Disusun Oleh :
KELOMPOK : 1
INDAH NIVITA (21045421050)
FIRNANDA (21045421070)
RIFZAN FIKRA (21045421073)
REZA WAHYUNI (21045421049)
MUHAMMAD FAJRI (21045421061)
Segala puji syukur kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini,
serta salawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW. Semoga di hari kiamat nanti kita mendapatkan syafaat darinya.
Amin ya Rabba Alaamin.
Dalam penyusunan makalah ini. Penulis juga menyadari dalam penyusunan
makalah ini terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu, sangat diharapkan kritik
maupun sarannya dari pembaca makalah ini. Sehingga di kemudian hari dapat
menyusun lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat digunakan dengan baik dan
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULAN
Istilah bahasa tentu bukan merupakan hal yang baru bagi kita. Istilah tersebut
setiap saat selalu kita dengar, baca, atau bahkan digunakan untuk berkomunikasi
secara lisan maupun tulisan.Bukan hanya itu, hampir setiap saat dalam kehidupan
sehari-hari, kita menggunakan bahasa atau berbahasa. Begitu seringnya kita
menggunakan istilah bahasa atau menggunakan bahasa makaterkadang kita lupa
untuk memahami apa sesungguhnya hakikat dan fungsi bahasa itu. Agar mahasiswa
dapat mengukur sejauh mana pemahaman terhadap materi ini sebelum memasuki
materi berikutnya.
4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Basaha
Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa itu dibentuk oleh sejumlah
komponen yang berpolasecara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah sistem,
bahasa selain bersifat sistematis jugabersifat sistemis. Sistem bahasa berupa
lambang-lambang dalam bentk bunyi. Artinya,lambnag-lambang ituberbentuk
bunyi, yang lazim disebut bunyi ujar atau bunyi bahasa. Setiap lambangbahasa
melambangkan sesuatu yang disebut makna atau konsep. Umpamanya lambang
bahasayang berbunyi [kuda] melambangkan konsep atau makna ‘sejenis binatang
berkaki empat yangbisa dikendarai’, dan lambang bahasa yang berbunyi [spidol]
melambangkan konsep atau makna‘sejenis alat tulis bertinta’. Karena setiap
lambang bunyi itu memiliki atau menyatakan tersebut tidak termasuk sistem suatu
bahasa. Dalam bahasa Indonesia suatu bunyi [air], [kuda],dan [meja] adalah
6
lambang ujaran karena memiliki makna; tetapi bunyi-bunyi [rai], dan
[ajem]bukanlah lambang ujaran karena tidak memiliki makna. sesuatukonsep atau
makna, maka dapat disimpulkan setiap satuan ujaran bahasa memiliki makna.
Jikaada lambang bunyi yang tidak bermakna atau tidak menyatakan suatu konsep,
maka lambang.
7
c. Bahasa Bersifat Produktif
Bahasa itu bersifat produktif, artinya, dengan sejumlah unsur yang terbatas,
mamun dapat dibuatsatuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas. Umpamanya,
menurut Kamus Umum BahasaIndonesia susunan W.J.S Purwadarminta bahasa
Indonesia hanya mempunyai lebih kurang 23.000 buah kata, tetapi dengan
23.000 buah kata itu dapat dibuat jutaan kalimat yang tidakterbatas.
Bahasa itu bersifat dinamis, artinya, bahasa itu tidak terlepas dari
berbagai kemungkinanperubahan yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu
dapat terjadi pada tataran fonologis,morfologis, sintaksis, semantik, dan leksikon.
Yang tampak jelas biasanya adalah pada tataranleksikon. Pada setiap waktu
mungkin saja ada kosa kata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang
tenggelam, tidak digunakan lagi.
Bahasa itu beragam artinya, meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau
pola tertentu yangsama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang
heterogen yang mempunyai latarbelakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka
bahasa itu menjadi beragam. Bahasa Jawayang digunakan di Surabaya tidak
persis sama dengan bahasa Jawa yan digunakan diPekalongan, di Banyumas,
maupun yang digunakan di Yogyakarta. Begitu juga bahasa Inggrisyang digunakan
di kota London tidak sama dengan bahasa Ingris yang digunakan di
Kanada,maupun di Amerika.
Bahasa itu bersifat manusiawi artinya, bahasa sebagai alat komunikasi verbal
hanya dimilikimanusia. Hewan tidak mempunyai bahasa. Yang dimiliki hewan
sebagai alat komunikasi yangberupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat
produktif dan tidak dinamis. Dikuasai oleh parahewan itu secara instingtif, atau
secara naluriah. Padahal manusia dalam menguasai bahasabukanlah secara
8
instingsif atau naluriah, melainkan dengan cara belajar. Hewan
tidakmempunyai kemampuan untuk mempelajari bahasa manusia. Oleh
karena itulah dikatakanbahwa bahasa itu bersifat manusiawi, hanya dimiliki
manusia.
B. Fungsi Bahasa
Secara umum sudah jelas bahwa fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi.
Bahasa sebagaiwahana komunikasi bagi manusia, baik komunikasi lisan maupun
tulis. Fungsi ini adalah dasarbahasa yang belum dikaitkan dengan status dan nilai-
nilai sosial. Dalam kehidupan sehari-hari,bahasa tidak dapat dilepaskan dari
kegiatan hidup masyarakat, yang di dalamnya sebenarnyaterdapat status dan niali-
nilai sosial. Bahasa selalu mengikuti dan mewarnai kehidupan manusiasehari-hari,
baik manusia sebagai anggota suku maupun bangsa.Terkait hal itu, Santoso,
dkk. (2004) berpendapat bahwa bahasa sebagai alat komunikasimemiliki
fungsi sebagai berikut:
9
Fungsi bahasa menurut Hallyday (1992) sebagai alat komunikasi untuk
berbagai keperluansebagai berikut:
10
penyajian pelajaran, penulisan buku atau penerjemahan ,dilakukan dalam
bahasa Indonesia.
C. Ragam Bahasa
Akibat berbagai faktor yang disebutkan di atas, maka bahasa indonesia pun
mempunyai ragam bahasa. Chaer membagi ragam Bahasa indonesia menjadi tujuh
ragam bahasa, diantaranya:
Ragam bahasa yang bersifat perseorangan. Ragam bahasa ini disebut dengan
istilah idiolek. Idiolek adalah variasi bahasa yang menjadi ciri khas individu atau
seseorang pada saat berbahasa tertentu.
lek. Misalnya, ragam Bahasa Indonesia dialek Bali berbeda dengan dialek
Yogyakarta.Ragam bahasa yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat
dari golongan sosila tertentu, misalnya disebut sosiolek. Misalnya ragam bahasa
masyarakat umum atau pun golongan buruh kasar tidak sama dengan ragam bahasa
golongan terdidik.
Ragam bahasa yang digunakan dalam kegiatan suatu bidang tertentu, seperti
kegiatan ilmiah, sastra, dan hukum. Ragam ini disebut juga dengan istilah
fungsiolek, contohnya ragam bahasa sastra dengan ragam bahasa ilmiah. Ragam
bahasa sastra biasanya penuh dengan ungkapan atau kiasan, sedangkan ragam
bahasa ilmiah biasanya bersifat logis dak eksak.
11
Ragam bahasa yang biasa digunakan dalam situasi formal atau situasi resmi
biasa disebut dengan istilah baku atau bahasa standar. Bahasa baku atau bahasa
standar adalah bahasa yang dijadikan dasar ukuran atau yang dijadikan standar.
Bahasa baku biasanya dipakai dalam bahasa resmi, seperti dalam perundang-
undangan, surat menyurat dan rapat resmi, serta tidak dipakai untuk segala
keperluan tetapi hanya untuk komunikasi resmi, wawancara teknis, pembicaraan
didepan umum, dan pembicaraan dengan orang yang dihormati. Di luar itu dipakai
ragam bahasa tidak baku.
Ragam bahasa yang biasa digunakan dalam situasi informal atau tidak resmi
yang biasa disebut dengan istilah ragam non baku atau non standar. Dalam ragam
ini kaidah-kaidah tata bahasa seringkali dilanggar. Ragam bahasa yang digunakan
secara lisan yang biasa disebut bahasa lisan.
1. Ragam Lisan
Ragam lisan adalah bahasa yang dihasilkan alat ucap dengan fonem sebagai
unsur dasar. Dalam ragam lisan kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata
dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan
tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk
mengungkapkan ide.
Karakteristik ragam bahasa lisan :
Memerlukan orang kedua/teman bicara
Tergantung situasi, kondisi, ruang dan waktu
Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi
serta bahasa tubuh
Berlangsung cepat
Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu
Kesalahan dapat langsung di koreksi
Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi
12
Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara
2. Ragam Tulis
Ragam tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan
dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan
dengan tata cara penulisan dan kosakata. Dengan kata lain dengan ragam
bahasa tulis, kita tuntut adanya kelengkapan unsur kata seperti bentuk kata
ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan
ejaan dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
13
Perbedaan antara ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan
kosakata) :
1. Tata Bahasa :
a. Ragam bahasa lisan
1) Nia sedang baca surat kabar.
2) Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu.
2. Kosa kata :
a. Ragam bahasa lisan
1) Ariani bilang kalau kita harus belajar.
2) Kita harus bikin karya tulis.
14
Karakteristik ragam bahasa baku :
Tidak terpengaruh bahasa daerah
Tidak terpengaruh bahasa asing
Bukan ragam bahasa percakapan sehari-hari
Pemakaian imbuhan nya secara eksplisit
Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat
Tidak ter kontaminasi dan tidak rancu
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara garis besar, ragam indonesia terbagi menjadi dua macam, yaitu ragam
lisan dan ragam tulis. Dimana kedua ragam tersebut memiliki perbedaan, yakni
ragam lisan membutuhkan lawan bicara sedangkan ragam tulisan tidak
membutuhkan lawan bicara. Ragam lisanpun akan tetap dapat dimengerti walau
tanpa subjek, predikat, objek dan keterangan.
B. Saran
16