OLEH :
Kelompok IV
Kelas : A dan B 2017
Puji dan syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasihNya
yang melimpah sehingga masih dapat menghirup nafas kehidupan dan juga dapat
menyelesaikan tugas Kelompok berupa makalah dengan sangat baik dan tanpa kurang
sesuatu apapun.
Makalah ini yang berkaitan dengan materi dasar dari geografi ketenaga kerjaan yang
akan dijabarkan melalui pemaparan-pemaparan baik dari makalah dan presentasi.
Sehingga Penulis berharap isi dan presentasi dari makalah kami ini dapat dipergunakan
dengan baik. Kurang dan lebihnya kami ucapkan Terimakasih.
Kelompok IV
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang berkembang dimana negara tersebut berhasil mencapai
tingkat pertumbuhan tinggi diantara negara berkembang lainnya seperti Malaysia, Thailand
dan Filiphina. Negara berkembang akan gagal dalam meperbaiki taraf hidup yang sejahtera
terhadap masyarakatnya dikarenakan terus bertambahnya jumlah penduduk, oleh karena itu
dengan adanya jumlah penduduk di dalam suatu negara memiliki unsur utama yaitu
pembangunan. Jumlah penduduk yang besar tidak akan selalu menjamin keberhasilan
pembangunan suatu negara bahkan bisa menjadi suatu beban bagi keberlangsungan pada
pembangunan suatu negara.
Dikarenakan jumlah penduduk yang terlalu besar dan tidak sebanding dengan
ketersediaan lapangan pekerjaan akan menyebabkan dari sebagian penduduk yang pada saat
itu ia sudah waktunya untuk bekerja tetapi tidak memperoleh suatu pekerjaan. Dapat dilihat
dari masalah ketenagakerjaan ini tidak hanya sekedar terbatasnya suatu lapangan pekerjaan
melainkan rendahnya suatu produktivitas suatu negara tersebut. Pada dasarnya masalah
tersebut hanya bertumpu pada kegagalan penciptaan lapangan kerja yang baru pada tingkat
yang sebanding dengan laju pertumbuhan industri. Seiring dengan berjalannya waktu
mayoritas negara berkembang memiliki angka pengangguran yang meningkat pesat tiap
tahunnya yang disebabkan oleh terbatasnya tingkat lapangan pekerjaan.
Perkembangan ketenagakerjaan di Indonesia dari tahun ketahun menuju ke arah yang
lebih baik, walaupun di beberapa daerah terjadi bencana alam atau perubahan ekonomi
lainnya yang bisa berdampak terhadap aktivitas ekonomi dan lapangan kerja. Dalam
melakukan proses produksi untuk menghasilkan suatu barang dan jasa, diperlukan adanya
tenaga kerja yang merupakan salah satu faktor produksi barang-barang dan permintaan
tenaga kerja tersebut. Para tenaga kerja berhak untuk mendapatkan upah dari hasil kerjanya
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Maka dari itu terdapat kebijakan upah minimum yang merupakan suatu sistem
pengupahan. Kebijakan ini telah banyak diterapkan di beberapa negara, yang bisa dilihat dari
dua sisi. Pertama, upah minimum sebagai alat proteksi bagi pekerja untuk mempertahankan
agar nilai upah yang diterima tidak menurun dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian Upah ?
2. Sebutkan Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Upah ?
3. Jelaskan Perlindungan Upah ?
4. Jelaskan Upah Minimum ?
5. Sebutkan Hubungan Upah Terhadap Tenaga Kerja ?
6. Sebutkan Pengaruh Upah Terhadap Tenaga Kerja ?
C. Manfaat Penulisan
1. Dapat Mengetahui Pengertian Upah.
2. Dapat memahami Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Upah.
3. Dapat Mengetahui Perlindungan Upah.
4. Dapat Mengetahui Upah Minimum
5. Dapat Meyebutkan Hubungan Upah Terhadap Tenaga Kerja.
6. Dapat Meyebutkan Pengaruh Upah Terhadap Tenaga Kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Upah
Pengertian upah menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2000, Bab I, pasal
1, ayat 30, upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai imbalan dari pengusaha / pemberi kerja kepada pekerja / buruh yang ditetapkan dan
dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepaktan, atau peraturan perundang-undangan
termasuk tunjangan bagi pekerja / buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan / jasa yang
telah atau akan dilakukan. Dengan adanya pemberian upah kepada tenaga kerja dalam
kegiatan suatu produksi pada dasarnya merupakan imbalan/jasa dari para produsen kepada
para tenaga kerja atas hasil kerja/ prestasi yang telah dijalankan para pekerja dalam kegiatan
produksi.
Upah yang dapat diterima oleh pekerja dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
Pertama, Upah Nominal yaitu sejumlah upah yang dapat dinyatakan dalam bentuk uang yang
diterima secara rutin oleh para pekerja. Kedua, Upah Riil yaitu kemampuan upah nominal
yang diterima oleh para pekerja jika ditukarkan dengan barang dan jasa, yang diukur
berdasarkan banyaknya barang dan jasa yang bisa didapatkan dari pertukaran tersebut
(Sukirno, 2008:351).
Sebagai imbalan dari para produsen kepada para pekerjanya, upah yang diberikan dalam
bentuk tunai harus ditetapkan atas suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan pekerja,
termasuk tunjangan untuk pekerja tersebut maupun keluarganya. Pemerintah Indonesia telah
menerapkan suatu kebijakan pengupahan, dimana berusaha untuk menetapkan upah
minimum yang sesuai dengan standar kelayakan hidup para pekerja. Dalam peraturan
perundangan terbaru, UU No. 13/2003, yang menyatakan bahwa upah minimum harus
didasarkan pada Kebuthan Hidup Layak, tetapi perundangan terbaru ini belum sepenuhnya
diterapkan yang membuat penetapan upah minimum tetap harus didasarkan pada KHM.
Kelayakan standar upah minimum didasarkan pada kebutuhan para pekerjanya, dengan
kriteria:
1. Kebutuhan Hidup Minimum (KHM).
2. Index Harga Konsumen (IHK).
3. Kemampuan perusahaan, pertumbuhannya, dan kelangsungannya.
4. Standaru upah minimum didaerah sekitar
5. Kondisi pasar kerja
6. Pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita .
C. Perlindungan Upah
Dalam mwujudkan suatu penghasilan yang dapat memenuhi penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan, pemerintah menetapkan adanya kebijakan pengupahan yang melindungi
pekerja/buruh. Adapun kebijakan pengupahan yang dapat melindungi pekerja/buruh terdapat
dalam Pasal 88 ayat (3) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, yang terdiri atas:
1. Upah minimum
2. Upah kerja lembur
3. Upah tidak masuk kerja karena berhalangan
4. Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya
5. Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya
6. Bentuk dan cara pembayaran upah
7. Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah
8. Struktur dan skala pengupahan yang proporsional
9. Upah untuk pembayaran pesangon
10. Upah untuk perhitungan pajak penghasilan.
D. Upah Minimum
Dalam konveksi ILO No. 131/1970 pemerintah memberlakukan ketentuan upah
minimum regional (UMR). UMR sendiri merupakan upah terendah yang diijinkan diberikan
oleh pengusaha kepada pekerja yang bersifat normatif, sehingga para pengusaha dapat
memberikan upah yang lebih besar/tinggi dari ketentuan UMR. UMR dilarang mengurangi
atau menurunkan upah para pekerja. Upah minimum berlaku selama 1 tahun sedangkan upah
bulanan terendah dapat diterima oleh semua jenis status buruh, yang masih lajang ataupun
masih memiliki masa kerja kurang dari 1 tahun yang telah ditetapkan oleh gubernur
berdasarkan rekomendasi Dewan Pengupahan Provinsi (Depeprov) dan /bupati/walikota.
Di dalam suatu daerah kabupaten/kota telah berlaku adanya upah minimum
kabupaten/kota (UMK) dimana telah ditetapkan oleh gubernur dengan pertimbangan
rekomendasi bupati/walikota. Dalam penetapan upah minimum kabupaten/kota selambat-
lambatnya empat puluh hari sebelum tanggal 1 januari atau sesudah penetapan UMP, dan
harus lebih besar dari UMP. Adanya penetapan upah minimum memberikan upah yang lebih
besar/tinggi dari ketentuan UMR. UMR dilarang mengurangi atau menurunkan upah para
pekerja. Upah minimum berlaku selama 1 tahun sedangkan upah bulanan terendah dapat
diterima oleh semua jenis status buruh, yang masih lajang ataupun masih memiliki masa kerja
kurang dari 1 tahun yang telah ditetapkan oleh gubernur berdasarkan rekomendasi Dewan
Pengupahan Provinsi (Depeprov) dan /bupati/walikota.
A. Kesimpulan
Secara siginifikan upah sangat berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja. Dapat
dikatakan bahwa, pengaruh upah terhadap penyerapan tenaga kerja apabila kenaikan suatu
upah menyebabkan menurunnya penyerapan tenaga kerja yang mempunyai produkitivitas
rendah. Tenaga kerja yang mempunyai tingkat produktivitas yang rendah biasanya terjadi
dalam suatu perusahaan yang kurang bagus memiliki pekerja kurang memahami pentingnya
kinerja suatu perusaan tersebut, sedangkan pada suatu perusahaan yang bagus pasti memilki
tingkat produktivitas tenaga kerjanya sangat tinggi karena perusahaan tersebut mempunyai
para pekerja yang pemahaman kinerjanya bagus sehingga dapat meningkatkan produktivitas
perusahaan.
Dengan adanya penyerapan tenaga kerja maka akan sangat berpengaruh pada tingkat
kesejahteraan masyarakat, jika penyerapan tenaga kerja tersebut berjalan searah artinya
tenaga kerja akan meningkat kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat serta upah yang
akan diterima bagi para pekerja juga akan meningkat. Biasanya upah minimum yang diterima
para tenaga kerja itu lebih rendah dari kebutuhan hidup layak (KHL) bagi para tenaga kerja,
sehingga kurangnya kecukupan untuk memnugi kebutuhan hidup bagi keluarga.
Upah sangat berpengaruh terhadap tenaga kerja, maka peluang bagi para tenaga kerja
pada suatu perusahaan akan cenderung meningkat. Jika semakin tingginya tingkat kepuasan
kerja yang dilakukan oleh para pekerja maka akan meningkatnya tingkat upah yang akan
diperoleh bagi para pekerja begitu pula sebaliknya jika semakin tinggi tingkat upah yang
diterima para pekerja maka kinerja para pekerja pada suatu perusahaan tersebut akan
cenderung meningkat.
B. Saran
Para tenaga kerja yang bekerja dengan baik harus mendapatkan upah dari para
pimpinan/atasan dengan memperhatikan bahwa upah yang diebrikan sebagai imbalan atas
jasa kerja dengan keadilan, yang dimaksud keadilan yaitu bahwa upah tersebut harus sesiau
atau sebanding dengan jasa kerja yang telah diberikan oleh masing-masing para pekerja
dalam proses suatu produksi. Selain itu upah yang telah diberikan kepada para pekerja harus
berimbang, mereka yang menduduki jabatan yang serupa harus menerima upah yang kira-kira
sama, tidak ada perbedaan antara upah terendah dan tertinggi. Upah yang diterima para
pekerja juga harus memenuhi kebutuhan hidupnya untuk mencukupi keluarganya. Dan sistem
pengupahan harus dengan sistem insentif, yang mana mampu mendorong para tenaga-tenaga
yang berkualitas untuk lebih meningkatkan prestasi dan produktivitas kerja, dan
menumbuhkan inovasi dan kreativitas para pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.polnep.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/65/08eksos%206%20rini%2
0okt12.pdf?sequence=1,
http://journal.uny.ac.id/index.php/jep/article/view/618