Anda di halaman 1dari 19

TUGAS PANCASILA

PERBANDINGAN KEWENANGAN PARLEMEN YANG


TERTULIS DALAM UUD 1945 SEBELUM AMANDEMEN DAN
SETELAH AMANDEMEN KE IV

Disusun Oleh :

1. Yuli Dwi Istanti (82022050072)


2. Amelia Rachmawati (82022050076)
3. Noor Ulfah (82022050089)
4. Regita ummami (82022050135)
5. Asyifa Salsabila Rahadatul Ais (82022050148)
6. Diah Giyarti (82022050157)
Kelas KSK

DOSEN PENGAMPU: DHINA CAHYA ROHIM,M.Pd

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2022

Tugas Pancasila _KSK Page 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia dan rahmatnya
Negara Republik Indonesia telah berhasil melakukan amandemen UUD 45 keempat
kalinya. Dengan adanya perubahan ini maka telah menjadi perubahan mendasar
terhadap hokum khususnya system ketatanegaraan Indonesia.

Melalui makalah ini kami membahas perbedaan kewenangan parlemen yang


tertulis dalam UUD 45 Sebelum Amandemen dan setelah amandemen keempat.

Kami sadari bahwasanya penulis dalam menyusun tugas ini masih jauh dari
sempurna. Maka dari itu, saran,kritikan yang membangun kami sampaikan terima
kasih.

Kudus, November 2022

Penulis

Tugas Pancasila _KSK Page 2


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang – undang dibuat harus sesuai dengan keperluan dan harus peka
zaman, artinya aturan yang dibuat oleh para DPR kita sebelum di syahkan
menjadi Undang-undang sebelumnya harus disosialisasikan dahulu dengan
rakyat, apakah tidak melanggar norma- norma adat atau melanggar hak – hak
azazi manusia. Salah satu bukti bahwa Undang – Undang yang sudah tidak
relevan lagi dengan kondisi zamanya adalah Undang-Undang dasar 1945.
Dengan mengalami empat kali perubahan yang masing – masing tujuanya
tidak lain hanya untuk bisa sesuai dengan kehendak rakyat dan bangsa kita,
dalam arti bisa mewakili aspirasi rakyat yang disesuaikan zamanya , dimana
dalam amandemen yang ke 4 rakyat memegang kekuasaan yang paling tinggi,
sangat berbeda dengan sebelum amandemen yang MPR merupakan wakil rakyat
untuk mewujudkan aspirasinya yang salah satu tugasnya adalah dalam memilih
Presiden dan Wakil Presiden, karena dianggap sebagai bentuk pemerintahan
yang korup, syarat dengan aroma KKN yang membentuk kekuasaan tak terbatas
terhadap Presidenya. Kita tahu bahwa dalam masa Orde Baru Presiden kita tidak
pernah mengalami pergantian selama 32 tahun meski telah mengalami Pemilihan
Umum sebanyak tidak kurang dari 6 kali Pemilu. Oleh sebab itu para mahasiswa
kita dan para aktivis lainya mengadakan Reformasi yang berimbas juga pada
reformasi didalam isi Undang-Undang Dasar 1945.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perbandingan kewenangan parlemen yang tertulis dalam UUD
1945 Sebelum Amandemen dengan setelah Amandemen ke IV?
2. Apa saja hak dan kewenangan warga Negara yang tertuang dalam UUD
1945?

Tugas Pancasila _KSK Page 3


BAB II
PEMBAHASAN

A. SEBELUM AMANDEMEN KE -4

Pada saat sebelum amandemen ke -4 lembaga tertinggi Negara adalah MPR seperti
yang tersebut dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa kedaulatan adalah
ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Pemusyarawatan Rakyat.
Adapun lembaga Tinggi Negara pada saat itu adalah Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR),Presiden, Badan Pemeriksa Keuangan BPK, Dewan Pertimbangan Agung
(DPA) dan Mahkamah Agung. Berikut bagan Lembaga Negara sebelum amandemen
yang ke -4.

Tugas kenegaraan Lembaga Tinggi Negara Sebelum amandemen:

1. MPR
a. Sebagai Lembaga Tertinggi Negara diberi kekuasaan tak terbatas (super
power) karena “kekuasaan ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya
oleh MPR” dan MPR adalah “penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia”
yang berwenang menetapkan UUD, GBHN, mengangkat presiden dan wakil
presiden.
b. Susunan keanggotaannya terdiri dari anggota DPR dan utusan daerah serta
utusan golongan yang diangkat.
Dalam praktek ketatanegaraan, MPR pernah menetapkan antara lain:
 Presiden, sebagai presiden seumur hidup.
 Presiden yang dipilih secara terus menerus sampai 7 (tujuh) kali berturut
turut.
 Memberhentikan sebagai pejabat presiden.
 Meminta presiden untuk mundur dari jabatannya.
 Tidak memperpanjang masa jabatan sebagai presiden.
 Lembaga Negara yang paling mungkin menandingi MPR adalah
Presiden, yaitu dengan memanfaatkan kekuatan partai politik yang
paling banyak menduduki kursi di MPR.

2. PRESIDEN / WAPRES
Pasal 6
(1) Presiden adalah orang Indonesia asli
(2) Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
dengan suara terbanyak.

Tugas Pancasila _KSK Page 4


Pasal 7
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama masa lima
tahun, dan sesudahnya dapat dipilih Kembali.

Pasal 8
Jika Presiden mangkat, berhenti, atau tidak dapat melakukan
kewajibannya dalam masa jabatannya, ia diganti oleh Wakil Presiden sampai
habis waktunya.

Pasal 13
(1) Presiden mengangkat duta dan konsul.
(2) Presiden menerima duta negara lain.

Pasal 14
Presiden memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi.

Pasal 15
Presiden memberi gelaran, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan.

a. Presiden memegang posisi sentral dan dominan sebagai mandataris MPR,


meskipun kedudukannya tidak “neben” akan tetapi “untergeordnet”.
b. Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan negara tertinggi
(consentration of power and responsiblity upon the president).
c. Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (executive power), juga
memegang kekuasaan legislative (legislative power) dan kekuasaan yudikatif
(judicative power).
d. Presiden mempunyai hak prerogatif yang sangat besar.
e. Tidak ada aturan mengenai batasan periode seseorang dapat menjabat
sebagai presiden serta mekanisme pemberhentian presiden dalam masa
jabatannya.

3. DPA
 Di samping itu, UUD 1945 tidak banyak mengintrodusir lembaga-lembaga
negara lain seperti DPA dan BPK dengan memberikan kewenangan yang
sangat minim.
 Susunan Dewan Pertimbangan Agung ditetapkan dengan undang-undang
(Pasal 16)
 Dewan ini berkewajiban memberi jawab atas pertanyaan Presiden dan
berhak memajukan usul kepada pemerintah (pasal 16)

Tugas Pancasila _KSK Page 5


4. Pemerintah Daerah
Sesuai pasal 18 bahwa Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil,
dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undangundang,
dengan memandang dan mengingati dasar permusyawaratan dalam sistem
pemerintahan negara, dan hak-hak asal-usul dalam daerahdaerah yang bersifat
istimewa.

Dengan demikian ada perbedaan antara pasal 18 UUD 1945 sebelum dan sesudah
perubahan, didalam pasal 18 UUD 1945 sebelum dilakukannya perubahan
pembahasan mengenai Pemerintahan Daerah yang bersifat istimewa hanya hak-hak
dan asal-usul dalam daerah yang bersifat istimewa saja. Sedangkan setelah adanya
perubahan maka pembahasan mengenai Pemerintahan Daerah yang bersifat istimewa
menjadi lebih lengkap dan sesuai dengan teori otonomi daerah di Indonesia. Sebelum
adanya perubahan UUD 1945, khususnya perubahan terhadap pasal 18 sebagai
sumber legitimasi penyelenggaraan pemerintahan daerah, klausula Pasal 18 sebelum
perubahan menggariskan tentang penyelenggaraan pemerintahan daerah (termasuk
hubungan kewenangan antara DPRD dengan Kepala Daerah) untuk diatur ke dalam
undang-undang. Jadi, hal itu sepenuhnya diserahkan kepada pembentukan undang-
undang.

5. DPD
DPD merupakan sebuah Lembaga baru yang dibentuk setelah amandemen ke-III
UUD 1945 ,yaitu disahkan pada tanggal 9 Novemeber 2001. Dewan Perwakilan
Daerah (DPD) dibentuk sebagai pemenuhan keterwakilan aspirasi daerah dalam
tatanan pembentukan kebijakan ditingkat pusat sebagaimana yang diatur dalam
Pasal 22C dan Pasal 22D UUD 1945.

6. DPR
a. Memberikan persetujuan atas RUU yang diusulkan presiden.
b. Memberikan persetujuan atas PERPU.
c. Memberikan persetujuan atas Anggaran.
d. Meminta MPR untuk mengadakan sidang istimewa guna meminta
pertanggungjawaban presiden.

Sesuai pasal 19
a. Susunan Dewan Perwakilan Rakyat ditetapkan dengan undang-undang.
b. Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.

Sesuai pasal 20
a. Tiap-tiap undang-undang menghendaki persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat.

Tugas Pancasila _KSK Page 6


b. ika sesuatu rancangan undang—undang tidak mendapat persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat, maka rancangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam
persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.

Sesuai pasal 21
a. Anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak memajukan rancangan
undangundang.
b. Jika rancangan itu, meskipun disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat, tidak
disahkan oleh Presiden, maka rancangan tadi tidak boleh dimajukan lagi
dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.

Sesuai pasal 22
a. Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan
peraturan pemerintah sebagai pengganti undangundang.
b. Peraturan pemerintah itu harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan
Rakyat dalam persidangan yang berikut.
c. Jika tidak mendapat persetujuan, maka peraturan pemerintah itu harus
dicabut.

B. SESUDAH AMANDEMEN KE -4

Sebagai kelembagaan Negara, MPR RI tidak lagi diberikan sebutan sebagai


lembaga tertinggi Negara dan hanya sebagai lembaga Negara, seperti juga, seperti
juga DPR, Presiden, BPK dan MA. Dalam pasal 1 ayat (2) yang telah mengalami
perubahan perihal kedaulatan disebutkan bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat
dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar sehingga tampaklah bahwa MPR
RI tidak lagi menjadi pelaku/pelaksana kedaulatan rakyat. Juga susunan MPR RI
telah berubah keanggotaanya, yaitu terdiri atas anggota DPR dan Dewan Perakilan
Daerah (DPD), yang kesemuanya direkrut melalui pemilu.

Perlu dijelaskan pula bahwa susunan ketatanegaraan dalam kelembagaan


Negara juga mengalami perubahan, dengan pemisahan kekuasaan, antara lain
adanya lembaga Negara yang dihapus maupun lahir baru, yaitu sebagai Badan
legislative terdiri dari anggota MPR, DPR, DPD, Badan Eksekutif Presiden dan
wakil Presiden, sedang badan yudikatif terdiri atas kekuasaan kehakiman yaitu
mahkamah konstitusi (MK) sebagai lembaga baru, Mahkamah Agung (MA), dan
Komisi Yudisial (KY) juga lembaga baru. Lembaga Negara lama yang dihapus
adalah dewan Pertimbangan Agung (DPA), dan Badan pemeriksa keuangan tetap
ada hanya diatur tersendiri diluar kesemuanya/dan sejajar.

Tugas Pancasila _KSK Page 7


Tugas dan kewenagan MPR RI sesudah perubahan, menurut pasal 3 UUD 1945
( perubahan Ketiga ).

a. Majelis Permusyawaran Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan UUD


b. Majelis Permusyawaran Rakyat melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden.
c. Majelis Permusyawaran Rakyat hanya dapat memberhentikan presiden dan/atau
Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut undang-undang dasar
( impeachment ).

Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan berada


di tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya menurut UUD. UUD memberikan
pembagian kekuasaan (separation of power) kepada 6 Lembaga Negara dengan
kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu Presiden, Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), dan Mahkamah Konstitusi
(MK).

Perubahan (Amandemen) UUD 1945:

a. Mempertegas prinsip negara berdasarkan atas hukum [Pasal 1 ayat (3)] dengan
menempatkan kekuasaan kehakiman sebagai kekuasaan yang merdeka,
penghormatan kepada hak asasi manusia serta kekuasaan yang dijalankan atas
prinsip due process of law.
b. Mengatur mekanisme pengangkatan dan pemberhentian para pejabat negara,
seperti Hakim.
c. Sistem konstitusional berdasarkan perimbangan kekuasaan (check and balances)
yaitu setiap kekuasaan dibatasi oleh Undang-undang berdasarkan fungsi masing-
masing.
d. Setiap lembaga negara sejajar kedudukannya di bawah UUD 1945.
e. Menata kembali lembaga-lembaga negara yang ada serta membentuk beberapa
lembaga negara baru agar sesuai dengan sistem konstitusional dan prinsip negara
berdasarkan hukum.
f. Penyempurnaan pada sisi kedudukan dan kewenangan maing-masing lembaga
negara disesuaikan dengan perkembangan negara demokrasi modern.

Tugas Lembaga Tinggi Negara sesudah amandemen ke – 4 :

1. MPR
a. Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan lembaga tinggi negara
lainnya seperti Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK.
b. Menghilangkan supremasi kewenangannya.

Tugas Pancasila _KSK Page 8


c. Menghilangkan kewenangannya menetapkan GBHN.
d. Menghilangkan kewenangannya mengangkat Presiden (karena presiden
dipilih secara langsung melalui pemilu).
e. Tetap berwenang menetapkan dan mengubah UUD.
f. Susunan keanggotaanya berubah, yaitu terdiri dari anggota Dewan Perwakilan
Rakyat dan angota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih secara langsung
melalui pemilu.

2. PRESIDEN
Pasal 6
(1) Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus seorang warga negara
Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan
lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah menghianati negara, serta
mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas sebagai
Presiden dan Wakil Presiden.
(2) Syarat-syarat untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden diatur lebih lanjut
dengan undang-undang.

Pasal 6A
(1) Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung
oleh rakyat.
(2) Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik
atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum pelaksanaan
pemilihan umum.
(3) Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden mendapatkan suara lebih dari
lima puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan
sedikitnya dua puluh persen suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih
dari setengah jumlah Provinsi di Indonesia, dilantik menjadi Presiden dan
Wakil Presiden.
(4) Dalam hal tidak ada calon pasangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih,
dua pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua
dalam pemilihan umum dipilih oleh rakyat secara langsung dan pasangan
yang memperoleh suara rakyat terbanyak dilantik sebagai Presiden dan
Wakil Presiden.
(5) Tata cara pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden lebih lanjut
diatur dalam undang-undang.
Pasal 7
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan
sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk
satu kali masa jabatan.

Tugas Pancasila _KSK Page 9


Pasal 7A
Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan masa jabatannya oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik
apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa penghianatan
terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau
perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat
sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.

Pasal 7B
(1) Usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diajukan oleh
Dewan perwakilan Rakyat kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya
dengan terlebih dulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi
untuk memeriksa, mengadili, dan memutus pendapat Dewan Perwakilan
Rakyat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan
pelanggaran hukum berupa penghianatan terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; dan/atau
pendapat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi
syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.
(2) Pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan/atau Wakil
Presiden telah melakukan pelanggaran hukum tersebut ataupun telah tidak
lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden adalah
dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat.
(3) Pengajuan Permintaan Dewan Perwakilan Rakyat kepada Mahkamah
Konstitusi hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3
dari jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang hadir dalam sidang
paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota
Dewan Perwakilan Rakyat.
(4) Mahkamah Kostitusi wajib memeriksa, mengadili, dan memutus dengan
seadil-adilnya terhadap pendapat Dewan Perwakilan Rakyat tersebut paling
lama sembilan puluh hari setelah permintaan Dewan Perwakilan Rakyat itu
diterima oleh Mahkamah Konstitusi.
(5) Apabila Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa Presiden dan/atau Wakil
Presiden terbukti melakukan pelanggran hukum berupa penghianatan
terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau
perbuatan tercela; dan/atau pendapat bahwa Presiden dan/atau Wakil
Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil
Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat menyelenggarakan sidang paripurna
untuk meneruskan usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden
kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Tugas Pancasila _KSK Page 10


(6) Majelis Permusyawaratan Rakyat wajib menyelenggarakan sidang untuk
memutuskan usul Dewan Perwakilan Rakyat tersebut paling lambat tiga
puluh hari sejak Majelis Permusyawaratan Rakyat menerima usul tersebut.
(7) Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul pemberhentian
Presiden dan/atau Wakil Presiden harus diambil dalam rapat paripurna
Majelis Permusyawaratan Rakyat yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya ¾
dari jumlah anggota dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah
anggota yang hadir, setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden diberi
kesempatan menyampaikan penjelasan dalam rapat paripurna Majelis
Permusyawaratan Rakyat.

Pasal 7C
Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan
Perwakilan Rakyat.

Pasal 8
(1) Jika Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan
kewajibannya dalam masa jabatannya, ia digantikan oleh Wakil Presiden
sampai habis masa jabatannya.
(2) Dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden, selambat-lambatnya dalam
waktu enam puluh hari, Majelis Permusyawaratan Rakyat
menyelenggarakan sidang untuk memilih Wakil Presiden dari dua calon
yang diusulkan oleh Presiden.
(3) Jika Presiden dan/atau Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan,
atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatan secara
bersamaan, pelaksana tugas kepresidenan adalah Menteri Luar Negeri,
Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pertahanan secara Bersama-sama.
Selambat-lambatnya tiga puluh hari setelah itu, Majelis Permusyawaratan
Rakyat menyelenggarakan sidang untuk memilih Presiden dan Wakil
Presiden dari dua pasangan calon Preiden dan Wakil Presiden yang
diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan
Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua
dalam pemilihan umum sebelumnya, sampai berakhir masa jabatannya.

Pasal 13
(1) Presiden mengangkat duta dan konsul.
(2) Dalam hal mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat.
(3) Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatukan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.

Tugas Pancasila _KSK Page 11


Pasal 14
(1) Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan Mahkamah
Agung.
(2) Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan Dewan
Perwakilan Rakyat.

Pasal 15
Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang
diatur dengan undang-undang.

Pasal 16
Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan
nasehat dan pertimbangan kepada Presiden, yang selanjutnya diatur dalam
undang-undang.

Sehingga dapat disimpulkan perubahan yang terjadi dari UUD 1945 sebelum
amandemen dan setelah amandemen 4 adalah:
a. Terdapat perbedaan mengenai tata laksana pemilihan Presiden dan/atau Wakil
Presiden yang awalnya pada UUD 1945 sebelum amandemen Presiden dipilih
oleh MPR, setelah dilakukan amandemen, pemilihan presiden dipilih secara
langsung oleh rakyat atas usulan partai politik atau gabungan partai politik.
Selain itu juga terdapat penjabaran yang lebih terperinci tentang tata cara
pelaksanaan pemilihan umum Presiden dan/atau Wakil Presiden.
b. Terdapat perubahan mengenai masa jabatan Presiden dan/atau Wakil Presiden
yang pada UUD 1945 sebelum amandemen hanya dijabarkan dapat dipilih
kembali saja setelah dilakukan amandemen yang ke 4, hal ini dijelaskan lebih
detail lagi mengenai rentang waktu masa jabatannya yaitu lima tahun dan
dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan atau hanya dua
periode saja.
c. Kewenangan pengangkatan duta dan menerima duta harus memperhatikan
pertimbangan DPR.
d. Kewenangan pemberian grasi, amnesti dan abolisi harus memperhatikan
pertimbangan DPR.
e. Memperbaiki syarat dan mekanisme pengangkatan calon presiden dan wakil
presiden menjadi dipilih secara langsung oleh rakyat melui pemilu, juga
mengenai pemberhentian jabatan presiden dalam masa jabatannya.

Tugas Pancasila _KSK Page 12


3. DPA
a. Pasal 23B : Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang.
b. Pasal 23D Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan,
kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-
undang.
c. Pasal 24 (3) Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan
kehakiman diatur dalam undang-undang.

4. PEMERINTAH DAERAH

Sedangkan isi pasal 18 UUD 1945 setelah diamandemen berisi :

1. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota
itu mempunyai pemerintahan daerah,yang diatur dengan undang-undang;
2. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
3. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
4. Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai Kepala Pemerintah Daerah
Provinsi, Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis.
5. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan
yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat;
6. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain
untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan;
7. Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-
undang.
Pasal 18A UUD 1945 berisi :
1. Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi,
kabupaten, dan kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan
undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.
2. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfatan sumber daya alam dan sumber
daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan
dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang

Pasal 18B UUD 1945 berisi :

1. Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat


khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan Undang-undang.
2. Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta
hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam
undang-undang.

Tugas Pancasila _KSK Page 13


5. DPD
a. Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi keterwakilan
kepentingan daerah dalam badan perwakilan tingkat nasional setelah
ditiadakannya utusan daerah dan utusan golongan yang diangkat sebagai
anggota MPR.
b. Keberadaanya dimaksudkan untuk memperkuat kesatuan Negara Republik
Indonesia.
c. Dipilih secara langsung oleh masyarakat di daerah melalui pemilu.
d. Mempunyai kewenangan mengajukan dan ikut membahas RUU yang
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, RUU lain yang
berkait dengan kepentingan daerah.

6. DPR
a. Posisi dan kewenangannya diperkuat.
b. Mempunyai kekuasan membentuk UU (sebelumnya ada di tangan presiden,
sedangkan DPR hanya memberikan persetujuan saja) sementara pemerintah
berhak mengajukan RUU.
c. Proses dan mekanisme membentuk UU antara DPR dan Pemerintah.
d. Mempertegas fungsi DPR, yaitu: fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi
pengawasan sebagai mekanisme kontrol antar lembaga negara.

Berikut perbedaan susunan lembaga Negara Republik Indonesia Sebelum


Amandemen dan Setelah Amandemen UUD 45

Tugas Pancasila _KSK Page 14


C. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA DALAM UUD
1945
Pasal 28A
 Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya
Pasal 28B
 Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
melalui perkawinan yang sah.
 Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Pasal 28 C
 Setiap orang berhak mengembangkan diri dan melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan
dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya
demi kesejahteraan hidup manusia
 Setiap orang berhak memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya

Pasal 28 D

 Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan


kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di depan hukum”.
 Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja
 Menjamin hak yang sama dalam ikut serta dalam pemerintahan,
sedangkan
 Menjamin hak atas status kewarganegaraan.

Pasal 28 E

 Hak setiap orang untuk memilih dan memeluk agamanya masing-masing


tanpa paksaan, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, serta
memilih tempat tinggal di wilayah negaranya dan berhak untuk kembali.
 Jika setiap orang bebas untuk meyakini kepercayaan, menyatakan sikap
dan pikiran yang sesuai dengan hati nuraninya. Adapun dalam
 Setiap orang untuk bebas berbicara, berserikat, berkumpul, dan
menyatakan pendapat.

Tugas Pancasila _KSK Page 15


Pasal 28 F

 Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan mendapatkan informasi


untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya serta berhak
untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia

Pasal 28 G

 Perlindungan pemerintah dan negara atas hak setiap orang untuk


mendapatkan izinnya dan keluarga atas harta yang ada di bawahnya,
berhak atas keamanan dan kebebasan dari ancaman. Selain itu, warga
negara juga berhak mendapatkan suaka politik dari negara lain.

Pasal 28 H

 Hak setiap orang untuk: Menerima kelahiran dan batin Mendapatkan


tempat tinggal yang layak Mendapatkan perawatan kesehatan yang layak
Mendapatkan persetujuan dan bantuan khusus Mendapat kesempatan dan
manfaat yang sama untuk mencapai persetujuan dan keadilan
Mendapatkan jaminan sosial Hak kepemilikan pribadi yang tidak boleh
diambil secara sewenang-wenang

Pasal 28 I

 Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum dan hak untuk tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.
 Memberikan hak untuk bebas dari diskriminasi serta mendapat
perlindungan dari tindakan diskriminatif.

Pasal 29

Setiap warga negara berhak beribadah sesuai dengan agama dan


kepercayaannya masing-masing.

Pasal 31

Hak warga dalam pasal ini adalah mendapatkan pendidikan, sedangkan


penyelenggaraan pendidikan dasar dijamin dan dibiayai oleh negara.

Pasal 33

Pasal 33 terdiri atas tiga ayat yang berisi ketentuan perekonomian disusun
sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan

Tugas Pancasila _KSK Page 16


 Cabang-cabang produksi yang penting dan disetujui hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara
 Penggunaan seluruh sumber daya alam yang ada di bumi, udara, dan
tanah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
 Penyelenggaraan ekonomi nasional yang demokratis, berwawasan
lingkungan, berkeadilan, dan berkelanjutan.

Pasal 34

Dalam pasal ini, negara menjamin semua fakir miskin dan anak-anak
telantar. Warga negara juga berhak mendapat pelayanan kesehatan yang layak
yang diselenggarakan oleh pemerintah.

Selain itu, warga negara juga berhak untuk mendapat jaminan sosial,
khususnya masyarakat lemah dan tidak mampu. Jaminan sosial ini
diselenggarakan oleh pemerintah.

Tugas Pancasila _KSK Page 17


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

UUD 1945 memiliki ketebatasan dan kelemahan yang tidak dapat


dipakai maka UUD 1945 sebagai landasan konstitusional telah mengalami
beberapa amandemen :

• Amandemen ke I disahkan 19 Oktober 1999

• Amandemen ke II disahkan 18 agustus 2000

• Amandemen ke III disahkan 10 November 2001

• Amandemen ke IV disahkan 10 Agustus 2002

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menyempurnakan UUD yang


sudah ada agar tetap sesuai dengan perkembangan zaman dan untuk
membawa bangsa ini menuju perubahan yang lebih baik lagi di berbagai
bidang dengan senantiasa selalu memperhatikan kepentingan rakyat.

Adapun hak asasi manusia (HAM) bersifat universal, tidak dibatasi


oleh batas negara, dan bersumber dari martabatnya sebagai manusia.
Sedangkan hak warga negara merupakan hak yang diberikan oleh
suatu negara bersumber dari hukum positif negara, sebagai akibat dari status
kewarganegaraan seseorang.

B. SARAN
Majelis permusyawaratan rakyat perlu melakukan amandemen UUD Negara
RI 1945 untuk mempertegas kembali lembaga mana yang berwenang menguji
perppu agar dikursus mengenai lembaga mana yang berwenang menguji
perppu dapat segera terselesaikan demi menjamin kepastian hukum.

Tugas Pancasila _KSK Page 18


DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/skola/read/2022/10/06/093000769/hak-dan-kewajiban-
warga-negara-berdasarkan-uud-1945?page=all

https://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/
amandemen_uud_1945_sebagai_bentuk_pembangunan_hukum.pdf

Indonesia. Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945. (sebelum dan sampai


amandemen ke-4)

Sekretariat Jenderal MPR RI.2020.Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia:Jakarta

Tugas Pancasila _KSK Page 19

Anda mungkin juga menyukai