisi. Sebelum aku hendak melaporkannya kepala
desa akhirnya datang bersama seorang lelaki tua yang saat itu datang ke rumahku.
Aku tidak melihat ada orang tersebut.
Kepala desa memberi tahu bahwa laki-laki tersebut sedang sakit. Ia meminta
agar aku mengobatinya. Setelah dia berkelakuan buruk kepadaku sekarang kepala
desa ingin aku memeriksa keadaanya. Tawaran yang di berikan kepala desapun aku
tolak mentah-mentah. Mana mau aku melakukan hal itu. Dari dalam kamar terdengar
suara istriku berkata mengapa dibuang kesempatan yang bagus? Aku sungguh kaget
mendengar itu. Kesempatan? Apa maksudnya? Saat inilah kesempatanmu untuk
membuktikan bahwa ayah bekerja dengan ikhlas, saat kita menolong orang yang kita
benci kita tidak punya alasan selain keikhlasan Kelak saat Ayah berdoa, maka Ayah
bisa dengan bangga menyebut di hadapan Allah bahwa Ayah pernah menolong
seseorang dengan tanpa alasan lain selain ikhlas semata. Termenung aku mendengar
ucapan istriku. Dengan segera aku bergegas membereskan alat-alat yang akan aku
gunakan untuk mengunjungi pasienku.
D. Analisis Unsur
A. Unsur Instrinsik
1. Tema : Perjuangan Seorang Dokter
2. Tokoh : 1. Aku
2. Istri
3. Lelaki Termuda
4. Kepala Desa
5. Lelaki Tua
3. Watak : 1. Aku
Penyabar
Pekerja Keras
Tekun
Pendendam
2. Istri
Penyabar
Bijaksana
3. Lelaki Termuda
Pemarah
Tidak Sabaran
Tidak Sopan
4. Kepala Desa
Bijaksana
4. Alur : Maju-Mundur
B. Unsur Ekstrensik
1. Nilai Moral : Aku tidak memikirkan lagi siapa yang akan ia tolong.
Maupun itu musuhnya sendiri, tetapi ia tetap menolong orang yang
sedang membutuhkan bantuannya.
Kelebihan
Penggambaran sebuah keadaan di cerpen ini di jelaskan dengan cara
penulisan yang sangat mendetail. Sehingga membuat para pembaca
dapat mengerti dengan jelas situasi yang sedang terjadi.
Kekurangan
Penggambaran tokoh di cerpen ini kurang di jabarkan. Sehingga
pembaca hanya bisa mengira-ngira bagaimana watak para tokoh di
cerpen ini.
F. Penutup