I DAN
NEKROSE
DEGENERASI
Perubahan morfologi sel karena rangsang nonletal yang
bersifat reversibel
= jejas reversibel
= perubahan reversibel
HYALIN EKSTRASELULAR
– Jaringan ikat kolagen pada bekas luka lama akan
mengalami hyalinisasi, tapi mekanisme fisio-kimia
yang mendasarinya masih belum jelas.
– Contoh : hyalinisasi dinding arteri pada penderita
hipertensi lama dan pada DM.
DEGENERASI MUKOID (DEGENERASI ATAU MIKSOMATOSA)
Etiologi nekrosis :
1. Toksin bakteri virulensi tinggi
2. Oklusi pembuluh darah
Nekrosis Koagulatif
– Karena infeksi s. Typhosa
– = degenerasi hyalin/Zenker
– = waxy degeneration pada otot rectus abdominalis
– = guma pada difteri dan sifilis stadium lanjut
Nekrosis Mencair
– = liquifaktif = koliquativa
– Terjadi pada otak
Nekrosis Kaseosa
– = caseous = perkejuan
– Khas untuk tuberculosis karena M. Tuberculosa
Nekrosis Lemak
– Dapat terjadi karena trauma langsung pada jaringan lemak
(traumatic fat necrosis)
– Sering terjadi pada payudara
Nekrosis Fibrinoid
– Bukan proses nekrosis sejati
– Sering pada dinding arteriol akibat rembesan plasma darah ke
dalam lapisan media, akibatnya terjadi depo masa fibrin
Gangren
– = gangreana = gangraina= luka yang berakhir dengan kematian
syaraf
– kematian sel-jaringan dalam jumlah besar
– Umumnya diikuti hilangnya perdarahan (nutrisi), yang disertai
infeksi bakteri dan pembusukan oleh kuman saprofit bersifat
sakarolitik dan proteolitik.
PERUBAHAN POSTMORTEM
Mati terhentinya kehidupan, seluruh organ vital berhenti bekerja.
• Mati suri
Keadaan menyerupai mati, tetapi masih dapat diatasi dengan alat
bantu aktifitas organ vital yang sangat melemah
Aktivitas SSP masih tampak walaupun lemah
• Koma
Keadaan tidak sadar diri, tidak dapat dibangunkan karena ada
gangguan SSP
Penyebab : trauma kapitis berat, keracunan, gangguan keseimbangan
elektrolit, apoplexia
• Kematian somatik
= somatic death
Keadaan dimana seluruh aktivitas sel vital berhenti
Pada pemeriksaan postmortem ditemukan keadaan sbb :
1. Algor mortis
Perubahan suhu tubuh menjadi lebih kurang sama
dengan suhu sekeliling akibat terhentinya kegiatan
metabolisme tubuh
2. Rigor mortis (kaku mayat)
Terjadi 2-3 jam setelah kematian
Akibat proses aglutinasi dan presipitasi protein otot, yang
dimulai dari otot-otot involunter bagian atas
Hilang setelah 2-3 hari
3. Livor Mortis (lebam mayat)
Warna merah keunguan yang didasari proses hemolisis
darah yang terkumpul pada bagian terbawah posisi
mayat pertama terletak.