Anda di halaman 1dari 40

JEJAS, ADAPTASI,

DAN KEMATIAN SEL

dr. Novi Aryanti


JEJAS / INJURY
Perubahan Tuntutan Adaptasi
Lingkungan kebutuhan Sel/Jaring

NORMAL CEDERA SEL KEMATIAN SEL


Penyebab Jejas/Injury
• Hipoksia
• Radiasi
• Bahan kimia
• Agen Fisik
• Agen mikrobiologi
• Inflamasi
• Kelainan genetik
• Nutrisi yang tidak berimbang
HIPOKSIA
Penyebab :
1. Hilangnya supply darah ke sel/jaringan
a. Penyempitan intravaskuler
( Trombus, Embolus )
b. desakan masa ekstraseluler( tumor )
2. Oksigenase yang tidak adekuat ( gagal jantung )
3. Berkurangnya pembawa oksigen ( Anemia ,
keracunan CO
AKIBAT HIPOKSIA
1. Pada saat sel kekurangan ATP, maka mereka
tidak dapat mempertahankan fungsinya,
misalnya fungsi pemindahan natrium dan kalium
melalui pompa natrium-kalium →tekanan osmotik
dalam sel meningkat, terjadi penarikan air ke dalam
sel→sel akan iskemik karena kekurangan oksigen sel
akan bengkak →dilatasi retikulum endoplasma,
penurunan fungsi mitokondria, dan peningkatan
permeabilitas membran sel
AKIBAT HIPOKSIA
2. Pembentukan asam laktat, yang terjadi selama
glikolisis anaerob. Peningkatan asam laktat
menyebabkan PH dalam sel dan darah
menurun → kerusakan struktur-struktur inti,
membran sel, dan mikrofilamen.
EFEK HIPOKSIA
• Dapat bersifat reversibel apabila oksigen dipulihkan
dalam periode waktu tertentu, yang jumlahnya
bervariasi dan bergantung pada jenis jaringan.
• Pembengkakan sel dapat menyebabkan pecahnya
vesikel-vesikel lisosom sehingga terjadi pelepasan
enzim-enzim dan lisis (terurai) sel.
• Kematian sel ditandai oleh peningkatan kadar
enzim-enzim intrasel yang melebihi normal di
dalam sirkulasi umum.
GAMBARAN KLINIS HIPOKSIA
• Penurunan fungsi sel
• Pengkatan kecepatan denyut jantung
• Kelemahan otot
• Keracunan sianida: perasaan tercekik disertai nafas
cepat dan sesak nafas
• Keracunan CO: nafas cepat disertai telinga berdenging,
mengantuk dan konfusi, pernafasan cepat berhenti dan
pasien tidak sadar.
• Keracunan timah: kram perut, hiperaktivitas, anoreksia,
adanya garis timah di gusi dan keram otot.
CEDERA RADIASI

Radiasi adalah transmisi energi melalui emisi berkas cahaya



atau gelombang.

Radiasi energi tinggi (termasuk radiasi ultraviolet) disebut



radiasi ionisasi karena memiliki kapasitas melepaskan elektron
dari atom atau molekul yang menyebabkan terjadinya ionisasi.

Radiasi energi rendah disebut radiasi nonionisasi.



EFEK RADIASI PENGION
• Radiasi pengion dapat menyebabkan kerusakan sel, secara
langsung dengan merusak membran sel dan menyebabkan
pembengkakan intrasel sehingga terjadi lisis sel.
• Secara tidak langsung dengan merusak ikatan antara
pasangan basa molekul DNA → kesalahan pada replikasi atau
transkripsi DNA. Kesalahan tersebut sebagian dapat diperbaiki,
apabila tidak maka kerusakan yang terjadi dapat menyebabkan
kematian sel atau timbulnya kanker akibat hilangnya kontrol
genetik atas pembelahan sel.
• Radiasi pengion juga dapat menyebabkan terbentuknya RADIKAL
BEBAS. Yaitu suatu atom atau molekul dengan electron yang tidak
memiliki pasangan. Dapat merusak membran sel, RE, DNA.
SEL-SEL YANG RENTAN TERHADAP
RADIASI PENGION
• Sel yang paling rentan terhadap kerusakan
akibat radiasi pengion adalah sel-sel yang
sering mengalami pembelahan, termasuk sel
saluran cerna, integumen (kulit dan rambut),
sel pembentuk darah.
• Radiasi pengion diperoleh dari sinar
matahari, sinar X, zat-zat yang mengalami
peluruhan radioaktif, zat yang dihasilkan oleh
senjata dan reaktor nuklir.
EFEK RADIASI NONIONISASI
• Radiasi nonionisasi mencakup radiasi gelombang
mikro dan ultrasonografik.
• Radiasi ini memiliki energi yang terlalu kecil untuk
dapat memutuskan ikatan DNA atau merusak
membran sel.
• Radiasi ini dapat meningkatkan suhu suatu sistem
dan menyebabkan perubahan dalam fungsi
transportasi.
• Efek yang ditimbulkan pada Kesehatan masih sedang
dalam penelitian.
Jenis antioksidan
– Vitamin A, C, E
– Besi dan tembaga dalam feritin,
ceruloplasmin, transferin
– Ezim (katalase, superoksid dismutase,
glutation)
O
OH
OH HO

OH O HO OCH3

CH2OH
O O
OH HO

OH O HO OH
GAMBARAN KLINIS RADIASI PENGION
• Kemerahan dan kerusakan kulit
• Terjadi mual dan muntah akibat kerusakan saluran
cerna, pada dosis tinggi
• Anemia apabila sum-sum tulang rusak
• Kanker, dapat terjadi beberapa tahun akibat
produksi dari kromosom yang pecah, mengalami
delesi atau translokasi.
Jejas Kimia
– Senyawa Toksik bagi tubuh , misalnya

beberapa senyawa pewarna makanan, dan


pengawet makanan
ADAPTASI SEL
 ATROFI

• HIPERTROFI

 HIPERPLASIA

• METAPLASIA

• DISPLASIA
ATROFI
• Adalah berkurangnya ukuran suatu sel
atau jaringan.
• Suatu respon adaptif yang timbul sewaktu
terjadi penurunan beban kerja sel atau
jaringan.
• Struktur intrasel termasuk mitokondria,
RE, vesikel intrasel, dan protein kontraktil
menyusut.
• Sebab Atrofi:

– Berkurangnya beban kerja


– Hilangnya persarafan
– Berkurangnya perbekalan darah
– Nutrisi yg tidak memadai
– Ketuaan
POLIO
Brain, left atrophy/right normal
Kidneys, left side normal size/right side atrophy
HIPERTROFI
• Definisi - penambahan ukuran dari sel-
sel  penambahan ukuran dari organ.
• Ok peningkatan fungsi/rangsang
hormon
• Peningkatan Organela sel
Hipertrofi
• Penyebab
– Kenaikan tantangan fungsional
• Otot skeletal pada latihan
• miokardium pada hipertensi
– Stimulasi Spesifik hormonal
• uterus pada kehamilan
Heart, left ventricular hypertrophy
Heart, normal
HIPERPLASIA
• Adalah penambahan jumlah sel pada
organ atau jaringan
• Hiperplasia dan Hipertrofi sering timbul
bersamaan
• Fisiologi
– Hormonal (mammae selama kehamilan)
_ Uterus ( selama kehamilan )
Prostate, nodular hyperplasia
METAPLASIA
• Definisi: perubahan yg reversibel dimana
terjadi perubahan bentuk type
1. Metaplasia epitel Respirasi
• Merokok sigarete
• Defisiensi vitamin A

2. Metaplasi epitel esofagus bag bawah


• gastric reflux kronis
DISPLASIA
• Adalah kerusakan pertumbuhan sel yang
menyebabkan lahirnya sel-sel yang
berbeda ukuran, bentuk dan
penampakannya dibandingkan sel asalnya.
• Terjadi pada sel-sel yang terpajan iritasi dan
peradangan kronik.
• Contoh pada saluran pernafasan dan
serviks Wanita.
NEKROSIS ( KEMATIAN SEL )
• Nekrosis adalah kematian sel/jaringan yang
akibat proses degenerasi yang ireversibel.
• Proses diantara sel sakit (degenerasi) dengan
kematian sel (nekrosis) disebut dengan
nekrobiosis.
NEKROSIS ( KEMATIAN SEL )
• Proses kematian sel dapat berjalan melalui dua mekanisme, yaitu
mekanisme nekrosis dan apoptosis.
• Nekrosis adalah kematian sel dan autolisis dari suatu jaringan yang
terjadi dalam tubuh yang hidup. Pelepasan isi sel ini selanjutnya
menginduksi respon inflamasi pada jaringan (A. Amin and Susanne,
1997)
• Apoptosis adalah kematian sel terprogram, merupakan mekanisme
normal kematian sel yang dibutuhkan untuk homeostasis jaringan
yang berbeda dengan nekrosis ( DiPiro et al., 1997).
• Proses kematian sel karena apoptosis pada makhluk hidup dapat
ditemukan pada pemendekan ekor larva katak (Rana catesbeiana)
yang terjadi selama proses metamorfosis (Zug, 1993)
Kematian sel ( nekrosis )
Ciri khas :
• Inti mengecil dan berkerut ( Piknosis )
• Fragmentasi inti dengan meninggalkan
pecahan – pecahan kromatin
( Karioreksis )
• Inti sel menghilang begitu saja
( Kariolisis )
TIPE NEKROSIS
1. Nekrosis koagulatif ditandai dengan masih dikenalinya struktur
sel/jaringan baik secara makroskopik maupun mikroskopik.
Biasanya disebabkan oleh hipoksia akut seperti obstruksi aliran
darah atau karena toksin dengan toksisitas yang sangat akut.
2. Nekrosis liquafaktif adalah nekrosis yang ditandai dengan
adanya massa cair atau semipadat pada sel/jaringan tersebut.
Nekrosis ini biasanya cepat dapat dieleminir oleh makrofag
melalui sistem limfatik.
3. Nekrosis kaseosa atau nekrosis mengeju (seperti keju),
ditandai dengan hilangnya struktur sel, inti gelap, ada debris di
sitoplasma serta gumpalan darah dan kalsifikasi. Biasanya
nekrosis ini menandakan adanya kerusakan lokal yang parah
baik oleh agen infeksi maupun toksin
NEKROSIS GANGREN
• MERUPAKAN NEKROSIS KOAGULATIVA AKIBAT TIDAK ADANYA
SUPLAI DARAH YANG DISERTAI PEMBUSUKAN AKIBAT
PERTUMBUHAN BAKTERI.

• SERING TERJADI AKIBAT KERJA KUMAN SAPROFIT TERTENTU


YAITU GENUS CLOSTRIDIA.

• SERING DITEMUKAN PADA KAKI DAN APENDIK.

• PADA BAGIAN EXTREMITAS DISEBUT GANGREN KERING


SEDANGKAN PADA BAGIAN USUS YANG SELALU BASAH
DINAMAKAN GANGREN BASAH.
GAMBAR NEKROSIS GANGREN
TUGAS
SEBUTKAN, JELASKAN DAN BERIKAN
CONTOH JENIS-JENIS NEKROSIS
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai