Anda di halaman 1dari 43

RIWAYAT ALAMIAH

PENYAKIT DAN TINGKAT


PENCEGAHAN

Renti Mahkota, SKM, M.Epid


Riwayat Alamiah
Penyakit
 Definisi: Riwayat perjalanan atau proses
terjadinya suatu penyakit dari awal sampai akhir
 Sehat: Suatu keadaan seimbang, dimana faktor-
faktor yang berada di dalamnya berada dalam
keadaan seimbang
 Sakit: Suatu keadaan yang timbul bila
keseimbangan tsb diatas diganggu/ terganggu
oleh suatu kekuatan (force) yang disebabkan
oleh satu faktor atau lebih
Periode penyakit
 Tahap
Prepatogenesis
 Tahap Patogenesis
Tahap prepatogenesis
 Interaksi pejamu,
agen dan
lingkungan
Tahap Patogenesis
 Masa inkubasi
 Masa penyakit dini
 Masa penyakit
lanjut
 Masa akhir penyakit
Tahap patogenesis
 Masa inkubasi:
– mulai masuknya bibit
penyakit ke dalam
tubuh dan timbulnya
gejala atau tanda sakit

 Masa penyakit dini


– Mulai munculnya
gejala penyakit,
dengan sifat penyakit
masih ringan
Tahap patogenesis
 Masa penyakit lanjut:
– Penderita tidak dapat
melakukan aktivitas, dan
memerlukan perawatan

 Masa akhir penyakit:


– Sembuh sempurna
– Sembuh dengan cacat
– Carrier
– Kronis
– Meninggal dunia
Bagan riwayat alamiah
penyakit
Tahap-tahap riwayat alamiah
penyakit Waktu biasanya
Onset diagnosis ditegakkan
Perubahan simptom
patologik

Pemajanan

Tahap penyakit Tahap klinis Tahap pemulihan,


Tahap subklinis penyakit cacat atau
suseptibilitas meninggal
Bagan riwayat alamiah
penyakit
Rantai infeksi

 Agen meninggalkan reservoir, melalui


pintu ke luar (portal of exit)
 Agen ditransmisikan dengan model
tertentu agar dapat masuk ke pejamu
melalui pintu masuk (portal of entry)
sehingga menginfeksi pejamu yang
rentan.
Rantai infeksi

 Reservoir  portal ke luar  mode


transmisi  portal masuk  pejamu
yang rentan (suseptibel)
Rantai infeksi
Reservoir

 Habitat tempat agen infeksius biasa


hidup, tumbuh dan memperbanyak diri

 Macam reservoir
– Manusia
– Hewan
– Lingkungan
Tipe reservoir pada
manusia
 Orang dengan penyakit asimtomatik
 Carrier (karier)
– Karier asimtomatik
– Karier inkubasi
– Karier konvalesen
Reservoir hewan

 Sapi  brucellosis
 Domba / kambing  anthrax
 Tikus  plaq
 Cacing  trichinosis
 Kelelawar, rakun, anjing, manusia 
rabies
 Mammalia lain
Reservoir lingkungan
 Tanaman
 Tanah
 Air

– Contoh: agen fungal penyebab histoplasmosis,


hidup dan multiplikasi dalam tanah
– Bacillus Legionnaire muncul pada kolam air,
termasuk yang dihasilkan oleh menara pendingin
dan kondensor penguapan
Portal eksit

 Jalan agen meninggalkan pejamu


sumber, biasanya berhubungan
dengan agen yang terlokalisasi
Portal eksit

 Sistem respirasi  tubercule bacilli,


influenza
 Urin  schistosoma
 Feses  Vibrio cholera
 Lesi kulit  Sarcoptes scabiei,
enterovirus 70
Portal eksit

 Skresi konjunktiva  agen hemoragik


konjunktivitis
 Agen melalui darah lewat plasenta 
rubella, toksoplasmosis, sifilis
 Jalur kulit (perkutaneus)  luka sayat
dan terkena jarum (hepatitis B),
isapan darah artropoda (malaria)
Mode transmisi

 Langsung (Direk)
 Tidak langsung (Indirek)
Transmisi langsung

 Transfer agen segera dari reservoir ke


pejamu yang rentan dengan cara
– Kontak langsung (Kontak direk)
 Contoh: mononukleosis infeksius, gonore,
cacingan (karena cacing tambang)
– Penyebaran droplet
 Semprotan relatif besar, seperti bersin, batuk,
bicara
Transmisi tidak langsung

 Airborne
 Vechicleborne
 Vectorborne
– Mekanis
– Biologik
Airborne

 Transmisi melalui udara


– Partikel yang berada di udara: debu dan
droplet nuclei (residu droplet yang
dikeringkan)
– Misal: penyakit tuberkulosis,
histoplasmosis
Vechicleborne

 Transmisi secara tidak langsung oleh


suatu agen yang masuk dalam
– Makanan, air, produk biologik (darah),
fomites (objek yang tidak bergerak
Vectorborne

 Transmisi mekanis
– Agen tidak mengalami perubahan
fisiologik
 Transmisi biologik
– Agen mengalami perubahan dalam tubuh
vektor
Portal entri

 Sama dengan portal eksit


– Kulit  cacing tanah
– Sistem respirasi  influenza
– Enterik  “fecal-oral” (makanan, air,
peralatan masak)
– Membrana mukosa  (sifilis, trakhoma)
– Darah  hepatitis B
Pejamu yang suseptibel

 Suseptibiltas bergantung pada


– Faktor genetik
– Imunitas yang didapat
– Kemampuan bertahan terhadap infeksi
atau membatasi patogenisitas
– Membrana mukosa
Pejamu yang suseptibel

 Suseptibiltas bergantung pada


– Asiditas gastrik
– Silia dalam sistem respirasi
– Refleks batuk
– Respon imun nonspesifik
Pejamu yang suseptibel

 Suseptibiltas bergantung pada


– Manutrisi
– Alkoholisme
– Penyakit atau terapi yang melemahkan
respon imun non spesifik
Latihan

 Deskripsikan tentang hal berikut untuk


Diare, Kecacingan, Malaria, Typhoid,
Campak, and Hepatitis.
– Reservoir
– Portal eksit
– Mode transmisi
– Portal entri
– Faktor-faktor suseptibilitas pejamu
Tingkat Pencegahan
Penyakit
 Riwayat alamiah penyakit  dasar untuk
merencanakan suatu intervensi terhadap suatu
penyakit
 Tujuan utama intervensi: mencegah terjadinya
suatu penyakit dan memutuskan/ menghentikan
proses penyakit sedini mungkin pada seseorang
atau masyarakat
 Mencegah/ menghalangi  menghalangi
berlanjutnya proses penyakit, termasuk
pengobatan atau pembedahan  menghalangi
penyakit berlanjut ke fase yang lebih parah
Lima Tingkat Pencegahan

1. Promosi Kesehatan
2. Perlindungan khusus
3. Diagnosis dini & pengobatan segera
4. Pembatasan ketidakmampuan
5. Rehabilitasi
Tingkat Pencegahan

1. Pencegahan primer: Promosi


kesehatan & Perlindungan khusus
• Tujuan: Mengadakan intervensi
sebelum terjadinya perubahan
patologis pada host.
• Misalnya: menjauhkan manusia dari
kontak dengan agent
Tingkat Pencegahan…

2. Pencegahan sekunder: diagnosis dini dan


pengobatan segera, & Pembatasan
ketidakmampuan
• Tujuan: Menyembuhkan atau
menghentikan proses penyakit. Mencegah
penyebaran dari penyakit menular,
mencegah komplikasi dan gejala sisa,
memperpendek masa disabilitas
• Misalnya: Pengendalian penyakit TBC
Tingkat Pencegahan…

3. Pecegahan tersier: Rehabilitasi


• Tujuan: Mengembalikan individu
tersebut sehingga dapat hidup
berguna di masyarakat dengan
keadaan terbatas
Primary Prevention

1. Promosi Kesehatan (Health Promotion)


a. Pendidikan kesehatan
b. Nutrisi yang adekuat, disesuaikan dengan
berbagai perkembangan fase hidup (masa anak,
remaja, hamil, usia lanjut)
c. Perhatian terhadap perkembangan kepribadian
d. Perumahan yang baik, rekreasi, suasana kerja
yang nyaman
e. Konseling perkawinan dan pendidikan sex
f. Genetika
g. Pemeriksaan kesehatan berkala
Primary Prevention

2. Perlindungan khusus (Specific


Protection)
a. Imunisasi
b. Kebersihan perorangan
c. Penggunaan sanitasi lingkungan
d. Perlindungan terhadap bahaya pekerjaan
e. Perlindungan terhadap kecelakaan
f. Penggunaan bahan gizi tertentu
g. Menghindari allergen
Secondary Prevention
3. Diagnosis dini dan pengobatan segera (Early
diagnosis and prompt treatment)
a. Penemuan kasus, perorangan maupun kelompok
b. Survei skrining
c. Pemeriksaan yang selektif dengan tujuan:
 Pengobatan dan mencegah penyakit berlanjut
 Mencegah menjalarnya penyakit menular
 Mencegah timbulnya komplikasi dan akibat lanjutan
 Memperpendek masa ketidakmampuan
Secondary Prevention

4. Membatasi ketidakmampuan
(Disability Limitation)
a. Pengobatan yang cukup untuk
menghentikan proses penyakit dan
mencegah komplikasi dan akibat lanjutan
b. Penyediaan fasilitas untuk membatasi
ketidakmampuan dan untuk mencegah
kematian
Tertiary Prevention

5. Rehabilitasi (Rehabilitation)
a. Penyediaan fasilitas pelatihan kembali di Rumah
Sakit dan masyarakat agar kemampuan yang
tersisa dapat dimanfaatkan secara maksimum
b. Pendidikan masyarakat dan industri agar mau
menggunakan mereka yang telah direhabilitasi
c. Sedapat mungkin diusahakan supaya semua
dapat bekerja
d. Penempatan yang terpilih (selektive)
e. Terapi pekerjaan di Rumah Sakit
f. Tempat tinggal yang khusus dan terlindung
LIMA TINGKAT PENCEGAHAN
Riwayat Alamiah Setiap Penyakit
Interaksi Agen, Pejamu dan Lingkungan  Reaksi pejamu terhadap RANGSANGAN PENYAKIT ->
Faktor  RANGSANGAN PENYAKIT
Patogenesis  Kerusakan  Penyakit  Konvalesens
awal awal jaringan lanjut
Periode Prepatogenesis Periode Patogenesis

Promosi kesehatan

Pendidikan kesehatan Perlindungan khusus

Gizi yang cukup sesuai dengan Imunisasi Diagnosis dini dan pengobatan Rehabilitasi
perkembangan segera
Perumahan, rekreasi dan tempat Kebersihan perorangan Penemuan kasus, individu dan masal Pembatasan ketidakmampuan Penyediaan fasilitas untuk pelatihan
kerja hingga fungsi tubuh dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya
Perkembangan kepribadian Sanitasi lingkungan Skrining Pengobatan yang cukup untuk Pendidikan pada masyarakat dan
menghentikan proses penyakit dan industriawan agar menggunakan
Konseling perkawinan dan Perlindungan terhadap kecelakaan Pemeriksaan khusus mencegah komplikasi mereka yang telah direhabilitasi
pendidikan seks akibat kerja
Tujuan: Penyediaan fasilitas untuk Penempatan secara selektif
Genetika Perlindungan terhadap kecelakaan Menyembuhkan dan mencegah membatasi ketidakmampuan dan
penyakit berlanjut mencegah kematian Mempekerjakan sepenuh mungkin
Pemeriksaan kesehatan secara Penggunaan gizi tertentu
berkala Mencegah penyebaran penyakit Terapi kerja di RS
Perlindungan terhadap zat yang menular
dapat menyebabkan kanker Penggunaan koloni yang terlindung
Mencegah komplikasi dan akibat
Menghindarkan zat-zat allergen lanjutan

Memperpendek masa ketidakmampuan


Pencegahan primer Pencegahan sekunder Pencegahan tertier
Tingkat Penerapan Upaya Pencegahan

Anda mungkin juga menyukai