Anda di halaman 1dari 5

KEMETERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU


Jalan Raden Fatah Pagar Dewa Kota Bengkulu 38211
Telp. (0736) 51276-51171-51172-53879. Fax. (0736) 51171-51172
Website: www.iainbengkulu.ac.id
SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER
Nama : veta eva ningsi
Nim : 19112900062
Kelas : 3C
Mata kuliah : apresiasi drama

Nama Mata Kuliah : Apresiasi Drama


Program Studi/Semester : Tadris Bahasa Indonesia/III
Bobot SKS : 2 SKS
Hari dan tanggal : Senin, 30 November 2020
Waktu : 13.00 WIB s.d selesai
Dosen : Muhammad Alfian, M.A.
Sifat Ujian : Tertulis
PETUNJUK UMUM/TATA TERTIB UJIAN
1. Isi identitas Anda dalam lembar jawaban yang telah disediakan secara jelas teratur dan
menggunakan tata Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Tidak diizinkan jawaban sama dengan teman, harus hasil pemikiran dari masing-masing
individu.
3. Jawaban harus analitis dan menunjukkan kesesuaian dengan pertanyaan.
4. Kerjakan pertanyaan yang dianggap paling mudah dan perhatikan alokasi waktu yang tepat
sehingga semua pertanyaan dapat terselesaikan.
5. Kerjakan dengan rapi, jelas dan bersih sehingga mudah dibaca dan dipahami.
6. Berdoa terlebih dahulu sebelum mengerjakannya.
SOAL
1. Jelaskan dimensi drama?
2. Analisislah unsur-unsur drama dalam salah satu dari 4 naskah drama berikut!
a. Robohnya Surau Kami
b. Anjing-anjing Menyerbu Kuburan
c. Ayahku Pulang
d. Setan dalam Bahaya
3. Buatlah treatment dari premis berikut: puskesmas desa melakukan pungutan liar dan
diskriminasi terhadap masyarakat miskin, sedangkan masyarakat yang kaya memperoleh
pelayanan khusus. Terjadilah aksi dari sekelompok masyarakat miskin tersebut.

-Selamat Mengerjakan-

Jawaban

1. Drama sendiri dibedakan menjadi dua yaitu drama sebagai naskah yang merupakan sebuah
bentuk prosa dan drama sebagai pertunjukan yaitu sebagai bentuk implementasi dari naskah
drama. Untuk menghayati suatu tokoh kita bisa menggunakan 3 Dimensi tokoh ini.

Dimensi yang pertama yaitu dimensi fisik. Dimensi fisik ini adalah keadaan fisik tokoh yang
akan di perankan. Misal tokoh kakek - kakek, fisik sang kakek itu bagaimana, sehat bugarkah
atau sakit - sakitan.
Dimensi kedua yaitu dimensi sosial. Maksudnya adalah keadaan sosial tokoh tersebut.
Misal tokoh kakek - kakek seperti di contoh pertama, kakek yang tinggal di daerah pedesaan
dan perkotaan tentulah berbeda. Inilah yang dimaksud dimensi sosial. Dan yang terakhir yaitu
dimensi psikologis. Dimensi ini adalah keadaan kejiwaan tokoh. Misal masih dengan contoh
sebelumnya, kakek yang hidup sakit - sakitan lalu tinggal di desa tidak ada sanak saudara yang
merawat itu bagaimana keadaan kejiwaannya akankan gembira? Tentulah tidak, inilah yang
dimaksud dimensi psikologis.

2.

ANALISIS INTRINSIK AYAHKU PULANG


Karya : usman ismail

1)            Tema: Rumah Tangga


2)            Tokoh dan Penokohan:
a.       Raden Saleh (Ayah) :
         Ayah yang material.
Bukti : “…dulu aku dihormati karena mempunyai uang yang melimpah…”
         Tidak bertanggung jawab.
Bukti : Gunarto: “Waktu aku berumur 18 tahun tak lain yang terbayang dan
terlihat di bola mataku hanya gambaran Ayah yang telah sesat itu yang
melarikan diri dengan seorang perempuan asing yang lalu meyeretnya ke
lembah kesengsaraan. Lupa kepada anak dan istrinya juga lupa kepada
kewajibannya karna nafsunya yang telah membuatnya ke pintu neraka.”
         Sadar diri.
Bukti : “Aku memang berdosa. Aku mengaku dan itulah sebabnya aku
kembali ke sini untuk memperbaiki kesalahan dan dosaku.”
b.      Tina (Ibu) :
         Pemaaf dan masih mau menerima Raden Saleh.
Bukti:1. “Mari duduk dan temuilah mereka.”
2. Maemun: “…tapi bang Ibu sudah memaafkannya.”
         Mencintai keluarga dengan merawat ketiga anaknya.
Bukti : “Anak-anak sudah pandai sudah mempunyai penghasilan masing-masing.”
c.       Gunarto :
         Pendendam.
Bukti : “Jika memang mempunyai seorang Ayah. Maka Ayah itulah musuhku
yang sebesar-besarnya!”
         Keras kepala.
Bukti :1. “Jika kami punya Ayah untuk apa kami membanting tulang selama ini?”
2. “Semua ini adalah karena ulah Ayah! Hingga Mintarsih harus menderita
pula! Sejak kecil Mintarsih sudah merasakan pahit getirnya kehidupan.
Tapi kita harus mengatasi kesulitan ini,Bu! Harus! Ini kewajibanku sebagai
abangnya, aku harus lebih keras lagi berusaha!”
         Kejam.
Bukti : 1. “Sejak kapan kami memiliki seorang Ayah? Kami tidak punya
seorang Ayah!”
2. “Aku telah membunuh Ayahku sendiri! Ayahku pulang!”
         Pemarah.
Bukti : “Jangan kau membela dia! Ingat, siapa yang membesarkan kau!
Kau lupa! Akulah yang membiayaimu selama ini dari penghasilanku
sebagai kuli dan kacung suruhan! Ayahmu yang sebenar-benarnya adalah
aku!”
d.      Maemun :
         Penurut.
Bukti : Raden Saleh (Ayah) : “Maemun maukah kau mengambil segelas air minum
untuk Ayahmu?”
            Maemun : “Iya Ayah.”
         Anak yang mencintai keluarganya.
Bukti : 1.“Tapi lihat bang lihat kasihan Ayah yang sudah tua.”
2.“…bang Narto kita adalah darah dagingnya bagaimanapun buruk baiknya dia
kita tetap anaknya bang yang harus merawatnya.”
         Pemaaf.
Bukti : .“…bang Narto kita adalah darah dagingnya bagaimanapun buruk baiknya
dia kita tetap anaknya bang yang harus merawatnya.”
e.       Mintarsih :
         Penurut.
Bukti : Tina (Ibu) : “…Mintarsih dia itu membantuku menjahit.”
         Pemaaf.
Bukti : “…dia Ayah kita bang Ayah kita sendiri!”
3)            Latar/Setting:
a.       Tempat     : Rumah (Ruang tamu).
Bukti        : Tina (Ibu) : “Mari duduk dan temuilah mereka.”
b.      Waktu      : Malam takbiran.
Bukti        : Tina (Ibu) : “Pada malam hari raya dia meninggalkanku…”
c.       Suasana    : Menegangkan dan sedih.
4)            Amanat:
a.       Janganlah terlalu lama menyimpan rasa benci pada seseorang.
b.      Jangan hanya mengingat keburukan yang sudah orang lain lakukan pada kita.
c.       Hormati kedua orang tuamu!
d.      Harta yang melimpah tidak akan membuat hidupmu selalu bahagia.
e.       Kepala rumah tangga harus memimpin keluarganya menjadi keluarga yang utuh dan
selalu bahagia.
5)            Alur: Maju
Tahapan Alur:
a.       Eksposisi (Tahap permulaan) : Pada malam takbir Ibu Tina sedang duduk di ruang
tamu. Di luar terdengar suara takbir yang mengiringi malam itu. Ibu Tina terlihat sedih
dan sedang memikirkan Raden Saleh.
b.      Konflik (Tahap pertikaian) : Gunarto marah pada Ibunya. Gunarto tidak suka jika
Ibunya masih memikirkan Raden Saleh. Ibu Tina tetap memberi penjelasan kepada
Gunarto agar tidak membenci Ayahnya.
c.       Klimaks (Tahap puncak masalah) : Gunarto tetap saja tidak bisa menerima lagi
Ayahnya. Tiba-tiba ada seseorang mengetuk pintu rumahnya. Datanglah Raden Saleh. Ibu
Tina terkejut melihat Raden Saleh sementara itu Maemun dan Mintarsih terlihat gembira
saat Ayahnya kembali ke rumah. Tetapi tak sedikitpun terlihat perasaan bahagia di wajah
Gunarto. Gunarto malah kesal dan makin benci melihat Ayahnya. Maemun berusaha
menjaga perasaan Ayahnya dengan cara memberi penjelasan kepada Gunarto tetapi
Gunarto tetap saja keras kepala.
d.      Antiklimaks (Tahap Penyelesaian) : Raden Saleh mengalah untuk pergi dari tempat
itu. Terjadilah perdebatan antara Gunarto dan Maemun. Ibunya dan Mintarsih hanya bisa
menangisi keadaan. Maemun mencoba mengejar Ayahnya tetapi selalu terhalang oleh
omongan Gunarto. Maemun pun tak memperdulikan Gunarto. Maemun tetap mencoba
mengejar Ayahnya. Tak lama dari situ Maemun kembali ke rumah dengan menangis.
Ibunya dan Mintarsih bertanya-tanya. Maemun pun menjelaskan bahwa hanya baju inilah
yang bisa ia temukan. Ayahnya telah pergi bunuh diri dengan terjun ke sungai.

3.

a. tretmen
- tokoh

 Aldo ( kepalah, puskesmas 42 tahun )

Karakter : sombong, angkuh, licik

 Dita ( wakil kepalah puskesmas, 30 tahun )

Karakter : judes, pemarah, penurut

 Klara ( bidan puskesmas, 28 tahun )

Karakter : penurut

 Suhadi ( kepalah desa,58 tahun )

Karakter : baik, tidak sombong, adil

 Anisa ( sahabat dita, 30 tahun )

Karakter : sederhana, pintar baik

 Anita (pasien, 50 tahun )

Karakter : kaya, baik hati

 Ani (pasien, 45 tahun )

Karakter : miskin, lugu

Adegan

 Aldo kepalah puskesmas didesa sukaraja hendak melakukan


pungutan liar dan diskriminasi, sambil menyombongkan
jabatannya sebagi kepalah puskesmas

 Dita wakil kepalah puskesmas menuruti rencana licik yang


sudah diatur oleh aldo sih kepalah puskesmas untuk
melakukan pumutan liar kepada masyarakat miskin

 Anisa sahabat dita tidak sengajah mendengar pembicaran antar


dita dan aldo ketika iya hendak menemuhi dita karnah merasa
ketidak adilan tersebut anisa melaporkan rencana tersebut
kepada kepalah desa

 Pak suhadi selaku keplah desa sangat geram terhadap aldo dan
dita setelah mendengar laporan dari klara, pak suhadi dan
klara keduanya berbincang masalah tersebut

 Sembari itu ani pasien puskesmas datang untuk berobat dan


membicarahkan keluhan dialaminya

 Bidan menyatakan bahwah bu ani harus dirawat akan tetapi


ibu ani tidak memiliki uang yang cukup
 Anita pasien puskesmas merasa sangat kasihan melihat ibu ani
berjalan dengan wajah sedih akhirnya ibu anita membqntu
biayah berobat ibu ani

 Kepalah desa langsung meendatangi puskesmas itu dan


memberi petingatan kepada kepalah puskesmas jika mereka
melakukan kesalahan itu lagi mereka akan dilaporkan kepihak
yang berwajib

- Adegan diatas terdapat satu latar tempat yaitu puskesmas


di desa sukaraja yang bearti drama tersebut satu babak

- Latar waktu : siang hari

Pesan : sebagai orang yang berpangkat dan berpendidikan hendaknya


mereka berlaku adil kepada sesama manusia tampah membedahkan
dan mereka juga harus menjaga kualitas kerja dan nama baik.

Anda mungkin juga menyukai