Anda di halaman 1dari 74

dr. Arief Adi Saputro M.Biomed, M.

M
 Organ reproduksi membentuk traktus
genetalis yang berkembang setelah traktus
urinarius.
 Kelamin laki-laki maupun wanita semenjak lahir
sudah dapat ditentukan, tetapi sifat-sifat kelamin
belum dapat dikenal
 Sistem yang berfungsi untuk berkembang
biak

 Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi


kehidupan individual dan meskipun siklus
reproduksi suatu manusia berhenti, manusia
tersebut masih dapat bertahan hidup
 organ-organ reproduksi
 spermatogenesis
 hormon pada pria.
 Organ reproduksi pria terdiri atas
 Organ reproduksi dalam
 Organ reproduksi luar
 Organ Reproduksi Dalam
 Testis,
 Saluran pengeluaran
 Organ Reproduksi Luar
 penis
 skrotum
 Scrotum merupakan kantung berkulit tipis
yang mengelilingi dan melindungi testis.
 Scrotum juga bertindak sebagai sistem
pengontrol suhu untuk testis, karena agar
sperma terbentuk secara normal,
 Testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih
rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.
 Otot kremaster pada dinding skrotum akan
mengendur atau mengencang sehingga
testis menggantung lebih jauh dari tubuh
(dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih
dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih
hangat).
 Testis berjumlah sepasang. Testis kiri dan kanan
dibatasi olehsuatu sekat yang terdiri dari serat
jaringan ikat dan otot polos.
 Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis
kanan
 Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar
buah zaitun dan terletak di dalam skrotum.
 Ukuran testis pada orang dewasa adalah 4 x 3 x
2,5 cm, dengan volume 15 – 25 ml berbentuk
avoid
 Testis menghasilkan Follicle Stimulating
Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone
(LH) juga hormon testosterone
 Secara umum berfungsi membentuk sperma
 Membentuk gamet-gamet baru yaitu
spermatozoa, dilakukan di Tubulus seminiferus.
 Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan
oleh sel interstitial.
 Testis memiliki 2 fungsi, yaitu:
 Pembentukan sperma oleh tubulus
seminiferus.
Pembentukan hormon testosteron oleh sel
leydig
 Epididimis dibentuk oleh saluran yang
berlekuk-lekuk secara tidak teratur yang
disebut duktus epididimis
 Panjang duktus epididimis sekitar 600 cm.
Duktus ini berawal dari puncak testis (kepala
epididimis) dan berjalan berliku-liku,
kemudian berakhir pada ekor epididimis yang
kemudian menjadi vas deferens.
 Epididimis merupakan tempat terjadinya
maturasi akhir sperma.
 Fungsi dari epididimis yaitu
 sebagai saluran penghantar testis, mengatur
sperma sebelum di ejakulasi, dan memproduksi
semen.
 tempat penyimpanan sementara sperma sampai
sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas
deferens
 Vas deferens merupakan saluran yang
membawa sperma dari epididimis.
 Saluran ini berjalan ke bagian belakang
prostat lalu masuk ke dalam uretra.
 Vas deferens merupakan lanjutan langsung
dari epididimis.
 Panjangnya 45 cm yang berawal dari ujung
bawah epididimis, naik disepanjang aspek
posterior testis dalam bentuk gulungan-
gulungan bebas, kemudian meninggalkan
bagian belakang testis, duktus ini melewati
korda spermatika menuju abdomen
 Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di
dalam pinggul dan mengelilingi bagian tengah dari
uretra.
 Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan
membesar sejalan dengan pertambahan usia
 Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan
terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar
prostat menghasilkan getah yang mengandung
kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk
kelangsungan hidup sperma.
 Kelenjar prostat merupakan organ  dengan sebagian
strukturnya merupakan kelenjar dan sebagian lagi otot
dengan ukuran sekitar 2,3 x 3,5 x 4,5 cm.
 Organ ini mengililingi uretra pria, yang terfiksasi kuat
oleh lapisan jaringan ikat di belakang simpisis pubis.
 Lobus media prostat secara histologis sebagai zona
transisional berbentuk baji, mengelilingi uretrra dan
memisahkannya dengan duktus ejakulatorius. Saat
terjadi hipertropi, lobus media dapat menyumbat
aliran urin. Hipertropi lobus media banyak terjadi pada
pria usia lanjut.
 Fungsi Prostat:
Menambah cairan alkalis pada cairan
seminalis yang berguna untuk melindungi
spermatozoa terhadap sifat asam yang
terdapat pada uretra dan vagina.
 Di bawah kelenjar ini terdapat Kelenjar Bulbo
Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm.
fungsi hampir sama dengan kelenjar prostat
 Fungsi Uretra:
 - Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan
air kemih dari kandung kemih
 - Bagian dari sistem reproduksi yang
mengalirkan semen/mani.
 Penis terdiri dari:
- Akar (menempel pada dinding perut)
- Badan (merupakan bagian tengah dari
penis)
- Glans penis (ujung penis yang berbentuk
seperti kerucut
 Lubang uretra (saluran tempat keluarnya
sperma dan air kemih) terdapat di ujung
glans penis.
 Dasar glans penis disebut korona.
 Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi),
kulit depan (preputium) membentang mulai
dari korona menutupi glans penis
 Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus)
jaringan erektil:

- 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut corpus
cavernosus, terletak bersebelahan.
- Rongga yang ketiga disebut corpus spongiosum,
mengelilingi uretra.
 Jika rongga –rongga tersebut terisi darah, maka penis
menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami
ereksi).
 Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sel
sperma di dalam testis yang secara istilah berasal dari dua
kata, yaitu spermato yang artinya benih dan genesis yang
berarti pembelahan
 Sel sperma dalam tubuh pria diproduksi di tubulus
seminiferus yang ada pada testis. Pada dinding tubulus itu
terdapat banyak sel yang tersebar secara acak dan disebut
sel Sertoli. Sertoli kemudian memiliki peranan memberi
makan sel sperma yang belum matang.
 Saat sel sperma telah matang atau dalam istilah disebut
dengan spermatogonia, sel induk sperma atau
spermatogonium kemudian memperbanyak diri dengan
cara mitosis dan meiosis.
 Dari spermatogonium itulah, sel sperma selanjutnya
berubah menjadi spermatosit primer secara mitosis.
Kemudian, spermatosit primer membelah secara
meiosis dan menjadi spermatosit sekunder dengan
ukuran yang sama.
 Tahapan meiosis kedua, spermatosit sekunder
membelah diri lagi ke dalam empat spermatid dengan
ukuran juga bentuk yang sama.
 Spermatid adalah tahap akhir sebelum akhirnya
berubah menjadi sel sperma yang matang atau
spermatozoa yang siap dikeluarkan saat seorang pria
ejakulasi.
 periode yang dibutuhkan pada satu sel benih
yang belum matang membutuhkan waktu
hingga 74 hari hingga mencapai kematangan
akhir.
 Selama proses berlangsung, terdapat lebih dari
300 juta spermatozoa yang akan diproduksi
setiap hari. Namun, dari jumlah yang banyak itu,
diperkirakan hanya ada sekitar 100 juta sel
sperma yang berhasil matang dengan sempurna
pada proses akhirnya.
 Terletak di bawah,berhubungan dengan
rongga abdomen, dibentuk oleh os iski dan
os pubis pada sisi samping dan depan, os
sakrum dan os koksigis membentuk batas
belakang dan pinggiran pelvis dibentuk oleh
promontorium sakrum di belakang
iliopektinal sebelah sisi samping dan depan
dari tulang sakrum.
 Vulva terbagi atas sepertiga bagian bawah
vagina,klitoris, dan labia. Hanya mons dan
labia mayora yang dapat terlihat pada
genetalia eksterna wanita. Arteri pudenda
interna mengalirkan darah ke vulva. Arteri ini
berasal dari arteri iliaka interna bagian
posterior, sedangkan aliran limfatik dari vulva
mengalir ke nodus inguinalis.
 Bagian yang menonjol berupa tonjolan lemak
yang besar terletak di di atas  simfisis pubis.
Area ini mulai ditumbuhi bulu pada masa
pubertas.
 Dua lipatan dari kulit diantara kedua paha
bagian atas. Labia mayora banyak
mengandung urat syaraf (Syaifudin, 1997).
Labia mayora merupakan struktur terbesar
genetalia eksterna wanita dan mengelilingi
organ lainnya, yang berakhir pada mons
pubis.
 Berada di sebelah dalam labia mayora. Jadi
untuk memeriksa labia minora, harus
membuka labia mayora terlebih dahulu.
 Sebuah jaringan ikat erektil kecil kira-kira
sebesar biji kacang hijau yang dapat
mengeras dan tegang (erectil) yang
mengandung urat saraf (Syaifudin, 1997), jadi
homolog dengan penis dan merupakan organ
perangsang seksual pada wanita.
 Merpakan rongga yang berada di antara bibir
kecil (labia minora), muka belakang dibatasi
oleh klitoris dan perineum.
 Dalam vestibulum terdapat muara-muara dari :
liang senggama (introitus vagina), urethra,
kelenjar bartolini, dan kelenjar skene kiri dan
kanan
 Lapisan/membran tipis yang menutupi sebagian
besar dari liang senggama, ditengahnya
berlubang supaya kotoran menstruasi dapat
mengalir keluar, letaknya mulut vagina pada
bagian ini, bentuknya berbeda-beda ada yang
seperti bulan sabit.
 Konsistensinya ada yang kaku, dan ada yang
lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang
dapat dilalui satu jari
 Himen mungkin tetap ada selama pubertas atau
saat hubungan seksual pertama kali.
 Merupakan bagian terendah dari badan
berupa sebuah garis yang menyambung
kedua tuberositas iski, daerah depan segitiga
kongenital dan bagian belakang segitiga
anal, titik tengahnya disebut badan perineum
terdiri dari otot fibrus yang kuat di sebelah
depan anus
 Terletak diantara vulva dan anus, panjangnya
lebih kurang 4 cm
 Fertilisasi adalah proses peleburan antara
satu sel sperma dengan satu sel telur (ovum)
yang sudah matang
 Sel telur yang telah dibuahi berubah menjadi
zigot dan menempel pada dinding rahim
Hormon:
Substansi kimia yang disekresi oleh ke-
lenjar endokrin, berfungsi mengatur pro
ses tubuh, hormon dibawa ke organ tar-
get spesifik & kejaringan oleh aliran da-
darah.
Susunan kimia hormon:
• Peptida: follicle stimulating hormone
(FSH) dan luteinizing hor-
mone (LH)
• Steroid: Testosteron, Estrogen dan
Progesteron.
Hipotalamus:
• Bagian integral otak berhubungan de-
ngan kelenjar hipofisis
• Menghasilkan bermacam-macam hor-
mon
• Mengatur fungsi kelenjar hipofisis
Hormon hipotalamus yang mengatur hi-
pofisis anterior ada 7 yaitu:
1.Growth-releasing hormone (GRH),go-
longan peptida,
fungsi: merangsang hipofisis anterior untuk
mensekresi growth hormon (hormon per-
tumbuhan
2.Growth-inhibiting hormone (GIH), mengham
bat growth hormone apabila sekresinya telah
berlebihan.
3.Thyrotropin-releasing hormone (TRH)
golongan tripeptida, fungsi: merang-
sang hipofisis anterior untuk mempro-
duksi hormon tiroid (TSH=tiroid stimulating hormone)
4.Cortico-releasing hormone (CRH) polipeptida, fungsi:
merangsang hipofisis anterior untuk menghasilkan
adenocortico tropic hormone (ACTH)
5.Prolactin-releasing hormone (PRH), merangsang hi
pofisis anterior mensekresi hormon prolaktin
6.Prolactin-inhibiting hormone (PIH) kerjanya
produksi prolaktin apabila sek
resinya sudah berlebihan
7.Gonadotropin-releasing hormone (GnRH),
strukturnya decapeptida,
Fungsi: merangsang hipofisis anterior
mensekresi follicle stimulating
hormone (FSH) dan luteinizing
hormone (LH).
Merupakan senyawa maskulinisasi yang dihasilkan oleh testis
Fungsi testosteron antara lain:
1.Mengatur perkembangan ciri seks sekunder pria seperti pertum
buhan kumis, tumbuh rambut didaerah vital dan terjadi peru-
bahan suara
2.Mengontrol proses spermatogenesis pada pembelahan meiosis
dan proses spermiogenesis
3.Merangsang kelenjar prostat untuk mensekresi asam sitrat
4.Merangsang vesika seminalis untuk mensekresi cairan vesika
seminalis
5.Meningkatkan rangsangan seks pria.
A.Testis: sintesis androgen (testosteron) di testis diha-
silkan oleh sel Leydig (sel interstitial).
LH merangsang sel Leydig untuk menghasilkan tes-
tosteron. Androgen diikat oleh ABP dan dibawa ke
reseptor androgen sel-sel germinal yang ada di lu-
men tubulus seminiferus.
Dalam tubulus seminiferus androgen berfungsi un-tuk
mengontrol spermatogenesis pada pembelahan meiosis dan
proses spermiogenesis
B. Bagian korteks adrenal menghasilkan
androgen yaitu kortisol dilepaskan ke
dalam aliran darah sebagai materi bi-
ologis yang aktif dan berperan menga
tur perubahan karakteristik pria.
1.Gonadotropin releasing hormone (GnRH)
2.Follicle stmulating hormone (FSH)
3.Luteinizing hormone (LH)
4.Testosteron
5.Growth hormone (GH), penting untuk mengontrol
latar belakang fungsi meta
bolik testis terutama merangsang pem
belahan awal dari spermatogonia dan tanpa GH
spermatogenesis tidak terjadi
Siklus ovarium dan siklus menstruasi
Ovarium merupakan organ reproduksi
wanita terletak di dalam tubuh, dilapisi
oleh selapis sel epitel dan jaringan ikat
padat disebut tunika albugenia.
Ovarium mempunyai jaringan penggan-
tung disebut mesovarium
Fungsi Ovarium:
1.Sebagai kelenjar eksokrin menghasil-
kan sel telur atau ovum
2.Sebagai kelenjar endokrin menghasil-
kan hormon estrogen dan progesteron
Seorang gadis yang telah pubertas, hi-
potalamusnya yang terletak pada bagian
integral otak akan mensekresi GnRH dan
hormon ini akan merangsang hipofisis
anterior untuk menghasilkan FSH & LH
A.Follicle Stimulating Hormone (FSH)
Oosit awalnya dilapisi oleh folikel primordial
Sel folikel akan mengadakan proliferasi sehingga
terbentuk beberapa lapisan. Mulai oosit dilapisi 1
lapis sel folikel disebut folikel primer, 2 lapis- folikel
sekunder, 3 lapis atau lebih folikel tersier dan
apabila antara ovum dengan sel folikel terdapat
ruang/rongga yang disebut antrum fase ini disebut
folikel de Graaf.
B.Luteinizing hormone (LH)
LH bersama-sama dengan FSH akan
merangsang pematangan ovum dan ovulasi.
C.Estrogen (hormon ovarium)
dihasilkan oleh sel-sel folikel
Fungsi estrogen: proliferasi dan pene- balan dinding
endometrium & sel-sel spesifik di dalam tubuh yang
bertanggung jawab pada perkembangan karak
teristik seks sekunder wanita, seperti pembesaran payu dara,
pinggul, tumbuh rambut pada alat vital dan di ketiak.
Estrogen = hormon seks wanita, dibawah pengaruh hormon
ini terjadi penebalan dinding endometrium, sehingga fase ini
disebut fase proliferasi
 Bila ovum tiadak dibuahi, dinding rahim yang
telah menebal dan penuh dengan pembuluh
darah, akan rusak dan luruh/runtuh.
Bersama-sama dengan ovum, jaringan
tersebut dikeluarkan melalui vagina dalam
proses menstruasi (haid)
4 FASE
1. Fase menstruasi
2. Fase Proliferasi
3. Sekresi
4. Iskhemik
Hormon yang terlibat pada siklus menstruasi :
GnRH, FSH, LH, Estrogen dan
Progesteron
Setelah fase proliferasi dari sel folikel maka
terjadi ovulasi, diikuti tahap berikutnya
korpus hemoragikum berisi gumpalan darah,
keadaan ini tidak berlangsung lama dan
segera diisi oleh sel-sel Lutein disebut korpus
Luteum. Sel-sel Lutein akan mensekresi
hormon progesteron Dan fase ini disebut
fase sekresi.
Progesteron bersama estrogen merangsang penebalan dinding
endometrium. Fase ini berlangsung kurang lebih satu minggu
kemudian fase sekresi ini berakhir diikuti oleh fase iskhemi dan
fase menstruasi, ditandai dengan degenerasi korus Luteum
sehingga progesteron tidak diproduksi lagi dan menyebabkan
dinding endometrium rontok dan terjadi pendarahan disebut fase
menstruasi.
Korpus Luteum mengalami degenersi ditandai dengan
meningkatnya pigmen lemakdalam korpus yang kemudian akan
masuk jaringan fibrosa, sehingga berwaran keputihan dan
disebut korpus albikan

Anda mungkin juga menyukai