Anda di halaman 1dari 87

Konsep & Proses

Manajemen Risiko L/O/G/O


TTL : Palembang, 2 Juli
Pendidikan : Kedokteran Universitas Padjajaran
Pengalaman kerja :
1. Tahun 2006 - 2009 Dokter BSB & IGD RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung
2.Tahun 2009 Dokter Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI)
3.Tahun 2010 - skrg Bid. Diklat & Widyaiswara BBPK Jakarta
4. Tahun 2016 Dokter PPIH Arab Saudi KKHI Makkah
Pengalaman Mengajar :
1. Pelatihan TKHI
2. Diklat Prajabatan
3. Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP
4. Pelatihan Manajemen Puskesmas

dr. Dwidea Yuliana - Yuyun


Film Remaja Tewas setelah minum Obat

3 dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta


Concept: Hazard and risk
(Kolluru, 1996)
Hazard:
Sesuatu yang berpotensi
menyebabkan cedera
A chemical, physical, or biological
agent or a set of conditions that
has the potential to cause harm
Hazard is a source of risk but not
the risk perse
Kerugian yang mungkin terjadi pada
suatu satuan waktu atau kegiatan.
Manajemen risiko

Proses mengenal, mengevaluasi,


mengendalikan, meminimalkan risiko
dalam suatu organisasi secara
menyeluruh (NHS)
Manajemen risiko
adalah pendekatan proaktif untuk
mengidentifikasi, menilai dan menyusun prioritas
risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau
meminimalkan dampaknya.

The Joint Commission on Accreditation of Healthcare


Organizations/JCAHO :
Manajemen risiko adalah kegiatan berupa
identifikasi dan evaluasi untuk mengurangi risiko
cedera dan kerugian pada pasien, karyawan,
pengunjung dan organisasinya sendiri.

7 dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta


Lingkup program manajemen risiko
(McCaffrey & Hagg-Rickert,2003)
Risiko di Pelayanan Kesehatan

Risiko klinis adalah semua isu yang


dapat berdampak terhadap pencapaian
pelayanan pasien yang bermutu tinggi,
aman dan efektif.

Risiko non klinis/corporate risk adalah


semua hal yang dapat berdampak
terhadap tercapainya tugas pokok dan
kewajiban hukum dari pemberi
pelayanan kesehatan.
9 dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta
Kategori risiko ( Categories of Risk )
Patient care care-related risks (Risiko
terkait pelayanan pasien)
Medical staff staff-related risks (Risiko
terkait staf klinis pemberi pelayanan)
Employee Employee-related risks
(Risiko karyawan dg karyawan)
Property Property-related risks (Risiko
terkait sarana prasarana)
Financial risks (risiko keuangan)
10
Other risks (Risiko lainnya) dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta
Patient care related risks

Contoh: pasien mengalami salah pemberian obat,


dioperasi salah sisi, diberi antibiotika ketika tidak
Clinical staff related risks

Contoh
dokter tertular infeksi dari pasien, perawat tertusuk
Non clinical staff related risk

Contoh: petugas laundry tertular infeksi dari linen yang


dicuci, petugas cleaning service tertusuk jarum dsb
Facility related risks

Contoh: pasien tertimpa tabung oksigen yang tanpa


pengaman, limbah infeksius tidakdikelola dengan baik ,
Financial risks

Contoh: pasien tidak bayar, klaim tidak dibayar,


dsb
Other risks

risiko di luar 5 risiko yang sudah dibahas: ambulans


mengalami kecelakaan, dsb
Multi-Causal Theory
Swiss Cheese diagram (Reason, 1991)
Lingkup risk analysis

What can happen


When it could happen
Factors associated with the
occurrence
Proses manajemen risiko

Menetapkan lingkup
Manajemen risiko
Kajian risiko (risk assessment)

Identifikasi risiko
Monitoring,
Komunikasi audit
dan dan
Konsultasi Analisis risiko Tinjauan
pd (review)
stakeholders Dukungan
Evaluasi risiko internal

tdk
ya

Tindakan/treatment
terhadap
risiko
Proses manajemen risiko

Initiate
Quality Risk Management Process

Risk Assessment

Risk Identification
What might go wrong or
Risk Analysis
has gone wrong?
Risk Evaluation
What is likelihood or
unacceptable

probability?

Risk Management t ools


Risk Co mmun ication

Risk Control

Risk Reduction
What are the
Risk Acceptance consequences (severity)?
Output / Result of the
Quality Risk Management Process
What is the level of risk?
Risk Review Any mitigating factors?
Review Events
Risk assessment
Identifikasi risiko
Analisis risiko
Evaluasi risiko L/O/G/O
Identifikasi risiko

Dapa
diidentidikasi da
Hasil Aud
Kompla
Klai
Inciden
Brainstormin
L/O/G/O
Identifikasi Risiko di Puskesmas

Admen : terkait sarpras


UKM : terkait pelayanan UKM
UKP : terkait pelayanan klinis

23 dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta


Analisis Risiko

Menentukan
estimasi risiko
kuantitatif atau kualitatif tehnik-tehnik
evaluasi/matemattis
Proses mengenali
hazard yang mungkin terjadi &
potensi kegawatan dari
hazard tersebut
Analisis risiko dilakukan
dengan alat sbb:

L/O/G/O
Evaluasi Risiko
(Penilaian risiko)

Perlu treatment ?
A c t i o n P l a n L/O/G/O
I. Penetapan Konteks
Penetapan lingkup konteks yang akan dilakukan pengendalian risiko

1 Pelayanan Kefarmasian

a Pelayanan Sediaan Farmasi,


Alkes & BMHP

b Pelayanan Farmasi Klinis

c dst

27 dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta


II. Identifikasi Risiko
DEFENISI
Proses menemukan, mengenal,
mendeskripsikan risiko (ISO 31000 : 2009)

JENIS RISIKO PROAKTIF & RISIKO REAKTIF

TEKNIK

Brainstorming Incident investigation
Questionnaire Auditing
Benchmarking Inspection
Scenario analysis Checklist
Risk assessment HAZOP (Hazard & Operability
workshop Studies)
Incident investigation dsb

28 dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta


Manajemen risiko pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alkes & BMHP
I. Menentukan konteks manajemen risiko
: Proses pengelolaan sediaan Farmasi, Alat Kesehatan
& Bahan Medis Habis Pakai.

II. Mengidentifikasi Risiko


a. ketidaktepatan perencanaan kebutuhan selama
periode tertentu
b. pengadaan tidak melalui jalur resmi
c. pengadaan yang belum/tidak teregistrasi
d. keterlambatan pemenuhan kebutuhan
e. kesalahan pemesanan : spesifikasi (merek, dosis,
bentuk sediaan) dan kuantitas;

29 dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta


lanjutan Tahap II. Mengidentifikasi risiko :

f. ketidaktepatan pengalokasian dana yang


berdampak terhadap pemenuhan/ketersediaan
g. ketidaktepatan penyimpanan yang berpotensi
terjadinya kerusakan dan kesalahan dalam
pemberian;
h. kehilangan fisik yang tidak mampu telusur;
i. pemberian label yang tidak jelas atau tidak
lengkap
j. kesalahan dalam pendistribusian.
30 dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta
III. Menganalisis Risiko
DEFENISI
Proses menganalisis risiko : memahami
sifat risiko, menentukan peringkat risiko

JENIS kualitatif
semi kuantitatif
kuantitatif

TEKNIK
Pendekatan kuantitatif
memberikan paparan secara statistik berdasarkan data
sesungguhnya.

Pendekatan kualitatif dilakukan dengan memberikan


deskripsi dari risiko yang terjadi

31 dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta


32 dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta
33 dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta
IV. Mengevaluasi Risiko

Membandingkan risiko yang telah


dianalisis dengan kebijakan pimpinan
(contoh peraturan perundang-undangan,
Standar Operasional Prosedur, Surat
Keputusan) serta menentukan prioritas
masalah yang harus segera diatasi.
Evaluasi dapat dilakukan dengan
pengukuran berdasarkan target yang telah
disepakati.
34 dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta
V. Mengatasi Risiko
a. melakukan sosialisasi terhadap kebijakan
pimpinan
b. mengidentifikasi pilihan tindakan untuk
mengatasi risiko
c. menetapkan kemungkinan pilihan (cost benefit
analysis)
d. menganalisa risiko yang mungkin masih ada;
e. mengimplementasikan rencana tindakan,
: menghindari risiko, mengurangi risiko,
memindahkan risiko, menahan risiko, dan
mengendalikan risiko.
35 dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta
Terima kasih
dr. Dwidea Yuliana - WI
BBPK Jakarta

INSTRUMEN
MANAJEMEN RISIKO L/O/G/O
37
Safety is a fundamental
principle of patient care and
a critical component of
quality management.
(World Alliance for Patient Safety,
Forward Programme WHO, 2004)

38 dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta


INSTRUMEN MANAJEMEN RISIKO

SEVERITY ASSESSMENT
ROOT CAUSE ANALYSIS
FAILURE MODE & EFFECT
ANALYSIS
RISK REGISTER

39 dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta


Severity Assessment
L/O/G/O
Tools untuk risk analysis

Severity assessment
Root Cause Analysis
Failure mode and effect analysis
Severity assessment

Menentukan tingkat keparahan risiko

Variabel yang digunakan untuk menilai


severity:
Dampak risiko
Probabilitas

42 dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta


Frequent
Probable
Possible
Unlikely
Rare
Probability

1.Extreme risk
Severity
assessment 2.High risk
3.Moderate risk
Severity
(Dampak) 4.Low risk
Extreme
Major
Moderate
Minor
Minimal
Dampak risiko (Severity)
TK RISK Deskripsi Dampak

1 Minimal Tidak ada cedera

2 Minor Cedera ringan , mis luka lecet


Dapat diatasi dng P3K

3 Moderat Cedera sedang, mis : luka robek


Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/psikologis
atau intelektual (reversibel. Tdk berhubungan dng
penyakit
Setiap kasus yg meperpanjang perawatan
4 Mayor Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh
Kehilangan fungsi motorik/sensorik/ psikologis
atau intelektual (ireversibel), tdk berhubungan dg
penyakit
5 Ekstrem/ Kematian yg tdk berhubungan dng perjalanan
katastrofik penyakit 44 t
Probabilitas
Frequent: Sangat sering terjadi (Tiap
minggu/bulan) : 5
Probable: Sering terjadi (bbrp kali/tahun) : 4

Possible: Mungkin terjadi (1 - < 2 tahun/kali) : 3

Unlikely: Jarang terjadi (> 2 - < 5 th/kali): 2

Rare: Sangat jarang terjadi ( > 5 thn/Kali): 1


Dampak Tak Significant MINOR Moderat Mayor Katatrospik
1 2 3 4 5
Probabilitas
Sangat sering terjadi Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
(Tiap minggu/bulan)
5
Sering terjadi Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
(bbrp kali/tahun)
4

Mungkin terjadi Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim


(1 - < 2 tahun/kali)
3
Jarang terjadi Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
(> 2 - < 5 th/kali)
2
Sangat jarang terjadi Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
( > 5 thn/Kali) 46 dr Luwi - PMKP 7 Okt

1
Tabel grading skor risiko cedera

Kategori Tinjauan penilaian


resiko resiko
1 Ekstrim (15- Direktur / Kepala
25) Puskesmas
2 Tinggi (8-12)Eksekutif Manajer /
MR WMM
3 Sedang (4-6) Kepala divisi/ Pokja
4 Rendah (1-3) Kepala unit /PJ Unit
47
Sumber: Daud, 2011 dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta
LEVEL/BANDS TINDAKAN
EKSTREM Risiko ekstrem, dilakukan RCA paling lama 45
(SANGAT TINGGI) hari, membutuhkan tindakan segera,
perhatian sampai ke Direktur RS
HIGH Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45
(TINGGI) hari, kaji dng detail & perlu tindakan segera,
serta membutuhkan tindakan top manajemen

MODERATE Risiko sedang dilakukan investigasi sederhana


(SEDANG) paling lama 2 minggu. Manajer/pimpinan
klinis sebaiknnya menilai dampak terhadap
bahaya & kelola risiko
LOW Risiko rendah dilakukan investigasi
(RENDAH) sederhana paling lama 1 minggu diselesaikan
dng prosedur rutin
48
Identifikasi - Analisis risiko -
contoh.xlsx

49 dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta


Penugasan
Tim Puskesmas menyusun 1 severity assessment.

No Puskesmas Topik
1 Kec. Senen Admen (kepegawaian)
2 Kec. Tanah Abang Admen (sarpras)
3 Kec. Kemayoran UKM (KIA- KB / P2P)
4 Kec. Cempaka Putih UKM (Gizi / Kesling )
5 Kec. Johar Baru UKP Layanan klinis
6 Kec. Menteng & Kec Gambir UKP Penunjang (Obat)
7 Kec. Sawah Besar UKP Penunjang (Lab)

50 dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta


K a t e g o r i m e r a h a ta u k u n i n g

Root Cause Analysis


L/O/G/O
Langkah RCA

T 1. Bentuk TIM RCA untuk suatu kejadian


P 2. PELAJARI kejadian
A 3. ANALISIS sebab
R 4. Menyusun RENCANA tindakan
L temuan
5. Me-LAPOR-kan proses analisis dan
Tahap 2. Mempelajari kejadian

menentukan masalah,
mengumpulkan bukti-bukti yang nyata,
melakukan wawancara,
meneliti lingkungan kejadian,
menggambarkan rantai terjadinya kejadian
mengenali faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap timbulnya kejadian,
mengenali kejadian-kejadian yang
mengawali (trigger)
Memahami penyebab kejadian

Kegagalan aktif: pelanggaran yang


sengaja dilakukan oleh seseorang
Kondisi laten: breakdown dari proses
atau sistem:
Kurangnya pendidikan
Gagal mengikuti prosedur
Alat yang rusak
Disain yang tidak tepat, dsb
Tahap 3. Menganalisis Sebab

melakukan analisis : pohon masalah


/diagram tulang ikan untuk mengetahui
kegiatan atau kondisi yang
menyebabkan timbul kejadian,
mengenali sistem yang melatar
belakangi timbulnya kejadian atau
sampai tidak ada alasan lagi untuk
melanjutkan
mengidentifikasi akar-akar penyebab:
Faktor manusia: kelalaian, incompetence,
sistem pengelolaan sumber daya manusia
termasuk reward system
Sistem breakdown, sistem failure, sistem
incapability
Sistem pengendalian
Sumber daya (fasilitas dan peralatan) dan
manajemen sumber daya
rumuskan pernyataan akar masalah
Root Cause Analysis

Masalah

Root
cause
Contoh Root Cause Analysis (RCA)

58 dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta


Tahap 4. Susun rencana tindakan

menetapkan strategi yang tepat untuk


mengatasi penyebab yang diidentifikasi,
dan dapat diterima oleh pihak yang
terkait dengan kejadian.
Rencana tindakan disusun untuk tiap
akar penyebab kejadian dan pengukuran
untuk menilai efektifitas tindakan thd
akar penyebab
Dapatkan persetujuan dari
kepemimpinan dalam organisasi
Tahap 5. Catat dan laporkan

Catat proses dan alat yang digunakan


Biaya yang dibutuhkan
Ringkasan kejadian
Proses investigasi dan analisis
Temuan
Penugasan Menyusun RCA
Kasus 1
Bayi Ani, 4 bulan, yang terlihat gemuk, dibawa
ibunya ke Posyandu. Ibu merencanakan agar Ani
mendapat imunisasi di hari tersebut. Imunisasi
memang dijawalkan di Posyandu, walaupun
pengunjung cukup ramai. Tiba-tiba ibu teringat
cuciannya belum dijemur, sehingga Ibu ingin cepat
pulang dan meminta dispensasi agar didahulukan.
Petugas puskesmas yang masih muda dengan
cekatan melakukan persiapan imunisasi. Petugas
tersebut sedang berbahagia karena baru diterima
sebagai CPNS.
61 dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta
Penugasan Menyusun RCA
Kasus 1 (lanjutan)
Melihat ibu menggendong bayi Ani, petugas
langsung meminta ibu tersebut agar menempatkan
bayinya di posisi tempat imunisasi dan
memberikan imunisasi campak yang sudah
disiapkan sebelumnya. Petugas dan ibu sama-
sama senang karena sudah mencapai tujuannya
masing-masing. Ketika petugas akan mencatatkan
di kartu imunisasi, disadari Ani baru berusia 4
bulan.

62 dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta


Penugasan Menyusun RCA

Kasus 2
Seorang pasien laki-laki berusia 35 tahun datang ke
Puskesmas, dengan keluhan demam. Saat mendaftar,
dituliskan namanya di secarik kertas. Kemudian kertas
kecil itu dibawa antri ke ruang periksa. Orang di
sebelahnya berulang kali terbatuk-batuk padahal dia
tidak menggunakan masker. Di sebelahnya lagi ada
seorang Ibu menggendong bayinya. Cukup banyak
pasien yang sama-sama menunggu saat itu.
Agak lama, baru namanya dipanggil. Tanpa banyak
bertanya dan tidak cuci tangan lebih dahulu, dokter
memeriksa dengan stetoskop dan berkata kena flu saja
kemudian menuliskan resep pada secarik kertas kecil.
63 dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta
Penugasan Menyusun RCA

Kasus 2 (lanjutan)
Setelah itu dia menumpuk kertas resep ke loket apotik
yang diterima tanpa berkata apa-apa. Pasien kembali
menunggu. Beberapa lama kemudian, namanya
dipanggil dan diberikan bungkusan obat. Sampai di
rumah, pasiennya minum obat. Tiba-tiba dia menjadi
lemas. Setelah dibawa ke RS, pasien tidak tertolong.
Dalam penelusuran didapatkan bahwa obat yang
diberikan adalah obat untuk pasien lain yang namanya
kebetulan sama.

64 dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta


Penugasan Menyusun RCA

Kasus 3
Kepala Puskesmas X, dr. Andri dipanggil oleh Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten X pagi tadi karena adanya
laporan dari Rumah Sakit Daerah bahwa seorang wanita
usia 65 tahun, Ny Ani Sutrisna, mengalami coma selama
dua minggu dan terpaksa dirawat di ICU sebuah rumah
sakit daerah tersebut akibat kesalahan mendapatkan
obat gliklazid 80 mg yang diberikan tiga kali sehari dari
Puskesmas X.
Wanita tersebut adalah rujukan balik dari dokter spesialis
THT kepuskesmas X tersebut, yang berobat pada hari
Kamis, tanggal 19 mei 2016 yang lalu. Wanita tersebut
diperiksa oleh dokter Slamet yang bertugas di
65 Puskesmas X dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta
Penugasan Menyusun RCA

Kasus 3
Sesuai dengan rujukan balik dari dokter spesialis, dr.
Slamet meresepkan obat prednisolone 5 mg tiga kali
sehari sehubungan dengan rhinitis alergi yang diderita
oleh Ny.Ani Sutrisna.
Dr. Andri segera membentuk tim RCA untuk melakukan
tindak lanjut terhadap kejadian tersebut, karena selama
tiga bulan terakhir terjadi tiga kali kesalahan pemberian
obat meskipun tidak berakibat fatal. Kejadian yang
menimpa Ny Ani Sutrisna tersebut merupakan kejadian
yang keempat.
dst

66
studi kasus RCA_kasus 3.docx dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta
Jika tidak ada kejadian,
tetapi kita akan
memperbaiki suatu sistem
agar risiko minimal, maka
lakukan FMEA L/O/G/O
Failure Mode &
Effect Analysis L/O/G/O
Why does it always
seem we have
plenty of time to fix
our problems, but
never enough time
to prevent the
problems by doing
it right the first
time?

69
Apakah FMEA?

Failure Mode & Effect Analysis


Suatu alat mutu untuk mengkaji suatu
prosedur secara rinci, dan mengenali model-
model adanya kegagalan/kesalahan pada
suatu prosedur, melakukan penilaian terhadap
tiap model kesalahan/kegagalan, dengan
mencari penyebab terjadinya, mengenali akibat
dari kegagalan/kesalahan, dan mencari solusi
dengan melakukan perubahan
disain/prosedur
Langkah-langkah
1.Bentuk TIM FMEA:
1 2
1.Tetapkan TUJUAN,
orang-orang yang
keterbatasan, dan
terlibat dalam suatu
jadwal tim
proses

1.Gambarkan ALUR
3 1.Tetapkan PERAN
dari tiap anggota tim 4 proses yang ada
sekarang

1.Kenalilah
1.KENALILAH Failure
5
PENYEBAB terjadinya
modes ( BENTUK
kesalahan) pada 6 failure untuk tiap
model
proses tersebut kesalahan/kegagalan
1.Kenalilah apa

7 AKIBAT dari adanya


failure untuk tiap
model
Tim -Tujuan - Peran
Alur- Kenali Bentuk
Penyebab-Akibat
kesalahan/kegagalan
Langkah-langkah (2)
8. Lakukan pe-NILAI-an untuk tiap model
kesalahan/kegagalan:
Sering tidaknya terjadi (occurrence): (Occ)
1 : tidak pernah, 10 sangat sering
Kegawatannya (severity): (SV)
1 : tidak gawat, 10 sangat gawat
Kemudahan untuk terdeteksi
(detectability): (DT)
1 : mudah dideteksi, 10 : sangat sulit dideteksi

9. Hitung Risk Priority Number (RPN) dengan


mengkalikan: Occ x SV x DT
Langkah-langkah (3)

1.Tentukan BATASAN 1.Tentukan KEGIATAN


10 (cut-off point) RPN
yang termasuk
11 untuk mengatasi
(design action/
prioritas solution)

1.Gambarkan ALUR
13
1.Tentukan cara mem-
12 VALIDASI apakah
solusi tersebut
yang baru dengan
adanya solusi
berhasil tersebut

14 1.Hitung kembali RPN


sesudah dilakukan
1.Batasan Kegiatan
Validasi Alur Baru
solusi perbaikan RPN setelah solusi
Tahapan FMEA
T N
T R
P B
A K
KB V
KP A

74
KA R dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta
Form FMEA

Modus- Penyebab Akibat Kemung- Tingkat Kemudah Risk Solusi Indikator


modus terjadinya nya kinan kepa- an Priority untuk
kegagalan/ terjadinya tuhan dideteksi Number menguku
kesalahan ( O= (S= (D= (RPN) r
Occurren Severity) Detectabi RPN = keberhasil
ce) lity) OxSxD an dari
solusi
Severity (SV) Rating Scale (1 sd 10)
Nilai Penjelasan Pengertian
10 Amat Kesalahan yang dapat menyebabkan kematian
sangat pelanggan dan kerusakan sistem tanpa tanda-
berbahaya tanda yang mendahului
9 Sangat Kesalahan yang dapat menyebabkan cedera
8 berbahaya berat/permanen pada pelanggan atau
gangguan serius pada sistem yang dapat
menghentikan pelayanan dengan adanya tanda
yang mendahului
7 Berbahaya Kesalahan yang dapat menyebabkan cedera
ringan sampai sedang dengan tingkat ketidak
puasan yang tinggi dari pelanggan dan/atau
menyebabkan ganggung sistem yang
membutuhkan perbaikan berat atau kerja ulang
yang signifikan
Severity (SV) Rating Scale (1 sd 10)
Nilai Penjelasan Pengertian
6 Berbahaya Kesalahan berakibat pada cedera ringan dengan
5 sedang sedikit ketidak puasan pelanggan dan/atau
menimbulkan masalah besar pada sistem
4 Berbahaya Kesalahan menyebakan cedera sangat ringan atau
3 ringan tidak cedera tetapi dirasakan mengganggu oleh
sampai pelanggan dan/atau menyebabkan masalah ringan
sedang pada sistem yang dapat diatasi dengan modifikasi
ringan
2 Berbahaya Kesalahan tidak menimbulkan cedera dan pelanggan
ringan tidak menyadari adanya masalah tetapi berpotensi
menimbulkan cedera ringan atau tidak berakibat
pada sistem
1 Tidak Kesalahan tidak menimbulkan cedera dan tidak
berbahaya berdampak pada sistem
Occurence Rating Scale (1 sd 10)

Nilai Penjelasan Pengertian

10 Kemungkinan Kesalahan terjadai paling tidak sekali


terjadinya sehari atau hampir setiap saat
dapat
dipastikan
9 Hampir tidak Kesalahan dapat diprediksi terjadi
dapat atau terjadi setiap 3 sampai 4 hari
dihindarkan
8 Kemungkinan Kesalahan sering terjadi atau terjadi
7 terjadai sangat paling tidak seminggu sekali
tingggi
Occurence Rating Scale (1 sd 10)

Nilai Penjelasan Pengertian

6 Kemungkinan Kesalahan terjadi sekali sebulan


5 terjadi tinggi
sedang
4 Kemungkinan Kesalahan kadang terjadi, atau sekali
3 terjadi sedang tiap tiga bulan
2 Kemungkinan Kesalahan jarang terjadi atau terjadi
terjadi rendah sekitar sekali setahun
1 Kemungkinan Kesalahan hampir tidak pernah
terjadi amat terjadi, atau tidak ada yang ingat
sangat rendah kapan terakhir terjadi
Detection Rating Scale (1 sd 10)
Nilai Penjelasan Pengertian

10 Tidak ada Tidak ada mekanisme untuk mengetahui


peluang adanya kesalahan
untuk
diketahui
9 Sangat sulit Kesalahan dapat diketahui dengan
8 diketahui inspeksi yang menyeluruh, tidak feasible
dan tidak segera dapat dilakukan
7 Sulit Kesalahana dapat diketahui dengan
6 diketahui inspeksi manual atau tidak ada proses
yang baku untuk mengetahui, sehingga
ketahuan karena kebetulan
Detection Rating Scale

Nilai Penjelasan Pengertian

Berpeluang Ada proses untuk double checks


5 sedang untuk atau inspeksi tetapi tidak otomatis
diketahui atau dilakukan secara sampling
4 Berpeluang tinggi Dipastikan ada proses inspeksi
3 untuk diketahui yang rutin tetapi tidak otomatis
2 Berpeluang sangat Dipastikan ada proses inspeksi
tinggi untuk rutin yang otomatis
diketahui
1 Hampir dipastikan Ada proses otomatis yang akan
untuk diketahui menghentikan proses untuk
mencegah kesalahan
Menetapkan cut off point
dengan Pareto

Urutkan failure mode dengan nilai RPN


dari yang tertinggi ke yang terendah
Hitung persentase kumulatif
Perhatikan nilai kumulatif sampai
dengan 80 %, maka pada nilai kumulatif
80 % tersebut kita tetapkan sebagai cut
off point
Contoh

Modus RPN Kumulatif Persentase


kegagalan/ Kumulatif
kesalahan
Modus 1 320 320 26,4 %

Modus 4 270 590 48,7 %


Modus 3 240 830 68,6 %

Modus 2 160 990 81,8 % Cut off: 160


Modus 6 100 1090 90,1 %
Modus 5 80 1170 96,7 %
Modul 7 40 1210 100 %

Jadi yang harus ditindak lanjuti dengan solusi adalah: modus 1, 4, 3, 2


Menentukan area prioritas
Area/unit kerja High High High Problem Total Urutan
risk cost volume Prone Prioritas

Gawat 10 7 4 4 25 III
darurat
Rawat jalan 5 5 8 4 22 VI

Farmasi 9 8 8 5 30 I

Laboratorium 9 8 8 4 29 II

Rawat inap 6 7 5 6 24 IV

Pendaftaran 6 4 8 5 23 V
Penugasan Menyusun RCA & FMEA
RCA FMEA
Kasus PKL Kalideres Proses di Obat : PKL Palmerah
1
Kasus PKC Tambora Proses di Lab :
2 -PKC Taman Sari
-PKC Kembangan
Kasus Cengkareng R. Bersalin : PKC Palmerah
3 Kebon Jeruk
Poli Umum : PKL Grogol
Petamburan

85 dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta


TERIMA KASIH
L/O/G/O
dr. Dwidea Yuliana - WI BBPK Jakarta 87

Anda mungkin juga menyukai