Anda di halaman 1dari 40

MEKANISME ADAPTASI SEL

dr. WIRA DHARMA, M.K.M., Sp.KKLP.


DEFINISI
• PATOLOGI

adalah ilmu yang mempelajari tentang penyakit


yang disebabkan oleh karena adanya perubahan
struktur dan fungsi sel dan jaringan tubuh.
TUJUAN UTAMA PATOLOGI

Mengidentifikasi penyebab sebuah penyakit


sehingga akan memberikan petunjuk pada
program pencegahan, pengobatan dan
perawatan terhadap penyakit yang diderita
pasien.
CABANG
• PATOGENESA
Perkembangan atau evolusi penyakit yang menunjukkan
mekanisme dengan jalan mana penyakit terjadi pada
seseorang.

• PATOFISIOLOGI
Merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang
perjalanan penyakit serta perubahan yang ditimbulkannya,
baik itu tentang mekanisme ataupun tentang dinamika
yang menampakkan tanda dan gejala penyakit
PATHWAY

• Pathway merupakan suatu bagan yang


menggambarkan tentang proses terjadintya
penyakit pada klien yang memunculkan
masalah keperawatan.
• Komponen yang menyusun pathway yaitu
etiologi, manifestasi klinik (tanda dan gejala),
dan masalah keperawatan.
SEL
BAGIAN BAGIAN SEL
• RETIKULUM ENDOPLASMA
Sintesis protein, lemak dan enzim
• MITOKONDRIA
Sumber energi dalam sel
• LISOSOM
Pencernaan sel
• NUKLEUS
Pusat pengawasan dan pengaturan sel, mengandung
materi inti disebut DNA (Deoxyribo Nucleid Acid)
ADAPTASI SEL
• Setiap penyakit apapun akan menyerang sel
• Sel yang di serang akan melakukan adaptasi
• Adaptasi sel dilakukan dengan melakukan
perubahan dan fungsi terus menerus terhadap
tekanan ataupun rangsangan dari luar
• Bila kemampuan adaptasi sel melewati batas
maka akan terjadi jejas atau cedera bahkan
kematian sel.
CEDERA FISIK
DEFINISI :
Cidera adalah keadaan dimana suatu sel tidak
lagi dapat beradaptasi terhadap rangsangan
yang dapat terjadi karena rangsangan yang
terlalu lama atau terlalu berat.

Berat ringannya cidera akan menentukan apakah


sel tersebut dapat pulih kembali.
CIDERA FISIK
JENIS PENYEBAB CEDERA FISIK
1. HIPOKSIA
Hipoksia adalah penurunan konsentrasi oksigen di dalam
darah. Disebabkan kurangnya kemampuan membawa O2,
seperti pada anemia atau keracunan.
2. AGEN KIMIA
Obat-obatan, zat pembersih, racun serangga
3. AGEN FISIK
Bisa disebabkan emisi cahaya, panas atau trauma fisik.
4. MIKROORGANISME
Mikro-organisme yang infeksius bagi manusia mencakup berbagai bakteri,
virus, mikoplasma, riketsia, klamidia, jamur dan protozoa.
5. REAKSI IMUN
Misalnya reaksi alergi pada orang tua, reaksi autoimun
PATHWAY CEDERA FISIK
MEKANISME ADAPTASI SEL

• Agar bekerja maksimal, sel harus terus


melakukan adaptasi terhadap rangsangan
yang diterima.
• Ada dua mekanisme adaptasi
– Adaptasi terhadap peningkatan beban kerja sel
– Adaptasi terhadap penurunan beban kerja sel
BENTUK ADAPTASI
1. MENAMBAH UKURAN SEL (HIPERTROPI)
• Didefinisikan sebagai pembesaran jaringan atau
organ karena pembesaran selnya yang tidak
disertai peningkatan fungsi organ atau jaringan
tersebut.
• Hipertrofi dapat bersifat :
– Fisiologik
• Binaragawan
– Patologik.
• Hipertropi jantung pada pasien HHD (hipertensi Heart
Disease)
BENTUK ADAPTASI
2. MENGURANGI UKURAN SEL (ATROPI)
• Kejadian dimana organ atau jaringan yang
terbentuk tumbuh mencapai batas normal
tetapi kemudian mengalami penyusutan.
• Atropi dapat bersifat :
– Fisiologik
• misalnya pada proses aging (penuaan)
– Patologik
• dapat terjadi pada otot individu yang mengalami
immobilisasi sehingga otot tidak pernah digerakkan
sehingga otot akan semakin mengecil.
PATHWAY ATROPI
BENTUK ADAPTASI
3. MENAMBAH JUMLAH SEL (HIPERPLASIA)
• Hiperplasia terjadi karrena kenaikan absolute
pada sebuah jaringan atau organ sehingga
menyebabkan pembesaran jaringan atau
organ tersebut dan fungsi organ atau jaringan
tersebut juga meningkat.
• Hiperplasia terjadi pada organ labil
– Fisiologi : kehamilan
– Patologi : endometriosis
BENTUK ADAPTASI
3. MERUBAH SEL (METAPLASIA)
• Bentuk adaptasi yang terjadi berupa perubahan sel
matur jenis tertentu menjadi sel matur jenis lain.
• Misalnya sel epitel torak yang dapat bersekresi diganti
oleh sel epitel gepeng berlapis yang tidak dapat
bersekresi yang terjadi pada saluran pernafasan
seorang perokok.
• Hal ini tidak menguntungkan karena lender yang
merupakan alat proteksi saluran pernafasan terhadap
bakteri debu dan benda asing tidak terbentuk sehingga
saluran pernafasan mudah mengalami infeksi.
KEMATIAN SEL
• Berdasarkan tingkat kerusakannya, cedera
atau jejas sel dikelompokkan menjadi 2
kategori utama yaitu :
– jejas reversible (degenerasi sel) dan
– jejas irreversible (kematian sel).
Bila rangsangan terus menerus sampai batas tertentu
sehingga sel tidak dapat kembali ke keadaan semula.

• Penyebab paling umum kematian sel adalah


hipoksia (kekurangan oksigen).
KEMATIAN SEL

• Kondisi hipoksia berkelanjutan dapat


menyebabkan keadaan sebagai berikut :
– Iskemia
– Trombosis
– Emboli
– Infark
– Nekrosis
ISKEMIA
• Iskemik merupakan kekurangan suplai darah pada
area terlokalisasi
• Iskemik bersifat irreversibel
• Iskemik biasanya terjadi pada adanya aterosklerosis,
yaitu penyempitan pada pembuluh darah akibat
penimbunan lipid atau lemak.
• Contoh keadaan ini adalah angina pektoris pada
jantung yang memiliki gejala klinik berupa rasa nyeri
pada dada sebelah kiri dan menghilang ketika
istirahat.
TROMBOSIS
• Trombosis adalah pembentukan bekuan pada lapisan
dalam (endotel) pembuluh darah.
• Trombosis dapat menurunkan aliran darah atau
secara total menyumbat pembuluh darah.
• Trombsis juga dapat terjadi pada lapisan endotel
jantung.
• Trombosis pada arteri dapat menghentikan aliran
darah ke area yang dialiri oleh pembuluh tersebut dan
menyebabkan iskemik atau infark pada area tersebut.
GAMBARAN TROMBOSIS
EMBOLI
• Emboli adalah kumpulan bekuan darah
(thrombus) atau bisa juga dari substansi lain
seperti kolesterol yang terlepas dari pembuluh
darah utama dan memasuki aliran darah yang
dapat menuju kemana saja dan menyebabkan
berbagai masalah.
• Contoh pada stroke, gagal jantung koroner,
gagal ginjal, emboli paru.
GAMBARAN EMBOLI
INFARK
• Infark adalah kondisi kerusakan jaringan
akibat tidak mendapatkan cukup suplai
oksigen, karena terhambatnya aliran darah ke
daerah tersebut.
• Perbedaan infark dengan Iskemia adalah
potensi terjadinya nekrosis.
• Contoh :
– Infark serebral
– Infark miokard
NEKROSIS

• Nekrosis adalah keadaan terjadinya


perubahan biokimia dan morfologik (tampilan)
sel akibat cidera yang fatal pada sel sehingga
tidak dapat pulih kembali (irreversibel).
• Disebut juga kematian sel.
• Dapat terjadi seluruh tubuh atau lokal.
PATOFISIOLOGI KEMATIAN JARINGAN
PROSES PENYEMBUHAN SEL
• Penyembuhan sel adalah suatu proses
penggantian sel yang mati/rusak dengan sel baru
dan sehat oleh tubuh dengan jalan regenerasi.
• Penyembuhan sel merupakan proses perbaikan
sel-sel tubuh untuk berfungsi normal kembali.
• Setelah sel-sel tubuh mendapatkan nutrisi yang
lengkap, maka sel-sel tubuh memiliki kekuatan
untuk mengeluarkan zat-zat beracun/toxin dari
dalam tubuh secara alamiah.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Pengaruh Sistemik :
– Nutrisi
– Gangguan pada darah
– Diabetes melitus
– Hormon

Pengaruh lokal :
– Aliran darah lokal
– Infeksi
– Benda asing
– Imobilisasi luka
PATOFISIOLOGI
• Penyembuhan luka merupakan proses
penggantian sel-sel mati dengan sel-sel yang
berbeda dari sel asalnya
• Sel-sel baru membentuk jaringan granulasi yang
nantinya menjadi jaringan parut fibrosa.
• Penyembuhan luka dimulai dengan proses
peradangan. Kemudian terjadi pembersihan
daerah itu dari debris sel, organisme, dan
jaringan mati, dan bekuan darah oleh makrofag
dan sedikit oleh neutrofil.
PATOFISIOLOGI
• Kemudian terbentuk jaringan granulasi muda
berwarna merah, halus, dan mudah berdarah.
• Secara berangsur diletakkan kolagen dalam
jaringan ini sehingga berangsur menjadi
jaringan fibrosa.
• Nantinya kolagen ini berkerut dan jaringan ini
menjadi jaringan parut.
GAMBARAN PENYEMBUHAN SEL
GAMBARAN PENYEMBUHAN SEL
CONTOH KASUS PATOFISOLOGI
• Udema pada penderita gagal jantung adalah
akibat dari proses terjadinya gangguan
keseimbangan cairan dalam bentuk retensi air
dan natrium karena aliran darah balik ke
jantung yang terhambat.
• Ketika terjadi kelemahan kontraksi jantung
maka efektivitas alairan darah menurun yang
menyebabkan tubuh melakukan respons
PATOFISIOLOGI UDEM JANTUNG
1. Peningkatan sekresi renin
Adanya peningkatan sekresi renin menyebabkan
terjadinya peningkatan sekresi aldosteron sehingga
ginjal melakukan reabsorpsi natrium di tubulus distal.
2. Sekresi hormon ADH (anti diuretik hormon)
meningkat.
Peningkatan sekresi hormon ADH menyebabkan
peningkatan reabsropsi airoleh ginjal di tubulus distal
meningkat.
PATOFISOLOGI UDEM JANTUNG
3. Vasokontriksi di ginjal
Vasokonriksi pembuluh darah ginjal mengakibatkan
glomerulo filtration rate/laju filtrasi glomerulus
menurun sehingga reabsorpsi natrium dan air di
tubulus proksimal ginjal meningkat.

Akibat ketiga respon ini akan meningkatkan volume


plasma darah yang selanjutnya terjadi transudasi
cairan keluar sel dan berakhir dengan terjadinya
udema.
PITTING UDEMA PADA PENDERITA JANTUNG
Peningkatan Sekresi renin Vasokontriksi ginjal Peningkatan Sekresi ADH

Peningkatan Sekresi aldosteron Penurunan Filtrasi glomerulus

Reabsorpsi natrium Reabsorpsi natrium dan air di Peningkatan reabsorpsi air


Di tubulus distal tubulus proksimal di tubulus distal

Retensi natrium dan air di


ginjal

Peningkatan volume plasma

Transudasi cairan

Edema

Sumber Dokumentasi pribadi

Anda mungkin juga menyukai