MAKALAH
PEREKONOMIAN INDONESIA
DOSEN PENGAMPU :
HERU TOPANI, SE.,M.Ec.Dev
DIBUAT OLEH :
1.ARTIKA PAULINA (1802123879)
3.MARIANA (1802195440)1
4.VIQI (1802111867)
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2019
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
BAB 2 Pembahasan
BAB 3 Penutup
BAB I
Pendahuluan
1.1.Kata Pengantar
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa kesehatan fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Perekonomian
Indonesia dengan judul “Permasalahan Upah Buruh”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
Perekonomian Indonesia,Bapak Heru yang telah membimbing penulis.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penyusun
1.2.Rumusan Masalah
1.Apa itu pengertian upah ?
ii
BAB II
Pembahasan
2.1.Pengertian Upah
Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, upah adalah hak pekerja / buruh
yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha / pemberi
kerja kepada pekerja / buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,
kesepaktan, atau peraturan perundang-undangan termasuk tunjangan bagi pekerja / buruh dan
keluarganya atas suatu pekerjaan dan / jasa yang telah atau akan dilakukan.
Upah secara ekonomi adalah harga yang harus dibayarkan kepada buruh atas jasanya
dalam produksi kekayaan, seperti factor produksi lainnya, tenaga kerja diberikan imbalan atas
jasanya. Dengan kata lain upah adalah harga dari tenaga yang dibayar atas jasanya dalam
produksi.
2.2.Pengertian Buruh
Menurut Nasir (2008) ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat upah :
1. Gaji atau upah yang diberikan oleh pihak swasta, upah akan cenderung naik jika salah
satu pihak terutama swasta menaikkan tingkat upahnya, sehingga akan diikuti
olehkenaikan upah Pegawai Negeri.
2. Kondisi keuangan Negara, kenaikan tingkat upah akan sulit dilakukan jika kondisi
negara dalam keadaan yang tidak menentu atau tidak stabil.
3. Biaya Hidup, dalam suatu negara biaya hidup akan berpengaruh terhadap tinggi
rendahnya tingkat upah.
4. Peraturan Pemerintah, terdapat beberapa peraturan pemerintah yang dapat mengatasi
tingkat upah.
5. Kekayaan Negara, jika perekonomian suatu negara tinggi, maka akan memberikan
tingkat upah yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara lain.
6. Produktivitas pegawai, tenaga kerja yang produkitivitasnya tinggi, sebaliknya akan
diberikan imbalan berupa tingkat upah yang memadai dengan produktivitasnya.
7. Persediaan tenaga kerja, tingkat upah yang ditawarkan akan naik jika persediaan
tenaga kerja dalam pasar kerja sedikit.
8. Kondisi Kerja, tenaga kerja yang bekerja dengan kondisi kerja yang berat atau sulit
akan berpengaruh dengan tingkat upah yang diberikan akan tinggi jika dibandingkan
dengan tenaga kerja yang bekerja dengan kondisi yang nyaman.
9. Jam Kerja, besaran jumlah jam kerja akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya
tingkat suatu upah, jika jam kerjanya lebih lama dari yang telah ditentukan maka upah
yang diberikan akan lebih tinggi.
10. Perbedaan Geografis, dengan adanya perbedaan letak geografis suatu negara
akan berpengaruh terhadap tingkat upah yang diberikan.
11. Inflasi, pada saat suatu negara mengalami kondisi inflasi maka tingkat upah akan
turun, sehingga perlu kebijaksanaan untuk meningkatkan tingkat upah.
12. Pendpatan Nasional, jika pendapatan nasional suatu negara meningkat maka
sebaliknya tingkat upah harus dinaikkan juga.
13. Harga Pasar, jika suatu harga pasar mengalami kenaikan akan tetapi diikuti oleh
kenaikan upah tenaga kerja maka upah riil akan mengalami penurunan sehingga perlu
untuk dinaikkan.
14. Nilai Sosial dan Etika, dalam suatu negara diberikan tanggung jawab untuk dapat
memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya dengan mememlihara kondisi
masyarakat sesuai dengan yang diinginkan
Permintaan dan penawaran tenaga karja didalam suatu jenis pekerjaan sangat besar
peranannya dalam menentukan upah disesuatu jenis pekerjaan. Didalam suatu pekerjaan
dimana terdapat penawaran tenaga kerja yang cukup besar tetapi tidak banyak
permintaannya, upah cenderung dalam tingkat yang rendah.
Kegiatan ekonomi meliputi berbagai jenis pekerjaan, ada diantara pekerjaan tersebut
merupakan pekeriaan yang ringan dan juga mudah dikerjakan. Golongan pekerja akhir-akhir
ini menuntut untuk memperoleh upah yang lebih tinggi dari pada pesuruh kantor karena
mereka melakukan kerja yang lebih memerlukan tenaga fisik.
Kemampuan, keterampilan dan keahlian para pekerja memiliki perbedaan dalam hal
bekerja, sifat-sifat tersebut menyebabkan mereka mempunyai produktifitas masing-masing.
Dalam perekonomian yang semakin maju kegiatan-kegiatan ekonomi semakin membutuhkan
tenaga-tenaga yang terdidik, oleh karena itu semakin tinggi pendidikan seseorang maka
peluang untuk mendapatkan pekerjaan mudah.
Daya tarik sesuau pekerjaan bukan saja tergantung pada besarnya upah yang
ditawarkan, selan itu faktor-faktor bukan keuangan di atas mempunyai peranan yang sangat
penting terhadap seseorang dalam memilih pekerjaan. Seseorang seing kali bersedia
menerima upah yang lebih rendah apabila beberapa terdapat pertimbasngan yang tidak ssuai
dengan apa yang diinginkannya. Sebaliknya apabila faktor-faktor bukan keuangan banyak
yang tidak sesuai dengan seorang pekerja, ia akan menuntut upah yang lebih tinggi sebelum
ia bersedia menerima pekerjaan yang ditawarkan.
3
e.Ketidaksempurnaan dalam mobilitas tenaga kerja
Dalam teori ini terdapat pemisalan faktor-faktor produksi, dalam konteks mobilitas
tenaga kerja pemisalan ini mengartikan dalam pasar tenaga kerja terjadi perbedaan upah,
maka tenaga kerja akan pindah kepasar tenaga kerja yang upahnya lebih tinggi.
Upah yang diterima pekerja tergantung pada produktifitas dari pekerja tersebut. Jika
produktifitas dari pekerja rendah,maka upah yang diterima pun lebih sedikit dibandingkan
pekerja yang memiliki produktifitas yang tinggi. Selain itu,tingkat kepuasan pekerja dapat
juga meningkatkan kenaikan suatu upah.
Kepuasan pekerja akan menjadi tolak ukur kesejahteraan dari perusahaan tempat para
pekerja. Meningkatnya produktivitas kerja tersebut menjadi kepuasan para pekerja terhadap
upah yang diterimanya dari suatu perusahaan yang dimana secara tidak langsung akan
mempengaruhi produktivitas para pekerja itu sendiri. Para pekerja harus memiliki sifat yang
profesional dan cukup kritis dalam melaksanakan kewajibannya sebagai pekerja, serta bisa
memaksimalkan sebaik mungkin suatu kegiatan yang dikerjakan sesuai dengan situasi dan
perkembangan perusahaan. Dengan demikian jangan sampai menimbulkan unsur
ketidaktahuan dalam kewajibannya sebagai pekerja yang nantinya akan timbul suatu masalah
dalam perusahaan tersebut.
2.6.Perlindungan Upah
Dalam mewujudkan suatu penghasilan yang dapat memenuhi penghidupan yang layak bagi k
emanusiaan,pemerintah menetapkan adanya kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja /
buruh.
Adapun kebijakan pengupahan yang dapat melindungi pekerja/buruh terdapat
dalam Pasal 88 ayat (3) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, yang terdiri atas:
a) Upah minimum
b) Upah kerja lembur
c) Upah tidak masuk kerja karena berhalangan
d) Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya
e) Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya
f) Bentuk dan cara pembayaran upah
g) Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah
i) Upah untuk pembayaran pesangon
j) Upah untuk perhitungan pajak penghasilan
2.7.Upah Minimum
a. Upah Minimum Provinsi (UMP), yaitu upah minimum yang berlaku untuk seluruh
kabupaten/kota di satu provinsi.
b. Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), yaitu upah minimum yang berlaku di
wilayah kabupaten/kota.
c. Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMSP), yaitu upah minimum yang berlaku secara
sektoral di satu provinsi. Sektoral artinya kelompok lapangan usaha beserta
pembagiannya menurut Klasifikasi Baku Lapangan usaha Indonesia (KBLI).
5
d. Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota (UMSK), yang berlaku untuk sektor
tertentu di satu wilayah kabupaten/kota.
Upah masih menjadi salah satu persoalan yang selalu menjadi sorotan terutama di
negara-negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini mengingat bahwa upah merupakan
komponen terbesar dari pendapatan seseorang sehingga tingkat upah merupakan salah satu
indikator yang dapat mencerminkan kesejahteraan masyarakat dari suatu negara.
Sistem pengupahan sudah banyak dikritik oleh kaum buruh karena adanya system
pengupahan yang dianggap merugikan kaum buruh.Adapaun permasalahan pengupahan
tersebut adalah :
a. Upah minimum yang ditetapkan kerap jauh dari nilai riil kebutuhan hidup layak
(KHL).
b. Bagi buruh di bawah mandor atau supervisor, upah minimum seringkali menjadi upah
maksimum. Upah minimum maupun jenis pengupahan lainnya sama-sama bergantung
pada hasil negosiasi.
c. Beberapa negara di Asia mengaitkan upah minimum dengan tunjangan sosial maupun
sistem pengendalian harga.
6
d. Kebijakan pengupahan bersifat pukul rata kepada semua jenis usaha formal dengan
modal negeri maupun luar negeri. Ketika upah minimum ditetapkan, seluruh usaha
formal wajib menjalankan ketentuan tersebut. Ketentuan penangguhan upah minimum
yang amat sulit dilaksanakan hanya dapat dipenuhi oleh perusahaan-perusahaan
formal besar.
7
4. CSR (Corporate Social Responsibility)
CSR adalah suatu mekanisme sebuah perusahaan untuk secara sadar
mengintegrasikan perhatiannya terhadap lingkungan sosial ke dalam operasi dan
interaksinya dengan stakeholder yang melampaui tanggung jawab sosial khususnya
di bidang hukum.
5. Meningkatkan kualitas pekerja / buruh
Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah, pengusaha, buruh, dan
serikat buruh untuk menyikapi persoalan ini. Fenomena ini tentunya menambah peta
persaingan buruh Indonesia dengan Tiongkok. Dengan adanya peningkatan kualitas
buruh Indonesia maka dapat memicu kenaikan pada upah buruh di Indonesia.
8
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Salah satu problem yang langsung menyentuh kaum buruh adalah rendahnya atau tidak
sesuainya pendapatan upah yang diperoleh dengan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya beserta tanggungannya. Kebutuhan hidup yang semakin meningkat sementara upah
yang diterima relative tetap, menjadi salah satu pendorong gerakan protes kaum
pekerja/buruh.
3.2.Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,kedepannya penulis akan lebih
fokus dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengam sumber-sumber yang lebih banyak
dan dapat dipertanggung jawabkan.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://majalahsedane.org/kebijakan-pengupahan-masalah-dan-beberapa-pilihan/
https://www.gadjian.com/blog/2019/02/26/apakah-yang-dimaksud-dengan-upah-minimum/
https://dimasrovio.blogspot.com/2016/12/masalah-upah-buruh-yang-rendah.html
10