Anda di halaman 1dari 21

KONSEP TERJADINYA SHOCK, DEFENSI

MEKANISME ADAPTASISEL, PEMULIHAN


KEMATIAN JARINGAN

Kelompok 11

1. Rina Apriliawati 202101052


2. Putri Nabela 202101045
3. Lara sheta 202101073
4. Rahmad yolan junianto 202101051
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP TERJADINYA SHOCK


1. Pengertian shock
Shock ialah suatu keadaan yang di sebabkan oleh defisiensi sirkulasi
akibat disparitas (ketidakseimbangan) antara volume udara dengan
ruang suasana vaskuler .
Shock adalah kolapsnya tekanan darah arteri sistemik. Pada penurunan
tekanan darah yang berat, aliran darah tidak dapat secara adekuat
memenuhi kebutuhan energi jaringan dan organ. Selain itu tubuh
berespons dengan mengalihkan darah menjauhi sebagiab besar
jaringan dn organ agar organ-orga vital yaitu jantung, otak dan paru-
paru menerima cukup darah
b. Shock primer
Pada shock primer terjadi defisiensi sirkulasi akibat ruang vaskuler
membasar karena vasodilatasi yang asalnya neurogen Ruang kapiler yang
membesar mengakibatkan darah seolah-olah di tarik dari sirkulasi umum dan
segera masuk ke dalam kapiler dan venula alat-alat dalam (viscera).
c. Shock sekunder
Pada shock sekunder terjadi gangguan keseimbangan cairan, yang
menyebabkan defisiensi sirkulasi perifer di setai jumlah volume darah yang
menurun, aliran darah yang berkurang, hemokonsentrasi dan fungsi gunjal
yang terganggu. Sirkulasi yang berkurang terjadi segera setelah terkena
kerusakan, tetapi baru beberapa waktu sesudahnya. Oleh karena itu di sebut
shock sekunder atau delayed shock.
4. Tanda-tanda dan gejala
a. Nadi Cepat dan Lemah.
Akibat adanya kekurangan pasokan darah dari jantung, maka respon pertama yang diberikan oleh sistem
sirkulasi adalah meningkatkan kecepatan pemompaan oleh jantung.
b. Nadi Cepat dan Dangkal.

Ketika syok terjadi maka organ tubuh akan segera merespon dengan mengirimkan sinyal ke otak bahwa
oksigen yang diperoleh oleh organ tubuh tersebut berkurang.
c. Kulit Pucat, Dingin dan Lembab.
Tubuh kita memiliki sistem pertahanan sendiri, dalam keadaan darurat peredaran darah akan diarahkan
menuju alat tubuh yang paling penting seperti jantung, otak dan lainnya. Hal ini akan menimbulkan
dampak pada suhu dan warna kulit yaitu akan menjadi dingin dan pucat juga bisa membuat kulit lembab.
d. Wajah.
Seperti halnya kulit, wajah juga akan menjadi pucat sebagai tanda kekurangan darah dan oksigen. Terjadi
sianosis pada bibir, lidah dan cuping telinga.
e. Mata.
Ketika syok, akan terjadi pelebaran pada manik mata dan pandangannya hampa.
f. Perubahan Keadaan Mental.
Kurangnya pasokan oksigen ke otak sangat berpengaruh besar dengan fungsi dan kerja otak. Bila pasokan
oksigen ini berkurang walau hanya sedikit, maka akan terjadi perubahan mental seperti gelisah, ingin
berkelahi dan adakalanya ini merupakan gejala yang pertama kali terlihat
B. Mekanisme Adaptasi Sel
1. Organisasi sel
Yaitu unit kehidupan, kesatuan lahiriah yang terkecil menunjukkan bermacam-macam fenomena yang
berhubungan dengan hidup
2. Sistem Fungsional Sel
1. Penelanan dan pencernaan oleh sel.
Zat-zat dapat melewati membrane dengan cara :
 Difusi
 Transfor aktif melalui membrane
 Endositosis, yaitu mekanisme membrane menelan cairan ekstra sel dan isinya. Tdd : fagositosis dan
pinositosis.
penelanan partekil besar oleh sel seperti bakteri, partikel – partikel degeneratif jaringan. Fagositosis menelan
sedikit cairan ekstra sel dan senyawa yang larut dalam bentuk vesikel kecil. Pinositosis
3. Modalisasi cedera sel
Sel selalu terpajan terhadap kondisi yang selalu berubah dan potensial terhadap rangsangan yang merusak sel
akan bereaksi :
 Beradaptasi
 Jejas / cidera reversible
 Kematian
4. Sel yang diserang
Pengaruh stimulus yang menyebabkan cidera sel pada sel :
1. Kerusakan biokimia, terjadi perubahan kimia dari salah satu reaksi metabolisme atau lebih di dalam sel.
2. Kelainan fungsi, ( missal kegagalan kontraksi, sekresi sel atau lainnya ) cidera kelainan fungsi. Tetapi tidak
semua, kerusakan biokimia pada sel. Jika sel banyak cidera, memiliki cadangan yang cukup sel tidak akan
mengalami gangguan fungsi yang berarti.
PEMULIHAN KEMATIAN JARIANGAN

A. Atropi
Atrofi adalah berkurangnya ukuran suatu sel atau jaringan akibat
berkurangnya substansi sel sehingga jaringan menjadi lebih kecil. Atrofi
merupakan respons adaptif yang timbul sewaktu terjadi penurunan
beban kerja sel atau jaringan. Adanya penurunan beban kerja
menyebabkan kebutuhan akan oksigen dan nutrisi berkurang yang
menyebabkan sebagian besar struktur intrasel, termasuk mitokondria,
retikulum endoplasma, vesikel intrasel, dan protein kontraktil
menyusut.
1. Etiologi Phatogenesis
Atropi bisa dibagi menjadi 2 kategori yaitu atropi fisiologik dan atropi
patologik. Berikut ini akan kita bahas secara terperinci berbagai jenis
atropi dalam 2 kategori tersebut
2. . Atropi patologik
Sebelum kita bahas berbagai jenis atropi patologis sebaiknya
kita bahas terlebih dahulu kondisi patologis penyebab atropi
sebagai berikut:
1. Berkurangnya fungsi Atropi bisa disebabkan
karenaberkurang fungsi suatu organ tubuh. Sebagai contoh
pasien yang dirawat dengan kasus fraktur tungkai, maka
harus bedrest total. Akibatnya akan mengalami atropi otot
karena berkurangnya fungsi otot untuk menggerakkan kaki.
2. Hilangnya persarafan Atropi bisa dialami pasienmanakala
terjadi hilangnya pesarafan ke organ atau jaringan tersebut.
Sebagai contoh atropi yang terjadi pada otot penderita
poliomielitis terjadi karena hilangnya sel tanduk anterior
pada medula spinalis.
3. Jenis-jenis Atropi

1. Atropi disuse
2. Atropi tekanan
3. Atropi endokrin
4. Atropi vaskuler
5. Atropi payah (exhaustion atrophy)
6. Atropi serosa
7. Atropi denervasi
Hipertrofi adalah suatu keadaan
menebalnya otot-otot jantung sebagai
akibat katup-katup jantung tidak berfungsi
sehingga jantung bekerja ekstra.
C. Hipertropi
Akibatnya,saat jantung tidak dapat lagi
memberi cukup oksigen terhadap jaringan.
Hipertrofi merupakan pembesaran sel yang
diakbatkan oleh bertambahnya struktur/isi
sel.
a. Etiologi
Iskemia atau ischemia adalah pembatasan suplai darah ke jaringan ,
menyebabkan kekurangan oksigen yang dibutuhkan untuk metabolisme
sel (untuk menjaga jaringan tetap hidup). Iskemia umumnya disebabkan
oleh masalah dengan pembuluh darah, yang mengakibatkan kerusakan
atau disfungsi jaringan. Ini juga berarti anemia lokal pada suatu bagian
tubuh tertentu yang terkadangdiakibatkanoleh penyempitan (seperti
vasokonstriksi , trombosis atau emboli ). Iskemia tidak hanya terdiri dari
kekurangan oksigen, tetapi juga berkurangnya ketersediaan nutrisi dan
D. Ischemia pembuangan limbah metabolisme yang tidak memadai. Iskemia dapat
bersifat parsial ( perfusi buruk) atau total.

B. b. Gambaran klinis
Karena oksigen dibawa ke jaringdarah yang tidak memadai
menyebabkan jaringan menjadi kekurangan oksigen . Pada
jaringan jantung dan otak yang sangat aktif secara metabolik,
kerusakan jaringan yang tidak dapat dipulihkan dapat terjadi
hanya dalam 3-4 menit pada suhu tubuh. Ginjal juga cepat
rusak karena kehilangan aliran darah ( iskemia ginjal ). Jaringan
dengan laju metabolisme yang lebih lambat dapat mengalami
kerusakan yang tidak dapat diperbaiki setelah 20 menit.
an dalam darah , pasokan
c. Metabolisme
Dengan adanya oksigen, glukosa dimetabolisme oleh mitokondria menjadi ATP. Otak normal membutuhkan
500 cc O2 dan 75-100 mg glukosa setiap menitnya (total sekitar 125 mg glukosa per harinya). ATP yang
dihasilkan secara eksklusif tergantung pada proses fosforilasi oksidatif, digunakan untuk membuat dan
mempertahankan komponen dan fungsi sel serta memacu fungsi motor, kognitif dan memori. Suplai produksi
ATP secara konstan penting untuk mempertahankan integritas neuron dengan mayoritas kation Ca2+, Na+
ekstraseluler dan K+ intraseluler.
d. Gangguan metabolic
Hipoperfusi fokal menghambat penghantaran substrat penting dan menyebabkan proses normal sel-sel otak
untuk memproduksi energi ATP gagal. Kegagalan ini dengan cepat menyebabkan disfungsi pompa transportasi
ion tergantung energi serta depolarisasi neuron dan glia. Terhambatnya penyediaan glukosa, oksigen dan
bahan makanan lain ke sel otak menghambat produksi ATP, sehingga terjadi gangguan fungsi seluler, serta
aktivasi berbagai proses toksik
e. Anjuran gizi
Penderita iskemia memiliki banyak kesamaan dengan penderita penyakit jantung dalam menentukan gizi
makanan nya. Salah satu cara untuk mengurangi resiko iskemia adalah dengan menjaga kadar glukosa darah
dan mencegah penimbunan lemak yang tidak terpakai. Penderita iskemia juga harus mengatur pola makan,
dan mengurangi konsumsi lemak terutama dari jenis kolesterol LDL, lemak jenuh, dan lemak trans (goreng-
gorengan, kue margarine, fast food, dll) lalu memperbanyak konsumsi makanan sumber lemak cis dan lemak
tidak jenuh (dari minyak nabati, produk kedelai, dll) dan sumber antioksidan yang berfungsi melawan radikal
bebas perusak dinding pembuluh darah.
a. Etiologi
Trombosis adalah terbentuknya bekuan
darah dalam pembuluh darah. Trombus atau
bekuan darah dapat terbentuk pada vena,
arteri, jantung, atau mikrosirkulasi dan
E. Thrombosis menyebabkan komplikasi akibat obstruksi
atau emboli.15 Trombus adalah bekuan
abnormal dalam pembuluh darah yang
terbentuk walaupun tidak ada kebocoran.
Trombus terbagi menjadi 3 macam yaitu
trombus merah (trombus koagulasi),
trombus putih (trombus aglutinasi) dan
trombus campuran.Trombus merah dimana
sel trombosit dan lekosit tersebar rata dalam
suatu masa yang terdiri dari eritrosit dan
fibrin, sering terdapat pada vena.Trombus
putih terdiri dari fibrin dan lapisan
trombosit, leukosit dengan sedikit eritrosit,
biasanya terdapat dalam arteri. Bentuk yang
paling sering adalah trombus campuran.
b. Diagnosis
Gejala dan tanda klinis DVT mungkin asimtomatis atau pasien mengeluh nyeri,
bengkak, rasa berat, gatal atau varises vena yang timbul mendadak. Bengkak dan
nyeri merupakan gejala utama dan tergantung pada lokasi. Sifat nyeri biasanya terus
menerus dan tiba-tiba. Nyeri dapat bertambah dengan meningkatnya aktivitas atau
jika berdiri dalam jangka waktu lama. Karakteristik manifestasi DVT dapat berupa
tungkai bengkak unilateral, gambaran eritrosianotik, dilatasi vena superfisial, suhu
kulit meningkat atau nyeri tekan pada paha atau betis. Tanda klinis ini hanya
ditemukan pada 23-50% pasien DVT. Tanda klinis yang negatif belum dapat
menyingkirkan diagnosis DVT. Tungkai bawah yang bengkak, lunak disertai dengan
cord vena yang dapat dipalpasi mengarahkan pada DVT popliteal. Perbedaan ukuran
lingkaran tungkai yang bermakna mendukung diagnosis DVT. Namun sebagian besar
pasien tidak menunjukkan bengkak yang jelas. Kepastian diagnosis DVT secara klinis
hanya 50%, sehingga tes diagnosik diharuskan bila ada kecurigaan DVT. Kematian
dapat terjadi bila trombus vena pecah dan membentuk emboli pulmoner yang akan
mengobstruksi arteri pada paru.
c. Komplikasi
Komplikasi utama dari DVT adalah Pulmonary Embolism (PE). PE
muncul ditandai dengan dispnea, nyeri dada pleuritik, batuk, takikardi, takipnea,
ronki, sinkop dan hipoksia.PE merupakan kondisi yang dapat mengancam nyawa
pasien. Post-phlebitic syndrome dapat terjadi setelah deep vein trombosis. Kaki yang
terpengaruh dapat menjadi bengkak dan nyeri secara kronis dengan perubahan-
perubahan warna kulit dan pembentukan borok-borok (ulkus) disekitar kaki dan
pergelangan kaki. Untuk meminimalkan resiko fatal terjadinya emboli paru diagnosis
dan penatalaksanaan profilasis yang tepat sangat diperlukan.
e. Tatalaksana
Tatalaksana DVT harus dilakukan secara komprehensif, meliputi pencegahan terapi.
Bentuk profilaksi mekanis adalah mobilisasi dini, machine continous passive motion,
pressure vascular stocking, dan alat kompresi pneumatik bergradasi secara elevasi
tungkai 15-22 cm. Stasis vena, proses patologi yang mendasari terjadinya trombosis,
dicegah dengan kontraksi atau kompresi otot betis yang dapat menghindari
penumpukan darah vena di ekstremitas bawah. Stoking elastis dapat digunakan untuk
tujuan di atas. Pemakaian stoking elastis meningkatkan aliran dara vena hingga 1,5
kali aliran basalnya sehingga memacu sirkulasi darah, mencegah stasis darah pada
aneurisma (pelebaran vena dan dilatasi sakuler) yang sering pada usia lanjut dan
penderita DVT.
f. Anjuran Gizi
• Pengobatan Deep Vein Thrombosis
Pengobatan untuk pasien DVT adalah dengan pemberian obat antikoagulan.
Masyarakat menganggap antikoagulan adalah obat untuk mengencerkan darah,
namun sebenarnya obat ini mengubah protein dalam darah untuk mencegah
terbentuknya gumpalan darah. Obat ini juga berfungsi mencegah gumpalan darah
semakin membesar dan menyebar ke aliran darah.
a. Etiologi
Emboli adalah kondisi di mana benda atau zat
asing seperti gumpalan darah atau gelembung gas
tersangkut dalam pembuluh darah dan
menyebabkan penyumbatan pada aliran darah.
Penyumbatan tersebut dapat menimbulkan gejala
E. Embolosis yang berbeda pada tiap orang, tergantung tipe
dan lokasi pembuluh darah yang tersumbat.
b. Gejala
Gejala yang dapat muncul pada penderita emboli
dapat berbeda, tergantung tipe pembuluh darah
(arteri, vena, kapiler) yang tersumbat dan lokasi
penyumbatan, misalnya paru-paru (emboli paru)
atau otak (stroke).Apabila pasien mengalami
penyumbatan pada pembuluh darah di paru-paru,
maka gejala yang dapat muncul meliputi:
• Nyeri dada.
• Sesak napas.
• Batuk.
c. Diagnosis
Diagnosis disesuaikan dengan dugaan berdasarkan pemeriksaan gejala, riwayat
penyakit, dan kondisi pasien secara menyeluruh. . Beberapa tes yang digunakan untuk
mendiagnosis emboli meliputi:
• Tes darah.
Tes darah merupakan pemeriksaan sampel darah yang diambil dari tusukan pada jari
atau melalui pembuluh darah di bagian tubuh tertentu, seperti lengan dengan
menggunakan jarum. Tes darah bertujuan untuk mendeteksi penyakit, mengetahui
fungsi organ, mendeteksi racun, obat, atau zat tertentu, dan memeriksa kondisi
kesehatan secara keseluruhan.
• MRI.
Magnetic resonance imaging (MRI) atau pencitraan resonansi magnetik adalah
pemeriksaan yang memanfaatkan medan magnet dan energi gelombang radio untuk
menampilkan gambar struktur dan organ dalam tubuh. MRI dapat memberikan
gambaran struktur tubuh yang tidak bisa didapatkan pada tes lain, seperti Rontgen,
USG, atau CT scan.
d. Pengobatan
Pengobatan emboli dapat dilakukan dengan pemberian obat atau operasi. Beberapa
contoh obat yang digunakan adalah:
Antikoagulan (misalnya heparin), berfungsi untuk mencegah terjadinya penggumpalan
darah.
Trombolitik (misalnya alteplase), berfungsi untuk meleburkan darah yang
menggumpal. Pemberian obat ini juga dapat dilakukan dengan dibantu kateter atau
selang khusus, agar obat langsung mengarah ke gumpalan darah yang ada.Jika
pemberian obat saja tidak mampu mengatasi emboli, dokter akan merekomendasikan
operasi. Contohnya adalah:Trombektomi. Prosedur ini bertujuan mengangkat
gumpalan darah yang ada.
e. Pencegahan
Terdapat beberapa upaya yang dapat kita lakukan untuk mengurangi risiko terkena
emboli, di antaranya adalah:
• Batasi asupan lemak harian, dan gunakan metode memasak makanan yang rendah
lemak.
• Jika ingin makan daging, sebaiknya pilih yang tanpa lemak. Baik itu untuk daging
merah, daging unggas, ikan, dan lainnya.
• Makan ikan setidaknya 2 kali seminggu.
• Makan kacang-kacangan secara rutin, salah satunya kacang lentil.
• Pilih produk susu yang rendah lemak.
• Perbanyak asupan serat, misalnya dengan makan sekitar 5-10 porsi sayuran dan
buah-buahan setiap harinya.
• Tingkatkan asupan serat hingga mencapai 20-30 gram sehari, misalnya dengan
makan roti gandum dan sereal tanpa tambahan gula.
• Hindari makan camilan dan makanan penutup dengan kandungan lemak yang
tinggi.
• Usahakan untuk mengurangi asupan gula dalam makanan harian.
• Usahakan untuk mengurangi asupan garam dalam makanan harian.
• Usahakan untuk mengurangi minum minuman berkafein (kopi dan teh), dengan
jumlah maksimal 3 cangkir setiap harinya.
TERIMA KASIH
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Anda mungkin juga menyukai