Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERTUMBUHAN JANGKA PANJANG

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro yang diampu oleh:
Ibu Primasa Minerva Nagari, S. Pd., M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 5 :

1. Achmad Rifal Turmuji (190421628842)


2. Bebi Robiatus Zuhro (190421628848)
3. Bella Oktavia (190421628803)
4. Diana Natasya Chandra Dewi (190421628844)

S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MARET 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas izin, rahmat,
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan yang
diharapkan. Makalah dengan judul “Pertumbuhan Jangka Panjang” ini disusun dengan
tujuan untuk memenuhi tugas makalah semester dua mata kuliah Pengantar Ekonomi
Makro. Makalah ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang kami miliki dan
berdasarkan sumber-sumber dari buku serta internet. Makalah ini kami susun untuk
memudahkan dan membantu dalam memahami materi tentang pertumbuhan jangka
panjang.

Demikian, makalah ini kami susun dengan masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah ini kami
harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan
untuk kita semua. Akhir kata, selamat membaca dan selalu berdo’a kepada Tuhan Yang
Maha Esa.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori Pertumbuhan Robert Solow........................................................................2
2.2 Proses Pertumbuhan dari Pertanian ke Industri ..................................................4
2.3 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan ............................................6
2.4 Sumber Pertumbuhan Ekonomi
2.4.1 Peningkatan Penawaran Tenaga Kerja .......................................................7
2.4.2 Peningkatan Modal Fisik ............................................................................7
2.4.3 Peningkatan Modal Sumber Daya Manusia ...............................................8
2.4.4 Peningkatan produktivitas ..........................................................................8
2.5 Pertumbuhan Ekonomi dan Kebijakan Publik ....................................................9
2.7 Hambatan Pertumbuhan ......................................................................................10

BAB III KESIMPULAN............................................................................................12

DAFTAR RUJUKAN................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan ekonomi merupakan pertumbuhan yang mengacu pada
meningkatnya output dalam jangka waktu tertentu dari kondisi perekonomian di
suatu negara untuk menuju keadaan yang lebih baik. Pertumbuhan menjadi tujuan
banyak masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup mereka, akan tetapi
pertumbuhan juga dapat mengikis nilai tradisional, kehancuran lingkungan, dan
menyebabkan eksploitasi besar-besaran. Melalui pertumbuhan ekonomi dapat
meningkatkan standart kehidupan yang lebih baik. Salah satunya dengan
pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. (Tugasloespadamanajemen13unsri :
2015) Beberapa ekonom mendefinisikan peningkatan output total sebagai
peningkatan GDB riil per kapita. Pertumbuhan ekonomi jangka panjang dipengarui
oleh peningkatan kualitas dan kuantitas faktor-faktor produksinya. Untuk
mengetahui bagaimana pertumbuhan ekonomi jangka panjang, dalam makalah ini
akan membahas mengenai proses pertumbuhan ekonomi dari pertanian ke industri,
faktor - faktor yang mempengaruhinya, serta sumber-sumber yang mempengaruhi
terjadinya pertumbuhan ekonomi. Suatu pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari
kebijakan publik yang mengatur jalannya suatu pertumbuhan agar pertumbuhan
tersebut berjalan dengan baik dan juga hambatan-hambatan yang dapat menghambat
jalannya proses pertumbuhan ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Teori Pertumbuhan Robert Solow ?
2. Bagaimana proses pertumbuhan dari pertanian ke industri ?
3. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ?
4. Apa saja sumber dari pertumbuhan ekonomi ?
5. Bagaimana pertumbuhan ekonomi dan kebijakan publiknya ?
6. Apa saja hambatan dalam pertumbuhan ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Teori Pertumbuhan Solow
2. Untuk mengetahui proses pertumbuhan dari pertanian ke industri
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
4. Mengetahui sumber dari pertumbuhan ekonomi
5. Untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dan kebijakan publik
6. Mengetahui hambatan dalam pertumbuhan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 TEORI PERTUMBUHAN ROBERT SOLOW


Menurut Teori Neoklasik, Robert Solow mengatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi bisa tercapai jika ada pertumbuhan output yang terjadi ketika modal (peralatan,
komputer, uang, mesin, bahan baku, bangunan) serta tenaga kerja digabungkan
sedangkan teknologi dianggap tetap (tidak berubah). (Prantiko Airlangga Sakti : 2014)
Dalam memprododuksi output dapat dituliskan dengan berbagai model
kombinasi, seperti dalam rumus berikut :
Q = f(C.L)
Keterangan :
Q = Jumlah output yang dihasilkan
f = Fungsi
C = Capital (Modal sebagai input)
L = Labour (Tenaga kerja sebagai input)
Dalam rumus tersebut menyatakan output (Q) sebagai fungsi yang berasal dari C
dan L (C = Modal, L = Tenaga kerja). Sehingga, naik turunnya jumlah output
bergantung terhadap cara penggabungan dari modal dan tenaga kerja.
Robert Solow mengatakan bahwa hasil (output) serta proses kegiatan yang
bersal dari akumulasi modal, penggunaan teknologi sera manusia adalah pertumbuhan
ekonomi. Pertumbuhan penduduk dapat mengakibatkan pengaruh yang baik dan buruk.
Maka seharusnya, pengaruh baik akan timbul dari pertumbuhan penduduk.

A. Model Pertumbuhan Neo Klasik

Model Solow menjadi salah satu model pertumbuhan ekonomi yang


memberikan analisis statis yang mana membahas tentang hubungan pertumbuhan
penduduk, akumulasi modal serta kemajuan teknologi dan pengaruhnya terhadap
kepada tingkat output. Dengan menggunakan model ini, sehingga memudahkan dalam
membandingkan kecepatan pertumbuhan ekonomi suatu negara dari pertumbuhan
ekonomi di negara lain.

Teori tentang pertumbuhan ekonomi ini dilakukan dengan asumsi dasar dengan
fungsi produksi neoklasikal dengan decreasing returns to capital. Dimana rates of
saving dan pertumbuhan populasi adalah faktor yang eksogenous. Kedua variabel
tersebut yang menentukan kondisi steady-state level of income. Karena setiap negara
memiliki kondisi saving rate dan pertumbuhan populasi yang berbeda, maka
tingkat steady state di setiap negara juga berbeda. Semakin tinggi tingkat savingnya,
maka akan semakin kayan negara tersebut. Dan jika semakin tinggi tingkat population
growthnya, maka akan semakin miskin negara tersebut.

B. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam model Solow

2
a) Tingkat pertumbuhan angkatan kerja dengan metode eksogen

b) Fungsi produksi adalah fungsi yang berasal dari Tenaga Kerja dan Modal.

c) Bagian tetap output yaitu Investasi dan Tabungan

C. Constant return to scale

Asumsi pertama model neoklasik adalah berasumsi angkatan kerja dan teknologi
tidak berubah saat pengakumulasian modal pada ekonomi di suatu negara. Proses
akumulasi modal hanya akan ditentukan oleh penawaran dan permintaan barang.
Sehingga pada asumsi ini persediaan modal dan tenaga kerja akan menentukan output.
Sederhananya, fungsi modal per tenaga kerja adalah seluruh variabel per tenaga kerja
akan menunjukkan tingkat ouput per tenaga kerja.

Pada setiap modal, fungsi diatas menampilkam banyaknya output yang


diproduksi. Dari fungsi produksi diatas, jika di derivasikan satu kali, maka
didapat marginal product of capital (MPK) yang berarti sebagai banyaknya tambahan 
output yang diperoleh seorang pekerja saat menerima satu unit modal tambahan. Ketika
nilai modal rendah, maka didapatkan rata-rata pekerja memiliki sedikit modal untuk
bekerja, pada saat tersebut unit modal tambahan dapat digunakan untuk memproduksi
output lebih banyak. Ketika nilai modal tinggi, rata-rata pekerja memiliki banyak
modal, pada saat tersebut unit modal tambahan dapat digunakan untuk memproduksi
output lebih sedikit.

D. Investasi dan Konsumsi dalam Keseimbangan

Pada model neoklasik, bentuk fungsi konsumsi sederhana dapat diasumsikan


setiap tahun seseorang akan menabungkan sebagian pendapatannya dengan nilai tetap
dan mengonsumsi sebesar selisih nilai tabungan dan pendapatannya. Karena pada saat
seseorang mendapat kenaikan pendapatan maka orang tersebut akan menaikkan pula
konsumsinya untuk apresiasi diri. Seseorang juga cenderung memiliki sifat dasar sukar
menabung. Sehingga nilai yang mereka tabung tetap. Untuk melihat pengaruh investasi
dan konsumsi, kita bisa subtitusikan asumsi di atas ke dalam identitas perhitungan
pendapatan nasional, sehingga kita dapat memperoleh tingkat investasi sama dengan
tabungan. Oleh karena itu, secara tidak langsung, tingkat tabungan akan menunjukan
seberapa besar output yang dialokasikan untuk investasi. Persediaan modal akan
mengalami perubahan seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Perubahan persediaan
modal ini dapat bersumber dari investasi (perluasan usaha dan penambahan modal) dan
depresiasi (penggunaan modal). Untuk memasukkan depresiasi ke dalam model, kita
dapat mengasumsikan sebagian dari persediaan modal mengalami depresiasi setiap
tahun (tingkat depresiasi). Dapat dinyatakan investasi dan depresiasi terhadap
persediaan modal akan berdampak pada perubahan persediaan modal dari satu tahun
tertentu ke tahun berikutnya.

3
Dengan demikian semakin tinggi persediaan modal, maka semakin besar jumlah
output dan investasi, dan akan semakin tinggi pula jumlah depresiasinya. Ketika
perekonomian berada di dalam kondisi dimana pada saat jumlah investasi sama dengan
jumlah depresiasi, persediaan modal dalam perekonomian dinyatakan dalam
keseimbangan. Kondisi ini disebut steady state level of capital, dimana persediaan
modal  dan output berada dalam kondisi tetap sepanjang waktu (tidak akan bertumbuh
ataupun menyusut). Dari  sini juga kita dapat mengetahui berapa tingkat modal per
pekerja pada kondisi steady state, dengan kata lain, menunjukkan ekuilibrium
perekonomian di jangka panjang.

E. Pengaruh Tabungan Terhadap Pertumbuhan

Model neoklasik menunjukkan bahwa tingkat tabungan adalah faktor penting


yang menentukan persediaan modal pada kondisi steady-state. Perekonomian
mempunyai persediaan modal yang besar dan tingkat output yang tinggi, begitupun
sebaliknya dapat disebabkan oleh tingkat tabungan yang tinggi. Dasar dari model Solow
inilah yang kemudian banyak dikaitkan dengan kebijakan fiskal. Defisit anggaran yang
terjadi terus-menerus dapat menyebabkan berkurangnya tabungan nasional dan
menyusutnya kemampuan berinvestasi. Rendahnya persediaan modal dan pendapatan
nasional merupakan konsekuensi dalam jangka panjang.

Dalam kaitannya dengan tingkat pertumbuhan, menurut Solow, tingginya


tingkat tabungan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk sementara sampai
perekonomian mencapai kondisi steady-state baru yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Jika perekonomian hanya mempertahankan tingkat tabungan yang tinggi tanpa
mempertahankan tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka hal itu hanya akan
mempertahankan persediaan modal yang besar dan tingkat output yang tinggi.

2.2 PROSES PERTUMBUHAN DARI PERTANIAN KE INDUSTRI


Pertanian sampai saat ini masih menjadi sumber mata pencaharian utama
sebagian besar penduduk Indonesia, namun peran pertanian dalam ekonomi Indonesia
sekarang tidak sebesar dahulu yang pada tahun 1970-an Indonesia pernah menjadi
negara pengimpor beras terbesar di dunia. Sampai pada tahun Sembilan puluhan
Pertanian masih menjadi sektor utama dalam pembentukan produk domestik bruto.
Namun setelah era itu sektor pertanian diambil alih oleh sektor industri. Mengingat
sektor pertanian masih berkembang dan masih banyak pekerja yang bekerja disektor
tersebut. Hingga tahun 1992 lebih dari sebagian tenaga kerja di Indonesia bekerja pada
sektor pertanian. Sumber daya manusia yang bekerja disektor pertanian kulitasnya
relative rendah, sehingga produktivitas dan pendapatannya rendah. Dalam skala

4
ekonomi makro produktivitas tenaga kerja yang rendah dapat diukur dengan
membandingkan antara penyerapan tenaga kerja dan penyumbangan. Sejak sektor
pertanian digantikan oleh sektor industri produktivitas sektor pertanian terus mengalami
penurunan. Menurut teori yang ada jika kita ingin membangun sektor industri yang baik
harus diimbangi dengan sektor pertanian yang baik.

(Gambar diambil dari buku Case Fair Jilid 2 hal-313)

Setelah Indonesia mengganti fokus perekonomiannya dari pertanian ke industri


demi mewujudkan ambisinya untuk menjadi negara maju, pemerintah menjalankan
programnya itu bukan tanpa hambatan. Pemerintah sadar bahwa untuk menjadi negara
yang modern, Indonesia tidak dapat terus bergantung pada sektor pertanian. Pada akhir
dasawarsa 60-an, ketika pemerintah Orde Baru meluncurkan rencana pembangunan
ekonomi, sebagian besar pakar ekonomi Indonesia mengacu pembangunan pada
industrialisasi. Program industrialisasi yang dilakukan dengan buru-buru akan
menyebabkan disalokasi ekonomi, sia-sianya investasi yang diberikan, dan terbuangnya
kekayaan negara yang langka. Pada akhir dasawarsa 90-an Indonesia mulai menjadi
negara industri baru (NIC, Newly Industrialized Country).
Kemudian maju ke industri modern seperti saat ini yaitu sejak awal meluasnya
teknologi internet pada tahun 1990-an, berbagai perubahan terus terjadi hampir disemua
sektor pembangunan dan kehidupan manusia, hingga akhirnya tercetus revolusi industri
4.0. Indonesia yang memiliki potensi SDA dan SDM yang melimpah, seharusnya
mampu menjadi negara yang unggul di era industri 4.0. Namun, sampai saat
kemampuan penguasaan IPTEK negara kita masih tertinggal. Pada tahun 2018
Indonesia berada diurutan ke-62 dari 63 negara dalam meningkatkan ekonomi dan
efisiensi diberbagai bidang menurut (IMD World Digital Competitiveness Ranking,
2018). Kondisi tersebut memposisikan Indonesia pada kategori 'Nascent Countries' atau
bisa disebut negara yang baru menyongsong revolusi industri 4.0. Pemerintah sampai
saat ini masih sigap dalam merespon hal tersebut. Untuk mengimplementasikan strategi
revolusi industri 4.0 di Indonesia, pemerintah membuat peta jalan 'Making Indonesia
4.0'. Dengan menjadikan industri tekstil dan pakaian, kimia, otomotif, dan elektronik,

5
serta makanan dan minuman sebagai prioritas awal. Meskipun demikian, tidak menutup
kemungkinan untuk sektor pembangunan yang lain dapat menerapkan teknologi industri
4.0. Salah satunya yaitu pada sektor pertanian.
2.3 FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
Dalam pertumbuhan ekonomi terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya,
yaitu :
1. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia berperan penting pada pertumbuhan ekonomi dalam
suatu negara. Pertumbuhan ekonomi di suatu negara dapat dilihat dari kualitas dan
kuantitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia dapat berupa ilmu
keterampilan, kemampuan dan pendidikan yang sudah dimilikinya. Sedangkan
kuantitas sumber daya manusia dilihat dari berapa jumlah sumber daya manusia.
Jika kuantitas dan kualitas sumber daya manusia seimbang maka akan
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang baik tetapi jika kualitas dari sumber
daya manusia tidak seimbang dengan kuantitas sumber dan manusia maka akan
terjadi kondisi yang sebaliknya.

2. Sumber Daya Alam

Sumber daya alam juga memiliki peranan dalam pertumbuhan ekonomi suatu
negara. Sumber daya alam yaitu segala sesuatu yang terdapat di alam baik yang ada
di darat ataupun di laut. Sumber daya alam dapat menambah penghasilan output
sehingga GDP akan naik yang membuktikan bahwa terjadi pertumbuhan ekonomi.
Misalnya negara yang sumber daya alamnya banyak, pertumbuhan ekonominya
akan lebih baik dibanding negara-negara yang sumber daya alamnya lebih sedikit.

3. Pembentukan Modal

Modal biasanya berkaitan dengan tanah, bangunan, mesin, transportasi dan


sebagainya. Modal memiliki peranan dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Misalnya dengan adanya modal maka akan meningkatkan output pada suatu negara.
Sehingga negara tersebut mengalami pertumbuhan ekonomi. Jika tidak tersedianya
modal maka output dari suatu negara akan berkurang ataupun tidak
berproduktivitas sehingga tidak terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi dalam
negara tersebut.

4. Pengembangan Teknologi
Teknologi juga merupakan faktor dari pertumbuhan ekonomi karena dengan
teknologi maka akan terjadi peningkatan produktivitas walaupun sumber dayanya
terbatas. Dengan peningkatan produktivitas tersebut, maka output yang
dihasilkanpun akan bertambah yang menyebabkan meningkatnya pertumbuhan
ekonomi.

5. Sosial dan Politik

6
Faktor sosial dan politik dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam
suatu negara. Misalnya ketika terjadi kondisi sosial maupun politik yang stabil
maka produktivitasnya pun akan stabil karena kenyamanan masyarakat juga
mendukung peningkatan kinerja produksi. Dan jika terjadi kondisi sosial dan politik
yang tidak stabil maka masyarakat pun merasa tidak nyaman sehingga
menghasilkan produktivitas yang kurang baik. Hal tersebut akan berdampak negatif
pada pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan dari beberapa faktor diatas,ada satu faktor yang paling


berpengaruh yaitu, faktor Sumber Daya Manusia(SDM) karena tanpa SDM maka
faktor yang lain tidak akan berjalan. Contohnya, SDA jika tidak ada atau tidak
didukung oleh SDM yang baik maka tidak akan terjadi pertumbuhan ekonomi.
Begitu juga dengan faktor lain seperti perkembangan teknologi.gh

2.4 SUMBER PERTUMBUHAN EKONOMI


Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan GDP riil per
kapita. Kenaikan GDP dapat terjadi melalui sumber pertumbuhan ekonomi berikut :
2.4.1 Peningkatan Penawaran Tenaga Kerja
Apabila terjadi peningkatan penawaran kerja maka output yang dihasilkan
semakin banyak. Apabila stok modal tetap dan tenaga kerja naik maka akan
menyebabkan tenaga kerja yang baru kurang produktif jika dibandingkan dengan
tenaga kerja yang lama. Selama perekonomian dan stok modal tumbuh cukup
pesat, masuknya tenaga kerja baru tidak akan menggeser para pekerja lama.

(Gambar diambil dari buku Case Fair Jilid 2 hal-315)

2.4.2 Peningkatan Modal Fisik


Meningkatnya output terjadi karena adanya kenaikan stok modal meskipun
tidak disertai dengan angkatan kerja yang mengalami kenaikan. Modal fisik
dapat meningkatkan tenaga kerja yang produktif maupun menyediakan jasa yang
bernilai secara langsung.

7
(Gambar diambil dari buku Case Fair Jilid 2 hal-316)
2.4.3 Peningkatan Modal Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia menjadi modal yang dapat diproduksi dengan
berbagai cara. Seseorang dapat berinvestasi dalam mengasah keahlian dengan
masuk perguruan tinggi atau program pelatihan kerja. Pemerintah berinvestasi
dalam model sumber daya manusia dengan program-program untuk
memperbaiki kesehatan dan menyediakan pendidikan formal serta pelatihan
kerja.

(Gambar diambil dari buku Case Fair Jilid 2 hal-317)

2.4.4 Peningkatan Produktivitas


Kenaikan produktivitas input akan membuat peningkatan produktivitas
output. Peningkatan produktivitas input sendiri dipengaruhi oleh perubahan
teknologi, kemajuan lain dan keahlian, skala ekonomis dan pengaruh lain atas
produktivitasnya.

8
2.5 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK
Penurunan produktivitas menimbulkan kekhawatiran yang memicu diskusi
nasional mengenai peran pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Beberapa stategi untuk menaikkan tingkat pertumbuhan dengan menerapkan
kebijakan yang disarankan seperti :
1. Kebijakan Untuk Memperbaiki Kualitas Pendidikan
Pendidikan memberikan kontribsi besar dalam pembangunan ekonomi,
karena pendidikan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pengetahuan
dan keterampilan, serta menguasai teknologi. Selain itu, dapat menciptakan iklim
bisnis yang kondusif dan sehat untuk pertumbuhan ekonomi.
2. Kebijakan Untuk Meningkatkan Tingkat Tabungan
Pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan bagian variabel dalam
ekonomi makro, yaitu pendapatn nasional pendekatan pengeluaran. Pengeluaran
konsumsi merupakan bagian dari pendapatan yang dibelanjakan, sedangkan
pendapatan sisa konsumsi disebut tabungan. Secara agregat, pengeluaran konsumsi
dan pendapatan nasional berbanding lurus. Semakin besar pendapatan, semakin
besar pengeluaran konsumsi dan tabungannya. Sehingga, apabila pendapatan
bertambah maka konsumsi maupun tabungannya akan sam-sama bertambah.
Semakin banyak tabungan dalam perekonomian semakin banyak pula dana yang
dapat digunakan untuk investasi.
3. Kebijakan Untuk Mendorong Investasi
Dalam ekonomi makro, investasi berperan sebagai salah satu komponen dari
pendapatan nasional. Pengaruh investasi dari perekonomian suatu negara tercermin
dari pendapatan nasioal. Apabila investasi naik makan GDP anak naik dan juga
berlaku sebaliknya. Para ahli ekonomi memandang bahwa investasi merupakan
faktor penting dalam memainkan peran strategis terhadap pertumbuhan ekonomi
suatu negara. Ketika pengusaha, pemerintah, atau individu melakukan investasi
maka akan ada modal untuk membeli barang yang bukan sebagai konsumsi tetapi
barang tersebut dapat digunakan sebagai produksi, sehingga di masa mendatang
dapat menghasilkan barang dan jasa. Agar tingkat pertumbuhan naik, tabungan
juga perlu digunakan untuk mendanai investasi baru.
4. Kebijakan Untuk Meningkatkan Penelitian dan Pengembangan
Investasi di bidang penelitian dan pengembangan, baik yang dilakukan
pemerintah maupun pihak swasta dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dengan
mendukung inovasi dan produktivitas. Investasi di bidang penelitian juga
berpengaruh dalam meningkatkan efektivitas untuk pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah dapat memberikan dana abadi riset dalam upaya peningkatan ekosistem
riset dan dalam proses untuk penyusunan kebijakan publik pemerintah dapat
mendukung pemanfaatan dari hasil riset tersebut.

9
5. Pengurangan Regulasi
Regulasi ekonomi merupakan kebijakan yang perlu untuk membatasi
wewenang yang memiliki eksternalitas seperti penyalahgunaan oleh perusahaan,
memonopoli, mempekerjakan buruh masih dibawah umur, dan pencemaran polusi.
Sehingga regulasi tersebut dianggap membebani ekonomi dan banyak politikus
yang mendukung neoliberalisme. Kritikus kebijakan ini berpendapat bahwa banyak
regulasi di atas kertas yang melayani tujuan ekonomi yang sah. Contohnya, regulasi
lingkungan jika diatur dengan baik akan memperbaiki efisiensi. Penggunaan
undang-undang antitrust yang dirancang untuk mendorong persaingan, dapat
memperbaiki alokasi sumber daya dan mendorong investasi serta produksi.
6. Kebijakan Industri
Peran pemerintah dalam mengalokasikan modal di seluruh sektor manufaktur
dengan mensubsidi khusus dan investasi cepat untuk menghindari kehilangan posisi
di persaingan global. Misalnya Kementrian Perdagangan dan Industri Jepang yang
menangani industri otomotif sejak dini dan memutuskan memperluas peran industri
otomotif di pasar dunia. Stategi tersebut berhasil dilakukan sehingga industri
otomotif Jepang sukses luar biasa. Namun, kritikus kebijakan publik berpendapat
bahwa pemerintah yang terlalu jauh terlibat dalam alokasi modal akan
membahayakan karena investasi selalu melibatkan risiko. Orang yang melakukan
investasi dan orang yang benar-benar terlibat dalam industri adalah orang terbaik
untuk menilai tingkat kelayakan risiko itu.

2.6 HAMBATAN PERTUMBUHAN


Pemerintah berusaha menciptakan pertumbuhan ekonomi yang baik untuk
meningkatkan pertumbuhan perekonomian lebih baik lagi, akan tetapi banyak
hambatan yang menyebabkan tidak optimalnya pertumbuhan ekonomi. Adapun
hambatan-hambatan tersebut antara lain :
1. Kemiskinan
Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator untuk melihat keberhasilan dan
merupakat syarat bagi pengurangn tingkat kemiskinan. Kenaikan pertumbuhan
ekonomi akan menurunkan tingkat kemiskinan. Sehingga, masih banyaknya tingkat
kemiskinan dapat memperlambat laju pertumbuhan ekonomi.
2. Pengangguran
Pengangguran dapat menjadi beban untuk tenaga kerja yang produktif.
Apabila tingkat pengangguran semakin banyak akan menimbulkan dampak pada
meningkatnya kriminalitas dan kehidupan sosial maupun politik. Tingkat produksi
akan menurun dan pertumbuhan ekonomi akan menjadi lambat sehingga
kesejahteraan masyarakat menjadi turun.
3. Inflasi
Adanya kenaikan harga tinggi menyebabkan masyarakat mengurangi
belanjanya sehingga Inflasi dapat menurunkan indeks kepercayaan konsumen.

10
4. Neraca Pembayaran International
Hal itu menjadi sorotan di neraca pembayaran internasional yaitu neraca
transaksi berjalan yang terdiri atas gabungan antara neraca perdagangan (ekspor -
impor) dan neraca jasa yang meliputi jasa faktor produksi dan bukan faktor
produksi. Neraca pembayaran dapat defisit apabila ekspor lebih kecil dari impor.
Apabila impor lebih kecil dari ekspor maka neraca pembayarannya akan surplus.
5. Kurs
Kestabilan kurs sangat penting. Apabila kurs mengalami ketidakstabilan
maka akan mengganggu roda perekonomian suatu negara, hal itu terjadi karena
pelaku ekonomi akan kesulitas dalam mengambil keputusan ekonominya.

11
BAB III
KESIMPULAN

Menurut Teori Neoklasik, Robert Solow berpendapat bahwa pertumbuhan


ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yang bersumber dari manusia, akumulasi
modal, pemakaian teknologi modern dan output (hasil). Pertumbuhan penduduk dapat
menimbulkan dampak positif dan negatif. Sehingga, pertumbuhan penduduk harus
dimanfaatkan sebagai sumber daya yang positif. Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi
oleh faktor sumber daya manusia, sumber daya alam, pembentukan modal,
pengembangan teknologi, dan faktor sosial politik. Pertumbuhan ekonomi pada
umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDP riil per kapita. Kenaikan GDP dapat
terjadi melalui sumber pertumbuhan ekonomi yaitu peningkatan penawaran tenaga
kerja, peningkatan modal fisik, peningkatan modal sumber daya manusia, dan
peningkatan produktivitas.

Dalam pertumbuhan ekonomi penurunan produktivitas menimbulkan


kekhawatiran yang memicu diskusi nasional mengenai peran pemerintah dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan kebijakan
publik dalam stategi untuk menaikkan tingkat pertumbuhan. Kebijakan publik yang
disarankan meliputi kebijakan untuk memperbaiki kualitas pendidikan, kebijakan untuk
meningkatkan tingkat tabungan, kebijakan untuk mendorong investasi, kebijakan untuk
meningkatkan penelitian dan pengembangan, pengurangan regulasi, dan kebijakan
industri. Pemerintah berusaha menciptakan pertumbuhan ekonomi yang baik untuk
meningkatkan pertumbuhan perekonomian, akan tetapi banyak hambatan yang
menyebabkan pertumbuhan ekonomi tidak berlangsung secara optimal.

12
DAFTAR RUJUKAN

Case & Fair. 2006. Prinsip-Prinsip Ekonomi, Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

https://www.academia.edu/8412416/Perkembangan_pembangunan_sektor_pertanian_da
n_industri

http://prantikoairlanggasakti.blogspot.com/2014/05/teori-pertumbuhan-ekonomi-
neoklasik.html?m=1

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Deregulasi

https://www.slideshare.net/mobile/NurAnisaRachmawati/peran-tabungan-dan-investasi-
dalam-mempercepat-pertumbuhan-dan-pembangunan-ekonomi-di-indonesia

https://syitn.wordpress.com/tugas-kuliah-5/ekonomi-pembangunan/peran-pendidikan-
bagi-pembangunan-ekonomi/

http://rodlial.blogspot.com/2014/02/makalah-hambatan-pertumbuhan-ekonomi-di.html?
m=1

https://www.slideshare.net/mobile/khairanluthfi/hubungan-antara-pengangguran-serta-
kemiskinan-terhadap-perekonomian-makro-di-indonesia

http://tugasleoespadamenejemen13unsri.blogspot.com/2015/01/makalah-pertumbuhan-
ekonomi.html?m=1

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_ekonomi

https://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/pertumbuhan-ekonomi-definisi-sumber.html?
m=1

https://klc.kemenkeu.go.id/seri-ekonomi-makro-teori-pertumbuhan-ekonomi/

http://cerpenbasit.blogspot.com/2018/06/pertumbuhan-ekonomi-jangka-panjang-
dan.html?m=1

https://www.kompasiana.com/dzulfiansyafrian/5500d6b0a3331130725122a6/model-
pertumbuhan-ekonomi-harrod-domar-dan-solow-sebuah-perbandingan-dan-studi-
empiris

http://abstraksiekonomi.blogspot.com/2014/10/teori-pertumbuhan-neo-klasik-
robert.html?m=1

13

Anda mungkin juga menyukai