KELOMPOK 3
Farhan Ahmad Muzaqi (20721017)
Kansha Nursalsabila (20721027)
Risca Wulandari (20721050)
ORGANISASI SELULER
Sel merupakan struktur terkecil organisme yg dapat mengatur aktivitas kehidupan
sendiri
Sel terdiri dari : membran plasma, sitoplasma, nukleus dan nukleoplasma
Didalam sitoplasma terdapat organel dengan fungsi spesifik
Fungsi sel : Setiap sel tubuh mempertahankan kehidupan, melakukan tugasnya untuk
mengontrol seluruh aktivitas tubuh makhluk hidup.
Kebutuhan sel : Oksigen, suplai zat makanan, sumplai air, suhu konstan, sarana
pembuangan zat sisa
DEFINISI
Cedera Sel (Jejas) : kondisi kerusakan sel yg dapat mengakibatkan kematian sel dan jaringan.
Cedera sel terjadi apabila suatu sel tidak lagi dapat beradaptasi terhadap rangsangan atau sel
terkena agen perusak (damaging agents). Hal ini dapat terjadi bila rangsangan tersebut
terlalu lama atau terlalu berat.
Sel dapat pulih dari cidera tergantung pada sel tersebut dan besar serta jenis cedera.
Apabila suatu sel mengalami cedera, maka sel tersebut dapat mengalami perubahan dalam
ukuran, bentuk, sintesis protein, susunan genetik, dan sifat transportasinya.
Berdasarkan tingkat kerusakannya, cedera/jejas sel menjadi :
Jejas reversible/degenerasi sel (udem, cloudy swelling) : suatu keadaan ketika sel
dapat kembali ke fungsi dan morfologi semula jika rangsangan perusak ditiadakan
atau dengan kata lain Cedera yg relative ringan dan kemungkinan sel kembali ke
dalam bentuk semula.
Jejas irreverseible/kematian sel (apoptosis, nekrosis) : suatu keadaan saat kerusakan
berlangsung secara terus-menerus, sehingga sel tidak dapat kembali ke keadaan
semula dan sel itu akan mati.
Agen fisik : trauma mekanis, panas, dingin, radiasi, renjatan listrik/ syok listrik
Semua gen fisik tersebut dapat menyebabkan perubahan atau pergeseran struktur sel
yang mengakibatkan terganggunya fungsi sel yang akhirnya menyebabkan kematian
sel. Contoh : memar
Agen mikrobiologi : jamur, bakteri, protozoa, cacing
Berbagai jenis mikroorganisme ini mengeluarkan eksotoksin yang dapat merusak
dinding sel sehingga dinding fungsi sel terganggu dan akhirnya menyebabkan
kematian sel.
Ketidakseimbangan nutrisi
- Defisiensi protein – kalori
- Avitaminosis
- Aterosklerosis
- Obesitas
Pada perkembangan dunia yang maju ini defisiensi nutrisi tetap menjadi penyebab
tersering jejas pada sel. Penyebab ketidakseimbangan nutrisi tersebut dapat dijumpai
pada negara berkembang pun dengan standar hidup yang tinggi.
Penuaan
Penuaan pada sel akan mengakibatkan gangguan replikasi dan kemampuan perbaikan
pada sel dan jaringan. Seluruh perubahan ini bisa mengakibatkan menurunnya
kemampuan untuk berespons terhadap kerusakan sel dan kemudian bisa berakhir
dengan kematian sel dan organisme.
Radikal bebas merupakan molekul yang memiliki satu electron bebas pada orbit
luarnya yang bereaksi dengan segala unsure kimia organic maupun anorganik. 3
radikal bebas utama pada sel ada Superoksida, Hidrogen Peroksida, dan Hidroksi
Radikal.
2. Perubahan Hidrofilik/Vakuolar
Organel sitoplasma bengkak menjadi kantung berisi air
Mikroskopis : sitoplasma sel bervakuola berisi air
Makroskopis : peningkatan berat badan
Perubahan hidropik pada epitelium tubuli ginjal. Sel-sel epitel yang melapisi tubuli
kontortus membesar dan mempunyai sitoplasma bervakuola, kelihatan seperti renda,
disebabkan oleh penimbunan air intrasel.
Perubahan lemak pada hati. Banyak sel hati memiliki beberapa "lubang" kecil dalam
sitoplasma atau satu vakuola besar yang mengubah berisi banyak lipid. Sel-sel hati di
sebelah kiri bawah adalah merupakan sel normal.
Bentuk Adaptasi Sel
1. Hipertrofi : sel mengalami pembesaran/ukuran sel bertambah, mengakibatkan organ
bertambah besar
KEMATIAN SEL
Kematian sel merupakan keadaan saat kerusakan berlangsung secara terus-menerus, sehingga
sel tidak dapat kembali ke keadaan semula dan sel itu akan mati.
Ada 2 macam kematian sel yang dibedakan dari morfologi, mekanisme dan perubahan
fisiologis penyakit, yaitu Apoptosis dan Nekrosis.
1. APOPTOSIS
kematian sel yang terprogram → kematian sel oleh sel itu sendiri yang disebabkan
oleh growth factor atau DNA sel atau protein yang dihancurkan dengan maksud
perbaikan.
Memiliki karakteristik sel dimana inti sel mengalami pemadatan dan tidak terjadi
kerusakan membran sel.
Apoptosis memerlukan sintesis aktif RNA dan protein dan merupakan suatu proses
yang memerlukan energi
Penyebab Apoptosis
Mekanisme Apoptosis
Jenis Apoptosis
1. Jalur ekstrinsik
2. Jalur Intrinsik
2. NEKROSIS
merupakan kematian sel jaringan pada tubuh yang hidup di luar dari kendali.
Sel yang mati pada nekrosis akan membesar dan kemudian hancur dan lisis pada
suatu daerah yang merupakan respons terhadap inflamasi
Nekrosis biasanya disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis.
Faktor yang sering menyebabkan kematian sel nekrotik adalah hipoksia
berkepanjangan, infeksi yang menghasilkan toksin dan radikal bebas. dan kerusakan
integritas membran sampai pada pecahnya sel.
Perubahan morfologik
Nekrosis adalah pathway yang secara umum terjadi pada kematian sel yang diakibatkan oleh:
- Ischemi
- Agens Biologic
- Agens Kimia
- Agens Fisik
- Kerentanan (hypersensitifitas)
Gambaran Mikroskopik
A. Nukleus
Piknosis: nukleus terlihat lebih bundar, ukuran lebih kecil dan gelap
Karioreksis: nukleus mengalami fragmentasi menjadi kecil dan tersebar
Kariolisis: nukleus lisis, tidak terlihat sehingga rongga kosong dibatasi membran
nukleus disebut ghost.
B. Sitoplasma: berwarna asidofilik, struktur tidak jelas, jika melanjut:
Tidak terlihat garis besar struktur histologi sel
Tidak terlihat adanya pewarnaan