Di Dusun Oleh :
Suliwa (2056121054)
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Lembaga-Lembaga Negara Sebelum Amandemen UUD 1945
B. Lembaga-Lembaga Negara Setelah Amandemen UUD 1945
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lembaga-lembaga Negara merupakan pembagian tugas-tugas kepada pemerintah
yang berkuasa, dimana yang memerintah tidak hanya satu dua orang tetapi terdiri dari
beberapa lembaga, organisasi dan sebagainya. Materi ini di pelajari pada mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, yang membahas tentang pembagian
kekuasaan mulai dari tingkat pusat, kota dan provinsi, kecamatan dan desa.
Pada pemerintahan pusat terbagi tiga yaitu legislatif, eksekutif dan yudikatif, yang
memiliki tugas yang berbeda-beda dan terpisah satu sama lainnya, baik mengenai tugas
maupun mengenai alat perlengkapan yang melakukan. Sistem ketatanegaraan Indonesia
telah mengalami perubahan setelah adanya amandemen UUD 1945 yang dilakukan MPR
pasca-Orde Baru Perubahan tersebut dilatarbelakangi adanya kehendak untuk
membangun pemerintahan yang demokratis dan seimbang diantara cabang-cabang
kekuasaan, mewujudkan supremasi hukum dan keadilan, serta menjamin dan melindungi
hak asasi manusia.
Pada lembaga legislatif terdiri dari tiga lembaga yaitu MPR, DPR dan DPD, yang memiliki
tugas dan wewenang yang berbeda-beda. Eksekutif mempunyai tugas utama yaitu
menjalankan undang-undang. Sedangkan yudikatif memiliki tiga lembaga yaitu MA, MK
dan KY. MPR merupakan pemegang kekuasaan tertinggi atau pemegang kedaulatan
rakyat
Pada hukum tata negara terdapat kaidah-kaidah yang mendelegasi kekuasaan dari
pembuat UUD pada pembuat UU, dari organ yang tertinggi kepada organ yang lebih
rendah untuk membuat aturan-aturan yang berlaku Jadi, pendelegasi yang termasuk
dalam hukum tata negara ini adalah tingkat tertinggi
Lembaga-lembaga ini dibuat untuk memberikan tugas dan wewenang dan untuk
membatasi kekuasaan yang dimiliki oleh setiap lembaga Pembatasan ini untuk
mempermudah dan lebih memfokuskan lembaga-lembaga yang bertanggungjawab pada
tugas yang sudah di tetapkan. Setiap lembaga wajib melakukan tugas yang meereka
terima dan melaporkan hasil kerjanya serta adanya pertanggungjawaban.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Lembaga-Lembaga Negara Sebelum Amandemen UUD 1945
b. Lembaga-Lembaga Negara Setelah Amandemen UUD 1945
C. TUJUAN
a. Untuk Mengetahui Lembaga-Lembaga Negara Sebelum Amandemen UUD
1945
b. Untuk Mengetahui Lembaga-Lembaga Negara Setelah Amandemen UUD 1945
BAB II
PEMBAHASAN
5. Mahkamah Agung
Mahkamah Agung (MA) merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan
kehakiman. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Mahkamah
Agung adalah pengadilan tertinggi dalam lingkungan peradilan di Indonesia yang
dapat dibedakan ke dalam peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan
peradilan tata usaha negara (PTUN). Wewenang MA antara lain:
a. Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-
undangan di bawah undang-undang terhadap undang- undang, dan mempunyai
wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang.
b. Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi.
c. Memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan rehabilitasi.
6. Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi adalah lembaga tinggi negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan Kehakiman bersama-
sama dengan Mahkamah Agung. Keberadaanya dimaksudkan sebagai penjaga
kemurnian konstitusi (the guardian of the constitution). Mahkamah Konstitusi
mempunyai kewenangan:
a. Menguji Undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar,
b. Memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara;
c. Memutus pembubaran partai politik;
d. Memutus sengketa hasil pemilu; dan
e. Memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh
presiden dan atau wakil presiden menurut UUD
Hakim Konstitusi terdiri dari 9 orang yang diajukan masing-masing oleh
Mahkamah Agung, DPR dan pemerintah dan ditetapkan oleh Presiden, sehingga
mencerminkan perwakilan dari 3 cabang kekuasaan negara yaitu yudikatif,
legislatif, dan eksekutif.
7. Komisi Yudisial
Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 tahun 2004 tentang Komisi Yudisial,
bahwa Komisi Yudisial adalah lembaga tinggi negara yang bersifat mandiri dan
berfungsi mengawasi perilaku hakim dan mengusulkan nama calon Hakim Agung.
Keanggotaan Komisi Yudisial adalah sebagai berikut:
a. Komposisi keanggotaan Komisi Yudisial terdiri atas dua mantan hakim, dua
orang praktisi hukum, dua orang akademisi hukum, dan anggota masyarakat.
b. Anggota Komisi Yudisial adalah pejabat negara, terdiri dari 7 orang,
termasuk ketua dan wakil ketua yang merangkap anggota.
c. Anggota Yudisial memegang jabatan selama masa 5 (lima) tahun dan
sesudahnya dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
Adapun kewenangan Komisi Yudisial, adalah sebagai berikut:
a. Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung
kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan;
b. Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim;
c. Menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) bersama-
sama dengan Mahkamah Agung;
d. Menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku
Hakim (KEPPH).
B. Saran