Anda di halaman 1dari 16

Makalah

HUKUM KONTRAK DAN


SYARAT SAH BERAKHIRNYA
KONTRAK

Dosen Pembimbing :
Zuriyah, Ssy, MH

Disusun Oleh :

Kelompok : 4
CUT CAHAYA HIDAYAH : 18500105
INA ULHAYA : 18500112
MUTMAINNAH : 18500110
RISMA SARI : 185001

FAKULTAS HUKUM DAN SYARIAH


JURUSAN HUKUM SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM KEBANGSAAN INDONESIA
BIREUEN – ACEH
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmatNya-lah, kami dapat menyelasaikan makalah Hukum Bisnis yang berjudul
Kontrak Bisnis ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Kami juga berterima kasih
Dosen mata kuliah Hukum Bisnis Bapak Fathullah yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita dalam mengetahui apa saja yang ada didalam
kontrak bisnis, kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Semoga makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.

Bireuen, 1 Juni 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................2


BAB I ................................................................................................................................4
PENDAHULAN ...............................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG ..........................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................................4
1.3 TUJUAN ...............................................................................................................5
BAB II ...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN ...............................................................................................................6
A. Definisi Hukum Bisnis dan Kontrak Bisnis ........................................................6
B. Tujuan Hukum Bisnis ..........................................................................................7
C. Bentuk dan Jenis Kontrak Bisnis ( Perjanjian ) ................................................7
D. Syarat Sah Dalam Kontrak ...............................................................................10
E. Asas – Asas Dalam Hukum Kontrak ................................................................11
F. Macam – Macam Kontrak dan Berakhirnya Kontrak....................................12
BAB III ...........................................................................................................................16
PENUTUP ......................................................................................................................16
A. Kesimpulan .........................................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hukum kontrak merupakan bagian dari hukum perikatan karena setiap orang
yang membuat kontrak terikat untuk memenuhi kontrak tersebut. Era reformasi
adalah era perubahan disegala bidang kehidupan demi tercapainya kehidupan yang
lebih baik. Salah satunya adalah dalam bidang hukum. Perubahan dalam bidang
hukum diarahkan pada pembentukan peraturan perundang- undangan yang
memfasilitasi kehidupan berbangsa dan bernegara. Seperti kita banyak peraturan
perundang-undangan kita yang masih berasal dari masa pemerintahan Hindia
Belanda.
Hukum kontrak pada negara Indonesia masih mengacu pada Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata Bab III tentang Perikatan yang masuk dan diakui oleh
Pemerintahan Hindia Belanda melalui asas Konkordansi yaitu asas yang
menyatakan bahwa peraturan yang berlaku dinegeri Belanda berlaku pula pada
pemerintahan Hindia Belanda, hal tersebut untuk memudahkan para pelaku bisnis
eropa agar lebih mudah dalam mengerti hukum.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian tersebut, beberapa permasalahan pokok yang akan diteliti


antara lain sebagai berikut :

1. Apa pengertian hukum bisnis ?


2. Apa pengertian kontrak bisnis ?
3. Apa saja tujuan dari hukum bisnis ?
4. Apa saja bentuk dan jenis kontrak bisnis ?
5. Apa saja syarat sah dalam kontrak?

4
6. Apa saja asas-asas hukum kontrak ?
7. Apa saja macam-macam kontrak ?

1.3 TUJUAN

Adapun tujuannya adalah :


1. Mengetahui dan memahami pengertian hukum bisnis
2. Mengetahui dan memahami pengertian kontrak bisnis
3. Mengetahui apa saja tujuan hukum bisnis
4. Mengetahui dan memahami bentuk dan jenis kontrak bisnis
5. Mengatahui dan memahami apa saja syarat sah dari suatu kontrak bisnis
6. Mengetahui dan memahami asas-asas kontrak bisnis
7. Mengetahui dan memahami macam-macam kontrak

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Hukum Bisnis dan Kontrak Bisnis

1. Definisi Hukum Bisnis

Hukum Bisnis adalah sekumpulan perangkat hukum yang mengatur tata cara
dan pelaksanaan sebuah urusan maupun kegiatan perdagangan, industri, maupun
keuangan yang mempunyai hubungan dengan pertukaran barang dan juga jasa,
kegiatan produksi maupun kegiatan menempatkan uang yang dilakukan oleh para
pelaku usaha dengan usaha dan motif tertentu dengan mempertimbangkan segala
jenis risiko yang mungkin saja akan dihadapi.

Hukum Bisnis muncul karena ritme perekonomian yang sehat dapat lahir
melalui kegiatan bisnis, perdagangan, maupun usaha yang beriklim sehat.
Kegiatan ekonomi yang sehat tentu saja mempunyai aturan yang menjamin
terselenggaranya sebuah bisnis, perdagangan, maupun usaha yang sehat.

Aturan dalam hukum bisnis diperlukan karena para pihak yang terlibat
membutuhkan sebuah alat resmi, bukan hanya itikad baik ataupun janji semata.
Hukum bisnis juga diperlukan sebagai upaya menanggulangi manakala salah satu
pihak melakukan wanprestasi atau tidak memenuhi kewajiban ataupun melanggar
kewajibannya.

2. Definisi Kontrak Bisnis

Kontrak dalam pengertian secara umum sering dinamakan juga perjanjian,


maka dari itu istilah yang dimiliki kontrak dan perjanjian memiliki arti yang hampir
sama. Kontrak adalah peristiwa yang dilakukan dua orang atau lebih untuk saling
berjanji dalam melakukan atau tidak melakukan suatu perbuatan tertentu, yang

6
dimana perbuatan tersebut biasanya diadakan secara tertulis. Para pihak yang
melakukan kesepakatan wajib untuk mentaati dan melaksanakan perjanjian yang
telah ditetapkan bersama, sehingga perjanjian tersebut menimbulkan hubungan
hukum yang disebut perikatan (verbintenis). Dikarenakan kontrak menimbulkan
kewajiban maka kontrak bisa disebut dengan sumber hukum formal, sedangkan asal
kontrak tersebut adalah kontrak yang sah.

B. Tujuan Hukum Bisnis

Adapun tujuan yang dimiliki oleh hukum bisnis adalah sebagai berikut :

• Sebagai penjamin berfungsinya keamanan mekanisme pasar yang efektif


dan efisien.
• Pelindung berbagai jenis usaha, khususnya adalah bagi Usaha Kecil
Menengah (UKM).
• Pemberi perlindungan bagi para pelaku ekonomi dan pelaku bisnis.
• Pembantu perbaikan sistem keuangan dan juga sistem perbankan di
Indonesia.
• Perwujudan dari sebuah bisnis yang aman dan juga adil untuk seluruh
pelaku usaha.

C. Bentuk dan Jenis Kontrak Bisnis ( Perjanjian )


Menurut bentuknya kontrak bisnis dibagi menjadi dua macam yaitu kontrak
lisan dan kontrak tertulis. Kemudian bentuk dari kontrak bisnis tersebut memiliki
ciri-ciri yaitu :

 Kontrak Tertulis

 Kontrak bisnis yang dibuat dibawah tangan dimana para pihak


menandatangani sebuah kontrak bisnis diatas materai.

7
 Kontrak bisnis yang telah didaftarkan (waarmerken) oleh notaries.
 Kontrak bisnis yang dilegalisasikan didepan notaries.
 Kontrak bisnis yang dibuat dihadapan notaries dan disajikan dalam bentuk
akta notaries.

 Kontrak Lisan
 Bukti tulisan
 Bukti dengan saksi
 Persangkaan
 Pengakuan
 Sumpah
Kemudian ada jenis-jenis kontrak atau perjanjian yaitu:
 Kontrak timbal balik
Kontrak timbal balik merupakan perjanjian yang dilakukan para pihak yang
menimbulkan hak dan kewajiban-kewajiban pokok seperti pada jual beli, dan
sewa menyewa.
 Kontrak cuma-cuma dan kontrak atas beban
Penggolongan ini didasarkan pada keuntungan salah satu pihak dan adanya
prestasi dari pihak lainnya. Kontrak cuma-cuma merupakan perjanjian yang
menurut hukum hanyalah menimbulkan keuntungan bagi salah satu pihak.
Contohnya: hadiah dan pinjam pakai.
Sedangkan kontrak atas beban merupakan perjanjian disamping prestasi
pihak yang satu senantiasa ada prestasi (Kontrak) dari pihak lain, yang menurut
hukum saling berkaitan. Contonya: A menjanjikan kepada B suatu jumlah
tertentu. Jika B menyerahkan sebuah benda tertentu pula kepada A.
 Kontrak bernama dan kontrak tidak bernama
Kontrak bernama (nominaat) adalah kontrak yang dikenal dalam KUHPerdata.
Yang termasuk dalam kontrak nominat adalah jual beli, tukar-menukar,
8
pinjam-meminjam, pemberian kuasa, sewa-menyewa, dll. Kontrak tidak
bernama (innominaat) ialah Kontrak yang timbul, tumbuh, dan berkembang
dalam masyarakat. Yang termasuk dalam kontrak innominaat adalah Leasing,
beli sewa, franchise, kontrak rahim, joint venture, kontrak karya, keagenan,
production sharing, dll.
 Kontrak campuran
Kontrak campuran atau perjanjian campuran adalah perjanjian
yang merupakan kombinasi dari dua atau lebih perjanjian bernama. Misalnya
perjanjian pemondokan (kost) yang merupakan campuran dari perjanjian sewa
menyewa dan perjanjian untuk melakukan suatu pekerjaan (mencuci baju, dan
membersihkan kamar).

 Kontrak kebendaan
Kontrak kebendaan adalah suatu perjanjian yang ditimbulkan hak
kebendaan diubah atu dilenyapkan, hal demikian untuk memenuhi perikatan.
Contoh : Perjanjian pembebanan jaminan dan penyerahan hak milik.
 Kontrak obligatoir
Kontrak obligatoir adalah perjanjian yang menimbulkan perikatan
dari para pihak. Misalnya pada perjanjian jual-beli, maka dengan sahnya
perjanjian jual-beli itu belum akan menyebabkan beralihnya benda yang dijual.
Tetapi dari perjanjian itu menimbulkan perikatan, yaitu bahwa pihak penjual
diwajibkan menyerahkan barang dan pihak pembeli diwajibkan membayar
sesuai dengan harganya. Selanjutnya untuk beralihnya suatu benda secara
nyata harus ada levering/penyerahan, baik secara yuridis maupun empiris.
 Kontrak konsensual dan kontrak riil
Kontrak konsensual adalah bahwa jika suatu kontrak telah dibuat,
maka dia telah sah dan mengikat secara penuh, bahkan pada prinsipnya
persyaratan tertulis pun tidak disyaratkan oleh hukum, kecuali untuk beberapa
jenis kontrak tertentu, yang memang dipersyaratkan syarat tertulis.
9
Kontrak riil adalah suatu kontrak haruslah dibuat secara riil, yang mana dalam
hal ini harus dibuat secara terang dan terbuka. Kontrak harus dilakukan
didepan pejabat tertentu, misalnya didepan penghulu adat atau ketua adat, yang
sekaligus juga dilakukan leveringnya.

D. Syarat Sah Dalam Kontrak

Menurut pasal 1320 KUHP kontrak adalah sah apabila memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
 Adanya kesepakatan kehendak (Consensus, Agreement)
Dengan syarat kesepakatan kehendak dimaksudkan agar suatu kontrak
dianggap saah oleh hukum, kedua belah pihak mesti ada kesesuaian pendapat
tentang apa yang diatur oleh kontrak tersebut. Oleh hukum umumnya diterima teori
bahwa kesepakatan kehendak itu ada jika tidak terjadinya salah satu unsur-unsur
sebagai berikut.
- Paksaan (dwang, duress)
- Penipuan (bedrog, fraud)
- Kesilapan (dwaling, mistake)

Sebagaimana pada pasal 1321 KUHP menentukan bahwa kata sepakat


tidak sah apabila diberikan karena kekhilafan atau diperoleh dengan paksaan atau
penipuan.
 Wenang / kecakapan berbuat menurut hukum (Capacity)
Syarat wenang berbuat maksudnya adalah bahwa pihak yang melakukan
kontrak haruslah orang yang oleh hukum memang berwenang membuat kontrak
tersebut. Sebagaimana pada pasal 1330 KUHP menentukan bahwa setiap orang
adalah cakap untuk membuat perikatan, kecuali undang-undang menentukan
bahwa ia tidak cakap.

10
Mengenai orang-orang yang tidak cakap untuk membuat perjanjian dapat kita
temukan dalam pasal 1330 KUHP, yaitu
- Orang-orang yang belum dewasa
- Mereka yang berada dibawah pengampuan
- Wanita yang bersuami. Ketentuan ini dihapus dengan berlakunya Undang
Undang No.1 tahun 1974 tentang perkawinan. Karena pasal 31 Undang-
Undang ini menentukan bahwa hak dan kedudukan suami istri adalah
seimbang dan masing-masing berhak untuk melakukan perbuatan hukum.
 Obyek / Perihal tertentu
Dengan syarat perihal tertentu dimaksudkan bahwa suatu kontrak haruslah
berkenaan dengan hal yang tertentu, jelas dan dibenarkan oleh hukum.
Mengenai hal ini dapat kita temukan dalam pasal 1332 dan 1333 KUHP.
Pasal 1332 KUH Perdata menentukan bahwa : “Hanya barang- barang yang
dapat diperdagangkan saja dapat menjadi pokok suatu perjanjian”
Sedangkan pasal 1333 KUH Perdata menentukan bahwa : “Suatu perjanjian
harus mempunyai sebagai pokok suatu barang yang paling sedikit ditentukan
jenisnya. Tidaklah menjadi halangan bahwa jumlah barang tidak tentu, asal
saja jumlah itu terkemudian dapat ditentukan / dihitung”

E. Asas – Asas Dalam Hukum Kontrak

Didalam hukum kontrak dikenal lima asas penting, yaitu


1. Asas kebebasan berkontrak, merupakan suatu asas yang memberikan
kebebasan kepada para pihak untuk
- Membuat atau tidak membuat perjanjian;
- Mengadakan perjanjian dengan siapapun;
- Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya;
- Menentukan bentuknya perjanjian, yaitu tertulis atau lisan.

11
2. Asas konsensualisme, merupakan asas yang menyatakan
bahwa perjanjian pada umumnya tidak diadakan secara formal tetapi cukup
dengan adanya kesepakatan kedua belah pihak.
3. Asas pacta sunt servanda atau disebut juga dengan asas kepastian hukum,
merupakan asas bahwa hakim atau pihak ketiga harus menghormati kontrak
yang dibuat oleh para pihak, sebagaimana layaknya undang- undang.
4. Asas iktikad baik, merupakan asas yang menyatakan para pihak yang
membuat kontrak harus melaksanakan substansi kontrak berdasarkan
kepercayaan atau keyakinan yang teguh atau kemauan yang baik dari para
pihak.
5. Asas kepribadian, merupakan asas yang menentukan bahwa seseorang yang
akan melakukan dan atau membuat kontrak hanya untuk kepentingan
perseorangan saja atau dirinya sendiri. Artinya perjanjian berlaku hanya
untuk para pihak pembuatnya saja.

F. Macam – Macam Kontrak dan Berakhirnya Kontrak

Adapun macam - macam dari kontrak adalah :


a. Perjanjian Kredit
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang bisa dipersamakan dengan
itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
(kreditor) dengan pihak lain (debitor) yang mewajibkan pihak peminjam
untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga.
Dari uraian di atas dapat dibedakan dua kelompok perjanjian kredit, yaitu :
• Perjanjian kredit uang (contoh: perjanjian kartu kredit)
• Perjanjian kredit barang (contoh: perjanjian sewa beli, perjanjian
sewa guna usaha).

12
b. Perjanjian Leasing (Kredit Barang)
Leasing berasal dari kata lease (dalam bahasa Inggris) adalah perjanjian yang
pembayarannya dilakukan secara angsuran dan hak milik atas barang itu
beralih kepada pembeli setelah angsurannya lunas dibayar (Keputusan
Menteri Perdagangan No. 34/KP/II/1980). Ciri – ciri pokok leasing :
• Hak milik atas barang baru beralih setelah lunas pembayarannya,
berarti selama kurun waktu kontrak berjalan hak milik masih
menjadi hak lessor, hal ini berbeda dengan perjanjian pembiayaan
untuk jual beli barang.
• Sewaktu – waktu lessor bisa membatalkan kontrak bila lessee lalai.
• Leasing bukan perjanjian kredit murni, namun cenderung perjanjian
kredit dengan jaminan terselubung.
• Ada registrasi kredit dengan tujuan untuk melahirkan sifat
kebendaan dari perjanjian jaminan.
c. Perjanjian Keagenan dan Distributor
Agen atau agent (dalam bahasa Inggris) adalah perusahaan nasional yang
menjalankan keagenan, sedangkan keagenan adalah hubungan hukum antara
pemegang merk (principal) dan suatu perusahaan dalam penunjukan untuk
melakukan perakitan/pembuatan/manufaktur serta penjualan/distribusi
barang modal atau produk industri tertentu.
Hubungan hukum antara agen dengan principal merupakan hubungan yang
dibangun melalui mekanisme layanan lepas jual disini hal milik atas produk
yang dijual oleh agen tidak lagi berada pada principal melainkan sudah
berpindah kepada agen, karena pada prinsipnya agen telah membeli produk
dari principal.
d. Perjanjian Franchising dan Lisensi
Franchising merupakan salah satu bentuk lain dari praktik bisnis, yang paling
umum biasanya di bidang restoran cepat saji, hotel, ccopy center, kantor
13
broker untuk real estate, salon maupun jenis jasa konsultan lainnya.
Franchise adalah pemilik dari sebuah merek dagang, sebuah rahasia dagang,
paten, atau produk (biasanya disebut “Franchisor”) yang memberikan lisensi
ke pihak lain (biasanya disebut (franchisee) untuk menjual atau memberi
pelayanan dari produk di bawah nama franchisor. Franchisee biasanya
membayar semacam fee (royalti) kepada franchisor terhadap aktivitas yang
mereka lakukan. Franchisee dan franchisor merupakan dua pihak yang
terpisah satu dengan yang lainnya.
Berakhirnya suatu kontrak atau perjanjanjian ditandai dengan terpenuhinya
perjanjian yang disepakati dan syarat-syarat tertentu dalam kontrak.
Sehubungan dengan itu, berakhirnya atau hapusnya perikatan disebabkan
oleh terjadinya perbuatan hukum, peristiwa hukum, diantaranya sebagai
berikut :
1. Jangka waktu berlakunya kontrak berakhir
Berdasarkan asas kebebasan membuat kontrak, para pihak dapat
menentukan sendiri jangka waktu berlakunya kontrak yang mereka buat
berdasarkan pertimbangan yang rasional bahwa mereka akan dapat
memperoleh manfaat ekonomis dari kontrak yang mereka laksanakan dalam
jangka waktu tersebut.
2. Pembuat kontrak meninggal dunia
Suatu kontrak dapat berakhir atau hapus, apabilah salah satu pihak maupun
kedua belah pihak sebagai subjek yang membuat kontrak itu meninggal
dunia. Hal ini juga terdapat dalam Pasal 1646 ayat (4) BW yang menyatakan
bahwa “Persekutuan berakhir jika salah seorang sekutu meninggal dunia
atau ditaruh di bawah pengampuan, atau dinyatakan pailit”.
3. Pembuat kontrak mengakhiri kontrak
Kontrak yang dibuat para pihak dapat berakhir atau hapus, dikarenakan satu
diantara dua pihak ataupun kedua belah pihak sebagai subjek hukum yang
14
membuat kontak itu menyatakan mengakhiri kontrak, meskipun jangka
waktu berlakunya kontrak yang ditentukan oleh para pihak dalam kontrak
yang ditentukan oleh undang-undang belum berakhir.
4. Prestasi dalam kontrak telah dilaksanakan
Kontrak dapat berakhir atau hapus, apabila para pihak sebagai subjek yang
membuat kontrak telah melaksanakan maksud dan tujuan isi kontrak yang
berupa prestasi yang merupakan kepentingan para pihak telah tercapai.
Prestasi adalah kewajiban yang harus dilaksanakan. Prestasi merupakan
objek perikatan. Dalam ilmu hukum kewajiban adalah suatu beban yang
ditanggung oleh seseorang yang bersifat kontraktual /perjanjian.
5. Putusan hakim menyatakan batalnya kontrak
Kontrak berakhir atau hapus, karena terdapat putusan hakim yang memutus
berakhir atau hapusnya kontrak tersebut. Berdasarkan gugatan pembatalan
yang diajukan oleh salah satu pihak, disebabkan karena tidak dipenuhinya
syarat-syarat subjektif sahnya suatu kontrak sebagaimana yang ditentukan
dalam Pasal 1320 ayat (1) dan (2) BW, akibat adanya cacat kehendak
(wilsgebreke) atau karena ketidakcakapan (onbekwaamheid) serta adanya
salah satu pihak yang ditempatkan dalam posisi di bawah pengampuan atau
pailit sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1646 BW.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perjanjian (Kontrak) bisnis adalah perjanjian tertulis antara dua lebih pihak
yang mempunyai nilai komersial. Atau dengan kata lain Kontrak Bisnis merupakan
suatu perjanjian dalam bentuk tertulis dimana substansi yang disetujui oleh para
pihak yang terikat didalamnya bermuatan bisnis. Kemudian syarat sahnya
perjanjian atau kontrak yaitu Sepakat mereka yang mengikat dirinya, Kecakapan
untuk membuat suatu perikatan, Mengenai suatu hal tertentu secara yuridis suatu
perjanjian harus mengenai hal tertentu yang telah disetujui. Jadi dalam suatu
perjanjian atau kontrak itu ada syarat yang harus dipenuhi untuk mengikat suatu
perjanjian dan ada suatu hikum yang mengikatnya serta sanksi jika melanggar
perjanjian tersebut. Kemudian suatu perjanjian atau kontrakkan berakhir jika terjadi
hal yang membuat kontrak itu harus berakhir.

16

Anda mungkin juga menyukai